kasus anak
DESCRIPTION
stase anakTRANSCRIPT
1
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
KARAKTERISTIK DEMOGRAFI KELUARGA
Nama kepala keluarga: Tn.C
Alamat : Lowokwaru, Malang
Daftar Anggota Keluarga
No Nama Kedudukan L/P Umur Pendidikan Pekerjaan Pasien klinik
Ket
1 Tn. C KK L 37 tahun
D-3 Swasta Tidak
2 Ny.N Istri P 32 tahun
SMK IRT Tidak -
3 An.A Anak P 6 tahun
TK - Tidak -
4 An. D Anak P 11 bulan
- - Ya Bronkhitis
Kesimpulan:
Keluarga Tn.C adalah nuclear family yang terdiri atas 4 orang. Terdapat satu orang sakit,
yaitu An.D, umur 11 bulan, beralamat di Lowokwaru, Malang. Diagnosa akhir penderita
adalah bronkhitis.
2
BAB I
STATUS PENDERITA
Pendahuluan
Laporan ini dibuat berdasarkan kasus yang diambil dari seorang anak penderita
bronkhitis, berjenis kelamin perempuan dan berusia 11 bulan. Penderita memiliki
permasalahan dari segi biomedis.
Identitas Penderita
Nama : An.D
Umur : 11 bulan
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Lowokwaru, Malang
Tanggal Periksa : 14 Oktober 2011
Nama Ayah : Tn.C
Umur Ayah : 37 th
Pekerjaan Ayah : Swasta
Nama Ibu : Ny.N
Umur Ibu : 32 th
Pekerjaan Ibu : Ibu Rumah Tangga
Suku : Jawa
Agama : Islam
Alamat : Lowokwaru, Malang
Anamnesa (Alloanamnesa)
1. Keluhan Utama : panas
2. Riwayat Penyakit Sekarang :
An.D dibawa ke IGD RSI oleh ayah dan ibunya dengan keluhan panas sejak 3 hari
yang lalu. Panasnya seluruh tubuh sepanjang hari. Awalnya tidak begitu panas, tetapi
setelah beberapa hari panasnya semakin tinggi. Ada pilek dan juga batuk sejak 2 hari
ini. Ingusnya awalnya encer, tetapi akhir-akhir ini agak kental berwarna kekuningan.
Batuknya berdahak tetapi tidak keluar. Pasien rewel, tidak mau makan dan minum.
3
Tidak ada diare, mual dan muntah. Pada hari ke-3, keluarga langsung membawa
pasien ke rumah sakit untuk diperiksa.
3. Riwayat Penyakit Dahulu :
Riwayat Mondok : disangkal
Riwayat Hipertensi : disangkal
Riwayat DM : disangkal
Riwayat Asma : disangkal
Riwayat Gout : disangkal
Riwayat Penyakit Jantung : disangkal
Riwayat Sakit Kejang : disangkal
Riwayat Alergi Obat dan Makanan : disangkal
4. Riwayat Penyakit Keluarga :
Riwayat keluarga dengan penyakit serupa : disangkal
Riwayat Hipertensi : disangkal
Riwayat DM : disangkal
Riwayat Jantung : disangkal
Riwayat Ginjal : disangkal
5. Riwayat Pengobatan
Pasien belum pernah dibawa ke bidan ataupun dokter untuk periksa selama sakit ini.
6. Riwayat Kehamilan Ibu
Ibu pasien mengatakan tidak pernah sakit waktu hamil An.D. Hanya mual dan
muntah saat awal-awal kehamilan. Tetapi setelah usia 4 bulan ke atas tidak ada
keluhan. Kontrol rutin selama kehamilan juga dilakukan ke bidan.
7. Riwayat Kelahiran
Persalinan normal ditolong oleh bidan. Kelahiran cukup bulan. Berat anak pertama
waktu lahir 2,9 kg, sekarang berumur 5 tahun. Sedangkan berat anak ke-2 (An.D)
waktu lahir adalah 3 kg, sekarang berumur 11 bulan. Tidak pernah mengalami
abortus.
8. Riwayat Imunisasi
Ibu pasien mengatakan bahwa An.D sudah diberikan imunisasi BCG, hepatitits B,
polio, DPT dan campak.
4
9. Riwayat Gizi
Pasien mendapat ASI ekslusif selama 6 bulan. Pasien makan sehari-hari biasanya 2-3
kali sehari dengan nasi tim, sayur dan lauk yang lembek. An.D juga diberi susu
formula. Saat ini An.D sudah tidak minum ASI karena ASI dari ibu sudah tidak
keluar.
10. Riwayat pertumbuhan dan perkembangan : Normal
11. Riwayat Kebiasaan :
Riwayat Merokok : -
Riwayat Minum Alkohol : -
Riwayat Olahraga : -
Riwayat Pengisisan Waktu Luang : -
12. Riwayat Sosial Ekonomi :
An.D adalah anak ke-2 dari 2 bersaudara dengan ayah (Tn.C) sebagai karyawan
swasta dan ibu (Ny.N) sebagai ibu rumah tangga. Kakak perempuannya, An.A saat ini
berusia 6 tahun dan duduk di TK. Biaya sekolah, biaya hidup sehari-hari dan biaya
rumah sakit ditanggung oleh orang tua dan penghasilan cukup untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari. Hubungan Tn.C dengan istri dan anaknya nampak harmonis
dan perhatian.
Anamnesis Sistem
1. Kulit : warna kulit kuning langsat, kulit gatal(-), keriput (-)
2. Kepala : sakit kepala(-), pusing(-), rambut rontok(-),luka(-),benjolan(-),
demam(+)
3. Mata : pandangan mata berkunang-kunang(-), penglihatan kabur(-),
ketajaman penglihatan berkurang(-), penglihatan ganda(-)
