inkuiri kognitif

19
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY) TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF DAN RETENSI SISWA KELAS XI IPA SMA LABORATORIUM UM MALANG 1 Rizki Mei Listawati, 2 Susriyati Mahanal, dan 3 Sarwono Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Malang Email: [email protected] Abstrak:Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh metode pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap hasil belajar kognitif dan retensi siswa. Penelitian ini menggunakan dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen menggunakan metode inkuiri terbimbing, sedangkan kelas kontrol menggunakan metode multistrategi. Analisis data menggunakan analisis kovarian yang sebelumnya dilakukan uji prasyarat meliputi uji normalitas dan uji homogenitas. Uji keterlaksanaan pembelajaran menggunakan uji regresi linier dan melihat lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) keterlaksanaan pembelajaran pada kelas eksperimen dan kontrol siswa kelas XI IPA SMA Laboratorium UM Malang terlaksana dengan baik dan konsisten; (2) ada pengaruh metode pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap hasil belajar kognitif siswa; (3) ada pengaruh metode pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap retensi siswa. Kata kunci:Hasil belajar kognitif, retensi, inkuiri terbimbing. Pendidikan merupakan pilar penting bagi suatu bangsa.Tujuan dari pendidikan adalah untuk menciptakan kehidupan yang cerdas, damai, terbuka, dan demokratis.Kemajuan pendidikan dapat dilihat dari tingginya peradaban masyarakat suatu bangsa.Perkembangan sains dan teknologi di abad 21 ini sangatpesat.Teknologi yang berkembang saat ini 1 Mahasiswa S1 Program Studi Pendidikan Biologi FMIPA Universitas Negeri Malang 2 Dosen Pembimbing I dan Staf Pengajar Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Malang 3 Dosen Pembimbing II dan Staf Pengajar Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Malang

Upload: aris-handrian

Post on 15-Jan-2016

11 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

INKUIRI

TRANSCRIPT

Page 1: INKUIRI KOGNITIF

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY) TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF DAN

RETENSI SISWA KELAS XI IPA SMA LABORATORIUM UM MALANG

1Rizki Mei Listawati, 2Susriyati Mahanal, dan 3SarwonoJurusan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Malang

Email: [email protected]

Abstrak:Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh metode pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap hasil belajar kognitif dan retensi siswa. Penelitian ini menggunakan dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen menggunakan metode inkuiri terbimbing, sedangkan kelas kontrol menggunakan metode multistrategi. Analisis data menggunakan analisis kovarian yang sebelumnya dilakukan uji prasyarat meliputi uji normalitas dan uji homogenitas. Uji keterlaksanaan pembelajaran menggunakan uji regresi linier dan melihat lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) keterlaksanaan pembelajaran pada kelas eksperimen dan kontrol siswa kelas XI IPA SMA Laboratorium UM Malang terlaksana dengan baik dan konsisten; (2) ada pengaruh metode pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap hasil belajar kognitif siswa; (3) ada pengaruh metode pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap retensi siswa.

Kata kunci:Hasil belajar kognitif, retensi, inkuiri terbimbing.

Pendidikan merupakan pilar penting bagi suatu bangsa.Tujuan dari pendidikan adalah untuk menciptakan kehidupan yang cerdas, damai, terbuka, dan demokratis.Kemajuan pendidikan dapat dilihat dari tingginya peradaban masyarakat suatu bangsa.Perkembangan sains dan teknologi di abad 21 ini sangatpesat.Teknologi yang berkembang saat ini merupakan teknologi terapan ilmu sains atau ilmu pengetahuan alam sehingga sains menjadi salah satu bidang ilmu yang penting untuk dikaji dan dipelajari bagi semua negara.Ilmu pengetahuan alam khususnya biologi berkaitan dengan proses penyelidikan, mencari tahu, dan memahami alam secara sistematik sehingga implementasi pembelajaran biologi di kelas bukan hanya sekedar penguasaan kumpulan fakta, konsep, atau prinsip saja. Guru selama pembelajaran biologi harus memberikan pengalaman secara langsung kepada siswa artinya guru merancang proses pembelajaran di kelas yang memberikan banyak kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan pengetahuan dan menerapkan hal-hal yang telah dipelajari.Hal ini didukung pula oleh Utaminingsih (2012:4) yang menyatakan bahwa pembelajaran biologi bertujuan mengembangkan cara berpikir ilmiah melalui penelitian dan percobaan, mengembangkan pengetahuan praktis dari metode untuk memecahkan masalah kehidupan individu dan sosial.

