kasus ppok arum
DESCRIPTION
lapsus ppokTRANSCRIPT
LAPORAN KASUS
PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK
Pembimbing: dr. Juspeni kartika ,Sp. PD
Oleh :Arum mananti pradita
DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT DALAMRUMAH SAKIT PERTAMINA BINTANG AMIN
BANDAR LAMPUNG2016
STATUS PASIEN
IDENTITAS PASIEN• MR : 04.51.77• Nama lengkap : Tn. K• Jenis kelamin : Laki-laki• Tempat Tanggal Lahir : Ponorogo 11-07-1943• Umur : 73 tahun• Status perkawinan : Menikah• Agama: Islam• Pekerjaan : Kuli Bangunan• Pendidikan : SD• Alamat : jln. Purnawirawan 1 langkapura RT 01 RW 07• Masuk IGD RSPBA : Rabu 06 Februari 2016, pukul : 19.56 WIB• Masuk Rawat Inap : Rabu 06 Februari 2016, pukul : 20.30 WIB
ANAMNESIS
Keluhan Utama
Sesak Napas
Keluhan Tambahan
Batuk Berdahak
Riwayat penyakit sekarang
• Os datang dengan keluhan sesak nafas semakin memberat sejak 1 hari SMRS. Sesak napas sudah dikeluhkan os sejak 9 bulan yang lalu dan dirasakan hilang timbul. Os juga mengeluh sesak napas yang dirasakan pasien berlangsung setiap saat dan semakin lama semakin berat sehingga terdapat hambatan aktivitas sehari-hari dan membaik jika pasien beristirahat os juga mengeluh jika berjalan jauh / menanjak sesak kambuh. Rasa sesak tidak dipengaruhi oleh udara dingin maupun emosi. Os mengeluhkan batuk kering pernah keluar lendir berwarna hijau. Batuk timbul pada saat siang maupun malam serta keluar keringat dingin, Os juga mengeluhkan perut kadang kadang terasa panas,mual ketika Os akan makan sejak 1 hari SMRS tanpa disertai muntah. Os mengaku nafsu makan menurun dan tidak bertenaga, BAK tidak ada keluhan namun BAB sulit karena Os merasa jika akan BAB sesak nafasnya kambuh.
Os mempunyai riwayat kebiasaan merokok dan minum kopi. Kebiasaan merokok ini sudah dimulai sejak usia 16 tahun setiap harinya merokok 2 bungkus rokok. Os mengatakan tidak pernah minum obat rutin selama 6 bulan. Os juga mengaku tidak punya riwayat sesak yang dirasakan sejak kecil dan riwayat asma dalam keluarga tidak ada. Os mengatakan sekitar 1 bulan yang lalu pernah di rawat inap dengan keluhan yang sama setelah os merasa sembuh Os dibolehkan untuk pulang. Namun Os kembali kambuh sesak lalu memutusakan untuk datang ke IGD Rs.Pertamina Bintang Amin dan dinyatakan oleh dokter untuk di rawat inap kembali.
• Riwayat asma : disangkal• Riwayat hipertensi : disangkal• Riwayat penyakit jantung : disangkal• Riwayat penyakit paru : disangkal• Riwayat diabetes mellitus : disangkal• Riwayat alergi : disangkal
Riwayat Penyakit Dahulu
• Riwayat asma : disangkal• Riwayat hipertensi : disangkal• Riwayat penyakit jantung : disangkal• Riwayat penyakit paru : disangkal• Riwayat diabetes mellitus : disangkal• Riwayat alergi : disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga
PEMERIKSAAN FISIKPemeriksaan dilakukan pada tanggal 06 Februari 2016, pukul 21.30 WIB
• Keadaan umum : tampak sakit sedang• Kesadaran : compos mentis• Tanda-tanda vital
• Tekanan darah : 140/80 mmHg• Nadi : 80x/menit• Respirasi : 28x/menit• Suhu : 36,5°C
Status Generalis
• Kepala : Normochepal, distribusi rambut merata, tidak mudah dicabut
• Mata : Konjungtva pucat -/-, sklera ikterik -/-• Telinga : Bentuk normal, simetris, serumen -/-, sekret -/- • Hidung : Bentuk normal, deviasi septum (-), sekret -/-, darah -/-• Mulut : Bibir tidak sianosis, faring tidak hiperemis, Tonsil T1-T1
tidak hiperemis• Leher : Deviasi trakea (-), kelenjar tiroid tidak membesar, KGB
tidak teraba, JVP 5-2 cmH2O
Thoraks:• Cor : Inspeksi : Ictus cordis tak tampak.
