idk bab 3 fix

95
Tuberkulos is HG 3 IDK II Alita Mei Rosfyanita 1106053331 Beningtyas KB 110600 Dara Mustika 1106020466 Fatimah Al-awfa 1106053243 Yusnita Chandra 1106002375 FIK. UI. 2012

Upload: beningtyas-kharisma-bestari

Post on 30-Nov-2015

107 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: IDK BAB 3 FIX

TuberkulosisHG 3 IDK II

Alita Mei Rosfyanita 1106053331Beningtyas KB 110600Dara Mustika 1106020466Fatimah Al-awfa 1106053243Yusnita Chandra 1106002375

FIK. UI. 2012

Page 2: IDK BAB 3 FIX

Tujuan :• Agar mahasiswa mampu menjelaskan tentang

Proses Infeksi dan Konsep Dasar Mikrobiologi• Agar mahasiswa mampu menjelaskan tentang

Konsep Dasar Farmakologi yang mendasari pemberian terapi sesuai dengan masalah yang di berikan

• Agar mahasiswa dapat mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari

Page 3: IDK BAB 3 FIX

Subpokok Bahasan

Proses Infeksi & Konsep Dasar Mikrobiologi

Konsep Dasar Farmakologi

Konsep Dasar Patologi Klinik

Dengan pemicu TUBERKULOSIS

Page 4: IDK BAB 3 FIX

Mikroorganisme dan Manusia (1)

• Mikroorganisme atau mikroba adalah organisme yang berukuran sangat kecil, hanya dapat diamati dengan mikroskop.

• Interaksi antara sesama mikroorganisme atau dengan organisme lain dapat berlangsung menguntungkan maupun tidak menguntungkan bagi manusia.

Page 5: IDK BAB 3 FIX

Mikroorganisme dan Manusia (2)

• Menguntungkan jika memberi manfaat pada manusia (e.coli, membantu pembusukan sisa pencernaan dan menghasilkan Vit B12 dan Vit K di usus besar)

• Tidak menguntungkan apabila menyebabkan/menginfeksi manusia (Mycobacterium tuberculosis, menyebabkan TBC)

Page 6: IDK BAB 3 FIX

Survive dan Reproduksi (Sebagai Tujuan Makhluk Hidup)

• Makhluk hidup survive (bertahan hidup) agar tidak punah dan dapat terus bereproduksi (memperbanyak diri).

• Sebagai contoh, Mycobacterium tuberculosis.

Page 7: IDK BAB 3 FIX

Survive dan Reproduksi (Mycobacterium tuberculosis) (1)

• Bakteri TBC menyebar demi bertahan hidup dan memperbanyak dirinya

• Apabila masuk ke paru-paru akan berkembang biak menjadi banyak, terutama pada orang dengan daya tahan tubuh rendah

http://www.unram.ac.id/2010/04/22/mengenal-tuberkulosis-tbc/

Page 8: IDK BAB 3 FIX

Survive dan Reproduksi (Mycobacterium tuberculosis) (2)

• Mycobacterium tuberculosis dapat tahan hidup diudara kering maupun dalam keadaan dingin atau bertahun-tahun dalam lemari es.

• Hal ini dapat terjadi apabila kuman berada dalam sifat dormant (tidur). Kuman dapat bangkit kembali apabila keadaan memungkinkan (misal pada tubuh dengan daya tahan rendah).

Page 9: IDK BAB 3 FIX

• Mycobacterium tahan terhadap berbagai khemikalia dan disinfektan seperti phenol 5%, asam sulfat 15%, asam sitrat 3% dan NaOH 4%.

• Basil ini dihancurkan oleh jodium tinctur dalam 5 menit, dengan alkohol 80 % akan hancur dalam 2-10 menit.

Survive dan Reproduksi (Mycobacterium tuberculosis) (3)

Page 10: IDK BAB 3 FIX

Agen-agen Infeksius: Pengertian

• Infeksi merupakan peristiwa masuk dan penggandaan mikroorganisme di dalam tubuh pejamu (Pringgoutomo, 2002).

• Agen infeksius merupakan mikroorganisme yang dapat menimbulkan infeksi. Yang termasuk dalam agen infeksius: virus, jamur, bakteri, parasit, riketsia, clamidia.

Page 11: IDK BAB 3 FIX

• Virus: organisme patogen terkecil (200-300 nm), mengandung RNA atau DNA, memiliki selubung protein (capsid), tidak mampu bereplikasi mandiri.

• Jamur menginfeksi baik bagian luar tubuh (kulit) maupun bagian dalam (Candida Albicans di mulut, kerongkongan, usus, atau saluran genital).

• Parasit menginvasi imunitas protektif dengan mengurangi imunogenisitas dan menghambat respon imun host.

Agen-agen Infeksius: Virus, Jamur

Page 12: IDK BAB 3 FIX

• Bakteri merupakan sel hidup terkecil (0,1-10µm). Kebanyakan diklasifikasikan menurut komposisi dinding sel:– Gram positif, dinding sel satu lapis dan tebal, misal

Staphylococcus aureus dan Streptococcus pygenes.– Gram negatif, dinding sel berlapis berlapis, misal

Riketsia dan Clamidia.

Agen-agen Infeksius: Bakteri (1)

Page 13: IDK BAB 3 FIX

• Bakteri Mycobacterium tuberculosis adalah bakteri yang dapat menyebabkan penyakit tuberkolosis (TBC).

• Sumber penularan adalah penderita Tuberculosis (TB) yang dahaknya mengandung kuman TB hidup (BTA (+)).

• Saat M. tuberculosis berhasil menginfeksi paru-paru, maka dengan segera akan tumbuh koloni bakteri yang berbentuk globular (bulat).

Agen-agen Infeksius: Bakteri (2)

Page 14: IDK BAB 3 FIX

• Biasanya melalui serangkaian reaksi imunologis bakteri TBC ini akan berusaha dihambat melalui pembentukan dinding di sekeliling bakteri itu oleh sel-sel paru.

