kebijakan fiskal dalam islam_arul

Upload: aruls-smile

Post on 04-Jun-2018

235 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/13/2019 Kebijakan Fiskal Dalam Islam_Arul

    1/50

  • 8/13/2019 Kebijakan Fiskal Dalam Islam_Arul

    2/50

    Kebijakan Fiskal : langkah-langkah pemerintah untuk

    membuat perubahan-perubahan dalam sistem pajak ataudalam perbelanjaannya dengan maksud untuk mengatasimasalah-masalah ekonomi yang dihadapi (Sukirno, 2003)

    Kebijakan fiskal memiliki dua prioritas, yang pertama adalahmengatasi defisit anggaran pendapatan dan belanja Negara(APBN) dan masalah-masalah APBN lainnya. Kedua adalahmengatasi stabilitas ekonomi makro, antara lain ;pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi, kesempatan kerja danneraca pembayaran (Tulus T.H. Tambunan)

    PENDAHULUAN

  • 8/13/2019 Kebijakan Fiskal Dalam Islam_Arul

    3/50

    Kebijakan fiskal terdiri dari perubahan pengeluaran

    pemerintah atau perpajakkan dengan tujuan untukmempengaruhi besar serta susunan permintaan agregat.Indikator yang biasa dipakai adalah budget defisit yakniselisih antara pengeluaran pemerintah (dan jugapembayaran transfer) dengan penerimaan terutama daripajak (Nopirin, Ph. D. 1987)

    Kebijakan fiskal merujuk pada kebijakan yang dibuatpemerintah untuk mengarahkan ekonomi suatu negaramelalui pengeluaran dan pendapatan (berupa pajak)pemerintah.

    PENDAHULUAN

  • 8/13/2019 Kebijakan Fiskal Dalam Islam_Arul

    4/50

    Sistem Ekonomi Kapitalissuatu kebutuhan untuk

    pemulihan ekonomi (economy recovery)akibat krisis

    dan untuk menggenjot perekonomian agar dapatmencapai pertumbuhan yang positif sehinggatumpuan utama kebijakan fiskal negara kapitalisadalah pertumbuhan ekonomi (economic growth)

    Sistem Ekonomi Islamsuatu kewajiban negara dan

    menjadi hak rakyat, sehingga kebijakan fiskalbukanlah semata-mata sebagai suatu kebutuhanuntuk perbaikan ekonomi, akan tetapi juga untukpeningkatan kesejahteraan rakyat.

    KEBIJAKAN FISKAL

  • 8/13/2019 Kebijakan Fiskal Dalam Islam_Arul

    5/50

    Kebijakan fiskal dalam SEI tidak bertumpu pada

    pertumbuhan ekonomi, tetapi mengacu pada penciptaanmekanisme distribusi ekonomi yang adil, karena hakikatpermasalahan ekonomi yang melanda umat manusiaadalah berasal dari bagaimana distribusi harta di tengah-tengah masyarakat terjadi.

    Prinsip Islam tentang kebijakan fiskal dan anggaranbelanja adalah bertujuan untuk mengembangkan suatumasyarakat yang didasarkan atas distribusi kekayaanberimbang dengan nilai-nilai material dan spiritual padatingkat sama. (M. Mannan Abdul,1997,dalam Teori danPraktek Ekonomi Islam)

    KEBIJAKAN FISKAL

    NEGARA ISLAM

  • 8/13/2019 Kebijakan Fiskal Dalam Islam_Arul

    6/50

    Allah SWT berfirmasn :

    Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada RasulNya (dari harta benda)yang berasal dari penduduk kota-kota maka adalah untuk Allah, untuk Rasul, kaum kerabat,anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan, supayaharta itu jangan beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu.(QS. Al-

    Hasyr:7) Juga dalam hadist Nabi Muhammad SAW:

    jika pada suatu pagi suatu kampung terdapat seseorang yang kelaparan, makaAllah berlepas diri dari mereka,dalam kesempatan lain tidak beriman lagi pada-ku, orang yang tidur dalam keadaan kenyang, sementara ia tahu tetangganyakelaparan.(HadisQudsi).

    ALQURAN DAN HADIS

  • 8/13/2019 Kebijakan Fiskal Dalam Islam_Arul

    7/50

    Kebijkan Fiskal dalam Islam sudah dilakukan oleh

    Daulah Islamiyahyakni sejak Rasulullah bersama para

    sahabat saat mendirikan negara Islam (Islamic State)di Madinah, dan dilanjutkan oleh KhulafaurRasyidin, para Khalifah di masa Khilafah Umayyah,Khilafah Abasiyyah, hingga Khilafah Utsmaniyyah.

