askep faringitis

30
Keperawatan Medikal Bedah I Faringitis Disusun Oleh: 1. Arif Sanjaya 2. Duma Tiodora 3. Dwi Julia putri 4. Dwi Angger Winarsih 5. Fitter Fernando 6. Fitri Mardhatillah 7. Lezi Ratniaty 8. Ollyvia Wanda Pujiastuti 9. Rahmat aprianto 10. Winda Ulfa Marhamah Dosen Pembimbing : Ns. Gusnilawati, S.Kep, M.Epid

Upload: andika-putra

Post on 02-Dec-2015

345 views

Category:

Documents


33 download

DESCRIPTION

asd

TRANSCRIPT

Page 1: askep Faringitis

Keperawatan Medikal Bedah I

Faringitis

Disusun Oleh:

1. Arif Sanjaya

2. Duma Tiodora

3. Dwi Julia putri

4. Dwi Angger Winarsih

5. Fitter Fernando

6. Fitri Mardhatillah

7. Lezi Ratniaty

8. Ollyvia Wanda Pujiastuti

9. Rahmat aprianto

10. Winda Ulfa Marhamah

Dosen Pembimbing : Ns. Gusnilawati, S.Kep, M.Epid

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia

Poltekkes Kemenkes Bengkulu

Prodi DIII Keperawatan

TA 2014/2015

Page 2: askep Faringitis

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat

serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang

berjudul”Askep Teoritis Faringitis”.

Kami mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan sekalian serta dosen

pembimbing “Ns. Gusnilawati, S.Kep, M.Epid” yang telah membantu dalam pembuatan

makalah ini. Sehingga, makalah ini selesai dengan tepat waktu.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik

dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi

kesempurnaan makalah ini.

Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Bengkulu, Oktober 2014

Penulis

Page 3: askep Faringitis

Daftar Isi

Cover Depan

Kata Pengantar

Daftar isi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.......................................................................................

B. Rumusan Masalah..................................................................................

C. Tujuan Penulisan....................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Faringitis..............................................................................

B. Klasifikasi Faringitis..............................................................................

C. Etiologi Faringitis..................................................................................

D. Manifestasi klinis..................................................................................

E. Patofisiologi..........................................................................................

F. Penatalaksanaan....................................................................................

G. Pemeriksaan Penunjang........................................................................

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan...........................................................................................

B. Saran.....................................................................................................

Daftar Pustaka

Page 4: askep Faringitis

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Faringitis (dalam bahasa Latin; pharyngitis), adalah suatu penyakit peradangan yang

menyerang tenggorok atau faring yang disebabkan olehbakteri atau virus tertentu.Kadang

juga disebut sebagai radang tenggorok. Faringitis adalah suatu penyakit peradangan yang

menyerang tenggorok atau faring yang disebabkan oleh bakteri atau virus tertentu. Kadang

juga disebut sebagai radang tenggorok. (Wikipedia.com). Faringitis kadang juga disebut

sebagai radang tenggorok.Faringitis-Viral (Faringitis karena Virus) adalah peradangan

pharynx (bagian tenggorokan antara amandel dan pangkal tenggorokan) yang disebabkan

oleh virus. Selain virus, bakteri juga dapat menyebabkan perdadangan.

B.Rumusan Masalah

1. apa itu faringitis?

2. Bagimana klasifikasinya, etiologi, manifestasi klinis, patofisiologi, pemeriksaan

penunjang , faringiitis

3. Bagimana askep teoritis pada penderita faringitis?

C.Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui apa faringitis itu, mulai dari pengertian, klasifikasinya, etiologi,

manifestasi klinis, patofisiologi, pemeriksaan penunjang , faringiitis.

2. Untuk mengetahui bagaimana asuhan keperawatan untuk pasien faringitis

Page 5: askep Faringitis

BAB II

PEMBAHASAN

A.Pengertian Faringitis

Faringitis (dalam bahasa Latin; pharyngitis), adalah suatu penyakit peradangan yang

menyerang tenggorok atau faring yang disebabkan olehbakteri atau virus tertentu.Kadang

juga disebut sebagai radang tenggorok. Faringitis adalah suatu penyakit peradangan yang

menyerang tenggorok atau faring yang disebabkan oleh bakteri atau virus tertentu. Kadang

juga disebut sebagai radang tenggorok. (Wikipedia.com). Faringitis kadang juga disebut

sebagai radang tenggorok.Faringitis-Viral (Faringitis karena Virus) adalah peradangan

pharynx (bagian tenggorokan antara amandel dan pangkal tenggorokan) yang disebabkan

oleh virus. Selain virus, bakteri juga dapat menyebabkan perdadangan.

