isi.docx
TRANSCRIPT
PENDAHULUAN
Otitis media ialah peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga bagian
tengah, tuba eustachius, antrum mastoid dan sel – sel mastoid. Otitis media terbagi
atas otitis media supuratif dan otitis media non supuratif. Masing – masing
mempunyai bentuk akut dan kronis. Pada beberapa penelitian, diperkirakan terjadinya
otitis media yaitu 25% pada anak – anak. Infeksi umumnya terjadi dua tahun pertama
kehidupan dan puncaknya pada tahun pertama masa sekolah.
Otitis media supuratif kronis (OMSK) adalah infeksi kronis pada telinga
tengah dengan perforasi membran timfani dan sekret keluar dari telinga terus menerus
atau hilang timbul, sekret dapat encer atau kental, bening atau berupa nanah, jenis
otitis media supuratif kronis dapat terbagi 2 jenis, yaitu OMSK tipe benigna dan
OMSK tipe maligna.
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan otitis media akut menjadi otitis
media kronis yaitu terapi yang terlambat diberikan, terapi tidak adekuat, virulensi
kuman yang tinggi, daya tahan tubuh yang rendah (gizi buruk) atau hygiene buruk.
Gejala otitis media supuratif kronis antara lain otorrhoe yang bersifat purulen atau
mokoid, terjadi gangguan pendengaran, otalgia, tinitus, rasa penuh di telinga dan
vertigo.
MUHAMMAD HAFIZD LUBIS Page 1STASE THT DI RS KESDAM TK-II PUTRI HIJAU MEDAN
OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIS
(OMSK)
DEFINISI
Otitis media supuratif kronik (OMSK) dahulu disebut otitis media perforata
(OMP) atau dalam sebutan sehari-hari congek.
Yang disebut otitis media supuratif kronis adalah radang kronis telinga tengah
dengan perforasi membran timpani dan sekret yang keluar dari telinga tengah terus
menerus atau hilang timbul. Sekret mungkin encer atau kental ,bening atau berupa
nanah dan berlangsung lebih dari 2 bulan.
KLASIFIKASI OMSK
OMSK dapat dibagi atas 2 tipe yaitu :
1. OMSK tipe aman (tipe mukosa = tipe benigna = tipe tubotimpani)
Penyakit tubotimpani ditandai oleh adanya perforasi sentral atau pars tensa dan
gejala klinik yang bervariasi dari luas dan keparahan penyakit.
Secara klinis penyakit tubotimpani terbagi atas :
1.1. Penyakit aktif
Pada jenis ini terdapat sekret pada telinga dan tuli. Biasanya didahului oleh
perluasan infeksi saluran nafas atau melalui tuba eustachius, atau setelah berenang
dimana kuman masuk melalui liang telinga luar. Sekret bervariasi dari mukoid sampai
mukopurulen.
1.2. Penyakit tidak aktif
Pada pemeriksaan telinga dijumpai perforasi total yang kering dengan mukosa
telinga tengah yang pucat. Gejala yang dijumpai berupa tuli konduktif ringan. Gejala
lain yang dijumpai sepeerti vertigo, tinitus, atau suatu rasa penuh dalam telinga.
MUHAMMAD HAFIZD LUBIS Page 2STASE THT DI RS KESDAM TK-II PUTRI HIJAU MEDAN
2. OMSK tipe bahaya (tipe tulang = tipe maligna = tipe atikoantral)
Pada tipe ini ditemukan adanya kolesteatom dan berbahaya. Penyakit
atikoantral lebih sering mengenai pars flasida dan khasnya dengan terbentuknya
kantong retraksi yang mana bertumpuknya keratin sampai menghasilkan kolesteatom.
Kolesteatom dapat dibagi atas 2 tipe yaitu :
1.3.Kolesteatoma kongenital
1.4. Kolesteatoma akuisital yang terbentuk setelah anak lahir, jenis ini
terbagi atas 2 :
a. Kolesteatoma akuisital primer
b. Kolesteatoma akuisital sekunder
Pada umunya kolesteatoma terdapat pada otitis media supuratif kronis dengan
perforasi marginal, teori itu adalah :
1. Epitel dari liang telinga masuk melalui perforasi kedalam kavum timpani dan
disini ia membentuk kolesteatom (migration teori menurut hartmann) epitel
yang masuk menjadi nekrotis, terangkat keatas.