4. Hidung : tersumbat(+), mimisan(-)
5. Telinga : pendengaran berkurang(-), berdengung(-), cairan(-), nyeri(-)
6. Mulut : sariawan(-), mulut kering(-), lidah terasa pahit(-)
7. Tenggorokan : nyeri menelan(-), suara serak(-)
8. Pernafasan : sesak nafas(+), batuk(+), mengi(+)
9. Kardiovaskuler : nyeri dada(-), berdebar-debar(-), ampeg(-).
10. Gastrointestinal : mual(-), muntah(-), diare(-), nafsu makan menurun(+), nyeri
perut(-), BAB normal
5
11. Genitourinaria : BAK normal
12. Neurologik : lumpuh(-), kaki kesemutan(-), kejang (-)
13. Psikiatrik : emosi stabil(+), mudah marah(-)
14. Muskolokeletal : kaku sendi(-), nyeri sendi pinggul(-), nyeri tangan dan kaki(-),
nyeri otot(-)
15. Ekstremitas atas : bengkak(-), sakit(-), telapak tangan pucat(-), kebiruan(-),
luka(-)
16. Ekstremitas bawah : bengkak (-), sakit(-), telapak kaki pucat(-), kebiruan(-), luka(-)
Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum : pasien tampak rewel dan badannya panas
2. Kesadaran : GCS 456 compos mentis
3. Tanda vital :
BB : 7,4 kg
TB : 58 cm
BMI : BB/TB2 => 21,9 kg/m2=> kesan normoweight
Tensi : - mmHg
Suhu : 37,6oC
N : 112x/menit, regular
RR : 34x/menit
4. Kulit : sawo matang, turgor baik, ikterik (-), sianosis (-), pucat (-),
spider nevi (-), petechie (-), eritem (-), venektasi (-)
5. Kepala : bentuk mesocephal, luka (-), rambut mudah dicabut (-),
keriput(-), atrofi m.temporalis (-), kelainan mimik wajah/bells
palsy (-), papul (-), nodul (-), makula (-)
6. Mata : conjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-), pupil isokor
(+/+), reflek kornea (+/+), warna kelopak coklat, radang (-/-),
eksoftalmus (-), strabismus (-)
7. Hidung : nafas cuping hidung (+/+), rhinorrhea (+/+), epistaksis (-/-),
deformitas hidung (-/-), hiperpigmentasi (-/-), saddle nose(-/-)
8. Mulut : mukosa bibir pucat (-/-), sianosis bibir (-/-), bibir kering (-/-),
gusi berdarah (-) lidah kotor (-), tepi lidah hiperemis (-), papil
lidah atrofi (-)
6
9. Telinga : otorrhea (-/-), pendengaran berkurang (-/-), nyeri tekan
mastoid (-/-), cuping teling dbn, serumen (-/-)
10. Tenggorokan : tonsil membesar (+/+), pharing hiperemis (+)
11. Leher : lesi kulit (-), pembesaran kelenjar tiroid (-), pembesaran KGB
(+), deviasi trakea (-), tortikolis (-)
12. Thorax : normochest, simetris, pernafasan thoracoabdominal, retraksi
(+), massa (-), krepitasi (-), kelainan kulit (-), nyeri (-)
Cor:
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
Palpasi : ictus cordis tidak kuat angkat
Perkusi : Batas kiri atas : ICS II Linea para sternalis sinistra
Batas kanan atas : ICS II Linea para sternalis dekstra
Batas kiri bawah : ICS V medial linea medio clavicularis
sinistra
Batas kanan bawah : ICS IV linea para sternalis dekstra
Auskultasi : bunyi jantung I-II intensitas normal, regular, bising (-), bunyi
jantung tambahan (-), HR : 112x/menit
Pulmo :
Statis (depan dan belakang)
Inspeksi : bentuk normal, pengembangan dada kanan sama dengan dada kiri
Palpasi : fremitus raba kiri sama dengan kanan
Perkusi : sonor/sonor
Auskultasi : + + + + + +
suara dasar vesikuler + wheezing - ronkhi -
+ + - - - -
Dinamis (depan dan belakang)
Inspeksi : pergerakan dada kanan sama dengan dada kiri, irama regular, otot
bantu nafas (+), pola nafas abnormal (-)
Palpasi : fremitus raba kiri sama dengan kanan
Perkusi : sonor/sonor
Auskultasi : + + + + + +
suara dasar vesikuler + wheezing - ronkhi -
+ + - - - -
7
13. Abdomen :
Inspeksi : datar/sejajar dinding dada, venektasi (-), massa (-), bekas jahitan (-)
Palpasi : supel, nyeri epigastrium (-), hepar dan lien tidak teraba, turgor baik,
massa (-), asites (-)
Perkusi : timpani seluruh lapangan perut
Auskultasi : bising usus normal
14. Sistem Collumna Vertebralis :
Inspeksi : deformitas (-), skoliosis (-), kifosis (-), lordosis (-)
Palpasi : nyeri tekan (-)
15. Ekstremitas : palmar eritem (-)
Akral dingin Oedem
L : deformitas (-), luka (-)
F : nyeri tekan (-), krepitasi (-)
M: normal
16. Sistem genitalia : normal
17. Pemeriksaan neurologik :
Kesadaran : GCS 456 composmentis
Fungsi luhur : dalam batas normal
Fungsi vegetatif : dalam batas normal
Fungsi sensorik
Fungsi motorikKekuatan Tonus Ref.Fisiologis Ref.Patologis
18.
Pemeriksaan psikiatri :
Penampilan : baik
- -
- -
- -
- -
N N
N N
- -
- -
N N
N N
N N
N N
5 5
5 5
8
Kesadaran : kualitatif tidak berubah, kuantitatif composmentis
Afek : appropriate
Psikomotor : normoaktif
Proses pikir : Bentuk : realistik
Isi : waham (-), halusinasi (-), ilusi (-)
Arus : koheren
Insight : baik
Pemeriksaan Penunjang
Planning : Foto thoraks PA
Lab Darah Lengkap
Resume
An.D dibawa ke IGD RSI oleh ayah dan ibunya dengan keluhan panas sejak 3 hari
yang lalu. Panasnya seluruh tubuh sepanjang hari. Awalnya tidak begitu panas, tetapi
setelah beberapa hari panasnya semakin tinggi. Ada pilek dan juga batuk sejak 2 hari
ini. Pasien rewel, tidak mau makan dan minum. Tidak ada diare, mual dan muntah.
Dari hasil pemeriksaan didapatkan keadaan umum pasien tampak rewel dan
badannya panas, kesadaran GCS 456 compos mentis, BB=7,4 kg, TB = 56 cm, BMI
kesan normoweight, suhu 39oC, nadi 112x/menit, regular, RR 34x/menit. Review of
system menunjukkan adanya nafas cuping hidung, rinorrhea, pembesaran tonsil,
pharing hiperemis, pembesaran kelenjar getah bening di leher, retraksi otot-otot
pernafasan, wheezing dan ronkhi pada lapang atas paru.
