hubungan kompetensi dengan peran kepala...

14
HUBUNGAN KOMPETENSI DENGAN PERAN KEPALA RUANGAN DALAM PERENCANAAN STRATEGIS RUMAH SAKIT BIDANG KEPERAWATAN DI RS PEMERINTAH DI KOTA PALU THE RELATIONSHIP BETWEEN COMPETENCE AND THE ROLE OF NURSE WARDEN IN THE STRATEGIC PLANNING OF THE HOSPITAL IN THE NURSING MANAGEMENT OF STATE Sukrang 1 , Julianus Ake 2 , Budu 3 1. Rumah Sakit Daerah Madani Provinsi Sulawesi Tengah 2. Bagian Keperawatan Fak Kedokteran Universitas Hasanuddin 3. Bagian Mata Fak Kedokteran Universitas Hasanuddin Alamat Koresponden: Sukrang Palu, Sulawesi Tengah Rumah Sakit Daerah Madani Provinsi Sulawesi Tengah HP: 085242777309 Email : [email protected]

Upload: vantu

Post on 30-Jan-2018

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN KOMPETENSI DENGAN PERAN KEPALA …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/3792cc75fc21f1a446f6c955223024ec.pdf · dan sistem informasi keperawatan. Hal senada disebutkan oleh Wahyuni

HUBUNGAN KOMPETENSI DENGAN PERAN KEPALA RUANGAN DALAM PERENCANAAN STRATEGIS RUMAH SAKIT BIDANG KEPERAWATAN DI

RS PEMERINTAH DI KOTA PALU

THE RELATIONSHIP BETWEEN COMPETENCE AND THE ROLE OF NURSE WARDEN IN THE STRATEGIC PLANNING OF THE HOSPITAL IN THE

NURSING MANAGEMENT OF STATE

Sukrang1, Julianus Ake2, Budu3

1. Rumah Sakit Daerah Madani Provinsi Sulawesi Tengah

2. Bagian Keperawatan Fak Kedokteran Universitas Hasanuddin 3. Bagian Mata Fak Kedokteran Universitas Hasanuddin

Alamat Koresponden: Sukrang Palu, Sulawesi Tengah Rumah Sakit Daerah Madani Provinsi Sulawesi Tengah HP: 085242777309 Email : [email protected]

Page 2: HUBUNGAN KOMPETENSI DENGAN PERAN KEPALA …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/3792cc75fc21f1a446f6c955223024ec.pdf · dan sistem informasi keperawatan. Hal senada disebutkan oleh Wahyuni

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kompetensi dengan peran kepala ruangan dalam perencanaan strategis rumah sakit bidang keperawatan. Penelitian ini juga bertujuan melihat perbedaan variabel karakterisitik, kompetensi dan peran kepala ruangan dalam perencanaan strategis rumah sakit bidang keperawatan.

Penelitian ini menggunakan desain penelitian kuantitatif noneksprimen dengan pendekatan cross-sectional. Subyek penelitian (n=62) adalah kepala ruangan pada tiga Rumah Sakit Pemerintah di Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah. Penelitian ini menggunakan analisis uji Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara kompetensi berdasarkan keterampilan dengan peran kepala ruangan p=0,044,.Tidak ada hubungan kompetensi berdasarkan pengetahuan dan sikap serta karakteristik responden dengan peran kepala ruangan. Uji Kruskal-Wallis menunjukkan adanya perbedaan variabel kompetensi berdasarkan keterampilan, jenis kelamin, masa kerja dan masalah keluarga. Uji regresi logistic menunjukkan variabel pengetahuan yang paling berhubungan dengan peran kepala ruangan dalam perencanaan strategis rumah sakit bidang keperawatan.

Kata kunci: kompetensi, peran kepala ruangan, perencanaan strategis keperawatan Abstract This study aims to describe the correlation of competency and the role of nurse warden in the strategic planning of the hospital in the nursing management of state hospitals in Palu City. This is a non-experimental quantitative study with a cross-sectional approach. The subjects are 62 Nurse wardens in 3 different state Hospitals in Palu City of Central Sulawesi. The Chi-square analysis reveals that is a significant correlation between skill competency and the role of Nurse warden p= 0.044. No correlation exists between knowledge-based competency and the attitude as well characteristics of the respondents, and and the role of nurse warden. Kruskal-Wallis test indicates different competency variables based on skills, sex, working duration and family background. Logistic regression test shows that the knowledge variable is the one which is closely related to the role of nurse warden in the strategic planning of the hospital in the area of nursing.

