134884944 faringitis doc

51
A. KONSEP DASAR FARINGITIS 1. Pengertian Faringitis a. Faringitis adalah suatu sindrom inflamasi dari faring atau tonsil yang disebabkan oleh beberapa grup mikroorganisme yang berbeda. Faringitis dapat menjadi bagian dari infeksi saluran napas atas atau infeksi lokal didaerah faring. (http://kruegerchuy. wordpress.com/faringitis diakses tgl 13 Juli 2010) b. Infeksi saluran napas atas adalah infeksi yang disebabkan mikroorganisme di struktur saluran napas atas yang tidak berfungsi untuk pertukaran gas, termasuk rongga hidung, faring dan laring, yang dikenal dengan ISPA antara lain pilek, faringitis atau radang tenggorokan, laringitis dan influenza tanpa komplikasi. (Elizabeth. J. Corwin, PHD, MSN, CHP, Hal. 538) c. Faring atau tenggorok adalah rongga yang menghubungkan antara hidung dan rongga mulut ke laring. (NS. Anas Tamsuri, S.Kep, Hal. 3) d. Radang faring pada bayi dan anak hampir selalu melibatkan organ sekitarnya sehingga infeksi pada faring biasanya juga mengenai tonsil, sehingga disebut sebagai tonsilofaringitis.

Upload: kharisma-amsirahk

Post on 14-Feb-2015

142 views

Category:

Documents


26 download

DESCRIPTION

faringitis adalah peradangan pada faring

TRANSCRIPT

Page 1: 134884944 Faringitis Doc

A.   KONSEP DASAR FARINGITIS

1.    Pengertian Faringitis

a.    Faringitis adalah suatu sindrom inflamasi dari faring atau tonsil yang disebabkan oleh

beberapa grup mikroorganisme yang berbeda. Faringitis dapat menjadi bagian dari infeksi

saluran napas atas atau infeksi lokal didaerah faring. (http://kruegerchuy.

wordpress.com/faringitis diakses tgl 13 Juli 2010)

b.    Infeksi saluran napas atas adalah infeksi yang disebabkan mikroorganisme di struktur

saluran napas atas yang tidak berfungsi untuk pertukaran gas, termasuk rongga hidung,

faring dan laring, yang dikenal dengan ISPA antara lain pilek, faringitis atau radang

tenggorokan, laringitis dan influenza tanpa komplikasi.         (Elizabeth. J. Corwin, PHD,

MSN, CHP, Hal. 538)

c.    Faring atau tenggorok adalah rongga yang menghubungkan antara hidung dan rongga

mulut ke laring. (NS. Anas Tamsuri, S.Kep,  Hal. 3) 

d.    Radang faring pada bayi dan anak hampir selalu melibatkan organ sekitarnya sehingga

infeksi pada faring biasanya juga mengenai tonsil, sehingga disebut sebagai

tonsilofaringitis. Penyakit ini sering ditemukan pada bayi dan anak, dapat berupa

tonsilofaringitis akut atau kronik. (Ngastiyah, Hal. 36)       

e.    Faringitis merupakan peradangan dinding yang dapat disebabkan oleh virus (40-60%),

bakteri (5-40%), alergi, trauma dan toksin.

(http://hudachairi.multiply.com/journal/item/14/Faringitis diakses tgl 13 Juli 2010)

Sebagian besar dari infeksi saluran pernapasan hanya bersifat ringan seperti batuk pilek

dan tidak memerlukan pengobatan dengan antibiotik, namun demikian anak akan menderita

pneumoni bila infeksi paru ini tidak diobati dengan antibiotik dapat mengakibatkan kematian. 

Radang tenggorokan karena infeksi harus ditangani dengan menyembuhkan sumbernya.

Kalau infeksinya karena gigi, maka giginya yang ditangani. Demikian juga amandel dan

Page 2: 134884944 Faringitis Doc

sinusitis, jika radang tenggorokannya diobati, namun gigi, amandel atau sinusitis sebagai

sumber infeksi tidak ditangani, maka akan percuma. Radang tenggorokannya akan kembali lagi

dan berulang terus.

Selain kuman, radang tenggorokan juga dapat terjadi karena virus, yaitu saat pilek dan

flu. Namun, radang tenggorokan akibat pilek dan flu akan hilang dengan sendirinya, seiring

sembuhnya penyakit tersebut. Flu ringan dapat berlomba dengan daya tahan tubuh. Artinya,

kalau daya tahan tubuh bagus, dia akan membuat pagar sendiri sehingga tidak selalu perlu

antibiotik. Tapi kalau lebih dari seminggu radang tenggorokan yang menyertai flu tidak hilang,

apalagi jika ditambah suara serak, bisa dikategorikan serius. Radang bisa turun ke pita suara.  