B.Klasifikasi Faringitis

1. Faringitis akut

Faringitis akut merupakan istilah yang digunakan untuk menunjukan semua infeksi akut

pada faring, termasuk tonsillitis (tonsilofaringitis) yang berlangsung hingga 14 hari dan

merupakan peradangan akut membran mukosa faring dan struktur lain disekitarnya.

Karena letaknya yang sangat dekat dengan hidung dan tonsil, jarang terjadi hanya pada

tonsillitis namun juga mencangkup nasofaring, dan tonsilofaringitis dan ditandai dengan

keluhan nyeri tenggorok. faringitis streptokokus beta hemolitikus group A (SBHGA)

adalah infeksi akut orofaring dan nasofaring oleh SBHGA. (Raharjoe, 2012). Penyakit

ini sering bersama dengan radang hidung, disebut rinofaringitis atau bersama dengan

radang tonsil. Tonsilo-faringitis.Keluhan pasien ialah demam, rasa nyeri di tenggorok,

terutama untuk menelan air liur. Pada pemeriksaan akan tampak dinding faring belakang

sangat merah (hipermis). Pada tonsilofaringitis akut, selain dari dinding faring, juga

tonsil tampak merah dan membengkak (udem).

2. Faringitis kronis

Seringkali rasa nyeri di tenggorokan berlangsung lama. Pada pemeriksaan tampak

dinding faring belakang tidak terlalu merah, tetapi dindingnya tidak licin, tampak

berbenjol kecil-kecil (bergranula).

Page 6: askep Faringitis

C.Etiologi

Bakteri dan virus merupakan penyebab dari faringitis dan virus merupakan menyaji penyabab

terbanyak seperti :

1. Virus epstein barr (epstein barr virus, EBV) disertai dengan gejala infeksi mononukleus

seperti splenomegali dan limfadenopati generalisita.

2. Infeksi virus campak

3. Cytomegalovirus (CMV)

4. Virus rubella

5. Virus penyebab penyakit respiratori seperti Adenovirus, Rhinovirus, dan virus

parainfluinza

Mikroorganisme penyebab faringitis akut

mikroorganisme Kelainan yang ditimbulkam

Bakteri

Streptokokus, group A Faringitis, tonsillitis, demam scarlet

Streptokokus, group C dan G Faringitis, tonsillitis, scarlatiniform

Campuran bakteri anaerob Vincent’s angina

Neisserja gonorrhoeae Faringitis, tonsillitis

Corunebacterium diphtheriae difteri

Arcanobcterium haemolyticum Faringitis, scarlatiniform

Yersinia enterocolitica Faringitis, enterokolitis

Yersinia pestis Plague

Francisella tularensis Tularemia (oropharyngeal form)

Virus

Virus rino Common cold/rhinitis

Virus corona Common cold

Virus adeno Pharyngoconjunctival fever, IRA

Virus herpes simplex 1&2 Faringitis, gingivostomatitis

Virus parainfluenza Cold, croup

Virus coxsackie A Heparangina, hand-foot-and-mouth disease

Virus epstein-barr Infeksi mononucleosis

Virus sitomegalo Mononucleosis viris sitomegalo

Page 7: askep Faringitis

Hman imunodeficiency virus Infeksi HIV primer

Virus influenza A dan B Influenza

mikroplasma

Mycoplasma pneumoniae Pneumoniae, bronchitis, faringitis

Klamidia

Champlidia psittaci IRA, pneumonia

C. pneumoniae Pneumonia, faringitis

D.Manifestasi klinis

Tanda dan gejala faringitis :