Palpasi : Ictus cordis tidak teraba. Perkusi : Batas pinggang jantung: ICS III parasternal
sinistra :Batas kiri jantung : ICS V linea midklavikularis
kiri :Batas kanan jantung : ICS V linea midsternalis
kanan Auskultasi : BJ I-II reguler, murmur(-), gallop (-)
• Pulmo : Inspeksi : Barell chest ,retraksi interkostal (+) Palpasi : Vokal fremitus paru kanan = kiri melemah Perkusi : Hipersonor di kedua lapang paru,letak
diafragma rendah Auskultasi : Vesikuler +/+ , Ronkhi basah kasar (+/+),
wheezing (+/+)
• Abdomen• Inspeksi : Datar, benjolan (-), venektasi (-), pulsasi epigastrium
(-)• Auskultasi : Bising Usus (+) normal• Palpasi : Supel, nyeri tekan epigastrium (-), undulasi (-), Hepar tidak
teraba, lien tidak teraba.• Perkusi :Tympani, pekak beralih (-), undulasi (-), nyeri ketok
kostovertebre (-/-)
• Extremitas superior et inferior : Edema (-/-), akral hangat, sianosis (-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG• Pemeriksaan Laboratorium 06 februari 2016
Parameter Hasil Nilai NormalHemoglobin 14,7 L 14 – 18 P 12 – 16 g/dlLeukosit 5.500 4.800 – 10.800 /μLHematokrit 44 L 40 – 54 P 35 – 47 %Trombosit 189000 150.000 – 400.000 jt/μLMCVMCHMCHC
852934
80-96 fi27-31 pg
32-36 g/dlGlukosa Darah Sewaktu 70 ≤ 200 mg/dl
Ekg
• Pemeriksaan Sputum BTA• Spirometri
Usulan Pemeriksaan Penunjang
• Penyakit Paru Obstruktif Kronik
DiagnosisKerja
• TB ParuDiagnosis Banding
Penatalaksanaan
Non Farmakologi
• Bed Rest• Posisi ½ duduk
Farmakologi
• O2 3 liter per menit
- IVFD RL mikro x/ tpm
- Inj. Dexamethasone1 amp/12 jam
- Inj. Furosemid 1 amp extra
-Nebu Combivent 3x1
- Inf. Levofloxacin 1 flash/ 24 jam
• PROGNOSISQuo ad vitam : dubia ad bonamQuo ad functionam : dubia ad bonamQuo ad sanationam : dubia ad bonam
FOLLOW UP PASIEN SELAMA RAWAT INAP
S O A PBatuk keringSesak napas
KU/KES: Tampak sakit sedang,CMTD: 110/70 mmHgN: 80x/menitRR: 24x/menitS: 36,30C Kepala :- Mata : konjungtiva pucat -/-, sklera
ikterik -/-- Hidung : sekret -/-- Mulut: bibir lembab, selaput lendir
basah, lidah tidak kotor- Tenggorokkan: faring tidak
hiperemis, Tonsil T1-T1 Leher: tidak ada pembesaran KGB Thorax :
Pulmo: Vesikuler +/+, wheezing +/+, ronkhi +/+, sonor pada seluruh lapang paru.Cor: BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen : datar, supel, NT (-), BU (+)N
Ekstremitas : akral hangat, CRT<2 detik, Edema -/-, sianosis (-)
PPOK - O2 3 liter / menit
- IVFD RL mikro x/ tpm
- Inj. Dexamethasone1 amp/12 jam
- Inj. Furosemid 1 amp extra- Nebu Combivent 3x1- Inf. Levofloxacin 1 flash/ 24 jam
07 Februari 2016 pukul 06.00 WIB
S O A PBatuk kering +Sesakberkurang tetapi semalam sulit tidur
KU/KES: Tampak sakit sedang,CMTD: 90/60 mmHgN: 75x/menitRR: 22x/menitS: 36,30C Kepala :- Mata : konjungtiva pucat -/-, sklera
ikterik -/-- Hidung : sekret -/-- Mulut: bibir lembab, selaput lendir
basah, lidah tidak kotor- Tenggorokkan: faring tidak
hiperemis, Tonsil T1-T1 Leher: tidak ada pembesaran KGB Thorax :
Pulmo: Vesikuler +/+, wheezing +/+, ronkhi +/+, sonor pada seluruh lapang paru.Cor: BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen : datar, supel, NT (-), BU (+)N
Ekstremitas : akral hangat, CRT<2 detik, Edema -/-, sianosis (-)
PPOK - - IVFD RL mikro x/ tpm
- Inj. Dexamethasone1 amp/12 jam
- Inj. Furosemid 1 amp extra- Nebu Combivent 3x1- Inf. Levofloxacin 1 flash/ 24 jam- - Sanadryl syrup 3x 2 C
