sap hepatitis b

Upload: uswatun-khasanah

Post on 10-Oct-2015

423 views

Category:

Documents


44 download

DESCRIPTION

makalah hepatitis

TRANSCRIPT

SATUAN ACARA PENYULUHAN IMUNISASI HEPATITIS B

DI KELURAHAN WONOKUSUMO, SURABAYA

KELOMPOK 3 KELAS A2:1. Viky Romantisa Putra

131211132. Firda Isnantri

131211133. Wahyu Hanung Prasetyo

131211134. Mirna Lidyana

131211135. Ria Fitriani

131211136. Nurul Istiqomah

131211137. Elfrida Kusuma Putri

131211138. Dimas Hadi Prayoga

131211139. Rizki Dwi Cahyono

1312111310. Uswatun Khasanah

13121113110911. Aisyah Fauziah A.

13121113201712. Sevina Ramahwati

131211132054PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERSFAKULTAS KEPERAWATANUNIVERSITAS AIRLANGGA

2014

SATUAN ACARA PENYULUHANTopik

: Vaksinasi Hepatitis B

Hari/tgl: Rabu, 10 September 2014

Tempat: Balai RW Kelurahan Wonokusumo

Pelaksana: Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga

Waktu

: Pukul 08.00-08.30 WIB

I. Tujuan

a. Tujuan Instruksional UmumSetelah mengikuti kegiatan penyuluhan ini diharapkan warga mampu memahami tentang vaksinasi hepatitis B dan pentingnya melakukan vaksinasi hepatitis B.

b. Tujuan Instruksional Khusus

1. Peserta Penyuluhan Mengerti Pengertian Hepatits B2. Peserta Penyuluhan Mengerti Penyebab Penyakit Hepatitis B3. Peserta Penyuluhan Mengerti Manifestasi Klinis Penyakit Hepatitis B4. Peserta Penyuluhan Mengerti Cara Penularan Penyakit Hepatitis B5. Peserta Penyuluhan Mengerti Komplikasi Penyakit Hepatitis B6. Peserta Penyuluhan Mengerti Pengertian Vaksinasi Hepatitis B7. Peserta Penyuluhan Mengerti Tujuan dan Manfaat Vaksinasi Hepatitis B8. Peserta Penyuluhan Mengerti Waktu dan Frekuensi Vaksinasi Hepatitis B9. Peserta Penyuluhan Mengerti Efek Samping Vaksinasi Hepatitis B dan Cara Penanganannya10. Peserta Penyuluhan Mengerti Indikasi, Kontraindikasi, dan Tempat mendapatkan Vaksinasi Hepatitis BII. SasaranIbu rumah tangga kelurahan Wonokusumo khususnya yang memiliki anak yang akan divaksinasi hepatitis B.III. Materi

1. Pengertian Hepatitis B2. Penyebab Hepatitis B3. Manifestasi Klinis Hepatitis B4. Cara Penularan Hepatitis B5. Komplikasi Hepatitis B6. Pengertian Vaksinasi Hepatitis B7. Tujuan dan Manfaat Vaksinasi Hepatitis B8. Waktu dan Frekuensi Pemberian Vaksinasi Hepatitis B9. Efek Samping Vaksinasi Hepatitis B dan Cara Menanganinya10. Indikasi dan Kontraindikasi Vaksinasi Hepatitis B11. Cara Pemberian Vaksinasi Hepatitis BIV. Metode

1. Ceramah2. Tanya jawabV. Media

1. Power Point2. Leaflet VI. Setting

= Fasilitator

= Peserta penyuluhan

= Penyuluh

= Moderator

= Observer

= Media

VII. Kegiatan PenyuluhanNoTahan dan WaktuKegiatan PendidikanRespon Peserta

13 menitPembukaan:

1. Mengucapkan salam

2. memperkenalkan diri

3. Menyampaikan tujuan dan maksud dari penyuluhan

4. Menyebutkan materi penyuluhan yang akan diberikan

5. Menjelaskan kontrak waktu dan mekanisme kegiatan1. Menjawab salam

2. Mengenal penyuluh3. Mengerti tujuan dan maksud dari penyuluhan4. Mengetahui apa yang akan disampaikan5. Mendengarkan materi penyuluhan yang diberikan

215 menitPelaksanaan

1. Menggali pengetahuan dan pengalaman peserta mengenai vaksinasi hepatitis B2. Menjelaskan materia. Pengertian penyakit hepatits B

b. Penyebab hepatitis B

c. Tanda dan gejala hepatitis B

d. Cara penularan hepatitis B

e. Komplikasi hepatitis B

f. Pengertian vaksinasi hepatitis B

g. Manfaat dan tujuan vaksinasi hepatitis B

h. Waktu dan frekuensi vaksinasi hepatitis B

i. Efek samping vaksin hepatitis B dan cara menanganinyaj. Kontraindikasi vaksin hepatitis B1. Mendengarkan, memperhatikan serta berperan aktif dalam kegiatan2. Memperhatikan dan mendengarkan materi penyuluhan yang disampaikan

310 menitDiskusi/ Tanya Jawab dan Evaluasi1. Memberikan kesempatan peserta penyuluhan untuk mengajukan pertanyaan mengenai materi yang belum dipahami

