josephine blok 10.doc

26
Struktur Panggul dan Pengaruh Ukuran Panggul pada Persalinan Josephine Claudia 102013396 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jln. Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510 Telephone : (021) 5694-2061 Email : jojo. Claudia12 @gmail .com Pendahuluan Pintu masuk pelvis dibagi menjadi dua bagian, yaitu pelvis spuria (palsu) dan pelvis vera (asli). Pelvis spuria terletak di atas pintu masuk pelvis dan tidak begitu penting untuk persalinan. Pelvis vera meliputi pintu masuk pelvis dan seluruh daerah yang terletak di bawahnya. Pelvis vera dikatakan mempunyai pintu masuk pelvis, suatu ruangan, dan pintu ke luar 1

Upload: jojoclaudia

Post on 12-Dec-2015

219 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: josephine blok 10.doc

Struktur Panggul dan Pengaruh Ukuran Panggul

pada Persalinan

Josephine Claudia

102013396

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jln. Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510

Telephone : (021) 5694-2061 Email : jojo. Claudia12 @gmail .com

Pendahuluan

Pintu masuk pelvis dibagi menjadi dua bagian, yaitu pelvis spuria (palsu)

dan pelvis vera (asli). Pelvis spuria terletak di atas pintu masuk pelvis dan tidak

begitu penting untuk persalinan. Pelvis vera meliputi pintu masuk pelvis dan

seluruh daerah yang terletak di bawahnya. Pelvis vera dikatakan mempunyai pintu

masuk pelvis, suatu ruangan, dan pintu ke luar dan membentuk saluran yang

melengkung yang dilewati fetus saat dilahirkan.1

Tulang Panggul

Tulang pelvis memberikan hubungan yang kuat dan stabil antara batang

badan dan extremitas inferior. Fungsi utamanya adalah meneruskan berat badan

dari columna vertebralis ke femur; memuat, menyokong, dan melindungi viscera

pelvis dan menyediakan tempat perlekatan otot-otot batang badan dan extremitas

inferior. Tulang pelvis terdiri dari empat, yaitu dua ossa coxae yang membentuk

dinding lateral dan anterior, serta os sacrum, dan os coccygys yang merupakan

bagian columna vertebralis dan membentuk dinding belakang.1

Ossa coxae

Os coxae terdiri dari tiga bagian komponen, yaitu : ilium, ischium, dan

pubis. Saat dewasa tulang-tulang ini telah menyatu seluruhnya pada asetabulum.

Kedua ossa coxae bersendi satu dengan yang lain di sebelah anterior pada

symphisis pubica dan di posterior tiap tulang panggul ini memiliki artikulasi

1

Page 2: josephine blok 10.doc

dengan os sacrum pada articulatio sacroiliaca (suatu sendi sinovial).2

Ilium memiliki batas yaitu crista iliaca. Crista iliaca berjalan ke belakang

dari spina iliaca anterior superior menuju spina iliaca posterior superior. Di bawah

tonjolan tulang ini terdapat spina inferiornya. Permukaan aurikularis ilium disebut

permukaan glutealis karena di situlah perlekatan muskulus gluteus. Linea glutealis

inferior, anterior, dan posterior membatasi perlekatan glutei ke tulang.

Permukaan-dalam ilium halus dan berongga membentuk fossa iliaca. Fossa iliaca

merupakan tempat melekatnya muskulus iliacus. Permukaan aurikularis ilium

berartikulasi dengan sacrum paada sendi sakro-iliaca (sendi sinovial).

Ligamentum sakro-iliaca posterior, interosus, dan anterior memperkuat sendi

sakro-iliaca. Linea iliopektinalis berjalan di sebelah anterior permukaan dalam

ilium dari permukaan aurikularis menuju pubis. Garis ini membentuk batas lateral

pintu atas panggul.2,4

Ischium terdiri dari spina di bagian posterior yang membatasi incisura

ischiadica major (atas) dan minor (bawah). Tuberositas ischia adalah penebalan

bagian bawah korpus ischium yang menyangga berat badan saat duduk. Ramus

ischium menonjol ke depan dari tuberositas ini dan bertemu serta menyatu dengan

ramus pubis inferior.2,4

Pubis terdiri dari korpus serta rami pubis superior dan inferior. Tulang ini

berartikulasi dengan tulang pubis di tiap sisi simfisis pubis (suatu sendi

kartilaginosa sekunder). Permukaan superior dari korpus memiliki crista pubicum

dan tuberculum pubicum. Foramen obturatorium merupakan lubang besar yang

dibatasi oleh rami pubis dan ischium.2,4

Ossa Sacrum

Sacrum terdiri dari lima vertebra rudimenter yang menyatu membentuk

tulang berbentuk baji yang cekung ke arah anterior. Pinggir atas atau basis ossis