• Mekanisme pembentukan dinding itu membuat jaringan di sekitarnya menjadi jaringan parut dan bakteri TBC akan menjadi dormant(istirahat). Bentuk-bentuk dormant inilah yang sebenarnya terlihat sebagai tuberkel pada pemeriksaan foto rontgen

Agen-agen Infeksius: Bakteri (3)

Page 15: IDK BAB 3 FIX

Faktor-faktor yang mempengaruhi transmisi agen-

agen infeksius (1)

1. Faktor penyebab atau gen2. Sumber penular (hewan, manusia, air, dll)

3. Penularan kontak secara langsung, (penyakit kelamin)

4. Kontaminasi dan luka (infeksi luka, rabies)

5. Inokulasi (gigitan serangga, suntikan)

6. Menelan makanan dan minuman yang terkontaminasi (hepatitis A, poliomielitis, kolera)

Page 16: IDK BAB 3 FIX

7. Menghirup debu dan droplets (influenza, tuberkulosis)– Penyebaran penyakit TBC biasanya dimulai melalui

udara yang tercemar dengan bakteri Mycobacterium tuberculosis yang dilepaskan pada saat penderita TBC batuk.

Faktor-faktor yang mempengaruhi transmisi agen-agen infeksius (2)

Page 17: IDK BAB 3 FIX

Perbedaan Proses Infeksi

1. Virus • Ukuran 200-300 nm• tersusun atas kepalal leher dan ekor•Bagian kepala mengandung materi genetik DNA• Bagian kepala diselubungin kapsid yang memudahkan adsorbsi• ekor diselubungi oleh selubung ekor dan terdapat serat ekor

Page 18: IDK BAB 3 FIX

Reproduksi Virus

1. Daur Litik- adsorbsi- Penetrasi- Perakitan- lisis

2. Daur Lisogenik

Mekanisme yang menyebabkan kerusakan sel pejamu

1. Nekrosis sel2. Perubahan kecepatan metabolisme3. Pelepasan mediator kimia4. Perubahan proliferasi sel5. Infeksi laten

Page 19: IDK BAB 3 FIX

2. Bakteri • ukurannya 0,1 – 10 µm• terdiri dari inti, nukleus, sitoplasma, membran sel, dinding sel, kapsul, fili, flagel, ribosom, plasmid

Reproduksi bakteri1. Seksual (rekombinasi

genetik)- transformasi (pemindahan

materi genetik)- transduksi (perantara virus)- konjugasi (membentuk jembatan untuk pemindahan materi genetik)

2. Aseksual (pembelahan)- sitoplasma terbelah

- tumbuh sekat- berpisah

Page 20: IDK BAB 3 FIX

Mekanisme bakteri yang menyebabkan kerusakan sel

pejamu

1. Pelepasan enzim yang bekerja lokal2. Menghasilkan vaskulitis lokal3. Menghasilkan toksin yang bekerja jauh

dari tempat infeksi

Page 21: IDK BAB 3 FIX

3. Jamur • organisme eukariotik• terdiri atas miselium • miselium terdiri atas hifa- hifa• dinding selnya terdiri dari kitin yang kuat dan fleksibel• memiliki spora• tidak memiliki daun dan akar sejati

Siklus hidup1. Spora (n)2. Sel gamet (n)3. Zygosporangium muda4. Zygosporangium dewasa5. Sporangium

Page 22: IDK BAB 3 FIX

Mekanisme jamur yang menyebabkan kerusakan

sel pejamu

1. Mikosis superficial (infeksi yang terjadi terbatas di kulit dan apendiks (rambut dan kuku)

2. Mikosis subkutis (terjadi penyebaran lambat)

3. Mikosis sistemik ( hifa menembus jaringan yang lebih dalam)

Page 23: IDK BAB 3 FIX

Kondisi yang melemahkan pertahanan pejamu melawan mikroorganisme

Sistem imun yang

menurun

Gangguan gizi

kelelahanKondisi

lingkungan yang tidak

baik

Kebiasaan buruk pasien

Page 24: IDK BAB 3 FIX

Infeksi Oportunistik

Terjadi ketika sistem kekebalan tubuh buruk atau melemah

Sel imun memburuk ditandai dengan sel T-CD 4 yang menurun jumlahnya

Page 25: IDK BAB 3 FIX

Contoh penyakit infeksi oportunistik

1. Pneumocytis carinii2. Cryptosporidium Giardia3. Criptococcosis4. Sarkoma Kaposi5. Candida Albicans

Page 26: IDK BAB 3 FIX

Pengontrolan Pertumbuhan Mikroorganisme

Tujuan :1. membunuh patogen2. Mencegah Transmisi3. Menurunkan Jumlah Mikroorganisme

Page 27: IDK BAB 3 FIX

1. Disinfeksi adalah menghancurkan atau membunuh kebanyakan

organisme patogen pada benda atau instrumen dengan menggunakan campuran zat kimia cair

2. Aseptik yang bertujuan mencegah transmisi atau memperthankan klien sedapat mungkin bebas dari mikroorganisme. Seperti mencuci tangan, tutuplah mulut ketika bersin dan batuk

Page 28: IDK BAB 3 FIX

3. Sanitasi, yaitu perilaku hidup bersih dengan maksud mencagah manusia bersentuhan langsung dengan kotoran.

4. Antiseptik, yaitu zat atau bahan yang dapat menghambat pertunbuhan bakteri. Bahan yang sering digunakan adalah ethil alkohol 65-85%, dan jodium tinctura dengan 2% jodium dalam alkohol 70%.

Page 29: IDK BAB 3 FIX

5. Agen microbicidal, adalah bahan kimia yang membunuh /menghancurkan mikroorganisme. Contoh agen fungisida untuk membunuh fungi (jamur)

6. microbiostatis, yaitu menghambat pertumbuhan mikroorganisme dengan refrigerasi (pengatur suhu), dan obat.

Page 30: IDK BAB 3 FIX

8. Sterilisasi adalah membunuh semua mikroorganisme termasuk spora bakteri. Tujuannya adalah memusnahkan semua bentuk kehidupa mikroorganisme patogen termasuk spora. Sterilisasi dapat dilakukan melalui 5 cara, yaitu:

a. Pemanasan Kering- pemijaran, untuk benda logam, kaca dan porselen.- udara panas kering yang merupakan proses oksidasi dan perlu suhu tinggi. Cara ini untuk logam, talk, vaselin dan kaca.

Page 31: IDK BAB 3 FIX

b. Pemanasan Basah- Dimasak dengan alat biasa, ditambah nitrit 1%

dan phenol 5%, selama 30-60 menit.- Dengan uap air selama 30 menit.- Dengan uap air bertekanan tinggi, menggunakan

alat autoclave- Penambahan zat kimia, seperti formaldehyda,

hibitane, dan cidex.- Radiasi (ultraviolet, sinar x, sinar gamma)- Filtrasi

Page 32: IDK BAB 3 FIX

Proses Infeksi Mycobacterium tuberculosis

Bakteri keluar melalui proses respirasi

Terhirup saat menarik napas

Terhirup saat menarik napas

melewati sistem pertahanan

mukosillier bronkus

Berjalan sampai ke alveolus dan

menetap disana

Berkembang biak di dalam paru-paru

dengan cara pembelahan

1. Infeksi Primer

Page 33: IDK BAB 3 FIX

Tumbuh koloni bakteri yang

berbentuk globular (bulat).

