jurnal tugas anak...
DESCRIPTION
bbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbTRANSCRIPT
-
LACTOBACILLUS REUTERI SEBAGAI AGEN TERAPETIK DALAM
PENGOBATAN DIARE AKUT ANAK
Latar Belakang : jenis tertentu dari laktobasilus dapat dijadikan terapi pemulihan
dari diare akut. Lactobacillus reuteri sendiri berasal dari manusia dan merupakan
bakteri patogen alami saluran pencernaan. Dalam percobaan ini, diberikan L.
reuteri eksogen dan dipelajari sebagai agen terapi diare akut.
Metode : Empat puluh pasien usia antara 6 dan 36 bulan usia yang dirawat
dengan diare akut (75% rotavirus) dijadikan objek. Setelah izin orang tua, pasien
secara acak diambil salah satu dari dua kelompok pengobatan untuk menerima
1010
-1011
unit koloni L. reuteri atau plasebo setiap hari selama rawat inap atau
sampai 5 hari. Kemudian hasil klinis diare dan kolonisasi L. reuteri dievaluasi.
Hasil : Rerata (SD) durasi diare berair setelah perawatan adalah 1,7 (1.6) hari pada
kelompok L. reuteri dan 2,9 (2.3) hari pada kelompok plasebo (p = 0,07). Pada
hari kedua pengobatan hanya 26% dari pasien yang menerima L. reuteri
mengalami diare berair, dibandingkan dengan 81% dari mereka yang menerima
plasebo (p = 0,0005). kultur laktobasilus dari sampel tinja menunjukkan bahwa
pemberian L. reuteri mengakibatkan kolonisasi pada saluran pencernaan.
Lactobacillus reuteri menyumbang> 75% dari jumlah lactobacilli yang ditemukan
pada anak-anak yang diberi produk ini.
kesimpulan: Lactobacillus reuteri efektif sebagai agen terapi pada diare rotavirus
akut pada anak. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi temuan
ini dan untuk mengeksplorasi potensi terapi utuh L. reuteri diare virus akut.
Kata kunci : diare, mikroflora saluran cerna, Lactobacillus reuteri; Rotavirus.
Mikroflora normal penting dalam perlindungan terhadap penyakit pada saluran
pencernaan (1,2). Selama periode diare akut, mikroflora saluran cerna normal
berubah secara radikal, termasuk penurunan Lactobacillus,Bacteroides, dan
spesies Bifidobacterium (2-5). Beberapa studi telah menunjukkan bahwa
pemberian agen probiotik dapat memodulasi keseimbangan mikroba dari
-
penderita dan mengurangi episode akut diare (6-8). Jenis Lactobacillus GG (LGG)
telah menunjukkan terapi yang baik pada pemulihan klinis dari rotavirus
gastroenteritis anak dan meningkatkan respon kekebalan usus (9-11). Lainnya
tersedia secara komersial olahan dari bakteri asam laktat, seperti L. casei subsp
rhamnosus. (Lactophilus), L. delbrueckii subsp. bulgaricus, dan lainnya juga
digunakan untuk pengobatan diare akut, meskipun keberhasilan mereka belum
secara resmi diakui (11)
Lactobacillus reuteri dapat ditemukan dalam air susu ibu, dan Lactobacillus
spesies paling sering ditemukan di saluran pencernaan manusia dan hewan (12).
Seperti laktobasilus lain, L. reuteri menghasilkan metabolisme asam, produk
akhirnya berupa asam laktat dan asetat, yang memiliki aktivitas antimikroba yang
cukup besar (13). L. reuteri diketahui berada dalam usus manusia setelah kita
mengonsumsi berbagai produk susu, produk sejenis tersebut sebenarnya sedang
dipasarkan di Swedia. Oleh karena itu, L. reuteri dapat diproduksi dalam bentuk
yang mudah dikonsumsi untuk digunakan dalam pengelolaan diare, jika terbukti
berkhasiat.
L. reuteri telah terbukti aman pada pemberian eksogen untuk manusia dewasa
sehat (14) dan anak-anak yang dirawat di rumah sakit (A. Shornikova dkk., Tidak
diterbitkan) dan telah menunjukkan potensi terapi pada model tikus kolitis (15).