sacri bersendi dengan vertebra lumbalis V. Pinggir inferior yang sempit bersendi

dengan os coccygis. Pinggir anterior dan atas vertebra sacralis pertama menonjol

ke depan sebagai batas posterior apertura pelvis superior, disebut promontorium

os sacrum, yang merupakan bagian penting bagi ahli kandungan untuk

2

Page 3: josephine blok 10.doc

menentukan ukuran pelvis.1, 2

Foramina vertebralia bersama-sama membentuk canalis sacralis. Lamina

arcus vertebralis sacralis V dan kadang-kadang lamina arcus vertebrae sacralis IV

tidak bersatu di garis tengah dan membentuk hiatus sacralis. Canalis sacralis berisi

radix anterior dan posterior nervi lumbales, sacrales, dan coccygeum filum

terminale; dan lemak fibrosa. Canalis sacralis juga berisi bagian bawah spatium

subarachnoideum yang meluas ke bawah sampai sejauh vertebra sacralis II.1

Os sacrum pada perempuan memiliki ukuran lebar yang lebih besar dari

ukuran panjangnya bila dibandingkan dengan os sacrum pada laki-laki. Os sacrum

condong ke depan sehingga membentuk sudut dengan vertebra lumbalis V, disebut

angulus lumbo sacralis.1

Os Coccygis

Os coccygis terdiri dari empat vertebra rudimenter yang bersatu

membentuk tulang segitiga kecil yang basisnya bersendi dengan ujung bawah

sacrum. Vertebra coccygea hanya terdiri atas corpus, namun vertebra pertama

mempunyai proccesus transversus rudimenter dan cornu coccygeum. Cornu

adalah sisa pediculus dan processus articularis superior yang menonjol ke atas

untuk bersendi dengan cornu sacrale.1

Rangka Panggul

Rangka pelvis terdiri dari pelvis major (false / greater pelvis, pelvis spuria)

dan pelvis minor (true / lesser pelvis, pelvis vera), yang dibatasi oleh pintu atas

panggul.5

Pelvis major dibentuk oleh fossa iliaca kanan dan kiri, yang sebagian

diisi oleh m. Iliopsoas. Pelvis major ini merupakan bagian rongga abdomen yang

batas inferiornya adalah pintu atas panggul dan perioteneum parietale, yang

meluas ke bawah hingga pelvis minor dan menutupi sebagian rektum, kandung

kemih, dan genitalia interna perempuan. Pelvis major sedikit kepentingan

kliniknya, dimana pelvis major melindungi isi abdomen dan setelah kehamilan

bulan ketiga, membantu menyokong uterus gravidarum. Selama stadium awal

persalinan, pelvis major membantu menuntun janin masuk ke pelvis minor.1,6

3

Page 4: josephine blok 10.doc

Pelvis minor (sering disebut rongga pelvis saja) merupakan rongga yang

terletak di antara pintu atas dan pintu bawah panggul, di sebelah posteroinferior

pintu atas panggul. Pengetahuan mengenai bentuk dan ukuran pelvis perempuan

sangat penting untuk ahli obstetrik, karena pelvis minor merupakan saluran tulang

yang harus dilalui oleh janin pada proses persalinan.1,6

Pelvis minor mempunyai pintu masuk, pintu keluar, dan sebuah cavitas.

