home visite penyakit anemia

52
Klinik Dokter Keluarga FK UWKS No Berkas : 00/00 Berkas Pembinaan Keluarga No RM : 5592 Puskesmas Tarik Nama KK : Ny.SI Tanggal kunjungan pertama kali 30 Oktober 2013, Nama pembina keluarga pertama kali :DM Ribut Yohanes Tabel 1. CATATAN KONSULTASI PEMBIMBING (diisi setiap kali selesai satu periode pembinaan ) Tangga l Tingkat Pemahaman Paraf Pembimbing Paraf Keterangan KARAKTERISTIK DEMOGRAFI KELUARGA Nama Kepala Keluarga : Tn. Gufron Alamat lengkap : Desa Gedang RT 004 RW 002, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo 1

Upload: kukuhh07

Post on 17-Sep-2015

227 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

Home Visite Penyakit Anemia Desa Gedang RT 004 RW 002, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo

TRANSCRIPT

LAPORAN KEGIATAN KEDOKTERAN KELUARGA

Klinik Dokter Keluarga FK UWKSNo Berkas:00/00

Berkas Pembinaan KeluargaNo RM:5592

Puskesmas TarikNama KK:Ny.SI

Tanggal kunjungan pertama kali 30 Oktober 2013,

Nama pembina keluarga pertama kali :DM Ribut YohanesTabel 1. CATATAN KONSULTASI PEMBIMBING (diisi setiap kali selesai satu periode pembinaan )

TanggalTingkat

PemahamanParaf

PembimbingParaf Keterangan

KARAKTERISTIK DEMOGRAFI KELUARGA

Nama Kepala Keluarga: Tn. GufronAlamat lengkap: Desa Gedang RT 004 RW 002, Kecamatan Porong, Kabupaten SidoarjoTabel 2. Daftar Anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumahNo. NamaKedudukan dalam keluargaL/PUmur Pendidikan PekerjaanPasien klinik (Y/T)Ket

1.Tn. GufronKKL30 thnSMEABuruh PabrikT-

2.Ny. FauziyahistriP24 thnSMEAIbu Rumah TanggaYAnemi Pasca Melahirkan

3.Ny. Suparti IbuP55 thnSDIbu Rumah TanggaT-

4.Tn. Wakit BapakL60 thnSDWiraswastaT-

5.SholehAdik L20 thnSMEATidak BekerjaT-

6.EtaAnakP15 hari-T-

Sumber : Data Primer, September 2013LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

BAB I

STATUS PENDERITA

A. PENDAHULUAN

Laporan ini diambil berdasarkan kasus yang diambil dari seorang penderita Anemi pasca melahirkan, berjenis kelamin perempuan, berusia 24 tahun, dimana penderita merupakan salah satu dari penderita Anemi pasca melahirkan yang berada di wilayah Puskesmas Porong, Kabupaten Sidoarjo, dengan berbagai permasalahan yang dihadapi. Mengingat kasus ini masih banyak ditemukan di masyarakat khususnya di daerah Puskesmas Porong, Kabupaten Sidoarjo beserta permasalahannya seperti masih kurangnya pengetahuan masyarakat tentang Anemia pasca melahirkan terutama masalah keteraturan minum obat dan diit penderita anemia dalam kehamilan. Oleh karena itu penting kiranya bagi penulis untuk memperhatikan dan mencermatinya untuk kemudian bisa menjadikannya sebagai pengalaman di lapangan.

B. IDENTITAS PENDERITA

Nama:Ny. FUmur:24 tahun

Jenis kelamin:PerempuanPekerjaan:Ibu Rumah TanggaPendidikan:SMEAAgama:IslamAlamat:Desa Gedang RT 004 RW 002, Kecamatan Porong Kabupaten SidoarjoSuku :Jawa

Tanggal periksa:30 September 2013C. ANAMNESIS

1. Keluhan Utama:Badan terasa lemas2. Riwayat Penyakit Sekarang:

Penderita mengeluh badan terasa lemas setelah melahirkan. Pasien melahirkan spontan di puskesmas Porong pukul 16.00 WIB, melahirkan bayi perempuan berat 2200 gram dengan pendarahan kurang lebih 500 cc dan mendapatkan beberapa jahitan pada vaginanya. Setelah melahirkan pasien pulang ke rumah dengan keadaan masih lemas, dan lesu. Dirumah pasien masih merasakan lemas sampai 2 hari setelah melahirkan.

Pasien mendapatkan obat penambah darah dari bidan puskesmas, tetapi masih merasa lemas. Setelah habis obat itu pasien kontrol ke bidan setempat dan diberi obat penambah darah lagi. Diberi jamu-jamuan untuk memperlancar ASI oleh ibu pasien juga. 3. Riwayat Penyakit Dahulu: Riwayat Darah Tinggi

: tidak ada Riwayat Penyakit Kolesterol

: tidak ada

Riwayat Sesak

: tidak ada Riwayat Alergi obat/makanan

: tidak ada Riwayat Penyakit jantung

: tidak ada Riwayat Penyakit Ginjal

: tidak ada

4. Riwayat Penyakit Keluarga Riwayat Kencing Manis

: tidak ada Riwayat Darah Tinggi

: tidak ada Riwayat Penyakit Kolesterol

: tidak ada

Riwayat Sesak

: tidak ada

Riwayat Alergi obat/makanan

: tidak ada

Riwayat Penyakit jantung

: tidak ada Riwayat Penyakit Ginjal

: tidak ada

5. Riwayat Pengobatan

Pasien rutin minum 1 macam obat penambah darah tiap hari 1 tablet6. Riwayat Kebiasaan

Pasien makan rutin 3 kali sehari dibuatkan ibu

7. Riwayat Sosial EkonomiPenderita adalah seorang istri dari seorang buruh pabrik. Suami adalah seorang buruh pabrik dengan pendapatan 1,5 juta sampai 2 juta sebulan. Ibu adalah penjual rujak cingur di depan rumah dengan pendapatan per hari 100 ribuan. Dan ayah pasien bekerja serabutan dengan pedapatan tidak tetap. Dan adik pasien tidak bekerja. 8. Riwayat Gizi.

