jurnal demam pada anak

7
Tinjauan Pustaka Demam pada Anak Purnamawati Sujud Pujiarto Yayasan Orangtua Peduli, Jaka.rta Abstrak: Demam pada anak merupakan gqngguan kesehatan yang banyak menimbulkan kecemasan pada oiangtua yang memicu kep,anikan tenaga kesehatan sehingga berakhir dengan tata lalsana yang tidak rasional. Pemahitman akan proses pengaturqn suhu tubuh, bahkan pada orangtua si sakit sekalipun, akan sangat membantu doher dalam bertindak rasional. Demam hanya gejala dari suatu penyakit dan dapat dipandang sebagai respons pertahanan tubuh dalam menghadapi penyakit. Tidak semua demam perlu diturunkan, tetapi ada beberapa keadaan yang merupakan tanda kegawatan; yang perlu diobati adalah penyakit penyebab -demam yang pada.anak justnt paling barynk adalah infeksi virus. Beberapa kebiasaan lama dalam penanganan demam pada anak terbukti tidak berdasar bahkan menyesatkan seperti pemberian antibiotik, memberikan kombinasi parasetamol dan luminal, ataa penggunaan metampiron. Langlah pertama dalam tata laksqnq demam adalah menegakknn diagnosis setepat mungkin, kemudian menetapkan modalitas terapi yang belum tentu obat. Kalau diperlukan obqt, maka timbanglah empat hal: efehivitas obat, keamanannya, cocok tidaknya, dan harganya. Kqta kunci: demam, antipiretik, virus 346 Maj Keitokt Indon, Volum: 58, Nomor: 9' September 2008

Upload: zaki-azki-tigabelas

Post on 20-Oct-2015

182 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Tinjauan Pustaka

Demam pada Anak

Purnamawati Sujud Pujiarto

Yayasan Orangtua Peduli, Jaka.rta

Abstrak: Demam pada anak merupakan gqngguan kesehatan yang banyak menimbulkan

kecemasan pada oiangtua yang memicu kep,anikan tenaga kesehatan sehingga berakhir dengan

tata lalsana yang tidak rasional. Pemahitman akan proses pengaturqn suhu tubuh, bahkan

pada orangtua si sakit sekalipun, akan sangat membantu doher dalam bertindak rasional.

Demam hanya gejala dari suatu penyakit dan dapat dipandang sebagai respons pertahanan

tubuh dalam menghadapi penyakit. Tidak semua demam perlu diturunkan, tetapi ada beberapa

keadaan yang merupakan tanda kegawatan; yang perlu diobati adalah penyakit penyebab-demam yang pada.anak justnt paling barynk adalah infeksi virus. Beberapa kebiasaan lama

dalam penanganan demam pada anak terbukti tidak berdasar bahkan menyesatkan sepertipemberian antibiotik, memberikan kombinasi parasetamol dan luminal, ataa penggunaan

metampiron. Langlah pertama dalam tata laksqnq demam adalah menegakknn diagnosis setepat

mungkin, kemudian menetapkan modalitas terapi yang belum tentu obat. Kalau diperlukanobqt, maka timbanglah empat hal: efehivitas obat, keamanannya, cocok tidaknya, dan harganya.

Kqta kunci: demam, antipiretik, virus

346 Maj Keitokt Indon, Volum: 58, Nomor: 9' September 2008

Demam pada Anak

Demam pada Anak

Purnamawati Sujud Pujiarto

Yayasan Orangtua Peduli, Jakarta

Abstract: Fever in children is common problem that more anxious than dangerous. The panicmothers usually frighten the health providers and this will end up in irrational management.Understanding how the body regulate its temperature as well as the pathophysiologt offever, even

of parents, will help doctors rationally solve the problem. Fever is only a symptom reflecting the

ffictive defense mechanism towards disease and it is the disease that should be overcome not the

fever Howeveri the most common disease that cause fever in children is viral infection that needno antibiotics at all. In fact, many old fashioned practice in treating children with fever areirrational or even related to some risk. Antibiotic prescribing, sometime more than one, combin-ing paracetamol and luminal in pulvus or the use of methampirone are the example. Thefi.rst stepto be taken in managingfever is making diagnosis and then applying appropriate therapy whichis not necessarily drug therapy, but when drug should be prescribed there are 4 criterias to be

fulfilled: fficacy, safety, suitability and affordability.Keywords : fever antipyretic, vi rus