Keywords: competency, the role of the nurse warden, nursing strategic planning

Page 3: HUBUNGAN KOMPETENSI DENGAN PERAN KEPALA …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/3792cc75fc21f1a446f6c955223024ec.pdf · dan sistem informasi keperawatan. Hal senada disebutkan oleh Wahyuni

PENDAHULUAN

Perencanaan strategis menentukan apa saja yang harus dilakukan organisasi untuk

mencapai tujuan organisasi. Perencanaan strategis menentukan apa saja yang harus dilakukan

organisasi untuk mencapai tujuan organisasi. Perencanaan strategis dapat diartikan sebagai

proses memformulasikan, mengimplementasikan, dan mengevaluasi keputusan yang

memungkinkan organisasi mencapai tujuannya (Wibowo, 2011). Peran kepala ruangan dalam

perencanaan strategis keperawatan di rumah sakit dapat saja dipengaruhi oleh banyak hal, salah

satunya adalah kurangnya kemampuan atau kompetensi dari kepala ruangan tersebut khusunya

kompetensi dalam hal perencaan strategis baik itu dalam perencanaan SDM, keuangan, fasilitas

dan sistem informasi keperawatan. Hal senada disebutkan oleh Wahyuni (2007), bahwa hanya

sebagian kepala ruangan yang mengetahui tentang rencana pengembangan rumah sakit, tidak ada

yang menyusun perencanaan berdasarkan data klinis dan kinerja pelayanan, sebagian besar

kepala ruangan mempunyai orientasi bahwa ruang lingkup perencanaan hanya meliputi

perencanaan barang, dan sebagian besar kepala ruangan tidak pernah melakukan koordinasi

dengan manajemen.

Peran adalah serangkaian pola sikap perilaku, nilai dan tujuan yang diharapkan oleh

masyarakat dihubungkan dengan fungsi individu di dalam kelompok sosial (Suliswati, 2005).

Peran merupakan tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai

dengan kedudukan dalam sistim, dimana dapat dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari profesi

perawat maupun diluar profesi keperawatan yang bersifat konstan (Hidayat, 2007). Sementara itu

yang dimaksud dengan perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan perawat baik

didalam maupun luar negeri sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang

berlaku. Perawat sebagai tenaga profesional bertanggung jawab dan berwenang memberikan

pelayanan keperawatan secara mandiri dan berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain sesuai

dengan kewenangannya, terutama terkait dengan lingkup praktik keperawatan dan wewenang

perawat (Praptianingsi, 2006). Fungsi perencanaan manajemen keperawatan di ruang rawat inap

yang dilaksanakan oleh kepala ruangan melibatkan seluruh personil mulai dari perawat

pelaksana, ketua tim, dan kepala ruangan.

Menurut Nugroho (2012), bahwa perencanaan strategis mensyaratkan pengumpulan

informasi secara luas, eksploratif alternatif, dan menekankan implikasi masa depan dengan

keputusn sekarang. Menurut Pinson dan Jinnet (1999) dan Zuckerman (1998) dalam Trisnantoro

Page 4: HUBUNGAN KOMPETENSI DENGAN PERAN KEPALA …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/3792cc75fc21f1a446f6c955223024ec.pdf · dan sistem informasi keperawatan. Hal senada disebutkan oleh Wahyuni

(2005), bahwa rencana strategis adalah rencana jangka menengah yang menjadi arah dari

rencana operasional.

Kompetensi adalah merupakan aspek input dan proses dari kinerja suatu pekerjaan, di

mana menurut Dharma, (2005), kompetensi didefinisikan mencakup karakteristik perilaku yang

dapat menunjukkan perbedaan antara orang yang berkinerja tinggi yang dalam hal ini

menyangkut prestasi kerja yang ditunjukkan oleh seseorang. Menurut Soemarman (2013), bahwa

kompetensi perencanaan dan inisiatif adalah kemampuan merencanakan dan berinisiatif kapan

pun juga bilamana memungkinkan, kompetensi dalam penelitian ini ada tiga variabel yakni

pengetahuan dan keterampilan, sikap.