Muncul kompleks gohn. Terdiri atas granuloma

tuberkulosis di parenkkim perifer paru-paru, dan pembesaran kelenjar

getah bening

Kompleks gohn menyembuh dengan

gambaran massa berbatas tegas

dengan nekrosis

Terbentuk fibrosis dan kalsifikasiRespon Imunologis

Perkembangan bakteri terhenti

persister atau dormant (tidur)

Page 34: IDK BAB 3 FIX

Bakteri berkembangbiak

Terbentuk banyak granuloma dan

nekrosis jaringan luas di puncak dan

segmen posterior lobus atas paru-paru

Saat sistem kekebalan

tubuh buruk, bakteri yang

dormant

Memperlihatkan fibrosis dan fokus nekrosis kaseosa (dapat sembuh

disertai kalsifikasi)

2. Infeksi Sekunder

Fokus nekrosis kaseosa dapat berkembang merusak bronkus

dengan mengalirkan materi yang infektif membentuk

kavitas

Page 35: IDK BAB 3 FIX

Kondisi yang Melemahkan Pertahanan Pejamu Melawan Mycobacterium tuberculosis

Sistem imun buruk

Menderita HIV/AIDS

Gangguan GiziKelelahan

Kondisi lingkungan

yang tidak baik

Page 36: IDK BAB 3 FIX

Pengontrolan Pertumbuhan Mycobacterium tuberculosis

Pemberian bahan kimia yaitu glutaraldehid. Bahan kimia ini akan

membunuh sel bakteri dengan mendenaturasi protein.

Pasteurisasi dengan suhu 60o. Mycobacterium tubercullosis

akan mati dalam 15 menit

- Pemberian jodium tinctur akan membunuh bakteri dalam 5 menit.- Alkohol 80 % akan menghancurkan dalam 2- 10 menit

Page 37: IDK BAB 3 FIX

Pencegahan Penyakit Tuberculosis

Konsumsi Makanan Bergizi

Vaksinasi BCGMenjaga Kebersihan Lingkungan

Page 38: IDK BAB 3 FIX

Konsep Dasar

Farmakologi

Page 39: IDK BAB 3 FIX

Pengertian Farmakologi

Pengertian Obat

Perkembangan Obat

Pengaturan ObatKlasifikasi ObatProses dan Efek

samping obat

Hubungannya dengan TB

Page 40: IDK BAB 3 FIX

Pengertian :

• Farmakologi : berasal dari kata “pharmachon” (obat) dan logos (ilmu pengetahuan), yang berarti Ilmu pengetahuan tentang obat.

• Obat : bahan/sediaan yang di gunakan untuk mempengaruhi fisiologi/kondisi patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan dari rasa sakit untuk meningkatkan kesehatan (Kebijakan Obat Nasional/KONAS).

Page 41: IDK BAB 3 FIX

Perkembangan Obat :

berawal dari coba-coba bahan alami, baik dari

nabati maupun hewani oleh ondividu yg sakit

Lalu menjadi pengetahuan yang turun menurun &

pengtahuan yg empiris dgn menghasilkan efek yg tidak

seragam

Bahan alam yg di gunakan di standarisasi dan di ektrasi Oleh ahli kimia di isolasi

Di sintesis (merubah senyawa yg di hasilkan oleh

tumbuhan/hewan semi sintesis, di laboratorium)

Page 42: IDK BAB 3 FIX

Pengaturan Obat :Era 70-an, b’dasarkan surat MenKes no. 125/Kab/B.VII/71 tentang Peraturan wajib daftar obat.

Era 80-an, b’dasarkan PerMenKes no. 389/MenKes/Per/K/80 tentang Kriteria Pendaftaran Obat jadi.

Era 90-an, revisi peraturan PerMenKes no. 242/MenKes/SK/V/90 tentang wajib daftar obat jadi.

Era 2001, DirJen Pengawasan Obat & Makanan b’ubah menjadi Badan Pengawasan Obat & Makanan b’dasarkan KepPres no.43 th 2001.

Tahun 2003, sistem registrasi obat b’ubah menjadi keputusan kepala Badan Pengawasan Obat & Makanan no. HK.00.05.3.1950 ttg kriteria obat dan tata laksana registrasi obat.

Page 43: IDK BAB 3 FIX

Klasifikasi Obat, b’dasarkan :1. Keamanan (PerMenKes no.725a/1989)

• Obat bebas, ex : paracetamol, vit.C, aspirin, OBH.

• Obat bebas terbatas, ex : obat flu kombinasi (tablet), mebendazol.

• Obat keras, ex : amoxilin, asam mefenamat.

• Psikotropika• Narkotika

2. Cara atau Jalur Pemakaian :

• Obat luar, ex : salep, lotion, tetes mata, krim

• Obat dalam, ex : tablet, kapsul, sirup

Page 44: IDK BAB 3 FIX

Klasifikasi Obat, b’dasarkan :

3. Sumber / asalnya :• Tanaman, ex : alkaloid,

glikosida, resin, karbohidrat/protein

• Hewan, ex : Insulin• Mineral, ex : Natrium

Karbonat, alumunium hidroksida, magnesium trisiliad, garam Inggris

• Sintesis

4. Efek yg di timbulkannya :• Antiinfeksi• Antihistamin• Antihipertensi• Antikanker• Vaksin• Antituberkulosis• Obat metabolik dan• Diagnostik

Page 45: IDK BAB 3 FIX

Klasifikasi Obat b’dasarkan :

5. Bentuk sediaan :• Padat, ex : ekstrak, serbuk,

pil, tablet, kapsul• Cair, ex : sirup, larutan,

lotion, infus• Semi padat, ex : salep, krim,

gel, pasta• Gas, ex : aerosol, oksigen

6. Penamaan :• Obat Generik, ex :

parasetamol, panadol, ponstan

• Obat dgn nama dagang, ex : amoksan, panadol, ponstan

• Obat dgn nama kimia, ex : 3-(10,11-dihidro-5SH-dibenz-azepin)-5-propyldimethylamine yg mempunyai nama dagang TROPRANIL.