Penderita makan sehari-hari biasanya antara 2-3 kali dengan nasi satu centong, dan lauk pauk seperti telur, tahu-tempe, ikan laut, sayur sawi, kangkung dan buah-buahan. Penderita cukup menjaga pola makannya. Kesan status gizi cukup.9. Manajemen Komplikasi

Penderita tidak pernah mengeluhkan nyeri sendi, susah bergerak.D. ANAMNESIS SISTEM1. Kulit : warna kulit sawo matang, kulit gatal (-)2. Kepala: sakit kepala (-), pusing (-), rambut kepala tidak rontok, luka pada kepala (-), benjolan/borok di kepala (-)3. Mata: pandangan mata berkunang-kunang (-), penglihatan agak kabur.4. Hidung: tersumbat (-), mimisan (-)5. Telinga: pendengaran berkurang (-), berdengung (-), keluar cairan (-)6. Mulut: sariawan (-), mulut kering (-).7. Tenggorokan: sakit menelan (-), serak (-)8. Pernafasan : sesak nafas (-), batuk (-)9. Kadiovaskuler : berdebar-debar (-), nyeri dada (-)10. Gastrointestinal : mual (-), muntah (-), diare (-), nafsu makan menurun (-), nyeri perut (-), BAB tidak ada keluhan11. Genitourinaria : Frekwensi BAK meningkat, 8 kali/hari,dalam semalam bisa 2-3 kali BAK12. Neuropsikiatri : Neurologik: kejang (-), lumpuh (-)

Psikiatrik

: emosi stabil, mudah marah (-)

13. Muskuloskeletal: kaku sendi (-), nyeri tangan dan kaki (-), nyeri otot (-)

14. Ekstremitas:Atas: bengkak (-), sakit (-)

Bawah: bengkak (-), sakit (-)Tidak terdapat ulkus

E. PEMERIKSAAN FISIK

1. Keadaan Umum

Tampak cukup baik, kesadaran compos mentis (GCS E4V5M6), status gizi kesan cukup.

2. Tanda Vital dan Status Gizi Tanda Vital

Nadi

:78x/menit

Pernafasan : 18 x/menit

Suhu

:36,8C

Tensi

:110/70 mmHg

Status gizi ( Kurva NCHS ) :

BB:57 kg

TB:155 cm

Status Gizi (Gizi cukup(N 18,5-23,9)3. Kulit

Warna:Sawo matang, ikterik (-), sianosis (-)

Kepala:Tidak ada luka, rambut tidak mudah dicabut4. Mata

Conjunctiva anemis (+/+), sklera ikterik (-/-), pupil isokor (3mm/3mm), reflek kornea (+/+), katarak (-/-), radang/conjunctivitis/uveitis (-/-)

5. Hidung

Nafas cuping hidung (-), sekret (-), epistaksis (-)

6. Mulut

Bibir pucat (-), bibir kering (-), lidah kotor (-), papil lidah atrofi (-), tepi lidah hiperemis (-)

7. Telinga

Nyeri tekan mastoid (-), sekret (-)8. Tenggorokan

Tonsil membesar (-), pharing hiperemis (-)

9. Leher

JVP tidak meningkat, pembesaran kelenjar tiroid (-), pembesaran kelenjar limfe (-)10. Thoraks

Simetris, retraksi (-)

-Cor:S1S2 tunggal-Pulmo:

I:simetris, jejas (-)

P:nyeri tekan (-)

P:sonor (+/+)

A:suara nafas dasar vesikuler (+/+)

suara tambahan Rh (-/-), wh (-/-)

11. Abdomen

I:dinding perut sejajar dengan dinding dada, jejas (-)

P:supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tak teraba

P:timpani seluruh lapang perut

A:peristaltik (+) normal

12. Ektremitas:akral dingin oedem

- -- -

- -- -13. Sistem genetalia: dalam batas normal

14. Pemeriksaan Neurologik

Fungsi motorik:

T N N RF + + RP - -

N N + + - -15. Pemeriksaan Psikiatrik

Penampilan:sesuai umur, perawatan diri cukup

Kesadaran:kualitatif tidak berubah; kuantitatif composmentis

Afek:appropriate

Psikomotor:normoaktif

Proses pikir:bentuk:realistik

isi:waham (-), halusinasi (-), ilusi (-)

arus:koheren

Insight:baikF. PEMERIKSAAN PENUNJANGa. HB : 9,2 mg/dlb. Cek Laboratorium terlampirc.Oftalmoskop :tidak dilakukanG. RESUME

Pasien perempuan berumur 24 tahun mengeluhkan badan terasa lemas. Badan terasa lemas dirasakan setelah pasien melahirkan bayi perempuan dengan perdarahan 500 cc. Badan lemas dirasakan sampai 2 hari setelah pasien melahirkan. Setelah kontrol pasien tetap diberi obat penambah darah dan diberi jamu-jamuan memperlancar ASI oleh ibu pasien.

Pasien mengkonsumsi obat penambah darah 1 tablet perhari, sering makan sayur sawi dan kangkung.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak cukup baik, compos mentis, conjunctiva anemis kanan dan kiri, status gizi kesan cukup. Tanda vital T :110/70 mmHg, N : 78 x/menit, RR : 18 x/menit, S:36,80C, BB:57 kg, TB:155 cm, status gizi ( Gizi cukup. Pada pemeriksaan penunjang kadar Hemoglobin 9,2 mg/dl.H. PATIENT CENTERED DIAGNOSISDiagnosis Biologis1. Anemia defisiensi FeDiagnosis Sosial Ekonomi dan Budaya

Diet yang tidak sehat bagi penyakit pasien.

Kondisi lingkungan & rumah yang kurang sehat

I. PENATALAKSANAANNon Medika mentosaDietMengkonsumsi makanan yang banyak mengandung zat besi (sayur bayam), sehingga cepat mengembalikan kondisi tubuh seperti semula.Immobilisasi

Pasien jangan terlalu banyak bergerak terlebih dahulu, untuk mempercepat proses pengembalian kondisi tubuhMedikamentosaMengkonsumsi obat penambah darah mengandung Fe 1x sehari

J. FOLLOW UP

FLOW SHEET

Nama

: Ny.F

Diagnosis: Anemia Defisiensi Fe

Tanggal 31 Oktober 2013

S: Badan sedikit terasa lemah

O:KU : baik , compos mentis,

Tanda vital:T : 110/70 mmHgR:18 x/menit

N : 84 x/menitS:36,5 0C

Status Generalis: Kepala/Leher dalam batas normal

Thorax dalam batas normal

Abdomen dalam batas normal

Ektremitas dalam batas normal

Status Neurologis: dalam batas normal.