Hasil penelitian Chase (2010), di Rumah Sakit Amerika Serikat dengan menggunakan

study deskriptif yang berfokus pada pengukuran kompetensi perawat manajer pada 81

responden perawat manajer lini pertama dari 3 tipe rumah sakit menemukan bahwa kompetensi

perawat sangat berperan dalam menentukan sejauh mana perawat berperan pada semua tatanan

di sebuah rumah sakit. Hasil penelitian Sayuni (2012), di Rumah Sakit Umum Daerah Cut

Meutia Lhokseumawe dengan menggunakan desain penelitian survei explanatory Data diperoleh

dengan wawancara menggunakan kuesioner, dianalisis dengan uji regresi linier berganda

menemukan bahwa ada hubungan antara kompetensi dengan kinerja perawat. Hasil-hasil

penelitian diatas menunjukkan bahwa kompetensi berhubungan dengan kinerja perawat. Dimana

kita ketahui bahwa peran perawat termasuk dalam hal ini kepala ruangan yang baik akan

menunjukkan kinerja yang baik pula. Seorang kepala ruangan harus kompeten dalam mengelola

manajemen keperawatan jika menginginkan kinerja yang baik sehingga dapat terlibat dalam

pengambilan keputusan termasuk dalam perencanaan strategis keperawatan di rumah sakit.

Berdasarkan uraian di atas maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetui hubungan

antara kompetensi dengan peran kepala ruangan dalam perencanaan strategis rumah sakit bidang

keperawatan di Rumah Sakit Pemerintah di Kota Palu.

BAHAN DAN METODE

Desain penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian kuantitatif non eksprimen dengan

pendekatan cross-sectional bertujuan untuk mempelajari hubungan antara variabel independen

Page 5: HUBUNGAN KOMPETENSI DENGAN PERAN KEPALA …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/3792cc75fc21f1a446f6c955223024ec.pdf · dan sistem informasi keperawatan. Hal senada disebutkan oleh Wahyuni

dan variabel dependen dengan melakukan observasi atau pengukuran variabel pada satu saat

tertentu atau sec

Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di RS Daerah Madani, RSU Daerah Undata Provinsi Sulawesi

Tengah dan RSU Anutapura Palu.

Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kepala ruangan di RS Daerah Madani, RSU

daerah Undata Provinsi Sulawesi Tengah dan RSU Anutapura Palu yang berjumlah 69 orang

kepala ruangan. Selain kepala ruangan yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

ketua TIM berjumlah 138 orang dan Kepala Bagian/Seksi Keperawatan masing-masing 1 orang

di RS Daerah Madani, RSU daerah Undata Provinsi Sulawesi Tengah dan RSU Anutapura Palu.

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah kepala ruangan, ketua TIM dan

Kepala Bagian/Seksi Keperawatan di RS Daerah Madani, RSU daerah Undata Provinsi Sulawesi

Tengah dan RSU Anutapura Palu dengan pengambilan sampel secara total populasi atau semua

populasi dijadikan sampel.

Teknik Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data pada penelitian ini terdiri atas kuesioner tentang kompetensi

kepala ruangan dalam hal perencanaan strategis keperawatan yang terbagi atas tiga yaitu

pengetahuan, keterampilan dan sikap, kuesioner tentang peran kepala ruangan dalam

perencanaan strategis keperawatan. Kuesioner tentang kompetensi dan peran kepala ruangan

diadopsi dari Chase (2010), yang telah dimodifikasi serta hasil pengembangan peneliti

berdasarkan konsep teori yang ada.

Analisis Data

Setelah dilakukan pengumpulan data secara manual selanjutnya data diolah dengan

bantuan komputerisasi menggunakan uji statistic yaitu analisi univariat dilakukan untuk variabel

tunggal yang dianggap terkait dengan penelitian dan analisis bivariat untuk melihat distribusi

beberapa variabel yang dinggap terkait dan menggunakan uji chi-square (X2) dengan kemaknaan

≤ 0,05.

