form refleksi kasus radiologi

Upload: sucirestudamalia

Post on 10-Oct-2015

155 views

Category:

Documents


14 download

TRANSCRIPT

FORM REFLEKSI KASUSFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Nama Dokter Muda: Enggar Jati NugraeniNIM : 09711232Stase: RadiologiIdentitas Pasien Nama / Inisial: An. DNo RM: 19 38 80Umur: 15 tahunJenis kelamin: Laki-lakiDiagnosis/ kasus: Osteokondroma Pengambilan kasus pada minggu ke : 1Jenis Refleksi: lingkari yang sesuai (minimal pilih 2 aspek, untuk aspek ke-Islaman sifatnya wajib)a. Ke-Islaman*b. Etika/ moralc. Medikolegald. Sosial Ekonomie. Aspek lain

Form uraian1. Resume kasus yang diambil (yang menceritakan kondisi lengkap pasien/ kasus yang diambil ). Pasien An. D berusia 15 tahun datang ke poli bedah RSUD dr. Sayidiman Magetan kemudian dikirim ke bagian instralasi radiologi dengan keluhan terdapat benjolan di samping lutut kanan sejak 3 tahun yang lalu. Benjolan tersebut dirasakan sakit, nyeri, awalnya kecil dan lama lama membesar. Benjolan tersebut hanya muncul di bagian lutut saja apabila dipegang terasa keras seperti tulang, tidak dapat di gerakkan. Pasien mengatakan tidak sakit jika lutunya di gerakkan. Tidak terdapat demam. Riwayat trauma di sangkal. Paisen mempunyai riwayat gastritis sejak 2 tahun. Riwayat keluarga dengan keluhan serupa disangkal. Pasien didiagnosis osteokondroma setelah menjalani pemeriksaan rontgen pada regio genu dekstra yang didapatkan hasil pada tulang (bone) tampak penonjolan dengan komponen korteks dan spongiosa pada epicondiler tibia dekstra. Pasien disarankan untuk kembali ke poli bedah tulang untuk di lakukan penatalaksaan sesuia dengan penyakit pasien. Karena pada bagian radiologi hanya melakukan pemeriksaan untuk menunjang diagnosis dokter bedah tulang

2. Latar belakang /alasan ketertarikan pemilihan kasus Osteokondroma adalah tumor jinak tulang dengan penampakan adanya penonjolan pada tulang yang berbatas tegas sebagai eksostoksis yang mengenai tulang panjang daerah metafisis utama, terutama disekitar sendi lutut (articulatio genu) dan penonjolannya ditutupi oleh cartilago hialin. Tumor mulai pada metafisis tetapi karena tulang tumbuh, makin lama makin bergeser ke diafisis. Tonjolan ini berasal dari komponen tulang (osteosit) dan komponen tulang rawan / chondrosit ( Hartono, 2009) Osteokondroma (eksostosis osteocartilaginous ) merupaka tumor tulang jinak yang paling sering ditemukan biasa menyerang usia 10-20 tahun. Ditemukan pada remaja yang pertumbuhannya aktif dan pada dewasa muda. Merupakan peringkat kedua (32,5%) dari seluruh tumor tulang jinak. Menurut Errol 2010, seorang guru besar Ilmu Bedah Ortopedi Universitas Indonesia, dalam kurun waktu 10 tahun (1995-2004) tercatat 455 kasus tumor tulang yang terdiri dari 327 kasus tumor tulang ganas (72%) dan 128 kasus tumor tulang jinak (28%). Di RSCM jenis tumor osteosarkoma merupaka tumor ganas yang sring dijumpai 22% dari seluruh jenis tumor tulang lainnya. Degenerasi maligna pada osteokondroma soliter sekitar 1%, sedangkan pada diaphyseal aclasia sekitar 10% (Syahrir,2010).

3. Refleksi dari aspek etika moral /medikolegal/ sosial ekonomi beserta penjelasan evidence / referensi yang sesuai * *pilihan minimal satu Pada kasus ini, pasien berumur 15 tahun mengalami osteokondroma sejak 3 tahun yang lalu. Tumor tulang jinak ini meruapakn salah satu jenis tumor yang tumbuh pada usia 10-20 tahun. Secara medikolegal dokter harus selalu mengutamakan empat prinsip yaitu beneficence, non maleficence, justice dan autonomy dalam menangani pasien Prinsip medikalolegal meliputi :1. BeneficencePrinsip benecence merupakan tanggung jawab untuk melakukan kebaikan yang menguntungkan pasien dan menghindari perbuatan yg merugikan atau membahayakan pasien. Kewajiban seorang dokter adalah mengutamakan kepentingan pasiennya.

