hipertensi

24
HIPERTENSI Mardiyati Hasanah 1111013018

Upload: mardiyati-alwi

Post on 18-Nov-2015

25 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

hipertensi

TRANSCRIPT

Hipertensi

HipertensiMardiyati Hasanah1111013018

HipertensiHipertensi adalah keadaan dimana tekanan darah melebihi dari tekanan darah normal, yaitu tekanan sistol melebihi 140 mmHg dan tekanan diastol melebihi 90 mmHg. Dimana tekanan darah normal (optimal) adalah kurang dari 120 mmHg untuk sistol dan 80 mmHg untuk diastol. Pada populasi lanjut usia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg (Sheps,2005) Pada rentang nilai tekanan darah, ada yang disebut dengan prahipertensi yaitu apabila tekanan darah antara 120 dan 139 mmHg untuk sistolik dan 80 dan 89 mmHg untuk diastolik.

Jenis HipertensiBerdasarkan tidak atau diketahui penyebabnya : Hipertensi primer (essensial) Hipertensi primer adalah suatu peningkatan persisten tekanan arteri yang dihasilkan oleh ketidakteraturan mekanisme kontrol homeostatik normal, Hipertensi ini tidak diketahui penyebabnya dan mencakup + 90% dari kasus hipertensi (Wibowo, 1999). Hipertensi sekunderHipertensi sekunder adalah hipertensi persisten akibat kelainan dasar kedua selain hipertensi esensial. Hipertensi ini penyebabnya diketahui dan ini menyangkut + 10% dari kasus-kasus hipertensi. (Sheps, 2005). Hipertensi sekunder : seperti hipertensi vaskular renal, yang terjadi akibat stenosis arteri renalis.

Etiologi hipertensiCorwin (2000) menjelaskan bahwa hipertensi tergantung pada kecepatan denyut jantung, volume sekuncup dan Total Peripheral Resistance (TPR). Maka peningkatan salah satu dari ketiga variabel yang tidak dikompensasi dapat menyebabkan hipertensi. Terjadinya peningkatan denyut jantung, yang dapat terjadi akibat rangsangan saraf simpatis atau hormonal yang abnormal pada nodus SA. Peningkatan denyut jantung juga terjadi akibat hipertiroidisme.

2. Terjadi peningkatan volume sekuncup yang kronis akibat peningkatan volume plasma dalam waktu yang lama. Karena peningkatan volume plasma akan meningkatkan volume diastolik, sehingga meningkatkan volume sekuncup, sehinga tekanan darah meningkat.3. Adanya gangguan penanganan garam dan air oleh ginjal seperti adanya kerusakan pada korteks ginjal dan konsumsi garam yang berlebihan atau hipernatremia

4. Adanya peningkatan Total Peripheral Resistance (TPR), jantung harus memompa secara lebih kuat dan dengan demikian menghasilkan tekanan yang lebih besar, untuk mendorong darah melintas pembuluh darah yang menyempit 5. Adanya gangguan psikis seperti stress dan ketakutan

PatofisiologiAdanya peningkatan aktivitas saraf simpatisMekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak di pusat vasomotor, pada medula di otak. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya norepinefrin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah.

2. Adanya penurunan aliran darah ke ginjal Penurunan aliran darah ke ginjal, menyebabkan pelepasan renin. Renin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intravaskuler. Semua faktor tersebut cenderung mencetus keadaan hipertensi ( Dekker, 1996 )

3. Vasokontriksi akibat stressBerbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsang vasokontriktor. Individu dengan hipertensi sangat sensitif terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi (Corwin,2001) Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai respon rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang mengakibatkan tambahan aktivitas vasokontriksi. Medula adrenal mengsekresi epinefrin yang menyebabkan vasokontriksi. Korteks adrenal mengsekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respon vasokontriktor pembuluh darah.

4. Perubahan struktural dan fungsional pada sistem pembuluh darah perifer bertanggung jawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada lanjut usia. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat, dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah, sehingga curah jantung berkurang dan peningkatan tahanan perifer, yang berujung dengan kompensasi peningkatan tekanan darah.

5. Gangguan pengaturan garam dan air oleh ginjal dan asupan garam tinggiNatrium adalah ion ekstrasel utama di tubuh yang sebagian besar berperan dalam penentuan osmolaritas plasma, memelihara potensial membran, dan potensial konduksi. Ginjal merupakan organ utama yang mengatur kadar natrium plasma, yang menyaring dan kemudian mereabsorbsi minimal 98% natrium natrium yang difiltrasi. Dua persen sisanya direabsorbsi atau diekskresi kedalam urine, yang bergantung pada ada atau tidaknya hormon aldosteron, dimana peningkatan aldosteron meningkatkan reabsorbsi natrium kembali ke darah pada tubulus distal.

Sehingga jika fungsi ekskresi ginjal rusak, maka konsentrasi garam akan meningkat dalam plasma, sehingga menggangu kesetimbangan osmotik plasma yang menyebabkan masuknya air dari interstitial kedalam plasma, sehingga volume caran tubuh meningkat dan menyebabkan peningkatan kerja jantung.

Tanda dan Gejala HipertensiCorwin (2000: 359) menyebutkan bahwa sebagian besar gejala klinis timbul setelah mengalami hipertensi bertahun-tahun berupa : Nyeri kepala saat terjaga, kadang-kadang disertai mual dan muntah, akibat peningkatan tekanan darah intrakranial,Penglihatan kabur akibat kerusakan retina akibat hipertensi, ayunan langkah yang tidak mantap karena kerusakan susunan saraf pusat, Nokturia karena peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerolus, Edema dependen dan pembengkakan akibat peningkatan tekanan kapiler.