    Tujuan kebijakan fiskal tersebut adalah mengatur

    ekonomi dengan tujuan meningkatkan kesejahteraanrakyat sehingga pada akhirnya negara menjadi kuat.Kewajiban negara atas masalah ini diatur melaluiinstitusi Baitul Mal (nasional treasuri)

    KEBIJAKAN FISKAL PADA MASA

    RASUL DAN SAHABAT

  • 8/13/2019 Kebijakan Fiskal Dalam Islam_Arul

    8/50

    Kebijakan fiskal memengang peranan penting dalam

    sistem ekonomi Islam bila dibandingkan dengan

    kebijakan moneter, adanya larangan tentang ribaserta kewajiban tentang pengeluaran zakatmenyiratkan tentang pentingnya kedudukankebijakan fiskal dibandingkan dengan kebijakan

    moneter. Larangan bunga yang diberlakukan padatahun hijriah ke empat telah mengakibatkan sistemekonomi Islam yang dilakukan oleh nabi terutamabersandar pada kebijakan fiskalnya saja

    KEBIJAKAN FISKAL PADA MASA

    RASUL DAN SAHABAT

  • 8/13/2019 Kebijakan Fiskal Dalam Islam_Arul

    9/50

    Baitul Mal merupakan suatu institusi khusus di

    bawah Khalifah yang mengatur sumber-sumber

    pemasukan harta (pendapatan) negara baik darisumber-sumber pemasukan tetap (rutin) maupunyang bersifat temporal. Kemudianmengalokasikannya sebagai pengeluaran yang

    bersifat rutin maupun temporal.

    KEBIJAKAN FISKAL PADA MASA

    RASUL DAN SAHABAT

  • 8/13/2019 Kebijakan Fiskal Dalam Islam_Arul

    10/50

    Peranan Baitul Maal (Keuangan Publik) diantaranya yaitu:

    1. Menampung sumber penerimaan negara danmendistribusikannya ke berbagai sektor.

    2. Pengelolaan keuangan negara langsung dibawahpengawasan Rasulullah dengan sekretaris khusus.

    3. Sebagian besar disalurkan untuk kebutuhan ekonomi, sosialdan budaya.

    o Peranan lainnya adalah untuk menciptakan kebahagian bagi

    setiap rakyatnya dengan melakukan suatu kebijakan untukmeningkatkan kesejahteraan baik dari sisi kesadaran ruhiyahantara lain melalui pendidikan, maupun dari sisi kemampuandan kekayaan materi dengan mengupayakan suatuperekonomian yang tumbuh (bahkan tumbuh pesat) tanpa

    mengabaikan mekanisme distribusi ekonomi yang adil.

    KEBIJKAN FISKAL PADA MASA

    RASUL DAN SAHABAT

  • 8/13/2019 Kebijakan Fiskal Dalam Islam_Arul

    11/50

    Jadi kebijakan-kebijakan atas pemasukan dan

    pengeluaran harta negara yang disertai dengan

    tujuan (dampak) yang diinginkan terhadapperekonomian bukanlah sesuatu hal yang baru didalam Islam. Hal itu merupakan bagian dari SistemEkonomi Islam sebagai suatu kewajiban negara.

    Dengan kata lain kebijakan fiskal sebagai suatuistilah yang baru, sebenarnya sudah dilakukan sejaktegaknya negara Islam di Madinah.

    KEBIJKAN FISKAL PADA MASA

    RASUL DAN SAHABAT

  • 8/13/2019 Kebijakan Fiskal Dalam Islam_Arul

    12/50

    1. Peningkatan pendapatan nasional dan tingkat

    partisipasi kerja, dengan cara :

    a) Mempersaudarakan kaum Muhajirin denganAnshar

    b) Kerjasama kaum Muhajirin dengan Anshar

    c) Membagikan tanah untuk perumahan kepada

    kaum Muhajirind) Pembagian 80% dari harta rampasan perang

    INSTRUMEN K. FISKAL ISLAM

  • 8/13/2019 Kebijakan Fiskal Dalam Islam_Arul

    13/50

    2. Kebijakan pajak dengan ketentuan :

    a) Tidak dibenarkan memungut pajak selama dalam lembagakeuangan negara masih terdapat kekayaan dan negara

    tidak dalam keadaan membutuhkan.b) Adanya pembagian pajak yang adil dan proporsional di

    antara warga negara yang kaya dan yang miskin.c) Pajak hanya digunakan untuk membiayai kepentingan dan

    kemaslahatan umat. Bukan, untuk kepentingan pribadi dankeluarga, serta kesenangan kroni-kroni mereka, tetapi harusdikembalikan untuk kemaslahatan publik.