2. Menjawab pertanyaan yang diajukan peserta penyuluhan

3. Menanyakan kembali materi yang telah disampaikan

4. Penyuluh menyimpulkan materi yang sudah disampaikan1. Peserta penyuluhan mengajukan pertanyaan mengenai materi yangbelum difahami

2. Mendengarkan dan memperhatikan jawaban penyaji mengenai pertanyaan peserta penyuluhan

3. Para peserta penyuluhan menjawab pertanyaan yang diajukan oleh penyaji

4. Para peserta penyuluhan mendengarkan kesimpulan materi yang disampaikan

42 menitTerminasi

1. Mengucapkan terima kasih

2. Mengucapkan salam

3. Tim penyuluh membagikan leaflet kepadfa peserta penyuluhan1. Peserta mendengarkan

2. Menjawab salam

3. Menerima leaflet yang dibagikan tim penyuluh

VIII. Pengorganisasian1. Pembimbing Akademik: Ilya Krisnana, S. Kep, Ns2. Penyuluh

: Ria Fitriani

: Rizki Dwi Cahyono

3. Moderator

: Dimas Hadi Prayoga4. Fasilitator

: Viky Romantisa Firda Isnantri

Nurul Istiqomah

Mirna Lidyana

5. Observer

: Sevina Ramahwati Elfrida Kusuma Putri

Aisyah Fauziah

6. Notulen

: Uswatun Khasanah Wahyu Hanung Prasetyo

IX. Job DescriptionNoPeranUraian TugasKriteria PenilaianSkoring

1.Moderator1. Membuka acara dan menyampaikan maksud serta tujuan kegiatan penyuluhan.

2. Menjelaskan kontrak waktu dan mekanisme kegiatan.

3. Memandu sesi diskusi/ Tanya jawab.

4. Melakukan evaluasi hasil tentang materi yang telah disampaikan.

5. Menutup acara penyuluhan.1. Suara cukup keras dan jelas.

2. Ada kontak mata dengan seluruh peserta.3. Membuka acara dan mengucapkan salam.

4. Menjelaskan kontrak waktu.

5. Memandu acara sesuai kontrak waktu yang disepakati.

6. Memandu sesi diskusi/ Tanya jawab secara interaktif

7. Melakukan evaluasi hasil pada peserta.

8. Menutup acara dan menampaikan salam.

2.Penyuluh1. Menggali pengetahuan peserta tentang vaksinasi hepatitis B.2. Menjelaskan materi penyuluhan.

3. Menjawab pertanyaan yang diajukan oleh peserta penyuluhan.1. Suara cukup keras dan jelas.2. Tidak terlalu cepat atau lambat dalam menyampaikan materi.

3. Ada kontak mata dengan seluruh peserta.

4. Menyampaikan salam.

5. Menggali pengetahuan peserta tentang vaksinasi hepatitis B.

6. Menyampaikan materi sesuai SAP.

7. Menanyakan kembali materi yang telah disampaikan kepada peserta.

3.Fasilitator1. Meminta tanda tangan peserta yang hadir (absensi)2. Membantu moderator dalam mengajukan pertanyaan untuk evaluasi hasil.

3. Memfasilitasi peserta untuk aktif bertanya.

4. Membagikan leaflet.1. Meminta tanda tangan peserta yang hadir (absensi).2. Tidak hanya berdiri di satu tempat, melainkan keliling diantara peserta.

3. Memfasilitasi peserta untuk bertanya.

4. Membantu moderator pada saat melakukan evaluasi kriteria hasil.5. Membagikan leaflet bagi peserta.

4.Observer1. Mengawasi jalannya acara.2. Mencatat proses kegiatan penyuluhan disesuaikan dengan rencana kegiatan pada SAP.

3. Mencatat situasi pendukung dan penghambat proses kegiatan penyuluhan.

4. Menyusun laporan dan menilai hasil kegiatan penyuluhan.1. Mengawasi jalannya acara.2. Mencatat proses kegiatan penyuluhandari awal sampai akhir dan disesuaikan dengan rencana pada SAP.

3. Mencatat pertanyaan yang disampaikan peserta.

4. Mencatat situasi pendukung dan penghambat proses kegiatan.

5. Menyusun laporan dan menilai hasil kegiatan penyuluhan

Keterangan:

Jawaban: YA = 1

TIDAK = 0

Cara skoring: Jumlah jawaban YA x 100%

Jumlah soal

Kriteria: 0 50% = Kurang

51 100% = BaikX. Kriteria Evaluasi1. Evaluasi Struktur1) Peserta hadir dalam kegiatan penyuluhan.

2) Kontrak waktu dan tempat diberikan 1 hari sebelum acara dilaksanakan.

3) Pembuatan SAP, leaflet dan power point dilakukan 1 minggu sebelumnya.

4) Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelum dan saat penyuluhan dilaksanakan.

2. Evaluasi Proses

1) Peserta antusias terhadap materi penyuluhan.

2) Peserta mendengar dan memperhatikan penyuluhan.

3) Peserta tidak meninggalkan tempat sebelum kegiatan selesai.

4) Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan SAP yang telah disusun.

5) Pengorganisasian berjalan sesuai dengan job description yang telah disusun.

3. Evaluasi Hasil

1) Peserta yang datang sejumlah 20 orang atau lebih.

2) Acara dimulai tepat waktu.