Page 46: IDK BAB 3 FIX

Klasifikasi Obat b’dasarkan :7. Keamanan jika di berikan selama kehamilan :

• Kategori A, ex : parasetamol, asam folat

• Kategori B, ex : diripidamol, amfoterisin

• Kategori C, ex : narkotik, aspirin, diuretika

• Kategori D, ex : androgen, pirimidon, asam valproat

• Kategori X, ex :isotrotionin, talidomid, dietilstibestrol

8. Kelas Terapi :• Analgetik• Antipiuretik• Antiinflamasi non steroid• Antipirai• Anastetik• Antialergi• dll

Page 47: IDK BAB 3 FIX

Farmasetik Farmakokinetik Farmakodinamik

Proses Obat

Page 48: IDK BAB 3 FIX

Penjelasan Proses Obat :

• Farmasetik : Tablet granul partikel2 kecil pelepasan zat aktif dari zat pembawa (tambahan) terdisolusi (larut) diasorbsi

• Farmakokinetik : Absorpsi distribusi metabolisme ekskresi

• Farmakodinamik : efek obat dlm tubuh /jaringan hidup yg bekerja melalui salah satu dr proses berinteraksi dgn reseptor/berinteraksi dgn enzim/kerja non spesifik (tdk punya reseptor)

Page 49: IDK BAB 3 FIX

Efek Samping Obat

• Efek samping obat adalah suatu reaksi yang tidak di harapkan dan berbahaya yg di akibatkan oleh suatu pengobatan.

• Faktor pendorong terjadinya efek samping :– Faktor pasien, ex : umur, faktor genetik dan

penyakit yg di derita– Faktor obat, ex : sifat & potensi obat untuk

menimbulkan efek samping, seperti pemilihan obat dgn dosis yg berbeda.

Page 50: IDK BAB 3 FIX

Farmakologi seputar Tuberkulosis

Page 51: IDK BAB 3 FIX

Awalnya kita harus tau ...

Pengertian Tuberkulosis..?

Gejala Tuberkulosis..?

Penyebab Tuberkulosis..?

Pengobatan Tuberkulosis..?

Diagnosa Tuberkulosis..?

Pencegahan Tuberkulosis..?

Page 52: IDK BAB 3 FIX

Seputar penyembuhan TB :• Proses pengobatan berkisar dari 6-9

bulan, bahkan lebih,• Penyakit TBC dapat disembuhkan

secara total apabila mengkonsumsi obat-obatan (Isoniazid dan rifampicin, tambahan pyrazinamide dan streptomycin sulfate atau ethambutol HCL sebagai satu kesatuan yang dikenal 'Triple Drug‘) yg di berikan dokter.

• Selama proses pengobatan, baiknya di tunjang dgn menjalankan pemeriksaan, baik darah, sputum, urin & X-ray/Rontgen setiap 3 bulan.

Page 53: IDK BAB 3 FIX

Obat untuk penderita TBC

isoniazid rifampicin pyrazinamide

Page 54: IDK BAB 3 FIX

1. Isoniazid, definisi :

Nama & Struktur Kimia : Sinonim INH (Isonicotinic Acid Hydrazid)

Sifat Fisikokimia : Isoniazid merupakan kristal putih, atau serbuk kristalin putih dan mempunyai kelarutan 125 mg/ml dalam air dan 20 mg/ml dalam alkohol pada suhu 25°C. Isoniazid oral dalam perdagangan merupakan sediaan tunggal, kombinasi tetap dengan rifampisin dan kombinasi tetap dengan rifampisin dan pirazinamid.

Keterangan : Isoniazid adalah suatu sintetik, derivat asam isonikotinik.

Page 55: IDK BAB 3 FIX

Isoniazid• Golongan/Kelas Terapi : Anti Infeksi• Nama Dagang : Beniazid, Decadoxin,

Decadoxin Forte, INH 400 Ciba, INH Ciba, Inoxin Forte, Pehadoxin, Pehadoxin Forte, Pulmolin, Pyravit, Pyrifort, Suprazid, Suprazid Forte, INH (Generik)

• Indikasi : Tuberkulosis, dalam kombinasi dengan obat lain

• Pengobatan Infeksi TB aktiv : Terapi harian 10 – 15 mg/kg/hari dalam 1 – 2 dosis terbagi (maksimal 300 mg/hari) ; Dua kali seminggu DOT (directly observed therapy) : 20 – 30 mg/kg (maksimal 900 mg)

Page 56: IDK BAB 3 FIX

Farmakokinetik

Absorpsi : cepat dan lengkap;

kecepatan absorpsi dapat

berkurang dengan adanya

makanan

Distribusi : terdistribusi pada

semua jaringan tubuh dan cairan tubuh termasuk

cairan serebrospinal;

menembus plasenta; masuk ke

dalam air susu. Ikatan protein :

10%-50%

Metabolisme : Melalui hati dengan

penurunan kecepatan metabolisme

tergantung pada tipe asetilator

T½ eliminasi : asetilator cepat : 30-100 menit ; asetilator

lambat : 2-5 jam; terjadi perpanjangan pada pasien dengan kerusakan hati dan

ginjal yang berat

Ekskresi : urin ( 75%

sampai 95%); melalui feses

dan saliva

Page 57: IDK BAB 3 FIX

Interaksi Obat Dengan obat lain yg

dapat meningkatkan efek :

penggunaan bersama disulfiram

menyebabkan reaksi intoleransi

akut. Isoniazid dapat

meningkatkan kadar/efek amiodaron,

ampfetamin, benzodiazepin, beta-blocker,

calcium channel blocker, citalopram, deksmedetomidin

Dgn obat lain yg dpt menurunkan efek :

efek/kadar isoniazid diturunkan oleh

garam aluminium atau antasida. Isoniasid dapat

menurunkan efek/kadar subsrat prodrug CYP2D6 (seperti kodein,

hidrokodone, oksikodon, tramadol)

Dengan Makanan : Harus digunakan satu jam sebelum

atau dua jam sesudah makan pada keadaan

lambung kosong; peningkatan asupan

makanan yang mengandung folat, niasin, magnesium.

Tidak diperlukan pembatasan

makanan yang mengandung

tyramin.

Page 58: IDK BAB 3 FIX

Efek Samping • Mual, muntah, konstipasi• Neuritis perifer dengan dosis tinggi (diperlukan profilaksis

piridoksin), neuritis optik, konvulsi,episode psikosis, vertigo

• Reaksi hipersensitivitas termasuk demam, eritema multiforma, purpura

• Gangguan darah termasuk agranulositosis, anemia haemolitik, anemia aplastik; hepatitis (terutama umur diatas 35 tahun)

• Syndrom like-systemic lupus erythematosus, pellagra, hyper reflexia, hiperglikemia dan dilaporkan ginekomastia.

