hernia pada anak

Upload: fannykinasih

Post on 13-Oct-2015

60 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

hernia

TRANSCRIPT

  • Hernia pada anak

    INGUINAL HERNIA DAN HIDROKEL

    Sejarah

    Perbaikan pertama hernia pada anak dilakukan oleh Celsus, 25 SM, yang

    merekomendasikan pemindahan kantung hernia dan testis melalui insisi skrotum; namun

    demikian, deskripsi akurat pertama kali dikemukakan oleh Pott pada tahun 1756. Czerny

    melakukan ligasi tinggi pada kantung hernia lewat lingkaran luar pada tahun 1877. Ferguson

    merekomendasikan korda spermatikus tidak boleh diganggu selama perbaikan hernia inguinalis

    pada tahun 1899. Pada 1912, Turner mendokumentasikan pada ligasi tinggi dari kantung adalah

    prosedur yang diperlukan pada anak anak umumnya. Herzfield adalah yang pertama kali mengadvokasi pasien bedah perbaikan hernia inguinal pada anak anak pada tahun 1938. Perbaikan awal pada bayi direkomendasikan oleh Ladd dan Gross pada 1941. Konsep eksplorasi

    inguinal bilateral dipromosikan oleh Duckett, Rothenberg, dan Barnett, dari antara yang lainnya.

    Kemajuan dalam perawatan intensif neonatal telah meningkatkan tingkat bertahan hidup bayi

    premature, yang mempunyai insidensi hernia yang tinggi dan resiko komplikasi yang meningkat.

    Kasus ini telah menstimulasi ketertarikan yang besar menimbang waktu operasi dan pemilihan

    anestesi. Dengan kehadiran laparoskopi, banyak yang menentang eksplorasi inguinal bilateral

    secara rutin.

    PRINSIP DAN PEMBENARAN

    Kejadian hernia inguinal congenital berelasi dengan penurunan testis, yang diikuti oleh

    gubernaculums testis yang bersama-sama turun dari posisi di intra abdominal retroperitoneal ke

    skrotum. Factor factor yang mempengaruhi penurunan testis (pengaruh hormone androgen pada fase penurunan abdominal, dan pelepasan hormone local dari nervus genitofemoral pada

    fase penurunan scrotal) diluar dari pembahasan bab ini. Namun demikian, seraya testis melewati

    lingkaran dalam, divertikulum peritoneum ikut tertarik pada permukaan anteromedial yang

    menunjukkan prosesus vaginalis. Pada perempuan, prosesus vaginalis persisten meluas hingga ke

    labia makora dalam kanal Nuck. Lapisan prosesus vaginalis normalnya berfusi pada 90% bayi

    matur, mengobliterasi jalan masuk kanal inguinal dari kavitas peritoneal. Kegagalan obliterasi

    dapat menyebabkan anomali inguinal-skrotal yang bervariasi, termasuk persisten komplit yang

    menghasilkan hernia scrotal, obliterasi prosesus distal dan paten hernia proximal, paten komplit

    dengan pembukaan sempit pada lingkaran internal yang merujuk pada hidrokel komunikans,

    hidrokel kanal nuck pada perempuan atau kanal inguinal pada laki laki, dan hidrokel tunika vaginalis.

  • Presentasi Klinis

    Mayoritas hernia inguinal pada bayi dan anak anak adalah hernia indirek. Laki laki pada umumnya sering terkena dibandingkan dengan perempuan, dengan rasio 9 : 1; 60 %

    terdapat pada sisi kanan sebab nantinya terjadi penurunan testicular dan obliteraso prosesus

    vaginalis pada kanan, 25% terjadi pada sisi kiri dan 15% bilateral. Diagnosis biasanya dibuat

    berdasarkan penonjolan yang tampak pada lipat paha dengan menangis atau ketegangan.

    Pembesaran scrotal dan perubahan ukuran scrotal yang frekuen terjadi menyebabkan transfer

    cairan (atau usus) antara kavitas peritoneal dan kantung mungkin dapat diketahui. Pemeriksaan

    fisik sering dapat mengkonfirmasi observas; namun demikian diagnosis bergantung pada

    visualisasi kejadian yang digambarkan oleh ahli anak atau orang tua.

    Hernia inguinal merupakan hernia beresiko tinggi, terutama pada awal infansi, secara

    sering terjadi komplikasi oleh karena penahanan, biasanya mengarah pada obstruksi intestinal

    dan strangulasi. Pada bayi muda dengan testis yang tidak turun dan berasosiasi dengan hernia,

    testis biasanya beresiko terjadi torsion atau atrofi yang disebabkan oleh kompresi suplai vascular

    oleh kantung hernua yang memenuhi usus dan mengkompresi pembuluh testicular pada level

    lingkaran inguinal internal. Insiden penahanan tertinggi pada pasien termuda, khususnya bayi

    premature dibawah umur 1 tahun, yang mana dilaporkan rate penahanan 31 persen. Rate

    penahanan pada anak anak sampai pada 18 tahun yakni 12 15 %

    Indikasi

    Karena tingginya tingkat komplikasi berasosiasi dengan hernia inguinal, tidak ada tempat

    untuk manajemen konservatif kecuali pada hidrokel isolasi instan dari tunika vaginalis. Riwayat

    alami dari abnormalitas involusi spontan pada 6 12 bulan. Ini masih dapat di observasi selama hidrokel tidak berganti ukuran, semua anomaly inguinal scrotal memerlukan intervensi pembedahan. Sebagai tambahan dari penahanan instan terlihat pada laki laki, perempuan jug a dapat terlihat massa di labia mayora karena sliding hernia dari ovarium dan tuba falopi. Hal ini

    mungkin berasosiasi dengan resiko torsion ovarium dalam kantung hernia.