    d) Pemerintah tidak boleh menentukan sendiri kebijakanperpajakan, menentukan besarnya serta memungutnyatanpa ada diskusi (riset) dan persetujuan terlebih dahuludari para cendekiawan di kalangan masyarakat sehingga

    tingkat optimal pajak dapat dihitung dan diketahui.

    INSTRUMEN K. FISKAL ISLAM

  • 8/13/2019 Kebijakan Fiskal Dalam Islam_Arul

    14/50

  • 8/13/2019 Kebijakan Fiskal Dalam Islam_Arul

    15/50

    4. Kebijakan Fiskal Khusus

    Pada masa Rasulullah SAW ada beberapa kebijakan

    fiskal khusus untuk pengeluaran negara yaitu:a) Meminta bantuan dari kaum muslimin secarasukarela atas permintaan Rasulullah

    b) Meminjam peralatan dari kaum non muslim denganjaminan pengembalian dan ganti rugibila alat

    tersebut rusak, tanpa harus menyewanyac) Meminjam uang kepada orang tertentu dan

    memberikannya kepada orang yang masuk Islam

    d) Menerapkan kebijakan insentif

    INSTRUMEN K. FISKAL ISLAM

  • 8/13/2019 Kebijakan Fiskal Dalam Islam_Arul

    16/50

    1. Bagian Fai dan Kharaj; meliputi harta yang

    tergolong fai bagi seluruh kaum Musliminin dan

    pajak (dlaribah) terhadap kaum Musliminin sebagaikewajiban mereka ketika negara mengalami krisiskeuangan sehingga tidak mampu membiayaibelanja negara terutama yang berifat wajib :

    ghanimah(ghanimah, anfal, fai,khumus); Kharaj; uswah;Jizyah;fai; dlaribah

    POS PENDAPATAN

    NEGARA ISLAM

  • 8/13/2019 Kebijakan Fiskal Dalam Islam_Arul

    17/50

    2. Bagian Pemilikan Umum; harta dari kepemilikan

    umum ini adalah milik seluruh kaum Musliminin,

    sedangkan negara berfungsi mewakili ummatdalam mengelola harta jenis kepemilikan umum ini,untuk kemudian digunakan bagi kemaslahatankaum Musliminin dan seluruh warga negara

    (termasuk non muslim)

    POS PENDAPATAN

    NEGARA ISLAM

  • 8/13/2019 Kebijakan Fiskal Dalam Islam_Arul

    18/50

    3. Bagian Shadaqah; bagian ini menyimpan harta-

    harta zakat yang wajib beserta catatannya.

    Kelompok ini berdasarkan jenis harta zakat, yaitu:a)zakat (harta) uang dan perdagangan.

    b)zakat pertanian dan buah-buahan.

    c) zakat (ternak) unta, sapi, dan kambing.

    POS PENDAPATAN

    NEGARA ISLAM

  • 8/13/2019 Kebijakan Fiskal Dalam Islam_Arul

    19/50

  • 8/13/2019 Kebijakan Fiskal Dalam Islam_Arul

    20/50

  • 8/13/2019 Kebijakan Fiskal Dalam Islam_Arul

    21/50

    Dalam perekonomian Kapitalis, sumber utama

    penerimaan negara berupa pajak dan hutang.

    Sumber lainnya : restribusi (pungutan/ semacampajak yang berlaku di tingkat daerah), keuntunganBUMN, denda-denda dan perampasan yangdijalankan pemerintah, pencetakan uang, dan hadiah(hibah).

    Paul Samuelson dan William D. Nordhaus, MikroEkonomi: Edisis Keempatbelas, (Macroeconomics,Fourteenth Edition), alih bahasa Haris Munandar dkk, cet.V, (Jakarta: Erlangga, 1997), hal. 377.

    K. FISKAL DARI SISI

    PENERIMAAN NEGARA

  • 8/13/2019 Kebijakan Fiskal Dalam Islam_Arul

    22/50

    Negara Islam medapatkan penerimaan dari berbagai sumber.

