kasus obesitas

8
Kasus obesitas: An.Rs adalah putri dari Tn.R dan Ny.N. Sekarang usia An.Rs sudah 8 tahun dengan TB 115 cm dan BB 35 kg. Tn.R adalah seorang dosen di suatu universitas swasta, sementara Ny. N adalah seorang ibu rumah tangga. Tiap hari An.Rs pulang sekolah pukul 13.00 WIB dan setelah itu An.Rs langsung makan siang bersama ibunya. Aktivitas An.Rs sehari-hari adalah 2x seminggu les bahasa inggris, dan di hari lain diisi dengan menonton TV dan main game (playstation) di kamarnya. An.Rs sangat menyenangi makan makanan bersantan, goreng-gorengan, dan sangat tidak menyukai sayuran. Dan seminggu sekali An.Rs bersama ayah dan ibunya makan di restaurantpadang favorit mereka. Audit gizi: Pagi : Nasi goreng + telur ceplok (1 buah) + susu (1 gelas) Snack : 1 mangkok bakso + es teh (1 gelas) Siang : Nasi (2 porsi) + nugget ayam (2 porsi) + es jeruk (1 gelas) Snack : Tempe mendoan (2 potong) + susu (1 gelas) Malam : Nasi (1,5 porsi) + ayam goreng tepung (1 potong) + susu (1 gelas) Sumber: Rheyfan (2012). Kasus Obesitas pada Anak. Diakses dari http://www.slideshare.net/rheyfan/kasus-obesitas-anak pada tanggal 29/09/2014 pukul 19.00 WIB

Upload: qumairy-lutfiyah

Post on 14-Dec-2015

26 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

health

TRANSCRIPT

Page 1: Kasus obesitas

Kasus obesitas:

An.Rs adalah putri dari Tn.R dan Ny.N. Sekarang usia An.Rs sudah 8 tahun

dengan TB 115 cm dan BB 35 kg. Tn.R adalah seorang dosen di suatu universitas

swasta, sementara Ny. N adalah seorang ibu rumah tangga. Tiap hari An.Rs

pulang sekolah pukul 13.00 WIB dan setelah itu An.Rs langsung makan siang

bersama ibunya. Aktivitas An.Rs sehari-hari adalah 2x seminggu les bahasa

inggris, dan di hari lain diisi dengan menonton TV dan main game (playstation) di

kamarnya. An.Rs sangat menyenangi makan makanan bersantan, goreng-

gorengan, dan sangat tidak menyukai sayuran. Dan seminggu sekali An.Rs

bersama ayah dan ibunya makan di restaurantpadang favorit mereka.

Audit gizi:

Pagi : Nasi goreng + telur ceplok (1 buah) + susu (1 gelas)

Snack : 1 mangkok bakso + es teh (1 gelas)

Siang : Nasi (2 porsi) + nugget ayam (2 porsi) + es jeruk (1 gelas)

Snack : Tempe mendoan (2 potong) + susu (1 gelas)

Malam : Nasi (1,5 porsi) + ayam goreng tepung (1 potong) + susu (1 gelas)

Sumber:

Rheyfan (2012). Kasus Obesitas pada Anak. Diakses dari

http://www.slideshare.net/rheyfan/kasus-obesitas-anak pada tanggal 29/09/2014

pukul 19.00 WIB

Pembahasan

Nama : An. Rs

Usia : 8 tahun

Nama Ayah : Tn. R

Pekerjaan : Dosen

NamaIbu : Ny. N

Pekerjaan : IRT

RiwayatGizi/Makanan An. Rs:

Pagi : Nasi goreng + telur ceplok (1 buah) + susu (1 gelas)

Snack : 1 mangkok bakso + es teh (1 gelas)

Siang : Nasi (2 porsi) + nugget ayam (2 porsi) + es jeruk (1 gelas)

Snack : Tempe mendoan (2 potong) + susu (1 gelas)

Malam : Nasi (1,5 porsi) + ayam goreng tepung (1 potong) + susu (1 gelas)

Page 2: Kasus obesitas

Antropometri An. Rs:

TB 115 cm dan BB 35 kg

BBI = (TB-100) – 10% = 13,5 Kg

Perhitungan IMT : BB/(TB)2 = 35/(1,15)2 = 35/1,3225= 26,5 kg/m2

(obese 1)

RiwayatAktivitas An. Rs:

Tiap hari An.Rs pulang sekolah pukul 13.00 WIB dan setelah itu An.Rs langsung

makan siang bersama ibunya. Aktivitas An.Rs sehari-hari adalah 2x seminggu les

bahasa inggris, dan di hari lain diisi dengan menonton TV dan main game

(playstation) di kamarnya. An.Rs sangat menyenangi makan makanan bersantan,

goreng-gorengan, dan sangat tidak menyukai sayuran. Dan seminggu sekali An.Rs

bersama ayah dan ibunya makan di restaurantpadang favorit mereka.

Solusi Penyelesaian Kasus:

Jika menerapkan teori Health Belief Model, perubahan perilaku pada individu

didasarkan atas 3 faktor esensial:

1) Kesiapan individu untuk merubah perilaku dalam rangka menghindari

suatu penyakit atau memperkecil risiko kesehatan.

2) Adanya dorongan dalam lingkungan individu yang membuatnya merubah

perilaku.

3) Perilaku itu sendiri.

Ketiga faktor diatas dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang berhubungan dengan

kepribadian dan lingkungan individu, serta pengalaman berhubungan dengan

sarana & petugas kesehatan.

Seperti dalam bagan:

Page 3: Kasus obesitas

Bagan tersebut menjelaskan bahwa individu dapat melakukan perubahan perilaku

terhadap kesehatan jika terdapat stimulus untuk bergerak (cues to action) yang

berupa pendidikan kesehatan, promosi kesehatan, dan media informasi. Oleh

karena itu dalam kasus diatas untuk merubah perilaku kesehatan individu

dibutuhkan beberapa program pendidikan kesehatan dan promosi kesehatan

dengan deskripsi:

1. Tujuan

- Tujuan jangka panjang: jumlah anak dengan kondisi obesitas menurun

50 % setelah promosi kesehatan.

- Tujuan jangka pendek: pengetahuan orang tua mengenai pentingnya

makan makanan sehat dan bahaya obesitas meningkat setelah promosi

kesehatan.

2. Sasaran:

- Primer: anak-anak dengan obesitas

- Sekunder: orang tua

- Tersier: pihak puskesmas, guru sekolah dasar, bidan desa

3. Jenis Kegiatan:

a. Penyuluhan Kesehatan mengenai Pentingnya Makan Makanan Sehat

dan Bahaya Obesitas

b. Upaya Advokasi “Posyandu untuk Anak tiap 2 Minggu Sekali” untuk

Mengontrol Bertambahnya Jumlah Anak dengan Obesitas

c. Pembinaan Suasana

d. Pengenbangan Media dan Sarana, seperti Poster tentang Pentingnya

Makan Makanan Sehat dan Bahaya Obesitas

4. Prinsip:

- Empowerment (pemberdayaan) yaitu cara kerja untuk memungkinkan

seseorang untuk mendapatkan control lebih besar atas keputusan dan

tindakkan yang mempengaruhi kesehatan mereka.

- Partisipative (partisipasi) yaitu dimana seseorang mengambil bagian

aktif dalam pengambilan keputusan.

- Intersectoral (antarsektor) yaitu bekerja dalam kemitraan dengan

instasi terkait lainnya atau organisasi, seperti bidan desa dan guru

sekolah dasar.

5. Strategi:

Page 4: Kasus obesitas

- Lingkungan yang mendukung: dimana pihak sekolah dasar

memberlakukan peraturan untuk tidak membeli jajan sembarangan.

- Reorientasi pelayanan kesehatan: realisasi dari reorintasi pelayanan

kesehatan ini adalah para penyelenggara kesehatan baik pemerintah

maupun swasta seperti pihak puskesmas dan bidan desa (dalam kasus)

harus dilibatkan dalam memberdayakan masyarakat agar dapat

berperan bukanhanya sebagai penerima pelayan kesehatan namun

dapat menjadi menjadi penyelenggara pelayanan kesehatan.

- Ketrampilan individu: strategi ini mewujudkan adanya keterampilan

individu-individu dalam meningkatkan dan memelihara kesehatanya.