    ASESMEN PREOPERATIF DAN PERSIAPAN

    Operasi biasanya dilakukan sesaat setelah didapat diagnosis. Usaha untuk mengurangi

    penahanan hernia menggunakan sedasi dan pengurangan manual sukses pada lebih dari 80%

    kasus. Operasi elektif biasanya dilakukan dalam kurun waktu 24 jam dari rate kejadian berkala

    dari penahanan ditemukan lebih dari 15% jika perbaikan tertunda lebih dari 5 hari. Pada kasus

    simpomatik hernia pada bayi premature yang kecil harus segera masuk Rumah Sakit dalam unit

    perawatan intensif neonatal karena penyakit yang lain, perbaikan elektif dilakukan sebelum

    pemberhentian dan atau berat badan lebih dari 2.0 kg. untuk bayi yang didiagnosa setelah keluar

    dari rumah sakit yang membutuhkan bantuan ventilator atau mengalami episode apnea dan atau

    bradikardia pada periode neonatal, perbaikan elektif biasanya ditunda sampai minggu ke 50 dari

    usia konseptual yang terkoreksi. Walaupun sebagian besar bayi dan anak dapat digunakan

    manajemen dengan pengaturan ambulatory, bayi dengan dysplasia bronkopulmonaria, anemia,

    atau yang membutuhkan bantuan ventilator pada saat kelahiran harus di observasi setelah operasi

    perbaikan dalam sebuah observasi yang luas (23 jam) pusat dan episode apnea dan atau

    bradikardi dimonitor.

  • ANESTESI

    Operasi biasanya dilakukan dibawah anestesi umum, walaupun beberapa ahli bedah

    memilih anestesi spinal pada bayi premature. Abdomen bagian bawah, area scrotal inguinal, perineum, dan bagian paha dipersiapkan dengan solusion steril yang telah dipilih dan disapukan

    secukupnya untuk herniotomi.

    OPERASI: PENDEKATAN TERBUKA

    Insisi transverse dibuat di kulit lipatan terbawah inguinal dari sisi yang terkena.

    Seseorang harus waspada terhadap vena epigastrik superficial untuk menghindari perdarahan dan

    ekimoses subsekuen dalam luka superficial dalam periode postoperative. Fasia Scarpa di insisi

    dan fasia obliq external di identifikasi. Fasia oblik eksternal terekspos dan mengusut lateral ke

    ligament inguinal. Ligament inguinal di usut inferior ke cincin inguinal external yang terekspos.

    Hal ini meminimalisir resiko pembukaan kanal inguinal terlalu ke arah medial.

    Setelah cincin inguinal superficial telah teridentifikasi, fasia oblik eksternal dibuka

    superior dalam panjangnya axis dari serat seratnya., perpendicular terhadap cincin, dengan jarak 1 2 cm ( dekat dengan kedalaman cincin inguinal). Perlu perhatian khusus selama melakukan maneuver ini untuk meminimanilisir cedera tanpa sengaja pada saraf ilio-inguinal.

    Dibawah permukaan dari lembaran superior dari fasia oblik eksternal dan otot transversal

    abdomen. Lembaran inferior di mobilisasi bawah ke ligament inguinal. Selama mobilisasi, saraf

    iliohipogastrik dan ilioinguinal dicari lokalisasinya. Otot kremasterik diusik untuk terbuka

    dengan diseksi tumpul pada permukaan anteromedial dari cord dan menyebar untuk mengekspos

    peritoneum yang berkilauan dari kantung hernia indirek.

    Kantung dielevasi anteromedial dan pembuluh spermatic di identifikasi dan secara

    perlahan di-diseksi bebas dari struktur divertikular dari kantung hernia inguinal. Setelah

    pembuluh spermatic dimobilisasi keluar dari kantung, vas deferens dapat terlihat. Vas deferens

    sering dengan ruwetnya mengikuti kantung dan seharusnya tidak dipegang langusung dengan

    forceps atau klamp selama diseksi, karena dapat menyebabkan cedera. Kantung hernia sering

    melebar sampai ke area testicular. Setelah struktur vital teridentifikasi ( pembuluh vas deferens )

    dan dibersihkan lateral, kantung hernia dapat dibagi antara klamps dan diseksi akhiran atas

    superior sampai internal level ( dalam) cincin inguinal. Jangkauan sebenarnya diseksi superior

    diidentifikasi oleh kehadiran dari lemak retroperitoneal pada leher kantung.

    Pada poin ini, kantung dapat dibuka pada akhiran paling distal dan sebuah trocar 3 atau 5

    mm masuk ke dalam abdomen dan diamankan dengan sebuah ikatan untuk meminimalisir

    kebocoran insuflasi. Abdomen di insuflasi dengan CO2, sampai tekanan 8 14 mmHg dan 70 derajat laparoskopi dimasukan ke dalam trokar ke dalam abdomen untuk melihat kebalikan dari

    cincin internal.