    1. Fai, sebagian seksi-seksi penerimaan Baitul Mal berhubunganlangsung dengan dakwah dan jihad. Daulah Khilafah yang

    menyebarkan Islam ke seluruh penjuru dunia dan jika berhasilmelakukan penaklukan (futuhat) baik di negeri-negeri Islamyang sebelumnya berada dalam kekuasaan bangsa-bangsakafir, maupun di negeri-negeri bangsa kafir itu sendiri, makaakan banyak pemasukan Baitul Mal dari anfal atau ghanimah,fai, dan khumus. Jadi semakin Islam disebarkan ke seluruhpenjuru dunia melalui dakwah dan jihad semakin banyakharta pemasukan bagi Baitul Mal dari harta rampasan perang.

    K. FISKAL DARI SISI

    PENERIMAAN NEGARA

  • 8/13/2019 Kebijakan Fiskal Dalam Islam_Arul

    23/50

    2. Kharajmerupakan hak kaum Muslimin atas tanah yang

    diperoleh (dan menjadi bagian darighanimah) dari orang-

    orang kafir, baik melalui peperangan maupun melaluiperjanjian damai. Setiap penduduk (Muslim dan nonMuslim) yang memanfaatkan tanah kharajdiwajibkanmembayar kharajkepada negara. Nilai kharaj yangdiambil oleh negara atas tanah tersebut dihitung

    berdasarkan kandungan tanahnya denganmemperhatikan kondisi lingkungan tanah tersebut.

    K. FISKAL DARI SISI

    PENERIMAAN NEGARA

  • 8/13/2019 Kebijakan Fiskal Dalam Islam_Arul

    24/50

    3. Jizyahmerupakan hak Allah yang diberikan kepada kaum Muslimin dari

    orang-orang kafir sebagai tanda tunduknya mereka kepada Islam. Jizyah

    masih terkait dengan hasil dakwah dan jihad kaum Muslimin dalam

    Daulah Khilafah. Pihak yang wajib membayarjizyahadalah para ahli kitab

    yaitu orang-orang Yahudi dan Nasrani dan yang bukan ahli kitab seperti

    orang-orang Majusi, Hindu, Budha dan Komunis yang telah menjadi

    warga negara Islam. Jizyahdiambil dari orang-orang kafir laki-laki, telah

    baligh dan berakal sehat. Jizyah tidak wajib atas wanita, anak-anak danorang gila. Jizyah akan berhenti dipungut oleh negara jika orang kafir

    tersebut telah masuk Islam. Juga jizyah tidak wajib jika orang kafir yang

    bersangkutan tidak mempunyai kemampuan membayarnya karena

    kefakiran atau kemiskinannya.

    K. FISKAL DARI SISI

    PENERIMAAN NEGARA

  • 8/13/2019 Kebijakan Fiskal Dalam Islam_Arul

    25/50

    4. Usyur dipungut terhadap pedagang penduduk kafir harby atas barang

    dagangan mereka yang melewati perbatasan negara. Tindakan ini dilakukan

    sebagai perlakuan setara karena negara mereka telah melakukan pungutan

    (cukai) atas pedagang Muslim yang melewati perbatasan negara mereka.

    Usyur juga dipungut terhadap pedagang kafir dzimmi yang melewati

    perbatasan, disebabkan adanya perjanjian damai antara kaum Muslimin dengan

    mereka yang salah satu poinnya menyebutkan tentang usyur ini, tetapi jika

    usyur tidak disebutkan dalam perjanjian damai maka tidak boleh mengambil

    usyurdari pedagang kafir dzimmi. Jadi Usyurdipungut karena adanya sebab-

    sebab syara. Sedangkan jika tidak ada sebab-sebab seperti di atas, maka

    pungutan terhadap perdagangan lintas negara (cukai) hukumnya haram.

    Hadits yang diriwayatkan Uqbah bin Amir,Nabi SAW bersabda:

    Tidakakan masuk surga orang yang memungut bea cukai (pajak)

    K. FISKAL DARI SISIPENERIMAAN NEGARA

  • 8/13/2019 Kebijakan Fiskal Dalam Islam_Arul

    26/50

    5. Pajak. Jika negara mengalami suatu kondisi sehingga Baitul

    Mal tidak mampu membiayai kewajiban-kewajibannya, maka

    kewajiban ini beralih kepada kaum Muslimin. Dengan kondisi

    seperti ini, negara berhak memungut pajak (dlaribah/ taxes)

    terhadap kaum Muslimin.