2. Embrional sudah ada pulau-pulau kecil dan ini yang akan menjadi kolesteatom.
3. Mukosa dari kavum timpani mengadakan metaplasia oleh karena infeksi
(metaplasia teori menurut wendt)
4. Ada pula kolesteatom yang letaknya pada pars plasida (attic retraction
cholesteatom)
MUHAMMAD HAFIZD LUBIS Page 3STASE THT DI RS KESDAM TK-II PUTRI HIJAU MEDAN
GAMBARAN PATOLOGIS
Gambaran patologis yang ditemukan pada OMSK :
A. Perubahan pada membran timpani
a. Perforasi sentral
Perforasi ini terjadi pada pars tensa membran timpani. Perforasi yang
berukuran besar dan sudah mengenai 75% membran timpani disebut
perforasi subtotal dan bila hanya anulus timpani yang tersisa maka disebut
sebagai perforasi total.
b. Perforasi marginal
Perforasi pada pinggir margo timpani, menandakan bahwa tulang pada
margo timpani telah mengalani dektrusi.
c. Perforasi atik
Perforasi pada pars flaksid, menandakan sudah ada kerusakan tulang pada
epitimpani.
B. Perubahan pada mukosa
a. Hipertrofi mukosa cavum timpani
b.Degenerasi mukosa cavum timpani sehingga membentuk jaringan granulasi
atau polip.
c. Metaplasia mukosa cavum timpani dari sel kuboid menjadi sel epitel
squamosa. Hal ini menandakan sudah terbentuknya kolesteatom.
C. Perubahan pada tulang
Struktur tulang dalam cavum timpani dan sekitarnya mengalami osteitis,
destruksi dan nekrosis.
EPIDEMIOLOGI
Prevalensi OMSK pada beberapa negara antara lain dipengaruhi, kondisi sosial,
ekonomi, suku, tempat tinggal yang padat, hygiene dan nutrisi yang jelek.
Kebanyakan melaporkan prevalensi OMSK pada anak termasuk anak yang
mempunyai kolesteatom, tetapi tidak mempunyai data yang tepat, apalagi insiden
OMSK saja, tidak ada data tersedia.
MUHAMMAD HAFIZD LUBIS Page 4STASE THT DI RS KESDAM TK-II PUTRI HIJAU MEDAN
ETIOLOGI
Terjadi OMSK hampir selalu dimulai dengan otitis media berulang pada anak,
jarang dimulai setelah dewas. Faktor infeksi biasanya berasal dari nasofaring
(adenoiditis, tonsilitis, rinitis, sinusitis), mencapai telinga tengah melalui tuba
eustachius. Fungsi tuba eustachius yang abnormal merupakan faktor predisposisi yang
dijumpai pada anak dengan cleft palate dan down’s syndrom. Adanya tuba patulous,
meyebabkan refluk isi nasofaring yang merupakan faktor insiden OMSK yang tinggi
di Amerika Serikat. Kelainan humoral (seperti hipogammaglobulinemia) dan cell-
mediated (seperti infeksi HIV, sindrom kemalasan leukosit) dapat manifestasi sebagai
sekresi telinga kronis.
Penyebab OMSK antara lain :
1. Lingkungan
2. Genetik
3. Otitis media sebelumnya
4. Infeksi
5. Infeksi saluran nafas atas
6. Autoimun
7. Alergi
8. Gangguan fungsi tuba eustachius
Beberapa faktor-faktor yang menyebabkan perforasi membran timpani menetap pada
OMSK :
Infeksi yang menetap pada telinga tengah mastoid yang mengakibatkan
produksi sekret purulen berlanjut.
Berlanjutnya obstruksi tuba eustachius yang mengurangi penutupan spontan
pada perforasi
Beberapa perforasi yang besar mengalami penutupan spontan melalui
mekanisme migrasi epitel.
Pada pinggir perforasi dari epitel skuamous dapat mengalami pertumbuhan
yang cepat diatas sisi medial dari membran timpani. Proses ini juga mencegah
penutupan spontan dari perforasi.
MUHAMMAD HAFIZD LUBIS Page 5STASE THT DI RS KESDAM TK-II PUTRI HIJAU MEDAN
Faktor-faktor yang menyebabkan penyakit infeksi telinga tengah supuratif menjadi
kronis majemuk, antara lain :
1. Gangguan funfsi tuba eustachius yang kronis atau berulang.
a. Infeksi hidung dan tenggorokan yang kronis atau berulang.
b. Obstruksi anatomi tuba eustachius parsial atau total.
