faringitis tuberkulosa
TRANSCRIPT
-
7/28/2019 Faringitis Tuberkulosa
1/5
FARINGITIS TUBERKULOSIS
I. PENDAHULUAN
Faringitis Tuberkulosis merupakan proses skunder di tuberkulosis paru yang
kronik. Faringitis tuberkulosis ini merupakan kasus yang jarang terdiagnosis
atau diagnosis sering dilupakan, bahkan sering dikelirukan dengan penyakit lain
seperti dan infeksi jamur. Faringitis Tuberkulosis umumnya mengikuti
tuberkulosis paru, sedangkan kejadian tuberkulosis paru masih tinggi (1).
Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi kronik dan sistemik yang
disebabkan oleh Mikrobakterium dan cara penyebarannya kedalam tubuh
melalui saluran nafas, getah bening, pencernaan atau langsung menyerang organ
tubuh (1).
Banyak usaha yang telah dilakukan untuk menangani kaus ini, namun belum
memberikan hasil yang diharapkan, terbukti bahwa dari satu milyar manusia
yang terinfeksi, 8 juta merupakan kasus baru, dan 3 juta terjadi kematian tiap
tahunnya (1)
II. PATOFISIOLOGI
Masuknya mikrobakterium tuberkulosis ke faring dapat melalui beberapa
cara yaitu (1,2,3,4)
1. Extra Eksogen
Yaitu : Kontak dengan sputum yang mengandung kuman atau inhalasi
kuman melalui udara.
-
7/28/2019 Faringitis Tuberkulosa
2/5
2. Cara Endogen
Yaitu : kontak dengan hematogen atau melalui darah.
Faringitis tuberkulosis ada 3 tipe yaitu
(1,2)
1. Akut Milier Tuberkulosis
Penyebaran melalui darah sipenderita akan dampak tuberkulosis berwarna
abu abu atau berwarna kekuninmg-kuningan. Bintik kekuning-kuningan
di tonsil, prosesnya bersifat akut dan selalu bersamaan dengan gejala
tuberkulosis seperti batuk
2. Kronik Ulterati Tuberkulosis
Penyebaran kuman melalui darah dan biasanya pada sputumnya ditemukan
kuman-kuman tuberkulosa, akan dijumpai ulkus pada pharing dan lidah (2)
3. Lupus Vulgaris
Biasanya faringitis didapatkan dari manifestasi sekunder dari lupus pada
hidung, wajah dan kulit.
Ditmukan 10 20 % pada pasien pauringitis merupakan manifestasi
sekunder dari lipus pada kulit, frekuesnsinya 2:1 untuk perempuan yang
lebih tengah dari pria, dan ini fungsinya umumnya ditemukan sebelum masa
puberitak.biasanya tempat lupus ialah pada saluran pernapasan atas pada
bagian anterior septum nasal.
Pada pemeriksannya tensinya hampir sema dengan syphilis sehingga agak
susah membedakannya.(2)
-
7/28/2019 Faringitis Tuberkulosa
3/5
III. ETIOLOGI
Faringitis tuberkulosis & kuman myrobacterium tuberkulosis sejenis kuman
berbentuk batang, kuman dapat tahan hidup pada udara kering maupun dalam
keadaan dingin. Hal ini terjadi karena kuman berada dalam sifat dormant. Dari
sifat dormant ini kuman dapat bangkit kembali dan menjadikan terberkulosis
aktif lagi.
Sipat lainnya kuman ini bersifat aerobk, sifat ini menunjukan bahwa kuman
lebih menyenangi yang tinggi kandungan oksigennya (5).
IV. MANIFESTASI KLINIS
Fangitis tuberkulosa meninbulkan gejala gejala antara lain (3)
1. Batuk
2. Dispagia
3. Anorexia
4. Sakit telinga
5. Hipersalisvasi
6. Demam atau keringat dingin pada malam hari
7. Suara serak
8. Berat badan menurun dengan cepat
VI DIAGNOSIS BANDING
1. Feringitis Syphilis (3)
2. Faringitis Difteri
-
7/28/2019 Faringitis Tuberkulosa
4/5
VII. THERAPI
Terapi untuk paringitis tuberkulosa sama dengan terapi pada tb baru (5)
OBAT BB < 50 KG BB > 50 KG12
3
45
RifampisinINH
Pyrazinamid
EtambutolStreptomisin
1 X 450 mg1 X 300 mg
3X 500 mg
1 X 750 mg1 X 450 mg
1 X 600 mg1 X 400 mg
3 X 750 mg
1 X 1000 mg1 X 1000 mg
VIII. PROGNOSIS
Faringitis tukuculosis mempunyai progam baik tapi dengan kondisi miliaris
harus berhati hati (3)
X. KESIMPULAN.
Faringitis tuberculosis umumnya mengikuti tuberkulosis paru, sedangkan
tuberculosis paru kejadiannya masih tinggi. Tuberkulosis faring sering tidak
terdiagnosis atau dikelirukan dengan penyakit lain. Bila ditemukan gambaran
klinis berupa rasa sakit berlangsung lama dengan ulcerasi di faring, perlu
dipikirkan tuberculosis faring. Tuberculosis faring ditegakkan berdasarkan
gambaran klinis dengan pemeriksaan penunjang.
-
7/28/2019 Faringitis Tuberkulosa
5/5
DAFTAR PUSTAKA
1. Kumpulan naskah Ilmiah, pertemuan ilmiah tahunan, 1993 hal 634 640.
2. J.P.G. Monlaine . Com.
http : // www. Jpg monline. Com / article asp ? ISSN : 1022 3859, years
1990.
3. J.f. Birrel. Md FRCS : Diseases of the nose, throod, and ears, thn 1982 hal.
127.
4. Soepardi EA, Iskandar N : buku ajar ilmu kesehatan telinga hidung
tenggorokan edisi ke lima FKUI Jakarta 2001, hal. 178 179.
5. Soeparman, sarwono waspadji : Ilmu Penyakit Dalam jilid II FKUI 1990, hal
715
6. Kristinakant B. Bhargava, Tilak M.Syah : a short text book of E.M.T.
Disease for student and practitioners hal. 295
7. E. Simson Hall, Bernard H. Colman : Disease of the Nose, thearth and ear a
hand book for students and practitioners, The English language book society
and E & S livingstone Ltd 1969 hal 174
8. Mohamad Mog bool : Text book of ear, nose and throol Disease ; hal 237