askep ppok dan laporan kasus

Upload: fanny-chie-vierrania

Post on 18-Oct-2015

121 views

Category:

Documents


19 download

DESCRIPTION

:)

TRANSCRIPT

  • 5/28/2018 ASKEP PPOK Dan Laporan Kasus

    1/30

    ASKEP PPOK dan Laporan Kasus

    LAPORAN PENDAHULUAN

    ASuhan KEPerawatan KLIEN DENGANPenyakit Paru Obstruktif kronik

    1. Pengertian

    a. PPOK Merujuk pada sejumlah gangguan yang mempengaruhi pergerakan udara dari dan keluar Paru. Gangguan yang penting

    adalah Bronkhitis Obstruktif, Emphysema dan Asthma Bronkiale. (Black. J. M. & Matassarin,.E. J. 1993).

    b. Suatu kondisi dimana aliran udara pada paru tersumbat secara terus menerus. Proses penyakit ini adalah seringkali kombinasi dari 2

    atau 3 kondisi berikut ini (Bronkhitis Obstruktif Kronis, Emphysema dan Asthma Bronkiale) dengan suatu penyebab primer dan yanglain adalah komplikasi dari penyakit primer.(Enggram, B. 1996).

    Bronkhitis Kronis

    Gangguan klinis yang ditandai dengan pembentukan mucus yang berlebihan dalam bronkus dan termanifestasikan dalam bentuk batuk

    kronis dan pembentuk sputum selama 3 bulan dalam setahun, paling sedikit 2 tahun berturutturut.

    Emphysema

    Perubahan anatomis parenkim paru yang ditandai pelebaran dinding alveolus, duktus alveolaris dan destruksi dinding alveolar

    Asthma Bronkiale

    Suatu penyakit yang ditandai dengan tanggap reaksi yang meningkat dari trachea dan bronkus terhadap berbagai macam rangsangan

    dengan manifestasi berupa kesukaran bernafas yang disebabkan oleh peyempitan yang menyeluruh dari saluran nafas.

  • 5/28/2018 ASKEP PPOK Dan Laporan Kasus

    2/30

    Asthma dibedakan menjadi 2 :

    1. Asthma Bronkiale Alergenik

    2. Asthma Bronkiale Non Alergenik

    Asthma tidak dibahas disini karena gejala dan tanda lebih spesifik dan ada pembahasan khusus mengenai penyakit asma

    3. Penyebab PPOK

    a. Bronkitis Kronis

    1) Faktor tak diketahui

    2) Merokok

    3) Polusi Udara

    4) Iklim

    b. Emphysema

    1) Faktor tak diketahui

    2) Predisposisi genetic

    3) Merokok

    4) Polusi udara

    c. Asthma Bronkiale

    Faktor Prediasposisi nya adalah :1. Alergen (debu, bulu binatang, kulit dll)

    2. Infeksi saluran nafas

    3. Stress

    4. Olahraga (kegiatan jasmani berat )

    5. obat-obatan

    6. Polusi udara

    7. lingkungan kerja

  • 5/28/2018 ASKEP PPOK Dan Laporan Kasus

    3/30

    8. Lain-lain, (iklim, bumbu masak, bahan pengawet dll)

    4. Gambaran Klinis

    a. Asthma Bronkiale

    Selama serangan klien mengalami dispnea dan tanda kesulitan bernafas. Permulaan tanda serangan terdapat sensasi kontriksi dada

    (dada terasa berat), Whezing, batuk non produktif, takhi kardi dan takipnea.

    b. Manifestasi klinis Emphysema dan bronkhitis kronis

    Gambaran Emphysema Bronkhitis

    Mulai timbul Usia 3040 tahun 2030 tahun batuk akibat

    merokok (cacat pada usiapertengahan)

    Sputum Minimal Banyak sekali

    Dispne Dispnea relatif dini Lambat

    Rasio V/Q Ketidakseimbangan minimal Ketidakseimbangan nyata

    Bnetuk Tubuh Kurus dan ramping Gizi cukup

    Diameter AP dada Dada seperti tong Tidak membesar

    Gambaran respirasi Hyperventilasi hypoventilasi

    Volume Paru FEV 1 rendahTLC dan RV meningkat

    FEV 1 rendahTLC normal RV meningkat

    moderatPa O2Sa O 2

    Norml/rendahNormal

    MeningkatDesaturasi

    Polisitemia Normal Hb dan Hematokritmeningkat

    Sianosis Jarang sering

    Managemen Medis

  • 5/28/2018 ASKEP PPOK Dan Laporan Kasus

    4/30

    Intervensi medis bertujuan untuk :

    1) Memelihara kepatenan jalan nafas dengan menurunkan spasme bronkus dan membersihkan secret yang berlebihan

    2) Memelihara keefektifan pertukaran gas

    3) Mencegah dan mengobati infeksi saluran pernafasan

    4) Meningkatkan toleransi latihan.

    5) Mencegah adanya komplikasi (gagal nafas akut dan status asmatikus)

    6) Mencegah allergen/iritasi jalan nafas

    7) Membebaskan adanya ansietas dan mengobati depresi yang sering menyertai adanya obstruksi jalan nafas kronis.

    Managemen medis yang diberikan berupa

    1) Pharmacologic management

    a) Anti inflamasi ( kortikosteroid, sodium kromolin dll)

    b) BronkodilatorAdrenergik : efedrin, epineprin, beta adrenergik agonis selektif

    Non adrenergik : aminophilin, tefilin

    c) Antihistamin

    d) Steroid

    e) Antibiotic

    f) Ekspektoran

    Oksigen digunakan 3 l/m dengan cannula nasal.

    2) Hygiene Paru.Bertujuan untuk membersihkan sekret dari paru-paru dan kemudian meningkatkan kerja silia dan menurunkan resiko infeksi.