    Danpada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang

    meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian (QS.

    Adz-Dzariyaat: 19)

    K. FISKAL DARI SISIPENERIMAAN NEGARA

  • 8/13/2019 Kebijakan Fiskal Dalam Islam_Arul

    27/50

  • 8/13/2019 Kebijakan Fiskal Dalam Islam_Arul

    28/50

    6. Negara juga mendapatkan penerimaan dari 1/5

    harta rikaz, harta warisan yang tidak ada lagi ahli

    warisnya, harta tidak sah yang dimiliki pejabat

    negara dan harta orang murtad.

    K. FISKAL DARI SISIPENERIMAAN NEGARA

  • 8/13/2019 Kebijakan Fiskal Dalam Islam_Arul

    29/50

    Dlm sistem kapitalis pajak di tetapkan dengan UU di

    parlemen yang tergantung pada isi kepala anggota-

    anggotanya, di Islam dengan nash-nash syara Secara substansi pajak dalam kapitalisme dikenakan

    secara berganda (individu, lembaga, tanah dsb)sedang islam hanya secara individu

    Saat krisis kapitalis akan menghadapi dilema

    menaikkan pajak yang lebih membebani masyarakatatau menurunkan pajak untuk meningkatkanpendapatan masy yg kemudian menaikkanpendapatan negaraUtang menjadi pilihan

    K. FISKAL DARI SISIPENERIMAAN NEGARA

  • 8/13/2019 Kebijakan Fiskal Dalam Islam_Arul

    30/50

  • 8/13/2019 Kebijakan Fiskal Dalam Islam_Arul

    31/50

    Pengakuan Islam akan kepemilikan umum (Al Milkiyyah al

    Ammah/ collective proverty) selain kepemilikan individu dan

    kepemilikan negara, didasarkan pada dalil syaraberikut:Dari Abu Khurasyi dari sebagian sahabat Nabi SAW,

    Rasulullah bersabda:

    KaumMuslimin itu berserikat dalam tiga hal, yaitu air, padang

    rumput dan apiTidak ada penguasaan (atas harta milik umum) kecuali bagi

    Allah dan Rasulnya.

    K. FISKAL DARI SISIPENERIMAAN NEGARA

  • 8/13/2019 Kebijakan Fiskal Dalam Islam_Arul

    32/50

    An-Nabhani dan Abdul Qadim Zallum menjelaskan, bahwa yang

    dimaksud dengan kepemilikan umum itu adalah:1. Fasilitas/ Sarana umum yang jika tidak ada pada suatu negeri/

    komunitas akan menyebabkan banyak orang bersengketa untukmencarinya, seperti air, padang rumput, jalan-jalan umum.2. Barang tambang yang jumlahnya tak terbatas (sangat besar), seperti

    tambang minyak dan gas bumi, emas dan logam mulia lainnya, timah,besi, uranium, batu bara, dan lain-lainnya.

    3. Sumber daya alam yang sifat pembentukannya menghalangi untukdimiliki individu, seperti laut, sungai, danau.

    Sumber penerimaan Baitul Mal dari Bagian Pemilikan Umumyangmempunyai potensi sangat besar dalam membiayai pengeluaran BaitulMal adalah dari barang tambang dan sumber daya alam. Negeri-negeriIslam yang sebagian besar terletak di bagian Selatan bumi ini telahdianugerahi Allah SWT dengan kekayaan alam yang sangat melimpah.Anugerah ini merupakan suatu potensi yang sangat besar untukmeningkatkan kesejahteraan rakyat dan kekuatan negara.

    K. FISKAL DARI SISIPENERIMAAN NEGARA

  • 8/13/2019 Kebijakan Fiskal Dalam Islam_Arul

    33/50

    Sumber pemasukan Baitul Mal berikutnyaadalah Bagian Shadaqah.

    1. Zakat ternak unta, sapi dan kambing.

    2. Zakat tanaman (hasil pertanian) dan buah-buahan.3. Zakat nuqud/mata uang (emas dan perak),

    4. Zakat atas keuntungan dari perdagangan.Zakat merupakan suatu kewajiban kaum Muslimin dan salah satu pilar dari

    rukun Islam. Seorang Muslim yang membayar zakat merupakan implimentasi(ibadah ritual) hubungannya dengan Allah SWT seperti halnya seorang Muslim

    yang melaksanakan kewajiban shalat, puasa dan ibadah haji.Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku lah beserta orang-orang

    yang ruku.(QS. Al-Baqarah: 43)

    K. FISKAL DARI SISIPENERIMAAN NEGARA

  • 8/13/2019 Kebijakan Fiskal Dalam Islam_Arul

    34/50

    Tugas negara adalah memungut zakat dari kaum Muslimin dan mengumpulkannya di

    Baitul Mal pada pos Bagian Shadaqah, kemudian menyalurkannya sesuai ketentuan

    syara. Jika wajib zakat menolak membayar zakat, maka negara berhak memaksanya

    agar memenuhi kewajibannya.

    Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan

    dan mensucikan mereka, dan mendoalah untuk mereka, sesungguhnya doakamu itu

    (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha

    Mengetahui(QS. At-Taubah: 103)Zakat tetap dipungut oleh negara selama masih ada orang yang wajib zakat, dan tidak

    akan dihentikan kewajiban ini meskipun harta zakat yang terkumpul di Baitul Mal

    melimpah sedangkan orang yang berhak menerimanya tidak terdapat lagi di dalam

    negeri. Jadi fungsi negara dalam mengelola zakat semata-mata karena implimentasi

    ibadah ritual kaum Muslimin terhadap Allah SWT, bukan karena alasan ekonomi.

    K. FISKAL DARI SISIPENERIMAAN NEGARA

  • 8/13/2019 Kebijakan Fiskal Dalam Islam_Arul

    35/50

  • 8/13/2019 Kebijakan Fiskal Dalam Islam_Arul

    36/50

    Dilihat dari bagaimana Islam memecahkan problematika

    ekonomi, hakikat permasalahan ekonomi terletak padabagaimana distribusi harta dan jasa di tengah-tengah

    masyarakat Karena itu, kebijakan fiskal di dalam Islam didasari oleh suatu

    politik ekonomi (as siyasatu al iqtishadi) yang bertujuanmencapai distribusi ekonomi yang adil, sebagaimana yangdikemukakan Abdurrahman Al Maliki yaitu menjaminpemenuhan kebutuhan-kebutuhan primer (al-hajat al-asasiyah/ basic needs) perindividu secara menyeluruh, danmembantu tiap-tiap individu di antara mereka dalammemenuhi kebutuhan-kebutuhan sekunder dan tersiernya (al-hajat al-kamaliyah) sesuai kadar kemampuannya.

    FISKAL ISLAM DALAM DISTEKONOMI

  • 8/13/2019 Kebijakan Fiskal Dalam Islam_Arul

    37/50

    Jaminan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan primer ini meliputi :

    Pertama, jaminan kebutuhan-kebutuhan primer bagi tiap-tiapindividu : jaminan akan sandang, pangan dan papan dan merupakan

    jaminan secara langsung terhadap setiap individu yang mempunyaipenghasilan tetapi tidak mencukupi untuk memberikan nafkahkebutuhan-kebutuhan pokok terhadap diri dan keluarganya.Kebijakan ini termasuk kebijakan transfer payment karena negaramemberikan secara cuma-cuma harta berupa uang atau barangkepada seseorang.

    Kedua, jaminan kebutuhan-kebutuhan primer bagi rakyat secarakeseluruhan meliputi keamanan, pendidikan dan kesehatan. Tigaperkara ini, merupakan unsur penting bagi perekonomian. (lebih rincilihat di makalah)

    FISKAL ISLAM DALAM DISTEKONOMI

  • 8/13/2019 Kebijakan Fiskal Dalam Islam_Arul

    38/50

    Harta yang termasuk kepemilikan umum merupakan harta milik umatsehingga umat berhak mendapatkan manfaat dari harta milik umumdan tidak seorangpun yang berhak menguasai harta milik umumtersebut.

    1. Yang bisa dimanfaatkan secara langsung oleh umat seperti air,padang rumput, api, jalan-jalan umum, laut, sungai, danau danterusan yang besar,

    2. Yang tidak mudah memanfaatkannya secara langsung sepertiminyak bumi, gas, dan barang-barang tambang. Untuk dapatmemanfaatkannya, aset milik umum tersebut harus dieksplorasidan diolah dengan usaha yang keras dan biaya yang besar. Makapihak yang wajib untuk mengelola kepemilikan seperti ini adalahnegara selaku wakil umat. Pendapatan yang diperoleh darieksplorasi dan produksi (pengolahan) atas harta milik umumtersebut digunakan untuk menutupi seluruh biaya operasionalpengelolaannya serta dibelanjakan untuk kepentingan umatsebagai bagian dari kebijakan ekonomi negara. Pembelanjaan dariharta milik umum ini dianggarkan dalam pos pengeluaran SeksiPenyimpanan Harta Pemilikan Umum.