08 Februari 2016 pukul 06.00 WIB
S O A PDada sakit (-)Sesak (+)Kepala sedikit pusing
KU/KES: Tampak sakit sedang,CMTD: 130/80 mmHgN: 86x/menitRR: 22x/menitS: 36,30C Kepala :- Mata : konjungtiva pucat -/-, sklera
ikterik -/-- Hidung : sekret -/-- Mulut: bibir lembab, selaput lendir
basah, lidah tidak kotor- Tenggorokkan: faring tidak
hiperemis, Tonsil T1-T1 Leher: tidak ada pembesaran KGB Thorax :
Pulmo Vesikuler +/+, wheezing +/+, ronkhi +/+, sonor pada seluruh lapang paru.Cor: BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen : datar, supel, NT (-), BU (+)N
Ekstremitas : akral hangat, CRT<2 detik, Edema -/-, sianosis (-)
PPOK EKSASERBASI
- IVFD RL mikro xx/ tpm
- Inj. Dexamethasone1 amp/12
jam- Nebu Combivent + Nacl/ 8
jam- Codein 5 mg, ambroxol 1
tab,metilprednisolon 4 mg,
salbutamol ½ tab 3 x1- - Cellocid 2 x 1
09 Agustus 2016 pukul 06.00 WIB
S O A PDada sakit (-)Sesak berkurang (-)
KU/KES: Tampak sakit sedang,CMTD: 120/90 mmHgN: 80x/menitRR: 22x/menitS: 360C Kepala :- Mata : konjungtiva pucat -/-, sklera
ikterik -/-- Hidung : sekret -/-- Mulut: bibir lembab, selaput lendir
basah, lidah tidak kotor- Tenggorokkan: faring tidak
hiperemis, Tonsil T1-T1 Leher: tidak ada pembesaran KGB Thorax :
Pulmo: SD Vesikuler +/+, wheezing -/-, ronkhi -/-, redup pada kanan bawah.Cor: BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen : datar, supel, NT (-), BU (+)N
Ekstremitas : akral hangat, CRT<2 detik, Edema -/-, sianosis (-)
PPOK EKSASERBASI
MEMBAIK
PASIEN INDIKASI BOLEH
PULANG- Spiriva 1 x 1- Berotec 3 x 1- -Seretide discus 2 x1- -Racikan
codein ,ambroxol,metilprednisol
on 4mg,salbutamol ½ tab 3 x1- -Azitromcisin 500mg 1x1
10 Februari 2016 pukul 06.00 WIB
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI• Penyakit paru yang dapat dicegah dan diobati, ditandai
oleh hambatan aliran udara di saluran nafas yang tidak sepenuhnya reversibel, bersifat progresif dan berhubungan dengan respons inflamasi paru terhadap partikel atau gas yang beracun/berbahaya, disertai efek ekstraparu yang berkontribusi terhadap berat penyakit.
FAKTOR RISIKO•Polusi di dalam ruangan
•Polusi di luar ruangan•Polusi tempat kerja (bahan kimia, zat iritasi, gas beracun)
•Perokok Aktif•Perokok Pasif
Asap Rokok Polusi udara
Infeksi saluran nafas bawah
berulang
Sosio ekonomi
Symptoms /gejala CAT (COPD assessment test) 8 pertanyaan• Batuk• Dahak• Rasa berat di dada• Sesak saat jalan menanjak/naik tangga• Keterbatasan aktivitas harian• Khawatir keluar rumah• Tidak dapat tidur nyenyak• Tidak bertenaga
PATOGENESIS
DIAGNOSIS PPOK
Faktor risiko Usia diatas 40 tahun Riwayat pajanan : asap rokok,
polusi udara, polusi tempat kerja
Sesak nafas dan yang bertambah saat aktivitas
Batuk kronik Produksi sputum kronik Keterbatasan aktivitas
Pemeriksaan fisik *
Pemeriksaan foto torak Curiga PPOK **
Fasiliti spirometri (-) Fasiliti spirometri (+)
Normal VEP1/KVP < 70 % post bronkodilator
PPOK secara klinis
PPOK Derajat I/II/III/IV
Bukan PPOK
Bagan 1. Diagnosis PPOK.1
KLASIFIKASI
DERAJAT KLINIS FAAL PARU
Gejala klinik (batuk, produksi sputum) Normal
Derajat I :PPOK Ringan
Gejala batuk kronik dan produksi sputum ada tetapi tidak
sering. Pada derajat ini pasien sering tidak menyadari bahwa
fungsi paru mulai menurun.