    Dilaksanakan dengan nebulizer, fisioterapi dada, postural drainase

    3) Exercise

    Bertujuan untuk mempertinggi kebugaran dan melatih fungsi otot skeletal agar lebih efektif.

    Dilaksanakan dengan jalan sehat.

    4) Menghindari bahan iritans

    Penyebab iritans jalan nafas harus dihindari seperti asap rokok dan perlu juga mencegah adanya alergen yang masuk tubuh.

  • 5/28/2018 ASKEP PPOK Dan Laporan Kasus

    5/30

    5) Diet

    Klien sering mengalami kesulitan makan karena adanya dipsnea. Pemberian porsi yang kecil namun sering lebih baik daripada makan

    langsung banyak.

    Management Keperawatan

    Pengkajian :

    1. Riwayat atau faktor penunjang :

    - Merokok merupakan faktor penyebab utama.

    - Tinggal atau bekerja di area dengan polusi udara berat.

    - Riwayat alergi pada keluarga

    - Riwayat Asthma pada anak-anak.

    2. Riwayat atau adanya faktor pencetus eksaserbasi :

    - Alergen.

    - Stress emosional.

    - Aktivitas fisik yang berlebihan.

    - Polusi udara.

    - Infeksi saluran nafas.

    3. Pemeriksaan fisik :

    a. Manifestasi klinik Penyakit Paru Obstruktif Kronik :

    Peningkatan dispnea.

    Penggunaan otot-otot aksesori pernafasan (retraksi otot-otot abdominal, mengangkat bahu saat inspirasi, nafas cuping hidung).

    Penurunan bunyi nafas.

    Takipnea.

    b. Gejala yang menetap pada penyakit dasar

  • 5/28/2018 ASKEP PPOK Dan Laporan Kasus

    6/30

    Asthma

    v Batuk (mungkin produktif atau non produktif), dan perasaan dada seperti terikat.

    v Mengi saat inspirasi maupun ekspirasi yang dapat terdengar tanpa stetoskop.

    v Pernafasan cuping hidung.

    v Ketakutan dan diaforesis.

    Bronkhitis

    v Batuk produktif dengan sputum berwarna putih keabu-abuan, yang biasanya terjadi pada pagi hari.

    v Inspirasi ronkhi kasar dan whezzing.

    v Sesak nafas

    Bronkhitis (tahap lanjut)

    v Penampilan sianosis

    v Pembengkakan umum atau blue bloaters (disebabkan oleh edema asistemik yang terjadi sebagai akibat dari kor pulmunal).

    Emphysema

    v Penampilan fisik kurus dengan dada barrel chest (diameter thoraks anterior posterior meningkat sebagai akibat hiperinflasi paru -paru).

    v Fase ekspirasi memanjang.

    Emphysema (tahap lanjut)

    v Hipoksemia dan hiperkapnia.

    v Penampilan sebagai pink puffers

    v Jari-jari tabuh.

    4. Pemeriksaan diagnostik

    Test faal paru

  • 5/28/2018 ASKEP PPOK Dan Laporan Kasus

    7/30

    1) Kapasitas inspirasi menurun

    2) Volume residu : meningkat pada emphysema, bronkhitis dan asthma

    3) FEV1 selalu menurun = derajat obstruksi progresif Penyakit Paru Obstruktif Kronik

    4) FVC awal normal menurun pada bronchitis dan astma.

    5) TLC normal sampai meningkat sedang (predominan pada emphysema).

    Transfer gas (kapasitas difusi).

    Pada Penyakit Paru Obstruktif Kronik Transfer gas relatif baik.

    Pada emphysema : area permukaan gas menurun.

    Transfer gas (kapasitas difusi).menurun

    Darah :

    Hb dan Hematokrit meningkat pada polisitemia sekunder.

    Jumlah darah merah meningkat

    Eo dan total IgE serum meningkat.

    Analisa Gas Darah gagal nafas kronis.

    Pulse oksimetri SaO2oksigenasi menurun.

    Elektrolit menurun oleh karena pemakaian deuritika pada cor pulmunale.

    Analisa Gas Darah

    PaO2menurun, PCO2meningkat, sering menurun pada astma. PH normal asidosis, alkalosis respiratorik ringan sekunder.

    Sputum :

    Pemeriksaan gram kuman/kultur adanya infeksi campuran.

    Kuman patogen >> :

  • 5/28/2018 ASKEP PPOK Dan Laporan Kasus

    8/30

    Streptococcus pneumoniae.

    Hemophylus influenzae.

    Moraxella catarrhalis.

    Radiologi :

    Thorax foto (AP dan lateral).

    Hiperinflasi paru-paru, pembesaran jantung dan bendungan area paru-paru.

    Pada emphysema paru :

    Distensi >

    Diafragma letak rendah dan mendatar.

    Ruang udara retrosternal > (foto lateral).

    Jantung tampak memanjang dan menyempit. Bronkogram : menunjukkan dilatasi bronkus, kolap bronkhiale pada ekspirasi kuat.

    EKG.

    Kelainan EKG yang paling dini adalah rotasi clock wise jantung. Bila sudah terdapat Kor Pulmonal terdapat deviasi aksis ke kanan

    dan P- pulmonal pada hantaran II, III dan aVF. Voltase QRS rendah. Di V1 rasio R/S lebih dari 1 dan di V6 V1 rasio R/S kurang dari

    1. Sering terdapat RBBB inkomplet.

    5. Lain-lain perlu dikaji Berat badan, rata-rata intake cairan dan diet harian.

    Aktivitas dan

    IstirahatGejala Keletihan, kelelahan, malaise

    Ketidakmampuan melakukan aktivitas sehari-hari karena sulitbernafas. Perlu tidur dalam posisi duduk cukup tingi. Dispneapada saat istirahat atau respon terhadap aktivitas atau latihan