    FISKAL ISLAM DALAM DISTEKONOMI

  • 8/13/2019 Kebijakan Fiskal Dalam Islam_Arul

    39/50

    Pada sisi kebijakan negara atas pemanfaatan hasil pengelolaan harta milik umum

    untuk kepentingan umat inilah diatur mengenai mekanisme distribusi ekonomi. Bisasaja khalifah melakukan kebijakan membagikan harta milik umum seperti airledeng, listrik, BBM, gas elpiji secara gratis (transfer payment) ke tempat-tempattinggal ataupun tempat usaha masyarakat, atau menjualnya dengan harga yangmurah (subsidi) atau dengan harga pasar.Dengan harta milik umum ini pula negaramelakukan transfer payment terhadap penduduk yang mengalami musibah ataubencana alam dan dialokasikan dalam anggaran Seksi Urusan Darurat/ Bencana Alam.

    Perkembangan zaman dari sisi sains dan teknologi, luasnya wilayah dan besarnyajumlah penduduk serta ancaman dari luar negeri berpotensi besar menambah beban

    keuangan negara sehingga bisa jadi sumber-sumber penerimaan negara dari pospenerimaan Bagian Fai dan Kharaj tidak mencukupi untuk menutupi seluruhkewajiban-kewajiban Baitul Mal. Untuk menutupi kekurangan anggaran ini,sebelum khalifah melakukan kebijakan penarikan pajak atas kaum Muslimin, makanegara boleh menutupinya dari penerimaan harta milik umum sehingga jikamencukupi belanja negara, penarikan pajak tidak boleh dilakukan.

    FISKAL ISLAM DALAM DISTEKONOMI

  • 8/13/2019 Kebijakan Fiskal Dalam Islam_Arul

    40/50

    Dengan mengambil kebijakan ini, pos penerimaan dari Bagian Pemilikan

    Umum sebagian digunakan untuk membiayai pos pengeluaran lainnya sepertipos Seksi Dar al-Khilafah, Seksi Mashalih ad-Daulah, Seksi Santunan, dan Seksi Jihad. Daripenerimaan harta pemilikan umum, negara dapat membelanjakannya untukmembangun fasilitas-fasilitas umum yang dianggarkan dalam Seksi Mashalih ad-Daulah dan membantu perekonomian masyarakat dalam bentuk subsidi ataupunpinjaman modal di sektor pertanian, perkebunan, perikanan, kehutanan, industri,perdagangan dan jasa yang dianggarkan dalam Seksi Santunan.

    FISKAL ISLAM DALAM DISTEKONOMI

  • 8/13/2019 Kebijakan Fiskal Dalam Islam_Arul

    41/50

    Instrumen terakhir Baitul Mal yang berfungsi pula dalam

    menciptakan mekanisme distribusi ekonomi adalah zakat. Akantetapi zakat tidak murni sebagai kebijakan ekonomi. Zakatsemata-mata merupakan implimentasi ibadah ritual seorang

    Muslim kepada Tuhannya yang mempunyai dampak sosialekonomi di masyarakat. Penyaluran harta zakat dari anggaran Seksi Penyimpanan Harta

    Zakat harus dilakukan hanya terhadap 8 golongan yangdisebutkan dalam firman Allah SWT:

    Sesungguhnya zakat itu hanya untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, para amilin zakat, muallaf, budak, orang-orangberhutang, jihad fi sabilillah, dan ibnu sabil.(QS. At-Taubah: 60)

    Karena itu, menurut Abdul Qadim Zallum, zakat tidak bolehdikeluarkan di luar delapan golongan tersebut sehingga tidakboleh harta zakat digunakan misalnya untuk membangun sarana-sarana umum, digunakan untuk kebijakan ekonomi

    FISKAL ISLAM DALAM DISTEKONOMI

  • 8/13/2019 Kebijakan Fiskal Dalam Islam_Arul

    42/50

    Kebijakan fiskal (suatu istilah yang baru) di dalam Sistem Ekonomi Islam

    bukanlah merupakan suatu hal yang baru seperti halnya dalam SistemEkonomi Kapitalis tetapi ia sudah dipraktekkan sejak negara Islam pertamakali berdiri.