Diagnosa kerja dari An.D adalah observasi febris et causa ISPA dengan planning
diagnose foto thoraks PA dan lab darah lengkap.
Diagnosis Holistik
An.D adalah putri dari Tn.C dan Ny.N, usia 11 bulan, adalah penderita observasi febris et
causa ISPA yang tinggal dalam nuclear family. An.D adalah anak kedua dari 2
bersaudara.
1. Diagnosis dari segi biologis :
An.D adalah penderita observasi febris et causa ISPA.
9
2. Diagnosis dari segi psikologis :
Hubungan An.D dengan keluarga baik.
3. Diagnosis dari segi sosial, ekonomi, dan budaya :
An.D adalah anak kedua dan keluarganya hanya sebagai anggota masyarakat biasa
di lingkungannya.
Penatalaksanaan
Non Medikamentosa:
a. Edukasi dan KIE kepada orang tua pasien tentang penyakit dan kondisi An.D
b. Istirahat/tirah baring
c. Asupan gizi cukup
Medikamentosa: 14/10/2011
- Infus KAEN-3B 700cc/24jam
Komp: Per Liter Na 50 mEq, K 20 mEq, lactate 20 mEq, glucose 27g
I: menyalurkan/ memelihara keseimbangan air dan elektrolit pada keadaan dimana
asupan makanan per oral tidak mencukupi atau tidak mungkin
KI: hiperkalemi, oliguri, aritmia
ES: alkalosis, edema otak, paru dan perifer
Dosis: Dewasa dan anak > 3th atau BB>15kg 500-1000mL
- Progesic 3x1/2 cth
Komp: paracetamol
I: analgesic dan antipiretik
KI: penyakit hati
ES: reaksi alergi
Dosis: Sir anak 2,5-5mL 3-4x/hari
- Mucohexin 3x1 puyer
Komp: bromhxine HCl
I: batuk yang memerlukan ekspektoran
KI: Tukak lambung
ES: gangguan GI tract
Dosis: Anak 1/4sdt atau 1/4tab 3x/hari
- Inj. clacef 2x175mg
Komp: cefotaxime Na
10
I: infeksi saluran nafas, kulit, tulang, sal.kemih, bakterimia
KI: hipersensitif
ES: gangguan GI, hipersensitif
Dosis: Anak 50-100mg/kgBB/hari 2x/hari
Follow up
Tanggal 14/10/2011
S : panas, batuk, pilek, tidak mau makan minum
O : KU cukup, compos mentis GCS 456, gizi kesan cukup
Tanda vital: T: - mmHg RR: 34 x/menit
N: 112 x/menit S: 37,6oC
A : OF et causa ISPA
P : - Infus KAEN-3B
- Progesic syr
- Mucohexin syr
- Inj. clacef
- Diet makanan lunak
-Foto thorax PA dan Lab. DL
Tanggal 15/10/2011
S : batuk dan panas, diare 2x
O : KU cukup, compos mentis GCS 456, gizi kesan cukup
Tanda vital: T: - mmHg RR: 34 x/menit
N: 110 x/menit S: 36,4oC
Lab : Hb = 11,3 mg/dL
Leukosit = 11.300/mm3
Erirosit = 4,77 juta/mm3
Trombosit = 347.000/mm3
PCV = 36,4%
Hitung jenis : -/2/-/17/72/9
A : OF et causa ISPA
P : - Infus KAEN-3B
- Progesic syr
- Mucohexin syr
11
- Inj. clacef
- Diet makanan lunak
Tanggal 16/10/2011
S : batuk, pilek dan demam berkurang, tetapi tidak mau makan
O : KU cukup, compos mentis, gizi kesan cukup
Tanda vital: T: - mmHg RR: 28 x/menit
N: 100 x/menit S: 36,2oC
Hasil Foto thorax PA :
Cor : tidak ada kelainan
Pulmo : bronchovascular pattern meningkat pada lap.atas kanan dan kiri
Kesimpulan : bronchitis
A : bronchitis
P : - Infus KAEN-3B
- Mucohexin syr
- Inj. clacef
- Diet makanan lunak
- Progesic (bila perlu)
-Lab DL
Tanggal 17/10/2011
S : membaik
O : keluhan tidak ada
Tanda vital: T: - mmHg RR: 26 x/menit
N: 100 x/menit S: 36oC
DL : Hb 11,1 mg/dl
Leukosit = 6.200/mm3
Eritrosit = 4,77 juta/mm3
Trombosit = 234.000/mm3
Hitung jenis : -/4/-/6/81/9
A : bronkhitis
P : - Infus KAEN-3B
- Mucohexin syr
- Inj. clacef
- Diet makanan lunak
12
- Progesic (bila perlu)
Pukul 17.00 keluarga pasien minta dipulangkan
ACC pulang, KU membaik
Obat yang diminum di rumah : cefixime syr 2x1
puyer mucohexin 3x1
Kesimpulan
- Diagnose akhir dari An.D adalah bronchitis
- Kondisi An.D sewaktu dipulangkan membaik
Flow Sheet
Pasien : An.D, 11 bulanDiagnosis : bronchitis
No. Tanggal S O A P1. 14/10/2011 panas,
batuk, pilek, tidak mau makan minum
KU cukup, compos mentis GCS 456, gizi kesan cukupTanda vital:T: - mmHg RR: 34 x/menitN: 112 x/menit S: 37,6oC
OF et causa ISPA
- Infus KAEN-3B- Progesic syr- Mucohexin syr- Inj. clacef- Diet makanan lunak- Foto thorax PA- Lab. DL
2. 15/10/2011 batuk dan panas, diare 2x
KU cukup, compos mentis GCS 456, gizi kesan cukupTanda vital:T: - mmHg RR: 34 x/menitN: 110 x/menit S: 36,4oCLab : Hb = 11,3 mg/dLLeukosit = 11.300/mm3Erirosit = 4,77 juta/mm3Trombosit = 347.000/mm3PCV = 36,4%Hitung jenis : -/2/-/17/72/9
OF et causa ISPA
- Infus KAEN-3B- Progesic syr- Mucohexin syr- Inj. clacef- Diet makanan lunak
3 16/10/2011 batuk, pilek dan demam berkurang, tetapi tidak mau makan
KU cukup, compos mentis, gizi kesan cukupTanda vital:T: - mmHg RR: 28 x/menitN: 100 x/menit S: 36,2oCHasil Foto thorax PA :Cor : tidak ada kelainanPulmo : bronchovascular pattern meningkat pada lap.atas kanan dan kiriKesimpulan : bronchitis
Bronchitis - Infus KAEN-3B- Mucohexin syr- Inj. clacef- Diet makanan lunak- Progesic syr (bila perlu)
4 17/10/2011 Membaik, keluhan tidak ada
KU cukup, compos mentis, gizi kesan cukupTanda vital:
Bronkhitis - Infus KAEN-3B- Mucohexin syr- Inj. clacef
13
Pukul 17.00
Keluarga pasien minta dipulangkan
T: - mmHg RR: 26 x/menitN: 100 x/menit S: 36oCDL : Hb 11,1 mg/dlLeukosit = 6.200/mm3Eritrosit = 4,77 juta/mm3Trombosit = 234.000/mm3Hitung jenis : -/4/-/6/81/9
ACC pulang, KU membaik
- Diet makanan lunak- Progesic syr (bila perlu)
Obat yang diminum di rumah :- cefixime syr 2x1- puyer mucohexin 3x1
Prognosis : baik
BAB II
IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI DALAM KELUARGA
14
DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN
Fungsi Holistik
1. Fungsi Biologis
Keluarga An.D terdiri dari 4 orang, yaitu ayah (Tn.C), ibu (Ny.N), kakak
(An.A) dan An.D. An.D merupakan penderita bronkhitis.