    Tanda Kelelahan, gelisah, insomnia, kelemahan umum/kehilangan masa

  • 5/28/2018 ASKEP PPOK Dan Laporan Kasus

    9/30

    ototSirkulasiGejala Pembengkakan pada ekstremitas bawahTanda Peningkatan tekanan darah. Peningkatan frekuensi jantung

    Distensi vena leher, sianosis periferIntegritas egoGejala/tanda Ansietas, ketakutan dan peka rangsangMakanan/cairanGejala Mual/muntah, Nafsu makan menurun, ketidakmampuan makan

    karena distress pernafasanPenurunanan BB menetap (empisema) dan peningkatan BBkarena edema (Bronkitis)

    Tanda Turgor kulit buruk, edema, berkeringat, penurunan BB,penurunan massa otot

    HygieneGejala Penurunan Kemampuan/peningkatan kebutuhan bantuan

    melakukan aktivitas tubuhTanda Kebersihan buruk, bau badanPernafasanGejala Nafas pendek, khususnya pada saat kerja, cuaca atau episode

    serangan asthma, rasa dada tertekan/ketidakmampuan untukbernafas. Batuk menetap dengan produksi sputum setiap hariselama 3 bulan berturut-turut selam 3 tahun sedikitnya 2 tahun.Sputum hijau, putih, kuning dengan jumlah banyak (bronchitis)Episode batuk hilang timbul dan tidak produktif (empisema),Riwayat Pneumonia, riwayat keluarga defisiensi alfa antitripsin

    Tanda Respirasi cepat dangkal, biasa melambat, fas ekspirasimemanjang dengan mendengkur, nafas bibir (empisema)Pengguanaan otot Bantu pernafasan, Dada barell chest, gerakandiafragma minimal. Bunyi nafas, Ronki, wheezing, redupPerkusi hypersonor pada area paru (udara terjebak, dan dapatjuga redup/pekak karena adanya cairan).

  • 5/28/2018 ASKEP PPOK Dan Laporan Kasus

    10/30

    Kesulitan bicara 945 kalimat 0Sianosis bibir dan dasar kuku, jari tabuh.

    Seksualitas Libido menurunInteraksi sosial

    Gejala Hubungan ketergantungan, kurang sisitem pendukungTanda Keterbatasan mobilitas fisikKelalaian hubungan antar keluarga

  • 5/28/2018 ASKEP PPOK Dan Laporan Kasus

    11/30

    Diagnosa keperawatan

    1. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan pembatasan jalan nafas, kelelahan otot pernafasan, peningkatan produksi mukus

    atau spasme bronkus.

    2. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan ketidakadekuatan batuk, peningkatan produksi mukus/peningkatan sekresi

    lendir

    3. Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakadekuatan intake nutrisi sekunder terhadap

    peningkatan kerja pernafasan atau kesulitan masukan oral sekunder dari anoreksia.

    4. Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakitnya.

    Perencanaan

    Perencanaan meliputi penyusunan prioritas, tujuan dan kriteria hasil dari masing-masing masalah yang ditemukan.

    Tujuan Penatalaksanaan Mengurangi gejala dan meningkatkan kualitas hidup.

    Pemeliharaan fungsi paru yang optimal dalam waktu singkat dan panjang.

    Pencegahan dan penanganan eksaserbasi.

    Mengurangi perburukan fungsi paru setiap tahunnya.

    Kriteria Keberhasilan :

    Berkurangnya gejala sesak nafas.

    Berkurangnya frekuensi dan lamanya eksaserbasi.

    Membaiknya faal paru.

    Menurunnya gejala psikologik (depresi, kecemasan).

    Memperbaiki kualitas hidup.

    Dapat melakukan aktifitas sehari-hari.

  • 5/28/2018 ASKEP PPOK Dan Laporan Kasus

    12/30

    Diagnosa Keperawatan Tujuan Rencana tindakan Rasional

    Gangguan pertukaran gasberhubungan denganpembatasan jalan nafas,

    kelelahan otot pernafasan,peningkatan produksimukus atau spasmebronkus.

    Klien mampu menunjukkanperbaikan oksigenasi.Kriteria hasil

    Gas arteri dalam batas normalWarna kulit perifer membaik(tidak cianosis)

    RR : 1224 x /menitBunyi nafas bersihBatuk (-)Ketidaknyamanan dada ()Nadi 60100 x/menitDyspnea ()

    Observasi status pernafasan, hasilgas darah arteri, nadi dan nilaioksimetri

    Awasi perkembangan membranmukosa / kulit (warna)Observasi tanda vital dan status

    kesdaran.Evaluasi toleransi aktivitas dan

    batasi aktivitas klien

    Berikan oksigenasi yang telahdilembabkan

    Pertahankan posisi fowler dengan

    tangan abduksi dan disokong denganbantal atau duduk condong ke depandengan ditahan meja.

    Kolaborasi untukBerikan obat yang telah diresepkanBerikan obat depresan saraf dengan

    hati-hati (sedatif/narkotik).

    Memantau perkembangankegawatan pernafasan

    Gangguan Oksigenasi perifertampak cianosisMenentukan status pernafasan dan

    kesadaranMengurangi penggunaan energi

    berlebihan yang membutuhkan banyakOkigen

    Memenuhi kebutuhan oksiegen

    Meningkatkan kebebasan suplay

    oksiegn

    Obat depresan akan mendepresisystem pernafasan dan menyebabkangagal nafas

    Bersihan jalan nafastidak efektif berhubungan

    dengan ketidakadekuatanbatuk, peningkatan produksimukus/peningkatan sekresilender

    Klien dapat mening-katkanbersihan jalan nafas

    Kriteria hasilMampu mendemonstrasikanbatuk terkontrol

    Intake cairan adekuat

    Kaji kemampuan klien untukmemobilisasi sekresi, jika tidak

    mampu :Ajarkan metode batuk terkontrolGunakan suction (jika perlu untuk

    mengeluarkan sekret)Lakukan fisioterapi dadaSecara rutin tiap 8 jam lakukan

    auskultasi dada untuk mengetahuikualitas suara nafas dan kemajuannya.