Status Mentalis: dalam batas normal

A: Diabetes Militus tipe II

P:Terapi medikamentosa berupa Fe 1x1 , non medika mentosa selain itu juga dilakukan patient centered management: dukungan psikologis, penentraman hati, penjelasan, basic konseling pada keluarga dan edukasi pasien.

Tanggal 1 November 2013

S:-

O:KU : baik , compos mentis,

Tanda vital:T : 100/70 mmHgR:20 x/menit

N : 88 x/menitS:36,6 0C

Status Generalis:Kepala/Leher dalam batas normal

Thorax dalam batas normal

Abdomen dalam batas normal

Ektremitas dalam batas normal

Status Neurologis: dalam batas normal.

Status Mentalis: dalam batas normal

A: Diabetes Militus tipe II

P:Terapi medikamentosa berupa Fe 1x1 , non medika mentosa selain itu juga dilakukan patient centered management: dukungan psikologis, penentraman hati, penjelasan, basic konseling pada keluarga dan edukasi pasien.

Tanggal 2 November 2013

S:-

O:KU : baik , compos mentis,

Tanda vital:T : 100/70 mmHgR:19 x/menit

N : 80 x/menitS:36,1 0C

Status Generalis:Kepala/Leher dalam batas normal

Thorax dalam batas normal

Abdomen dalam batas normal

Ektremitas dalam batas normal

Status Neurologis: dalam batas normal.

Status Mentalis: dalam batas normal

A: Diabetes Militus tipe II

P:Terapi medikamentosa berupa Fe 1x1 , non medika mentosa selain itu juga dilakukan patient centered management: dukungan psikologis, penentraman hati, penjelasan, basic konseling pada keluarga dan edukasi pasien.FLOW SHEET

Nama

: Ny.FDiagnosis: Anemia Defisiensi FeNOTanggalTensi

mm

HgBB

KgTB

CmStatus

GiziKET

1

30/10/13110/7057155Cukup Fe

2

1/11/13100/7057155Cukup

3

2/11/13100/7057155Cukup

BAB II

IDENTIFIKASI FUNGSI- FUNGSI KELUARGA

A. FUNGSI KELUARGA

1. Fungsi Biologis.

Keluarga terdiri dari penderita, suami 30 tahun, Ibu 55 tahun, bapak 60 tahun, adik 20 tahun, anak 15 hari. 2. Fungsi Psikologis.

Ny. F tinggal bersama dengan suami, ibu, ayah, adik, dan anaknya dirumahnya. Hubungan keluarga mereka terjalin cukup baik dan cukup dekat antara satu dengan yang lain, begitu juga dengan tetangga yang tinggal berdekatan dengan rumah penderita. Selama sakit penderita tetap melakukan aktifitas sehari-hari seperti biasa. Permasalahan yang timbul dalam keluarga dipecahkan secara musyawarah dan dicari jalan tengah, serta dibiasakan sikap saling tolong menolong baik fisik, mental, maupun jika ada salah seorang di antaranya yang menderita kesusahan. 3. Fungsi Sosial

Penderita adalah seorang yang sangat bertanggung jawab terhadap keluarganya..Di lingkungan tempat tinggalnya penderita dikenal ramah dan cukup sering berinteraksi dengan tetangga sekitar.

4. Fungsi Ekonomi dan Pemenuhan Kebutuhan

Penderita merupakan seorang ibu rumah tangga dengan suami sebagai buruh pabrik dengan pendapatan Rp1.500.000 sampai Rp 2.000.000 per bulannya.5. Fungsi Penguasaan Masalah dan Kemampuan Beradaptasi

Penderita termasuk orang yang terbuka sehingga bila mengalami kesulitan atau masalah penderita sering bercerita kepada keluarga.B. APGAR SCOREADAPTATIONSelama ini dalam menghadapi masalah keluarga, pasien selalu pertama kali membicarakannya kepada suaminya. Baik tentang penyakitnya maupun hal-hal lain. Penyakitnya ini tidak mengganggu aktivitasnya sehari-hari yaitu ibu rumah tangga.Dukungan dari orang-orang sekitar seperti suami dan ibunya sangat memberinya motivasi untuk sembuh dan teratur minum obat, karena mereka yakin penyakit ini bisa dikendalikan dan tidak membatasi aktifitas penderita. Selain dukungan dari orang sekitarnya, dalam hal keteraturan minum obat, penderita memiliki motivasi yang kuat dari dalam dirinya.PARTNERSHIP

Ny. F mengerti bahwa ia adalah ibu yang seharusnya menjadi panutan bagi keluarganya. Selain itu keluarga juga selalu meyakinkannya bahwa penyakitnya bukan menjadi batasan dalam beraktifitas, komunikasi antar anggota keluarga masih berjalan dengan baik.GROWTH

Ny.F sadar bahwa ia harus bersabar menghadapi penyakitnya karena penyakitnya butuh kepatuhan dalam hal pola hidup dan minum obat.

AFFECTION

Ny.F merasa hubungan kasih sayang dan interaksinya dengan keluarganya cukup. Apalagi keluarga dekatny tinggal serumah dengannya. Ia menyayangi keluarganya, begitu pula sebaliknya.RESOLVENy.F merasa cukup puas dengan kebersamaan dan waktu yang ia dapatkan dari keluarganya.APGAR Ny.F Terhadap KeluargaSering/selaluKadang-kadangJarang/tidak

ASaya puas bahwa saya dapat kembali ke keluarga saya bila saya menghadapi masalah(

PSaya puas dengan cara keluarga saya membahas dan membagi masalah dengan saya(

GSaya puas dengan cara keluarga saya menerima dan mendukung keinginan saya untuk melakukan kegiatan baru atau arah hidup yang baru(

ASaya puas dengan cara keluarga saya mengekspresikan kasih sayangnya dan merespon emosi saya seperti kemarahan, perhatian dll(

RSaya puas dengan cara keluarga saya dan saya membagi waktu bersama-sama(

Total poin = 10 fungsi keluarga dalam keadaan baik

Rata-rata APGAR dari keluarga Ny.F adalah 10. Hal ini menunjukkan bahwa fungsi fisiologis yang dimiliki keluarga Ny.F dalam keadaan baik. Hubungan antar individu terjalin baik.C. SCREEM