    Melihat cincin internal kiri lewat kantung hernia inguinal kanan, dapat dilihat cincing

    internal normal dengan vas deferens medial dan pembuluh korda spermatic lateral. Tidak

    terdapat eviden inguinal hernia. Selagi melihat cincin internal kanan lewat kantung hernia

    inguinal kiri, dapat terlihat sebuah hernia indirek inguinal besar dengan kelemahan dasar

  • inguinal. Ketika hernia kontralateral diketahui, perbaikan yang sama dapat dilakukan pada

    lipatan paha yang berlainan selama anestesi dengan morbiditas terbatas. Teknik ini untuk

    menghindari explorasi kontralateral rutin yang tidak dibutuhkan untuk semua pasien tanpa

    adanya penonjolan pada sisi berlawanan dan membatasi perbaikan pada bayi yang mempunyai

    hernia dapat ditunjukkan oleh laparoskopi. Penulis menggunakan teknik ini pada sebagian besar

    anak anak kurang dari usia 24 bulan. Mengikuti laparoskopi, trokar dipindahkan dan isi dari kantung harus dibuang kedalam

    kavitas peritoneal. Dasar dari kantung mungkin diputar untuk memastikan semua isi dibuang

    semuanya. Jika isi masih terdapat di dalam kantung, harus dicurigai komponen yang bergeser

    dalam dinding posterior dalam kantung. Sliding hernia sering muncul seraya semakin kronisnya

    hernia dengan penonjolan yang sering diketahui untuk periode yang lebih lama dari awal yang

    diharapkan. Secara instans, sebuah viskus biasanya terlihat sebagai komponen dari kantung.

    Kantung mungkin berisi usus sebagian intraperitoneal dan sebagian extraperitoneal. Kandung kemih dapat ditemukan medial dan penggeser sekum mungkin terlihat pada sisi lateral. Pelvis

    kolon mungkin menjadi bagian dari kantung sebelah kiri lateral. Pada perempuan, tuba falopi

    dan uterus dapat menjadi bagian dari komponen penggeser. Diseksi yang tidak baik mungkin

    dapat menyebabkan cedera pada intestinal dan kandung kemih. Hampir serupa, kegagalan

    mengenali komponen penggesek dapat menyebabkan cedera jika ahli bedah berupaya melakukan

    jahitan ligasi tinggi dari kantung dan termasuk viskus dalam jahitan. Perawatan terbaik pada laki

    laki biasanya melibatkan pemisahan pembuluh spermatikus dan vas deferens dari kantung, membuka kantung. Dan secara halus men-diseksi struktur intra-abdominal. Mengikuti

    pengurangan komponen sliding ke dalam abdomen, ligasi tinggi dari kantung pada cincin

    internal dapat dengan aman di atur. Forceps (atau sendok berslot) mungkin dapat diganti pada

    dasar kantung untuk melindungi struktur korda. Leher kantung di transfix dua kali dengan jahitan

    ligature 4/0 (atau 3/0 pada anak lebih tua). Webuah ikatan bebas dihindari karena resiko

    postoperative distensi abdominal dan kemungkinan ikatan bebas dapat tercabut dari peritoneum.

    Jika diseksi sudah cukup, retraksi jahitan ujung kantung hernia ke dalam ruang preperitoneal

    akan terjadi. Akhiran distal dari kantung hernia dibuka pada permukaan anteriornya dan

    kelebihan jaringan di eksisi. Jika terjadi pemisahan hidrokel. Hal ini haru di eksisi pada waktu

    bersamaan. Jika cincin internal besar berlebihan, dapat dikecilkan inferior dari korda dengan

    interupsi 4/0 jahitan material non absorbel ditempatkan di sepanjang fasia transversalis. Dinding

    kanal inguinal biasanya normal dan tidak memerlukan perbaikan spesifik. Selama prosedur, ahli

    bedah harus menghindari cedera pada fasia transvaginalis. Ligasi tinggi pada bayi dengan hernia

    biasanya yang diperlukan hanya itu. Pada kasus jarang terjadi dimana terdapat asosiasi langsung

    hernia inguinal dan cincin internal membesar berlebihan hal ini dapat diperbaiki dengan mengisi

    beberapa non abosorbel jahitan antara conjoined tendon dan beberapa ligament poupart. Jika

    komponen langsung sebagian besar menyusun dinding kanal, sebuah perbaikan ligament cooper

    mungkin jarang dibutuhkan. Testis seharusnya kembali normal ke lokasi intrascrotal pada akhir

    prosedur. Pemberian anestetik local ( contohnya bipivacaine 0,25%, gunakan 0,25 ml/kg per

    hernia memperbaiki sisi dari dosis maksimum 3mg/kg ) bersama dengan saraf ilioinguinal dan

    iliohipogastrik yang mengurangi nyeri post operatif.

    Penutupan luka dicapai dengan interupsi atau jelujur jahitan absorbable 4/0, kira kira le,baran fasia oblik external ke cincin eksternal.

    Fasia scarpa ditutup dengan satu atau dua interupsi jahitan 4/0 absorbable. Ujung kulit

    berlawanan dengan kedia interupsi atau jelujur subkutikular 4/0 atau 5/0 jahitan absorbable. Tepi

    kulit kira kira dengan dressing dermabond pada bayi jika mereka tidak dilatih ke toilet. Secara

  • alternative, penutup strip matisol dan kulit steril (contohnya Steristrips) dan sebuah dressing

    semipermeable adhesive film (contohnya Opsite) diaplikasikan pada anak lebih tua.