    Berikan obat sesuai dengan resep;

    Memantau tingkat kepatenan jalannafas dan meningkatkan kemampuan

    klien merawat diri /membersihkan/membebaskan jalannafas

    Memantau kemajuan bersihan jalannafas

  • 5/28/2018 ASKEP PPOK Dan Laporan Kasus

    13/30

    mukolitik, ekspektoransAnjurkan minum kurang lebih 2

    liter per hari bila tidak ada kontraindikasi

    Anjurkan klien mencegah infeksi /stressorCegah ruangan yang ramai

    pengunjung atau kontak denganindividu yang menderita influenza

    Mencegah iritasi : asap rokokImunisasi : vaksinasi Influensa.

    Mengencerkan secret agar mudahdikeluarkan

    mengencerkan sekert

    Menghindarkan bahan iritan yangmenyebabkan kerusakan jalan nafas

    Gangguan kebutuhannutrisi kurang dari

    kebutuhan tubuhberhubungan denganketidakadekuatan intakenutrisi sekunder terhadappeningkatan kerjapernafasan, kesulitanmasukan oral sekunder darianoreksia

    Klien akan menunjukkankemajuan/peningkatan status

    nutrisiKriteria hasilKlien tidak mengalami

    kehilangan BB lebih lanjutMasukan makanan dan cairan

    meningkatUrine tidak pekatOutput urine meningkat.Membran mukosa lembabKulit tidak keringTonus otot membaik

    Kaji kebiasaan diit. Catat derajatkesulitan makan/masukan. Evaluasi

    BB

    Berikan perawaatan oral

    Hindari makanan penghasil gas danminuman karbont

    Sajikan menu dalam keadaanhangat

    Anjurkan makan sedikit tapi seringKolaborasi tim nutrisi untuk

    menentukan diit

    Pasien distress pernafasan seringanoreksia. Dan juga sering mempunyai

    pola makan yang buruk. Sehinggacenderung Bb menurunkebersihan oral menhilangkan

    bakteri penumbuh bau mulut daneningkatkan rangsangan /nafsu makan

    menimbulkan distensi abdomen danmeningkatkan dispnea

    Menu hangat mempenga-ruhirelaksasi spingkter / saluran pencrnaanshg respon mual/muntah berkurang

    menegah perut penuh danmenurunkan resiko mual

    Menentukan diit yang tepat sesuaiperhitungan ahli gizi

    Cemas berhubungandengan kurangnya

    Tujuan : rasa cemasberkurang/hilang.

    Kaji tingkat kecemasan yangdialami oleh pasien.

    Untuk menentukan tingkatkecemasan yang dialami pasien

  • 5/28/2018 ASKEP PPOK Dan Laporan Kasus

    14/30

    pengetahuan tentangpenyakitnya.

    Kriteria Hasil :Klien mengungkapkan bahwa

    ia tidak cemas.Ekspresi wajah rileks.

    RR : 1224 X / menit.N : 60 - 100 X / menit

    Beri kesempatan pada pasien untuk

    mengungkapkan rasa cemasnya.Lakukan pendekatan kepada kliendengan tenang dan meyakinkan danhindari pemberian informasi atauinstruksi yang bertele-tele dan terusmenerus.

    Berikan penjelasan yang sederhanadan singkat tentang tujuan intervensidan pemeriksaan diagnostik sertaanjurkan kepada klien untuk ikut sertadalam tindakan keperawatan.

    Berikan keyakinan pada pasienbahwa perawat, dokter, dan timkesehatan lain selalu berusahamemberikan pertolongan yang terbaikdan seoptimal mungkin.

    Berikan kesempatan pada keluargauntuk mendampingi pasien secarabergantian.

    Ciptakan lingkungan yang tenangdan nyaman.

    sehingga perawat bisa memberikanintervensi yang cepat dan tepat.

    Dapat meringankan beban pikiran

    pasien.

    Agar terbina rasa saling percayaantar perawat-pasien sehingga pasienkooperatif dalam tindakankeperawatan.

    Penjelasan yang sederhana dansingkat tentang tujuan intervensi danpemeriksaan diagnostik serta anjurkankepada klien untuk ikut serta dalamtindakan keperawatan dapatmengurangi beban pikiran pasien.

    Sikap positif dari tim kesehatan akanmembantu menurunkan kecemasanyang dirasakan pasien.

    Pasien akan merasa lebih tenang bilaada anggota keluarga yang menunggu.

    Lingkung yang tenang dan nyamandapat membantu mengurangi rasacemas pasien.

  • 5/28/2018 ASKEP PPOK Dan Laporan Kasus

    15/30

    daftar pustaka

    Alsagaff Hood, Abdul Mukty, (1995). DasarDasar Ilmu Penyakit Paru. Airlangga University Press. Surabaya.

    Amin muhammad, Hood Alsagaff. (1989). Pengantar Ilmu Penyakit Paru. Airlangga University Press. Surabaya.

    Blac,MJ Jacob. (1993). l.uckman & Sorensens Medical surgical Nursing A Phsycopsicologyc Approach. W.B. Saunders Company.

    Philapidelpia.

    Barbara Engram. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. Vol. 1. Penerbit EGC. Jakarta.

    Marylin E doengoes. (2000). Rencana Asuhan keperawatan Pedoman untuk Perencnaan /pendokumentasian Perawatan Pasien.

    EGC.Jakarta.

    Soeparman, Sarwono Waspadji. (1990). Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Balai Penerbit FKUI. Jakarta.

    Sylvia Anderson Price, Lorraine McCarty Wilson. (1995). Patofisiologi Konsep Klinis Proses - Proses Penyakit. EGC. Jakarta.