2. Fungsi Psikologis
Hubungan keluarga An.D baik dan saling perhatian.
3. Fungsi Sosial
Orangtua An.D hanya sebagai anggota masyarakat biasa di lingkungannya.
Kesimpulan :
Fungsi biologis An.D kurang baik.
Fungsi Fisiologis dengan Alat APGAR Score
APGAR score Tn.C=5
APGAR Tn.C Terhadap Keluarga Sering/selalu
Kadang-kadang
Jarang/Tidak
A Saya puas bahwa saya dapat kembali ke keluarga saya bila saya menghadapi masalah
P Saya puas dengan cara keluarga saya membahas dan membagi masalah dengan saya
G Saya puas dengan cara keluarga saya menerima dan mendukung keinginan saya untuk melakukan kegiatan baru atau arah hidup yang baru
A Saya puas dengan cara keluarga saya mengekspresikan kasih sayangnya dan merespon emosi saya seperti kemarahan, perhatian dll
R Saya puas dengan cara keluarga saya dan saya membagi waktu bersama-sama
Untuk Tn.C APGAR score dapat dijelaskan sebagai berikut :
Adaptation : Dalam menghadapi masalah, Tn.C kadang-kadang memecahkannya sendiri .
Score : 1
Partnership : Komunikasi antara Tn.C dengan keluarga terjalin cukup baik.
Score : 1
Growth : Tn.N kadang tidak didukung untuk melakukan kegiatan tertentu.
Score : 1
15
Affection : Kasih sayang dan perhatian cukup baik.
Score : 1
Resolve : Tn.C kadang-kadang berkumpul dan jalan-jalan bersama dengan
keluarganya jika libur kerja.
Score : 1
APGAR score Ny.N= 8
APGAR Ny.N Terhadap Keluarga Sering/selalu
Kadang-kadang
Jarang/tidak
A Saya puas bahwa saya dapat kembali ke keluarga saya bila saya menghadapi masalah.
P Saya puas dengan cara keluarga saya membahas dan membagi masalah dengan saya.
G Saya puas dengan cara keluarga saya menerima dan mendukung keinginan saya untuk melakukan kegiatan baru atau arah hidup yang baru.
A Saya puas dengan cara keluarga saya mengekspresikan kasih sayangnya dan merespon emosi saya seperti kemarahan, perhatian dll
R Saya puas dengan cara keluarga saya dan saya membagi waktu bersama-sama
Untuk Ny.N APGAR score dapat dijelaskan sebagai berikut :
Adaptation : Dalam menghadapi masalah hidup, Ny.N menceritakan kepada suaminya.
Score : 1
Partnership : Komunikasi antara Ny.N dengan keluarga terjalin baik.
Score : 2
Growth : Ny.N jarang melakukan kegiatan baru karena sibuk mengurus anak.
Score : 1
Affection : Kasih sayang yang terjalin antara anggota keluarga baik.
Score : 2
Resolve : Ny.N selalu bersama anak-anaknya tetapi untuk kumpul dan jalan dengan
suaminya jarang.
Score : 1
APGAR score keluarga An.D = (5+8) : 2 = 6,5
16
Kesimpulan : Fungsi fisiologis keluarga An.D cukup baik.
Fungsi Patologis dengan Alat SCREEM
Tabel SCREEM keluarga An.D
Sumber PatologisSocial Ikut berpartisipasi dalam kegiatan di lingkungannya -
Culture Menggunakan adat istiadat daerah asal -
Religious Pemahaman terhadap ajaran agama cukup, demikian juga dalam ketaatannya dalam beribadah.
-
Economic Penghasilan keluarga relatif kurang +
EducationalTingkat pendidikan dan pengetahuan keluarga ini cukup -
MedicalAn.D saat ini tidak langsung dibawa ke RS karena orangtuanya menganggap batuk pilek biasa. +
Kesimpulan
Keluarga An.D mempunyai masalah dalam hal ekonomi dan kesehatan.
Genogram Keluarga
Diagram Genogram Keluarga An.D
Pola Interaksi Keluarga
Diagram Pola Interaksi Keluarga An.D
Tn.C
An.A
Ny.N
An.D
17
Keterangan :
Hubungan baik
Hubungan tidak baik
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesehatan
Identifikasi Faktor Perilaku dan Non Perilaku Keluarga
Faktor Perilaku Keluarga
a. Pengetahuan
Keluarga An.D memiliki pengetahuan yang cukup tentang kesehatan. Menurut
pendapat mereka semua kesehatan itu tidak hanya secara jasmani saja tetapi dalam
hal pikiran. Namun orangtua An.D kurang mengetahui tentang komplikasi
penyakit yang dapat terjadi pada An.D jika An.D tidak segera ditangani dengan
baik.
b. Sikap
Keluarga An.D menganggap ini hanya batuk pilek biasa sehingga tidak perlu
dibawa ke dokter atau rumah sakit.
c. Tindakan
Keluarga baru mengantarkan An.D untuk periksa ke RS karena alasan baru
sempat dan mengira An.D hanya batuk pilek biasa. Selain itu keluarga takut jika
ke RS disuruh rawat inap karena alas an biaya.