1. Awitan akut disertai mual muntah

2. Faring hiperemis

3. Nyeri tenggorokan

4. Tonsil bengkak dengan eksudasi

5. Kelenjar getah bening leher anterior bengkak dan nyeri

6. Uvula bengkak dan merah

7. Ekskoriasi hidung disertai lesi impetigo sekunder

8. Ruam skarlatina

9. Petekie palatinum mole

10. Nyeri telan

11. Sulit menelan

12. Demam

13. Tonsil hyperemia

14. Mulut berbau

15. Otalgia (sakit di telinga)

Page 8: askep Faringitis

E. PATOFISIOLOGI

Pada faringitis yang disebabkan infeksi, bakteri ataupun virus dapat secara langsung

menginvasi mukosa faring menyebabkan respon inflamasi lokal. Kuman menginfiltrasi

lapisan epitel, kemudian bila epitel terkikis maka jaringan limfoid superfisial bereaksi, terjadi

pembendungan radang dengan infiltrasi leukosit polimorfonuklear. Pada stadium awal

terdapat hipertermi , kemudian edema dan sekresi yang meningkat. Eksudat mula-mula

serosa tapi menjadi menebal dan kemudian cendrung menjadi kering dan dapat melekat pada

dinding faring. Dengan hiperemi, pembuluh darah dinding faring menjadi lebar. Bentuk

sumbatan yang berwarna kuning, putih atau abu-abu terdapat dalam folikel atau jaringan

limfoid. Tampak bahwa folikel limfoid dan bercak-bercak pada dinding faring posterior, atau

terletak lebih ke lateral, menjadi meradang dan membeng kak sehingga timbul radang pada

tenggorok atau faringitis. Virus-virus seperti Rhinovirus dan Coronavirus dapat menyebabkan

iritasi sekunder pada mukosa faring akibat sekresi nasal.

Infeksi streptococcal memiliki karakteristik khusus yaitu invasi lokal dan pelepasan

extracellular toxins dan protease yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan yang hebat

karena fragmen M protein dari Group A streptococcus memiliki struktur yang sama dengan

sarkolema pada myocard dan dihubungkan dengan demam rheumatic dan kerusakan katub

jantung. Selain itu juga dapat menyebabkan akut glomerulonefritis karena fungsi glomerulus

terganggu akibat terbentuknya kompleks antigen-antibodi.

F. PETALAKSANAAN

1. Antibiotik golongan penicilin atau sulfanomida

a. Faringitis streptokokus paling baik diobati peroral dengan penisilin (125-250

mg penisilin V tiga kali sehari selama 10 hari)

b. Bila alergi penisilin dapat diberikan eritromisin (125 mg/6 jam untuk usia 0-2

tahun dan 250 mg/6 jam untuk usia 2-8 tahun) atau klindamisin.

2. Tirah Baring

3. Pemberian cairan yang adekuat

4. Diet ringan

5. Obat kumur hangat.

Berkumur dengan 3 gelas air hangat. Gelas pertama berupa air hangat sehingga

penderita dapat menahan cairan dngan rasa enak. Gelas kedua dan ketiga dapae

diberikan air yang lebihhangat.Anjurkan setiap 2 jam. Obatnya yaitu:

Page 9: askep Faringitis

a. Cairan saline isotonik (½  sendok teh garam dalam 8 oncesair hangat)

b. Bubuk sodium perbonat (1 sendok teh bubuk dalam 8 ounces air hangat). Hal

ini terutama berguna pada infeksi vincent atau penyakit mulut.(1 ounce = 28 g)

6. Pendidikan Kesehatan.

a. Instruksikan pasien menghindari kontak dengan orang lain sampai demam

hilang. Hindari penggunaan alkohol, asap rokok, tembakau dan polutan lain.

b. Anjurkan pasien banyak minum. Berkumur dengan larutan normal salin dan

pelega tenggorokan bila perlu.

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Pada pemeriksaan dengan mempergunakan spatel lidah, tampak tonsil membengkak,

hiperemis, terdapat detritus, berupa bercak (folikel, lakuna, bahkan membran).

Kelenjar submandibula membengkak dan nyeri tekan, terutama pada anak.

2. Pemeriksaan Biopsi

Contoh jaringan untuk pemeriksaan dapat diperoleh dari saluran pernapasan (sekitar

faring) dengan menggunakan teknik endoskopi. Jaringan tersebut akan diperiksa

dengan mikroskop untuk mengetahui adanya peradangan akibat bakteri atau virus.

3. Pemeriksaan Sputum

Pemeriksaan sputum makroskopik, mikroskopik atau bakteriologik penting dalam

diagnosis etiologi penyakit.Warna bau dan adanya darah merupakan petunjuk yang

berharga.