    OPERASI: PENDEKATAN LAPAROSKOPIK

    Area abdomen dan lipat paha dipersiapkan dengan solusi steril dan ditutupi dengan linen.

    Sebuah trocar 3 atau 5 mm dimasukkan lewat insisi umbilical dan abdomen di insuflasi dengan

    CO2, sampai tekanan 8 14 mmHg. Sebuah 3 mm atau 5 mm laparaskopi dimasukkan ke dalam abdomen untuk melihat lipat paha untuk kehadiran hernia. Evaluasi untuk indirek, direk, dan

    hernia femoralis dilakukan. Jika tidak ditemukan hernia, prosedur selesai dengan penutupan

    umbilical defek. Jika ditemukan hernia, dua 2 mm atau 3 mm jarum dimasukkan lewat dinding

    abdominal lateral dengan atau tanpa penggunaan trokar untuk menyelesaikan perbaikan. Leher

    kantung ditutupi dengan jahitan 4/0 monofilament pada sebuah inetrupsi atau purse string

    fashion. Instrument dipindahkan bersamaan dengan trokar dan defek umbilical merupakan satu satunya luka tertutup yang terjamin. Kulit kira kira dengan steristips pada semua lika. Durasi prosedur telah dilaporkan kira kirsa 16 menit untuk perbaikan sebelah sisi dan 22 menit untuk perbaikan bilateral. Tingkat kejadiannya 3.4% dengan 7 tahun follow up.

    PERAWATAN POST OPERATIF

    Dengan pengecualian bayi yang membutuhkan observasi tambahan, sebagian besar

    pasien dilepas setelah di operasi setelah 2 jam. Pemberian oral dapat dilanjutkan setelah anak

    bangun. Tylenol dengan codeine digunakan untuk analgesia untuk kira kira 48 jam setelah prosedur. Mandi dapat dilanjutkan pada hari ketiga post operatif. Tidak ada pembatasan aktivitas

    bagi bayi, tapi untuk anak lebih tua tidak boleh bermain sepeda atau aktivitas fisik yang butuh

    tenaga besar sampai nyerinya hilang. Perawatan rutin hernia inguinal biasanya termasuk

    kunjungan ke klinik setelah operasi. Asesmen prospektif untuk pendekatan tradisional

    menunjukkan tidak ada perbedaan dalam kepuasan pada umumnya dengan perawatan yang

    diperoleh ketika follow up di kilinik atau tidak follow up dan sebuah lembaran instruksi.

    Intsruksi akurat postoperative dan akses terbuka kunjungan postoperative ke klinik, khususnya

    untuk keluarga yang harus berperjalanan jatuh.

    HASIL

    Cedera pembuluh spermatic atau vas deferens tidak biasa namun dapat terjadi kira kira 3 per 1000 kasus. Jika vas deferens dibagi, harusnya dapat diinterupsi dengan jahitan 7/0 atau 8/0

    monofilamen. Penggunaan lensa pembesar atau mikroskop operasi dapat meningkatkan akurasi

    perbaikan.

    Perdarahan intraoperatif juga merupakan komplikasi yang jarang kecuali dinding kanal

    lemah dan membutuhkan perbaikan. Cedera lubangh jarum pada pembuluh epigastrik atau vena

    femoralis dapat dikontrol dengan penarikan kembali jahitan dan penekanan langsung.

    Komplikasi postoperative termasuk infeksi luka relative jarang terjadi pada anak, dengan tingkat

    kejadian berulang dilaporkan oleh ahli bedah anak. Dari ini, 80% ditemukan pada postoperative

    tahun pertama. Sebagian besar penyebab hernia inguinal pada anak berulang termasuk: (1)

    kantung hernia hilang atau robekan peritoneal yang tidak dapat dikenal; (2) jahitan rusak ligature

  • pada leher kantung; (3) kegagalan perbaikan (snug) cincin internal inguinal besar; (4) cedera

    pada dinding kanal inguinal, menyebabkan hernia inguinal direk; (5) infeksi parah; (6)

    peningkatan tekanan intra abdominal (pasien dengan ventricular peritoneal shunts dan dialysis ambulatorik peritoneal yang kontinyu); (7) fibrosis kistik dan batuk kronik; dan (8) gangguan

    jaringan ikat (contoh: sindrom ehlers danlos). Setiap ahli bedah menggunakan pendekatan

    perbaikan hernia inguinal rekuren pertama kali lewat tempat sebelumnya. Namun demikian,

    perbaikan preperitoneal (tipe cheatle henry ) atau perbaikan tradisional laparoskopik dapat dipertimbangkan pada kasus tertentu dengan multiple rekuren.

    Hidrokel post operatif mungkin dapat jarang terjadi pada ligasi tinggi dari kantung

    proksimal hernia dan eksisik inkomplit dari porsi distal. Untuk menghindari komplikasi ini,

    aspek anterior dan lateral dari kantung di reseksi parsial. Post operatif hidrokel sering sembuh

    spontan. Jarang terjadi persisten hidrokel jangka lama mungkin membutuhkan aspirasi hidrokel

    dan mungkin hidrocelectomy formal.

    Atrofi testicular telah di observasi setelah operasi dari hernia yang terkurung dan hidrokel

    yang instan, besar, akut dan tegang pada bayi muda, tapi sangat jarang terjadi setelah perbaikan

    hernia tipikal.