Page 6: HUBUNGAN KOMPETENSI DENGAN PERAN KEPALA …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/3792cc75fc21f1a446f6c955223024ec.pdf · dan sistem informasi keperawatan. Hal senada disebutkan oleh Wahyuni

HASIL

Analisis Univariat

Berdasarkan dari tabel 1 diketahui bahwa untuk umur sebagian besar kepala ruangan

ditiga RS Pemerintah yang ada di Kota Palu berada pada umur 41-49 tahun yaitu 32 (51,6%)

responden dan sebagian kecil berada pada umur 50-58 tahun yaitu 4 (6,5%) responden. Sebagian

besar kepala ruangan di RSU Anutapura memiliki umur 32-40 tahun yaitu 15 (57,7%) responden

dan sebagian kecil berada pada umur 50-58 tahun yaitu 2 (7,7%). Sebagian besar kepala ruangan

di RSD Madani memiliki umur 41-49 tahun yaitu 12 (66,7%) responden dan sebagian kecil

berada pada umur 32-40 tahun yaitu 6 (33,3%). Sebagian besar kepala ruangan di RSUD Undata

memiliki umur 41-49 tahun yaitu 11 (61,1%) responden dan sebagian kecil berada pada umur

50-58 tahun yaitu 2 (11,1%) responden.

Berdasarkan Tabel 2 diketahui bahwa untuk kompetensi berdasarkan pengetahuan

tentang perencanaan strategis rumah sakit bidang keperawatan, sebagian besar kepala ruangan

ditiga RS Pemerintah yang ada di Kota Palu kompeten yaitu 36 (58,1%) responden dan sebagian

kecil kurang kompeten yaitu 26 (41,9%) responden. Sebagian besar kepala ruangan di RSU

Anutapura kompeten yaitu 14 (53,8%) responden dan sebagian kecil kurang kompeten yaitu 12

(46,2%) responden. Sebagian besar Kepala ruangan di RSD Madani kompeten yaitu 13 (72,2%)

responden dan sebagian kecil kurang kompeten yaitu 5 (27,8%) responden. Kepala ruangan di

RSUD Undata memiliki kompetensi berdasarkan pengetahuan sama antara yang kompeten

dengan kurang kompeten yaitu masing-masing sebanyak 9 (50,0%) responden. Untuk

kompetensi berdasarkan keterampilan melakukan perencanaan strategis rumah sakit bidang

keperawatan, sebagian besar kepala ruangan ditiga RS Pemerintah yang ada di Kota Palu

kompeten yaitu 32 (51,6%) responden dan sebagian kecil kurang kompeten 30 (48,4%)

responden. Sebagian besar kepala ruangan di RSU Anutapura kompeten yaitu 17 (65,4%)

responden dan sebagian kecil kompeten yaitu 9 (34,6%) responden. Sebagian besar Kepala

ruangan di RSD Madani kurang kompeten yaitu 11 (61,1%) responden dan sebagian kecil

kompeten yaitu 7 (38,9%) responden. Sebagian besar Kepala ruangan di RSUD Undata kurang

kompeten yaitu 10 (55,6%) responden dan sebagian kecil kompeten yaitu 8 (44,4%) responden.

Analisis Bivariat

Berdasrkan Tabel 3 diketahui bahwa kepala ruangan yang memiliki kompetensi

berdasarkan pengetahuan pada kategori kompeten dengan peran yang optimal yaitu sebanyak 24

Page 7: HUBUNGAN KOMPETENSI DENGAN PERAN KEPALA …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/3792cc75fc21f1a446f6c955223024ec.pdf · dan sistem informasi keperawatan. Hal senada disebutkan oleh Wahyuni

(66,7%) responden dan yang kurang optimal sebanyak 12 (33,3%) responden, kepala ruangan

pada kategori kurang kompeten dengan peran optimal sebanyak 10 (38,5%) responden dan

kurang optimal sebanyak 16 (61,5%) responden. Berdasarkan hasil analisis statistik dengan uji

chi-square diperoleh p value sebesar 0,052 (p value > 0.05). Hasil tersebut mengindikasikan

bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara kompetensi berdasarkan pengetahuan dengan

peran kepala ruangan dalam perencanaan strategis rumah sakit bidang keperawatan. Kepala

ruangan yang memiliki kompetensi berdasarkan keterampilan pada kategori kompeten dengan

peran yang optimal yaitu sebanyak 22 (68,8%) responden dan yang kurang optimal sebanyak 10

(31,2%) responden, kepala ruangan pada kategori kurang kompeten dengan peran optimal

sebanyak 12 (40,0%) responden dan kurang optimal sebanyak 18 (60,0%) responden.