Alergi tidak dapat diobati karena sudah merupakan bawaan dari lahir. Cara yang paling

baik untuk menghindari reaksi alergi adalah dengan menghindari penyebabnya dan

meningkatkan atau menjaga daya tahan tubuh. Semakin bagus daya tahan tubuh, semakin

rendah kadar kepekaan yang menyebabkan reaksi alergi.

2.    Jenis-jenis Faringitis

Infeksi saluran pernapasan akut adalah penyakit yang menyerang saluran pernapasan

terutama paru-paru, termasuk penyakit tenggorokan dan telinga. Infeksi saluran pernapasan akut

diklasifikasikan menjadi tiga bagian yaitu infeksi saluran pernapasan akut berat (pneumonia

berat) ditandai dengan tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam pada saat inspirasi, infeksi

saluran pernapasan akut sedang (pneumonia) ditandai dengan frekuensi pernapasan cepat yaitu

umur di bawah 1 tahun ; 50 kali/menit atau lebih cepat dan umur 1-4 tahun; 40 kali/menit atau

lebih. Sedangkan infeksi saluran pernapasan akut ringan (bukan pneumonia) ditandai dengan

batuk pilek tanpa napas cepat dan tanpa tarikan dinding dada (Depkes RI,1992).

Secara umum, Jenis faringitis dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

a.    Faringitis akut ditandai secara klinis oleh adanya nyeri tenggorok mulut berbau, nyeri

menelan, kadang disertai otalgia (sakit di telinga), demam tinggi.

Page 3: 134884944 Faringitis Doc

b.    Faringitis kronis ditandai secara klinis oleh nyeri tenggorok. Nyeri tenggorok biasanya

lebih ringan dibandingkan nyeri yang berkaitan dengan infeksi yang dikemukakan diatas.

Dapat ditemukan perasaan gatal dengan sering berdahak. Dinding faring posterior

kemerahan dan seringkali mempunyai gambaran cobblestone (batu kerikil) karena hipertrofi

limfoid.  

Infeksi saluran pernapasan atas digolongkan ke dalam penyakit yang bukan pneumonia,

(Lidianti, 2007) yang terdiri antara lain :

a.    Rhinitis

Rhinitis dapat disebabkan oleh bakteri ataupun virus, tapi lebih banyak rhinitis

dikarenakan adanya suatu alergi yang kemudian dapat diikuti dengan bakteri atau rhinitis

allergy atau pilek alergi adalah gejala alergi yang terjadi pada bagian hidung. Umumnya

timbul penyakit ini pada musim penghujan karena cuaca dingin.

Diagnosa penyakit ini seperti : hidung pilek/beringus, badan panas atau merasa tidak

enak badan disertai pusing kepala. Penyebab pilek alergi atau rhinitis allergy ini ada

bermacam-macam, antara lain : karena tubuh tidak kuat di udara dingin, debu di lingkungan

sekitar (rumah), polusi udara dan serbuk sari bunga. 

b.    Faringitis

Faringitis (dalam bahasa latin; pharyngitis), adalah suatu penyakit peradangan yang

menyerang tenggorok atau faring. Kadang juga disebut sebagai radang tenggorok. Infeksi

saluran napas atas akut seperti faringitis merupakan infeksi rongga mulut yang paling sering

dijumpai. Radang ini bisa disebabkan oleh virus atau kuman, disebabkan daya tahan yang

lemah.

Secara khusus,  jenis faringitis dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

a.    Faringitis Akut

1)    Faringitis viral

Page 4: 134884944 Faringitis Doc

Rinovirus menimbulkan gejala rhinitis dan beberapa hari kemudian akan

menimbulkan faringitis.

Gejala dan tanda faringitis viral adalah demam disertai rinorea, mual, nyeri

tenggorok, sulit menelan.  Pada pemeriksaan tampak faring dan tonsil hiperemis.  Virus

influenza, coxschievirus, dan cytomegalovirus tidak menghasilkan eksudat.  Adenovirus

selain menimbulkan gejala faringitis juga menimbulkan gejala konjungtivitis terutama

pada anak.  Epsteiin Barr Virus (EBV) menyebabkan faringitis yang disertai produksi

eksudat pada faring yang banyak. Terdapat pembesaran kelenjar limfa diseluruh tubuh

terutama retroservikal dan hepatosplenomegali.

Faringitis yang disebabkan HIV-1 menimbulkan keluhan nyeri tenggorok, nyeri

menelan, mual, dan demam.  Pada pemeriksaan tampak faring hiperemis, terdapat

eksudat, limfadenopati akut di leher dan pasien tampak lemah.