    FEMORAL HERNIA

    PRINSIP DAN PEMBENARAN

    Hernia femoral merupakan protrusi dari lemak preperitoneal atau viscus lewat defek

    kanal. Hernia sering terjadi pada region inguinal, khususnya jika penonjolan atau massa terdapat

    di inferior dari ligament inguinalis. Hernia femoral sering dibingungkan dengan limfenodul yang

    bengkak, membesar, dan terinfeksi dekat jungsi saphenofemoral (limfenodul cloquet) hanya

    terletak inferior ligament inguinal. Hernia femoral sering di salah diagnosis dan dirawat sebagai

    hernia inguinalis. Pemeriksaan yang hati hati untuk focus infeksi ekstremitas bawah. Hernia femoral pada umumnya terjadi pada perempuan antara 5 dan 10 tahun. Biasanya, hernia femoral

    dapat ditemukan setelah perbaikan hernia inguinal ipsilateral. Hal ini merepresentasikan hernia

    femoral yang hilang atau kerusakan operatif melibatkan kanal femoral. Beberapa individual

    mengadvokasi penggunaan laparoskopi pada anak dengan hernia inguinal rekuren yang berlanjut

    karena kekhawatiran dari kesalahan diagnosis. Batas anatomi dari kanal femoral dapat dibagi

    menjadi anterior, posterior, lateral, dan medial. Batas anterior melibatkan traktus iliopubis dan

    atau ligament inguinal. Batas posterior termasuk ligament pectineal (coopers) dan fasia iliaka. Batas lateral melibatkan septum jaringan ikat dan vena femoral. Medial, kanal dibatasi dengan

    insersi aponeurotik dari otot abdominis transverses dan fasia transversalis.

    Indikasi

    Adanya hernia femoralis mengindikasikan untuk operasi. Manajemen konservatif

    merupakan kontraindikasi karena resiko dan strangulasi. Penahanan tepian cincin femoralis yang

    tetap menyebabkan awal kompresi jaringan bengkak dan meningkatkan resiko kompromi

    penahanan viseral ketika terjadi.

  • Pilihan Prosedur

    Ada 4 metode perbaikan yang yang mungkin dilakukan pada hernia femoral. (1) prosedur

    ligament infra-inguinal bawah dari langenbeck, (2) perbaikan transinguinal ligament cooper

    (McVay prosedur) (3) perbaikan extraperitoneal abdominal (cheatle-henry) dan (4) perbaikan

    laparoskopi. Walaupun perbaikan hernia hemoral dapat dilakukan dengan endoskopik lewat

    laparoskop pada dewasa dan hanya sedikit dilaporkan pada anak anak, penulis tidak dapat menggunakan teknik ini. Ini mungkin mempunyai peran penting dalam hernia yang terjadi

    rekuren dan secara instant.

    Pendekatan inguinal atau extraperitoneal harus digunakan pada obstruksi strangulasi dan

    instan, namun demikia, semenjak ini jarang terlihat pada bayi dan anak kecil, perbaikan

    infrainguinal bawah diperlukan. Jika hernia inguinal konkomitan terjadi, perbaikan insisi

    inguinal dan McVay direkomendasikan.

    ASESMEN PREOPERATIVE DAN PERSIAPAN

    Pada kasus elektif, bayi atau anak dipertahankan tanpa intak oral untuk 4 6 jam sebelum prosedur yang telah diantisipasi.

    ANESTESI

    Pada kasus elektif, operasi pasien rawat jalan mungkin aman dijalankan. Sedasi ringan

    diberikan preoperative (midazolam 0.5 1.0 mg/kg oral 15 20 menit sebelum masuk kedalam ruang operasi) dab anestesi endotracheal umum dilakukan. Diikuti dengan pembersihan kulit

    secukupnya dari abdomen bawah, area inguinoscrotal (atau labia), paha, dan perineum, kain

    steril.

    OPERASI

    Perbaikan infra-inguinal (Langenbeck) dideskripsikan sebagai pendekatan lain yang

    digunakan untuk seksi hernia inguinal.

    Insisi transverse dibuat pada lipatan kulit diatas massa dari poin yang terletak inferior

    dari tubercle pubis medial, menyebar lateral melewati pulsasi yang dapat teraba pada arteri

    femoral.

    Hemostasis berefek dengan elektrokoagulator dan luka diperdalam untuk mengekspos

    penonjolan kantung hernia. Kantung tertutupi oleh fasia cribform dan lemak di lipat paha dan

    mungkin akan tertumpuk dengan vena femoral dan perluasan ke atas dari ligament inguinal.

    Fasia cribriform dan lapisan lemak diinsisi, mengekspos kantung hernia femoral.

    Ditemukan kantung femoral menonjol keluar kedalam kanal femoral medial ke vena femoral,

    inferior dari traktus iliopubic, diatas ligament cooper dan lateral ke serat reflex dari traktus

    iliopubic. Kantung harusnya di paplasi secara hati hati karena isi viseralnya, dimana harusnya dengan lembut di kurangi lewat defek. Biasanya, ketika penahanan terlihat dan mereduksi susah,

    kantung dilepaskan dengan menginsisi perlahan insersi dari traktus iliopubis sampai ke ligament

    cooper pada tepian medial dari cincin femoral.