SUMBERPATHOLOGYKET

SosialInteraksi sosial yang baik antar anggota keluarga begitu juga dengan tetangga dan di masyarakat cukup baik._

CulturalKepuasan atau kebanggaan terhadap budaya baik, hal ini dapat dilihat dari pergaulan sehari-hari baik dalam keluarga maupun di lingkungan, banyak tradisi budaya yang masih diikuti. Menggunakan bahasa jawa, tata krama dan kesopanan_

Religius

Agama menawarkan pengalaman spiritual yang baik untuk ketenangan individu yang tidak didapatkan dari yang lainPemahaman agama cukup baik, pendrita dan keluarganya rajin menjalankan solat 5 waktu.-

EkonomiEkonomi keluarga ini tergolong menengah kebawah, untuk kebutuhan primer sudah bisa terpenuhi, meski belum mampu mencukupi kebutuhan sekunder rencana ekonomi tidak memadai, diperlukan skala prioritas untuk pemenuhan kebutuhan hidup+

EdukasiPendidikan anggota keluarga cukup memadai. Tingkat pendidikan penderita tergolong mengenah, karena penderita hanya bisa mengenyam pendidikan sampai sekolah menengah pertama.-

Medical

Pelayanan kesehatan puskesmas memberikan perhatian khusus terhadap kasus penderitaTidak mampu membiayai pelayanan kesehatan yang lebih baik Dalam mencari pelayanan kesehatan keluarga ini biasanya menggunakan Puskesmas dan hal ini mudah dijangkau karena letaknya dekat. -

D. KARAKTERISTIK DEMOGRAFI KELUARGAAlamat lengkap :Desa Gedang RT 004 RW 002, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo Diagram 1. Genogram Keluarga Ny.FDibuat tanggal 30 September 2013

Sumber : Data Primer, 30 September 2013Keterangan : Ny. F

: Penderita

E. Informasi Pola Interaksi Keluarga

: hubungan baik

: hubungan tidak baik

Hubungan antara Ny. F dan suaminya baik dan dekat. Dalam keluarga ini tidak sampai terjadi konflik atau hubungan buruk antar anggota keluarga.F. Pertanyaan Sirkuler

1. Ketika penderita jatuh sakit apa yang harus dilakukan oleh suami?Jawab :

suami membawa penderita ke puskesmas dan merawat penderita.2. Ketika suami bertindak seperti itu apa yang dilakukan ibu?

Jawab :

Ibu mendukung apa yang dilakukan oleh suaminya. Selain itu suami bekerja untuk mendapatkan penghasilan dalam upaya membantu pemenuhan kebutuhan sehari-hari dalam keluarga.

3. Ketika Ibu dan suami seperti itu apa yang dilakukan anggota keluarga yang lain?

Jawab :

Ikut membantu dan mendukung dalam upaya kesembuhan penderita dari penyakitnya.

4. Kalau butuh dirawat/operasi ijin siapa yang dibutuhkan?

Jawab :

Suami 5. Siapa anggota keluarga yang terdekat dengan penderita?

Jawab :

Anggota keluarga yang dekat dengan penderita adalah suami, ayah dan ibu6. Selanjutnya siapa?Jawab :

Adik .7. Siapa yang secara emosional jauh dari penderita?

Jawab :

Tidak ada.8. Siapa yang selalu tidak setuju dengan pasien?

Jawab :Tidak ada9. Siapa yang biasanya tidak setuju dengan anggota keluarga lainnya?Jawab :Tidak ada.BAB III

IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

KESEHATAN

A. Identifikasi Faktor Perilaku dan Non Perilaku Keluarga

1. Faktor Perilaku Keluarga

Ny.F adalah seorang ibu rumah tangga di desa Gedang. Dia tinggal bersama dengan suami, ayah, ibu dan adik. Suami bekerja sebagai buruh disiang hari dan ibu yang membantu segala aktifitas dari penderita.Keluarga ini menyadari pentingnya kesehatan dan cukup mengerti tentang penyakitnya, namun kurangnya kepatuhan dalam hal pola makan dan olahraga teratur. Apabila sakit keluarga ini mempercayakan pemeriksaan ke tenaga medis.

Keluarga ini berusaha menjaga kebersihan lingkungan rumahnya misalnya dengan menyapu rumah dan halaman paling tidak sehari dua kali, pagi dan sore.2. Faktor Non PerilakuDipandang dari segi ekonomi, penderita termasuk menengah kebawah. Penderitaini memiliki sumber penghasilan yaitu dari suainya yang adalah seorang buruh pabrik. Dari total semua penghasilan tersebut penderita dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari walaupun belum semua kebutuhan dapat terpenuhi terutama kebutuhan sekunder dan tertier. Rumah yang dihuni ini kurang memadai karena dengan luas rumah yang kecil tetapi dihuni oleh 5 orang dewasa dan 1 bayi. Rumah kurang bersih dikarenakan tidak ada biaya untuk merenovasi rumah. Lantai sebagian diubin, dan sebagian kecil dilapisi oleh tekel, pencahayaan ruangan kurang dan ventilasi cukup. Rumah memiliki fasilitas jamban keluarga. Sampah keluarga dibuang ditempat pembuangan sampah yang ada di belakang rumah. Fasilitas kesehatan yang sering dikunjungi oleh keluarga ini jika sakit adalah Puskesmas PorongB. Identifikasi Lingkungan RumahGambaran LingkunganPenderita ini tinggal di sebuah rumah berukuran 6x8 m2 Memiliki pekarangan rumah yang tidak luas dan tidak ada pagar pembatas. Terdiri dari dua kamar tidur, satu kamar makan yang menjadi satu dengan dapur, dan kamar mandi yang sudah memilki fasilitas jamban keluarga sehingga penderita tidak harus ke kali terlebih dahulu untuk membuang hajat. Terdiri dari 2 pintu keluar, jendela seisi rumah yang setiap hari dibuka. Kamar tidur juga terdapat jendela. Di depan rumah terdapat teras yang dipakai oleh ibu penderita untuk berjualan rujak. Lantai rumah sebagian sudah ditekel. Ventilasi dan penerangan rumah cukup. Atap rumah tersusun dari genteng dan sebagian besar sudah tertutupi langit-langit. Pada kamar tidur memiliki dipan untuk meletakan kasur. Dinding rumah terbuat dari batubata yang sebagian besar sudah dicat. Perabotan rumah tangga cukup lengkap namun penataannya kurang rapi. Sumber air ntuk kebutuhan sehari-harinya keluarga ini menggunakan mesin pompa air. Secara keseluruhan kebersihan rumah masih kurang. Sehari-hari keluarga memasak menggunakan kompor gas.Denah Rumah:Ukuran rumah: 6x8 mrumah

