hipertensi
DESCRIPTION
hipertensiTRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan suatu gangguan pada
pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang
dibawa oleh darah terhambat sampai ke jaringan tubuh (Sustrani, 2006).
Sedangkan menurut Smeltzer dan Bare (2002) hipertensi adalah tekanan
darah dalam batas tidak normal dimana tekanan sistolik di atas 140 mmHg
dan tekanan diastolik di atas 90 mmHg.
Badan penelitian kesehatan dunia WHO tahun 2012 menunjukkan,
diseluruh dunia sekitar 982 juta orang atau 26,4% penghuni bumi
mengidap hipertensi dengan perbandingan 26,6% pria dan 26,1% wanita.
Angka ini kemungkinan akan meningkat menjadi 29,2% di tahun 2025
(WHO, 2012). Jumlah penderita hipertensi di seluruh dunia terus
meningkat. Hipertensi pada tahun 2006 menempati urutan kedua penyakit
yang paling sering diderita oleh pasien rawat jalan Indonesia (4,67%)
(DEPKES; 2008). Pravalensi hipertensi di Indonesia berdasarkan Riset
Kesehatan Dasar (2007) juga menyebutkan bahwa prevalensi hipertensi di
Indonesia berkisar 30% dengan insiden komplikasi penyakit
kardiovaskuler lebih banyak pada perempuan (52%) dibandingkan laki-
laki (48%) (Depkes, 2008). Sementara itu prevalensi kasus hipertensi di
provinsi Jawa Tengah mengalami peningkatan dari 1,8% pada tahun 2006,
menjadi 2,02% pada tahun 2007, dan 3,30% pada tahun 2008. Prevalensi
3,305% artinya dalam setiap 100 orang terdapat 3 orang penderita
hipertensi primer ( Profil Kesehatan Jawa Tengah, 2008).
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Semarang pada tahun 2010
menurut urutan besar penyakit di puskesmas, hipertensi menempati urutan
1
2
ke-1 dengan jumlah penderita sebesar 75.748 penderita. Kejadian penyakit
hipertensi di puskesmas pada tahun 2011 menempati urutan ke-1 dengan
jumlah penderita sebanyak 71,280 orang, penyakit hipertensi di puskesmas
dari tahun ke tahun semakin menurun akan tetapi masih menduduki
peringkat pertama, berdasarkan nilai rekapitulasi data pada tahun 2012
Dinas Kesehatan Kota Semarang penderita hipertensi sebanyak 28,378
penderita, dan yang menduduki tingkat tertinggi penderita hipertensi
adalah di wilayah puskesmas kedungmundu Semarang pada tahun 2012,
dengan usia tersering 15-65 tahun. Jumlah kunjungan dengan keluhan
hipertensi perbulannya rata-rata 430 pasien. Data Puskesmas
Kedungmundu menunjukan bahwa wilayah dengan penderita hipertensi
tertinggi adalah Kelurahan Sambiroto terutama di RW 02.
Hipertensi merupakan penyebab utama gagal jantung, stroke, gagal ginjal.
Sekitar 20% populasi dewasa mengalami hipertensi, lebih dari 90%
diantara mereka menderita hipertensi primer (essensial) dimana tidak
ditentukan penyebab medisnya (Smeltzer & Bare, 2001). Beberapa faktor
dapat menyebabkan terjadinya hipertensi yaitu gaya hidup dengan pola
makan yang salah, jenis kelamin, latihan fisik, makanan, stimulan (zat-zat
yang mempercepat fungsi tubuh) serta stres (Jono, 2009).
Stres berkaitan dengan hipertensi. Prasetyorini (2012) menyatakan bahwa
adanya pengaruh yang signifikan antara tingkat stres terhadap komplikasi
pada penderita hipertensi. Stres merupakan suatu tekanan fisik maupun
psikis yang dapat merangsang anak ginjal dan melepaskan hormon
adrenalin (Gunawan, 2001). Menurut Kozier (2010) stres akan
menstimulasi sistem saraf simpatis yang meningkatkan curah jantung dan
vasokontriksi arteriol, yang kemudian meningkatkan tekanan darah.
Penatalaksanaan farmakologi dan non farmakologi sangat berperan untuk
dapat mengelola stres dengan baik (Hawari, 2008). Dalam pengelolaan
3
stres, yang terpenting adalah bagaimana cara mengelola stres tersebut
(Marliani, 2007). Banyak hal yang dapat dilakukan untuk mengelola stres
salah satunya dengan melakukan upaya peningkatan kekebalan stres
dengan mengatur pola hidup sehari-hari seperti makanan, pergaulan dan
relaksas (Dalimartha, Purnama & Sutraini, 2008).
Berbagai macam tekhnik relaksasi sudah banyak dikembangkan seperti
relaksasi otot, relaksasi kesadaran indera, relaksasi yoga dan relaksasi
hipnosa (Utami, 2002). Salah satu teknik relaksasi yang mudah dilakukan
adalah relaksasi nafas dalam (deep breathing ) (Izzo, 2008).