4. Pemeriksaan Laboratorium

a. Sel darah putih (SDP)

Peningkatan komponen sel darah putih dapat menunjukkan adanya infeksi atau

inflamasi.

b. Analisa Gas Darah

Untuk menilai fungsi pernapasan secara adekuat, perlu juga mempelajari hal-hal

diluar paru seperti distribusi gas yang diangkut oleh sistem sirkulasi.

Page 10: askep Faringitis

BAB III

ASKEP TEORITIS FARINGITIS

A. Pengkajian

1. Identitas Pasien

Meliputi : Nama, Umur, Jenis kelamin, Alamat, Pekerjaan, Agama, suku bangsa, dll

2. Riwayat Kesehatan

a. Riwayat Kesehatan Sekarang

Biasanya pasien mengeluh demam , nyeri tenggorokan, dan kesulitan menelan.

b. Riwayat Kesehatan dahulu

mengkaji apakah sebelumnya pasien pernah mengalami sakit yang sama atau yang

berhubungan dengan penyakit yang saat ini diderita. Misalnya, sebelumnya pasien

mengatakan pernah mengalami infeksi pada saluran tenggorokan dan pernah

menjalani perawatan RS.

c. Riwayat Kesehatan Keluarga

Mengkaji apakah dalam keluarga pasien / klien yang menggalmai penyakit yang

sama

d. Riwayat Psikososial

Ada/tidak riwayat merokok

3. Pemeriksaan Fisik di Fokuskan

Terkadang pasien dengan faringitis yang disertai dengan gejala flu yang lain seperti

demam, sakit kepala, pilek, dan batuk. Namun penyakit ini dengan mudah dapat

dikenali dengan pemeriksaan tenggorokan pasien.

Pada pemeriksaan ini ditemukan peradangan pada daerah faring dan tanda berupa

kemerahan serta ditemukan pembesaran pada kelenjar limfe regional / disekitarnya,

pada kasus yang berat bisa ditemukan nanah / eksudat. Pasien mengalami nyeri

tenggorakan dan nyeri menelan. Hal ini disebutkan karena adanya peradangan pada

faring. Dapat menentukan apakah ada keterbatasan gerak pada leher karena adanya

pembesaran kelenjar getah bening di leher. Pemeriksaan lainnya:

Page 11: askep Faringitis

a. Pernapasan

Pernapasan dangkal, dipneu, takipneu, tanda bunyi napas ronchi halus dan

melemah, wajah pucat atau sianosis bibir atau kulit

b. Aktivitas atau isirahat

Kelelahan, malaise, insomnia, penurunan toleransi aktivitas, sirkulasi takikardi,

dan pucat

c. Makanan dan cairan

Gejala :Kehilangan nafsu makan, disfagia, mual dan muntah.

d. Observasi

1. Adanya retraksi atau pernapasan cuping hidung

2. Adanya kepucatan atau sianosis warna kulit

3. Adanya suara serak, stridor, dan batuk

4. Perilaku: gelisah, takut

5. Adanya sakit tenggorok, adanya pembesaran tiroid, pengeluaran sekret,

kesulitan menelan.

6. Tanda-tanda: nyeri dada, nyeri abdomen, dyspnea

B. Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri b.d iritasi jalan napas atas sekunder akibat infeksi

2. Hambatan komunikasi verbal b.d iritasi jalan napas atas sekunder akibat infeksi atau

pembekakan

3. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan

4. Gangguan menelan b.d abnormalitas orofaring, gangguan neuro muskuler (hilangnya

reflek muntah)

Discharge planning

1. Menghindari makanan dan minuman yang bersifat dingin

2. Menghindari makanan yang memakai perasa dan bahan pengawet

3. Memakai masker di kawasan yang berdebu dan berpolusi

4. Minum suplemen dan olahraga secara teratur untuk menjaga daya tahan tubuh

5. Berkumur-kumur dengan air garam minimal 3-4 kali sehari

6. Mengkompres dengan air hangat pada leher

7. Istirahat dan tidur

Page 12: askep Faringitis

C.Intervensi Keperawatan

No Diagnosa

keperawatan

Tujuan dan kriteria hasil intervensi

1 Nyeri b.d iritasi jalan

napas atas sekunder

akibat infeksi

NOC:

Mampu mengontrol

nyeri(tahu penyebab

nyeri, mampu

menggunakan

tehnik

nonfarmakologi

untuk mengurangi

nyeri, mencari

bantuan)

Melaporkan bahwa

nyeri berkurang

dengan

menggunakan

majemen nyeri

Mampu mengenali

nyerib(skala

intensitas, frekuensi

dan tanda nyeri)

Menyatakan rasa

nyaman setelsh

nyeri berkurang

NIC

Lakukan pengkajian

nyeri secara

komprehensif

termasuk karakteristik

, lokasi, durasi,

frekuensi, kualitas dan

faktor presipitasi

Observasi reaksi non

verbal dari

ketidaknyamanan.

