hepatitis b
DESCRIPTION
hepatitis in pregnancyTRANSCRIPT
Hepatitis B
Hepatitis B adalah suatu hepadnavirus DNA yang merupakan kausa utama hepatitis akut
dan sekuele seriusnya, yaitu hepatitis kronik, sirosis dan karsinoma hepatoselular. WHO
menganggap hepatitis B merupakan karsinogen manusia tersering kedua setelah tembakau. Telah
dikenali beberapa penanda imunologis untuk hepatitis B pada pasien dengan penyakit akut atau
kronik, pada mereka yang pernah terjangkit dan sekarang kebal, dan pada pembawa kronik.virus
hepatitis B, antigen inti (HBcAg), antigen permukaan (HBsAg), antigen e (HBeAg), dan
antibody-antibodinya semua dapat dideteksi dengan berbagai teknik. Virus ini bersifat unik
karena konsentrasi antigen dan partikel virus dalam serum dan cairan tubuh lain dapat mencapai
10 triliun per milliliter.
Infeksi hepatitis B terutama terjadi pada pemakai obat terlarang intravena, homoseks,
petugas kesehatan, dan pasien yang sering mendapat produk darah, misalnya pengidap
hemophilia. Virus ditularkan melalui darah atau produk darah yang terinfeksi, serta air liur,
sekresi vagina, dan semen. Karena itu penyakit ini adalah penyakit menular seksual.
Setelah infeksi oleh hepatitis B, penanda virologist pertama adalah HBsAg. Infeksi
didiagnosis dengan mendeteksi HBsAg dalam serum. Walaupun HBeAg hampir selalu ada pada
awal hepatitis akut, namun persistennya menunjukan infeksi kronik. Sekitar 90% orang yang
menderita hepatitis B akan sembuh sempurna.
Hepatitis B pada Kehamilan
Baik prevalensi maupun perjalanan penyakit infeksi hepatitis B pada ibu, termasuk
hepatitis fulminan, tidak berubah oleh kehamilan, paling tidak di negara-negara maju. Terapi
bersifat supportif, dan seperti pada hepatitis A, kemungkinan kelahiran preterm meningkat.
Penularan Virus transplasental dari ibu kepada janin menyebabkan hepatitis akut tetapi
bukan seropositivitas kronik. Pada infeksi akut ditrimester pertama, 10% janin terinfeksi, dan
ditrimester ketiga angka ini menjadi 80-90%. Pada infeksi ibu yang kronik, penularan perinatal
adalah melalui ingesti bahan terinfeksi saat pelahiran, sebagai contoh melalui ASI. Sebagian bayi
yang terinfeksi tidak memperlihatkan gejala, yang lain mengalami penyakit fulminan, dan
hampir 85% menjadi pembawa kronik. Penularan vertikal berkaitan erat dengan status HBeAg
ibu. Ibu dengan antigen permukaan dan antigen e hepatitis B kemungkinan besar menularkan
penyakit kepada janinnya, sedangkan mereka yang negative untuk antigen e tetapi positive untuk
antibodi anti HBe tampaknya tidak menularkan infeksi.
Mencegah Infeksi pada Neonatus
Centers fordisease control (1990) memperkirakan bahwa di Amerika Serikat pada tahun
1987 lahir sekitar 18.000 bayi dari ibu positif HBsAg. Tanpa imunoprofilaksis yang diberikan
saat lahir, hampir 4000 akan terinfeksi kronik oleh hepatitis B. Infeksi pada neonatus yang
ibunya merupakan pembawa virus kronik biasanya dapat dicegah dengan memberikan
immunoglobulin hepatitis B secara langsung setelah lahir, diikuti langsung vaksin hepatitis B.
Ibu beresiko tinggi yang pemeriksaan antigennya negatif dapat diberi vaksin selama
hamil. Pada wanita hamil seroproteksi pada wanita hamil lebih rendah daripada ibu yang tidak
hamil. Bagi wanita yang hasil ujinya positif, anak harus diberi immunoglobulin hepatitis B dan
vaksin rekombinan. Dosis vaksin kedua dan ketiga dibeikan pada usia 1 dan 6 bulan.