BAB IV

DAFTAR MASALAH

1. Masalah aktif :

a. Anemia Defisiensi Fe2. Faktor resiko :

a. Pola makan yang kurang sehatb. Perdarahan Pasca MelahirkanDIAGRAM PERMASALAHAN PASIEN

(Menggambarkan hubungan antara timbulnya masalah kesehatan yang ada dengan faktor-faktor resiko yang ada dalam kehidupan pasien)

BAB V

PATIENT MANAGEMENT

A. PATIENT CENTERED MANAGEMENT

1. Suport PsikologisPasien memerlukan dukungan psikologis mengenai faktor-faktor yang dapat menimbulkan kepercayaan baik pada diri sendiri maupun kepada dokternya. Antara lain dengan cara :a. Memberikan perhatian pada berbagai aspek masalah yang dihadapi.b. Memberikan perhatian pada pemecahan masalah yang ada. Memantau kondisi fisik dengan teliti dan berkesinambungan.c. Memantau kondisi fisik dengan teliti dan berkesinambungan.d. Timbulnya kepercayaan dari pasien, sehingga timbul pula kesadaran dan kesungguhan untuk mematuhi nasihat-nasihat dari dokter.Pendekatan Spiritual, diarahkan untuk lebih mendekatkan diri kepada Tuhan YME, misalnya dengan rajin ibadah, berdoa dan memohon hanya kepada Tuhan YME. Dukungan psikososial dari keluarga dan lingkungan merupakan hal yang harus dilakukan. Bila ada masalah, evaluasi psikologis dan evaluasi kondisi sosial, dapat dijadikan titik tolak program terapi psikososial.2. Penentraman HatiMenentramkan hati diperlukan untuk pasien dengan problem psikologis antara lain yang disebabkan oleh persepsi yang salah tentang penyakitnya, kecemasan, kekecewaan dan keterasingan yang dialami akibat penyakitnya. Menentramkan hati penderita dengan memberikan edukasi tentang penyakitnya bahwa penyakitnya tersebut dapat dikendalikan sehingga tidak bedampak lebih lanjut. Faktor yang paling penting dalam pengobatan adalah ketekunan dalam menjalani pengobatan sesuai petunjuk dokter. Selain itu juga didukung dengan menjaga pola makan yang sehat bagi penderita .Diharapkan pasien bisa berpikir positif, tidak berprasangka buruk terhadap penyakitnya, dan membangun semangat hidupnya sehingga bisa mendukung pengobatan dan meningkatkan kualitas hidupnya.3. Penjelasan, Basic Konseling dan Pendidikan PasienDiberikan penjelasan yang benar mengenai persepsi yang salah tentang Anemia setelah Melahirkan. Pasien dan keluarganya perlu tahu tentang penyakit, pengobatannya dan pencegahan.Maka pasien harus diberi pengertian untuk terus mengupayakan kesembuhannya melalui program pengobatan dan rehabilitasi yang dianjurkan oleh dokter. Juga harus dilakukan pendalaman terhadap berbagai masalah penderita termasuk akibat penyakitnya terhadap hubungan dengan keluarganya, pemberian konseling jika dibutuhkan. Penderita juga diberi penjelasan tentang pentingnya menjaga pola makan yang sehat bagi penderita, dan sebagainya.4. Menimbulkan rasa percaya diri dan tanggung jawab pada diri sendiriDokter perlu menimbulkan rasa percaya dan keyakinan pada diri pasien bahwa ia bisa melewati berbagai kesulitan dan penderitaannya. Selain itu juga ditanamkan rasa tanggung jawab terhadap diri sendiri mengenai kepatuhan dalam jadwal kontrol, keteraturan minum obat, diet yang dianjurkan dan hal-hal yang perlu dihindari serta yang perlu dilakukan.

5. PengobatanMedika mentosa dan non medikamentosa seperti yang tertera dalam penatalaksanaan.

6. Pencegahan dan Promosi KesehatanHal yang tidak boleh terlupakan adalah pencegahan dan promosi kesehatan berupa perubahan pola hidup meliputi diet yang sehat dan olah raga teratur.B. PREVENSI BEBAS ANEMIA DEFISIENSI BESI UNTUK KELUARGA LAINNYA Pada prinsipnya secara umum prevensi untuk bebas Anemia Defisiensi Besi untuk keluarga adalah sama dengan prevensi bebas Anemia Defisiensi Besi untuk penderita yaitu pola hidup meliputi diet yang sehat dan menjaga kondisi tubuh.BAB VI

TINJAUAN PUSTAKA

A. Latar BelakangMasa postpartum merupakan tantangan bagi banyak ibu yang baru melahirkan. Pemulihan dari proses melahirkan, belajar menjadi orang tua dan mengurus diri sendiri membutuhkan banyak energy. Menderita anemia pada masa postpartum dapat membuat proses ini menjadi lebih sulit. Anemia terjadi jika kadar hemoglobin dalam darah rendah. Hemoglobin adalah zat pembawa oksigen dalam sel darah merah. Jika terjadi dalam system transportasi oksigen (misalnya anemia) akan menyebabkan tubuh sulit untuk bekerja.

Anemia postpartum dapat didefinisikan sebagai kadar hemoglobin kurang dari 10 g/dl, hal ini merupakan masalah yang umum dalam bidang obstetric. Meskipun wanita hamil dengan kadar besi yang terjamin, konsentrasi hemoglobin biasanya berkisar 11-12 g/dl sebelum melahirkan. Hal ini diperburuk dengan kehilangan darah pada saat melahirkan dan masa nifas. Menurut analisa terbaru, kehilangan darah pada saat postpartum diatas 500 ml masih merupakan suatu masalah meskipun pada obstetric modernB. DEFINISIAnemia pada wanita masa nifas (pasca persalinan) umum terjadi, sekitar 10% dan 22% terjadi pada wanita post partum dari keluarga miskin (Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat, 2008). Pengaruh anemia pada masa nifas adalah terjadinya subvolusi uteri yang dapat menimbulkan perdarahan post partum, memudahkan infeksi puerperium, pengeluaran ASI berkurang dan mudah terjadi infeksi mamae (Prawirohardjo, 2005). Faktor - faktor yang mempengaruhi anemia pada masa nifas adalah persalinan dengan perdarahan, ibu hamil dengan anemia, nutrisi yang kurang, penyakit virus dan bakteri (Prawirohardjo, 2005).