Pendahuluan

Demam merupakan bagian dari proses tumbuh kembanganak. Balita khususnya, kerap mengalami demam karena pada

dasamya, balita memang rentan terhadap infeksi virus sepertiinfeksi saluran pernapasan atas/ISPA (common coldlfln). Dilain piha( demam merupakan alasan terbanyak dari orangtuauntuk membawa anak ke dokter. Demam juga kerap identikdengan peresepan polifarmasi dan peresepan antibiotik yang

berlebihan. Memang, demam sering menimbulkan"kepanikan"; bukan cuma orangtua yang panik, tenagamedisnya pun ikut-ikutan' panik '.

Dahulu kala, demam dianggap sebagai penyakit danharus diatasi seketika. Penggunaan termometer dalam duniaklinis diperkenalkan pertama kali oleh Sanctorius pada abadke-17. Dua ratus tahun kemudian, Wunderlich memulaipenelitian termometri medikal. Sejak saat itu, berakhirlahanggapan bahwa demam merupakan suatu penyakit; demamhanyalah bagian atau gejala dari suatu penyakit.

Overmedicqtion yang dialami anak ketika demamdisebabkan oleh beberapa hal. Pertama, kepanikan dan"tuntutan" pasien, yang sebenarnya disebabkan olehketidaktahuan mereka akan demam. Kedua, keinginan dokteruntuk sesegera mungkin melenyapkan demam sehinggaseringkali.tata laksana demam tidak berdasarkan prosespengaturan suhu tubuh di otak dan patogenesis demam itusendiri. Ketiga, iklan obat demam yang tidak sepenuhnya

Maj Kedokt Indon, Volum: 58, Nonior: 9, September 2008

edukatif. Yayasan Orangtua Peduli (YOP), melakukan surveipola peresepan dan respondennya adalah anggota mailing/lsf sehat atau [email protected] (n:160). Polaperesepan yang diteliti adalah peresepan terhadap 4 kondisiumum yaitu demam (n:43), ISPA (n:55), diare (n:27) danbatuk tanpa demam (n:al). Khusus untuk demam, jumlahtotal obat yang diperoleh 43 anak adalah I 86 (median 4 obat,maksimum 9 obat). Obat yang paling banyak diresepkan selain

antipiretik adalah antibiotik (86%) diikuti denganantikonvulsan (55.8%), antihistamin (53.5%), steroid 42Yo

(umumnya triamnisolon) serta34.9oh anak diberi suplemen.

Sedihnya lagi, tingkat peresepan obat generiknya sangatrendah yaittt 9.7o/o. Pola peresepan seperti itu tidak akanterjadi apabila kita memahami patofisiologi demam serta

memahami langkah-langkah penulisan resep yang bak@oodprescribing practice). Anak juga dapat terhindar dariperesepan di atas seandainya dokter dan orang tua memilikipemahaman yang benar perihal demam. Penelitianmembuktikan bahwa edukasi kepada orangtua meningkatkanrasionalitas tata laksana demam Bada anak.

Pengobatan rasional terhadap demam memerlukanpemahaman terhadap regulasi suhu tubuh, produksi dankonservasi panas, serta penerapan patofisiologi demam pada

beberapa keadaan, dan pengetahuan mengenai mekanismepenunrnan suhu fubuh.

Demam pada Anak

Pusat pengaturan suhu (termostat)terletak di hipotalamus di area yang

disebut sebagai set point.Set point mempertahankan suhutubuh pada suhu sekitar 37oC(manusia : mahluk homotermal).Dasar pengaturan: mekanisme umpanbalik.

Gambar. 1. Mekanisme Pengaturan Suhu Tubuh

Termostat hipotalamus bekerja berdasarkan masukan

dari ujung sarafdan dari suhu darah yang beredar di tubuh.

