faringitis akut

13
PRESENTASI / LAPORAN KASUS MEDIK : FARINGITIS AKUT No. ID Peserta : - Nama Peserta : dr. Mukharrodhi Nanza No. ID Wahana : - Nama Wahana : RS Krakatau Medika Topik : Faringitis akut Tanggal Kasus : 7 Juli 2013 Nama Pasien : An. C No. Rekam Medis : 72-01-23 Tanggal Presentasi : Nama Pendamping : dr. TB Ahmad Tempat Presentasi : RS Krakatau Medika Obyektif Presentasi : □ Keilmuan □ Keterampilan Penyegaran □ Tinjauan Pustaka Diagnostik Manajemen Masalah □ Istimewa Neonatus Bayi □ Anak □ Remaja Dewasa Lansia □ Bumil □ Deskripsi : Pria, 11 tahun, nyeri menelan sejak 4 hari, sakit tenggorokan, disertai demam. □ Tujuan : diagnosis serta tatalaksana pada Faringitis akut Bahan Bahasan : □ Tinjauan Pustaka □ Riset Kasus □ Audit Cara Membahas : □ Diskusi □ Presentasi □ E- □ Pos 1

Upload: surya-pratama

Post on 02-Jan-2016

760 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Portofolio

TRANSCRIPT

Page 1: Faringitis Akut

PRESENTASI / LAPORAN KASUS MEDIK :

FARINGITIS AKUT

No. ID Peserta : -

Nama Peserta : dr. Mukharrodhi Nanza

No. ID Wahana : -

Nama Wahana : RS Krakatau Medika

Topik : Faringitis akut

Tanggal Kasus : 7 Juli 2013

Nama Pasien : An. C No. Rekam Medis : 72-01-23

Tanggal Presentasi : Nama Pendamping : dr. TB Ahmad

Tempat Presentasi : RS Krakatau Medika

Obyektif Presentasi :

□ Keilmuan □ Keterampilan □ Penyegaran □ Tinjauan Pustaka

□ Diagnostik □ Manajemen □ Masalah □ Istimewa

□ Neonatus □ Bayi □ Anak □ Remaja □ Dewasa □ Lansia □ Bumil

□ Deskripsi : Pria, 11 tahun, nyeri menelan sejak 4 hari, sakit tenggorokan,

disertai demam.

□ Tujuan : diagnosis serta tatalaksana pada Faringitis akut

Bahan Bahasan : □ Tinjauan Pustaka □ Riset □ Kasus □ Audit

Cara Membahas : □ Diskusi □ Presentasi dan

Diskusi

□ E-mail □ Pos

DATA PASIEN

Nama : An. C No RM : 72-01-23

Nama Klinik : IGD RS Krakatau Medika Telp : - Terdaftar Sejak : -

Data Utama Untuk Bahan Diskusi :

1. Diagnosis / gambaran klinis :

Pasien dengan keluhan nyeri menelan serta sakit tenggorokan sejak 4hari SMRS. Gejala

disertai demam dan nyeri sendi. Batuk (-), pilek (-), mual (-), muntah(-), mencret(-), pasien

suka minum ice, merokok(-). disekitar leher/dagu muncul benjolan 2 SMRS terasa nyeri.

2. Riwayat pengobatan : -

3. Riwayat kesehatan/penyakit : Riwayat alergi debu (+)

1

Page 2: Faringitis Akut

4. Riwayat keluarga : -

5. Riwayat pekerjaan : -

6. Lain – lain : -

Daftar Pustaka :

1. Yani, Finny Fitry. Faringitis Akut. Sub Bagian Respirologi Anak Bagian IKA RS M

Djamil- FK Unand. Diunduh dari:

http://fkunand2010.files.wordpress.com/2012/12/02-ffy-faringitis-akut.pdf, pada

tanggal 10 september 2013.

2. Jurianti, Adhani. Faktor risiko Faringitis Streptokokus A Beta Hemolitik pada anak

Sekolah Dasar. Electronic thesis disertation. Universitas Gadjah Mada, 2004.

Diunduh dari: http://etd.ugm.ac.id/index.php?

mod=penelitian_detail&sub=PenelitianDetail&act=view&typ=html&buku_id=26446

&obyek_id=4, pada tanggal 7 september 2013.