    Kebijakan fiskal dari sisi penerimaan negara didasarkan atas sumber-sumberpenerimaan negara yaitu dari Bagian Fai dan Kharaj, Bagian Pemilikan Umum,dan Bagian Shadaqah. Jika sumber-sumber penerimaan negara tidakmencukupi belanja negara terutama yang sifatnya wajib, maka negaradiperbolehkan menarik pajak dari kaum Muslimin untuk menutupikekurangan anggaran negara.

    Kebijakan fiskal dari sisi pengeluaran negara dilandasi oleh suatu politikekonomi Islam, yaitu menjamin pemenuhan kebutuhan-kebutuhan primer (al-hajat al-asasiyah/ basic needs) perindividu secara menyeluruh, dan membantutiap-tiap individu di antara mereka dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhansekunder dan tersiernya (al-hajat al-kamaliyah) sesuai kadar kemampuannya.Atas dasar politik ekonomi inilah negara melakukan kebijakan fiskal dari sisipengeluaran untuk menciptakan suatu mekanisme distribusi ekonomi yangadil.

    KESIMPULAN

  • 8/13/2019 Kebijakan Fiskal Dalam Islam_Arul

    43/50

    Kondisi Indonesia saat ini terombang-ambing

    (unpredictable)

    Ideologi demokrasi terus dipupukKapitalisme masuk dan memiliki pengaruh besar

    Umat Islam yang besar berusaha menunjukkansistem Islam lebih baik

    Dan sebagainya

    BONUS : FISKAL INDONESIADARI KACAMATA ISLAM

  • 8/13/2019 Kebijakan Fiskal Dalam Islam_Arul

    44/50

    Mampukan Indonesia Menerapkan Kebijakan Fiskal

    Islam?

    Sistem dan kebijakan membutuhkan ideologi,Ideologi Indonesia adalan Pancasila, jadi akansulit untuk menerapkannya.

    Potensi tetap ada : Negara Indonesia bukan atheis,

    Penduduk Indonesia 80% adalah Islam, nilai-nilaidemokrasi Indonesia sejalan dengan Islamic valuesdsb

    BONUS : FISKAL INDONESIADARI KACAMATA ISLAM

  • 8/13/2019 Kebijakan Fiskal Dalam Islam_Arul

    45/50

    Keuntungan Ideologi Islam dalam fiscal policy?

    Kesejahteraan yang akan tercapai tidak hanya dari

    sisi materiil saja tetapi juga spiritual. Karena ketikaseseorang mengeluarkan zakat, maka tidak hanyaakan berdampak pada peningkatan kesejahteraanmasyarakat namun juga pada pelaksanaan

    kewajiban atas rukun Islam

    BONUS : FISKAL INDONESIADARI KACAMATA ISLAM

  • 8/13/2019 Kebijakan Fiskal Dalam Islam_Arul

    46/50

    Kebijakan fiskal Indonesia seperti apa?

    Berfokus pada peningkatan modal, mengejar

    pertumbuhan ekonomi dan tujuan kapitalis lainnya.Mengabaikan kesejahteraan dan pemerataanpendapatan. Sehingga yang terjadi saat ini adalahpertumbuhan dengan bahan bakar seadanya (dibaca

    : utang) untuk menjaga tingginya pertumbuhanekonomi dan kesenjaganan yang tinggi ( indeks giniIndonesia 0,41 pada tahun 2013)

    BONUS : FISKAL INDONESIADARI KACAMATA ISLAM

  • 8/13/2019 Kebijakan Fiskal Dalam Islam_Arul

    47/50

    Aplikasi pajak dan zakat di Indonesia?

    Zakat masih dipahami sebagai ritual individual

    Zakat dipersamakan dengan pajak, kalau sudahbayar pajak berarti sudah bayak zakat

    Keterlambatan penetapan undang-undag zakat

    BONUS : FISKAL INDONESIADARI KACAMATA ISLAM

  • 8/13/2019 Kebijakan Fiskal Dalam Islam_Arul

    48/50

    MOHON MASUKANNYA....

  • 8/13/2019 Kebijakan Fiskal Dalam Islam_Arul

    49/50

    Anggaran surplus apa sisi baik dan sisi buruk?

    Dampak kebijakan fiskal seperti apa?

    Fungsi-fungsi pemerintah?UU zakat sudah lama dieksplor lagi?

  • 8/13/2019 Kebijakan Fiskal Dalam Islam_Arul

    50/50

    Pak Edi :

    Mengapa sistem ideologi pancasila masih mengakar,

    padahal Islam lebih baik?