Langkah awal untuk strategi ini adalah pemberian pemahaman tentang

pentingnya makan makanan yang sehat serta bahaya obesitas dan cara

mencegahnya dalam bentuk metode atau teknik kepada individual

bukan dalam bentuk massa.

- Gerakan Masyarakat: adanya gerakan dari masyarakat itu sendiri

dalam meningkatkan dan memelihara kesehatannya.

- Advokasi: Melakukan pendekatan terdahulu dengan pihak puskesmas,

bidan desa dan guru sekolah dasar untuk memberikan bantuan

penyuluhan dan pencegahan meningkatnya jumlah anak dengan

obesitas.

Intervensi yang dilakukan: Melakukan dialog, diskusi kepada pihak

puskesmas, bidan desa dan guru sekolah dasar untuk mendukung

penyuluhan yang akan dilakukan dan memberikan bantuan untuk

kegiatan yang akan dilaksanakan.

Hasil yang diharapkan:

Pihak puskesmas, bidan desa dan guru sekolah dasar

mendukung kegiatan penyuluhan tentang pentingnya makan

makanan yang sehat.

Adanya bantuan kegiatan posyandu untuk mengontrol

meningkatnya berat badan anak dari pihak puskesmas dan

bidan desa dan mengontrol anak agar tidak jajan sembarangan

dari guru sekolah dasar.

Adanya ketentuan yang ditetapkan untuk kegiatan posyandu

rutin di daerah desa.

Page 5: Kasus obesitas

- Dukungan social: mendekati para tokoh masyarakat mengumpulinya

dan melakukan bimbingan serta pengajaran kepada tokoh masyarakat

agar dapat diberikan informasinya kepada para masyarakat di daerah

desa tersebut, seperti pihak puskesmas, bidan desa dan guru sekolah

dasar.

Intervensi: kegiatan yang dilakukan kepada tokoh masyarakat

sebelum penyuluhan memberikan bimbingan akan pentingnya

makan makanan yang sehat dan mencegah obesitas.

Hasil yang diharapkan: bimbingan yang diberikan kepada

tokoh masyarakat dapat berbagi kepada masyarakat sehingga

mendukung jalannya penyuluhan nantinya

- Pemberdayaan masyarakat: pemberdayaan yang dilakukan dengan

sumberdayanya adalah masyarkat sendiri yang mana nantinya tampak

akan prilakunya untuk melakukan informasi yang telah diterima.

Intervensi: Melakukan kegiatan penyuluhan tentang materi

pentingnya makan makanan yang sehat dan cara mencegah

obesitas yang telah diberi dan oleh pejabat sektor, serta

memberikan informasi tentang adanya program posyandu

untuk anak dalam mengontrol bertambahnya berat badan anak

berlebih kepada masyarakat.

Hasil yang diharapkan: masyarakat dapat paham akan materi

pentingnya makan makanan yang sehat dan cara mencegah

obesitas, masyarakat dapat mengikuti kegiatan posyandu rutin

untuk mengontrol bertambahnya berat badan berlebih pada

anak.

6. Metode: metode yang digunakan dalam promosi kesehatan dalam kasus

adalah ceramah dan diskusi di dalam kelompok masyarakat.

7. Media: media dalam promosi kesehatan pentingnya makan makanan sehat

yang diambil kelompok adalah media poster. Poster pentingnya makan

makanan sehat serta mencegah obesitas yang dapat ditemui menempel di

dinding atau tempat-tempat umum seperti di puskesmas, rumah sakit, atau

di lingkungan rumah. Ukuran poster biasanya 50-60 cm biasanya dalam

satu poster hanya mempunyai satu tema poster.

Dapus:

Page 6: Kasus obesitas

Bensley, Robert J. 2008. Metode Pendidikan Kesehatan Masyarakat. Jakarta:

EGC

Gibney, Michael J et al. 2008. Gizi Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC

Bastable, Susan B. 2002. Perawat Sebagai Pendidik: Prinsip-Prinsip Pengajaran

Dan Pembelajaran. Jakarta: EGC

Maulana, Heri Dj. 2009. Promosi Kesehatan. Jakarta: EGC