3. Choby, Beth A. Diagnosis and Treatment of Streptococcal Pharyngitis. University of

Tennessee College of Medicine–Chattanooga, Chattanooga, Tennessee. Am Fam

Physician. 2009 Mar 1;79(5):383-390.

4. Kumar V et al. Robin’s basis pathology of disease. 8th Ed.2007. Philadelphia:

Elsevier.

Hasil Pembelajaran :

1. Diagnosis dan tatalaksana Faringitis akut

2

Page 3: Faringitis Akut

Rangkuman Hasil Pembelajaran Portofolio :

1. Subyektif :

Pasien dengan keluhan nyeri menelan serta sakit tenggorokan sejak 4hari SMRS. Gejala

disertai demam dan nyeri sendi. Batuk (-), pilek (-), mual (-), muntah(-), mencret(-), pasien

suka minum ice, merokok(-). disekitar leher/dagu muncul benjolan 2 SMRS terasa nyeri.

2. Objektif :

Keadaan umum : tampak sakit sedang

Kesadaran : compos mentis

Tanda Vital : TD = -; P = 16 x/mnt ; N = 104 x/mnt ; S= 38,9 0C, BB: 40 kg

Status Generalis:

Kepala : normosefal,

Mata : Palpebra eudem +/+,konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, RCL +/+, RCTL +/+

Mulut : faring hiperemis, tonsil T2-T2 hiperemis, petekhie (-), detritus(-), ulserasi(-)

Leher : KGB submental dan submandibula kiri teraba 1x1 cm, nyeri tekan (+)

Jantung : bunyi jantung 1 dan 2 normal, murmur (-), gallop (-)

Pulmo : suara napas vesikuler/vesikuler, ronki -/-, mengi -/-

Abdomen : datar, supel, nyeri tekan (-), hepar/lien tidak teraba, bising usus (+) normal.

Ekstremitas : teraba hangat,CRT < 2”

.

3. Assessment :

Dari hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik pada pasien banyak faktor yang

mendukung kearah diagnosis Faringitis akut. Lebih spesifik lagi data klinis meunjukan

infeksi bakteri akut bukan infeksi virus. Berikut adalah dasar teori penegakkan

diagnosisnya. 

Faringitis Akut adalah peradangan akut membran mukosa faring dan struktur lain di

sekitarnya dimana jarang terjadi infeksi lokal pada faring atau tonsil saja. pengertian

secara luas mencakup tonsillitis, nasofaringitis dan tonsilofaringitis.

Latar belakang dan epidemiologi

Faringitis didiagnosa sebanyak 11 juta kasus di klinik dan unit emergency di

Amerika. Kebanyakan kasus disebabkan oleh virus. Strepococus beta-hemolitikus group

A(GABHS) yang adalah penyebab bakteri paling sering, tercatat sebanyak 25-30 % dari

seluruh kasus faringitis akut pada anak, sementara pada dewasa tercatat 5-20%.

3

Page 4: Faringitis Akut

Gambaran klinis dari faringitis akut bervariasi mulai dari ringan, sembuh sendiri

sampai menimbulkan gejala sisa berat seperti meningitis, demam rematik,

gromerulonefritis akut.

Insidens meningkat sesuai dengan bertambahnya umur (puncak usia 4-7 th), insiden

dipengaruhi oleh perubahan musim. Faringitis berulang diduga karena reinfeksi oleh

kuman yang sama (homolog) atau berbeda (heterolog).

Pentingnya membedakan antara faringitis bakterial dan virus adalah untuk

penentuan terapi, pencegahan komplikasi, resistensi dan efek samping obat

Etiologi

Virus

Influenzae A dan B

Parainfluenzae

Adenovirus

Rhinovirus

Jarang: virus coxsackie, echovirus, herpes simplex dan Epstein-Barr

Bakteri

Terbanyak Streptokokus beta hemolitikus grup A (15-20%)

Streptococcus non group A

Staphylococcus aureus

Haemophilus influenzae

Moraxella catarrhalis

Bacteroides fragilis

Corynebact Diphtheriae

Neisseria gonorrhoeae

Kuman atipikal (klamidia dan mikoplasma)

Faktor Predisposisi

4

Page 5: Faringitis Akut

Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik

Faringitis streptokokus grup A : nyeri tenggorok, disfagia, eksudat tonsil/faring,

demam (diatas 38oC ), pembesaran kelenjar leher anterior, tidak ada batuk.