2. Perforasi membran timpani yang menetap
3. Terjadinya metaplasia skuamosa atau perubahan patologik menetap lainya pada
telinga tengah.
4. Obstruksi menetap terhadap aerasi telinga atau rongga mastoid.
5. Terdapat daerah-daerah dengan sekuester atau osteomielitis persisten di
mastoid.
6. Faktor-faktor konstitusi dasar seperti alergi, kelemahan umum atau perubahan
mekanisme pertahanan tubuh.
PATOGENESIS
Patogenesis OMSK belum diketahui secara lengkap, tetapi dalam hal ini merupakan
stadium kronis dari otitis media akut (OMA) dengan perforasi yang sudah terbentuk
diikuti dengan keluarnya sekret yang terus menerus. Perforasi sekunder pada OMA
dapat terjadi kronis tanpa kejadian infeksi pada telinga tengah misalnya perforasi
kering. Beberapa penulis menyatakan keadaan ini sebagai keadaan inaktif dari otitis
media kronis.
PATOLOGI
OMSK lebih sering merupakan penyakit kambuhan dari pada menetap. Keadaan
kronis ini lebih berdasarkan waktu dan stadium dari pada keseragaman gambaran
patologi. Secara umum gambaran yang ditemukan adalah :
1. Terdapat perforasi membrana timpani dibagian sentral.
2. Mukosa bervariasi sesuai stadium penyakit.
3. Tulang –tulang pendengaran dapat rusak atau tidak, tergantung pada beratnya
infeksi sebelumnya.
4. Pneumatisasi mastoid
MUHAMMAD HAFIZD LUBIS Page 6STASE THT DI RS KESDAM TK-II PUTRI HIJAU MEDAN
OMSK paling sering pada masa anak-anak. Pneumatisasi mastoid paling akhir
terjadi antara 5-10 tahun. Proses pneumatisasi ini sering terhenti atau mundur oleh
otitis media yang terjadi pada usia tersebut atau lebih muda. Bila infeksi kronis terus
berlanjut, mastoid mengalami proses sklerotik, sehingga ukuran prosesus mastoid
berkurang.
GEJALA KLINIS
1. Telinga berair (otorrhoe)
Sekret bersifat purulen atau mukoid tergantung stadium peradangan.
Pada OMSK tipe jinak, cairan yang keluarmukopus yang tidak berbau busuk
yang sering sekalisebagai reaksi iritasi mukosa telinga tengah oleh perforasi
membran timpani dan infeksi. Keluarnya sekret biasanya hilang timbul. Pada
OMSK inaktif tidak dijumpai adanya sekret teling. Pada OMSK tipe ganas
unsur mukoid dan sekret telinga tengah berkurang atau hilang karena rusaknya
lapisan mukosa secara luas. Sekret yang bercampur darah berhubungan dengan
adanya jaringan granulasi dan polip telinga dan merupakan tanda adanya
kolesteatom yang mendasarinya. Suatu sekret yang encer berair tanpa nyeri
mengarah kemungkinan tuberculosis.
2. Gangguan pendengaran
Biasanya dijumpai tuli konduktif namun dapat pula bersifat campuran.
Beratnya ketulian tergantung dari besar dan letak perforasi membran timpani
serta keutuhan dan mobilitas sistem pengantaran suara ke telinga tengah. Pada
OMSKtipe maligna biasanya didapat tuli konduktif berat.
3. Otalgia (Nyeri telinga)
Pada OMSK keluhan nyeri dapat karena terbendungnya drainase pus. Nyeri
dapat berarti adanya ancaman. Komplikasi akibat hambatan pengaliran sekret,
terpaparnya durameter atau dinding sinus lateralis, atau ancaman pembentuka
abses otak. Nyeri merupakan tanda berkembang komplikasi OMSK seperti
petrositis, subperiosteal abses atau trombosis sinus lateralis.
4. Vertigo
MUHAMMAD HAFIZD LUBIS Page 7STASE THT DI RS KESDAM TK-II PUTRI HIJAU MEDAN
Keluhan vertigo seringkali meupakan tanda telah terjadinya fistel labirin
akibat erosi dinding labirin oleh kolesteatom. Vertigo yang timbul biasanya
akibat perubahan tekanan udara yang mendadak atau pada penderita yang
sensitif keluhan vertigo dapat terjadi hanya karena perforasi besar membran
timpani yang akan menyebabkan labirin lebih mudah terangsang oleh perbedaan
suhu. Penyebaran infeksi kedalam labirin juga akan menyebabkan keluhan
vertigo. Vertigo juga bisa terjadi akibat komplikasi serebelum.