Faktor Non Perilaku
a. Lingkungan
Rumah keluarga terletak di sebuah gang di perumahan dan berdempetan
dengan tetangganya. Gang ini cukup ramai karena sering digunakan sebagai
jalan pintas. Kondisi ini membuat ventilasi rumah kurang baik, selain itu
polusi udara dapat masuk ke dalam rumah.
Tn.C
Ny.N
An.DAn.A
18
b. Pelayanan Kesehatan
Rumah An.D tidak terlalu jauh dengan pelayanan kesehatan seperti bidan.
Namun untuk jarak dengan RS agak jauh.
c. Keturunan
Menurut keluarga, tidak ada anggota keluarga lainnya yang menderita
penyakit seperti ini. Hanya batuk pilek biasa.
Diagram Faktor Perilaku dan Non Perilaku
Keterangan:: Faktor Perilaku
: Faktor Non-perilaku
PengetahuanKeluarga An.D memiliki pengetahuan yang cukup tentang kesehatan. Menurut pendapat mereka semua kesehatan itu tidak hanya secara jasmani saja tetapi dalam hal pikiran. Namun orangtua An.D kurang mengetahui tentang komplikasi penyakit yang dapat terjadi pada An.D jika An.D tidak segera ditangani dengan baik.
SikapKeluarga An.D menganggap ini hanya batuk pilek biasa sehingga tidak perlu dibawa ke dokter atau rumah sakit.
TindakanKeluarga baru mengantarkan An.D untuk periksa ke RS karena alasan baru sempat dan mengira An.D hanya batuk pilek biasa. Selain itu keluarga takut jika ke RS disuruh rawat inap karena alas an biaya.
KeturunanMenurut keluarga, tidak ada anggota keluarga lainnya yang menderita penyakit seperti ini. Hanya batuk pilek biasa.
LingkunganRumah keluarga terletak di sebuah gang di perumahan dan berdempetan dengan tetangganya. Gang ini cukup ramai karena sering digunakan sebagai jalan pintas. Kondisi ini membuat ventilasi rumah kurang baik, selain itu polusi udara dapat masuk ke dalam rumah.
Pelayanan KesehatanRumah An.D tidak terlalu jauh dengan pelayanan kesehatan seperti bidan. Namun untuk jarak dengan RS agak jauh.
An.D
19
Identifikasi Lingkungan Rumah
Lingkungan Luar Rumah (Fungsi Outdoor) :
o Rumah ukuran 6m x 6m
o Memiliki pagar
o Jarak dengan tetangga berdempetan
o Sumber air dari pompa
Lingkungan Dalam Rumah (Fungsi Indoor) :
o Terdapat 5 ruangan :
2 kamar tidur
1 ruang tamu + ruang keluarga
1 dapur
1 kamar mandi
o Ventilasi dan sirkulasi udara kurang baik
o Lantai keramik
o Dinding dari tembok, atap dari genteng
Denah Rumah
Dapur
Ruang tamu
Kamar Tidur I
Kamar Tidur II
Kamar Mandi
6m
7m
Ruang Keluarga
20
Daftar MasalahMasalah medis :
- bronkhitis
- balita
Masalah non medis :
1. Faktor ekonomi yang relative kurang
2. Keluarga kurang memahami penyakit dan komplikasinya
3. Keluarga menganggap ini hanya penyakit biasa sehingga tidak segera
memeriksakan anaknya
4. Lingkungan rumah yang kurang baik
Diagram Permasalahan Pasien
Matrikulasi Masalah
Prioritas masalah ini ditentukan melalui teknik kriteria matriks.
No. Daftar Masalah I T R Jumlah
IxTxRP S SB Mn Mo Ma
1. Faktor ekonomi yang kurang
4 4 3 2 4 4 3 242
2. Keluarga kurang memahami penyakit dan komplikasinya
5 5 3 2 5 2 3 780
2.Keluarga kurang memahami penyakit dan komplikasinya
3.Keluarga menganggap ini hanya penyakit biasa sehingga tidak segera memeriksakan anaknya
4. Lingkungan rumah yang kurang baik dan ayahnya merokok
An.D, 11 bulanDiagnosa :bronkhitis
Faktor ekonomi yang kurang
21
3. Keluarga menganggap ini hanya penyakit biasa sehingga tidak segera memeriksakan anaknya
5 5 5 4 5 5 3 780
4. Lingkungan rumah kurang baik dan ayahnya merokok
5 5 4 3 5 3 2 420
Keterangan :
I : Importancy (pentingnya masalah)
P : Prevalence (besarnya masalah)
S : Severity (akibat yang ditimbulkan oleh masalah)
SB : Social Benefit (keuntungan sosial karena selesainya masalah)
T : Technology (teknologi yang tersedia)
R : Resources (sumber daya yang tersedia)
Mn : Man (tenaga yang tersedia)
Mo : Money (sarana yang tersedia)
Ma : Material (pentingnya masalah)
Kriteria penilaian :
1 : tidak penting
2 : agak penting
3 : cukup penting
4 : penting
5 : sangat penting
Berdasarkan kriteria matriks diatas, maka urutan prioritas masalah keluarga An.D adalah
sebagai berikut :
1. Keluarga kurang memahami penyakit dan komplikasinya
2. Keluarga menganggap ini hanya penyakit biasa sehingga tidak segera
memeriksakan anaknya
3. Lingkungan rumah yang kurang baik dan ayah An.D merokok
4. Faktor ekonomi yang relative kurang
22
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
ISPA
Definisi ISPA
ISPA sering disalah artikan sebagai infeksi saluran pernapasan atas. Yang benar
adalah ISPA merupakan singkatan dari Infeksi Saluran Pernapasan Akut. ISPA meliputi
saluran pernapasan bagian atas dan saluran pernapasan bagian bawah.
ISPA adalah infeksi saluran pernapasan yang berlangsung sampai 14 hari. Yang
dimaksud dengan saluran pernapasan adalah organ mulai dari hidung sampai gelembung
paru, beserta organ-organ disekitarnya seperti : sinus, ruang telinga tengah dan selaput
paru.