Berdasarkan input tersebut maka set poinl akan membentukpanas atau justru membuang panas. Berikut ini dikemukakan

secara ringkas neuron dan transmiter yang betperan pada

pengaturan suhu tubuh.Neuron. Di daerah praoptik terdapat dua jenis neuron

termosensitif, warm sensitive neurons yang meningkatkanpembuangan panas ffiring rate) kellka suhu praoptikmeningkat, dan cold sensitive neurons yang meningkatkan

firing rateketika suhu prsoptik turun. Neuron sensitif panas

jumlahlya lebih banyak dan respons regulasinya lebih kuatketimbang neuron sensitif dingin. Pada keadaan nonnal, suhu

tubuhmengalami variasi diumal, paling tinggi di penghujung

sore menjelang malam; paling rendah di pagi hari saat bangun

tidur. Ritme ini dikendalikan oleh nukleus suprakiasmatikhipotalamus melalui proyeksi langsung ke bagian dorsal zona

subparaventrikular, suatu area di bagian ventralparaventrikular (P\,/N). Oleh karena itu, lesi fokal bilateral didorsal zona subparaventrikular akan mengganggu variasisirkadian suhu tubuh, sedangkan lesi bilateral di PVN itusendiri, tidak menimbulkan dampak. Nukleus suprakiasmatikmeneruskan informasi ke neuron termosensitif melalui jaras

multisinaps di daerah praoptik zona subparaventrikular.N eurotransmifer. Belum banyak diketahui perihal me-

diator neurotransmiter/peptid dan jaras untuk respons tenno-regulasi, namun beberapa zat terbukti dapat menimbulkanrespons hipotermik atau hipertermk. Set point juga sensitifterhadap kadar steroid seks dalam sirkulasi darah sehinggapada perempuan, suhu tubuh turun di pertengahan siklusmenstruasi dan meningkatpada fase luteal. Estrogen, turutberperan pada penurunan suhu fubuh di bagian akhir fase

luteal melalui preoptic warm sensitive neurons, sedangkan

progesteron kebalikannya. Oleh karena itu, pada periodepascamenopause, respons termoregulatot meningkat (hot

flashes).

PatofisiologiDemam

Peningkatan suhu dalam tubuh (demam) dapat terjadiakibat beberapa hal yaitu:

Tabel 1. Beberapa Zat yang dapat Menimbulkan Efek Termo-regulasi di SSP

Hipertermik Hipolermik

AsetilkolinAngiotensin IICCKDopaminEstrogenMSHNeurotensinNorepinefrinPeptida opioidSomatostatinSubstansi P

Vasopresin

CRHGABAPeptida opioidProgesteronProstaglandinSerotoninTRH

l. ketika svhu set poinl meningkat misalnya saat infeksiyang merupakan penyebab utama demam

2. ketika terjadi produksi panas metabolik misalnya pada

hipertiroid3. ketika asupan panas lingkungan melebihi kemampuan

pelepasan panas misalnya pada hiperpireksia malignaakibat anestesia, ruang kerja industri yang sangat panas,

dan sauna

4. ketika ada gangguan pelepasan panas misalnya displasia

ektodermal

5. kombinasidaribeberapafaktor.

'Pada kondisi tertentu, peningkatan suhu tubuh di atas

rerata fi siologis justru memb aw a manfaat adaptif. Misalnya,saat terjadi infeksi, demam merupakan respons yangdibutuhkan untuk memfasilitasi penyembuhan melaluipeningkatan kerja sistem imun dan menghambat replikasimikro-organisme. Oleh karena itu, secara ilmiah, demam dapat

disebut sebagai respons homeostatik. Pada kondisi tersebut,

endotoksin dan sitokin proinflamasi berinteraksi denganreseptor tertentu di sel endotelial vaskular dan/atau suben-

dotelial mikroglia dan terjadilah aktivasi cycloocxygenase(Cox) unhrk memproduksi PGE2 (Gambar 1 dan 2).

Meski jarang terjadi, demam juga dapat terjadi akibatpirogen endogen endotoksemia, demam steroid (etioklo-nalon), dan alergi. Demam alergi diperantarai oleh limfosityang terangsang lalu melepaskan limfokin yang menyebabkanleukosit PMN menginduksi produksi pirogen endogen.Pirogen endogen juga dapat diproduksi oleh beberapa sel

tumor. Penelitian yang dilakukan pada pasien leukemiagranulositik menunjukkan bahwa sel monositik juga mem-produksi pirogen endogen.