TANDA KLINIS
Tanda-tanda klinis OMSK tipe maligna :
1. Adanya abse3s atau fistel retroaurikular.
2. Jaringan granulasi atau polip di liang telinga yang berasal dari kavum timpani
3. Pus yang selalu aktif atau berbau busuk (aroma kolesteatom)
4. Foto rontgen mastoid adanya gambaran kolesteatom
PEMERIKSAAN KLINIS
Untuk melengkapi pemeriksaan, dapat melakukan pemeriksaan klinik sebagai
berikut:
Pemeriksaan Audiometri
Pada pemeriksaan audiometri penderita OMSK biasanya didapati tuli konduktif.
Tapi dapat pula dijumpai adanya tuli sensotineural, beratnya ketulian tergantung besar
dan letak perforasi membran timpani serta keutuhan dan mobilitas.
Derajat ketulian nilai ambang pendengaran
Normal : -10 dB sampai 26 dB
Tuli ringan : 27 dB sampai 40 dB
Tuli sedang : 41 dB sampai 55 dB
Tuli sedang berat : 56 dB sampai 70 dB
Tuli berat : 71 dB sampai 90 dB
Tuli total : lebih dari 90 dB
Untuk melakukan evaluasi ini, observasi berikut bisa membantu :
1.Perforasi biasa umumnya menyebabkan tuli konduktif tidak lebih dari 15 – 20
dB
MUHAMMAD HAFIZD LUBIS Page 8STASE THT DI RS KESDAM TK-II PUTRI HIJAU MEDAN
2.Kerusakan rangkaian tulang-tulang pendengaran menyebabkan tuli konduktif 30-
50dB
3.Diskontinuitas rangkaian tulang pendengaran dibelakang membran yang masih
utuh menyebabkan tuli konduktif 55 – 65 dB
4.Kelemahan diskriminasi tutur yang rendah, tidak peduli bagaimanapun keadaan
hantaran tulang, menunjukan kerusakan koklea parah.
Pemeriksaan radiologi
1. Proyeksi schuller
Memperlihatkan luasnya pneumatisasimastoid dari arah lateral dan atas. Foto
ini berguna untuk pembedahan karena memperlihatkan posisi sinus lateral dan
tegmen.
2. Proyeksi mayer atau owen
Diambil dari arah dan anterior telinga tengah. Akan tampak tulang-tulang
pendengaran dan atik sehingga dapat diketahui apakah kerusakan tuilang
mengenai struktur-struktur.
3. Proyeksi stenver
Memperlihatkan jalan sepanjang piramid petrosus dan yang lebih jelas
memperlihatkan kanalis auditorius interna, vestibulum dan kanalis
semisirkularis. Proyeksi ini menempatkan antrum dalam potongan melintang
sehingga dapat menunjukan adanya pembesaran akibat.
4. Proyeksi chause II
Memberi gambaran atik secara longitudinal sehingga memperlihatkan
kerusakan dini dinding lateral atik. Politomografi dan atau CT scan dapat
menggambarkan kerusakan tulang oleh karena kolesteatom.
Bakteriologi
MUHAMMAD HAFIZD LUBIS Page 9STASE THT DI RS KESDAM TK-II PUTRI HIJAU MEDAN
Bakteri yang sering dijumpai pada OMSK adalah pseudomonas aeruginosa,
stafilokokus aureus dan proteus, sedangkan bakteri pada OMSA streptokokus
pneumonie, H. Influensa, dan Morexella kataralis. Bakteri lain yang dijumpai pada
OMSK E. Coli, difteroid, klebsiella, dan bakteri anaerob adalah bacteriodes sp.
1. Bakteri spesifik
Misalnya tuberculosis. Dimana otitis tuberkulosa sangat jarang (kurang dari 1%
menurut shambaugh). Pada orang dewasa biasanya disebabkan oleh infeksi
paru yang lanjut. Infeksi ini masuk ke telinga tengah melalui tuba. Otitis media
tuberkulosa dapat terjadi pada anak yang relatif sehat sebagai akibat minum
susu yang tidak dipateurisasi.