Apertura pelvis superior, atau pintu atas panggul (PAP) di posterior dibatasi oleh

promontorium ossis sacri, di lateral oleh linea terminalis, dan di anterior oleh

symphisis pubica.1

Apertura pelvis inferior, atau pintu bawah panggul (PBP) di posterior

dibatasi oleh os coccygis, di lateral oleh tuber ischiadicum, dan di anterior oleh

arcus pubicus. Apertura pelvis inferior bukan merupakan bentuk yang rata, tetapi

mempunyai tiga incisura yang lebar. Di anterior terdapat arcus pubicus di antara

rami ischiopubicum dan di lateral terdapat incisura ischiadica.1

Cavitas pelvis terletak di antara apertura pelvis superior dan apertura

pelvis inferior. Cavitas pelvis berbentuk saluran dangkal dan melengkung dengan

dinding depan yang sempit dan dinding belakang yang lebih dalam.1

Ukuran Panggul

Keberhasilan dan kesulitan pelahiran terutama ditentukan oleh kesesuaian

ukuran dan bentuk pelvis dengan kepala fetus. Untuk itu perlu diketahui beberapa

ukuran acuan, seperti beberapa conjugata, distantia, dan diameter.6

Pada apertura pelvis superior, ukuran-ukuran yang perlu diketahui adalah

conjugata vera, diameter obliqua pelvis, dan diameter transversa pelvis.6,7

Diameter obliqua pelvis adalah jarak dari articulatio sacroiliaca satu sisi ke

eminentia iliopubica sisi yang lain, melewati titik potong antara diameter

transversa pelvis dan conjugata vera.

Conjugata vera (diameter anteroposterior pintu atas panggul) adalah jarak

dari bagian tengah promontorium ke permukaan posterosuperior symphisis

pubica; disebut juga conjugata anatomica pelvis.

Diameter transversa pelvis adalah jarak transversal terbesar pada pintu atas

4

Page 5: josephine blok 10.doc

panggul.

Pada apertura pelvis inferior ukuran-ukuran yang perlu diketahui adalah

diameter anteroposterior pelvis, diameter obliqua pelvis, dan diameter transversa

pelvis.7

Diameter anteroposterior pelvis adalah jarak dari os coccygis ke symphisis

pubica

Diameter transversa pelvis adalah jarak antara kedua tuber ischiadicum

Diameter obliqua pelvis adalah jarak dari ½ ligamentum sacrotuberosum

sampai batas antara os ischium dan os pubis pada ramus ischiopubis sisi

lain.

Selain itu, ada ukuran panggul yang lain, yaitu:6,7

Conjugata diagonalis merupakan jarak dari permukaan bawah symphisis

pubica ke promontorium. Pengukuran pelvis dilakukan melalui

pemeriksaan colok vagina, jari tengah dan telunjuk dimasukkan ke dalam

vagina sampai ujung jari tengah menyentuh promontorium. Jarak yang

terukur tersebut merupakan conjugata diagonalis.

Conjugata obstetrica merupakan jarak dari tepi dorsal symphisis pubica ke

promontorium. Panjang conjugata obstetrica ini merupakan diameter

terkecil yang harus dilalui kepala fetus sewaktu pelahiran.

Diameter obliqua pelvis adalah jarak dari articulatio sacroiliaca satu sisi ke

eminentia iliopubica sisi yang lain, melewati titik potong antara diameter

transversa pelvis dan conjugata vera.

Conjugata vera (diameter anteroposterior PAP) merupakan jarak dari tepi

atas symphisis pubica ke promontorium. Menurut statistik, ukuran

conjugata vera dapat diperkirakan dengan panjang conjugata diagonalis

dikurangi 1,5-2 cm.

Pengaruh Ukuran Panggul dalam Proses Melahirkan

Dalam obstetri yang terpenting bukan panggul sempit secara anatomis

5

Page 6: josephine blok 10.doc

melainkan panggul sempit secara fungsional artinya perbandingan antara kepala

dan panggul. Kondisi panggul sempit dikenal pula dengan sebutan Cephalopelvic

Disproportion (CPD)8.

CPD terjadi jika kepala bayi atau ukuran tubuh bayi lebih besar daripada luas

panggul ibu. Sehingga dalam proses persalinan, bayi tidak mungkin dapat

melewati panggul ibu, Jika telah diketahui adanya kondisi CPD, maka jalan paling

aman untuk melahirkan adalah melalui bedah cesar.8

Kesempitan panggul dibagi sebagai berikut8 :