Penatalaksanaan pada penderita adalah istirahat dan minum yang cukup disertai

kumur dengan air hangat.  Analgetika jika perlu dan tablet isap.  Anti virus metisoprinol

diberikan infeksi herpes simpleks dengan dosis 60-100 mg/kgBB dibagi dalam 4-6 kali

pemberian/hari pada orang dewasa dan pada anak < 5 tahun diberikan 50 mg/kgBB

dibagi dalam 4-6 kali pemberian/hari.

2)    Faringitis bakterial

Infeksi grup A Streptokokus beta hemolitikus merupakan penyebab faringitis

akut pada orang dewasa 15% dan pada anak 30%.

Gejala dan tanda yang tampak adalah nyeri kepala yang hebat, muntah, kadang 

disertai demam dengan suhu yang tinggi, jarang disertai batuk.  Pada pemeriksaan tonsil

tampak tonsil  membesar, faring dan tonsil hiperemis dan terdapat eksudat di

permukaannya.  Beberapa hari kemudian timbul bercak petechiae pada palatum dan

faring.  Kelenjar limfa leher anterior membengkak, kenyal, nyeri pada penekanan.

Terapi yang diberikan adalah antibiotik, berupa penicillin G banzatin 50.000

Page 5: 134884944 Faringitis Doc

U/kgBB, IM dosis tunggal, atau amoksisilin 50 mg/kgBB dosis dibagi 3 kali/ hariselama

10 haridan pada dewasa 3x500mg selama 6-10 hari atau eritromisisn 4x500mg/hari. 

Dapat juga diberikan kortikosteroid sebagai antinflamasi yaitu deksamethason 8-16 mg,

IM 1 kali, pada anak 0,08-0,3 mg/kgBB, IM 1 kali.                                                           

3)    Faringitis fungal

Candida dapat tumbuh pada mukosa rongga mulut dan faring.  Gejala dan tanda 

adalah keluhan nyeri tenggorok dan nyeri menelan. Pada pemeriksaan tampak plak putih

di orofaring dan mukosa faring lainnya hiperemis.  Pembiakan jamur ini dilakukan

dalam agar saboraud dekstrosa. Terapi yang diberikan adlan nystatin 100.000-400.000 2

kali/hari dan pemberian analgetika.

4)    Faringitis gonorea

Hanya dapat ditemukan pada pasien yang melakukan kontak orogenital. Terapi

yang dapat diberikan adalah sefalosporin generasi ke-3.  Ceftriakson 250 mg, IM.

b.    Faringitis kronik

Terdapat 2 bentuk yaitu faringitis kronik hiperplastik dan faringitis kronik atrofi.

Faktor predisposisi proses radang kronik di faring ini ialah rhinitis kronik, sinusitis, iritasi

kronik oleh rokok, minum alkohol, inhalasi uap yang merangsang mukosa faring dan debu. 

Faktor lain penyebab terjadinya faringitis kronik adalah pasien yang biasa bernapas melalui

mulut karena hidungnya tersumbat.

1)    Faringitis kronik hiperplastik

Pada faringitis kronik hiperplastik terjadi perubahan mukosa dinding posterior

faring. Tampak kelenjar limfa dibawah mukosa faring dan lateral band hiperplasi.  Pada

pemeriksaan tampak mukosa dinding posterior tidak rata, bergranular. Gejala yang

muncul biasanya adalah tenggorokan menjadi kering dan gatal dan akhirnya batuk

Page 6: 134884944 Faringitis Doc

beriak. Terapi yang dapat diberikan adalah dengan terapi lokal menggunakan kaustil

faring dengan menggunakan zat kimia larutan nitras argenti atau dengan listrik

(electrocauter). Pengobatan simtomatis diberikan obat kumur atau tablet isap. 

2)    Faringitis kronik atropi

Sering timbul bersamaan dengan rhinitis atrofi.  Pada rhinitis atrofi udara

pernafasan tidak diatur suhu serta kelembabannya, sehingga menimbulkan rangsangan

serta infeksi pada faring. Gejala dan tanda yang sering muncul adalah tenggorok terasa

kering, tebal, serta bau mulut.  Pada pemeriksaan tampak mukosa faring ditutupi oleh

lendir yang kental dan bila diangkat tampak mukosa kering. Pengobatan ditujukan pada

rinitis atrofinya dan untuk faringitis kronik atropi ditambahkan dengan obat kumur dan

menjaga kebersihan mulut.

c.    Faringitis spesifik

1)    Faringitis Luetika

Treponema palidum dapat menyebabkan infeksi di daerah faring. Dibagi dalam 3

stadium, yaitu pada stadium promer, pada lidah, palatum mole, tonsil dan posterior

faring berbentuk keputihan. Bila infeksi terus menerus maka akan timbul ulkus didaerah

faring seperti ulkus genitalia yang tidak nyeri.  Pada stadium sekunder terdapat eritema

pada dinding faring yang menjlar ke arah laring.  Pada stadium tertier terdapat

guma,pada tonsil dan palatum.  Guma pada dinding posterior dapat menyebar ke

vertebra servikal dan dapat menyebabkan kematian. Diagnosa ditegakkan dengan

pemeriksaan serologis.