2. Bakteri non spesifik baik aerob dan anaerob
Bakteri aerob yang sering dijumpai adalah pseudomonas aeruginosa,
stafilokokus aureus dan proteus sp. Antibiotik yang sebnsitif untuk
pseudomonas aeruginosa adalah ceftazidime dan ciprofloksasin, dan resisten
pada penisilin, sefalosporin dan makrolid. Sedangkan proteus mirabilis sensitif
untuk antibiotik kecuali makrolid. Stafilokokus aureus resisten terhadap
sulfonamid dan trimethoprim dan sensitif untuk sefalosforin generasi 1 dan
gentamisin.
PENATALAKSANAAN
Prinsip pengobatan tergantung dari jenis penyakit dan luasnya infeksi, dimana
pengobatan dapat dibagi atas :
1. Konservatif
2. Operasi
OMSK BENIGNA TENANG
Keadaan ini tidak memerlukan pengobatan, dan dinasehatkan untuk jangan
mengorek telinga, air jangan masuk ke telinga sewaktu mandi, dilarang berenang dan
segera berobat bila menderita infeksi saluran nafas atas. Bila fasilitas memungkingkan
sebaiknya dilakukan operasi rekonstruksi (miringoplasti, timpanoplasti) untuk
mencegah infeksi berulang serta gangguan pendengaran.
MUHAMMAD HAFIZD LUBIS Page 10STASE THT DI RS KESDAM TK-II PUTRI HIJAU MEDAN
OMSK BENIGNA AKTIF
Prinsip pengobatan OMSK adalah :
1. Membersihkan liang telinga dan kavum timpani
2. Pemberian antibiotika : - Topikal antibiotik (antimikroba)
- Sistemik
Pemberian antibiotik topikal
Pemberian antibiotik secara topikal pada telinga dan sekret yang banyak tanpa
dibersihkan dulu, adalah tidak efektif. Bila sekret berkurang/tidak progresif lagi
diberikan obat tetes yang mengandung antibiotik dan kortikosteroid. Mengingat
peberian obat topikal dimaksudkan agar masu sampai telinga tengah, maka tidak
dianjurkan antibiotik yang ototoksik misalnya neomisin dan lamanya tidak lebih dari
1minggu. Cara pemilihan antibiotik yang paling baik dengan berdasarkan kultur
kuman penyebab dari uji resistensi.
Bubuk telinga yang digunakan seperti :
a. Acidum boricum dengan tanpa iodine
b. Terramycin
c. Asidum borikum 2,5 gram dicampur dengan khloromicetin 250mg
Pengobatan antibiotik topikal dapat digunakan secara luas untuk OMSK aktif yang
dikombinasikan dengan pembersihan telinga.
Antibiotik topikal yang dapat dipakai pada otitis media kronik adalah :
1. Polimiksin B atau polimiksin E
Obat ini bersifat bakterisid terhadap kuman gram negatif, pseudomonas, E.coli
kleibeila, enterobakter, tetapi resisten terhadap gram positif, proteus, B. Fragilis
toksik terhadap ginjal dan susunan saraf.
2. Neomisin
Obat bakterisid pada kuman gram positif dan negatif, misalnya : stafilokokus
aureus, proteus sp. Resisten pada semua anaerob dan pseudomonas. Toksik
terhadap ginjal dan telinga.
3. Kloramfenikol
MUHAMMAD HAFIZD LUBIS Page 11STASE THT DI RS KESDAM TK-II PUTRI HIJAU MEDAN
Obat ini bersifat bakterisid.
Pemberian antibiotik sistemik
Pemberian antibiotik lebih dari 1 minggu dan harus disertai pembersihan sekret
profus.bila terjadi kegagalan pengobatan, perlu diperhatikan faktor penyebab
kegagalan y6ang ada pada penderita tersebut. Antimikroba dapat dibagi menjadi 2
golongan. Golongan pertama daya bunuhnya tergantung kadarnya. Makin tinggi kadar
obat, makin banyak kuman terbunuh, misalnya golongan aminoglikosida dengan
kuinolon. Golongan kedua adalah antimikroba yang pada konsentrasi tertentu daya
bunuhnya paling baik. Peninggian dosis tidak menambah daya bunuh antimikroba
golongan ini, misalnya golongan beta laktam.