    Yunus Faisal. (1992). Pulmonologi Klinik. Bagian Pulmonologi FKUI. Jakarta.

  • 5/28/2018 ASKEP PPOK Dan Laporan Kasus

    16/30

    ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. Q

    DENGAN PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK (PPOK)

    DI RUANG KEPERAWATAN IRNA III RSUD KOTA MATARAM

    Tanggal MRS : 31 januari 2013

    Ruang :

    RM :

    Pengkajian : 6 februari 2013

    I. Pengkajian

    1. Identitas klien

    Nama :

    Umur :

    Jenis Kelamin :Suku/Bangsa :

    Agama :

    Status Marietal :

    Pekerjaan :

    Pendidikan : -

    Alamat :

    2. Identitas penanggung jawab

    Nama :

    Hub. Dengan klien :

    Alamat :

    Pekerjaan :

    Pendidikan : -

    Jenis kelamin :

    3. Riwayat kesehatan

  • 5/28/2018 ASKEP PPOK Dan Laporan Kasus

    17/30

    a. Keluhan utama

    sesak

    b. Riwayat penyakit sekarang

    klien masuk melalui IGD dengan keluhan sesak, sering kambuh, nyeri uluh hati, tidur harus duduk.

    c. Riwayat penyakit dahulu

    klien mengatakan bahwa klien mempunyai riwayat asma sejak kecil.

    d. Riwayat penyakit keluarga

    Orang tua dan saudarah dari klien ada juga yang menderita penyakit seperti yang diderita klien saat ini.

    4. Genogram

    Keterangan :

  • 5/28/2018 ASKEP PPOK Dan Laporan Kasus

    18/30

    5. Pola aktivitas sehari-hari

    (1) Pola Persepsi Dan Tata Laksana Hidup Sehatan

    Pada klien dengan Penyakit Paru Obstruktif Kronik terjadi perubahan persepsi dan tata laksana hidup sehat karena kurangnya

    pengetahuan tentang dampak Penyakit Paru Obstruktif Kronik sehingga menimbulkan persepsi yang negatif terhadap dirinya dan

    kecenderungan untuk tidak mematuhi prosedur pengobatan dan perawatan yang lama, oleh karena itu perlu adanya penjelasan yang

    benar dan mudah dimengerti pasien.

    (2) Pola Nutrisi dan Metabolisme

    Akibat mual/muntah, nafsu makan menurun, ketidakmampuan makan karena distress pernafasan maka berat badan menurun dan

    mudah lelah. Keadaan tersebut dapat mengakibatkan terjadinya gangguan nutrisi dan metabolisme yang dapat mempengaruhi status

    kesehatan penderita.

    (3) Pola EliminasiJumlah urine 1200 cc/24 jam, warna urine kuning muda.

    Pada eliminasi alvi relatif tidak ada gangguan. Klien buang air besar 1 X/hari.

    (4) Pola tidur dan Istirahat

    Perlu tidur dalam posisi duduk cukup tinggi. Dispnea pada saat istirahat atau respon terhadap aktivitas atau latihan.

    Tanda : gelisah, insomnia.

    (5) Pola Aktivitas dan latihan

    Keletihan, kelelahan, malaise. Ketidakmampuan melakukan aktivitas sehari-hari karena sulit bernafas. Kelelahan, kelemahan

    umum/kehilangan masa otot.

    (6) Pola Hubungan dan Peran

    Hubungan ketergantungan, kurang sisitem pendukung.

    Keterbatasan mobilitas fisik.

    Kelalaian hubungan antar keluarga.

  • 5/28/2018 ASKEP PPOK Dan Laporan Kasus

    19/30

    (7) Pola Sensori dan Kognitif

    Klien mampu melihat dan mendengar dengan baik, klien tidak mengalami disorientasi.

    (8) Pola Persepsi Dan Konsep Diri

    Adanya perubahan fungsi dan struktur tubuh akan menyebabkan penderita mengalami gangguan pada gambaran diri. Lamanya

    perawatan, banyaknya biaya perawatan dan pengobatan menyebabkan pasien mengalami kecemasan dan gangguan peran pada

    keluarga (self esteem). Klien mengalami cemas karena Kurangnya pengetahuan tentang sifat penyakit, pemeriksaan diagnostik dan

    tujuan tindakan yang diprogramkan.

    (9) Pola Seksual dan Reproduksi

    Libido menurun, gangguan potensi seksual, gangguan kualitas maupun ereksi, serta memberi dampak pada proses ejakulasi serta

    orgasme. Selama dirawat di rumah sakir klien tidak dapat melakukan hubungan seksual seperti biasanya.

    (10) Pola mekanisme/Penanggulangan Stress dan koping

    Lamanya waktu perawatan, perjalanan penyakit yang kronik, perasaan tidak berdaya karena ketergantungan menyebabkan reaksi

    psikologis yang negatif berupa kecemasan (Ansietas), ketakutan dan peka rangsang, mudah tersinggung dan marah, dapat

    menyebabkan penderita tidak mampu menggunakan mekanisme koping yang konstruktif / adaptif.

    (11) Pola Tata Nilai dan Kepercayaan

    Adanya perubahan status kesehatan dan penurunan fungsi tubuh berupa PPOM tidak menghambat klien dalam melaksanakan ibadah

    tetapi mempengaruhi pola ibadah klien.

    Personal Higiene

    Penurunan Kemampuan/peningkatan kebutuhan bantuan melakukan aktivitas tubuh Kebersihan buruk, bau badan.

  • 5/28/2018 ASKEP PPOK Dan Laporan Kasus

    20/30

    Ketergantungan

    Klien tidak mempunyai kebiasaan minum-minuman yang mengandung alkohol.

    Aspek Psikologis

    Klien terkesan takut akan penyakitnya, merasa terasing dan sedikit stress menghadapi tindakan yang diprogramkan.