Dalam studi ini kami telah mengevaluasi L. reuteri sebagai agen terapi pada diare
akut anak, sebagian besar terkait dengan rotavirus, dan meneliti tingkat
laktobasilus total dan L. reuteri kolonisasi pada saluran pencernaan dengan dan
tanpa L. reuteri eksogen. Selain itu, kami telah menyelidiki efek dari L. reuteri
pada respon imunitas terhadap rotavirus setelah diare yang berhubungan dengan
rotavirus.
-
BAHAN DAN METODE
Pasien dan Desain Studi
Penelitian ini dilakukan antara 29 Januari dan 3 Juli 1995, sesuai dengan musim
epidemi rotavirus. Penelitian ini secara acak, secara double-blind . Subyek
penelitian termasuk 41 pasien bergizi baik (61% laki-laki) usia antara 6 dan 36
bulan, dirawat di Departemen Ilmu Kesehatan Anak, Tampere University Hospital
untuk diare akut durasi
-
diare telah berlangsung selama minimal 3 hari untuk mencerminkan hilangnya
berat badan karena asupan kalori rendah. Serum natrium dan kalium serta
keseimbangan asam basa dalam darah ditentukan dari spesimen darah yang
dikumpulkan pada saat pertama kali masuk.
Setelah masuk ke rumah sakit, pasien dikelola sesuai dengan praktek pengobatan
standar, pertama dengan rehidrasi oral diikuti dengan diet makan penuh (16),
namun tanpa obat antidiare. Rehidrasi oral dicapai dalam 6 jam dengan larutan
yang mengandung Na + 60 mmol / L dan glukosa 84 mmol / L (ORS Light),
diberikan pada dua kali defisit cairan, dengan minimal 30 ml / kg (17). Setelah
rehidrasi awal, oralit diberikan untuk mengganti kerugian yang sedang
berlangsung pada saat diare atau muntah.
Pasien sama-sama diacak dan dibagi menjadi salah satu dari dua kelompok.
Kelompok 1 (n = 19) menerima 1010
-1011
CFU L. reuteri SD 2112 sekali sehari.
Kelompok 2 (n = 21) menerima plasebo sekali sehari. Plasebo ini terdiri dari susu
bubuk tanpa lemak kering. dan formulasi plasebo disusun, kualitas terkontrol, dan
kualitas terjamin oleh Bio-Gaia Biologis, Inc (Raleigh, NC, USA) sebelum
pengiriman. Setiap dosis 1-g mengandung L. reuteri 1010
-1011
CFU per gram
yang dikemas dalam bentuk beku-kering di steril botol plastik tertutup
menggunakan susu bubuk tanpa lemak kering sebagai kariernya.
Selama penelitian berlangsung, semua persiapan ini disimpan pada suhu -20 C.
Satu gram beku-kering olahan dari L. reuteri atau plasebo dilarutkan dalam 50-
100 ml cairan pilihan. Makanan biasanya dipanaskan sebelum dicampurkan
dengan formulanya.
Makanan formulasi ini segera diberikanvsetelah informed consent diperoleh.
Para pasien menerima L. reuteri atau plasebo selama 5 hari atau selama rawat
inap, jika durasi rawat inap lebih pendek. Para pasien ditimbang setelah rehidrasi
dan setelah itu dilakukan penimbangan setiap hari dibangsal. Jumlah dan kualitas
feses dan jumlah episode muntah dicatat oleh perawat. Tinja dicatat sebagai
berair, longgar, atau padat.
-
Durasi diare dihitung hingga bentukan terakhir dari kotoran berair dan dinilai
sebagai hari desimal. Para pasien dipulangkan sesuai dengan penilaian klinis dari
para dokter. Mereka diminta untuk menghubungi para peneliti jika diare terulang
dan memfollow up selama jangka waktu 1 bulan, pada saat dimana mereka
kembali lagi untuk pengumpulan spesimen darah.