3) Peserta mampu menjawab dengan benar 75 % dari pertanyaan penyuluh.MATERI PENYULUHAN

A. Pengertian Hepatitis B

Hepatitis B merupakan tipe hepatitis yang berbahaya. Penyakit ini lebih sering menular dibandingkan hepatitis jenis lainnya. Hepatitis B (VHB) ini bisa menjadi acut atau kronis dan dapat pula menyebabkan radang hati, gagal hati, serosis hati, kanker hati, dan kematian (Ling dan Lam, 2007). Hepatitis B disebut juga hepatitis serum atau hepatitis inkubasi jangka panjang. Penyakit ini disebabkan virus hepatitis B (VHB) yang termasuk dalam golongan Hepadna viridae, yaitu golongan virus yang hanya dapat menginfeksi manusia dan simpanse. Saat ini di Indonesia, hepatitis B termasuk dalam kelompok 10 besar penyakit penyebab kematian. Angka kejadian hepatitis B di Indonesia merupakan yang tertinggi diantara jenis hepatitis lain. Hal ini disebabkan kesadaran masyarakat untuk melakukan vaksinasi hepatitis virus hepatitis B masih rendah. B. Penyebab Hepatitis BHepatitis B disebabkan oleh Virus hepatitis B (VHB). VHB adalah family hepadna virus, diameter 42-nm, kelompok virus DNA hepatotropik nonsitopatogenik. HBV mempunyai genom DNA sirkuler, sebagian helai ganda tersusun sekitar 3.200 nukleotid. Empat gena telah dikenali: gena S, C, X, dan P. Permukaan virus termasuk dua partikel yang ditandai antigen hepatitis B permukaan (hepatitis B surface antigen P [HBsAg] = partikel sferis diameter 22-nm dan partikel tubuler lebar 22-nm dengan berbagai panjang sampai mencapai 20-nm. Bagian dalam virion berisi antigen core hepatitis B (hepatitis B core antigen [HBcAg] dan anti gen nonstructural disebut hepatitis B e antigen (HBeAg) antigen larut-nonpartikel berasal dari HBcAg yang terpecah sendiri oleh proteolitik. Replikasi HBV terjadi terutama dalam hati tetapi juga terjadi dalam limfosit, limpa, ginjal dan pancreas.Seseorang dapat saja mengidap VHB, tetapi tidak disertai dengan gejala klinik ataupun tidak tampak adanya kelainan dan gangguan kesehatan. Orang tersebut merupakan pembawa atau sering disebut dengan istilah carrier. Carrier dapat terjadi karena individu yang bersangkutan mempunyai pertahanan tubuh yang baik atau karena VHB yang mengalami perubahan sifat menjadi tidak aktif. HVb yang tidak aktif menyebabkan mekanisme pertahanan tubuh tidak dapat mengenalinya sebagai musuh sehingga system imun tidak melakukan perlawanan. Suatu saat jika pertahanan tubuh individu yang bersangkutan melemah atau VHB berubah menjadi aktif kembali maka individu tersebut menunjukkan gejala klinik hepatis. Carrier jumlahnya relative lebih banyak dan berpotensi menularkan. Sebagian besar orang yang terinfeksi virus ini akan sembuh dan hanya sebagian kecil saja yang langsung meninggal karena terinfeksi berat atau karena daya tahan tubuhnya sangat rendah. Sekitar 10% kasus hepatitis B akan berkembang menjadi hepatitis menahun (kronis). Hepatitis kronis setelah bertahun-tahun sebagian dapat menjadi tidak aktif dan sebagian lagi kondisinya dapat menajdi semakin memburuk. Pada kasus hepatitis kronis yang sering terjadi komplikasi sirosis atau kanker hati yang umumnya berakhir dengan kematian.Virus hepatitis B, 100 kali lebih infeksius dan lebih berpotensi menyebabkan infeksi dibandingkan virus HIV karena masa tunasnya cukup pendek, yaitu sekitar 3 bulan (Sari, Wening, 2008). Virus ini ditemukan di dalam darah, air ludah, air susu ibu, cairan sperma atau vagina penderita. Penularan hepatitis B terjadi melalui kontak dengan darah, cairan tubuh, maupun material lain yang terinfeksi seperti jarum suntik, alat-alat bedah, alat-alat dokter gigi, jarum akupuntur, jarum tato, maupun jarum tindik telinga yang tidak steril. Demikian juga penggunaan bersama alat-alat yang dapat menimbulkan luka atau lecet milik individu yang terinfeksi, seperti pisau cukur, gunting kuku, atau seikat gigi, dapat menajdi media alat penularan VHB. Penularan hepatitis B juga dapat terjadi pada bayi yang dilahirkan dari ibu yang menderita hepatitis B, mengingat VHB dapat ditemukan pada cairan sperma maupun vagina, maka penularan dapat terjadi melalui hubungan seksual maupun pada saat proses persalinan. Sebagian besar infeksi virus hepatitis B yang menetap timbul sebagai akibat infeksi pada waktu bayi atau anak-anak. Infeksi pada bayi terjadi pada saat perslinan dari ibu yang mengidap HBsAg. Infeksi hepatitis B berkembang menjadi kronis berbanding terbalik dengan usia. Semakin muda usia terkena infeksi hepatitis B maka semakin besar kemungkinan menjadi kronis. Sekitar 90% bayi yang terinfeksi pada proses kelahiran berlanjur menjadi infeksi hepatitis kronis, pada anak-anak yang lebih besar menurun menjadi 20-30%, sedangkan pada orang dewasa hanya sekitar 5-10% yang berkembang menjadi kronisC. Manifestasi Klinis

Banyak kasus infeksi HBV tidak bergejala, ini dibuktikan dengan angka pengidap petanda serum yang tinggi pada orang yang tidak mempunyai riwayat hepatitis akut. Episode bergejala akut yang biasa, serupa dengan infeksi virus hepatitis A (HAV) dan virus hepatitis C (HCV) tetapi mungkin lebih berat dan lebih mungkin mencakup keterlibatan kulit dan sendi.

