kasus regional anestesi ilham.docx
TRANSCRIPT
1
LAPORAN KASUS BESAR ANESTESI
SEORANG PRIA 16 TAHUN DENGAN FRAKTUR PHALANG PROXIMAL
DIGITI IV 1/3 TENGAH ET FRAKTUR METACARPAL DIGITI V 1/3
TENGAH MANUS DEXTRA DILAKUKAN OPEN REDUCTION
INTERNAL FIXATION DENGAN BLOK ANESTESI REGIONAL
Diajukan untuk melengkapi syarat kepaniteraan klinik senior di bagian
Anestesiologi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro
Disusun oleh :
Ilham Mandala P 22010111200080
Pembimbing :
Dr. Zeldi Ichsan
KEPANITERAAN KLINIK SENIOR ILMU ANESTESIOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2012
2
I. IDENTITAS PENDERITA
Nama : Tn. L
Umur : 16 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Pelajar
Ruang : A4
No. CM : 7064532
Tgl Masuk RS : 21 Oktober 2012
Tgl Operasi : 23 Oktober2012
II. ANAMNESIS
A. Keluhan utama:
Jari manis tangan kanan sakit dan bengkak
B. Riwayat Penyakit Sekarang
± 2 jam (21 oktober 2012 ) sebelum masuk rumah sakit, pasien mengeluh
tangan kanan terasa nyeri setelah jatuh dari sepeda motor, lama kelamaan
nyeri dirasakan memberat dan jari manis tangan kanan membengkak.
Kemudian pasien datang ke RS Dr. Kariadi.
Anamnesis yang berkaitan dengan anestesi:
Riwayat alergi obat dan makanan : tidak ada
Riwayat asma : tidak ada
Riwayat kencing manis : tidak ada
Riwayat peyakit jantung : tidak ada
Riwayat operasi sebelumnya : tidak ada
Batuk, pilek, nyeri dada, diare : tidak ada
III. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : baik
Kesadaran : komposmentis
TV : TD : 120/80mmHg T : afebris
N : 78x/menit RR : 18x/menit
3
BB : 55 kg
ASA : I
Kepala : mesosefal
Mata : konjungtiva palpebra anemis -/-, sklera ikterik -/-
Telinga : discharge (-/-)
Hidung : discharge (-/-), epistaksis (-/-)
Mulut : sianosis (-), perdarahan gusi (-), Mallampati I
Tenggorok : T1-1, faring hiperemis (-)
Leher : pembesaran nnll (-), deviasi trachea (-)
THORAX
Cor : Inspeksi : ictus cordis tak tampak
Palpasi : ictus cordis di SIC V, 2 cm medial LMCS
Perkusi : konfigurasi jantung dalam batas normal
Auskultasi : BJ I-II normal, bising (-), gallop (-)
Pulmo : Inspeksi : simetris, statis, dinamis
Palpasi : stem fremitus kanan = kiri
Perkusi : sonor seluruh lapangan paru
Auskultasi : suara dasar vesikuler, suara tambahan (-)
Abdomen : Inspeksi : datar
Auskultasi : bising usus (+) normal
Palpasi : supel
Perkusi : timpani, pekak sisi (+) normal, pekak alih (-)
Ekstremitas : Akral dingin -/- -/-
Edema -/- -/-
Sianosis -/- -/-
Capillary refill <2”/<2” <2”/<2”
4
IV. STATUS LOKALIS
Pemeriksaan jari manis dan pergelangan tangan kanan :
I : membengkak
Pa : teraba krepitasi
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Darah Rutin ( Tanggal 23 Oktober 2012)
Hb : 12,8 gr%
Ht : 38,7 %
Eritrosit : 4,83 juta /mmk
Leukosit : 7,6 ribu /mmk
Trombosit : 273.000 / mmk
VI. DIAGNOSIS
a. Diagnosis preoperasi:
Fraktur phalang proximal digiti IV 1/3 tengah et fraktur metacarpal
digiti V 1/3 tengah manus dextra
b. Pemeriksaan yang berkaitan dengan anestesi:
Tidak ada kelainan yang berkaitan dengan anestesi
VII. TINDAKAN OPERASI