Terapi antibiotik sistemik yang dianjurkan pada otitis media kronik adalah
pseudomonas aminoglikosida – karbenisilin
P.mirabilis Ampisilin atau sefalosporin
P.morganii, P.vulgaris aminoglikosida – karbenisilin
Klebsiella sefalosforin atau aminoglikosida
e.coli ampisilin atau sefalosporin
S.aureus anti-stafilokokus penisilin, sefalosporin, eritromisin, aminoglikosida
Streptokokus penisilin, sefalosforin, eritromisin, aminoglikosida
B.fragilis klindamisin
Antibiotik golongan kuinolon (siprofloksasin, dan ofloksasin) yaitu dapat derivat
asam nalidiksat yang mempunyai aktifitas anti pseudomonas dan dapat diberikan
peroral. Tetapi tidak dianjurkan untuk anak dengan umur dibawah 16 tahun. Golongan
sefalosforin generasi III (sefotaksim,seftazidim dan seftriakson) juga aktif terhadap
pseudomonas, tetapi harus diberikan secara parenteral. Tetapi ini sangat baik untuk
OMA sedangkan untuk OMSK belum pasti cukup, meskipun dapat mengatasi
OMSK. Metronidazol mempunyai efek bakterisid untuk kuman anaerob. Menurut
browsing dkk metronidazol dapat diberikan dengan dan tanpa antibiotik (sefaleksin
dan kotrimoxazol) pada OMSK aktif, dosis 400mg per 8jam selama 2 minggu atau
200mg per 8jam 2-4 minggu.
OMSK MALIGNA
MUHAMMAD HAFIZD LUBIS Page 12STASE THT DI RS KESDAM TK-II PUTRI HIJAU MEDAN
Pengobatan untuk OMSK maligna adalah operasi. Pengobatan konservatif dengan
medikamentosa hanyalah merupakan terapi sementara sebelum dilakukan
pembedahan. Bila terdapat abses subperiosteal, maka insisi abses sebaiknya dilakukan
tersendiri sebelum kemudian dilakukan mastoidektomi.
Ada beberapa jenis pembedahan atau teknik operasi yang dapat dilakukan pada
OMSK dengan mastoiditis kronis, baik tipe benigna atau maligna antara lain :
1. Mastoidektomi sederhana (simple mastoidectomy)
2. Mastoidektomi radikal.
3. Mastoidektomi radikal dengan modifikasi
4. Miringoplasti
5. Timpanoplasti
6. Pendekatan ganda timpanoplasti (combined approach tympanoplasty)
Tujuan operasi adalah menghentikan infeksi secara oermanen, memperbaiki
membran timpani perforasi, mencegah terjadinya komplikasi atau kerusakan
pendengaran yang lebih berat, serta memperbaiki pendengaran,. Pedoman umum
pengobatan penderita OMSK adalah algoritma berikut.
KOMPLIKASI
Tendensi otitiis media mendapat komplikasi tergantung pada kelainan patologik
yang menyebabkan otore. Walaupun demikian organisme yang resisten dan kurang
efektifnya pengobatan, akan menimbulkan komplikasi. Biasanya komplikasi
didapatkan pada pasien OMSK tipe maligna, tetapi suatu otitis media akut ata suatu
eksaserbasi akut oleh kuman yang virulen pada OMSK tipe benigna pun dapat
menyebabkan komplikasi.
Komplikasi intra kranial yang serius lebih sering terlihat pada eksaserbasi akut dari
OMSK berhubungan dengan kolesteatom.
A. komplikasi di telinga tengah :
1. perforasi perssisten
2. erosi tulang pendengaran.
MUHAMMAD HAFIZD LUBIS Page 13STASE THT DI RS KESDAM TK-II PUTRI HIJAU MEDAN
3. Paralisis nervus fasial
B. Komplikasi telinga dalam
1. Fistel labirin
2. Labirinitis supuratif
3. Tuli saraf (sensorineural)
C. Komplikasi ekstradural
1. Abses ekstradural
2. Trombosis sinus lateralis
3. Petrositis
D. Komplikasi ke susunan saraf pusat
1. Meningitis
2. Abses otak
3. Hidrosefalus otitis
Perjalanan komplikasi infeksi telinga tengah ke intra kranial harus melewati 3
macam lintasan :
1. Dari rongga telinga tengah ke selaput otak
2. Menembus selaput otak.
3. Masuk ke jaringan otak.
MUHAMMAD HAFIZD LUBIS Page 14STASE THT DI RS KESDAM TK-II PUTRI HIJAU MEDAN