Bukti klinis pertama infeksi HBV adalah:

a. Kenaikan ALT (Alanin Aminotransferase), yang mulai naik tepat sebelum perkembangan kelesuan (letargi), anoreksia, dan malaise, sekitar 6-7 minggu sesudah pemajanan. *ALT juga dikenal sebagai SGPT (Serum Glutamik Piruvik Transaminase). ALT adalah enzim yang dibuat dalam sel hati (hepatosit), jadi lebih spesifik untuk penyakit hati dibandingkan dengan enzim lain. Biasanya peningkatan ALT terjadi bila ada kerusakan pada selaput sel hati. Setiap jenis peradangan hati dapat menyebabkan peningkatan pada ALT. Penyakitnya mungkin didahului pada beberapa anak dengan prodom, seperti penyakit serum termasuk artralgia atau lesi kulit, termasuk urtikaria, ruam purpura, macular atau makulopapular.

b. Akrodermatitis papular (sindrom Gianotti-Crosti) adalah peradangan kulit ekstremitas, terutama kaki atau telapak kakic. Keadaan-keadaan ekstrahepatik lain yang disertai dengan infeksi HBV termasuk polioarteritis, glomerulonefritis, dan anemia aplastik.d. Penyakit kuning (kulit dan mata menjadi kuning), air seni berwarna pekat, tinja pucat, lelah, sakit perut, hilang nafsu makan, mual, muntah dan sakit sendi.e. Ikterus yang ada pada sekitar 25% individu terinfeksi, biasanya mulai sekitar 8 minggu sesudah pemajanan dan berakhir selama sekitar 4 minggu. Pada perjalanan penyembuhan infeksi HBV yang biasa, gejala-gejala muncul selama 6-8 minggu.

f. Pada pemeriksaan fisik, kulit dan membran mukosa muncul adanya ikterik, terutama sclera dan mukosa dibawah lidah.

g. Hati biasanya membesar dan nyeri pada palpasi. Bila hati tidak dapat teraba dibawah tepi kosta, nyeri dapat diperagakan dengan memukul iga dengan lembut diatas hati dengan tinju menggenggam. Sering ada splenomegali dan limfadenopati.

D. Cara Penularan Hepatitis BHepatitis b dapat ditularkan melalui parenteral, hubungan seks, pertukaran cairan tubuh (darah, saliva), dan juga karena factor pembawaan. Cara penularan hepatitis b digolongkan menjadi dua yaitu penularan horizontal dan vertical. Cara penularan horizontal adalah penularan dariseseorang yang mengidap hepatitis ditularkan ke orang yang rentan terhadap hepatitis, penularan ini dapa melalui kulit, atau melalui selaput lendir. Sedangkan penularan vertical adalah penularan yang dibawa oleh ibu yang mengandung ditularkan ke anaknya.

1. Penularan melalui kulitDibagi menjadi 2, yaitu penularan yang disebabkan tusukan yang jelas (penularan parenteral) misalnya transfuse darah. Yang kedua adalah penularan melalui kulit tanpa tusukan yang jelas, misalnya masuknya bahan infektif melalui goresan atau abrasi kulit, dan radangkulit.2. Penularan melalui selaput lendirSelaput lendir yang dapat menjadi tempat masuknya VHB adalah selaput lendir mulut, mata, hidung, saluran makanan bagian bawah dan selaput lendir genetalia.3. Penularan verticalPenularan vertical dari ibu ke anak terjadi pada masa sebelum kelahiran, selama perslinan dan setelah persalinan. Menurut penelitian masa penularan yang sering terjadi adalah saat perinatal, terjadi melalui maternof etal micro infusion yang terjadi pada waktu tejadi kontraksi uterus, tertelanya cairan amnion yang banyak mengandung VHB serta masuknya VHB melalui lesi yang terjadi pada kulit bayi waktu melalui jalan lahir.E. Komplikasi Hepatitis B