    Sering kantung peritoneal kecil; namun demikian, mungkin dapat dipertimbangkan

    jumlah jaringan lemak retroperitoneal pada dasarnya. Kantung dapat dibuka, untuk memastikan

  • reduksi dari isinya) jika terdapat pertanyaan tentang reduksi yang komplit. Perbaikan hernia di

    inisiasi dengan ligasi tinggin dari kantung yang mirip dengan yang untuk hernia inguinal. Hal ini

    dapat dicapai dengan jahitan 3/0 nonabsorbable ligature. Kantung mungkin besar sekali, namun

    demikian, sebuah metode alternative penutupan kantung yakni dengan inverse dan reduksi dari

    kantung yang intak, menempatkan satu atau dua jahitan 3/0 non absorbel benang- dompet jaringan pada level diatas dari defek femoral.

    Perbaikan dari defek femoral difasilitasi dengan memasukan retractor mall untuk

    mengangkat liganmen inguinal superior untuk mengekspos fasia pectineus dan ligament Cooper.

    Jika ini tidak dilakukan, pembuluh femoral mungkin akan terjadi trauma dengan penempatan

    jahitan. Perbaikan Hernia selesai dengan menjahit kedua sturuktur bersamaan, dengan demikian

    obleterasi canal medial femoral ke vena femoral. Semua jahitan diletakan diantara ligament

    Cooper dan ligament inguinal dibawa pengawasan langsung sebelum diikat. Penulis

    menggunakan jahitan material non-absorbable 3/0 pada anak yang lebih tua dan 2/0 jahitan pada

    usia remaja. Perhatian khusus ditujukan untuk menghindari cedera lain pada vena femoral akibat

    jarum atau tekanan saat jahitan diikat. Retraksi lateral lembut pada vena selama jahitan sangat

    berguna. Pendekatan posterior, iliaca external dan vena femoral mudah terlihat dan dapat

    dipertahankan diluar garis jahitan. Sebagai tambahan, seorang dapat memaksimalkan derajat

    penutupan canal femoral tanpa menekan vena. Sebelum menutup, sangat peting untuk

    mengevaluasi kunci paha untuk memasikan tidak adanya hernia lain, secara hernia yang luput

    dapat menyebabkan hernia femoral berulang.Adalah mungkin penutupan dapat diselesaikan

    dengan sedikit penyela, membalikkan jahitan 4/0 yang dapat diserap. Tepi luka kira-kira dengan

    jahitan subkutikular 5/0 absorbable dan kulit ditutup dengan steristrips dan bahan semipermeable

    untuk anak atau dengan penyakit kulit pada bayi yang belum terlatih buang air di toilet.

    Perawatan Postoperative

    Makan melalui mulut dapat dilanjutkan ketika bayi sadar. Acetaminofen dengan codeine

    dapat digunakan untuk control nyeri dalam 24-48 jam. Kebanyakan anak-anak kembali

    beraktivitas seperti biasa setelah beberapa hari. Keluarga dilatih untuk menjaga luka tetap kering

    pada beberapa hari pertama untuk memperkecil komplikasi dari luka. Pada anak lebih tua atau

    remaja, mengindari pertandingan atletik dan bersepeda di nasehatkan setelah nyeri reda.

    Hasil

    Pada banyak kasus, kesembuhan Hernia Femoral diperbaiki sampai tanpa komplikasi.

    Infeksi luka superfisial mungkin dapat timbul dalam 1% kasus dan harus diketahui dengan

    segera dan luka yang terbuka atau pemberian antibiotic oral harus segera diberikan segera untuk

    mencegah kemungkinan perluasan dari infeksi tertutup ke lapisan yang lebih dalam. Perdarahan

    pada luka jarang diamati dan dapat dikarenakan oleh kerusakan pada percabangan vena femoral

    yang tidak diketahui.

  • Nyeri dan pembengkakan kaki ipsilateral disebabkan oleh hasil penekanan dari iliaka

    atau vena femoral, yang mana dapat disingkirkan atau diperkecil oleh perhatian yang teliti

    sementara penjahitan pembetulan Hernia seperti yang telah ditulis di atas.

    Sejak Hernia Femoral jarang terdapat pada anak-anak, data mengenai kambuh kembali

    tidak tersedia. Keadaan kambuh rata-rata 1-2% pada anak dapat diharapkan. Pada kejadian yang

    terjadi berulang kali, seorang harus bertindak dalam hal Hernia. Beberapa mengadopsi

    pendekatan preperitoneal untuk penyembuhan dalam kaitan meningkatnya rata-rata dari kambuh

    sekunder. Karena kambuh dapat mengakibatkan kelumpuhan lokalisasi, dan penaksiran ulang

    secara langsung dari lapisan terlamah mungkin tidak tepat, penggunaan prosthetic buttress

    mungkin menjadi indikasi. Pendekatan posterior akan menghindari operasi ulangmelalui lokasi

    pembedahan sebelumnya, harus mengevaluasi dan eksklusi dari semua panggkal paha yang

    mengalami kerusakan Karena hernia, fasilitasi perbaikan dengan memudahkan pandangan dari

    ligament Cooper dan traktus iliopubic, dan jika buttress prosthetic yang dipilih, diperbolehkan

    distribusi sejajar dari tekanan intra-abdominal menuju ke tambalan prosthetic.