    Aspek Sosial/Interaksi

    Hubungan ketergantungan, kurang sisitem pendukung.

    Keterbatasan mobilitas fisik. Kelalaian hubungan antar keluarga.

    Aspek Spiritual

    Klien dan keluarganya sejak kecil memeluk agama Islam, ajaran agama dijalankan setiap saat. Klien sangat aktif menjalankan ibadah

    dan aktif mengikuti kegiatan agama yang diselenggarakan oleh mesjid di sekitar rumah tempat tinggalnya maupun oleh masyarakatsetempat.

    Saat ini klien merasa tergangguan pemenuhan kebutuhan spiritualnya

    6. Pemeriksaan fisk

    1) Keadaan Umum : baik

    2) Kesadaran : composmetis

    3) Tanda-tanda vital

    Suhu : 36,5 0C

    Nadi : 94 x/menit

    Tekanan darah : 110/70 mmHg.

    Respirasi : 28 x/menit

    4) Body Systems

    (1) Pernafasan (B 1 : Breathing)

  • 5/28/2018 ASKEP PPOK Dan Laporan Kasus

    21/30

    Pernafasan melalui hidung. Frekuensi 28 x/menit. Nafas pendek, khususnya pada saat kerja atau pada saat sesak nafas kambuh, rasa

    dada tertekan/ketidakmampuan untuk bernafas.

    (2) Cardiovascular (B 2 : Bleeding)

    Nadi 94 x/menit kuat dan teratur, tekanan darah 110/70 mmHg, Suhu 36,5 0C.

    (3) Persyarafan (B 3 : Brain)

    Tingkat kesadaran (GCS) Membuka mata : Spontan (4)

    Verbal : Orientasi baik (5)

    Motorik : Menurut perintah (6)

    Compos Mentis : Pasien sadar baik.

    Persepsi Sensori : Tidak ada kelainan/ Dalam batas normal.

    Pendengaran : Tidak ada kelainan/ Dalam batas normal.Penciuman : Tidak ada kelainan/ Dalam batas normal.

    Pengecapan : Tidak ada kelainan/ Dalam batas normal.

    Penglihatan : Tidak ada kelainan/ Dalam batas normal.

    Perabaan : Tidak ada kelainan/ Dalam batas normal.

    (4) Perkemihan-Eliminasi Uri (B.4 : Bladder)

    Jumlah urine 1200 cc/24 jam, warna urine kuning muda.

    (5) Pencernaan-Eliminasi Alvi (B 5 : Bowel)

    Mulut dan tenggorokan normal, Abdomen normal, Peristaltik normal, tidak kembung, tidak terdapat obstipasi maupun diare, klien

    buang air besar 1 x/hari.

    (6) Tulang-Otot-Integumen (B 6 : Bone)

    Kemampuan pergerakan sendi bebas/terbatas

    Ekstrimitas : Tidak ada kelainan/ Dalam batas normal.

  • 5/28/2018 ASKEP PPOK Dan Laporan Kasus

    22/30

    Atas : Tidak ada kelainan/ Dalam batas normal.

    Bawah : Tidak ada kelainan/ Dalam batas normal.

    Tulang Belakang : Tidak ada kelainan/ Dalam batas normal.

    Warna kulit : Tidak ada kelainan/ Dalam batas normal.

    Akral : Tidak ada kelainan/ Dalam batas normal.

    Turgor : Tidak ada kelainan/ Dalam batas normal.

    Tidak terdapat kontraktur maupun dikubitus.

    7. Terapi

    (1) Furosemid 3 x 1 amp

    (2) Cefotaxim 3 x 1 g

    (3) Ciprofloxacin 2 x 200 mg

    (4) Ranitidine 2 x 1 amp(5) Metyl 2 x 62,5

    (6) Infuse RL 1 flash/hari

    (7) Nebu combivent /8jam

    (8) Ambroxol 3 x 1

    8. Pemeriksaan penunjang

    Hasil LaboratoriumTanggal Jam PLT Result Limit

    31 januari 2013 11:08 31 10/L 150 - 4001 februari 2013 07:23 48 10/L 150 - 400

    1 februari 2013 11:11 49 10/L 150 - 400

  • 5/28/2018 ASKEP PPOK Dan Laporan Kasus

    23/30

    ANALISA DAN SINTESA DATANO D A T A ETIOLOGI MASALAH

    1. DS :Klien mengatalakn sesak

    nafas. rasa dadatertekan/ketidakmampuanuntuk bernafas.DO :

    Warna kulit perifercianosis.

    RR : 32 x /menit.Nafas pendek.Pengguanaan otot

    bantu pernafasan

    Sianosis bibir dandasar kuku, jari tabuh.

    peningkatan produksimukus.

    Gangguan pertukarangas

    3. DO :Klien hanya makanbeberapa sendok darimakanan yang disajikan.DS :

    Klien mengeluh sesak

    nafas pada waktu makan

    Intake makanan yangkurang.

    Gangguan pemenuhannutrisi kurang darikebutuhan tubuh

    4. DO :DS :Klien mengatalakn cemaskarena Kurangnyapengetahuan tentang sifatpenyakit, pemeriksaandiagnostik dan tujuantindakan yang

    Kurangnya pengetahuantentang penyakitnya.

    Cemas

  • 5/28/2018 ASKEP PPOK Dan Laporan Kasus

    24/30

    diprogramkan.Lamanya perawatan,banyaknya biayaperawatan danpengobatan dan gangguanperan pada keluarga (selfesteem).

    4. DO :DS :Klien mengatakan kurangmengetahui tentangproses penyakit,perawatan maupunpengobatan sertakurangnya pengetahuantentang diet.

    Kurangnya informasi. Kurangnyapengetahuan tentangproses penyakit, diet,perawatan danpengobatan

    DIAGNOSA KEPERAWATAN

    1. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan peningkatan produksi mukus.