Hasil belajar kognitif erat kaitannya dengan pemahaman konsep, sehingga penting dalam suatu proses pembelajaran. Jika hasil belajar kognitif siswa masih rendah, maka dapat dikatakan bahwa pemahaman siswa akan materi yang diajarkan juga kurang.Sofiani (2011:24) menyatakan bahwa penguasaan materi (kognitif) bertujuan untuk mengukur penguasaan dan pemilihan konsep dasar keilmuan berupa materi-materi esensial sebagai konsep kunci dan prinsip utama.Hasil belajar kognitif siswa juga terkait dengan kemampuan mengingat

1Mahasiswa S1 Program Studi Pendidikan Biologi FMIPA Universitas Negeri Malang2 Dosen Pembimbing I dan Staf Pengajar Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Malang3 Dosen Pembimbing II dan Staf Pengajar Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Malang

Page 2: INKUIRI KOGNITIF

2

seorang siswa.Kemampuan mengingat hal yang telah diperoleh melalui pembelajaran merupakan faktor penting dalam suatu kegiatan pembelajaran.Kemampuan mengingat ini diartikan sebagai daya ingat atau retensi.Daya ingat atau retensi dapat diartikan bertahannya suatu informasi atau konsep yang telah dipelajari sebelumnya di dalam ingatan.Menurut Supriyatna (2012:24), tanpa adanya retensi maka tidak dapat disebut sebagai suatu proses belajar dan tanpa adanya belajar maka tidak akan mungkin ada yang diingat. Retensi pada setiap siswa berbeda-beda, namun untuk membuat suatu informasi atau konsep yang telah dipelajari tetap bertahan lama dalam ingatan dipengaruhi pula oleh metode pembelajaran guru.

Penelitian ini dilakukan di SMA Laboratorium UM Malang karena sekolah ini berada di bawah naungan Universitas Negeri Malang dan dapat menjadi panutan bagi sekolah-sekolah lain yang ada di kota Malang. Populasi pada penelitian ini adalah kelas XI IPA karena siswa kelas XI sudah memiliki kemampuan berlogika yang bagus sehingga siswa mampu untuk diajak berpikir secara ilmiah. Hasil observasi dan wawancara yang dilakukan pada bulan Januari di kelas XI IPA SMA Laboratorium UM pada materi sistem pencernaan menunjukkan bahwa metode yang sering dilakukan adalah diskusi-informasi, presentasi, penugasan, tanya-jawab, praktikum, dan cooperative learning. Metode pembelajaran yang digunakan oleh guru tersebut dapat dikatakan bahwa sudah berbasis multistrategi.

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) siswa kelas XI SMA Laboratorium UM Malang sebesar 78, namun pada materi sistem pencernaan masih banyak siswa yang belum tuntas.Siswa yang belum tuntas di kelas XI IPA 2 sebesar 88,46% dan di kelas XI IPA 3 sebesar 84,62%. Hal ini adalah masalah yang serius dan memerlukan upaya untuk menolong siswa.Salah satu metode pembelajaran biologi yang berpotensi untuk memberdayakan kognitif dan retensi siswa adalah metode pembelajaran inkuiri terbimbing.Rahmawati, dkk (2012:137) menyatakan bahwa dengan adanya penerapan metode pembelajaran inkuiri terbimbing diharapkan meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pokok sehingga hasil belajar siswa juga akan meningkat.Rustaman(2005:11) menyatakanbahwa pembelajaran berbasis inkuiri merujuk pada model konstruktivis dan belajar aktif, serta kegiatan inkuiri melibatkan siswa mencapai pemahaman. Materi pelajaran yang didapat dari memahami akan melekat lebih lama daripada menghafal, sehingga diharapkan bertahannya suatu konsep dalam ingatan siswa (retensi) akan lebih lama.

Berdasarkan uraian tersebut, maka perlu dilakukan penelitian untuk membantu siswa dalam rangka meningkatkan hasil belajar kognitif dan retensi dengan judul “Pengaruh Metode Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) terhadap Hasil Belajar Kognitif dan Retensi Siswa Kelas XI IPA SMA Laboratorium UM Malang”.

METODEJenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasy

experiment.Penelitian ini menggunakan dua kali ulangan, ulangan pertama pada materi sistem pernapasan dan ulangan kedua pada materi sistem ekskresi. Desain penelitian yang digunakan adalah nonequivalent control group design yang digambarkan seperti Tabel 1.

Page 3: INKUIRI KOGNITIF

3

Tabel 1. Rancangan Penelitian

Kelompok Pretes Perlakuan Postes RetesE O1 X1 O2 O3C O4 X2 O5 O6

(Sumber: diadaptasi dari Sugiyono, 2009:72)

Keterangan:E : eksperimen X2 : pembelajaran dengan

metode multistrategiC : kontrol O2 dan O5 : postesO1 dan O4

:pretes O3 dan O6 : retes

X1 : pembelajaran dengan metode inkuiri terbimbing

Penelitian ini dilakukan dengan dua kali ulangan, ulangan pertama pada materi sistem pernapasan dan ulangan kedua pada materi sistem ekskresi.Populasi dalam penelitian ini adalah kelas XI IPA SMA Laboratorium UM Malang.Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah kelas XI IPA 2 sebagai kelas eksperimen dengan pembelajaran inkuiri terbimbing dan XI IPA 3 sebagai kelas kontrol dengan pembelajaran multistrategi.Variabel bebas yang digunakan pada penelitian ini adalah metode pembelajaran yaitu metode inkuiri terbimbing dan multistrategi.Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar kognitif dan retensi siswa.Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah materi pembelajaran, alokasi waktu, soal pretes, postes, dan retes.