Gunakan teknik

komunikasi terapeutik

untuk mengetahui

pengalamanan nyeri

pasien.

Kaji kultur yang

memperngaruhi

respon nyeri

Evaluasi

pengalamanan nyeri

masa lampau

Evaluasi bersama

pasien dan tim

kesehatan lain tentang

ketidakefektifan

kontrol nyeri masa

lampau.

Bantu pasien dan

Page 13: askep Faringitis

keluarga untuk

mencari dan

menemukan

dukungan.

Kontrol lingkungan

yang dapat

mempengaruhi

kontrol nyeri seperti

suhu ruangan,

pencahayaan dan

kebisingan

Kurangi faktor

presepitasi nyeri

Pilih dan lakukan

penanganan nyeri

( farmakologi dan non

farmakologi ) dan

( interpersonal )

Kaji tipe dan sumber

nyeri untuk

menemukan

intervensi

Ajarkan tentang shock

non farmakologi

Berikan analgesik

teknik non

farmakologi

Berikan analgetik

untuk mengurangi

nyeri

Evaluasi keefektifan

kontrol nyeri

Tingkatkan istirahat

Page 14: askep Faringitis

Kolaborasikan dengan

dokter

2 Hambatan

komunikasi verbal

b.d iritasi jalan napas

atas sekunder akibat

infeksi atau

pembekakan

NOC :

Self estreem,

situasion

Communication

impaired verbal

Kreiteria hasil :

Lingkungan yang

supportif yang

bercirikan hubungan

dan tujuan anggota

keluarga

Menggunakan

aktivitas yang

menyenangkan,

menarik dan

menyenangkan

untuk meningkatkan

kesejahteraan

Interaksi sosial

dengan orang,

kelompok atau

organisasi

Memahami dampak

dari perilaku diri

pada interaksi sosial

NIC :

Buat interaksi

terjadwal

Dorong pasien ke

kelompok atau

program keterampilan

interpersonal

Identifikasi perubahan

perilaku tertentu

Berikan umpan balik

positif bila pasien

berinteraksi dengan

orang lain.

3 Intoleransi aktivitas

b/d kelemahan,

NOC

Energy conversation

Activity tolerance

Self care: ADLs

Kriteria Hasil:

Berpartisipasi dalam

aktivitas fisik tanpa

NIC

Kolaborasikan dengan

tenaga Rehabilitasi

Medik dalam

merencanakan

program terapi

Bantu klien untuk

Page 15: askep Faringitis

disertai peningkatan

tekanan darah, nadi,

dan RR

Mampu melakukan

aktivitas sehari-

hari(ADLs) secara

mandiri

Tanda-tanda vital

normal

Energy psikomotor

Level kelemahan

Mampu berpindah:

dengan atau tanpa

bantuan alat

Status

kardiopulmonari

adekuat

Sirkulasi status baik

Status respirasi:

pertukaran gas damn

ventilasi adekuat

mengidentifikasi

aktivitas yang mampu

dilakukan

Bantu untuk memilih

aktivitas konsisten

yang sesuai dengan

kemampuan fisik,

psikologi, dan social

Bantu untuk

mengidentifikasi dan

mendapatkan sumber

yang diperlukan untuk

altivitas yang

diinginkan

Bantu untuk

mendapatkan alat

bantuan aktivitas

seperti kursi roda,

krek

Bantu untuk

mengidentifikasi

aktivitas yang disukai

Bantu klien untuk

membuat jadwal

latihan diwaktu luang

Bantu pasien/keluarga

untuk

mengidentifikasi

kekurangan dalam

beraktivitas

Bantu pasien untuk

mengembangkan

motivasi diri dan

penguatan

Page 16: askep Faringitis

Monitor respon fisik,

emosi, sosial dan

spiritual

4 Gangguan menelan

b.d abnormalitas

orofaring, gangguan

neuro muskuler

(hilangnya reflek

muntah)