Berdasarkan hasil analisis statistik dengan uji chi-square diperoleh p value sebesar 0,044 (p

value < 0.05).

Tabel 4 diketahui bahwa kepala ruangan yang berumur 32-40 tahun, dengan peran yang

optimal yaitu sebanyak 15 (57,7%) responden dan yang kurang optimal sebanyak 11 (42,3%)

responden, yang berumur 41-49 tahun dengan peran yang optimal dan kurang optimal sama yaitu

masing-masing sebanyak 16 (50,0%) responden, sementara yang berumur 50-58 tahun dengan

peran yang optimal sebanyak 3 (75,0%) responden dan kurang optimal sebanyak 1 (25,0%)

responden. Berdasarkan hasil analisis statistik dengan uji chi-square diperoleh p value sebesar

0,593 (p value > 0.05).

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara

kompetensi berdasarkan pengetahuan dengan peran kepala ruangan dalam perencanaan strategis

rumah sakit bidang keperawatan. Hal ini dapat saja terjadi karena meskipun kepala ruangan

kurang kompeten namun tetap banyak yang optimal perannya dalam perencanaan strategis

keperawatan yaitu 10 (38,5%) responden dan sebaliknya meskipun kompeten namun kurang

optimal perannya yaitu 12 (33,3%) responden.

Hasil penelitian ini menegaskan bahwa meskipun seorang kepala ruangan kurang

kompeten berdasarkan pengetahuan tentang perencanaan startegis tetap saja ada yang optimal

perannya dalam perencanaan strategis rumah sakit bidang keperawatan. Jika keadaan seperti ini

terjadi, maka perencanaan strategis yang dihasilkan akan memiliki kualitas yang kurang baik,

Page 8: HUBUNGAN KOMPETENSI DENGAN PERAN KEPALA …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/3792cc75fc21f1a446f6c955223024ec.pdf · dan sistem informasi keperawatan. Hal senada disebutkan oleh Wahyuni

sehingga akan sulit untuk mengimplementasikannya. Dokumen perencanaan strategis tersebut

akan menjadi hiasan, dilahirkan hanya untuk memenuhi persyaratan akreditasi atau standar yang

harus dimiliki setiap bagian yang ada di suatu rumah sakit, salah satunya adalah bagian

keperawatan.

Kurangnya kompetensi kepala ruangan berdasarkan pengetahuan tentang perencanaan

strategis tercermin dalam jawaban kepala ruangan pada kuesioner pada penelitian ini yang terkait

dengan penyusunan visi dan misi hanya dijawab benar oleh kepala ruangan sebesar 45%, analisis

SWOT 55%, perencanaan SDM 42%, perbandingan yang efektif antara perawat 39%,

perencanaan fasilitas 32% dan fokus perencanaan penerapan sistem informasi rumah sakit 45%.

Sementara itu, secara keseluruhan pengetahuan kepala ruangan tentang perencanaan strategis

keperawatan sebesar 58,1%. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Wahyuni (2012),

yang menemukan bahwa kompetensi Kepala Ruang dalam hal perencanaan tidak mempunyai

pola hubungan yang bermakna dengan kinerja perawat dalam mengimplementasi MPKP, atau

dapat disimpulkan bahwa pada perawat yang mempunyai persepsi bahwa Kepala Ruang

kompeten dalam perencanaan belum tentu mereka mengimplementasikan Model Praktik

Keperawatan Profesional (MPKP) dengan baik, dan sebaliknya pada perawat yang mempunyai

persepsi bahwa Kepala Ruang kurang kompeten dalam perencanaan belum tentu mereka

mengimplementasikan Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP) dengan kurang baik.