    Hernia Umbilikal

    Prinsip dan Pembenaran

    Hernia Umbilikal sering ditemukan pada bayi dan anak-anak. Kanutung hernia menonjol

    keluar melalui kerusakan pada cincin umbilical sehubungan dengan kegagalan obliterasi yang

    sempurna di lokasi dimana pembuluh darah umbilical bergabung dengan plasenta selama

    kehamilan.

    Kira-kira 20% dari neonates matur mungkin memiliki ketidak sempurnaan penutupan

    cincin umbilical saat lahir. Bagaimanapun 75-80% bayi premature berbobot 1,0kg dan 1,5kg

    mungkin menunjukan adanya hernia umbilical saat lahir. Hernia umbilical sangat sering pada

    perempuan dibandingkan dengan laki-laki. Anak laki-laki kulit hitam lebih tinggi kejadiaannya

    dari pada kulit putih.

    Umbilikal yang menonjol menjadi sangat jelas saat menangis atau berteriak, ataupun saat

    buang air besar, dan mengakibatkan kantungmenonjolan sekali dan, sesaat, isi kedalam melalui

    cincin. Penonjolan hernia mengubah adherent peritoneum kedalam kulit dari umbilical. Hernia

    sering kali menyebabkan orang tua gelisah dan frekuensi permintaan untuk operasi perbaikan

    pada awal masa kecil.

    Walaupun perputusan atau penahanan dari suatu hernia umbilical terjadi, ini sangat

    jarang terjadi pada pengalaman penulis. Hernia jarang menjadi penyebab nyeri atau symptoms

    lain. Hampir 80% dari Hernia Ubilikal akan mengalami penurunan dalam ukuran dan secara

    spontan mendekati usia 4-5 tahun. Hati-hati konseling biasanya dapat meredakan kepanikan dan

    ketakuatan yang tidak diperlukan orang tua.

  • Indikasi

    Sebagian besar Hernia dengan seriko sangat rendah yang menutup spontan, ini aman

    untuk menunggu anak hingga berusia 4 tahun sebelum melaksanakan perbaikan. Berbeda,

    kerusakan yang berdiameter lebih dari 1,5-2,0cm jarang tertutup sendiri. Sejak adanya resiko

    yang siknifikan dari komplikasi, termasuk penahanan dan keadaan terguncang pada dewasa

    dengan hernia umbilical, kerusakan hernia tersebut tidak akan tertutup hingga 4-5 tahun harus

    memilih perbaikan. Kerusakan dari Umbilikal juga dapat diperbaiki pada anak dibawah 4 tahun

    dengan cincin lebih dari 1,5-2,0 cm, dimana dengan anastesi general sebagai antisipasi untuk

    kondisi lain.

    Asesmen Preoperatif dan Preoperasi

    Anak dengan tanpa memiliki asupan selama 6 jam sebelum waktu melakukan prosedur.

    Operasi dapat berjalan lancar pada pasien. Hati-hati persiapan pada hal-hal yang diperlukan kulit,

    seperti umbilicus sering pada permukaan debris, lint, dll, dan selalu tidak harus selalu amat

    bersih. Pembersihan preoperative dengan kapas yang menggunakan stik sangat membantu.

    Anestesi

    Setelah pelaksanaan preoperative ringan dengan sedative, prosedur dilakukan dengan

    general anastesi via inkubasi endotracheal atau masker laryngeal.

    OPERASI

    Setelah persiapan kulit dan aplikasi dari linen steril, insisi yang berlekok (smile) dibuat

    pada lipatan alami kulit segera dibawah umbilicus. Supraumbilikal insisi juga dapat diterima,

    khususnya jika ditemukan defek supraumbilikal. Penempatan 4 kuadran traksi oleh asisten pada

    dinding abdominal dan traksi sedikit ke atas dari defek menmberikan tempat seleksi insisi. Insisi

    berliku tipikal tidak boleh melebihi 180 derajat.

    Jaringan subkutaneus di insisi dan titik pendarahan dikontrol dengan ujung

    electrocoagulator. Dengan traksi atas pada tepian dalam dari bibir atas insisi, diseksi dilakukan

    ke bawah bersama dengan kantung sampai ke level fasia dinding abdominal anterior. Dengan

    diseksi tumpul menggunakan klemp nyamuk, bidang dikembangkan pada kedua sisi dari

    kantung, diperpanjang superior untuk memperoleh control dari seluruh lingkaran kantung. Isi

    dari kantung harus direduksi ke dalam kavitas peritoneal. Jika kantung besar, ahli bedah dan

    asisten menempatkan jari telujuk ke defek kulit untuk menahan kantung di tempat dia melekat

    pada kulit. Kantung di diseksi bebas dari perlengketannya dengan kulit, mempertahankan kulit

    umbilikalis untuk umbilicoplasty. Pemisahan kantung membutuhkan trnaseksi dekat kulit untuk

    mempertahankan umbilicus untuk tujuan kosmetik.