Instrumen yang dipakai dalam penelitian ini meliputi instrumen perlakuan dan pengukuran.Instrumen perlakuan pembelajaran terdiri dari silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan lembar kerja siswa (LKS) kelas eksperimen,rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) kelas kontrol, serta lembar observasi keterlaksanaan. Instrument pengukuran berupa tes. Tes dilakukan untuk mengukur peningkatan hasil belajar kognitif siswa tentang materi yang telah disampaikan dan untuk mengukur retensi siswa.Bentuk soal tes yang digunakan adalah soal pilihan ganda yang berjumlah 30 soal.Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah pretes, postes, dan retes.

Teknik analisis data yang digunakan peneliti pada penelitian ini adalah analisis statistik menggunakan analisis kovarian dengan bantuan program SPSS versi 17.0 for windows yang sebelumnya dilakukan uji prasyarat terdiri dari uji normalitas dan uji homogenitas.

HASIL PENELITIANA. Hasil Uji Keterlaksanaan Pembelajaran

Analisis keterlaksanaan pembelajaran dilakukan dengan dua cara yaitu melihat lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran dan analisis regresi linier antara nilai kognitif awal dan kognitif akhir siswa yang diperoleh dari skor pretes dan skor postes.Uji keterlaksanaan pembelajaran dilakukan dengan regresi linier pada materi sistem pernapasan menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0.009 (<0.05) dan pada materi sistem ekskresi menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0.018 (<0.05) yang berarti persamaan regresi berdasarkan data penelitian signifikan. Grafik keterlaksanaan pembelajaran materi sistem pernapasan dan

Page 4: INKUIRI KOGNITIF

4

sistem ekskresi pada siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada Gambar 1, Gambar 2, Gambar 3, dan Gambar 4.

Gambar 1. Grafik Keterlaksanaan Pembelajaran Materi Sistem Pernapasan Kelas Eksperimen

Gambar 2.Grafik Keterlaksanaan Pembelajaran Materi Sistem Ekskresi pada Kelas Eksperimen

Gambar 3.Grafik Keterlaksanaan Pembelajaran Materi Sistem Pernapasan pada Kelas Kontrol

Gambar 4. Grafik Keterlaksanaan Pembelajaran Materi Sistem Ekskresi pada Kelas Kontrol

Berdasarkan Gambar 1, 2, 3, dan 4 dapat diketahui bahwa grafik keterlaksanaan pembelajaran materi sistem pernapasan dan sistem ekskresi pada siswa kelas eksperimen menunjukkan hasil grafik yang sejajar dan tidak berimpit.

Page 5: INKUIRI KOGNITIF

5

Grafik yang sejajar menunjukkan bahwa pembelajaran materi sistem pernapasan dan sistem ekskresi pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sudah terlaksana secara konsisten.Grafik yang tidak berimpit dapat disebabkan beberapa faktor, antara lain motivasi, psikis, kesehatan siswa, dan sebagainya.

Keterlaksanaan pembelajaran juga dapat dilihat berdasarkan lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran.Keterlaksanaan pembelajaran materi sistem pernapasan dengan menggunakan metode inkuiri terbimbing menunjukkan persentase sebesar 80%, 90%, 70%, 100%, dan 90% sedangkan pada materi sistem ekskresi presentase sebesar 90%, 100%, dan 100%.Keterlaksanaan pembelajaran materi sisem pernapasan dengan menggunakan metode multistrategi menunjukkan persentase sebesar 80%, 90%, 80%, 100%, dan 90% sedangkan pada materi sistem ekskresi presentase sebesar 90%, 100%, dan 100%.

B. Deskripsi Hasil Penelitian1. Deskripsi Rata-rata Hasil Belajar Siswa

Skor rata-rata hasil belajar kognitif siswa pada materi sistem pernapasan dan sistem ekskresi berdasarkan hasil pretes dan postes kelas kontrol dan kelas eksperimen disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Skor Rata-Rata Hasil Belajar Kognitif Siswa Materi Sistem Pernapasan dan Sistem Ekskresi Berdasarkan Hasil Pretes dan Postes

MetodeSistem Pernapasan Sistem Ekskresi

Rata-rata pretes

Rata-rata Postes

Selisih Rata-rata pretes

Rata-rata postes

Selisih

Eksperimen 47.23 78.50 31.27 67.04 82.58 15.54Kontrol 47.15 73.04 25.89 63.62 78.12 14.50