Adanya hubungan antara kompetensi berdasarkan keterampilan dengan peran kepala

ruangan dalam perencanaan strategis keperawatan merupakan hal yang sudah seharusnya terjadi

sebab keterampilan merupakan hal penting kedua yang harus dimiliki seseorang dalam

memaksimalkan perannya dalam berbagai hal, seperti peran dalam perencanaan strategis. Namun

demikian, keterampilan tetap diawali oleh pengetahuan yang baik tentang objek yang menjadi

perhatian. Dengan kompetensi berdasarkan pengetahuan dan keterampilan yang kompeten maka

peran seseorang akan menjadi lebih optimal. Hal yang sama dijelaskan oleh Usman (2013),

bahwa peranan yang dimainkan setiap manajer dan leader antara lain adalah berhubungan

dengan orang lain. Untuk manajer harus memiliki keterampilan interpersonal atau sosial, di

samping keterampilan konseptual dan operasional. Kepala ruangan sebagai manajer tingkat

bawah harus memiliki keterampilan dalam perencanaan strategis keperawatan agar perannya

optimal dalam melakukan perencanaan strategis keperawatan. Keterlibatan kepala ruangan dalam

Page 9: HUBUNGAN KOMPETENSI DENGAN PERAN KEPALA …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/3792cc75fc21f1a446f6c955223024ec.pdf · dan sistem informasi keperawatan. Hal senada disebutkan oleh Wahyuni

perencanaan strategis dan pengambilan keputusan merupakan akan memberikan kontribusi yang

baik terhadap peningkatan kualitas pelayanan keperawatan.

Hal diatas sesuai dengan hasil penelitian Parjiana & Pratiwi (2006) di RSJD Dr. RM.

Soedjarwadi Klaten menggunakan metode cross sectional dengan rancangan penelitiannya

adalah corellational, jumlah sampel sebesar 86 orang perawat. Ditemukan bahwa ada hubungan

antara kepuasan dengan peran kepala seksi keperawatan dengan niali p=0,011. Dengan demikian

dapat tarik kesimpulan bahwa semakin tinggi peran kepala seksi keperawatan semakin puas

perawat.

Agar peran kepala ruangan dalam perencanaan strategis dapat lebih optimal dan

ditunjang oleh kompetensi yang baik maka perlu dilakukan pembinaan yang berkesinambungan

tentang manajemen keperawatan secara umum dan perencanaan strategis secara khusus. Seperti

dijelaskan oleh Pratiwi & Utami (2010), bahwa kepala ruang merupakan ujung tombak

pelaksanaan pelayanan dan asuhan keperawatan, agar tercipta pelayanan dan asuhan

keperawatan yang berkualitas maka perlu pembinaan dan penyegaran yang terus menerus pada

kepala ruang. Hasil pelatihan yang dilakukan pada kepala ruangan menggambarkan adanya

peningkatan pengetahuan dan ketrampilan tentang aplikasi peran dan fungsi kepala ruang.

Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara

pendidikan dengan peran kepala ruangan dalam perencanaan strategis keperawatan. Tidak

adanya hubungan ini dapat saja disebabkan oleh tidak adanya perbedaan yang berarti peran

kepala ruangan yang berlatar belakang pendidikan vokasional dengan profeisonal. Sementara

kita ketahui bahwa seharusnya seseorang yang memiliki latar belakang pendidikan yang lebih

tinggi lebih optimal perannya dibandingkan dengan yang berpendidikan rendah.

Sementara kita ketahui bahwa seharusnya seseorang yang memiliki masalah yang agak

berat dengan keluarganya akan berdampak terhadap peran maupun kinerjanya dalam organisasi.

Semakin berat masalah keluarga yang dihadapi maka semakin kurang optimal peran ataupun

kinerjanya. Begitu juga sebaliknya, semakin ringan masalah yang dihadapinya maka semakin

optimal perannya.