2. Non MaleficenceDalam hal ini dokter tidak berbuat hal-hal yang memperburuk keadaan pasien. Terutama saat emergency atau gawat darurat. bermaksud tidak menimbulkan bahaya atau kecederaan kepada pasien dari segi fisik maupun psikologis. 3. JusticeInti dari prinsip ini adalah keadilan, berlaku adil pada setiap pasien, setiap pasien berhak mendapatkan tindakan yang sama. Tindakan yang sama tidak selalu identik, maksudnya setiap pasien diberikan konstribusi yang relatif sama untuk kebaikan kehidupannya. 4. AutonomyPrinsip otonomi menyatakan bahwa setiap individu mempunyai kebebasan untuk mentukan tindakan atau keputusan berdasarkan rencana yang mereka pilih.

Dalam kasus ini prinsip medikolegal yang utama adalah non malificence dan autonomy. Non malificence karena dokter segera memberikan edukasi kepada pasien untuk segera melakukan operasi untuk penatalaksaan tumor, karena apabila dokter tidak segera memberikan eduaksi maka hal tersebut dapat memperburuk kondisi pasien, mengingat osteokondroma dapat berpotensi menjadi osteosarcoma ( keganasan ). Prinsip autonomy karena pasien merupakan kirimam dari poli bedah tulang untuk dilakukan pemeriksaan rontgen untuk meunjang diagnosisnya, dan dokter pun sudah memberikan eduaksi kepada pasien untuk dilakukan operasi untuk menghilangkan tumor tersebut. Tetapi kembali kepada pasien bahwa pasien tetap mempunyai kebebasan untuk mementukan tindakan.

4. Refleksi ke-Islaman beserta penjelasan evidence / referensi yang sesuaiAllah SWT menakdirkan kita untuk sakit, pasti Allah tetap mempunyai alasan tertentu untuk penyebab tersebut. Allah tidak akan mungkin memberikan cobaan di luar kemampuan hambanya. Saat manusia mendapatkan cobaan berupa penyakit, Allah SWT dalam Al Quran dan Hadis menyebutkan bahwa segeralah berobat agar penyakit tersebut hilang, karena Allah SWT pasti akan menberikan penyembuh untuk penyakit. Pada kasus otitis eksterna ini diperlukan upaya promotif, preventif ( pencegahan) dan kuratif ( pengobatan ). . Beberapa dalil sebagi landasan upaya kesehatan adalah :Upaya promotif (QS: Al-Baqarah (2): 95 ).Artinya : dan sekali mereka tidak akan mengingini kematian itu selama lamanya, karena kesalahan kesalahan yang telah diperbuat oleh tangan mereka (sendiri) dan Allah mengetahui siapa orang orang yang aniaya. Upaya Preventif ( QS. At-Tahrim (66):6 )Artinya : hai orang orang yang beriman peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu............ Upaya kuratif (QS. Asy-Syuara (42) : 80 )Berobatlah kamu wahai manusia, karena sesungguhnya Allah tidak menurunkan suatu penyakit tanpa menurunkan obatnya, kecuali penyakit tua (mati) (HR. Ashabus Sunan).

Dalam menghadapi penyakit yang diberikan oleh Allah hendaknya kita bersikap sabar sesuai dengan yang tertuang dalam Al-Quran yaitu :Allah Taala berfirman: Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kalian dan kuatkanlah kesabaran kalian dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negeri kalian) dan bertakwalah kepada Allah supaya kalian beruntung. (Ali Imraan:200)Dan Allah Taala berfirman: Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepada kalian, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (Al-Baqarah:155). Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Tidaklah seorang muslim yang tertimpa gangguan berupa penyakit atau semacamnya, kecuali Allah akan menggugurkan bersama dengannya dosa-dosanya, sebagaimana pohon yang menggugurkan dedaunannya. (HR. Bukhari dan Muslim). Tidaklah ada suatu penyakit, melainkan Allah telah menurunkan penawarnya. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, "Setiap penyakit ada obatnya, dan bila telah ditemukan dengan tepat obat suatu penyakit, niscaya akan sembuh dengan izin Allah Azza wa Jalla." (HR. Muslim). Pada hadits lain, Beliau shallallahu alaihi wa sallam bersabda, "Tidaklah Allah menurunkan suatu penyakit, melainkan telah menurunkan untuknya obat, hal itu diketahui oleh orang yang mengetahuinya dan tidak diketahui oleh orang yang tidak mengetahuinya." (HR. Ahmad dan At Thobroni. Dinyatakan sebagai hadits shohih oleh Al Hakim).

Umpan balik dari pembimbing

TTD Dokter PembimbingTTD Dokter Muda

dr. Ririn Agustina, Sp. RadEnggar Jati Nugraeni

Page 5