Berdasarkan Tabel 2 terdapat hubungan yang ditunjukkan melalui peningkatan hasil belajar kognitif siswa.Peningkatan rata-rata skor pretesdan postesmateri sistem pernapasan menggunakan metode inkuiri terbimbing pada kelas eksperimen adalah 31,27. Peningkatan rata-rata skor pretesdan postesmateri sistem ekskresi menggunakan metode inkuiri terbimbing pada kelas eksperimen adalah 15,54.Peningkatan rata-rata skor pretesdan postesmateri sistem pernapasan menggunakan metode pembelajaran multistrategi pada kelas kontrol adalah 25,89.Peningkatan rata-rata skor pretesdan postesmateri sistem ekskresi menggunakan metode pembelajaran multistrategi pada kelas kontrol adalah 14,50.2. Deskripsi Rata-rata Retensi Siswa

Skor rata-rata retensi siswa pada materi sistem pernapasan dan sistem ekskresi berdasarkan hasil postes dan reteskelas kontrol dan kelas eksperimen disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3. Skor Rata-Rata Retensi Siswa Materi Sistem Pernapasan dan Sistem Ekskresi Berdasarkan Hasil Pretes dan Postes

MetodeSistem Pernapasan Sistem Ekskresi

Rata-rata postes

Rata-rata retes

Selisih Rata-rata postes

Rata-rata retes

Selisih

Eksperimen 78.50 82.88 4.38 82.58 81.50 -1.08Kontrol 73.04 67.96 -5.08 78.12 75.31 -2.81

Page 6: INKUIRI KOGNITIF

6

Berdasarkan data asli dan Tabel 3, terdapat hubungan yang ditunjukkan melalui peningkatan dan penurunan retensi siswa.Peningkatan rata-rata skor postes dan retesmateri sistem pernapasan menggunakan metode pembelajaran inkuiri terbimbing adalah 4,38.Penurunan rata-rata skor postes dan retesmateri sistem ekskresi menggunakan metode inkuiri terbimbing pada kelas eksperimen adalah 1,08.Penurunan rata-rata skor postes dan retesmateri sistem pernapasan menggunakan metode pembelajaran multistrategi pada kelas kontrol adalah 5,08.Penurunan rata-rata skor postes dan retesmateri sistem ekskresi menggunakan metode pembelajaran multistrategi pada kelas kontrol adalah 2,81.

C. AnalisisData Hasil PenelitianData yang diperoleh pada materi sistem pernapasan dan sistem ekskresi

dari kedua kelas (kontrol dan eksperimen) dianalisis menggunakan SPSS 17 for Windows.Data yang telah terkumpul kemudian dianalisis dengan analisis kovarian yang sebelumnya dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas.Hasil uji normalitas data pretes, postes, dan retes pada materi sistem pernapasan dengan Kolmogrov-Smirnovadalah sebesar 0.119, 0.424, dan 0.275.Nilai signifikasi tersebut menunjukkan bahwa sebaran data pada penelitian ini mengikuti atau sesuai sebaran kurva normal sehingga dapat dilanjutkan pada uji homogenitas data.Hasil uji normalitas data pretes, postes, dan retes pada materi sistem ekskresi dengan Kolmogrov-Smirnovadalah sebesar 0.336, 0.051, dan 0.91.Nilai signifikasi tersebut menunjukkan bahwa sebaran data pada penelitian ini mengikuti atau sesuai sebaran kurva normal sehingga dapat dilanjutkan pada uji homogenitas data.

Hasil uji homogenitas data pretes, postes, dan retes pada materi sistem pernapasan dengan Levene Statisticsebesar 0.314, 0.071, dan 0.765. Nilai signifikasi tersebutmenunjukkan bahwa varian antarkelompok homogen sehingga dapat dilanjutkan uji hipotesis. Hasil uji homogenitas data pretes, postes, dan retes pada materi sistem ekskresi dengan Levene Statistic sebesar 0.427, 0.488, dan 0.892.Nilai signifikasi tersebutmenunjukkan bahwa varian antarkelompok homogen sehingga dapat dilanjutkan pada uji hipotesis.

Hasil uji hipotesis kognitif siswa pada materi sistem pernapasan dengan analisis kovarian disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4. Hasil Uji Hipotesis Kognitif Siswa pada Materi Sistem Pernapasan dengan Analisis Kovarian

SourceType III Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

Corrected Model 389,684a 2 194,842 3,693 ,032

Intercept 6522,540 1 6522,540 123,612 ,000

Metode 388,060 1 388,060 7,354 ,009

Pretes pernapasan 1,914 1 1,914 ,036 ,850

Error 2585,547 49 52,766

Total 301506,000 52

Corrected Total 2975,231 51a. R Squared = ,131 (Adjusted R Squared = ,096)