Selain menyebabkan demam, endotoksin juga secara

otomatis mengaktifkan respons antidemam sehingga suhu

tubuh tidak meningkat berlebihan. Dilakukan dengan men-

stimulasi sumbu hipotalamus-hipofi sis-adrenal. Aktivasisumbu ini mengurangi respons terhadap sitokin yangdikemukakan di atas.

Maj Kedokt Indon, Volum: 58, Nomor: 9, September 2008

Demam pada Anak

I ror.r"i | .+ ll'X',*rfl:i1. I <--->| . sitor.io I

I Proinaamrsi | 0

Peqinglatan:

..:*p;- ". S$ (termasuk yang diproduksi sel Kupfer)

PGE dilepaskm ke jaringatr sekltarhipotalamus anterior

Mengsktilkrtr neuron skiter

ventromedial preoptic nucleus (VMPO)

{LTlhibisi frrhg rqre di wqm+ensitive neurons

filetu{€tqsiplreibht?t

Si diteruskan ke neuron otonom di trukleusprr&ventrikular hlu diproyeksikan ke

batang otalq mednlls spinalis (sistem otonom)

Gambar 2. Patofisiologi Demam Pada Infeksi

Proses pengendalian peningkatan suhu tubuh ini jugadilakukan oleh MSH di susunan syaraf pusat. Tetapi MSHhanya bekerja jika sitokin sudah diaktivasi (MSH tidak pruryaefek mengatur suhu tubuh dalam kedaan tidak demam).

lkuebccartr:!

4W,SnAg,fl rsr.Ctq/6j1!tAt0 6*r$a,,NLNCUL!'s{LE-AJP{

GambaranKlinisDemam

Pemahaman tentang regulasi suhu tubuh, produksi dankonservasi panas, dan penerapan patofisiologi demam padabeberapa keadaan, serta mekanisme penumnan suhu tubuhakan menuntun kita dalam menangani demam secararasional.Hal terpenting adalah meyakini bahwa demammerupakan suatu bentuk pertahanan tubuh yang tidaksemuanya perlu diatasi. Penatalaksanaan lebih ditujukanuntuk mengatasi penyakit yang mendasari demam tersebut.

Demam adalahkondisi ketika otakmematok suhu di atassetting normalyaitu di atas 380C. Beberapa buku menyatakanbahwa demam adalah suhu tubuh > 38.50C untuk waktu mini-mal 24 jam. Akibat tuntutan peningkatan setting tersebutmaka tubuh akan memproduksi panas.

Proses pembentukan panas terdiri atas tiga fase yaitu:l. Fase pertama, menggigil (fase pelepasan sitokin

proinflamasi) yang berlangsung sampai suhu tubuhmencapai puncaknya;

Fase kedua,.suhu menetap tinggi untuk beberapa saat(sitokin berhasil meningkatkan set point) tetapiFase ketiga, akhirnya suhu turun, dengan atau tanpaobat demam (sitokin melakukan antipyretic response.).

Tabel 2. Batasan Demam Menurut Tingginya Suhu

Normal Demam Rendah Demam Sedang Demam Tinggi

0

s

. Reseptor endothelitl

. Reseptorsubendotelial

Peningkrtan sel neuon

troradrenergic (A2 cell group)

ventrolrtersl medulle

Ketiak 37.2"C - 38.3"COral 37.7'C - 38.8'C

38.3"C-39.5.C >39.5.C38.8'C-40.C >400c

Beberapa hal yang perlu dilakukan pada saat demamadalah (l) mengukur temperatur anak; (2) memeriksa adatidaknya kegawatdaruratan; (3) menenhrkan diagrosis ataudiagnosis dugaan; (4) menentukan langkah selanjutnya(langkah good prescribing practice); (5) memberikaninformasi yang jelas, objektif sekaligus menenangkanorangtua; (6) memulai tata laksana.