Kesempitan pintu atas panggul

Kesempitan panggul tengah

Kesempitan pintu bawah panggul

Kesempitan pintu atas panggul

Pintu atas panggul dianggap sempit kalau konjugata vera kurang dari 10

cm atau kalau diameter transversa kurang dari 12 cm. kesempitan pada konjugata

vera (panggul picak) umumnya lebih menguntungkan daripada kesempitan pada

semua ukuran (panggul sempit seluruhnya). Oleh karena pada panggul sempit

kemungkinan lebih besar bahwa kepala tertahan oleh pintu atas panggul, maka

dalam hal ini serviks uteri kurang mengalami tekanan kepala.8

Hal ini dapat mengakibatkan inersia uteriserta lambannnya pendataran

dan pembukaan serviks. Apabila pada panggul sempit pintu atas panggul tidak

tertutup dengan sempurna oleh kepala janin, ketuban bisa pecah pada pembukaan

kecil dan ada bahaya pula terjadinya prolapsus funikuli. Pada panggul picak

turunnya belakang kepala bias tertahan dennga akibat terjadinya defleksi kepala,

sedang pada panggul sempit seluruhnya ditemukan rintangan pada semua ukuran;

kepala memasuki rongga panggul dengan hiperfleksi.8

Bentuk Panggul

Pada tahun 1993, Caldwel dan Moloy membedakan empat macam tipe pelvis

6

Page 7: josephine blok 10.doc

berdasarkan bentuk pintu atas panggul, yaitu:6,7

1. Pelvis gynecoid, terdapat pada 41% perempuan, merupakan bentuk tipikal

pelvis perempuan, bentuknya membulat dan diameter transversanya

terletak seluruhnya di depan os sacrum.

2. Pelvis android, terdapat pada 33% perempuan kulit putih, merupakan

bentuk tipikal pelvis laki-laki, bentuknya seperti hati dan diameter

transversanya terletak lebih dekat ke os sacrum.

3. Pelvis anthropoid, terdapat pada 24% perempuan kulit putih, bentuknya

oval dan diameter anteroposteriornya panjang, sama dengan atau lebih

besar dari diameter transversanya.

4. Pelvis platypelloid, terdapat pada 2% perempuan, diameter

anteroposteriornya pendek dan diameter transversanya panjang.

Promontoriumnya juga menonjol.

Gambar. 1 Bentuk Pelvis4

Otot-Otot Panggul

Rangka dinding pelvis minor dibentuk oleh ossa coxae (dinding anterior dan

lateral) dan os sacrum (dinding posterior). Pada rangka tersebut terdapat foramen

7

Page 8: josephine blok 10.doc

obturatum yang tertutupi membrana obturatoria. Permukaan dalam rangka dinding

pelvis hampir seluruhnya ditempati oleh dua buah otot, m. Obturatorius internus

(dinding anterolateral) dan m. Piriformis (dinding posterior).6

Musculus obturatorius internus berasal dari bagian tulang yang

mengelilingi foramen obturatum dan permukaan dalam membrana

obturatorius yang tebal. Otot ini beralih menjadi tendo yang berputar 900

mengelilingi foramen ischiadicum minus di sebelah medial ligamentum

sacrotuberale, kemudian berjalan ke lateral dan meninggalkan rongga

pelvis; selanjutnya, otot ini berjalan di belakang articulatio coxae menuju

insertionya pada permukaan medial trochanter major femoris. Otot ini

disarafi oleh nervus obturatorius (dari segmen L5, S1, dan S2).

Musculus piriformis mempunyai tiga origo, yaitu pada permukaan dalam

vertebra sacralis II, III, IV. Otot ini berjalan ke lateral, meninggalkan

pelvis melalui foramen ischiadicum majus dan menutupi hampir seluruh

foramen tersebut, kemudian menuju insertionya pada ujung atas trochanter

major femoris. Otot ini disarafi oleh nervi sacrales (segmen S1 dan S2).

Otot-otot dasar pelvis membentuk bangunan seperti corong, berfungsi

untuk menahan bagian bawah rectum, prostata (pada laki-laki) atau vagina (pada

perempuan), dan urethra; “corong” ini melandai ke bawah dan ke depan. Otot-otot

yang menyusun dasar pelvis terdiri dari m. Coccygeus (di belakang) dan m.

Levator ani (di depan). Kedua otot tersebut bersama-sama disebut diaphragma

pelvis. Diaphragma pelvis ini memisahkan rongga pelvis dengan perineum.6

Musclus Levator Ani

Musculus levator ani mempunyai tepi anterior yang bebas dan terpisah

dari otot sisi lainnya karena ada vagina, urethra, dan rectum. Integritas dasar

pelvis terutama bergantung pada m. Levator ani, termasuk bagiannya yang disebut

puborectal sling, yaitu lengkungan otot yang berjalan ke depan mengelilingi

bagian bawah rectum.6

Otot ini terbagi menjadi dua bagian, m. iliococcygeus dan m.

pubococcygeus. Musculus pubococcygeus terbagi menjadi tiga bagian, m.