Page 7: INKUIRI KOGNITIF

7

Berdasarkan Tabel 4, dapat diketahui bahwa skor signifikansi metode pembelajaran adalah 0.009 dimana nilai tersebut lebih kecil dari 0.05, sehinggametode pembelajaran berpengaruh terhadap hasil belajar kognitif materi sistem pernapasan. Berdasarkan hal tersebut, maka dilakukan uji lanjut Least Significance Difference(LSD).Hasil uji lanjut kognitif siswa materi sistem pernapasan dengan LSD dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Hasil Uji Lanjut Kognitif Siswa Materi Sistem Pernapasan dengan LSD

KelasPretes

pernapasan Postes

pernapasan Selisih

Rerata Terkoreksi

Notasi

Kontrol 47.15 73.04 31.27 73,037 aEksperimen 47.23 78.50 25.89 78,501 b

Berdasarkan Tabel 5, dapat diketahui bahwa rerataterkoreksikelas eksperimenlebih tinggi jika dibandingkan dengan rerata terkoreksi kelas kontrol, maka metode pembelajaran inkuiri terbimbing pada kelas eksperimen lebih berpengaruh untuk meningkatkan hasil belajar kognitif siswa pada materi sistem pernapasan.Hasil uji hipotesis kognitif siswa pada materi sistem ekskresi dengan analisis kovarian disajikan pada Tabel 6.Berdasarkan Tabel 6, dapat diketahui bahwa skor signifikansi metode pembelajaran adalah 0.022 di mana nilai tersebut lebih kecil dari 0.05, sehingga metode pembelajaran berpengaruh terhadap hasil belajar kognitif materi sistem ekskresi. Berdasarkan hal tersebut, maka dilakukandilakukan uji lanjut Least Significance Difference (LSD). Hasil uji lanjut kognitif siswa materi sistem ekskresi dengan LSD dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel6. Hasil Uji Hipotesis Kognitif Siswa pada Materi Sistem Ekskresi dengan Analisis Kovarian

SourceType III Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

Corrected Model 259,308a 2 129,654 2,922 ,063

Intercept 3774,137 1 3774,137 85,048 ,000

Metode 249,259 1 249,259 5,617 ,022

Pretes ekskresi ,539 1 ,539 ,012 ,913

Error 2174,461 49 44,377

Total 338120,000 52

Corrected Total 2433,769 51a. R Squared = ,107 (Adjusted R Squared = ,070)

Tabel 7. Hasil Uji Lanjut Kognitif Siswa Materi Sistem Ekskresi dengan LSD

KelasPretes

pernapasan Postes

pernapasan Selisih

Rerata Terkoreksi

Notasi

Kontrol 73.04 67.96 -5.08 78,090 aEksperimen 78.50 82.88 4.38 82,602 b

Berdasarkan Tabel 7, dapat diketahui bahwa rerataterkoreksikelas eksperimenlebih tinggi jika dibandingkan dengan rerata terkoreksi kelas kontrol, maka metode pembelajaran inkuiri terbimbing pada kelas eksperimen lebih berpengaruh untuk meningkatkan hasil belajar kognitif siswapada materi sistem ekskresi.Hasil uji hipotesis retensi siswa pada materi sistem pernapasan dengan analisis kovarian disajikan pada Tabel 8.

Page 8: INKUIRI KOGNITIF

8

Tabel8. Hasil Uji Hipotesis Retensi Siswa pada Materi Sistem Pernapasan dengan Analisis Kovarian

SourceType III Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

Corrected Model 2997,397a 2 1498,699 22,670 ,000

Intercept 1627,711 1 1627,711 24,622 ,000

Metode 2164,615 1 2164,615 32,744 ,000

Postes pernapasan 102,320 1 102,320 1,548 ,219

Error 3239,295 49 66,108

Total 302046,000 52

Corrected Total 6236,692 51a. R Squared = ,481 (Adjusted R Squared = ,459)

Berdasarkan Tabel 8, skor signifikansi metode pembelajaran adalah 0.000 dimana nilai tersebut lebih kecil dari 0.05, sehinggametode pembelajaran berpengaruh terhadap retensi materi sistem pernapasan. Berdasarkan hal tersebut, maka dilakukan dilakukan uji lanjut Least Significance Difference (LSD).Hasil uji lanjut retensi siswa pada materi sistem pernapasan dengan LSD dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Hasil Uji Lanjut RetensiSiswa pada Materi Sistem Pernapasan dengan LSD

KelasPostes

pernapasan Retes

pernapasan Selisih

Rerata Terkoreksi

Notasi

Kontrol 73.04 67.96 -5.08 68,505a aEksperimen 78.50 82.88 4.38 82,342a b

Berdasarkan Tabel 9, rerataterkoreksikelas eksperimenlebih tinggi jika dibandingkan dengan rerata terkoreksi kelas kontrol, maka metode pembelajaran inkuiri terbimbing pada kelas eksperimen lebih berpengaruh untuk meningkatkan retensi siswa pada materi sistem pernapasan.Hasil uji hipotesis retensi siswa pada materi sistem ekskresi dengan analisis kovarian disajikan pada Tabel 10. Berdasarkan Tabel 10, diperoleh skor signifikansi metode pembelajaran adalah 0,122 di mana skor tersebut lebih dari 0,05 sehingga tidak ada pengaruh metode pembelajaran terhadap retensi siswa pada materi sistem ekskresi.