Page 59: IDK BAB 3 FIX

Daftar Pustaka Obat

BNF 50AHFS Drug Information 2005MIMS Indonesia 2006/2007Drug Fact & Comparisons 2003Drug Information Handboo

Page 60: IDK BAB 3 FIX

2. Rifampicin• Nama & Struktur Kimia : Rifampicin. C43H58N4O12• Sifat Fisikokimia : Rifampisin merupakan serbuk kristal merah-coklat

dan sangat sedikit larut dalam air dan sedikit larut dalam alkohol. Obat ini mempunyai pKa 7,9. Larut dalam kloroform, DMSO, etil asetat, metanol, tetrahidrofuran. Dalam perdagangan, rifampisin tersedia dalam bentuk serbuk steril untuk injeksi mengandung Natrium formaldehid, sulfoksilat, natrium hidroksida yang ditambahkan untuk mengatur pH. Dalam perdagangan sediaan oral rifampin tersedia sebagai obat tunggal, dalam bentuk kombinasi tetap dengan isoniazid, serta dalam kombinasi tetap dengan isoniasid dan pirazinamid.

Page 61: IDK BAB 3 FIX

Rifampicin ...• Keterangan : Rifampisin adalah turunan semisintetik dari

Rifamisin B, suatu antibiotika yang diturunkan dari Streptomyces meditarranei.

• Golongan/Kelas Terapi : Anti Infeksi• Nama Dagang : - Corifam, Famri, Kombipak I, II, III, IV (Generik),

Lanarif, Medirif, Merimac, Prolung 450, Rif 150/ Rif 300/ Rif 450/ Rif 600, Rifabiotic, Rifacin, Rifampicin Hexpharm, Rifamtibi, Rimactane, Rimactazid / Rimactazid Paed, Rifampisin (Generik)

Page 62: IDK BAB 3 FIX

Rifampicin ...

• Indikasi : Tuberkulosis, dalam kombinasi dengan obat lain. Infeksi M. Leprae. Profilaksis meningitis meningococcal dan infeksi haemophilus influenzae. Brucellosis, penyakit legionnaires, endocarditis dan infeksi staphylococcus yang berat dalam kombinasi dengan obat lain

• Efek Samping : Gangguan saluran cerna seperti anoreksia, mual, muntah, diare (dilaporkan terjadi kolitis karena penggunaan antibiotika); sakit kepala, anemia hemolitik, gagal ginjal akut, dan trombositopenia purpura; gangguan fungsi liver, jaundice (penyakit kuning)

Page 63: IDK BAB 3 FIX

Farmakologi RifampicinDurasi : < 24 jamAbsorbsi : Oral : diabsorpsi dengan baik; makanan dapat mengakibatkan penundaan absorpsi (delay) atau sedikit menurunkan kadar puncakDistribusi : sangat lipofilik , dapat menembus sawar darah otak (bood-brain barrier) dengan baikDifusi relatif dari darah ke dalam cairan serebrospinal : adekuat dengan atau tanpa inflamasiCSF : inflamasi meninges : 25%Metabolisme : Hepatik; melalui resirkulasi enterohepatikIkatan protein : 80%T½ eliminasi : 3-4 jam; waktu tersebut akan memanjang pada gagal hepar; gagal ginjal terminal : 1,8-11 jam.Waktu untuk mencapai kadar puncak, serum: oral : 2-4 jamEkskresi : Feses (60% - 65%) dan urin (~ 30%) sebagai obat yang tidak berubah

Page 64: IDK BAB 3 FIX

Sama halnya dengan Isoniazid dan Rifampicin, 2 obat lainnya yang berfungsi untuk mengobati Tuberkulosis adalah

pyrazinamide dan streptomycin sulfate atau ethambutol HCL sebagai satu kesatuan yang dikenal 'Triple Drug‘ yang mempunyai indikasi obat yang sama, mulai dari nama dan struktur kimia, nama dagang hingga ke efek samping yang

ada dalam obat tersebut.

Page 65: IDK BAB 3 FIX

FARMAKOLOGI DAN

PROSES KEPERAWATAN

Page 66: IDK BAB 3 FIX

Farmakologi .

FARMAKOLOGI

Sifat/Aktiftas Obat Terhada p TB

Aktifitas Bakterisid

Aktifitas Sterilisasi

2 Tahap Pengobatan TB (Menurut DEPKES

2000)

Tahap Intensif

Tahap Lanjutan

Kegagalan Pengobatan TB

Obat

Drop Out

Penyakit

Penanggulangan Khusus Pasien TB

Terhadap Penderita yang sudah berobat

secara teratur

Terhadap Penderita yang riwayat

pengobatan tidak teratur

Terhadap Penderita Kambuh

Resistensi Obat

Resistensi Obat Primer

Resistensi Obat

didapat/sekunder

Resistensi banyak obat

Page 67: IDK BAB 3 FIX

Sifat/Aktivasi Obat Terhadap TBAKTIFTAS BAKTERISID

Di sini obat bersifat membunuh kuman-kuman yang sedang tumbuh (metabolismenya masih aktif). Aktivitas bakteriosid biasanya diukur dengan keceatan obat tersebut membunuh atau meleyanpkan kuman sehingga pada pembiakkan akan didapatkan hasil yang negatif (2 bulan dari permulaan pengobatan).

AKTIFITAS STERILISASIDi sini obat bersifat membunuh kuman-kuman yang pertumbuhannya lambat (metabolismenya kurang aktif). Aktifitas sterilisasi diukur dari angka kekambuhan setelah pengobatan dihentikan.

Pengobatan Penyakit TB dahulu hanya dipakai satu macam obat saja. Kenyataan dengan pemakaian obat tunggal ini banyak terjadi reistensi. Untuk mencegah terjadinya resistensi ini, terapi TB dilakukan dengan memakai perpauan obat, sedikitnya diberikan 2 macam obat yang bersifat bakterisid. Dengan memakai perpaduan oabt ini, kemungkinan resistensi awal dapat diabaikan karena jarang ditemukan resistensi terhadap 2 macam obat atau lebih serta pla resistensi yang terbanyak ditemukan ialah INH.