    2. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan Intake makanan yang kurang.

    3. Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakitnya.

    4. Kurangnya pengetahuan tentang proses penyakit, diet, perawatan dan pengobatan berhubungan dengan kurangnya informasi.

  • 5/28/2018 ASKEP PPOK Dan Laporan Kasus

    25/30

    RENCANA TINDAKAN

    NODIAGNOSAKEPERAWATAN

    TUJUAN RENCANA TINDAKAN RASIONAL

    1. Gangguan pertukaran gasberhubungan denganpeningkatan produksimukus.

    Klien mampu menunjukkanperbaikan oksigenasi.Kriteria hasil

    Warna kulit perifermembaik (tidak cianosis)

    RR : 1224 x /menitNafas panjangTidak menggunakan otot

    bantu pernafasan.Ketidaknyamanan dada ()

    Nadi 60100 x/menit.

    Observasi status pernafasan, hasil gasdarah arteri, nadi dan nilai oksimetri.

    Awasi perkembangan membranmukosa / kulit (warna).

    Observasi tanda vital dan statuskesadaran.

    Evaluasi toleransi aktivitas dan batasiaktivitas klien.

    Berikan oksigenasi yang telah

    dilembabkan.Pertahankan posisi fowler dengan

    tangan abduksi dan disokong denganbantal atau duduk condong ke depandengan ditahan meja.

    Kolaborasi untuk pemberian obatyang telah diresepkan.

    Memantau perkembangan kegawatapernafasan.

    Gangguan Oksigenasi perifer tampakcianosis.

    Menentukan status pernafasan dankesadaran.

    Mengurangi penggunaan energiberlebihan yang membutuhkan banyakOkigen.

    Memenuhi kebutuhan oksiegen.

    Meningkatkan kebebasan suplayoksiegn.

    Obat mukolitik dan ekspektoransiaakan mengencerkan produksi mukusyang mengental.

    2. Gangguan pemenuhan

    nutrisi kurang darikebutuhan tubuhberhubungan denganIntake makanan yangkurang.

    Tujuan : Kebutuhan nutrisi

    dapat terpenuhiKriteria hasil :Berat badan dan tinggi badanideal.Pasien mematuhi dietnya.

    Kaji status nutrisi dan kebiasaan

    makan.

    Anjurkan pasien untuk mematuhi dietyang telah diprogramkan.

    Timbang berat badan setiap seminggusekali.

    Untuk mengetahui tentang keadaan

    dan kebutuhan nutrisi pasien sehinggadapat diberikan tindakan dan pengaturadiet yang adekuat.

    Kepatuhan terhadap diet dapatmencegah komplikasi terjadinyahipoglikemia/hiperglikemia.

    Mengetahui perkembangan beratbadan pasien (berat badan merupakansalah satu indikasi untuk menentukan

  • 5/28/2018 ASKEP PPOK Dan Laporan Kasus

    26/30

    Identifikasi perubahan pola makan.

    Kerja sama dengan tim kesehatan lainuntuk pemberian diet Tinggi Kalori danTinggi Protein.

    diet).Mengetahui apakah pasien telah

    melaksanakan program diet yangditetapkan.

    Pemberian diet yang sesuai dapatmempercepat proses penyembuhan danmencegah komplikasi.

    3. Cemas berhubungandengan kurangnyapengetahuan tentangpenyakitnya.

    Tujuan : rasa cemasberkurang/hilang.Kriteria Hasil :Pasien dapatmengidentifikasikan sebabkecemasan.Emosi stabil., pasien tenang.Istirahat cukup.

    Kaji tingkat kecemasan yang dialamioleh pasien.

    Beri kesempatan pada pasien untukmengungkapkan rasa cemasnya.

    Gunakan komunikasi terapeutik.

    Beri informasi yang akurat tentangproses penyakit dan anjurkan pasienuntuk ikut serta dalam tindakankeperawatan.

    Berikan keyakinan pada pasien bahwaperawat, dokter, dan tim kesehatan lainselalu berusaha memberikan pertolonganyang terbaik dan seoptimal mungkin.

    Berikan kesempatan pada keluargauntuk mendampingi pasien secarabergantian.

    Ciptakan lingkungan yang tenang dannyaman.

    Untuk menentukan tingkat kecemasayang dialami pasien sehingga perawatbisa memberikan intervensi yang cepatdan tepat.

    Dapat meringankan beban pikiranpasien.

    Agar terbina rasa saling percaya antperawat-pasien sehingga pasienkooperatif dalam tindakan keperawatan.

    Informasi yang akurat tentangpenyakitnya dan keikutsertaan pasiendalam melakukan tindakan dapatmengurangi beban pikiran pasien.

    Sikap positif dari timkesehatan akanmembantu menurunkan kecemasan yandirasakan pasien.

    Pasien akan merasa lebih tenang bilada anggota keluarga yang menunggu.

    Lingkung yang tenang dan nyamandapat membantu mengurangi rasa cemapasien.

    4. Kurangnya pengetahuan Tujuan : Pasien memperoleh Kaji tingkat pengetahuan Untuk memberikan informasi pada

  • 5/28/2018 ASKEP PPOK Dan Laporan Kasus

    27/30

    tentang proses penyakit,diet, perawatan, danpengobatan berhubungandengan kurangnyainformasi.

    informasi yang jelas danbenar tentang penyakitnya.Kriteria Hasil :asien mengetahui tentang

    proses penyakit, diet,perawatan dan pengobatannyadan dapat menjelaskankembali bila ditanya.asien dapat melakukan

    perawatan diri sendiriberdasarkan pengetahuanyang diperoleh.

    pasien/keluarga tentang penyakit paruobstruktif kronik.

    Kaji latar belakang pendidikan pasien.

    Jelaskan tentang proses penyakit, diet,perawatan dan pengobatan pada pasiendengan bahasa dan kata-kata yang mudahdimengerti.