Serosis adalah salah satu dari komplikasi yang paling sering terjadi pada penyakit hepatitis, pada hepar yang sehat sel hati yang rusak akan diganti dengan sel-sel hati yang sehat, namun pada serosis sel hati yang rusak diganti dengan jaringan parut (sikatrik) (Soemoharjo, Soewignjo, 2008). Semakin parah serosis yang terjadi mengakibatkan jumlah sikatrik meluas yang akan mengganggu fungsi hepar dan juga fungsi tubuh yang lain.F. Pengertian Vaksinasi Hepatitis BImunisasi adalah suatu cara untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila kelak ia terpapar dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau sakit ringan (Depkes, 2005). Vaksin adalah suatu produk biologik yang terbuat dari kuman (bakteri maupun virus), komponen kuman atau racun kuman yang telah dilemahkan atau dimatikan, atau tiruan kuman dan berguna untuk untuk merangsang pembentukan kekebalan tubuh seseorang (Achmadi, 2006). Tindakan yang dengan sengaja memberikan paparan pada suatu antigen berasal dari suatu patogen disebut dengan vaksinasi (Ranuh, 2005). Jadi imunisasi hepatitis B adalah suatu cara yang dilakukan dengan memberikan vaksin hepatitis B ke dalam tubuh yang bertujuan untuk memberi kekebalan dari penyakit hepatitis. G. Tujuan dan Manfaat Vaksinasi Hepatitis BMenurut National Institutes of Health (2006) etiologi Hepatitis B adalah virus dan disebut dengan Hepatitis B Virus. Misnadiarly (2007), menguraikan VHB terbungkus serta mengandung genoma DNA melingkar. Virus ini merusak fungsi lever dan sambil merusak terus berkembang biak dalam sel-sel hati (hepatocytes). Akibat serangan itu sistem kekebalan tubuh kemudian memberi reaksi dan melawan. Kalau tubuh berhasil melawan maka virus akan terbasmi habis, tetapi jika gagal virus akan tetap tinggal dan menyebabkan Hepatitis B kronis dimana pasien sendiri menjadi karier atau pembawa virus seumur hidupnya (Misnadiarly, 2007). Imunisasi Hepatitis B dimaksudkan agar individu membentuk antibodi yang ditujukan untuk mencegah terjadinya infeksi virus Hepatitis B. Tujuan umum pemberian imunisasi Hepatitis B yaitu untuk menurunkan angka kesakitan, kecacatan dan kematian yang disebabkan oleh infeksi virus Hepatitis B, dengan tujuan khususnya adalah memberikan imunisasi Hepatitis B.H. Waktu dan Frekuensi Pemberian Vaksin Hepatitis BPemberian imunisasi hepatitis B diberikan sedini mungkin, umumnya pada bayi saat usia 2 minggu. Imunisasi hepatitis B yang lengkap untuk bayi diberikan 3 kali, imunisasi yang pertama dan kedua diberikan berturut-turut dengan selang waktu 1 bulan. Sementara imunisasi ketiga diberikan setelah 5 bulan sejak imunisasi kedua.

Pemberian imunisasi hepatitis B untuk dewasa waktu interval pemberiannya sama dengan bayi yaitu bulan ke-0, 1, dan 6. Jadi misalkan vaksin diberikan pada bulan September 2014 (dianggap bulan ke-0) maka pemberian vaksin kedua pada bulan Oktober 2014 (bulan ke-1) dan vaksinasi terakhir diberikan pada bulan Februari 2015 (bulan ke-6). Untuk orang dewasa, sebelum imunisasi diberikan sebaiknya dilakukan pemeriksaan HbsAg dan anti HBs. Pemeriksaan ini penting karena apabila sudah memiliki kekebalan tubuh yang tercermin dengan terdeteksinya kadar anti HBs, pemberian vaksinasi menjadi tidak bermanfaat. Demikian halnya bila seseorang sudah pernah menderita infeksi hepatitis B (HbsAg positif), pemberian vaksinasi hepatitis juga tidak bermanfaat. Vaksinasi hanya bisa diberikan pada seseorang dengan HbsAg negatif dan titer anti HBs tidak terdeteksi atau kadarnya kurang dari 10IU/L.Jadwal pemberian vaksin Hepatitis B:a. Imunisasi Hepatitis B diberikan pada semua anak usia 0 18 tahun.b. Imunisasi Hepatitis B diberikan sebanyak 3 kali (dosis) pemberian. Dosis pertama diberikan pada bayi baru lahir (newborns) menggunakan vaksin monovalen (vaksin antigen tunggal) sebelum pulang dari rumah sakit. Dosis kedua diberikan saat bayi berusia 1 2 bulan. Dan dosis ketiga diberikan pada usia 6 18 bulan (pemberian dosis terakhir/dosis final tidak boleh kurang dari usia 24 minggu). Setelah pemberian dosis pertama pada bayi baru lahir, dosis hepatitis B dapat dilengkapi dengan vaksin antigen tunggal hingga 3 dosis pemberian. Apabila menggunakan vaksin Comvax atau Pediarix, dapat diberikan hingga 4 dosis pemberianc. Imunisasi Hepatitis B sampai 4 kali pemberian dimungkinkan apabila pada saat lahir diberikan vaksin kombinasi yang mengandung Hepatitis Bd. Bayi yang tidak mendapat imunisasi Hepatitis B saat lahir, sebaiknya mendapatkan imunisasi Hepatitis B pada usia 0, 1 dan 6 bulan (3 kali pemberian)e. Jika Ibu HBsAg-Positif : Bayi diberikan HBIG (Imunoglobulin Hepatitis B) dan Imunisasi Hepatitis B dosis pertama sebelum usia bai 12 jam. Selanjutnya Imunisasi Hepatitis B dilengkapi hingga 3 kali pemberian.