Page 10: HUBUNGAN KOMPETENSI DENGAN PERAN KEPALA …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/3792cc75fc21f1a446f6c955223024ec.pdf · dan sistem informasi keperawatan. Hal senada disebutkan oleh Wahyuni

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan maka ditarik kesimpulan bahwa ada hubungan antara

kompetensi berdasarkan keterampilan dengan peran kepala ruangan dalam perencanaan strategis

rumah sakit bidang keperawatan. Tidak ada hubungan antara kompetensi berdasarkan

pengetahuan dan sikap dengan peran kepala ruangan dalam perencanaan strategis rumah sakit

bidang keperawatan dan Tidak ada hubungan antara karakteristik responden dengan peran

kepala ruangan dalam perencanaan strategis rumah sakit bidang keperawatan. Manajemen rumah

sakit khususnya manajemen keperawatan perlu mengembangkan strategi untuk meningkatkan

kompetensi kepala ruangan dalam manajemen keperawatan secara umum dan perencanaan

strategis secara khusus.

Page 11: HUBUNGAN KOMPETENSI DENGAN PERAN KEPALA …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/3792cc75fc21f1a446f6c955223024ec.pdf · dan sistem informasi keperawatan. Hal senada disebutkan oleh Wahyuni

DAFTAR PUSTAKA Chase, L. K. (2010). Nurse manager competencies. Dharma. (2005). Manajemen Kinerja, Falasafah Teori dan Penerapannya. . Yogjakarta: Pustaka

Pelajar. Hidayat, A. A. (2007). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan Jakarta: Salemba medika. Nugroho, R. (2012). Public Policy (Edisi Keempat ed.). Jakarta: EMK. Parjiana, & Pratiwi. (2006). Kepuasan Perawat Yang Berhubungan Dengan Peran Kasi

Keperawatan Dalam Pengambilan Keputusan Terkait Dengan Kebijakan Di Bidang Keperawatan Di RSJD dr. RM. Soedjarwadi Klaten. Berita Ilmu Keperawatan, 1(1), 31.

Praptianingsi. (2006). KepMenKes RI Nomor 1239/MenKes/SK/XI/2001 tentang Registrasi dan Praktek Perawat. Jakarta: Depkes RI.

Pratiwi, A., & Utami, Y. W. (2010). Pembinaan Dan Pendampingan Pimpinanan Keperawatan Sayuni. (2012). Pengaruh Kompetensi Dan Kerja Tim Terhadap Kinerja Perawat Pelaksana

Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Cut Meutia Lhokseumawe. Soemarman, T. (2013). Conflict Management & Capacity Building for Professional

Development. Jakarta: Elekx Media Komputindo. Suliswati. (2005). Konsep Dasar Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC. Trisnantoro, L. (2005). Aspek strategis manajemen rumah sakit Retrieved from

http://kebijakankesehatanindonesia.net/buku-elektronik/433-aspek-strategis-manajemen-rumah-sakit.html

Usman. (2013). Manajemen; Teori, Praktek dan Riset Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Wahyuni. (2007). Analisis Kompetensi Kepala Ruang Dalam Pelaksanaan Standar

Manajememn Pelayanan Keperawatan dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Perawat dalam mengimplementasikan Model Praktik Keperawatan Profesional di Instalasi Rawat Inap BRSUD Banjarnegara. Semarang. (Thesis (Masters)), Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro.

Wibowo. (2011). Manajemen kinerja (3 ed.). Jakarta: Rajawali Press.

Page 12: HUBUNGAN KOMPETENSI DENGAN PERAN KEPALA …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/3792cc75fc21f1a446f6c955223024ec.pdf · dan sistem informasi keperawatan. Hal senada disebutkan oleh Wahyuni

Tabel 1 : Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik di RS pemerintah di kota Palu Provinsi Sulawesi Tengah, Bulan Juni 2014

Variabel RSD Madani

(n=18) RSU Undata

(n=18) RSU Anutapura

(n=26) n=62

f % f % f % F % Umur: 32-40 tahun 41-49 tahun 50-58 tahun Jenis kelamin: Laki-laki Perempuan Masa kerja: 8-16 tahun 17-25 tahun 26-34 tahun Pendidikan: Vokasional Profesional Masalah dengan rekan kerja: Ringan Agak berat Masalah keluarga: Ringan Agak Berat