Anemia pada wanita tidak hamil didefinisikan sebagai konsentrasi hemoglobin yang kurang dari 12 g/dl dan kurang dari 10 g/dl selama kehamilan atau masa nifas. Konsentrasi hemoglobin lebih rendah pada pertengahan kehamilan, pada awal kehamilan dan kembali menjelang aterm, kadar hemoglobin pada sebagian besar wanita sehat yang memiliki cadangan besi adalah 11g/dl atau lebih. Atas alasan tersebut, Centers for disease control mendefinisikan anemia sebagai kadar hemoglobin kurang dari 11 g/dl pada trimester pertama dan ketiga, dan kurang dari 10,5 g/dl pada trimester kedua (Suheimi, 2007).

Anemia defisiensi besi adalah anemia yang disebabkan oleh kurangnya zat besi dalam tubuh, sehingga kebutuhan zat besi (Fe) untuk eritropoesis tidak cukup, yang ditandai dengan gambaran sel darah merah hipokrom-mikrositer, kadar besi serum (Serum Iron = SI) dan jenuh transferin menurun, kapasitas ikat besi total (Total Iron Binding Capacity/TIBC) meninggi dan cadangan besi dalam sumsum tulang serta ditempat yang lain sangat kurang atau tidak ada sama sekali.

Banyak faktor yang dapat menyebabkan timbulnya anemia defisiensi besi, antara lain, kurangnya asupan zat besi dan protein dari makanan, adanya gangguan absorbs, perdarahan akut maupun kronis, dan meningkatnya kebutuhan zat besi seperti pada wanita hamil, masa pertumbuhan, dan masa penyembuhan dari penyakit. C. Fisiologi HemoglobinBerwarna merah, mrupakan pigmen pembawa oksigen dalam sel darah merah. Hemoglobin merupakan protein dengan berat molekul 64.450. hemoglobin terdiri dari 4 subunit. Tiap subunit mengandung heme yang berikatan dengan koyugat polipeptida. Heme mengandung besi yang merupakan derivate porvirin. Sedangkan polipeptida disebut dengan globin.

Ada dua bagian polipetida tiap molekul hemoglobin. Pada orang dewasa normal (hemoglobin A), terdapat dua tipe polipeptida yang disebut dengan rantai yang mengandung 141 asam amino residu. Kemudian hemoglobin A disebut juga 22, tidak semua hemoglobin pada darah normal orang dewasa adalah hemoglobin A. Sekitar 2.5 % hemoglobin A2 dimana rantai diganti dengan rantai (22) rantai juga mengandung 146 asam amino residu, ttapi 10 residu tunggal berbeda pada asam amino pada rantai .

Hemoglobin membawa oksigen dalam bentuk oxihemoglobin, oksigen berikatan dengan Fe2+ didalam heme. Afinitas hemoglobin didalam O2 dipengaruhi oleh pH, suhu, dan konsentrasi 2,3 diphosphogliserat (2,3 DPG). 2,3 DPG dan H+ bersaing dengan O2 untuk membentuk deoxihemoglobin, dengan menurunkan afinitas hemoglobin terhadap O2 dengan menempati tempatnya pada keempat rantai.

Karbonmonoksida bereaksi dengan hemoglobin membentuk monoxihemoglobin (carboxihemoglobin). Afinitas hemoglobin pada O2 jauh lebih rendah dibandingkan dengan CO, dengan dampak digantikannya O2 yang berikatan dengan hemoglobin, sehingga terjadi penurunan kapasitas pembawa oksigen oleh darah.

Rata-rata kandungan hemoglobin normal dalam darah adalah 16 g/dl pada laki-laki dan 14 g/dlpada perempuan. Pada tubuh laki-laki dengan berat badan 70 kg, terdapat sekitar 900 g hemoglobin dan 0,3 g globin dihancurkan dan disintesis kembali setiap jam. Heme dari hemoglobin diseintesis dari glycine dan succinyl-CoA.

Ketika sel darah merah dihancurkan oleh jaringansistem makrofag. Globin dari molekul hemoglobin dihancurkan dan heme diubah menjadi biliverdin. Biliverdin kemudian dikonversi menjadi bilirubin dan diekskrsikan melalui empedu. Besi yang berasal dari heme digunakan kembali untuk sintesis hemoglobin. Besi merupakan zat esensial untuk sintesis hemoglobin, jika tubuh kehilangan darah dan defisiensi besi tidak dikoreksi, akan terjadi anemia defisiensi besi.

D. Faktor RisikoBanyak factor yang mempengaruhi jumlah besi pada postpartum, termasuk karakteristik ibu pada saat sebelum hamil, selama kehamilan, persalinan, dan periode postpartum. Salah satu factor risiko terjadinya anemia portpartum adalah tingginya IMT sebelum kehamilan. Risiko anemia postpartum meningkat dengan IMT dari 24-38 kg/m2, risiko anemia dua kali lebih besar pada wanita dengan overweight dengan IMT 28 kg/m2 dan tiga kali lebih besar pada wanita dengan IMT 38 kg/m2 meskipun factor perancuh sudah terkontrol. Menigkatnya risiko ini sebagian disebabkan tingginya insiden terhadap postpartum hemorage, kelahiran praabdominal, dan makrosomia pada wanita yang obesitas. E. Etiologi Anemia defisiensi besi merupakan penyebab paling sering dari anemia postpartum yang disebabkan oleh intake zat besi yang tidak cukup serta kehilangan darah selama kehamilan dan persalinan. Anemia postpartum behubungan dengan lamanya perawatan dirumah sakit, depresi, kecemasan, dan pertumbuhan janin terhambat.