Tabel10. Hasil Uji Hipotesis Retensi Siswa pada Materi Sistem Ekskresi dengan Analisis Kovarian

SourceType III Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

Corrected Model 1795,482a 2 897,741 25,412 ,000

Intercept 89,585 1 89,585 2,536 ,118

Metode 87,669 1 87,669 2,482 ,122

Postes ekskresi 1297,002 1 1297,002 36,714 ,000

Error 1731,037 49 35,327

Total 323179,000 52

Corrected Total 3526,519 51a. R Squared = ,509 (Adjusted R Squared = ,489)

Page 9: INKUIRI KOGNITIF

9

PEMBAHASANKonsistensi pembelajaran pada kelas eksperimen dan kelas

kontroldilakukan dengan analisis keterlaksanaan pembelajaran. Berdasarkan analisis regresi linier yang telah dilakukan diperoleh grafik konsistensi keterlaksanan pembelajarankelas eksperimen dan kelas controlpada ulangan pertama maupun ulangan kedua yang sejajar dan tidak berhimpit.Grafik yang sejajar menunjukkan bahwa pembelajaran pada kelas eksperimen yang menggunakan metode inkuiri terbimbing dan pembelajaran pada kelas kontrol yang menggunakan metode multistrategi pada ulangan pertama dan kedua telahterlaksana secara konsisten. Grafik yang tidak berimpit pada kedua kelas tersebut dapat disebabkan beberapa faktormisalnya motivasi, psikis, kesehatan siswa, dan sebagainya.Kondisi tidak berhimpitnya grafik tersebut juga diperkuat dengan adanya rentangan skorpretes danpostes baik pada siswa kelas eksperimen maupun siswa kelas kontrol yang sangat tinggi.Keterlaksanaan pembelajaran pada kelas eksperimen dan kelas kontrol juga dapat dilihat berdasarkan lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran yang menunjukkan bahwa keterlaksanaan pembelajaran pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sudah terlaksana dengan baik dan konsisten.

Hasil uji hipotesis kognitif siswa menggunakan analisis kovarian pada materi sistem pernapasan dan sistem ekskresi menunjukkan bahwa metode pembelajaran berpengaruh terhadap hasil belajar kognitif siswa. Berdasarkan rerata skor pretes dan postes terjadi peningkatan baik di kelas eksperimen dan kontrol, tetapi peningkatan pada kelas kontrol lebih rendah jika dibandingkan dengan peningkatan hasil belajar kognitif pada siswa kelas eksperimen.Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui bahwa metode inkuiri terbimbing berpengaruh terhadap hasil belajar kognitif siswa pada materi sistem pernapasan dan sistem ekskresi.Metode inkuiri terbimbing lebih meningkatkan hasil belajar kognitif siswa karena tahapan inkuiri terbimbing melatih siswa untuk berpikir tingkat tinggi sehingga kognitif siswa terasa dan terbiasa dengan soal yang menuntut untuk berpikir tingkat tinggi, sedangkan metode multistrategi tidak begitu banyak melatih siswa untuk berpikir tingkat tinggi, siswa hanya berlatih pertanyaan-pertanyaan yang bersifat sederhana.

Hasil penelitian Octadhia (2011: 65)menyatakan bahwa metode inkuiri terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar dan juga motivasi siswa.Bilgin (2009: 1041) dalam hasil penelitiannya digambarkan bahwa inkuiri terbimbingsebagai pendekatan yang berpusat pada siswa. Metode inkuiri terbimbing memiliki pengaruh positif terhadap keberhasilan akademik siswa, mengembangkan keterampilan proses ilmiah, dan sikap ilmiah mereka sehingga setelah dilakukan metode tersebutakan menunjukkan hasil yang signifikan.Pembelajaran inkuiri terbimbing sarat dengan pengajuan pertanyaan sehingga dapat mendorong siswa untuk berpikir pada tingkatan kognitif yang lebih tinggi, dalam hal ini adalah meningkatkan hasil belajar kognitif siswa.Chambers (2002: 4) yang menyatakan bahwa proses inkuiri didorong oleh rasa ingin tahu, heran, minat, atau gairah untuk memahami pengamatan/memecahkan masalah. Oleh karena itu, pertanyaan adalah jantung inkuiri.

Berdasarkan hasil uji hipotesis retensi siswa menggunakan analisis kovarian pada materi sistem pernapasan menunjukkan bahwametode

Page 10: INKUIRI KOGNITIF

10

pembelajaran berpengaruh terhadap retensi siswa.Berdasarkan rerata skor postes dan retes, maka dapat diketahui bahwa di kelas eksperimen yang dibelajarkan dengan metode pembelajarkan inkuiri terbimbing pada materi sistem pernapasan terjadi peningkatan retensi sebesar 4,38 sedangkan di kelas kontrol mengalami penurunan retensi pada materi sistem pernapasan sebesar 5,08.