Metode laboratorium
Konsentrasi natrium serum, potasium, dan analisis asam-basa darah ditentukan di
laboratorium rumah sakit yang menggunakan prosedur standar. Antigen rotavirus
itu diujicobakan menggunakan enzim immunoassay komersial (Dakopatts AS,
Denmark) di Departemen Virologi, Medical School, Universitas Tampere . Darah
spesimen untuk rotavirus serologi dikumpulkan pada hari yang sama atau satu hari
setelah masuk dan empat minggu kemudian. Kelas rotavirus IgA antibodi
ditentukan dengan menggunakan metode ELISA (18). Kotoran dikumpulkan dari
setiap sampel untuk analisis laktobasilus total dan L. reuteri. Sampel tinja
dikumpulkan pada saat awal untuk mempelajari produk, 48 jam setelah pemberian
produk, dan di RS. Tidak kurang dari 2 gram tinja dikumpulkan untuk sampel
andalysis mikroba. Sampel itu kemudian dihomogenkan dan diencerkan dalam air
pepton 0,1% untuk rasio akhir 1:5. Lima Aliquot sebesar 1,6 ml dari setiap
campuran disiapkan dengan cepat dan disimpan beku pada -70 C. Sampel tinja
dilusian dikirim ke BioGaia Biologis, Inc, Raleigh, NC, Amerika Serikat untuk
penentuan laktobasilus tinja total dan L. reuteri. Aktivitas urease dalam tinja
ditentukan di laboratorium Departemen Clinical Nutrition, University of Kuopio,
sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya (19,20).
Metode statistik
Analisis statistik dilakukan dengan menggunakan StatView Program IV. tes t two-
tailed, analisis varians, dan chi-square digunakan dalam penentuan perbedaan
statistik antara kelompok studi. Sebuah tes berpasangan digunakan untuk
membandingkan hasil pengukuran ulang. Karena distribusi yang tidak lurus dri
aktivitas urease tinja, maka data yang disajikan adalah rata-rata pengukuran dalam
-
kisaran interkuartil (IQR) dari tanggal 25 ke persentil ke-75. Nonparametrik
Wilcoxon test digunakan dalam analisis ini.
Pertimbangan etis
Protokol penelitian telah disetujui oleh Komite Penelaah Etis Universitas Rumah
sakit Tampere.
HASIL
Sebanyak 41 pasien pada awalnya terdaftar dalam penelitian ini. Satu anak pada
kelompok plasebo telah dihapus dari analisis karena L. reuteri ditemukan dalam sampel
tinja. Saudara perempuannya, juga termasuk dalam percobaan, yang dimasukan kedalam
kelompok L. reuteri. Jelas bahwa kontaminasi silang yang terjadi antara anak-anak, dari
40 anak yang tersisa, 19 dan 21 pasien dimasukan dalam L.reuteri. dan pengobatan
plasebo, masing-masing. Tiga puluh (75%) pasien mempunyai antigen rotavirus pada
spesimen tinja dengan enzyme immunoassay. Rotavirus ditemukan pada kelompok L.
reuteri dari 12 (63%) dan pada kelompok plasebo dari 18 (86%) pasien.
Pada kelompok studi total (n = 40) mean (SD) durasi diare sampai pengobatan adalah 3,0
(1,7) hari. Pada awal masuk kebanyakan pasien dehidrasi ringan, rata-rata 3,4 (1,4)%.
Serum sodium antara 130 dan 144 mmol / L, dengan rata-rata dari 138 mmol / L.
Pada pasien rotavirus-positif (n = 30) telah mengalami diare selama 2,6 (1,5) hari di
rumah, dibandingkan dengan 3,1 (1,9) hari dalam 10 rotavirus-negatif (perbedaan tidak
signifikan).
Derajat dehidrasi pada rotavirus-positif tidak signifikan lebih parah daripada di rotavirus-
negatif pasien, tetapi mereka lebih asidosis metabolik (defisit basa 7.8 (4.3) mmol / L)
dibandingkan non-rotavirus pasien pada saat masuk (rata-rata defisit basa 4.8 (3.8) mmol
/ L), (p = 0,07). Karakteristik pasien yang menerima L. reuteri atau plasebo disajikan
pada Tabel 1. Pada saat masuk, kelompok-kelompok adalah sebanding kecuali bahwa
pasien pada kelompok L. reuteri lebih dehidrasi dibandingkan dengan kelompok plasebo
-
TABLE 1 - Karakteristik klinis saat masuk pasien yang menerima reuteri
Lactobacillus atau plasebo
TABEL 2 . hasil klinis pasien yang menerima reuteri Lactobacillus atau plasebo
Durasi rata-rata diare lebih pendek pada kelompok L. reuteri (p = 0,07). Hari 0, 1,
2, 3, 4, 5, dan 6 dihitung sebagai 24-jam periode sebelum atau setelah mulai atau
pengobatan plasebo.
Pengaruh L. reuteri pada diare persisten berair selanjutnya disajikan dalam
Tabel3. Dan gambar 1.