Mengukur temperatur. Jangan menyatakan demamberdasarkan perabaan tangan karena penbaan tangan kitadapat menyesatkan. Suhu tubuh dapat saja meningkat saat

Selain menyebabkan demam, endotoksin juga secara otomatismengaktifkan respons antidemam sehingga suhu tubuh tidakmeningkat berlebihan. Dilakukan dengan men-stimulasi sumbuhipotalamus-hipofisis-adrenal. Aktivasi sumbu ini mengurangi responsterhadap sitokin yang dikemukakan di atas.

Proses pengendalian peningkatan suhu tubuh ini juga dilalcukan olehMSH di susunan syaraf pusat. Tetapi MSH hanya bekerja jika sitokinsudah diaktivasi (MSH tidak punya efek mengatur suhu tubuh dalam

kedaan tidak demam).

Gambar 1 dan 2. Patofisiologi Demam pada Infeksi

58, Nomor: 9, September 2008Maj Kedokt Indon, Volum:

Demam pada Anak

suhu di luartinggi, atau anakbermain dengan aktivitas fisikyang tinggi. Sebaliknya, aqak yang dehidrasi akan terabadingin meski suhu di dalam tubuh meningkat.

Tersedia berbagai pilihan termometer. Sebenarnyatermometer kaca merkuri sangat akurat dan tidak mahal, tetapiatas dasar pencemaran lingkungan (bila termometer pecah),dianjurkan untuk tidak lagi digunakan. Altematif yang amandan akurat adalah termometer digital yang dapat digunakandi mulut (anak besar),r{imasukkan melalui anus (bayi), ataudigunakan di ketiak (kurang akurat). Pilihan lainnya adalahtermometer telinga (tympanic thermometer) yangpemakaiannya mudah dan dengan cepat dapat mengukurtemperatur di dalam liang telinga. Meskipun demikian,pengukuran termometer telinga tidak dianjurkan untuk bayiberusia kurang dari 3 bulan. Apapun tipe termometer yang

digunakan, jangan mengukur suhu tubuh segera setelah mandikarerra akan mempengaruhi hasil pengukuran.

Kegawatdaruratan. Tulisan ini tidak akan membahasrinci kondisi gawat darurat seperti sesak napas, penunrnankesadararl kejang lama/bemlang, dehidrasi berat, sakit kepalahebat/kaku kuduk, dll. Bagian ini hanya akan menekankantiga kunci pegangan bagi tenaga medis. Pertama, behavioranak merupakan parameter klinis yang sangat sensitif untukmenentukan ada tidaknya kegawatdaruratan. Kedua,tingginya demam bukan parameter kegawatdaruratan. Ketiga,demam umunnya tidak berbahaya; komplikasi yang dapatterjadi adalah dehidrasi berat dan kejang demam.

Kejang demam adalah bangkitan kejang akibat kondisidi luar otak. Meski tampaknya mengerikan, kejang demamTIDAK merusak otak dan TIDAK mengganggu intelegensia.

Menentukan diagnosis/diagnosis banding. Sesuaidengan patofisiologinya, banyak sekali penyebab demam.Tulisan ini membatasi pada demam akibat infeksi. Pada anak,penyebab utama demam adalah infeksi virus.,4 merican Acad-emy of Pediarrics (AAP) membuat clues peihal penyebabdemam.

Tarik-tarik telinga, rewel, habis/sedang flu,berat ,

Radang/infeksi telinga (OME),Bila tanpa flu, pikirkan tumbuh gigiDemam, mual, muntah, diare akut - cairGastroenteritis, virusSakit berat, sakit kepala hebat, muntah, kaku kudukMeningitisSakit waktu pipis, demam >72 jam tanpa batuk pilek - pikirkanInfeksi saluran kemih (lSK)Suhu > 38.5C, batuk bbrdahak, sesak napas, napas cuping

hid;u;ng, chest indrawingPneumoniaUmur lebih dari 3 th, sakit menelan, tanpa batuk, kelenjar

getah bening submandibula membesar dan nyeriRadang tenggorokan kemungkinan kuman StreptococcusDemam, meler, diare, lesu, rewelFLU atau common colds (selesma), Penyebab: infeksi virus