8

Page 9: josephine blok 10.doc

Pubooccygeus sendiri, m. puborectalis, dan m. levator prostatae (pada laki-laki)

atau pubovaginalis (pada perempuan).6

Pada perempuan,serabut-serabut otot paling depan (m. pubovaginalis)

berjalan ke bagian bawah vagina, ikut membentuk musculus sphincter vaginae,

dan berakhir di insertionya pada centrum tendineum perinei.6

Serabut-serabut paling medial m. pubococcygeus berjalan ke bawah

belakang, melekat pada capsula prostatica, menjadi m. levator prostatae (pada

laki-laki), atau melekat pada dinding lateral vagina, menjadi m. pubovaginalis

(pada perempuan), dan berakhir di insertionya pada centrum tendineum perinei.6

M. puborectalis dan m. pubovaginalis berfungsi untuk memperkuat otot-

otot sphincter pada canalis analis dan vagina. Bagian m. Levator ani lainnya

terletak diposterior, yaitu m.iliococcygeus. Otot ini mempunyai origo pada fascia

prounda musculi obturatorii interni; serabut-serabutnya berjalan ke medial menuju

insertionya pada bagian samping os coccygis dan ligamentum anococcygcum.6

Musculus levator ani disarafi oleh ramus ventralis nervi sacralis III-IV dan

ramus perinealis nervi pudendi.6

Musculus Coccygeus

Musculus coccygeus terletak di belakang-samping m. Levator ani dan

mempunyai origo pada spina ischiadica. Serabut-serabut otot ini berjalan melebar

ke lateral (berbentuk segitiga) menuju insertionya pada tepi lateral bagian bawah

os sacrum dan os coccygis. Otot ini disarafi oleh nervus sacralis IV. Musculus

coccygeus, bersama m, levator ani, memegang peranan penting sebagai struktur

penyangga organ-organ viscera pelvis dan mempertahankan posisi normal organ-

organ tersebur, terutama pada perempuan.6

Saat tidur sekalipun, otot ini tetap aktif bekerja. Kontraksi diaphragma

pelvis (termasuk m. Coccygeus) akan meningkatkan tekanan intraabdominal dan

begitu juga sebaliknya, peningkatan tekanan intraabdominal akan memicu refleks

kontraksi diaphragma pelvis, mencegah terdorongnya organ-organ viscera pelvis

ke bawah. Sewaktu defekasi atau pelahiran, m. Coccygeus akan menarik os

coccygis kembali ke depan; tulang ini sebelumnya tertekan ke belakang akibat

desakan kepala fetus atau desakan feses.6

9

Page 10: josephine blok 10.doc

Vaskularisasi Panggul

Pelvis didarahi oleh arteri iliaca interna, arteri sacralis mediana, dan arteri

rectalis superior.6

Arteri Rectalis Superior

Arteri rectalis superior merupakan cabang terakhir a. Mesenterica inferior

yang berjalan ke bawah menyilang di depan a. Iliaca communis sinsitra. Setinggi

vertebra sacralis III pada kedua sisi rectum, arteri ini bercabang dua.6

Arteri Sacralis Mediana

Arteri sacralis mediana merupakan cabang kecil yang berasal dari bagian

dorsal aorta abdominalis, kurang lebih 1 cm di atas bifurcatio aortae. Arteri ini

berjalan ke bawah menuju os coccygis dan memberikan cabang-cabang pada

kedua sisi vertebra lumbalis V, yaitu arteriae lumbales imae (fifth lumbar

arteries).6

Arteri Iliaca Interna

Arteri iliaca interna berjalan ke bawah, mulai dari articulatio lumbosacralis

hingga insicura ischiadica major, kemudian memberikan cabang-cabang visceral

dan parietal.6

Cabang visceral dari arteri iliaca interna adalah sebagai berikut.6

1. Arteri umbilicalis. Setelah mempercabangkan a. Vesicalis superior,

lumennya menutup dan menjadi tali fibrosa yang berjalan pada kedua sisi

vesica urinaria. Selanjutnya tali fibrosa tersebut berjalan menuju umbilicus

sebagai ligamentum umbilicale medianum. A. Vesicalis superior berjalan

ke bagian atas vesica urinaria.