VEP1/KVP < 70%
VEP1 80% prediksi
Derajat II:PPOK Sedang
Gejala sesak mulai dirasakan saat aktivitas dan kadang
ditemukan gejala batuk dan produksi sputum. Pada derajat
ini biasanya pasien mulai memeriksakan kesehatannya
VEP1/KVP < 70%
50 % < VEP1< 80% prediksi
Derajat III:PPOK Berat
Gejala sesak lebih berat, penurunan aktivitas, rasa lelah, dan
serangan eksaserbasi semakin sering dan berdampak pada
kualitas hidup pasien.
VEP1/KVP < 70%
30 % < VEP1< 50% prediksi
Derajat IV:PPOK Sangat Berat
Gejala diatas ditambah tanda-tanda gagal napas atau gagal jantung kanan dan ketergantungan oksigen. Pada derajat ini, kualitas hidup pasien memburuk dan jika eksaserbasi dapat mengancam jiwa.
VEP1/KVP < 70%
VEP1< 30% prediksi atau
VEP1< 50% prediksi disertai
gagal napas kronik.
DIAGNOSIS BANDING• Asma• Congestif Heart Failure (CHF)• Tuberkulosis
PENATALAKSANAANTujuan:• Mengurangi gejala• Mencegah progresivitas penyakit• Meningkatkan toleransi latihan• Meningkatkan kualitas hidup penderita• Mencegah dan mengobati komplikasi• Mencegah dan mengobati eksaserbasi berulang• Menurunkan angka kematian
4 komponen program:• Evaluasi dan monitor penyakit• Menurunkan faktor resiko• Penatalaksanaan menurut derajat PPOK• Penatalaksanaan PPOK Stabil dan Eksaserbasi Akut
PENATALAKSANAAN MENURUT DERAJAT PPOK
DERAJAT IVEP1/KVP < 70%VEP1 80% prediksi
DERAJAT IIVEP1/KVP < 70%50 % < VEP1< 80% prediksi
DERAJAT IIIVEP1/KVP < 70%30 % < VEP1< 50% prediksi
DERAJAT IVVEP1/KVP < 70%VEP1< 30% prediksi
Hindari faktor risiko: BERHENTI MEROKOK, PAJANAN KERJA Dipertimbangkan pemberian vaksinasi influenza Tambahkan bronkodilator kerja pendek (bila diperlukan)
Berikan pengobatan rutin dengan satu atau lebih bronkodilator kerja lama Tambahkan rehabiitasi fisis
Tambahkan inhalasi glukokortikosteroid jika terjadii eksaserbasi berulang-ulang
Tambahkan pemberian oksigen jangka panjang kalau terjadi gagal napas kronik
Lakukan tindakan operasi bila diperlukan
TATALAKSANA PPOK STABIL
TATALAKSANA EKSASERBASI AKUT
Gejala eksaserbasi akut :• Batuk makin sering / hebat• Produksi sputum bertambah banyak• Sputum berubah warna• Sesak napas bertambah• Keterbatasan aktifitas bertambah• Terdapat gagal napas akut pada gagal napas kronik• Penurunan kesadaran
Prinsip Tatalaksana Eksaserbasi Akut• Optimalisasi penggunaan obat-obatan
• Bronkodilator• Agonis beta-2 kerja cepat kombinasi dengan antikolinergik perinhalasi (nebuliser)• Xantin intravena (bolus dan drip)
• Kortikosteroid sistemik• Antibiotik
• Golongan Makrolid baru (Azitromisin, Roksitromisin, Klaritromisin)• Golongan Kuinolon respirasi• Sefalosporin generasi III / IV
• Mukolitik• Ekspektoran
• Terapi oksigen• Terapi nutrisi• Rehabilitasi fisik dan respirasi• Evaluasi Progresivitas Penyakit• Edukasi
TERIMA KASIH