Sebagian besar dari infeksi saluran pernapasan hanya bersifat ringan seperti batuk
pilek dan tidak memerlukan pengobatan dengan antibiotik, namun demikian anak akan
menderita pneumoni bila infeksi paru ini tidak diobati dengan antibiotik dapat
mengakibat kematian.
Program Pemberantasan Penyakit (P2) ISPA membagi penyakit ISPA dalam 2
golongan yaitu pneumonia dan yang bukan pneumonia. Pneumonia dibagi atas derajat
beratnya penyakit yaitu pneumonia berat dan pneumonia tidak berat. Penyakit batuk pilek
seperti rinitis, faringitis, tonsilitis dan penyakit jalan napas bagian atas lainnya
digolongkan sebagai bukan pneumonia. Etiologi dari sebagian besar penyakit jalan napas
bagian atas ini ialah virus dan tidak dibutuhkan terapi antibiotik. Faringitis oleh kuman
Streptococcus jarang ditemukan pada balita. Bila ditemukan harus diobati dengan
antibiotik penisilin, semua radang telinga akut harus mendapat antibiotic.
ISPA dapat ditularkan melalui air ludah, darah, bersin, udara pernapasan yang
mengandung kuman yang terhirup oleh orang sehat ke saluran pernapasannya..
Kelainan pada sistem pernapasan terutama infeksi saluran pernapasan bagian atas
dan bawah, asma dan fibro kistik, menempati bagian yang cukup besar pada lapangan
pediatri. Infeksi saluran pernapasan bagian atas terutama yang disebabkan oleh virus,
sering terjadi pada semua golongan masyarakat pada bulan-bulan musim dingin.
Tetapi ISPA yang berlanjut menjadi pneumonia sering terjadi pada anak kecil
terutama apabila terdapat gizi kurang dan dikombinasi dengan keadaan lingkungan yang
tidak higiene. Risiko terutama terjadi pada anak-anak karena meningkatnya kemungkinan
23
infeksi silang, beban immunologisnya terlalu besar karena dipakai untuk penyakit parasit
dan cacing, serta tidak tersedianya atau berlebihannya pemakaian antibiotik.
Tanda-tanda bahaya
Pada umumnya suatu penyakit saluran pernapasan dimulai dengan keluhan-
keluhan dan gejala-gejala yang ringan. Dalam perjalanan penyakit mungkin gejala-gejala
menjadi lebih berat dan bila semakin berat dapat jatuh dalam keadaan kegagalan
pernapasan dan mungkin meninggal. Bila sudah dalam kegagalan pernapasan maka
dibutuhkan penatalaksanaan yang lebih rumit, meskipun demikian mortalitas masih
tinggi, maka perlu diusahakan agar yang ringan tidak menjadi lebih berat dan yang sudah
berat cepat-cepat ditolong dengan tepat agar tidak jatuh dalam kegagalan pernapasan.
Tanda-tanda bahaya dapat dilihat berdasarkan tanda-tanda klinis dan tanda-tanda
laboratoris.
Tanda-tanda klinis :
• Pada sistem respiratorik adalah: tachypnea, napas tak teratur (apnea), retraksi
dinding thorak, napas cuping hidung, cyanosis, suara napas lemah atau hilang,
grunting expiratoir dan wheezing.
• Pada sistem cardial adalah: tachycardia, bradycardiam, hypertensi, hypotensi dan
cardiac arrest.
• Pada sistem cerebral adalah : gelisah, mudah terangsang, sakit kepala, bingung,
papil bendung, kejang dan coma.
• Pada hal umum adalah : letih dan berkeringat banyak.
Tanda-tanda laboratoris
• hypoxemia,
• hypercapnia dan
• acydosis (metabolik dan atau respiratorik)
Tanda-tanda bahaya pada anak golongan umur 2 bulan sampai 5 tahun adalah: tidak bisa
minum, kejang, kesadaran menurun, stridor dan gizi buruk, sedangkan tanda bahaya pada
anak golongan umur kurang dari 2 bulan adalah: kurang bisa minum (kemampuan
minumnya menurun ampai kurang dari setengah volume yang biasa diminumnya),
kejang, kesadaran menurun, stridor, wheezing, demam dan dingin.
Penatalaksanaan
Penemuan dini penderita pneumonia dengan penatalaksanaan kasus yang benar
merupakan strategi untuk mencapai dua dari tiga tujuan program (turunnya kematian
24
karena pneumonia dan turunnya penggunaan antibiotik dan obat batuk yang kurang tepat
pada pengobatan penyakit ISPA).
Pedoman penatalaksanaan kasus ISPA akan memberikan petunjuk standar
pengobatan penyakit ISPA yang akan berdampak mengurangi penggunaan antibiotik
untuk kasus-kasus batuk pilek biasa, serta mengurangi penggunaan obat batuk yang
kurang bermanfaat. Strategi penatalaksanaan kasus mencakup pula petunjuk tentang
pemberian makanan dan minuman sebagai bagian dari tindakan penunjang yang penting
bagi pederita ISPA.
Penatalaksanaan ISPA meliputi langkah atau tindakan sebagai berikut :
a. Pemeriksaan
Pemeriksaan artinya memperoleh informasi tentang penyakit anak dengan
mengajukan beberapa pertanyaan kepada ibunya, melihat dan mendengarkan anak.
Hal ini penting agar selama pemeriksaan anak tidak menangis (bila menangis akan
meningkatkan frekuensi napas), untuk ini diusahakan agar anak tetap dipangku oleh
ibunya. Menghitung napas dapat dilakukan tanpa membuka baju anak. Bila baju anak
tebal, mungkin perlu membuka sedikit untuk melihat gerakan dada. Untuk melihat tarikan
dada bagian bawah, baju anak harus dibuka sedikit. Tanpa pemeriksaan auskultasi dengan
steteskop penyakit pneumonia dapat didiagnosa dan diklassifikasi.
b. Klasifikasi ISPA
Program Pemberantasan ISPA (P2 ISPA) mengklasifikasi ISPA sebagai berikut:
• Pneumonia berat: ditandai secara klinis oleh adanya tarikan dinding dada kedalam
(chest indrawing).
• Pneumonia: ditandai secara klinis oleh adanya napas cepat.
• Bukan pneumonia: ditandai secara klinis oleh batuk pilek, bisa disertai demam,
tanpa tarikan dinding dada kedalam, tanpa napas cepat. Rinofaringitis, faringitis
dan tonsilitis tergolong bukan pneumonia
Berdasarkan hasil pemeriksaan dapat dibuat suatu klasifikasi penyakit ISPA.