Open reduction internal fixation
VIII. TINDAKAN ANESTESI
Jenis anestesi : Anestesi regional (wrist blok)
Risiko anestesi : ringan
ASA : I
1. Premedikasi: midazolam 2 mg, di ruang operasi
2. Anestesi:
Dilakukan secara blok menggunakan:
- Bupivakain 16 cc
5
Maintanance : Oksigen nasal kanul 3 L/menit
Mulai anestesi : 08.30 WIB
Selesai anestesi : 09.30 WIB
Lama anestesi : 60 menit
3. Terapi cairan
BB : 55 kg
EBV : 70 cc/kgBB x 55 = 3000 cc
Jumlah perdarahan : 30 cc
% perdarahan : 30/3000 x 100 % = 1 %
Kebutuhan cairan :
Maintenance = 2 cc x 55 kgBB = 110 cc/jam
Stress operasi = 4 cc x 55 kgBB = 220 cc/jam
Defisit puasa = 2 cc x 55 kgBB x 6 jam = 660 cc
Total kebutuhan cairan durante operasi
Jam I : M + SO + DP = 110 + 220 + 330 = 660 cc
Jam II : M + SO + DP = 110 + 220 + 165 = 495 cc
Jam III : M + SO + DP = 110 + 220 + 165 = 495 cc
Cairan yang diberikan :
- RL 300 cc
Waktu Keterangan HR
(x/menit)
Tensi
(mmHg)
SpO2
08.20 Pre-oksigenasi 79 129/84 100
08.30 Anestesi mulai 80 131/85 100
10.10 Operasi mulai 86 126/75 100
09.25 Operasi selesai 80 128/80 100
09.30 Anestesi selesai 75 125/83 100
6
4. Pemakaian obat/bahan/alat :
I. Obat suntik:
Propofol I
Midazolam I
Fentanyl I
Lidokain I
Bupivakain Hcl 0,5 % I
Ketorolac I
II. Obat inhalasi : O2 dengan ventilator 3 L/menit, total = 180 L
III. Cairan : Ringer Laktat 1 botol
IV. Alat/lain-lain : Spuit 2,5 cc II
Spuit 5 cc II
Spuit 10 cc I
Spinal needle 2,5 I
5. Pemantauan di Recovery Room
a. Beri oksigen 3 L/menit dengan nasal kanul atau 6 L/menit dengan
masker post operasi
b. Bila Bromage Score ≤ 2, pasien boleh pindah ruangan
6. Perintah di ruangan :
a. Awasi TV (nadi,tensi,RR,suhu) setiap ½ jam selama 2 jam
b. Program cairan RL 20 tetes/menit
c. Program analgetik inj.ketorolac 30 mg/8 jam i.v selama 2 hari
d. Program khusus :
- Pasien post op tidur terlentang posisi head up 30° selama 24 jam
- Bila TD systole ≤90 mm Hg beri injeksi ephedrine 10 mg IV
- Bila HR ≤60 x/menit atau nyeri kepala hebat segera konsul bagian
anestesi
e. Bila pasien sadar penuh, mual (-), muntah (-) boleh makan dan
minum secara bertahap
7
IX. PEMBAHASAN
Pada kasus ini kita memilih tindakan anestesi dengan blok regional
karena mempertimbangkan dari kasus dan tindakan operasi yang
dilakukan. Pada kasus ini dilakukan ORIF pada digiti IV manus dextra di
mana dilihat dari tingkat stress operasinya adalah ringan, lokasi
pengerjaan terbatas pada manus dan pengerjaan operasinya cepat. Untuk
itu dipilihlah teknik anestesi blok regional (wrist).
Untuk obat anestesi regionalnya dipilih Bupivacain dengan pertimbangan
onset yang cepat dan durasi yang lama sehingga dapat membantu
mengurangi nyeri post operasi saat pasien sudah berada di ruangan.
Berikut adalah kontra indikasi dari tindakan anestesi regional:
1. Absolut
- Pasien menolak anestesi lokal
- Riwayat alergi anestesi lokal
- Infeksi di tempat suntikan
- Pasien dengan terapi anti koagulan
- Pasien dengan gangguan perdarahan
- Pada organ end-arteri (jari, penis)
2. Relatif
- Pasien tidak kooperatif
- Pasien dengan kelainan neurologis