6

12 0 8

10 4

11 3

14 4 9 9

13 5

33,3 66,7 0,0

44,4 55,6

22,2 61,1 16,7

77,8 22,2

50,0 50,0

72,2 27,8

5 11 2

4 14

4 7 7

11 7

7 11

14 4

27,8 61,1 11,1

22,2 77,8

22,2 38,9 38,9

61,1 38,9

38,9 61,1

77,8 22,2

15 9 2 2

24

14 9 3

23 3

10 16

8

18

57,7 34,6 7,7

7,7 92,3

53,8 34,6 11,5

88,5 11,5

38,5 61,5

30,8 69,2

26 32 4

14 48

22 27 13

48 14

26 36

35 27

41,9 51,6 6,5

22,6 77,4

35,5 43,5 21,0

77,4 22,6

41,9 58,1

56,5 43,5

Uji chi-square

Page 13: HUBUNGAN KOMPETENSI DENGAN PERAN KEPALA …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/3792cc75fc21f1a446f6c955223024ec.pdf · dan sistem informasi keperawatan. Hal senada disebutkan oleh Wahyuni

Tabel 2. Distribusi Kompetensi Responden di RS pemerintah di Kota Palu Provinsi Sulawesi Tengah, Bulan Juni 2014

Variabel RSD Madani

(n=18) RSU Undata

(n=18) RSU Anutapura

(n=26) n=62

N % N % N % Pengetahuan: Kompeten Kurang Kompeten Keterampilan: Kompeten Kurang kompeten Sikap Kompeten Kurang kompeten

13 5 7

11

10 8

72,2 27,8

38,9 61,1

55,6 44,4

9 9

8 10

7 11

50,0 50,0

44,4 55,6

38,9 61,1

14 12

17 9

16 10

53,8 46,2

64,5 34,6

61,5 38,5

36 26

32 30

33 29

58,1 41,9

51,6 48,4

53,2 46,8

Uji chi-square

Tabel 3. Hubungan Antara Kompetensi dengan Peran Kepala Ruangan Dalam Perencanaan Strategis rumah sakit bidang Keperawatan i RS Pemerintah di Kota Palu Provinsi Sulawesi Tengah, Bulan Juni 2014

Variabel Peran Kepala Ruangan Total P OR Optimal Kurang Optimali

n % N % N % Pengetahuan Kompeten

24

66,7

12

33,3

36

100 0.052

-

Kurang Kompeten Keterampilan Kompeten Kurang kompeten Sikap Kompeten Kurang kompeten

10 22 12 22 12

38,5 68,8 40,0 66,7 41,4

16 10 18 11 17

61,5 31,2 60,0 33,3 58,6

26 32 30 33 29

100 100 0.044 100 100 0.082 100

3.300 -

Uji chi-square

Page 14: HUBUNGAN KOMPETENSI DENGAN PERAN KEPALA …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/3792cc75fc21f1a446f6c955223024ec.pdf · dan sistem informasi keperawatan. Hal senada disebutkan oleh Wahyuni

Tabel 4. Hubungan antara Karakteristik Responden dengan Peran Kepala Ruangan Dalam Perencanaan Strategis rumah sakit bidang Keperawatan di RS Pemerintah di Kota Palu Provinsi Sulawesi Tengah, Bulan Juni 2014

Variabel Peran Kepala Ruangan Total p* Optimal Kurang Optimal

n % N % N % Umur 32-40 tahun 1-49 tahun 50-58 tahun Jenis kelamin Laki-laki Perempuan Masa kerja 8-16 tahun 17-25 tahun 26-34 tahun Pendidikan Vokasional Profesional Masalah dengan Rekan kerja Ringan Agak Berat Masalah keluarga Ringan Agak Berat

11 16 3 5 29 12 14 8 26 8 17 17 19 15

42,3 50,0 75,0 35,7 60,4. 54,5 51,9 61,5 54,2 57,1 65,4 47,2 54,3 55,6

15 16 1 9 19 10 13 5 22 6 9 19 16 15

57,7 50,0 25,0 64,3 39,6 45,5 48,1 38,5 45,8 42,9 34,6 52,8 45,7 44,4

26 32 4 14 48 22 27 13 48 14 26 36 35 27

100 0,593 100 100 100 0,184 100 100 0,846 100 100 100 1,000 100 100 0,246 100 100 1.000 100

*Uji Chi-Square