Bagaimana dengan demam tifoid dan demam berdarahdengue? Kedua kondisi tersebut juga sering menimbulkankerancuan. Prevalensi demam tifoid pada bayi dan anak dibawah 3 tahun sangat rendah. Di lain pihak, kecurigaanterhadap demam tifoid baru muncul apabila anak demarn tinggl(pola pelana) lebih dari 5 hari, keadaan umum toksik dengankesadaran yang berkabut disertai sakit perut, sulit buang airbesar atau bahkan diare. Bayi dan batita juga jarang terkenademam berdarah dengqe. Demam berdarah dengue barudipertimbangkan apabila anak demam mendadak tinggi dansudah berlangsung lebih dari 72 jam tanpa batuk pilek,keadaan umum lemah, mual, sakit kepala hebat, perdarahanserta hepatomegali. Pemeriksaan laboratorium ketika demambelum 72 jam, umumnya tidak informatif. Selain itu, kadartrombosit yang rendah belum berarti DBD karena semuainfeksi virus dapat menyebabkan penunrnan kadar trombosit.Pada DBD, selain penurunan kadar trombosit, terjadipeningkatan hematokrit.

Prinsip Tbta Laksana Demam

Demam lbaral alarm; demam BUKAN penyakit! Halpertama yang harus kita pikirkan adalah PENYEBABterjadinya demam. Demam umumnya tidak berbahaya; pem-berian obat yang berlebihan justru potensial membahayakananak. Tala laksana yang rasional menurut konsep WHOadalah tepat diagnosis, tepat pemilihan obat, tepat dosis,tepat jangka waktunya, tepat informasinya, dan tepat pulaharganya. WHO juga memberikan pegangan praktis danilmiah untuk menjalankan konsep pengobatan yang rasionalyaitu tindak peresepan yang baik (good prescribing prac-tice).

Gambar 3. Prinsip Tatalaksana Demam

Sesuai dengan EBM, kebanyakan demam pada anakdisebabkan oleh infeksi virus, oleh karena itu, tujuan terapinyaBUKAN menyembuhkan infeksinya melainkan membuat anaklebih nyaman serta mengamati dan mencegah komplikasi. Disisi lain, kita sering mengartikan terapi adalah selalu obat,padahal, definisi terapi menurut WHO sebagai berikut:

Maj Kedokt Indon, Volum: 58, Nomor: 9, September 2008350

Gambar 2. Menentukan Diagnosis Banding

Demam pada Anak

l. Advis dan informasi2. Terapi nonobat3. Terapi dalambentuk obat4. Merujuk5. Kombinasi di atas

Penggalan pe r esepan P dru g WHO pada kasus selesmadan flu:1. Goal of treatment: Comforting the child, Not curing the

infection2. Inventory - effective treatment:

a. Advice & Information:- Offer plenty of fluids;- Encourage rest.

- Moisten the air.b. Drugtreatment:

- Try saline drops. Saline nose drops can loosenthick nasal mucus and make it easier for your childto breathe.

- Soothe a sore throat. For older children, garglingsalt water or sucking on hard candy may soothe asore throat.

c. Referral for treatment: not necessary

Artinya, tata laksana demam pada anak oleh tenaga medisadalah sebagai berikut:

l. Tujuanterapi:- membuatanakmerasanyaman- memantaukeadaanumum sertapenyebab timbulnya

demam.

2. Daftar terapi yang efektif:- Nasihat dan informasi- Jangan panik (orangtua ditenangkan dan diberi

penjelasan)

- Amatiperilakuanak- Beri cairan lebih sering. Bila sering muntah berikan

cairanrehidrasi oral.- Beri tahu tanda gawat darurat agar tahu kapan harus

menghubungi dokter (lihat boks di bawah ini)- Biarkan anak makan yang dia inginkan (angan cemas

bila nafsu makan berkurang). Hindari makanan ber-lemak dan sulit dicerna.

- Ruangan dij agaagartidakterlalupanas, ventilasi baik.-. Baju jangan tebal- Jika perlu kompres air hangat- Terapiobat:- Obat demamjika anak rewel atau demam tinggi.- Pilihan: obat demam golongan asetaminofen/parase-

tamol.- Jangan berikan dua j6nis obat demam berselang-seling- Jangan berikan sediaan supositoria karena kadar pa_

rasetamol di darah lebih stabil pada pemberian oral.