Hasil uji hipotesis retensi siswa menggunakan analisis kovarian pada materi sistem ekskresi menunjukkan bahwa metode pembelajaran tidak berpengaruh terhadap retensi siswa.Berdasarkan rerata skor postes dan retes, maka dapat diketahui bahwa di kelas eksperimen yang dibelajarkan dengan metode pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi sistem ekskresi terjadi penurunan retensi sebesar 1,08 sedangkan di kelas kontrol mengalami penurunan retensi pada materi sistem ekskresi sebesar 2,81.Penurunan ini lebih rendah jika dibandingkan dengan penurunan retensi pada siswa kelas eksperimen.Hal tersebut dikarenakan materi sistem ekskresi yang cukup sulit.Henno dan Reiska (2008: 4) menyatakan bahwa siswa sering mengalami kesulitan dalam memahami materi yang berhubungan dengan organ internal maupun sistem tubuh pada manusia seperti sistem ekskresi karena dipandang rumit oleh siswa.Berdasarkan hal tersebut, maka retensi atau daya ingat siswa mengalami penurunan karena sulit untuk mencerna materi sistem ekskresi.

Berdasarkan hal di atas, dapat diketahui bahwa metode inkuiri terbimbing berpengaruh terhadap retensi siswa pada materi sistem pernapasan namun metode tersebut tidak berpengaruh terhadap retensi siswa pada materi sistem ekskresi.Meskipun demikian, penurunan retensi berdasarkan rerata postes dan retes kelas eksperimen lebih rendah jika dibandingkan dengan penurunan retensi yang terjadi di kelas kontrol.Berdasarkan hal tersebut, maka dapat dikatakan bahwa metode inkuiri terbimbing memiliki pengaruh terhadap retensi siswa.Metode inkuiri terbimbing lebih meningkatkan retensi siswa karena tahapan inkuiri terbimbing melatih siswa untuk berpikir tingkat tinggisehingga pembelajaran siswa semakin bermakna, sedangkan metode multistrategi tidak begitu banyak melatih siswa untuk berpikir tingkat tinggi sehingga pembelajaran siswa kurang bermakna.

Metode inkuiri terbimbing merupakan salah satu metode yang menjunjung tinggi prinsip belajar aktif pada siswa.Reaves, James, dan Larry (2010: 39) menyatakan bahwa pembelajaran dengan prinsip belajar aktif banyak terjadi karena adanya fakta bahwa hal tersebut mendorong retensi yang lebih baik, serta menyebabkan siswa untuk memperluas kemampuan berpikir mereka.Muhammad (2013: 1) menyatakan bahwa siswa tidak hanya mempelajari konsep pada pembelajaran inkuiri terbimbing, tetapi juga belajar tentang pengarahan diri sendiri, tanggung jawab, dan komunikasi sehingga memungkinkan siswa untuk mengasimilasi dan mengakomodasi informasi.

Tinggi rendahnya tingkat retensi siswa berkaitan dengan proses yang dialami siswa dalam menerima informasi. Semakin bermakna proses yang dialami siswa maka semakin tinggi tingkat retensinya, sehingga metode pembelajaran inkuiri terbimbing lebih meningkatkan retensi jika dibandingkan dengan metode pembelajaran multistrategi. Helen (2013: 52) menyatakan bahwa inkuiri terbimbing mengharuskan siswa untuk menemukan hal-hal untuk mereka sendiri, di mana kegiatan ini tidak terdapat pada pembelajaran multistrategi.

Page 11: INKUIRI KOGNITIF

11

KESIMPULAN DAN SARANBerdasarkan analisis data dan hasil pembahasan, dapat diperoleh

kesimpulan sebagai berikut.1. Keterlaksanaan pembelajaran pada kelas eksperimen dan kontrol siswa kelas

XI IPA SMA Laboratorium UM Malang sudah terlaksana dengan baik dan konsisten.

2. Metode pembelajaran inkuiri terbimbing berpengaruh terhadap hasil belajar kognitif pada siswa kelas XI IPA SMA Laboratorium UM Malang. Kognitif siswa kelas eksperimen mengalami peningkatan sebesar 31,27 pada materi sistem pernapasan, sedangkan pada materi sistem ekskresi terjadi peningkatan sebesar 15,54. Kognitif siswa kelas kontrol mengalami peningkatan kognitif sebesar 25,89 pada materi sistem pernapasan, sedangkan pada materi sistem ekskresi terjadi peningkatan kognitif sebesar 14,50.