Klasifikasi ini dibedakan untuk golongan umur dibawah 2 bulan dan untuk golongan
umur 2 bulan sampai 5 tahun.
Untuk golongan umur kurang 2 bulan ada 2 klasifikasi penyakit yaitu :
• Pneumonia berada: diisolasi dari cacing tanah oleh Ruiz dan kuat dinding pada
bagian bawah atau napas cepat. Batas napas cepat untuk golongan umur kurang 2
bulan yaitu 60 kali per menit atau lebih.
25
• Bukan pneumonia: batuk pilek biasa, bila tidak ditemukan tanda tarikan kuat
dinding dada bagian bawah atau napas cepat.
Untuk golongan umur 2 bulan sampai 5 tahun ada 3 klasifikasi penyakit yaitu :
• Pneumonia berat: bila disertai napas sesak yaitu adanya tarikan dinding dada bagian
bawah kedalam pada waktu anak menarik napas (pada saat diperiksa anak harus
dalam keadaan tenang tldak menangis atau meronta).
• Pneumonia: bila disertai napas cepat. Batas napas cepat ialah untuk usia 2 -12 bulan
adalah 50 kali per menit atau lebih dan untuk usia 1 -4 tahun adalah 40 kali per
menit atau lebih.
• Bukan pneumonia: batuk pilek biasa, bila tidak ditemukan tarikan dinding dada
bagian bawah dan tidak ada napas cepat.
c. Pengobatan
• Pneumonia berat : dirawat di rumah sakit, diberikan antibiotik parenteral, oksigen
dan sebagainya.
• Pneumonia: diberi obat antibiotik kotrimoksasol peroral. Bila penderita tidak
mungkin diberi kotrimoksasol atau ternyata dengan pemberian kontrmoksasol
keadaan penderita menetap, dapat dipakai obat antibiotik pengganti yaitu
ampisilin, amoksisilin atau penisilin prokain.
• Bukan pneumonia: tanpa pemberian obat antibiotik. Diberikan perawatan di rumah,
untuk batuk dapat digunakan obat batuk tradisional atau obat batuk lain yang tidak
mengandung zat yang merugikan seperti kodein,dekstrometorfan dan,
antihistamin. Bila demam diberikan obat penurun panas yaitu parasetamol.
Penderita dengan gejala batuk pilek bila pada pemeriksaan tenggorokan didapat
adanya bercak nanah (eksudat) disertai pembesaran kelenjar getah bening dileher,
dianggap sebagai radang tenggorokan oleh kuman streptococcuss dan harus diberi
antibiotik (penisilin) selama 10 hari.
Tanda bahaya setiap bayi atau anak dengan tanda bahaya harus diberikan
perawatan khusus untuk pemeriksaan selanjutnya.
d. Perawatan dirumah
Beberapa hal yang perlu dikerjakan seorang ibu untuk mengatasi anaknya yang
menderita ISPA.
26
• Mengatasi panas (demam)
Untuk anak usia 2 bulan samapi 5 tahun demam diatasi dengan memberikan
parasetamol atau dengan kompres, bayi dibawah 2 bulan dengan demam harus
segera dirujuk. Parasetamol diberikan 4 kali tiap 6 jam untuk waktu 2 hari.
Cara pemberiannya, tablet dibagi sesuai dengan dosisnya, kemudian digerus
dan diminumkan. Memberikan kompres, dengan menggunakan kain bersih,
celupkan pada air (tidak perlu air es).
Mengatasi batuk
Dianjurkan memberi obat batuk yang aman yaitu ramuan tradisional yaitu
jeruk nipis ½ sendok teh dicampur dengan kecap atau madu ½ sendok teh ,
diberikan tiga kali sehari.
Pemberian makanan
Berikan makanan yang cukup gizi, sedikit-sedikit tetapi berulang-ulang yaitu
lebih sering dari biasanya, lebih-lebih jika muntah. Pemberian ASI pada bayi
yang menyusu tetap diteruskan.
Pemberian minuman
Usahakan pemberian cairan (air putih, air buah dan sebagainya) lebih banyak
dari biasanya. Ini akan membantu mengencerkan dahak, kekurangan cairan
akan menambah parah sakit yang diderita.
Lain-lain
Tidak dianjurkan mengenakan pakaian atau selimut yang terlalu tebal dan
rapat, lebih-lebih pada anak dengan demam. Jika pilek, bersihkan hidung yang
berguna untuk mempercepat kesembuhan dan menghindari komplikasi yang
lebih parah. Usahakan lingkungan tempat tinggal yang sehat yaitu yang
berventilasi cukup dan tidak berasap. Apabila selama perawatan dirumah
keadaan anak memburuk maka dianjurkan untuk membawa kedokter atau
petugas kesehatan. Untuk penderita yang mendapat obat antibiotik, selain
tindakan diatas usahakan agar obat yang diperoleh tersebut diberikan dengan
benar selama 5 hari penuh. Dan untuk penderita yang mendapatkan antibiotik,
usahakan agar setelah 2 hari anak dibawa kembali kepetugas kesehatan untuk
pemeriksaan ulang .
e. Pencegahan dan Pemberantasan
Pencegahan dapat dilakukan dengan :
27
• Menjaga keadaan gizi agar tetap baik.
• Immunisasi.
• Menjaga kebersihan prorangan dan lingkungan.
• Mencegah anak berhubungan dengan penderita ISPA.
Pemberantasan yang dilakukan adalah :
• Penyuluhan kesehatan yang terutama di tujukan pada para ibu.
Pengelolaan kasus yang disempurnakan.
• Immunisasi
BRONKHITIS PADA ANAK
Definisi
Bronkitis adalah suatu penyakit yang ditanda oleh inflamasi bronkus. Secara klinis
pada ahli mengartikan bronkitis sebagai suatu penyakit atau gangguan respiratorik dengan
batuk merupakan gejala yang utama dan dominan. Bronkitis dapat dikatakan penyakit
tersendiri, tetapi biasanya merupakan lanjutan dari infeksi saluran pernafasan akut atau
bersamaan dengan penyakit saluran pernapasan akut lain seperti sinobronkitis,
laringotrakeobronkitis, bronkitis pada asma dan sebagainya.