Kehilanga darah adalah penyebab lain dari anemia. Kehilangan darah yang signifikan setelah melahirkan dapat meningkatkan risiko terjadinya anemia postpartum. Banyaknya cadangan hemoglobin dan besi selama persalinan dapat menurunkan risiko terjadinya anemia berat dan mempercepat pemulihan.F. InsidenSurvey yang dilakukan terhadap 1000 pasien di rumah sakit Henrontin, Cichago dimana darah pasien diperiksa pada empat hari postpartum ditemukan 20% mengalami anemia. Pada pasien tersebut, 15 pasien diantaranya mengalami anemia ringan dan 5% lagi mengalami anemia berat.

Sekitar 21% wanita dengan kadar hemoglobin normal selama kehamilan trimester III didapatkan mengalami anemia pada kunjungan postpartum yang pertama.

Telah diakui bahwa hidremia pada wanita hamil menetap sampai periode postpartum dini. Meskipun penanda hilangnya hidremia yaitu 24 jam postpartum. Namun rata-rata darah wanita normal yang tidak hamil baru muncul setelah tujuh hari.

Defisiensi besi postpartum dan anemia adalah masalah kesehatan utama dimasyarakat. diAmerika, hamper 13% perempuan 0-6 bulan postpartum mengalami defisiensi besi dan 10% mengalami anemia. Untuk menurunkan morbiditas akibat anemia pada periode postpartum, penting untuk melakukan skrining perempuan mana yang membutuhkan pengobatan.G. Gejala KlinisTergantung dari derajat berat atau tidaknya anemia, hal ini dapat berdampak negative bagi ibu selama masa nifas, kemampuan untuk menyusui, masa perawatan di rumah sakit bertambah,dan perasaan sehat dari ibu. Masalah yang muncul kemudian seperti pusing, lemas, tidak mampu menjaga dan merawat bayinya selama masa nifas umumnya terjadi.

Penelitian menunjukkan bahwa wanita dengan anemia postpartum memiliki gejala yang dapat mengganggu kesehatan ibu dan meningkatkan risiko terjadinya anemia postpartum jika dibandingkan dengan ibu yang tidak anemia. Dampak buruk dari perubahan emosi dan perilaku ibu dangat mengkhawatirkan karena interaksi ibu dan bayi akan terganggu selama periode ini dan akhirnya akan berdampak negative terhadap perkembangan bayinya.

Kebanyakan penelitian untuk mengetahui hubungan antara defisiensi besi dengan kognitif yang difokuskan pada bayi dan anak-anak, dimana ditemukan fakta yang kuat bahwa defisiensi besi berisiko terjadinya gangguan perkembangan kognitif sekarang dan yang akan datang. Namun data terbaru menunjukkan defisiensi bsi juga berdampa buruk pada otak orang dewasa. Berbeda dengan penurunan hemoglobin, defisiensi besi berpengaruh pada kognitif melalui penurunan aktifitas enzim yang mengandung besi diotak. Hal ini kemudian mempengaruhi fungsi neurotransmitter, sel, dan proses oksidatif, juga metabolism hormone tyroid.

Para ibu yang masih menderita kekurangan zat besi sepuluh minggu setelah melahirkan kurang responsive dalam mengasuh bayinya sehingga berdampak pada keterlambatan perkembangan bayi yang dapat bersifat ireversibel. Untungnya, anemia postpartum bersifat dapat diobati dan dapat dicegah.

Defisiensi besi dapat menurunkan fungsi limfosit, netrofil, dan fungsi makrofag. Hal ini kemudian akan meningkatkan kemungkinan terjadinya infeksi yang merupakan akibat fungsional defisiensi besi. Memperbaiki status besi tubuh dengan adekuat akan memperbaiki system imun. Meskipun demikian, keseimbangan besi tubuh penting. Meskipun besi yang dibutuhkan untuk respon imun yang efektif, jika suplai besi terlalu banyak daripada yang dibutuhkan, invasi mikroba dapat terjadi karena mikroba dapat menggunakan besi untuk tubuh dan menyebabkan eksaserbasi infeksi.H. PATOFISIOLOGITimbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sumsum tulang atau kehilangan sel darah merah berlebihan atau keduanya. Kegagalan sumsum tulang dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi, makanan toksik, invasi tumor, atau akibat penyebab yang tidak diketahui. Sel darah merah dapat hilang melalui perdarahan atau hemolisis. Lisis sel darah merah terjadi dalam sel fagositik atau dalam sistem retikulo endotelial, terutama dalam hati dan limpa. Sebagai hasil sampingan dari proses tersebut, bilirubin yang terbentuk dalam fagosit akan memasuki aliran darah. Apabila sel darah merah mengalami penghancuran dalam sirkulasi, maka hemoglobin akan muneul dalam plasma. Apabila konsentrasi plasmanya melebihi kapasitas hemoglobin plasma, hemoglobin akan berdifusi dalam glomerulus ginjal dan ke dalam urine.

Pada dasarnya gejala anemia timbul karena dua hal berikut:

a. Anoksia organ target karena berkurangnya jumlah oksigen yang dapat dibawa oleh darah ke jaringan.

b. Mekanisme kompensasi tubuh terhadap anemia.

I. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIKSecara umum prosedur diagnostik yang sering dilakukan bagi klien dengan Anemia yaitu:

1. Melakukan transfusi tukar

2. Dilakukan pemeriksaan kadar hemoglobin

3. Pemeriksaan laboratoriumJ. DIAGNOSISBesi merupakan salah satu komponen kunci dari hemoglobin, oleh karena itu tubuh yang kekurangan besi akan berdampak pada system transformasi oksigen yang akan mengakibatkan gejala sepert nafas pendek dan lemas yang merupakan dua gejala klasik dari anemia.

Normal kadar hemoglobin pada hari keempat postpartum adalah lebih dari 10 g/dl dengan kadar eritrosit paling sedikit 3,5 juta/ml. ketika kadar hemoglobin di bawah 10g/dl dan akadar eritrosit kurang dari 3,5 juta/ml maka dapat didiagnosis anemia, jika kadar hemoglobin diatas 8 g/dl disebut anemia ringan dan jika berada pada level dibawahnya maka disebut anemia berat.Seperti kompikasi kehilangan darah sampai 1000 ml yang sama dengan 400 mg besi. Faktanya secara klinis, perdarahan postpartum dan makrosomia masing-masing dapat menurunkan konsentrasi hemoglobin 6,4 g/dl dan 5,2 g/dl. Hal ini mennjukkan adanya hubungan antara kehilangan darah selama persalinan dan risiko defisiensi besi dan anemia. K. PENATALAKSANAAN1. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi cairan infus dan transfusi darah.