f. Jika status HBsAg Ibu tidak diketahui : Bayi diberikan imunisasi Hepatitis B sebelum berusia 12 jam. Jika bayi lahir dengan berat badan rendah (berat badan kurang dari 2000 gram) juga diberikan HBIG sebelum usia 12 jam. Jika dikemudian hari ibu diketahui HBsAg-Positif, diberikan HBIG sesegera mungkin dan dalam usia 7 hari, dan ikuti jadwal imunisasi Hepatitis B bayi yang lahir dari ibu HBsAg-positifI. Efek Samping Vaksinasi Hepatitis B dan Cara PenanganannyaJarang ada efek samping dari imunisasi hepatitis B yang serius efek samping yang paling umum dari vaksin biasanya ringan dan cepat hilang. Efek samping ini ada 2 yaitu :a) Efek lokal, seperti reaksi di tempat suntikan, seperti nyeri , kemerahan dan pembengkakan.b) Efek sistemik, seperti sedikit demam, lesu, perasaan tidak enak pada saluran cerna, pening, pusing, rasa sakit otot dan persendian. Efek samping ini akan hilang dalam waktu 48 jam.

Efek samping tersebut dapat ditanggulangi dengan istirahat yang cukup, selain itu bisa juga dengan mengonsumsi parasetamol untuk menghilangkan rasa sakit dan cairan dan nutrisi yang cukup. Berikut adalah cara yang bisa anda lakukan untuk mengurangi suhu badan yang tinggi pada bayi anda pasca imunisasi :a) Memberikan ASI sesering mungkin. Kandungan ASI memiliki zat yang dapat menggurangi peningkatan suhu badan.b) Mendekap bayi, dengan memberikan dekapan dari anda dapaet meningkatkan zat antinyeri sehingga menurunkan rasa sakitnya.c) Jangan menggunakan bedong atau selimbut tebal, gunakan baju yang mudah menyerap keringat.

d) Kompres menggunakan air hangat sehingga menurunkan resiko kejang-kejang ketimbang menggunakan air dingin.e) Memberikan kompresan air hangat untuk mengurangi pembengkakan pasca suntikan. Kebanyakan bayi merasa nyeri ketika bekas suntikan tersentuh sehingga membuat tidak nyaman.

f) Berikan pijatan halus agar bayi merasa nyamang) Gunakan selalu alat pengukur panas (termometer) untuk melihat perkembangan peningkatan atau penurunan suhu tubuhnya.h) Pada umumnya kenaikan suhu badan bayi anda akan meningkat berkisar 38- 40 derajat celcius, panas badan anda akan menurun dengan sendirinya dalam waktu 1-2 hari. Ketika bayi anda mengalami panas melebihi 38 derajat celcius dapat diberikan obat penurun panas yang sesuai dengan anjuran dokter. Bila tidak kunjung turun dan mempunyai riwayat kejang maka dapat berkonsultasi dengan dokter untuk diberikan penanganannya.J. Indikasi, Kontraindikasi dan Tempat Mendapatkan Vaksinasi Hepatitis BSebelum dilakukan imunisasi hepatitis B yang pertama dilakukan adalah pemeriksaan skreening. Pemeriksaan skreening dilakukan pada pasien dengan SGOT/SGPT yang tinggi yang disertai atau tidak disertai keluhan kuning. Bila SGOT/SGPT terbukti tinggi dilanjutkan dengan pemeriksaan lain yaitu HbSAg dan HbSAb. Bila terbukti HbSAg positif berarti orang ini sedang menderita hepatitis B atau pernah menderita Hepatitis B. Sedangkan pemeriksaan HbSAb adalah untuk menilai kekebalan tubuh seseorang terhadap Hepatitis B, bila HbSAb nya positif maka orang ini telah memiliki antibodi atau zat kekebalan tubuh terhadap hepatitis B, bila masih negatif maka perlu dilakukan imunisasi bila ia tergolong resiko tinggi. Pemeriksaan di atas dapat dilakukan di laboratorium yang banyak beredar diberbagai kota. Yang wajib diberikan imunisasi hepatitis B diantarnya:1. Bayi baru lahir tanpa memandang status VHB ibu

2. Anak dan remaja yang belum mendapat vaksinasi hepatitis B

3. Keluarga yang salah satu anggota keluarganya terinfeksi virus hepatitis B (individu yang serumah pengidap VHB atau kontak akibat hubungan seksual)

4. Pekerja medis, individu yang karena pekerjaannya beresiko tertular VHB

5. Pekerja laboratorium

6. Penderita gangguan penyakit yang sering cuci darah atau mendapat transfuse darah (pasien hemodialisis, pasien koagulopati)

7. Pekerja seks

8. Pengguna narkoba

9. Pecinta tato

(Behman Kliegman, dkk, 2000)

Kontraindikasi pemberian imunisasi hepatitis B ini diantaranya: penderita hipersensitif terhadap komponen vaksin, penderita infeksi berat disertai kejang, anak yang sakit berat, dan ibu hamil. Tempat kita bisa mendapakan vaksin hepatitis B ini yaitu posyandu, puskesmas, bidan atau dokter, rumah bersalin, dan rumah sakit .K. Cara Pemberian dan Dosis Vaksin Hepatitis B