2. Arteri vesicalis inferior. Arteri ini berjalan di sepanjang m. Levator ani,

menuju basis vesica urinaria, bagian bawah ureter, serta (pada laki-laki)

vesicula seminalis, ductus deferens, dan prostata.

3. Arteri ductus deferetis. Arteri ini bisa juga berasal dari a. Vesicalis superior

10

Page 11: josephine blok 10.doc

atau inferior, dan hanya ada pada laki-laki; mendarahi ductus deferens,

vesicula seminalis dan testis.

4. Arteri rectalis media. Arteri ini berjalan ke medial menuju rectum, lalu

membentuk anastomosis dengan arteria rectalis superior dan inferior.

5. Arteri vaginalis. Arteri ini hanya ada pada perempuan, analog dengan a.

Vesicalis inferior pada laki-laki, atau merupakan cabang dari arteri

tersebut; mendarahi cervix uteri, vagina, fundus vesica urinaria, dan

rectum.

6. Arteri uterina. Arteri ini menuju perbatasan antara cervix dan corpus uteri

di atas fornix lateralis vaginae; juga mendarahi ligamentum teres uteri.

Selanjutnya, a. Uterina berjalan ke atas di dalam ligamentum latum uteri,

sepanjang sisi lateral uterus sampai sisi medial tuba uterina.

Sedangkan cabang parietal dari arteri iliaca interna adalah sebagai berikut.6

1. Arteri iliolumbalis. Arteri ini berjalan ke atas menuju fossa iliaca dan

bercabang dua, ramus iliacus (mendarahi m. Iliacus dan os ilium) dan

ramus lumbalis, yang berjalan ke belakang m. Psoas major dan berakhir

pada m. Quadratus lumborum.

2. Arteri sacralis lateralis. Arteri ini berjalan ke medial dan memberikan

cabang-cabang spinal melalui foramina sacralia anteriora

3. Arteri glutea superior. Arteri yang besar ini berjalan ke belakang

meninggalkan pelvis melalui foramen ischiadicum majus di atas m.

Piriformis, kemudian memasuki regio glutealis.

4. Arteri glutea inferior. Arteri ini meninggalkan pelvis melalui foramen

ischiadicum majus di bawah m. Piriformis, kemudian memasuki regio

glutealis.

5. Arteri obturatoria. Arteri ini berjalan mengelilingi dinding lateral pelvis di

bawah peritoneum, meninggalkan pelvis melalui foramen obturatum atau

canalis obturatorius.

6. Arteri pudenda interna. Arteri ini menyilang plexus ischiadicus dan

meninggalkan pelvis mlalui foramen ischiadicum majus di bawah m.

Piriformis. Selanjutnya, a. Pudenda interna melengkung di belakang spina

11

Page 12: josephine blok 10.doc

ischiadica, melalui foramen ischiadicum minus, lalu memasuki perineum.

Vena Iliaca Interna

Kecuali v. Iliolumbalis dan v. umbilicalis, semua cabang v. Iliaca interna

menampung darah dari bagian-bagian bersesuaian yang didarahi oleh cabang-

cabang a. Iliaca interna. Vena ini selanjutnya bersatu dengan v.Iliaca externa

menjadi v. Iliaca communis. Cabang-cabang yang mengalirkan darahnya ke v.

Iliaca interna meliputi vena-vena extrapelvis, yaitu vv. Gluteae superiores, v.

Obturatoria, dan v. Pudenda interna, serta vena-vena intrapelvis, yaitu vv. Sacrales

laterales, vv. Rectales mediae (bersama-sama v. Rectalis superior dan v. Rectalis

inferior, ikut membentuk plexus venosus rectalis interna dan externa), vv.