2. Menganjurkan ibu untuk mobilisasi ringan setelah 2 jam postpartum seperti miring ke kiri atau ke kanan dan setelah 6 jam post partum ibu diperbolehkan duduk untuk mencegah tromboflebitis.L. PENCEGAHAN

Centre for Disease Control and Prevention merekomendasikan untuk melakukan skrining anemia terhadap wanita 4-6 minggu postpartum, dengan perdarahan yang banyak sewaktu melahirkan, dan pada kelahiran kembar.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pemberian suplemen besi pada masa kehamilan memberikan hasil kadar hemoglobin ibu lebih tinggi sampai dua bulan postpartum dan konsentrasi serum feritin lebih tinggi sampai enam bulan postpartum. Level feritin memberikan gambaran jumlah cadangan besi dalam tubuh.

Selama kehamilan, absorbs besi lebih efisien. Hal ini menguntungkan bagi wanita hamil yang membutuhkan peningkatan kadar zat besi dalam tubuh. Mengingat kebutuhan kalori tidak meningkat sebanyak itu ( hanya membutuhkan 500 tambahan kalori), untuk mendapatkan kebutuhan zat besi diperlukan tambahan sebesar 3000 kalori sehari. Hal ini kemudian menyebabkan suplemen besi lebih banyak dipilih. Besi bukan hanya satu-satunya yang mampu mempertahankan kadar hemoglobin. Banyak dari perempuan yang mengalami anemia tidak responsive hanya dengan pemberian preparat besi saja. Asam folat, B12, dan protein semuanya mempunyai peran pada struktur hemoglobin. Vitamin A dan C juga memberikan kontribusi dalam absorbs besi.

Prinsip pencegahan terjadinya anemia postpartum adalah perdarahan selama persalinan harus dimaksimalkan dengan penatalaksanaan aktif pada kala tiga. Wanita dengan risiko tinggi mengalami perdarahan harus dianjurkan untuk melahirkan di rumah sakit. Control yang ketat terhadap wanita yang berobat dengan antikoagulan seperti low-molecular-heparin (LMWH) akan meminimalisir kehilangan banyak darah.

Berdasarkan fakta yang didukung dengan berbagai hasil penelitian, menejemen aktif kala tiga merupakan suatu metode yang terbukti untuk menurunkan jumlah kehilangan darah postpartum. HB sebelum persalinan harus dioptimalkan untuk mencegah terjadinya anemia.M. KOMPLIKASI1. Terjadi subinvolusi uteri yang menyebabkan perdarahan (atonia uteri)

2. Infeksi puerperium

3. Berkurangnya pengeluaran ASI

4. Retensio Placenta

5. Perlukaan sukar sembuh

6. Mudah terjadi febris puerpuralis

BAB VIIPENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Segi Biologis :

a. Ny. F (24 tahun), menderita penyakit Anemia Defisiensi Fe ( (dalam pengobatan) b. Pola Hidup Ny. F kurang sehat.2. Segi Psikologis :

a. Hubungan antara anggota keluarga dan anggota masyarakat yang terjalin cukup akrab, harmonis, dan hangat

b. Pengetahuan akan Anemia Defisiensi Fe cukup baik, namun tingkat kesadaran yang masih kurangc. Tingkat kepatuhan dalam mengkonsumsi obat yang baik, mendukung untuk penanganan penyakit.3. Segi Sosial :

Problem ekonomi tidaklah terlalu berpengaruh dalam keluarga ini karena pendapatan di keluarga ini sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan primer sehari-hari.4. Segi fisik :

Rumah dan lingkungan sekitar keluarga Ny. F kurang sehat.

B. SARAN

1. Untuk masalah medis (Diabetes Melitus) dilakukan langkah-langkah :

a. Preventif : Menjaga pola hidup sehat, dari segi makanan b. Promotif : Memberikan edukasi penderita dan keluarga mengenai Anemia Defisiensi besi, pengobatannya,komplikasinya dan cara pengelolaan pola hidup oleh petugas kesehatan atau dokter yang menangani.

c. Kuratif : saat ini penderita sedang menjalani pengobatan.d. Rehabilitatif : mempertahankan rasa kepercayaan diri Ny.SI sehingga terus memiliki semangat dalam mengendalikan penyakitnya dan menjalani aktifitas sehari-hari.DAFTAR PUSTAKABrugnara C, Beris P. Iron therapy. The handbook 2009 Edition;2009;Available from: http://www.anemia.org.com/Bachnas MA, Siswishanto R, Akaff Z. Perbandingan Peningkatan Kadar Hemoglobin Antara Pemberian Besi Sukrosa Intravena Dengan Besi Oral Pada Anemia Postpartum Bagian Obstetri dan Ginekologi Yogyakarta Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada; 2009.

Caughan S. Postpartum anemia: Can Prenatal Suplements Prevent It ? 2009 [Cited 16th November 2010]; Available from: http://www.motherandchildhealt.com/Prenatal/prenatal.htm. Saifudin, A.B. 2002. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. YBP-SP, Jakarta.Prawirohardjo, Sarwono. 2004. Ilmu Kebidanan. YBP-SP, Jakarta.Wolf JR, Rosner MA. Postpartum anemia. Obstetrics and Gynecology. 1953Y, Anggraeni. 2010. Asuhan Kebidanan Nifas. Cendekia Press. YogyakartaLAMPIRAN FOTO

(Gambar 1:Halaman depan rumah) (Gambar 2:Ruang tamu)

(Gambar 3:dapur)

(Gambar 4:Tempat cuci piring)

(Gambar 5:kamar mandi dan wc)

(Gambar 6:Kamar tidur penderita) (Gambarr 7:Kamar tidur orang tua pasien)

(Gambar 8:Tempat TV pasien)

Tn.G

Ny.F

Pintu

Kamar mandi

Ruang Tamu

Teras

Dapur

Ruang makan dan tv

P

i

n

t

u

Kamar tidur utama

Pola makan yang kurang sehat bagi penderita diabetes mellitus

Perdarahan Pasca Melahirkan

Kamar tidur orang tua

Ny. F

24 th

Tn. G

Ny. F 24th

An.E

Cuci piring

P

i

n

t

u

PAGE 36