    Jelasakan prosedur yang kandilakukan, manfaatnya bagi pasien danlibatkan pasien didalamnya.

    pasien/keluarga, perawat perlumengetahui sejauh mana informasi ataupengetahuan yang diketahuipasien/keluarga.

    Agar perawat dapat memberikanpenjelasan dengan menggunakan kata-kata dan kalimat yang dapat dimengertipasien sesuai tingkat pendidikan pasien.

    Agar informasi dapat diterima dengamudah dan tepat sehingga tidakmenimbulkan kesalahpahaman.

    Dengan penjelasdan yang ada dan iksecra langsung dalam tindakan yangdilakukan, pasien akan lebih kooperatifdan cemasnya berkurang.

  • 5/28/2018 ASKEP PPOK Dan Laporan Kasus

    28/30

    TINDAKAN KEPERAWATAN

    DIAGNOSAKEPERAWATAN

    HARI/TANGGAL TINDAKAN KEPERAWATAN

    Gangguanpertukaran gasberhubungan denganpeningkatan produksimukus.

    Rabu, 6februari 2013 Mengobservasi status pernafasan, nadi dan tekanan darah.Mengawasi perkembangan membran mukosa / kulit (warna).Mengobservasi tanda vital dan status kesadaran.Mengevaluasi toleransi aktivitas dan batasi aktivitas klien.Memberikan oksigenasi yang telah dilembabkan.Mempertahankan posisi fowler dengan tangan abduksi dan disokong dengan bantal atau

    duduk condong ke depan dengan ditahan meja.Mengkolaborasikan untuk pemberian obat yang telah diresepkan.

    Gangguan

    pemenuhan nutrisikurang dari kebutuhantubuh berhubungandengan intake makananyang kurang.

    Rabu, 6februari 2013 Mengkaji status nutrisi dan kebiasaan makan.

    Menganjurkan pasien untuk mematuhi diet yang telah diprogramkan.Menimbang berat badan setiap seminggu sekali.Mengidentifikasi perubahan pola makan.Kerja sama dengan tim kesehatan lain untuk pemberian diet Tinggi Kalori Tinggi Protein.

    Cemas berhubungandengan kurangnyapengetahuan tentangpenyakitnya.

    Kamis, 7februari 2013 Mengkaji tingkat kecemasan yang dialami oleh pasien.Memberi kesempatan pada pasien untuk mengungkapkan rasa cemasnya.Menggunakan komunikasi terapeutik.Memberi informasi yang akurat tentang proses penyakit dan menganjurkan pasien untuk

    ikut serta dalam tindakan keperawatan.

    Memberikan keyakinan pada pasien bahwa perawat, dokter, dan tim kesehatan lain selaluberusaha memberikan pertolongan yang terbaik dan seoptimal mungkin.

    Memberikan kesempatan pada keluarga untuk mendampingi pasien secara bergantian.Menciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman

    Kurangnyapengetahuan tentangproses penyakit, diet,

    Kamis, 7februari 2013 Mengkaji tingkat pengetahuan pasien/keluarga tentang penyakit PPOM.Mengkaji latar belakang pendidikan pasien.Menjelaskan tentang proses penyakit, diet, perawatan dan pengobatan pada pasien

  • 5/28/2018 ASKEP PPOK Dan Laporan Kasus

    29/30

    EVALUASI (SOAP)DIAGNOSA KEPERAWATAN HARI/TANGGAL EVALUASI (SOAP)

    Gangguan pertukaran gasberhubungan dengan peningkatanproduksi mukus.

    Rabu, 6februari 2013 ::1. Warna kulit perifer membaik (tidak cianosis)2. RR : 26 x /menit3. Ketidaknyamanan dada ()4. Nadi 95 x/menit.: Masalah belum teratasi: Intervensi dilanjutkan

    Gangguan pemenuhan nutrisi kurangdari kebutuhan tubuh berhubungandengan intake makanan yang kurang.

    Rabu, 6februari 2013 :: Pasien mematuhi dietnya.A : Masalah teratasi sebagianP : Intervensi dilanjutkan

    Cemas berhubungan dengankurangnya pengetahuan tentangpenyakitnya.

    Kamis, 7februari 2013 ::

    Pasien dapat mengidentifikasikan sebab kecemasan.Emosi stabil., pasien tenang.Istirahat cukup.

    A : masalah teratasiP : Intervensi dihentikan

    Kurangnya pengetahuan tentang Kamis, 7februari 2013 :

    perawatan, danpengobatanberhubungan dengankurangnya informasi.

    dengan bahasa dan kata-kata yang mudah dimengerti.Menjelasakan prosedur yang akan dilakukan, manfaatnya bagi klien dan libatkan klien

    didalamnya.

  • 5/28/2018 ASKEP PPOK Dan Laporan Kasus

    30/30

    proses penyakit, diet, perawatan, danpengobatan berhubungan dengankurangnya informasi.

    :Pasien mengetahui tentang proses penyakit, diet, perawatan danpengobatannya dan dapat menjelaskan kembali bila ditanya.Pasien dapat melakukan perawatan diri sendiri berdasarkan pengetahuanyang diperoleh.A : masalah teratasiP : Intervensi dihentikan

    Diposkan olehIdinasasri Esterhazy di08.02

    http://www.blogger.com/profile/03648799503472045551http://www.blogger.com/profile/03648799503472045551http://idinasasri.blogspot.com/2013/02/askep-ppok-dan-laporan-kasus.htmlhttp://idinasasri.blogspot.com/2013/02/askep-ppok-dan-laporan-kasus.htmlhttp://idinasasri.blogspot.com/2013/02/askep-ppok-dan-laporan-kasus.htmlhttp://idinasasri.blogspot.com/2013/02/askep-ppok-dan-laporan-kasus.htmlhttp://www.blogger.com/profile/03648799503472045551