Vesicales (dari plexus vesicalis), vv. Uterinae (plexus venosus uterinus), dan

plexus venosus vaginalis.6

Persarafan Panggul

Persarafan bagian panggul terdiri dari cabang-cabang anterior saraf spinal

lumbales dan sacrales. Cabang-cabang dari L1-L3, serta sebagian dari L4

membentuk plexus lumbales. Beberapa cabangnya termasuk saraf obturatorius

dan saraf femoral. Cabang dari L5 dan sisa dari L4 bersatu untuk membentuk

truncus lumbosacralis. Truncus lombosacralis akan kemudian bersatu dengan

saraf dari S1-S3 dan membentuk plexus sacralis. Cabang-cabang saraf utama dari

plexus sacralis adalah saraf sciatic (saraf peroneal dan saraf tibialis).9

Organ Rongga Panggul

Organ dalam rongga panggul meliputi kolon sigmoid, rektum, ureter, dan

vesica urinaria. Organ dalam rongga panggul pria dengan wanita berbeda. Pada

wanita terdapat vagina, uterus, tuba fallopi, dan ovarium.10

Ureter

Kedua ureter merupakan saluran muscular yang terbentang dari ren ke facies

posterior vesica urinaria. Urine didorong sepanjang ureter oleh kontraksi

peristaltic tunica muskularis , dibantu oleh tekanan filtrasi glomeroli. Setiap ureter

12

Page 13: josephine blok 10.doc

mempunyai panjang sekitar 10 inci (25 cm) dan menyerupai oesophagus (panjang

oesophagus 10 inci) karena mempunyai 3 penyempitan sepanjang perjalanannya,

yaitu :1

1. Uretero pelvic junction, yaitu tempat pelvis renalis berhubungan dengan

ureter

2. Flexura marginalis, tempat ureter melengkung pada waktu menyilang

aperture pelvis superior

3. Tempat bermuaranya ureter ke vesica urinaria

Ureter masuk ke pelvis dan menyilang bifurkatio arteria iliaca communis

didepan articulation sacroiliaca. Ureter kemudian berjalan ke bawah pada dinding

lateral pelvis menuju ke daerah spina ischiadica dan berbelok ke depan untuk

masuk ke angulus lateralis vesica urinaria. Dekat bagian terminal, ureter disilang

oleh ductus deferens . Ureter berjalan miring menembus dinding vesica urinaria

sekitar ¾ inci (1,9 cm) sebelum bermuara ke dalam vesica urinaria.1

Vesica Urinaria

Vesica urinaria terletak tepat dibelakang pubis didalam cavitas pelvis.

Vesica Urinaria cukup baik untuk menyimpan urine dan pada orang dewasa

kapasitas maksimumnya kurang lebih 500ml. Vesica urinaria yang kosong pada

orang dewasa seluruhnya terletak didalam pelvis,bila vesica urinaria terisi,

dinding atasnya terangkat sampai masuk region hypogastricum. Pada anak kecil ,

vesica urinaria yang kosong menonjol diatas aperture pelvis superior , kemudian

bila cavitas pelvis membesar, vesica urinaria terbenam didalam pelvis untuk

menempati posisi seperti pada orang dewasa.1,10

Vagina

Vagina merupakan organ jalan lahir bayi dan aliran menstruasi, fungsinya

adalah sebagai organ kopulasi perempuan. Panjangnya sekitar 8 cm sampai 10 cm.

Vagina menghadap uterus dengan sudut sekitar 450dari vestibula genitaliaeksternal

dan terletak antara kandung kemih dan uretra di sisi anteriordan rectum di sisi

posterior. Dinding vagina tersusun atas satu lapisan otot polos dan

13

Page 14: josephine blok 10.doc

epitheliumskuamosa bertingkat terkeratinisasi yang dikenal sebagai

lapisanvagina.Vagina dilembabkan dan dilumasi oleh cairan yang berasal dari

kapiler pada dinding vaginal dan sekresi dari kelenjar serviks. pH cairan vagina

bergantung pada kadar estrogen.11

Uterus dan Tuba Fallopi

Ukuran uterus normal sekitar 8 cm pada wanita nuli para. Uterus terdiri

atas: fundus (bagian yang terletak di atas pintu tuba fallopi), korpus, dan serviks.