Faringitis karena virus : rhinorea, suara serak, batuk, konjungtivitis. Pada beberapa

kasus disertai diare, ulkus di palatum mole dan dinding faring serta eksudat di

palatum dan tonsil yang sulit dibedakan dengasn eksudat karena faringitis

streptokokus.

Pemeriksaan Penunjang

Baku emas: pemeriksaan kultur apusan tenggorok

Pemeriksaan kultur ulang setelah terapi tidak rutin direkomendasikan

Rapid antigen detection test

Untuk mendeteksi antigen Streptokokus grup A. mempunyai spesifisitas tinggi,

sensitifitas rendah.

Tes antibodi terhadap streptococcus (ASTO)

Kesimpulan diagnosis

Berdasarkan dari anamnesis dan pemeriksaan fisik dapat ditegakkan pasien menderita

Faringitis akut suspek infeksi streptokokus

4. Plan :

Diagnosis

Upaya diagnosis sementara sudah cukup optimal berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik,

yang didapatkan banyak hal yang mendukung ke Faringitis akut streptokokus.

AAFP(Asociation of American Family Phisician) merekomendasikan penatalaksanaan pasien

5

Page 6: Faringitis Akut

dengan gejala nyeri tenggorokan sebagai berikut:

Adapted with permission from McIsaac WJ, White D, Tannenbaum D, Low DE. A clinical

score to reduce unnecessary antibiotic use in patients with sore throat. CMAJ.

1998;158(1):79.

Modifikasi Skor Centor dan Pedoman Pemeriksaan kultur (Mc Isaac WJ, 2004)

6

Page 7: Faringitis Akut

Pengobatan =

Pengobatan berdasarkan skor adalah terapi antibiotik empiris/sesuai kultur dan terapi

simptomatik. Pemberian antibiotik harus berdasarkan gejala klinis dugaan faringitis

streptokokus dan diharapkan didukung hasil Rapid antigen detection test dan/atau kultur

positif dari usap tenggorok yang bertujuan untuk menangani fase akut dan mencegah gejala

sisa. Antibiotik empiris dapat diberikan pada anak dengan klinis mengarah ke faringitis

streptokokus, tampak toksik dan tidak ada fasilitas pemeriksaan laboratorium. Berikut pilihan

obatnya:

penisilin V oral 15-30 mg/kgBB/hari dibagi 2-3 dosis selama 10 hari atau

Amoksisilin 50mg/kgBB/hari dibagi 2 selama 6 hari.

Bila alergi penisilin dapat diberikan

Eritromisin etil suksinat 40 mg/kgBB/hari atau

Eritromisin estolat 20-40 mg/kgBB/hari dengan pemberian 2,3 atau 4 kali perhari

selama 10 hari.

azitromisin dosis tunggal 10 mg/kgBB/hari selama 3 hari

Tidak dianjurkan terapi antibiotik golongan sefalosporin generasi I dan II karena

resiko resistensi lebih besar. Jika setelah terapi masih didapatkan streptokokus persisten,

perlu dievaluasi kepatuhan yang kurang, adanya infeksi ulang, adanya komplikasi misal:

abses peritonsilar, atau adanya kuman beta laktamase.

Penanganan faringitis streptokokus persisten :

Klindamisin oral 20-30 mg/kgBB/hari (10 hari) atau

Amoksisilin clavulanat 40 mg/kgBB/hari terbagi 3 dosis selama 10 hari atau

Injeksi benzathine penicillin G intramuskular, dosis tunggal 600.000 IU (BB<30 kg)

7

Page 8: Faringitis Akut

atau 1.200.000 IU (BB>30 kg).

AAFP(Asociation of American Family Phisician) merekomendasikan pilihan terapi

Antibiotik pada pasien dengan gejala nyeri tenggorokan sebagai berikut.

8

Page 9: Faringitis Akut

9

Page 10: Faringitis Akut

Pendidikan

Dilakukan edukasi kepada pasien untuk minum obat sampai tuntas untuk menghidari

resistensi

Konsultasi

Konsultasi dilakukan pada dokter spesialis Anak jika gejala menetap setelah terapi

yang adekuat.

Rujukan

Pasien tidak perlu dirujuk karena dalam keadaan stabil

Di IGD RSKM pasien diberiterapi :

Cefat 500 2x1

Silopect sirup 2x1

Sanmol 3x1

Hexilon 3x1

10