Pemberian obat demam per rektal hanya apabila anakmuntah terus menerus atau anak tidak sadar.

- Jangan berikan ibuprofen apabila:- Anak berusia kurang dari 6 bulan- Anak diare dan muntah- Anakdicurigaimengalamidemamberdarahdengue- Jangan berikan aspirin/asetosal buat anak berusia

kurang dari 16 tahun karena ditakutkan mengalamisindrom reye

- Jangan berikan obat puyer parasetamol bersamafenobarbital karena keduanya berinteraksi

- Jangan berikan metamizol karena obat ini berada di urutanteratas penyebab reaksi alergi berat (anafilaksis) dandapat menyebabkan supresi sumsum tulang

- Diazepamperrektaljikakejang- Rujukan: tidak perlu

Kapan Menghubungi DokterRekomendasi penanganan demam: beberapa kondisi yangmengharuskan orangtua menghubungi dokter:. Bila bayi berusia <3 bulan dengan suhu tubuh i 3g0C. Bila bayi berusia 3-6 bulan dengan suhu tubuh 3g.50C' Bayi dan anak berusia >6 bulan, dengan suhu tubuh 3 400C

Beberapa kondisi lainnya yang perlu dikomunikasikandengan dokter

- Tidak mau minum atau sudah mengalami dehidrasi- Iritabel atau menangis terus menerus, tldak dapat

ditenangkan- Tidur terus menerus, lemas, dan sulit dibangunkan (le_

thargic)- Kejang- Kakukuduk,- Sesak napas

- Gelisah,

- Muntah, diare- Sakit kepala hebat

Antipiretik

Obat penurun panas, bekerja menghambat enzim Cox(cyclo-oxygenas e) sehingga pembentukan prostaglandinterganggu. Akibat terganggunya produklsi prostaglandinmaka proses peningkatan suhu tubuh pun terganggu pula.

Obat penurun panas sama sekali tidak mengobatipenyebab demanmya. Tujuan pemberian obat demam bukanuntuk melenyapkan demam melainkan agar anak merasa lebihny€lman dengan mengurangi suhu tubuh l-2 derajatbelaka.Oleh karena itu, jangan terobsesi ingin dan harus dalam"seketika" berhasil menormalkan suhu tubuh karena demampasti muncul selama infeksi masih berlangsung. Kalauterobsesi demikian, maka peresepan kita cenderungpolifarmasi, sarat off label use drugs (obat yang tak sesuai

Maj Kedokt Indon, Volum: 58, Nomor: 9, September 200g351

Demam pada Anak

dengan indikasinya seperti antibiotik padahal infeksi virus,atau steroid padahal tidak relevan dan lebih besar risikonyatanpa ada benefit-nya).

Tidak sedikit peresepan yang mempuyerkan parase-

tamol dengan fenobarbital. Katanya untuk mencegah kejang

demam. Hindari peresepan kombinasi kedua obat ini karena(1) kejang demam tidak dapat dicegah; (2) fenobarbitalmerangsang enzim hati yang kerjanya menetralisirasetaminofhen sehingga klirens/bersihan asetaminofendipercepat dan kadarnya di darah menurun sehingga efekantipiretiknya pun dikurangi; (3) induksi enzim sitokrom hati

oleh fenobarbital selain meningkatkan bersihan parasetamol,juga mempercepat terbentuknya metabolit asetaminofen yang

toksik (radikal bebas) sehingga risiko hepatotoksisitasmeningkat.

Di lain pihak, beberapa obat jusku dapat meningkatkansuhu tubuh seperti antikanker, antibiotik tertentu seperti

ampis illin, kl okasillin, t etr as klin, linkomis in, kotrimok-sazol, INH, metrosnidazolmetoklorpamid.