Etiologi
Penyebab utama penyakit bronkitis akut adalah adalah virus. Sebagai contoh
Rhinovirus Sincytial Virus (RSV), Infulenza Virus, Para-influenza Virus, Adenovirus dan
28
Coxsakie Virus. Bronkitis akut selalu terjadi pada anak yang menderita morbilli, pertusis
dan infeksi Mycoplasma Pneumonia. Belum ada bukti yang meyakinkan bahwa bakteri
lain merupakan penyebab primer bronkitis akut pada anak. Di lingkungan sosio-ekonomi
yang baik jarang terdapat infeksi sekunder oleh bakteri. Alergi, cuaca, polusi udara dan
infeksi saluran napas atas dapat memudahkan terjadinya bronkitis akut.
Patofisiologi
Virus merupakan penyebab tersering infeksi. Virus masuk melalui saluran
pernapasan. Saluran pernafasan sebenarnya telah memiliki respon imun pada lini pertama
yaitu mukosa dan silia, tetapi pada keadaan tertentu invasi terus berlanjut sehingga virus
dapat masuk ke saluran pernapasan lebih lanjutan. Invasi dari virus menyebabkan mukosa
membengkak dan menghasilkan lendir, sehingga tampak gejalanya adalah demam, pilek,
batuk (mula-mula kering kemudian berdahak), riak jernih, purulent, encer. Jika kondisi
ini tidak segera diatasi maka infeksi akan berlanjut ke saluran pernafasan bawah yang
menimbulkan suara ronkhi, sesak napas dan wheezing. Jika tidak hilang setelah tiga
minggu maka kemungkinan akan terjadi kolaps paru segmental atau infeksi paru sekunder
yang biasanya oleh golongan bakteri maupun jamur.
Tanda dan Gejala
- Biasanya tidak demam, walaupun ada tetapi rendah.
- Keadaan umum baik, tidak tampak sakit, tidak bagitu sesak.
- Mungkin disertai nasofaringitis atau konjungtivitis.
- Pada paru didapatkan ronkhi atau wheezing.
Komplikasi
- Bronkitis akut yang tidak ditangani cenderung menjadi bronkitis kronik.
- Pada anak yang sehat jarang terjadi komplikasi, tetapi pada anak dengan gizi
kurang dapat terjadi otitis media, sinusitis dan pneumonia.
- Bronkitis kronik menyebabkan mudah terserang infeksi.
- Bila sekret tetap tinggal, dapat menyebabkan atelektasis atau bronkietaksis.
-
Pemeriksaan Penunjang
- Foto Thorax : biasanya tidak tampak adanya kelainan atau hanya hyperemi dan
bronchovascular pattern meningkat.
- Laboratorium : biasanya terdapat peningkatan kadar leukosit yang menunjukkan
adanya infeksi.
29
Penatalaksanaan
a. Tindakan Perawatan
Pada tindakan perawatan yang penting ialah mengontrol batuk dan mengeluarakan
lendir
- Sering mengubah posisi
- Istirahat
- Banyak minum
- Jika sesak dapat diberikan inhalasi atau nebulizer
- Untuk mempertahankan daya tahan tubuh, setelah anak muntah dan tenang perlu
diberikan minum susu atau makanan lain
- Mencari penyebab. Bila karena alergi maka dilakukan modifikasi lingkungan sekitar
untuk mengurangi eksposur pada anak
b. Pengobatan
- Untuk mengurangi demam dan rasa tidak enak badan, dapat diberikan antipiretik dan
analgesic misalnya paracetamol.
- Antibiotik diberikan kepada penderita yang gejalanya menunjukkan bahwa
penyebabnya adalah infeksi bakteri (dahaknya berwarna kuning atau hijau dan demamnya
tetap tinggi) dan penderita yang sebelumnya memiliki penyakit paru-paru. Penderita
dewasa diberikan trimetoprim-sulfametoksazol, tetracyclin atau ampisilin. Erythromycin
diberikan walaupun dicurigai penyebabnya adalah Mycoplasma pneumoniae. Pada
penderita anak-anak diberikan amoxicillin. Jika penyebabnya virus, tidak diberikan
antibiotik. Jika gejalanya menetap atau berulang atau jika bronkitisnya sangat berat, maka
dilakukan pemeriksaan biakan dari dahak untuk membantu menentukan apakah perlu
dilakukan penggantian antibiotik.
BAB IVKESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN HOLISTIK
30
Diagnosis Holistik : An.D usia 11 bulan adalah penderita bronkhitis yang tinggal
dalam nuclear family, hubungan keluarga baik, status ekonomi relative kurang dan
merupakan anggota masyarakat biasa dalam kehidupan sosial di lingkungannya.
1. Segi biologis :
An.D menderita bronkhitis.
2. Segi psikologis :
APGAR skor keluarga An.D= 6,5 menunjukkan fungsi fisiologis keluarga cukup
baik.
3. Segi sosial :
Keluarganya hanya sebagai anggota masyarakat biasa di lingkungannya.
SARAN KOMPREHENSIFBerikut ini merupakan saran dan edukasi yang harus kita berikan kepada keluarga
(orangtua) An.D :
1) Promotif
Orangtua An.D perlu diberikan penjelasan mengenai penyakit dan
komplikasi dari bronkhitis yang diderita An.D, bahwa penyakitnya ini
akibat peradangan atau infeksi saluran nafas yang ditandai dengan batuk,
pilek, dan demam. Jika tidak segera ditangani dengan baik maka akan
menyebabkan penyakit yang lain pada saluran nafas. Selain itu perlu diberi
pengetahuan bahwa kondisi lingkungan dan kondisi anak juga sangat
mempengaruhi terjadinya penyakit.
2) Preventif
Pada kasus ini tindakan preventif adalah menjaga kondisi anak dan
lingkungannya agar tetap sehat, ventilasi dan pencahayaannya cukup, serta
Tn.C tidak merokok di dalam rumah. Rumah yang terletak di pinggir jalan
yang ramai, maka kamar anak sebaiknya tidak terpapar langsung oleh
polusi. Imunisasi juga harus dilakukan secara lengkap.
3) Kuratif
Jika ada permasalahan pada anak, maka orangtua sebaiknya tidak
menganggap remeh dan cepat memeriksakannya ke pelayanan kesehatan
terdekat.
31
4) Rehabilitatif
Edukasi dan motivasi terhadap keluarga pasien tentang pencegahan
penyakit, menjaga kesehatan anak dan memperbaiki kondisi lingkungan
rumah.