3. Metode pembelajaran inkuiri terbimbing berpengaruh terhadap retensi pada siswa kelas XI IPA SMA Laboratorium UM Malang. Retensi siswa kelas eksperimen mengalami peningkatan sebesar 4,38 pada materi sistem pernapasan, sedangkan pada materi sistem ekskresi terjadi penurunan sebesar 1,08. Retensi siswa kelas kontrol mengalami penurunan sebesar 5,08 pada materi sistem pernapasan, sedangkan pada materi sistem ekskresi terjadi penurunan sebesar 2,81.

Berdasarkan analisis data dan hasil pembahasan yang terdapat pada penelitian ini, beberapa saran yang dapat diberikan sebagai berikut.1. Guru dapat menggunakan metode inkuiri terbimbing dalam pembelajaran

biologi untuk meningkatkan hasil belajar kognitif dan retensi siswa.2. Perlu dilakukan penelitian lain yang menguji metode inkuiri terbimbing dalam

rangka mengukur kemampuan siswa seperti keterampilan proses sains dan motivasi siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Bilgin, Ibrahim. 2009. The Effects of Guided Inquiry Instruction Incorporating a Cooperative Learning Approach on University Students Achievement of Acid and Bases Concepts and Attitude Toward Guided Inquiry Instruction. Academic Journals, 4 (10).(Online), (http://www.academicjournals.org/sre/pdf/pdf2009/Oct/Bilgin.pdf), diakses 25 Nopember 2012.

Chambers, Carl. 2002. Multi-Curricular Inquiry-Based Learning. (Online), (http://condor.admin.ccny.cuny.edu/~group5/carlchambers.researchpaaper.doc), diakses 25 Nopember 2012.

Helen, Ibe. 2013. Effects of Guided-Inquiry and Expository Teaching Methods on Senior Secondary School Students Performances in Biology in Imo State. Journal of Education Research and Behavioral Sciences, 2 (4).(Online), (http://www.apexjournal.org/pdf/ Ibe.pdf), diakses pada 28 Mei 2013.

Muhammad, Suleeiman, Ali. 2011. Effects of Inquiry Teaching Method on Academic Achievement, Retention and Attitudes Towards Chemistry among

Page 12: INKUIRI KOGNITIF

12

Diploma Students of Kano State Polytechnic. (Online) (http://kubanni.abu.edu.ng:8080/jspui/bitstream /123456789/1726/1/EFFECTS%20OF%20INQUIRY%20TEACHING%20METHOD%20ON%20ACADEMIC%20ACHIEVEMENT,%20RETENTION%20AND%20ATTITUDES%20TOWARDS%20CHEMISTRY%20AMONG%20DIPLOMA%20STUDENTS%20OF%20KANO%20STATE%20POLYTECHNIC.pdf), diakses pada 29 Mei 2013.

Octadhia, Dattin. 2011. Efektifitas Penerapan Metode Inkuiri Terbimbing dalam Pembelajaran Kimia terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Gondanglegi pada Pokok Bahasan Hidrolisis Garam.Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang.

Rahmawati, Umi. Ersanghono, Kusuma. & Edy, Cahyono. 2012. Pembelajaran Buffer Menggunakan Metode Inkuiri Terbimbing untuk Menigkatkan Hasil Belajar dan Keaktifan. (Online), (http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/chemined/article/view/985 /1014), diakses pada 28 Mei 2013.

Reaves, James, dan Larry. 2010. Effects of Writing-to-Learn Activities on the Content Knowledge, Retention, and Attitudes of Secondary Vocational Agriculture Students. Journal of Agricultural Education, 34 (3).(Online), (http://pubs. aged.tamu.edu/jae/pdf/Vol34/34-03-34.pdf), diakses pada 20 Maret 2013.

Rustaman, Nuryani .2005. Perkembangan Penelitian Pembelajaran Berbasis Inkuiri dalam Pendidikan Sains.(Online), (http://file.upi.edu/Direktori/SPS/PRODI.PENDIDIKAN_IPA/195012311979032-NURYANI_RUSTAMAN/PenPemInkuiri.pdf), diakses pada 28 Mei 2013.

Sofiani, Erlina. 2011. Pengaruh Model Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa pada Konsep Listrik Dinamis. (Online), (http://repository.uinjkt. ac.id/dspace/bitstream/123456789/1468/1/101069-ERLINA%20SOFIANI-FITK.pdf), diakses pada 28 Mei 2013.

Supriyatna, Yana. 2012. Pengaruh Strategi Questioning terhadap Penguasaan Konsep dan Retensi Siswa Kelas VIII SMP pada Konsep Gerak Tumbuhan. (Online),(http://repository.upi.edu/operator/upload/sbio0801314chapter2.pdf), diakses 14 Desember 2012.

Utaminingsih, Feti. 2012. Hasil Belajar Kognitif Biologi Diprediksi dari Kemampuan Metakognisi, Kesiapan Belajar, dan Motivasi Berprestasi Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 3 Sukoharjo. (Online), (http://biologi.fkip.uns.ac.id/wp-content/uploads/2012/02/SKRIPSIFETI.pdf), diakses pada 28 Mei 2013.