  • Setelah kantung diangkat seluruhnya oleh klemp nyamuk untuk mempertahankan control

    dari pinggir defek dan perlunya visualisasi langsung selama penempatan dari jahitan untuk

    mencegah cedera visceral. Kantung dibuka dan diidentifikasi dan di insisi untuk memberikam

    penempatan bagi jahitan yang dimulai dari sudut paling jauh dari ahli bedah. Jahitan kontinyu

    atau di interupsi dengan non absorbable 3/0 (bayi dan anak kecil) atau 2/0 ( anak lebih tua dan

    remaja) ditempatkan. Jahitan di elevasi untuk mempertahankan traksi ke atas pada dinding

    abdominal seraya jahitan lain ditambahkan lagi. Jahitan traksi juga dapat ditempatkan di sudut

    transvers luka dekat dengan operator yang menawarkan eksposur lebih jelas dari sisa kantung

    yang telah di eksisi dan jahitan ditempatkan sana. Jika banyak jaringan redundant di temukan

    atau lapisan jaringan inisial terlihat tipis, lapisan fasia dapat menutupi diatas garis awal

    perbaikan dengan jahitan interupsi atau kontinyu absorbable.

    Umbilicoplasty dilakukan untuk tujuan kosmetik dengan membalikkan permukaan bawah

    kulit umbilical yang berlebihan sampai ke fasia dinding abdominal anterior dengan interupsi

    jahitan 4/0 absorbable. Sisa dari peritoneum pada kantung umbilical yang adheren dengan kulit

    dapat ditinggalkan, dieksisi, atau di kateterisasi. Pada anak dengan hernia protuberan yang sangat

    besar dengan sisa kulit berlebihan mengikuti pemindahan kantung dan penutupan fasial,

    umbilicoplasty terkadang bias membuat frustasi pada ahli bedah dan pasien. Volume dan variasi

    dari material harafiah pada perbaikan defek umbilical memperlihatkan fakta bahwa tidak adanya

    pendekatan yang ideal. Manajemen kulit umbilical yang berlebihan dapat di selesaikan

    menggunakan beberapa metode seperti purse-stringing, prosedur kemajuan komplikasi V-Y, 4

    equilateral triangular penutup kulit, atau Mercedes benz umbilicoplasty.

    Luka menutup dengan beberapa jahitan interupsi, terbalik 4/0 absorbable pada fasia

    subkutaneus. Pinggiran kulit yang berlawanan dengan jahitan berjalan subkutikular. Dressing

    dermabond dapat diaplikasikan atau gunakan dressing steristrips dan opsite pada pasien lebih

    tua.

    PERAWATAN POSTOPERATIF

    Cairan oral dapat diberikan ketika bayi dan anak dalam keadaan sadar. Acetaminophen

    dengan codeine digunakan untuk control nyeri 24 48 jam. Aktivitas postopoeratif di restriksi mirip dengan perbaikan hernia inguinal.

    HASIL

    Komplikasi tidak biasanya terjadi dan terbatas pada infeksi luka ( !%) atau jarang terjadi

    jematoma luka. Cedera kandung kemih adalah komplikasi terjarang. Rekuren juga jarang terjadi,

    dan hal itu sering terjadi tipikal pada anak yang berasosiasi dengan komorbiditi seperti dialysis

    peritoneal ambulatory jangka panjang, shunts peritoneal ventricular, atau gangguan jaringan ikat.

    HERNIA SUPRAUMBILICAL DAN EPIGASTRIK

    PRINSIP DAN PEMBENARAN

    Sejumlah defek mungkin di observasi sepanjang linea alba antara prosesus xyphoideus

    dan umbilicus. Kegagalan dari fiksasi batas medial otot rectus abdominis pada linea alba

  • menyebabkan defek penonjolan yang besar- diastasis rekti- dimana secara virtual tidak punya

    konsekuensi dan sembuh spontan seraya linea alba menjadi struktur yang kuat.

    Hernia epigastrik biasanya terjadi pada midepigastrium. Defek yang sebenarnya kecil, namun

    demikian simptomatik. Lemak preperitoneal dapat tertahan dan menyebabkan nyeri. Pada

    beberapa kasus massa yang lembek dari jaringan lemak yang tertahan dapat di palpasi pada

    defek. Semenjak hernia epigastrik tidak menutup spontan dan biasanya simptomatik, mereka

    seharusnya terperbaiki pada dasar elektif. Secara defek hernia mungkin kecil, bijaknya untuk

    menandai kulit pada atas dari tempat yang sebenarnya sebelum operasi dengan anak bangun dan

    dalam posisi berdiri sebeleum prosedur.

    ASESMEN PREOPERATIF DAN PERSIAPAN

    Persiapan dapat dilakukan pada pasien rawat jalan.

    ANESTESI

    Anastesi umum yang biasanya dibutuhkan. Abdomen dipersiapkan dengan solusion

    pembersih dan kain steril diletakkan.

    OPERASI

    Insisi transverse atau vertical dibuat langsung diatas area yang ditandai yang

    mengidentifikasikan tempat defek hernia, atau, pada kasus ini, defek supraumbilikal, insisi

    kerutan supraumbilikal dilakukan untuk kosmetik maksimal.

    Hemostasis dikontrol dengan elektrocoagulator. Sering kantung tidak dapat diidentifikasi

    segera pada hernia epigastrik. Massa lemak yang menonjol lewak defek di linea alba di observasi

    dan di jahit ligasi dan di eksisi atau dibalikkan dan direduksi ke dalam ruang preperitoneal.

    Defek kecil diperbaiki dengan jahitan 3/0 absorable. Penutupan luka dicapai dengan

    jahitan subkutikular 5/0 absorbable, dan pinggir kulit kira kira dengan kedua dressing, yakni steristrips atau dermabond.

    PERAWATAN POST OPERATIF

    Perawatan post operatif mirip dengan yang dijelaskan pada hernia umbilical.