Serviks terbenam dalam dinding anterior vagina sehingga dibagi menjadi bagian

supravaginalis dan vaginalis. Kavitas interna serviks berhubungan dengan kavitas

korpus pada os interna dan dengan vagina pada os eksterna. Tuba fallopi terletak

pada tepi bebas ligamentum latum dan berfungsi untuk membawa ovum dari

ovarium menuju kornu uteri, tuba dibagi menjadi: pars infundibulum, ampula,

istmus, dan interstisial. Uterus terdiri atas dinding otot yang tebal (miometrium)

dan dilapisi oleh membrana mukosa (endometrium). Endomterium mengalami

perubahan siklik yang nyata selama menstruasi.2

Ligamentum latum adalah batas lateral utama dari uterus.Pada sebagian

besar wanita, uterus terletak anteversi, yaitu aksis serviks melengkung ke depan

pada aksis vagina. Pada sebagian wanita uterus terletak retroversi.2

Vaskularisasi terutama dari a. Uterina (cabang a. Iliaca interna). Arteri ini

berjalan dalam ligamentum latum dan, setinggi os interna, menyilang ureter pada

sudut kanan untuk mencapai dan memasok darah ke uterus sebelum melakukan

anastomosis dengan a. Ovarica (cabang aorta abdominalis).2

Ovarium

Masing-masing ovarium mengandung sejumlah folikel primordial yang

berkembang pada saat awal kehidupan fetus dan menunggu saat pematangan

menjadi ovum. Selain produksi ovum, ovarium juga bertanggung jawab

menghasilkan hormon seksual. Tiap ovarium dikelilingi oleh kapsula fibrosa,

yang disebut tunica albugenia.2

Ovarium terletak di sebelah dinding samping pelvis dan ditahan pada posisi ini

oleh dua struktur: ligamentum latum yang melekat ke ovarium di sebelah

14

Page 15: josephine blok 10.doc

posterior oleh mesovarium; dan ligamentum ovarica yang menahan ovarium ke

kornu uterus.2

Pemeriksaan Vagina Touche

Vagina toucher adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan memasukkan

jari ke dalam liang sanggama untuk mengetahui pasien yang baru datang sudah

inpartu/belum, menetapkan titik awal suatu persalinan dan menetapkan ramalan

perjalanan persalinan. Ukuran panggul dalam yang perlu diperhatikan saat vagina

touche saat mengukur conjugata diagonalis dimana jika promontorium tercapai

dengan jari yang berada di liang sanggama diukur conjugata diagonalis yaitu dari

pinggir bawah symphisis sampai promontorium. Selain itu yang perlu

diperhatikan adalah ukuran conjugata diagonalis memberi perkiraan conjugata

vera dengan mengurangi ukuran conjugata diagonalis – 1,5 cm. Dimana conjugata

diagonalis adalah 12, cm atau lebih.8

Penutup

Tulang pelvis terdiri dari empat, yaitu dua ossa coxae , os sacrum, dan os

coccygys. Rangka pelvis terdiri dari pelvis major dan pelvis minor (saluran tulang

yang harus dilalui oleh janin pada proses persalinan). Keberhasilan dan kesulitan

pelahiran terutama ditentukan oleh kesesuaian ukuran dan bentuk pelvis dengan

kepala fetus, sehingga perlu diketahui ukuran panggul.

Daftar Pustaka

1. Snell RS. Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran edisi 6. Jakarta:

EGC; 2006. h. 306-49.

2. .Faiz O, Moffat D. At a glance series: anatomi. Jakarta: Erlangga; 2004. h.

51-7.

3. Paulsen, Waschke. Sobotta atlas of human anatomy latin nomenclature :

general anatomy and musculoskeletal system. 15th ed. Munich: Elsevier

GmbH; 2011. h. 203,250-3.

4. Verrals S. Anatomi & fisiologi: terapan dalam kebidanan edisi 3. Jakarta:

EGC; 2003. h. 28-48.

15

Page 16: josephine blok 10.doc

5. Agur AMR, Dalley AF. Grant’s atlas of anatomy. 13th ed. Philadelphia:

Lippincott Williams & Wilkins; 2013. h. 315.

6. Widjaja IH. Anatomi pelvis. Jakarta: EGC; 2010. h. 3-38.

7. Kasim YI. Buku ajar traktus urogenitalis edisi 2. Jakarta: Ukrida; 2010. h.

5-6.

8. Simkin P, Ancheta R. Buku saku persalinan. Jakarta: EGC; 2005.

9. Faiz O, Moffat D. Anatomy at a glance. Turin: Blackwell Science Ltd;

2002. p. 51-7.

10. Sherwood L. Fisiologi manusia:dari sel ke sistem. Edisi ke-2. Jakarta:

EGC; 2001. h.410-51.

11. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC, 2003.

h.353-8.

16