Relaksasi nafas dalam (deep breathing) pada sistem pernafasan berupa
suatu keadaan inspirasi dan ekspirasi pernafasan dengan frekuensi
pernafasan menjadi 6-10 kali permenit sehingga terjadi peningkatan
regangan kardiopulmonal (Izzo, 2008). Menurut Smeltzer & Bare (2002)
menyatakan bahwa relaksasi nafas dalam dapat meningkatkan alveoli,
memelihara pertukaran gas, mencegah atelektasi paru, mengurangi stres
baik stres fisik maupun emosional. Relaksasi nafas dalam juga akan
membuat individu merasa rileks serta ketenangan dalam hati (Priharjo,
2003).
Penelitian sebelumnya oleh Suwardianto (2011) tentang pengaruh
relaksasi nafas dalam (deep breating) terhadap perubahan tekanan darah
pada penderita hipertensi menunjukan terjadi penurunan signifikan
tekanan darah sesudah dilakukan relaksasi nafas dalam. Peneliti
menyimpulkan bahwa teknik relaksasi nafas dalam dapat menurunkan
tekanan darah pada penderita hipertensi melalui penurunan stres.
Selain relaksasi nafas dalam, relaksasi dengan memasukkan unsur
keyakinan dapat dilakukan oleh siapa saja yang yakin terhadap sesuatu dan
dapat dipraktekkan oleh agama apa saja (Benson, 2000). Hamid (2012)
4
menyatakan adanya hubungan antara unsur keyakinan terhadap stres
dengan mengurangi stres pada wanita single parent. Salah satu bentuk
unsur keyakinan adalah dzikir (Sangkan, 2002). Dzikir merupakan
pengembangan dari respon relaksasi dengan ritme yang teratur disertai
sikap pasrah kepada objek transendensi yaitu Tuhan. Pengulangan kata
atau frase secara ritmis dapat menimbulkan tubuh menjadi rileks
(Sangkan, 2002). Peneliti Kastubi (2011) menyebutkan bahwa relaksasi
dengan dzikir terbukti dapat menurunkan nyeri persalinan kala I.
Studi pendahuluan dilakukan terhadap tiga pasien penderita hipertensi di
Kelurahan Sambiroto Semarang. Hasil studi pendahuluan menunjukkan
67% penderita hipertensi mengalami peningkatan tekanan darah akibat
stres. Upaya yang sudah dilakukan oleh pasien adalah dengan minum obat
anti hipertensi belum pernah melakukan metode penurunan tekanan darah
dengan menggunakan teknik relaksasi. Sehubungan dengan kondisi dan
permasalahan tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
mengenai pengaruh kombinasi relaksasi nafas dalam dan meditasi dzikir
terhadap tekanan darah pada penderita hipertensi di Kelurahan Sambiroto
Semarang.
B. Rumusan Masalah
Penyakit hipertensi sering dikatakan sebagai penyakit yang sulit untuk
disembuhkan, tekanan darah tinggi hanya bisa dikontrol sampai dengan
mendekati batas normal. Salah satu faktor yang dapat menimbulkan
tekanan darah tinggi adalah stres. Salah satu penanganan stres dan
penurunan tekanan darah tinggi bisa dilakukan dengan menggunakan
tekhnik relaksasi nafas dalam dan meditasi dzikir. Berdasarkan uraian
diatas menarik perhatian peneliti untuk melakukan penelitian di RW 02
Kelurahan Sambiroto Semarang dengan judul : pengaruh kombinasi
relaksasi nafas dalam dan meditasi dzikir terhadap tekanan darah pada
penderita hipertensi di Kelurahan Sambiroto Semarang.
5
C. Tujuan penelitian
1. Tujuan umum
Mengetahui pengaruh kombinasi relaksasi nafas dalam dan meditasi
dzikir terhadap tekanan darah pada penderita hipertensi di Kelurahan
Sambiroto Semarang.
2. Tujuan khusus
a. Mendeskripsikan tekanan darah sebelum dan sesudah diberikan
kombinasi relaksasi nafas dalam dan meditasi dzikir terhadap
penderita hipertensi pada kelompok eksperimen di RW 02 Kelurahan
Sambiroto Semarang.
b. Mendeskripsikan tekanan darah setelah dan sesudah diberikan
kombinasi relaksasi nafas dalam dan meditasi dzikir terhadap
tekanan darah pada penderita hipertensi pada kelompok kontrol di
RW 02 Kelurahan Sambiroto Semarang.
c. Membandingkan perbedaan tekanan darah sebelum dan sesudah
pada kelompok eksperimen (kelompok yang diberikan kombinasi
relaksasi nafas dalam dan meditasi dzikir).
d. Membandingkan perbedaan tekanan darah sebelum dan sesudah
pada kelompok kontrol (kelompok yang tidak diberikan kombinasi
relaksasi nafas dalam dan meditasi dzikir.
e. Menganalisis perbedaan perubahan tekanan darah pada kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol.
D. Manfaat penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai
pihak, yaitu:
1. Bagi puskesmas
Penelitian ini dapat dijadikan salah satu intervensi dalam memberikan
asuhan keperawatan pada pasien penderita hipertensi.