Perdarahan Saluran Cerna vs Obat Demam

Pada dasarnya tidak ada obat yang tidak berisikomenimbulkan efek samping. Pemberian obat demam dapat

menimbulkan efek samping mulai dari nyeri danperdarahan

lambung (yang paling kerap), hepatitis (kerusakan sel hatiyang ditandai dengan peningkatan enzim SGOT dan SGPT,

pembengkakan dan nyeri di daerah hati), gangguan pada

sumsum tulang (produksi sel darah merah, sel darah putih,

dan trombosit ditekan), gangguan fungsi ginjal, rasa pusing,

vertigo, penglihatan kabur, penglihatan ganda (diplopia),menganhrk, lemas, merasa cemas, dan sebagainya

Risiko efek samping perdarahan saluran cerna misalnya,

akan meningkat bila digunakan lebih dari satu obat (misalnya

parasetamol dengan aspirin atau parasetamol denganibuprofen), pemakaian jangka panjang, atau pemakaianbersama dengan steroid. Di lain pihak, faktor individu jugadapat meningkatkan risiko efek samping, seperti usia lanjut,perempuan, peminum alkohol atau perokok dan peminumkopi. Risiko perdarahan juga akan meningkat bila sebelumnyamemang sudahmenderitatukak lambung ataubila ada riwayatperdarahan pada keluarga.

Perlukah Diobati?

Uinumnya, demam bukan merupakan kondisi yangmembahayakan jiwa. Demam justru merupakan mekanismepertahanan tubuh yang membantu membasmi infeksi; yangpaling penting adalah mencari tahu penyebab demam danmemahami saat kapan orangtua harus mengontak dokteranaknya.

Bila demam tidak tinggi,jangan berikan obat demam,tidak perlu dikompres, minum banyak saja. Obat demamdan kompres hangat hanya diberikan bila demam tinggi atauanak merasa uncomfortable.Upaya yang penting lainnyaadalah mencegah komplikasi dehidrasi dengan memberikan

anakminum lebih dari biasanya.

Penutup

Salah satu tugas dokter adalah melakukan kegiatanpromotif edukatif sehingga konsumen kesehatan menyadari

bahwa upaya pemeliharaan kesehatan merupakan tanggungjawab mereka juga, bahwa menjadi konsumen kesehatanyang baik menempatkan dirinya sebagai parhter dokterantara lain dengan senantiasa mencari informasi yangberkaitan dengan kesehatan mereka, sehingga dapat bersikaprasional termasuk dalam hal demam pada anak.

Saat ini, kita hidup di era informasi. Masyarakat sangat

dimudahkan karena informasi kesehatan yang terpercayadapat mereka peroleh dengan mudah dan murah. Jadi, semakinbanyak konsumen kesehatan yang rasional dan mengetahuimekanisme terjadinya demam. Mereka juga mengetahuibahwa yang terpenting adalah mengetahui penyebabdemamnya, menyadari bahwa obat tidak selalu merupakanjawaban atas gangguan kesehatan yang sedang dialamikarenatahubahwapadadasarnyasemuaobatdapatmeracrmitubuh. Konsumen kesehatan yang rasional tidak akanmenuntut obat untuk setiap gejala kesehatan yang dialami(a pill for an i//). Konsumen yang cerdas dan bijakmerupakan mitra yang menyenangkan.

Pada dasarnya, hubungan dokter dengan pasien laiknyadua orang yang tengah berdansa. Dua pihak yang sepakat

untuk bekerja sama, mengahr langkah sesuai irama, sehinggamencapai harmoni yang indah. Siapkah kita menghadapiperubahan yang terjadi di masyarakat? Semoga!

DaftarPustaka:1. Information of Fever Management - IOWA University2. Febrile on Children under 3 years - Clinical Practice Guideline,

Royal Children Hospital3. Febrile seizure - Clinical Practice Guideline, Royal Children Hos-

pital4. Pathophysiologic Basis for Symptomatic Treatment of Fever

Robert C. Stern, Pediatrics 197'7;59;92-98, This information iscurrent as of February 17, 2007 - American Academic of Pediat-ric

5. Approach to the Adult Patient with Fever of UnknownOrigin,ALAN R. ROTH, D.O., and GINA M. BASELLO, D.O.,Am Fam Physician 2003;68:2223-8. CopyrightAO 2003 Ameri-can Academy of Family Physicians

6. WHO Essential Drug Program, 1998. Guide to Good Prescribing.

@rt

Maj Kedokt Indon, Volum: 58, Nomor: 9, September 2008