NOC

Pencegahan aspirasi

Ketidakefektifan

pola menyusui

Status menelan:

tindakan pribadi

untuk mencegah

pengeluaran cairan

dan partikel padat

ke dalam paru

Status menelan: fase

esofagus:

penyaluran cairan

atau partikel padat

dari faring

kelambung

Status menelan: fase

oral: persiapan,

penahanan dan

pergerakan cairan

atau partikel padat

kearah posterior

dimulut

Status menelan: fase

faring: penyaluran

cairan atau partikel

padat dari mulut ke

esofagus

Kriteria Hasil:

Dapat

mempertahankan

NIC

Memantau tingkat

kesadaran, refleks

batuk, reflek muntah

dan kemampuan

menelan

Memonitorstatus paru

menjaga/mempertaha

nkan jalan napas

Posisikan tegak 90

drajat atau sejauh

mungkin

Jauhkan manset trakea

meningkat

Jauhkan pengaturan

hisap yang tersedia

Menyuapkan

makanan dalam

jumlah kecil

Periksa penempatan

tabung NG

gastrostomy sebelum

menyusui

Periksa tabung NG

atau gastrostomy sisa

sebelum makan

Hindari makanan jika

residu tinggi tempat

“perwarna” dalam

tabung pengisi NG

Hindari cairan atau

Page 17: askep Faringitis

makanan dalam

mulut

Kemampuan

menelan adekuat

Pengiriman bolus ke

hipofaring selaras

dengan refleks

menelan

Kemampuan untuk

mengosongkan

rongga mulut

Mampu mengontrol

mual dan muntah

Imobilitas

konsekuensi:

fisiologis

Pengetahuan tentang

prosedur

pengobatan

Tidak ada kerusakan

otot tenggorokan

atau otot wajah

menelan,

mengerakkan llidah,

atau refleks muntah

Pemulihan pasca

prosedur

pengobatan

Kondisi pernapasan,

ventilasi adekuat

Mampu melakukan

perawatan terhadap

non pengobatan

parenteral

menggunakan zat

pengental

Penawaraan makanan

atau cairan yang dapat

dibentuk menjadi

bolus sebelum

menelan

Potong makanan

menjadi potong-

potong kecil

Permintaan obat

dalam bentuk obat

mujarab

Istirahat atau

menghancurkan pil

sebelum diberikan

Jauhkan kepala

tempat tidur

ditinggikan 30 sampai

45 menit setelah

makan, sesuai

Sarankan

barpidato/berbicara

patologi berkonsultasi

Sarankan barium

menelan kue atau

vidio fluoroskopi,

sesuai

Page 18: askep Faringitis

Mengidentifikasi

faktor emosi atau

psikologis yang

memghambat

menelan

Dapat mentoleransi

ingesti makanan

tanpa tersedak atau

aspirasi

Menyusui adekuat

Kondisi menelan

bayi

Memelihara kondisi

gizi: makanan dan

asupan cairan ibu

dan bayi

Hidrasi tidak

ditemukan

Pengetahuan

mengenai cara

menyusui

Kondisi pernafasan

adekuat

Tidak terjadi

gangguan

neurologis

BAB IV

PENUTUP

Page 19: askep Faringitis

A. Kesimpulan

Faringitis (dalam bahasa Latin; pharyngitis), adalah suatu penyakit peradangan yang

menyerang tenggorok atau faring yang disebabkan olehbakteri atau virus tertentu.Kadang

juga disebut sebagai radang tenggorok. Faringitis adalah suatu penyakit peradangan yang

menyerang tenggorok atau faring yang disebabkan oleh bakteri atau virus tertentu. Kadang

juga disebut sebagai radang tenggorok. (Wikipedia.com).

B. Saran

Faringitis dapat dicegah sejak dini dengan pengaturan gaya hidup terutama dalam

pengkonsumsian makanan dan orang perokok lebih rentan terkena penyakit faringitis. Kita

selaku tenga kesehatan menginformasikan bagimana pencegahan,pengobatan yang dapat

dilakukan oleh pasien faringitis, sehingga tidak akan menimbulkan tingkat keparahan yang

kronis.

Daftar Pustaka

http://mydocumentku.blogspot.com/2012/04/asuhan-keperawatan-pada-pasien_1

Page 20: askep Faringitis

Huda Amin Nuratif . Aplikasi Asuhan Keperawatan berdasarkan Diagnosa Medis Nanda Nic Noc. 2013: jilid 1