6
2. Bagi perawat
Perawat diharapkan mampu memberikan pendidikan kesehatan dan
latihan-latihan tentag kombinasi relaksasi nafas dalam dan meditasi
dzikir, terhadap penderita hipertensi.
3. Bagi ilmu keperawatan
a. Penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi terhadap
pengembangan ilmu keperawatan serta merupakan informasi
dalam memberikan intervensi mandiri keperawatan dalam
menangani pasien penderita hipertensi.
b. Hasil penelitian ini juga dapat dimasukkan dalam kurikulum dan
diintegrasikan mata ajar KMB.
4. Bagi pasien hipertensi
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi keperawatan
mandiri pasien penderita hipertensi.
5. Bagi peneliti
Penelitian ini sebagai sarana untuk menambah ilmu dan wawasan
mengenai pengaruh kombinasi relaksasi nafas dalam dan meditasi
dzikir terhadap penderita hipertensi serta pengaruh terkait teknik
kombinasi relaksasi nafas dalam dan meditasi dzikir dan cara
mengontrol tekanan darah secara sederhana.
E. Bidang ilmu
Penelitian ini masuk dalam bidang ilmu keperawatan medikal bedah dan
ilmu keperawatan komunitas, karena didalamnya mencakup konsep dasar
dari hipertensi di RW 02 Kelurahan Sambiroto Semarang.
F. Keaslian penelitian
Sepanjang pengetahuan penulis belum ada penelitian tentang pengaruh
kombinasi relaksasi nafas dalam dan meditasi dzikir terhadap penderita
7
hipertensi di RW 02 Kelurahan Sambiroto Semarang. Akan tetapi ada
penelitian lain yang memiliki kesamaan variabel dependen dari penelitian
ini dan perbedaan variabel independen yang digunakan antara lan :
Tabel 1.1 Keaslian Penelitian.
No Penelitian/tahun
Judul Desain Hasil
1 Suwardianto/2011
Pengaruh terapi relaksasinapas dalam (deep breathing)terhadap perubahan tekanandarah pada penderitahipertensi di Puskesmas KotaWilayah Selatan Kota Kediri
Penelitian quasieksperimen dengan jenisnon equivalent controlgroup design, denganjumlah sample 44responden dengan teknikresponden based oninclusion on purposivesampling.
Terjadi penurunan yangsignifikan padakelompok eksperimendengan nilai penurunantekanan darah sistolokdan diastolok yengterjadi yaitu 6,2% dan10,75%, yang berartibahwa terapi relaksasinafas dalamberpengaruh terhadapperubahan tekanandarah penderitahipertensi
2 Fuad/ 2011 Pengaruh relaksasi imajinasiterhadap penurunan tekanandarah pada penderitahipertensi di WilayahPuskesmas KrobokanSemarang
Penelitian eksperimentaldengan jenis desain onegroup pretest-posttestdesigen, dengan jumlahsample 18 respondendengan teknik simplerandom sampling
Terjadi penurunan yangsignifikan antaratekanan darah sebelumdan sesudah pemberianteknik relaksasiimajinasi dengan nilaip<0,05
3 Purwati/ 2011 Perbedaan tekanan darahsebelum dan sesudah terapirelaksasi benson pada pasienhipertensi di Wilayah KerjaPuskesmas KarangayuSemarang
Penelitian inimenggunakan eksperimensemu group pre test posttest, dengan jumlah sample71 responden dengantehnik startified randomsampling
Hasil penelitianmenunjukkan adaperbedaan tekanandarah sebelum dansesudah terapi relaksasibenson, dengan selisihrata-rata 5,28% dantekanan darah diastolik2,4%. Perbedaantekanan darah sebelumdan sesudah relaksasibenson menunjukkanperbedaan yangsignifikan dengan nilaip=0,0001 (<0,05).
4 Retnowati/2013
Pengaruh kombinasi relaksasinafas dalam dan meditasidzikir terhadap tekanan darahpada penderita hipertensi diRW 02 Kelurahan SambirotoSemarang
Penelitian inimenggunakan eksperimensemu group pre-test post-test, dengan jumlah sample82 responden denganteknik purposive sampling
Hasil penelitianmenunjukkan adaperbedaan tekanandarah sebelum dansesudah diberikankombinasi relaksasi
8
No Penelitian /Tahun
Judul Desain Hasil
nafas dalam danmeditasi dzikir denganselisih rata-rata tekanandarah sistolik 8,44%mmHg dan reta-ratatekanan darah diastolik5,75% mmHg.Perbedaan tekanandarah sebelum dansesudah diberikanrelaksasi nafas dalammenunjukkanperunahan yangsignifikan p=0.000 (p <0,05).
Hal yang membedakan penelitian sebelumnya dengan penelitian ini adalah
penambahan meditasi dzikir, yang dikombinasikan dengan relaksasi nafas dalam.
Peneliti ingin mengkombinasikan relaksasi nafas dalam dan meditasi dzikir
terhadap tekanan darah pada penderita hipertensi.