Page 68: IDK BAB 3 FIX

2 Tahap Pengobatan TB Menurut DEPKES thn. 2000

TAHAP INTENSIFPenderita mendapat obat setiap hari dan diawasi langsung untuk mencegah terjadinya kekebalan terhadap rifampisin. Bila saat taha intensif tersebut diberikan secara tepat, penderita menular menajdi tidak menular dalam kurun waktu 2 minggu. Sebagian besar penderita TB BTA positif mnjadi negatif (konversi) pada akhir pengobatan intensif. Pengawasan ketat dalam tahap intensif sangat penting untuk mencegah terjadinya kekebalan obat.

TAHAP LANJUTANPada tahap lanjutan penderita mendaat obat jangka waktu lebih panjang dan jenis obat lebih sedikit untuk mencegah terjadinya kekambuhan. Tahap lanjutan penting untuk membunuh kuman persisten (dormant) sehingga mencegah terjadinya kekambuhan.

Page 69: IDK BAB 3 FIX

Kegagalan Pengobatan TBOBAT

- Paduan obat tidak adekuat- Dosis tidak cukup-Minum obat tidak teratur/tidak sesuai dengan petunjuk yang diberikan- Jangka waktu pengobatan kurang dari semestinya-Terjadi resistensi obat

DROP OUT- Kekurangan biaya pengobatan- Merasa sudah sembuh- Malas berobat

PENYAKIT- Lesi paru yang sakit terlalu luas/sakit berat- Ada penyakit lain yang menyertainya. Contoh: deman, alkoholisme, dll- Ada gangguan imunologis

Page 70: IDK BAB 3 FIX

Penanggulangan Khusus Pasien TB

TERHADAP PENDERITA YANG SUDAH BEROBAT SECARA TERATUR- Menilai kembali apakah paduan obat sudah adekuat mengenai dosis dan cara pemberian- Pemeriksaan uji kepekatan / test resistensi kuman terhadap obat.

TERHADAP PENDERITA YANG RIWAYAT PENGOBATAN TIDAK TERATUR-Teruskan pengobatan lama +/- 3 bulan dengan evaluasi bakteriologis tiap-tiap bulan-Nilai ulang test resistensi kuman terhadap obat-Jangka resistensi terhadap obat, ganti dengan panduan obat yang masih sensitif

TERHADAP PENDERITA KAMBUHSudah menjalani pengobatan teratur dan adekuat sesuai rencana tetapi dalam kontrol ulang BTA (+) secara mikroskopik atau secara biakkan

Page 71: IDK BAB 3 FIX

Resistensi Obat

RESISTENSI OBAT PRIMERResisten terhadap suatu agen anti TB garis depan (5 medikasi garis depan: (INH) Isoniasid, (RIF) rifampin, (SM) Streptosin, (EMB) etambutol, dan (PZA) Pirasinamid) pad ndividu yang sebelumnya belum mendapat pengobatan

RESISTENSI OBAT DIDAPAT/SEKUNDERResisten terhadap satu/lebih agens anti TB pada pasien yang sedang mengalami terapi

RESISTEN BANYAK OBATResisten terhadap 2 agen. Pengobatan yang direkomendasikan bagi kasus TB paru yang baru didiagnosa adalah regimen pengobatan berbeda termasuk INH, RIF, dan PZA selam 4 bulan, dengan INH & RIF dilanjutkan untuk 2 bulan. Setiap agen dibuat dalam pil yang terpisah. Pilnya terdiri dari INH, RIF, dan PZA yang akan memberikan dampak besar pada regimen pengobatan. Regimen pengobatan profilatik mencakup penggunaan dosis harian INH selama 6-12 bulan. Untuk meminimalkan efek samping dapat diberikan vitmin B.6 enzim hepari, nitrogen urea darah, dan kreatinin di pantau setiap 1 bulan.

Page 72: IDK BAB 3 FIX

PROSES KEPERAWATANPROSES KEPERAWATAN

Pengkajian TB Diagnosa Keperawatan TB Perencanaan Keperawatan TB

7 data dasar pengkajian klien (Doegoes, Marilyn E,

2000)

Jalan napas tidak efektif

Gangguan Pertukaran Gas

Gangguan keseimbangan nutrisi

Nyeri akut

Hipetermi

Intoleransi aktfitas

Kurangnya pengetahuan

Resiko tinggi infeksi penyebaran

Diagnosa keperawatan

Tujuan

Intervensi

Page 73: IDK BAB 3 FIX

Pengkajian TB

Data Dasar Pengkajian Klien TB Menurut Doengoes, Marilyn E, 2000:A. POLA AKTIFITAS DAN ISTIRAHAT

Subjektif: Rasa lemah, cepat lelah, aktiftas berat timbul, sesak (napas pendek), deman, menggigil.Objektif: Takikardia, takipnea/dispnea saat kerja, irritable, sesak (tahap lanjut: infiltrasi radang sampai setengah paru), deman subrefis (40-41 C) hilang timbul.

B. POLA NUTRISISubjektif: Anoreksia, mual, tidak enak diperut, penurunan berat badanObjektif: Turgor kulit jelek, kulit kering/bersisik, kehilangan lemak subkutan

C.RESPIRASISubjektif: batuk produktif/non produktif sesak napas, sakit dadaObjektif: Mulai batuk kering sampai batuk dengan sputum hijau/purulent, mukoid kuning atau bercak darah, peningkatan kelenjar limfe, terdengar bunyi ronkhi basah, kasar di daerah apkes baru, takipneu (penyakit luas atau fibrosis parenkim paru dan pleural), sesak napas, pengembangan pernapasan tidak simetris (efusi pleura), perkusi pekak dan penurunan fremitus (cairan pleural), deviasi trakeal (penyebaran bronkogenik).

Page 74: IDK BAB 3 FIX

.

D. RASA NYAMAN/NYERISubjektif: Nyeri dada meningkat karena batuk berulangObjektif: Berhati-hati pada area yang sakit, perilaku distraksi, gelisah, nyeri bisa timbul infiltrasi radang sampai ke pleura sehingga timbul pleuritis

E. INTEGRITAS EGOSubjektif: Faktor stress lama, masalah keuangan, perasaan tak berdaya/tak ada harapanObjektif: Menyangkal (selama tahap dini), ansietas, ketakutan, mudah tersinggung

F. KEAMANANSubjektif: Adanya kondisi penekanan imun. Cth: AIDS, kankerObjektif: Demam rendah/sakit panas akut

G. INTERAKSI SOSIALSubjektif: Perasaan emosi/isolasi karena penyakit menular, perubahan pola biasa dalam tanggung jawab/perubahan kapasitas fisik untuk melaksanakan peran

Page 75: IDK BAB 3 FIX

Diagnosa Keperawatan TBa. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan sekret

kental atau sekret darah, kelemahan, uapay batuk, edema trakea/faringeal.

b. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan berkurangnya keefektifan permukaan paru, atelektasis, kerusakan membran alveolar kapiler, sekret yang kental, edema, bronchial.

c. Gangguan keseimbangan nutrisi, kurang dari kebutuhan berhubungan dengan kelelahan, batuk yang sering, adanya produksi sputum, dispnea, anoreksi, penurunan kemampuan finansial.

d. Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi paru, batuk menetape. Hipertermi berhubungan dengan proses inflamasi aktiff. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara

suplai dan kebutuhan oksigeng. Kurang pengetahuan tentang kondisi, pengobatan pencegahan

berhubungan dngan tidak ada yang menerangkan, interpretasi yang salah, informasi yang didapat tidak lengkap/ tidak akurat, terbatasnya pengetahuan/kognitif.

h. Resiko tinggi infeksi penyebaran/aktifitas ulang infeksi berhubungan dengan pertahanan primer tidak adekuat, fungsi silia menurun/statis sekret, kerusakan jaringan akibat infeksi yang menyebar, malnutrisi, terkontaminasi oleh lingkungan, kurang informasi tentang infeksi kuman

Page 76: IDK BAB 3 FIX

Perencanaan Keperawatan TB

DIAGNOSA KEPERAWTAN IBersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan sekret kental atau sekret darah, kelemahan, upaya batuk buruk, edema trakeal/faringeal

TUJUANSetelah diberikan tindakan keperawatan, kebersihan jalan napas efektif, dengan kriteria hasil:• Mempertahankan jalan napas pasien• Mngeluarkan sekret tanpa bantuan• Menunjukkan perilaku untuk memperbaiki bersihan jalan napas• Berparisipasi dalam program pengobatan sesuai kondisi• Mengidentifikai potensial komplikasi dan melakukan tindakan tepat

INTERVENSI• Kaji ulang pernapasan: bunyi napas, kecepatan irama, kedalaman, dan penggunaan otot aksesori. Rasional: penurunan bunyi napas indkasi atelektasis, ronki indikasi akumulasi sekret/ketidakmampuan membersihkan jalan napas sehingga otot aksesori digunakan dan kerja pernapasan meningkat.

Page 77: IDK BAB 3 FIX

.

• Catat kemampuan untuk mengeluarkan sekret/batuk efektif. Catat krakter, jumlah sputum, adanya hemoptisi.Rasional: Pengeluaran sulit bila sekret tebal, sputum berdarah akibat kerusakan paru/luka bronchila yang memerlukan evaluasi/intervensi lanjut.

• Berikan pasien posisi semi/fowler, bantu ajarkan batuk efektif dan latihan nafas dalam.Rasional: Meningkatkan ekspansi paru, ventilasi maksimal membuka area atelektasis dan peningkatan gerakan sekret agar mudah dikeluarkan.

• bersihkan sekret dari mulut dan trakea, suction bila perluRasional: mencegah obstruksi/aspirasi. Suction dilakukan bila pasien tidak mampu mengeluarkan sekret.

• Pertahankan intake cairan minimal 2500 ml/hari kecuali kontraindikasi.Rasional: Membantu mengencerkan sekret sehingga mudah dikeluarkan.

• Kolaborasi pemberian obat: agen mukolitik, bronkodilator, kortikosteroid sesuai indikasi. Rasional: Menurunkan kekentalan sekret, lingkaran umum lumen trakeabronkial, berguna jika terjadi hipoksemia pada kavitas yang luas.

Page 78: IDK BAB 3 FIX

.

DIAGNOSA KEPERAWATAN IIGangguan pertukaran gas brhubungan dengan berkurangnya keefektifan permukaan paru, atelektasis, kerusakan membran alveolar kapiler, sekret yang kental, edema bronchial.

TUJUANSetelah diberikan tindakan keperawatan pertukaran gas efektif, dengan kriteria hasil:• Melapokan tidak terjadi dispnea• Menujukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan adekuat dengan GDA dalam retang normal• Bebas dari gejala distress pernapasan

INTERVENSI• Kaji dispnea, takipnea, bunyi pernapasan abnormal. Peningkatan upaya respirasi, keterbatasan ekspansi dada dan kelemahan.Rasional: TB paru dapat menyebabkan meluasnya jangkauan dalam paru-paru yang berasal dari bronkopneumonia yang meluas menjadi inflamasi, nekrosis, pelural, effusion, dan meluasnya fibrosis dengan gejala-gejala respirasi distress.• Evaluasi perubahan-perubahan tingkat kesadaran, catat tanda-tanda sioanosis dan perubahan warna kulit, membran mukosa, dan warna kuku.Rasional: Akumulasi sekret dapat mengganggu oksigenasi di organ vital dan jaringan• Anjurkan untuk bedrest, batasi dan bantu aktifitas sesuai kebutuhan.Rasinonal: Mengurangi konsumsi oksigen pada periode respirasi

Page 79: IDK BAB 3 FIX

.

DIAGNOSA KEPERAWATAN IIIGangguan keseimbangan nutrisi, kurang dari kebutuhan berhubungan dengan kelelahan, batuk yang sering, adanya produksi sputum, dispnea, anoreksia, penurunan kemampuan finansial.

TUJUANSetelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan kebutuhan nutrisi adekuat, dengan kriteria hasil:• Menunjukkan berat adan meningkat menapai tujuan dengan nilai laboraturium normal dan bebas tanda malnutrisi.• Melakukan perubahan pola hidup untuk meningkatkan dan mempertahankan berat badan yng tepat.

INTERVENSI• Catat status nutrisi pasien: turgor kulit, timbang berat badan, integritas mukosa mulut, kemampuan menelan, adanya bising usus, riwayat mual/muntah atau diare.Rasional: Berguna dalam mendefinisikan derajat masalah dan intervensi yang tepat.• Kaji ulang pola diet pasien yang disukai/tidak disukai.Rasional: membantu intervensi kebutuhan yang spesifik, meningkatkan intake diet pasien.• Monitor intake dan output secara periodik.Rasional: Mengukur keefektifan nutrisi dan cairan

Page 80: IDK BAB 3 FIX

.

• Catat adanya anoreksi a, mual, muntah, dan etapkan jika ada hubungannya dengan medikasi. Awasi frekuensi, volume, konsitensi BAB.Rasional: dapat menentukan jeni diet dan mengidentifikasi pemecahan masalah untuk meningkatkan intake nutrisi.