Vaksin Hepatitis B harus diberikan secara intramuskular di otot deltoid pada orang dewasa. Pada orang dewasa, imunogenisitas vaksin akan berkurang bila vaksin disuntikkan pada gluteus. Panjang jarum yang digunakan sebaiknya 1-1,5 inci untuk memastikan vaksin masuk ke jaringan otot. Penyuntikan vaksin secara intradermal tidak dianjurkan karena imunogenisitas pada usia muda lebih rendah, respons antibody yang tidak konsisten pada orang tua, kurangnya pengalaman tenaga kesehatan dalam melakukan suntikan intradermal ,dan kurangnya data tentang efektivitas jangka panjang. Vaksin hepatitis b diberikan dalam 3 dosis pada bulan ke 0,1 dan 6. Dua dosis pertama merupakan dosis yang penting untuk membentuk antibodi. Dosis ketiga diberikan untuk mencapai kadar antibodi anti HBs yang tinggi.Tabel 1. Rekomendasi Dosis Vaksin Hepatitis BKeadaanRecombivax HB(10 g/ml)Engerix B(20 g/ml)

Bayi* dan anak < 11 tahun2,5 g/ml10 g/ml

Anak / remaja (11-19 tahun)5 g/ml20 g/ml

Dewasa (> 20 tahun)10 g/ml20 g/ml

Pasien hemodialisis40 g/ml (1 ml)#40 g/ml (2 ml) ##

Pasien imunokompromais10 g/ml (1 ml)#40 g/ml (2 ml) ##

Jadwal yang dianjurkan bulan ke-0, 1, 6

*Bayi yang lahir dengan ibu yang HBsAg (-)

# Formulasi khusus

## 2 dosis 1 ml disuntikkan di satu sisi dalam 4 dosis (bulan ke-0, 1, 2, 6)

Tabel 2. Rekomendasi Profilaksis Hepatitis B Setelah Paparan PerkutanStatus imun pasien yang terpaparRekomendasi bila sumber HBsAg (+)Rekomendasi bila sumber HBsAg (-)Rekomendasi bila status HBsAg sumber tidak diketahui

Belum divaksinasiSebelumnya sudah vaksinasi

Individu responder

Non responder

Respon tidak diketahuiHBIG 0,06 mg/kg + vaksin Hepatitis B

Terapi (-) atau pertimbangkan booster

2 x HBIG atau

1 x HBIG + vaksinasi Hepatitis B

Tes anti-HBs individu yang terpapar

Bila inadekuat : 1 x HBIG + booster vaksin Hepatitis B

Bila adekuat: terapi -Inisiasi vaksin Hepatitis B

Terapi (-)

Terapi (-)

Terapi (-)

Terapi (-)Inisiasi vaksin Hepatitis B

Terapi (-)

Bila sumber risiko tinggi: terapi seolah-olah HBsAg (+)

Tes anti-HBs individu yang terpapar

Bila inadekuat : booster vaksin Hepatitis B

Bila adekuat: terapi-

Jenis Imunisasi Hepatitis B ada 2 yaitu:

a. Imunisasi PasifImunitas pasif yang didapat melalui anti-HBs dapat melindungi individu dari infeksi Hepatitis B akut dan kronik bila diberikan segera setelah paparan, dengan menggunakan imunoglobulin yang mengandung titer anti-HBs yang tinggi. Profilaksis pasca paparan diberikan kepada bayi yang dilahirkan dari ibu yang menderita Hepatitis B, paparan membran mukosa atau kulit terhadap darah yang terinfeksi virus Hepatitis B, dan kontak seksual pada pasien yang HBsAg positif. Imunoglobulin Hepatitis B (HBIG) juga digunakan untuk melindungi pasien dari infeksi Hepatitis B rekuren setelah transplantasi hati. Efektivitas imunoglobulin Hepatitis B adalah 75% untuk mencegah Hepatitis B yang bermanifestasi klinis atau keadaan karier bila digunakan segera setelah paparan. Proteksi yang dihasilkan oleh HBIG hanya bertahan selama beberapa bulan. Salah satu penggunaan utama HBIG adalah sebagai ajuvan vaksin Hepatitis B dalam mencegah transmisi Hepatitis B perinatal. Data penelitian menyebutkan bahwa terapi kombinasi HBIG dan vaksin Hepatitis B dapat meningkatkan efektivitas pencegahan infeksi perinatal sebesar 85-95% dan memberikan efek proteksi jangka panjang.Imunoglobulin Hepatitis B juga diindikasikan untuk profilaksis pasca paparan jarum suntik atau luka kulit lainnya, yang terpapar dengan cairan tubuh pasien dengan ininfeksi virus Hepatitis B. Profilaksis vaksin Hepatitis B sebelum paparan mengurangi kebutuhan terhadap HBIG. Sebuah studi menyatakan bahwa bila tidak diterapi, 30% individu yang tertusuk jarum yang terinfeksi virus Hepatitis B akan mengalami infeksi klinis dan penggunaan HBIG mempunyai efektivitas 75% dalam mencegah penyakit yang bermanifestasi klinis. Efikasi HBIG dalam pencegahan Hepatitis B klinis dan Hepatitis B kronik adalah 75% bula diberikan dalam waktu 7 hari setelah paparan.b. Imunisasi AktifVaksin Hepatitis B yang aman, imunogenik, dan efektif telah dipasarkan sejak tahun 1982. Vaksin Hepatitis B mengandung HBsAg ayng dimurnikan. Vaksin dapat diperoleh dari hasil kultur HBsAg dari plasma pasien infeksi Hepatitis B kronik (plasma-derived vaccine) atau dengan memasukkan plasmid yang mengandung gen S virus dan pada beberapa kasus pre-S1 dan atau pre S2 ke dalam ragi atau sel mamalia. Insersi ini akan menginduksi sel mengekspresikan HBsAg, yang berkumpul menjadi partikel imunogenik (vaksin DNA rekombinan). Vaksin tersebut mengalami inaktivasi, dimurnikan, dan ditambah aluminium fosfat atau alminium hidroksida, dan diawetkan dengan thimerosal. Contoh produk vaksin Hepatitis B yang beredar di pasaran adalah Recombivax HB (Merck) dan Engerix-B (Glaxo Smith Kline). Kedua vaksin tersebut mempunyai efektivitas yang serupa. Vaksin tersebut termasuk vaksin DNA rekombinan, dimana vaksin menginduksi sel T yang spesifik terhadap HBsAg dan sel B yang dependen terhadap sel T untuk menghasilkan antibodi anti-HBs secepatnya 2 minggu setelah vaksin dosis pertama. Sebagian pabrik vaksin memproduksi vaksin kombinasi yang mengandung komponen Hepatitis B. Vaksin kombinasi yang sudah ada diantaranya adalah: difteri, tetanus, pertusis Hepatitis B (DTP-Hep B); difteri, tetanus, difteri aseluler Hepatitis B (DTaP-Hep B); difteri, tetanus, difteri aseluler Hepatitis B Haemophilus influenza tipe b (DTaP-Hep B-Hib); dan difteri, tetanus, difteri aseluler Hepatitis B - Haemophilus influenza tipe b polio inaktif (DTaP-Hep B-Hib-IPV). Selain itu juga terdapan kombinasi vaksin Hepatitis B dengan Hepatitis A. Tidak ada peningkatan efek samping maupun interverensi antara pemberian vaksin Hepatitis B dengan vaksin lain. Vaksin Hepatitis B harus disimpan pada suhu 2-8oC. Vaksin yang mengalami pembekuan akan mengurangi efektivitas vaksin. Vaksin Hepatitis B tersmasuk vaksin yang termostabil. Pemanasan pada suhu 45oC selama 1 minggu atau 37oC selama 1 bulan tidak mengubah imunogenisitas dan reaktivitas vaksin . Efektivitas VaksinPemberian 3 dosis vaksin Hepatitis B secara intramuskluar menginduksi respon antibodi protektif pada lebih dari 90% dewasa sehat yang berusia kurang dari 40 tahun. Setelah berusia 40 tahun, imunitas berkurang dibawah 90%, dan saat berusia 60 tahun hanya 65-76% vaksin yang mempunyai efek proteksi terhadap infeksi virus Hepatitis B. Meskipun faktor pejamu lainnya seperti merokok, obesitas, infeksi HIV, dan penyakit kronik menyebabkan imunogenisitas vaksin yang rendah, tetapi usia merupakan factor determinan terpenting.Tanda keberhasilan imunisasi hepatitis B

Tidak ada tanda klinis yang dapat dijadikan patokan. Namun dapat dilakukan pengukuran keberhasilan melalui pemeriksaan darah dengan mengecek kadar hepatitis B-nya seelah anak berusia setahun. Bila kadarnya di atas 1000,berarti daya tahannya 8 tahun; diatas 500 tahan 5 tahun; diatas 200 tahan 3 tahun. Tetapi kalau angkanya cuma 100, maka dalam setahun akan hilang. Sementara bila angkanya 0 berarti si ayi harus disuntik ulang 3 kali lagi.DAFTAR PUSTAKA

Behman Kliegman, dkk. 2000. Ilmu Kesehatan Anak Nelson, Vol. II. Jakarta:EGCBehrman, Richard E; Kliegman, Robert M., Arvin, Ann M. 1999. Ilmu Kesehatan Anak Nelson, vol 2. Jakarta: EGCCahyono, S.B. 2014. Hepatitis B Cegah Kanker Hat, hlm: 121. Yogyakarta: Penerbi KanisiusChen DS. Hepatitis B vaccination: the key towards elimination and eradication of hepatitis B. J Hepatol 2009;50:805-16.

Clinical Guideline: Recommended Adult Immunization Schedule: United States, 2009.

Damme PV, Herck KV. A review of the long-term protection after hepatitis A and B vaccination. Trav Med Infect Dis 2007;5:79-84.Dienstag JL, Isselbacher KJ. Acute viral hepatitis. Dalam: Kasper DL, Braunwald E, Fauci AS, Hauser SL, Longo DL, Jameson JL. Harrisons principles of internal medicine. Edisi 16. New York: McGraw-Hill; 2005. p. 1822-38.Geri Morgan & Carole Hamilton. 2003. Obstetri & Ginekologi: Panduan Praktik, Ed. 2. Jakarta: ECG.http://obathepatitisb.comKundi M. New hepatitis B vaccine formulated with an improved adjuvant system. Expert rev. Vaccine 2007;6(2):133-40.

Moectyi, Sjahmien. 1997. Pengaturan Makanan dan Diit untuk Pertumbuhan Penyakit. Jakarta: Gramedia Pustaka Utamarespiratory.usu.ac.id

Sari, W., Indrawati, L. & Djing, O.G., Care Your Self Hepatitis, hlm:20-21. Depok: Penebar Plus+Soemoharjo, Soewignjo. 2008. Hepatitis Virus B. Edisi 2. Jakarta.EGC.