DiagnosisPengukuran diagnostik pada tekanan darah dengan sfigmomanometer akan memperlihtkan peningkatan tekanan sistolik dan diastolik jauh sebelum adanya gejala penyakit

Umumnya tanda dan gejala hipertensi :Angka tensi yang tinggiperubahan pada retina, seperti perdarahan, eksudat (kumpulan cairan)pada kasus berat tejadi edema pupil (edema pada diskus optikus) Pusingmuka merahsakit kepalakeluaran darah dari hidung secara tiba-tibatengkuk terasa pegal

Faktor Resiko Hipertensi usia Faktor usia sangat berpengaruh terhadap hipertensi karena dengan bertambahnya umur maka semakin tinggi mendapat resiko hipertensi. Ini sering disebabkan oleh perubahan alamiah di dalam tubuh yang mempengaruhi jantung, pembuluh darah dan hormon.Jenis kelaminJenis kelamin juga sangat erat kaitanya terhadap terjadinya hipertensi dimana pada masa muda dan paruh baya lebih tinggi penyakit hipertensi pada laki-laki dan pada wanita lebih tinggi setelah umur 55 tahun, ketika seorang wanita mengalami menopause

GenetikRiwayat keluarga juga merupakan masalah yang memicu masalah terjadinya hipertensi hipertensi cenderung merupakan penyakit keturunan. Jika seorang dari orang tua kita memiliki riwayat hipertensi maka sepanjang hidup kita memiliki kemungkinan 25% terkena hipertensi Banyak asupan garamMerokokMerokok merupakan salah satu faktor yang dapat diubah, adapun hubungan merokok dengan hipertensi adalah nikotin akan menyebabkan peningkatan tekanan darah karena nikotin akan menuju otak, dan akan bereaksi terhadap nikotin dengan memberi sinyal pada kelenjar adrenal untuk melepas efinefrin (Adrenalin). Hormon yang kuat ini akan menyempitkan pembulu darah dan memaksa jantung untuk bekerja lebih berat .

Selain itu, karbon monoksida dalam asap rokok menggantikan oksigen dalam darah sehingga kadar oksigen jaringan/sel berkurang. Hal ini akan meningkatkan tekanan darah, karena jantung dipaksa memompa untuk memasukkan oksigen yang cukup kedalam organ dan jaringan tubuh.Aktivitas beratAktivitas sangat mempengaruhi terjadinya hipertensi, dimana pada orang yang kuat aktvitas akan cenderung mempunyai frekuensi denyut jantung yang lebih tingi sehingga otot jantung akan harus bekerja lebih keras pada tiap kontraksi. Makin keras dan sering otot jantung memompa maka makin besar tekanan yang dibebankan pada arteri.

StresStress juga sangat erat merupakan masalah yang memicu terjadinya hipertensi dimana hubungan antara stress dengan hipertensi diduga melalui aktivitas saraf simpatis peningkatan saraf dapat menaikan tekanan darah secara intermiten (tidak menentu).

Komplikasi Hipertensi StrokeStroke dapat timbul akibat perdarahan tekanan tinggi di otak, atau akibat embolus yang terlepas dari pembuluh non otak yang terpajan tekanan tinggi. Stroke dapat terjadi pada hipertensi kronik apabila arteri-arteri yang memperdarahi otak mengalami hipertropi dan menebal, sehingga aliran darah ke daerah-daerah yang diperdarahinya berkurang. Arteri-arteri otak yang mengalami arterosklerosis dapat melemah sehingga meningkatkan kemungkinan terbentuknya aneurisma.

Infark Miokard Infark Miokard dapat terjadi apabila arteri koroner yang arterosklerosis tidak dapat menyuplai cukup oksigen ke miokardium atau apabila terbentuk trombus yang menghambat aliran darah melalui pembuluh darah tersebut, yang dikarenakan hipertensi kronik dan hipertensi ventrikel, maka kebutuhan oksigen miokardium mungkin tidak dapat terpenuhi dan dapat terjadi iskemia jantung yang menyebabkan infark. Demikian juga hipertropi ventrikel dapat menimbulkan perubahan-perubahan waktu hantaran listrik melintasi ventrikel sehingga terjadi disritmia, hipoksia jantung, dan peningkatan resiko pembentukan bekuan (Corwin, 2000).

Gagal ginjal Gagal ginjal dapat terjadi karena kerusakan progresif akibat tekanan tinggi pada kapiler-kepiler ginjal, glomerolus. Dengan rusaknya glomerolus, darah akan mengalir keunit-unit fungsional ginjal, nefron akan terganggu dan dapat berlanjut menjadi hipoksia dan kematian. Dengan rusaknya membran glomerolus, protein akan keluar melalui urin sehingga tekanan osmotik koloid plasma berkurang, menyebabkan edema yang sering dijumpai pada hipertensi kronik (Corwin, 2000). Gagal jantungGagal jantung merupakan lanjutan dari penumpukan cairan tubuh akibat gangguan ginjal dan akibat hipertensi berkepanjangan yang mengakibatkan infark miokar yang berujung menjadi gagal jantung atau ketidakmampuan jantung dalam memompa darah yang kembalinya kejantung dengan cepat mengakibatkan cairan terkumpul di paru,kaki dan jaringan lain sering disebut edema. Cairan didalam paru paru menyebabkan sesak napas,timbunan cairan ditungkai menyebabkan kaki bengkak atau sering dikatakan edema (Amir, 2002)

22

EnsefalopatiEnsefalopati dapat terjadi terjadi terutama pada hipertensi maligna (hipertensi yang cepat). Tekanan yang tinggi pada kelainan ini menyebabkan peningkatan tekanan kapiler dan mendorong cairan ke dalam ruang intertisium diseluruh susunan saraf pusat. Neron-neron disekitarnya kolap dan terjadi koma serta kematian (Corwin, 2000).

Terima kasih