• Lakukan perawatan mulut sebelum dan sesudah tindakan pernapasan.Rasional: Mengurangi raa tidak enak dari sputum atau obat-obatan yang digunakan yang dapat merangsang muntah.

• Anjurkan maan sedikit dan sering dengan makanan tinggi protein dan karbohidrat.Rasional: Memaksimalkan intake nutrisi dan menurunkan iritasi gaster

Page 81: IDK BAB 3 FIX

Diagnosis

Page 82: IDK BAB 3 FIX

Apabila dicurigai seseorang tertular penyakit TBC, maka beberapa hal yang

perlu dilakukan untuk menegakkan diagnosis adalah:

• Anamnesa baik terhadap pasien maupun keluarganya.

• Pemeriksaan fisik. • Pemeriksaan laboratorium (darah, dahak,

cairan otak). • Pemeriksaan patologi anatomi (PA). • Rontgen dada (thorax photo). • Uji tuberkulin.

Page 83: IDK BAB 3 FIX

Anamnesa• Anamnesis adalah suatu tehnik pemeriksaan

yang dilakukan lewat suatu percakapan antara seorang dokter dengan pasiennya secara langsung atau dengan orang lain yang mengetahui tentang kondisi pasien, untuk mendapatkan data pasien beserta permasalahan medisnya

• riwayat penyakit, keluhan

Page 84: IDK BAB 3 FIX

Uji tuberkulin

• untuk menunjukkan sedang/pernah terinfeksi Mycobacterium tuberculosis dan sering digunakan dalam “Screening TBC”

• Ada beberapa cara melakukan uji tuberkulin, namun sampai sekarang cara mantoux lebih sering digunakan

• Lokasi penyuntikan uji mantoux umumnya pada ½ bagian atas lengan bawah kiri bagian depan

• Penilaian uji tuberkulin dilakukan 48–72 jam setelah penyuntikan

Page 85: IDK BAB 3 FIX

Diameter dari Pembengkakan (Indurasi) yang Terjadi

• Pembengkakan (Indurasi) : 0–4mm, uji mantoux negatif. Arti klinis : tidak ada infeksi Mycobacterium tuberculosis.

• Pembengkakan (Indurasi) : 5–9mm, uji mantoux meragukan. Hal ini bisa karena kesalahan teknik, reaksi silang dengan Mycobacterium atypikal atau pasca vaksinasi BCG.

• Pembengkakan (Indurasi) : >= 10mm, uji mantoux positif.

Arti klinis : sedang atau pernah terinfeksi Mycobacterium tuberculosis.

Page 86: IDK BAB 3 FIX

Pemeriksaan Sputum

• penting karena dengan ditemukannya kuman BTA, diagnosis tuberkulosis sudah dapat dipastikan

• dapat memberikan evaluasi terhadap pengobatan yang sudah diberikan

Page 87: IDK BAB 3 FIX
Page 88: IDK BAB 3 FIX

Pemeriksaan Darah• Pada saat TBC baru mulai aktif terdapat sedikit

leukositosis dengan hitung jenis pergeseran ke kiri. • Jumlah limfosit masih di bawah normal• .Laju endap darah (LED) mulai meningkat• Didapatkan juga anemia ringan dengan gambaran

normokrom dan normositer, gama globulin sedikit meningkat dan kadar natrium darah menurun

Page 89: IDK BAB 3 FIX

Rontgen

• foto rentgen dada (paru) dari arah depan dengan atau tanpa foto (tampak samping) lateral

Page 90: IDK BAB 3 FIX

kelainan TB yang masih aktif,didapatkan gambaran:• bayangan berawan / nodular di bagian tas paru,

gambaran kavitas (lubang pada paru), terutama lebih dari satu yang dikelilingi oleh bayangan opak (putih) berawan atau nodular,

• bayangan bercak milier (berbintik-bintik putih seukuran jarum pentul) yang berupa gambaran nodul-nodul (becak bulat) miliar yang tersebar pada lapangan paru,

• gambaran berupa efusi pleura (terdapatnya cairan pada selaput paru).

Page 91: IDK BAB 3 FIX

dicurigai lesi TB inaktif

Bila didapat gambaran:• gambaran fibrotik (jaringan penyembuhan

luka seperti serabut putih yang halus) pada bagian atas paru

• gambaran kalsifikasi (perkapuran yang tampak putih), atelektasis (jaringan paru yang tidak mengembang), fibrothorax dan atau penebalan pleura (selaput pelapis paru-paru).

• dapat terjadi pneumothoraks (timbulnya udara yang mendesak jaringan paru-paru)dengan atau tanpa efusi (cairan), yang secara radiologis memberikan gambaran radiolusen (lebih hitam) dengan corakan bronkovaskuler (paru) menghilang pada pleura yang terisi udara, gambaran kolaps, cairan, atau desakan jantung.

Page 92: IDK BAB 3 FIX

Kesimpulan• Penyakit Tuberkulosis adalah penyakit infeksi yg di sebabkan oleh

bakteri Mycobacterium Tuberculosis.• Tuberkulosis ditularkan melalui udara yang terkontaminasi oleh

bakteri Mycobacterium Tuberculosis. • Gejala awal TB, penderita merasakan tidak sehat, batuk berdahak,

berkeringat di malam hari, sesak nafas.• Diagnosa TB dengan anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan

laboratorium dan Rontgen.• Farmakologi Tuberkulosis yang dapat di berikan adalah dengan obat

Isoniazid, Rifampicin, pyrazinamide dan streptomycin sulfate atau ethambutol HCL sebagai satu kesatuan yang dikenal 'Triple Drug‘ sesuai resep dokter.

• TB dapat di cegah dgn pola hidup sehat dan teratur.

Page 93: IDK BAB 3 FIX

Daftar Pustaka

• http://dinkes.tasikmalayakota.go.id/index.php/informasi-obat/356-rifampisin

• http://dinkes.tasikmalayakota.go.id/index.php/informasi-obat/285-isoniazid-inh.html

• http://www.kimiafarmaapotek.com/index.php?page=shop.product_details&flypage=flypage.tpl&product_id=1162&category_id=29&option=com_virtuemart&Itemid=98

Doengoes, Marilyn E. 1999. Rencana Asuhan keperawatan (Pedoman Untuk Perancanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien). Jakarta: EGC

Price, Sylvia Anderson. 2005. Patofisiologi: Konsep Klinis, Proses-Proses Penyakit Ed.6. Jakarta: EGC

Tucker dkk. 1998. Standar Perawatan Pasien. Jakarta: EGC

Page 95: IDK BAB 3 FIX

Sekian & Terimakasih