2)    Faringitis Tuberkulosis

Merupakan proses sekunder dari TB paru. Cara infeksi eksogen, yaitu kontak

dengan septum yang mengandung kuman atau inhalasi kuman melalui udara. Infeksi

Page 7: 134884944 Faringitis Doc

endogen yaitu dengan penyebaran melalui darah pada TB miliaris.  Bila infeksi timbul

secara hematogen, maka lesi timbul pada kedua sisi dan sering ditemukan pada posterior

faring, arkus faring anterior, dinding lateral hipofaring, palatum mole, dan palatum

durum.

Gejala keadaan umum pasien buruk karena anoreksi dan odinofagia.  Pasien

mengeluh nyeri hebat di tenggorok, nyeri telinga, dan pembesaran KGB servikal.

Diagnosa ditegakkan dengan pemeriksaan BTA, foto thoraks dan biopsi jaringan

terinfeksi. Terapi sesuai dengan terapi untuk TB paru.

(http://klinikhuda.blogspot.com/2009/01/faringitis. html diakses  tgl 13 Juli 2010)

3.    Etiologi Faringitis

Etiologi infeksi saluran pernapasan akut terdiri lebih dari 300 jenis bakteri, virus dan

ricketsia. Bakteri penyebab antara lain genus streptokokus, staphylococcus, pneumococus,

hemofilus, bordetella dan korinebakterium. Virus penyebab antara lain golongan miksovirus,

adnevirus, koronovirus, pikornavirus. Disamping itu faktor-faktor berikut adalah faktor beresiko

untuk berjangkitnya atau mempengaruhi timbulnya infeksi saluran pernapasan akut, yaitu ; gizi

kurang, berat badan lahir rendah, tidak mendapat ASI memadai, polusi udara, kepadatan tempat

tinggal, imunisasi tidak memadai, defisiensi vitamin A, tingkat sosial ekonomi rendah, tingkat

pendidikan ibu rendah, dan tingkat pelayanan kesehatan rendah. Gejala umum yang sering

terjadi pada penyakit Faringitis yaitu : batuk, sesak nafas, nyeri dada, suara serak, influenza dan

kadang disertai demam. (Ditjen PPM & PL Depkes RI, 2005)

Ada tiga penyebab radang tenggorokan yang gejalanya dapat berupa rasa sakit di bagian

tersebut, susah menelan, susah bernapas, batuk, dan demam. Ada kalanya terjadi pembengkakan

di leher. Penyebabnya adalah infeksi, iritasi atau alergi.

Sekitar 90% dari kasus radang tenggorokan yang disertai hidung berair, demam, dan

Page 8: 134884944 Faringitis Doc

nyeri telinga disebabkan oleh virus. Bakteri menjadi penyebab dari 10% kasus sisanya.

Pada 10% kasus sisanya bakteri penyebab radang tenggorokan tersering adalah

Streptokokus. Gejala infeksi bakteri ini adalah tenggorokan yang berwarna merah daging dan

tonsil yang mengeluarkan cairan. Untuk mendiagnosis bakteri ini sebagai penyebab secara pasti

adalah dengan melakukan usap tenggorok untuk kemudian di kultur serta dilakukan

pemeriksaan darah.

a.    Infeksi

Infeksi yang menyebabkan radang tenggorokan bisa bersumber dari 3 hal, yakni

kesehatan mulut dan gigi, amandel sebagai sumber infeksi, dan sinusitis.

Kurang menjaga kebersihan bagian mulut, khususnya gigi, dapat menyebabkan

radang tenggorokan. Gigi yang busuk atau berlubang menjadi tempat berkumpulnya kuman.

Kuman inilah yang kemudian masuk ke dalam tenggorokan dan menyebabkan infeksi.

Untuk mencegahnya, harus rajin menjaga kebersihan mulut dan gigi. Kalau ada gigi yang

busuk atau berlubang, harus langsung ditangani. Misalnya, ditambal atau dicabut.

Infeksi pada amandel juga dapat menyebabkan terjadinya radang tenggorokan.

Amandel sebenarnya sangat berfungsi pada anak usia 4 - 10 tahun karena ia merupakan

bagian dari pertahanan tubuh. Terutama pernapasan bagian atas. Amandel yang sudah tidak

berfungsi lagi akan menjadi tempat berkumpulnya kuman sehingga menyebabkan infeksi

pada tenggorokan.

Sumber ketiga penyebab infeksi tenggorokan adalah sinusitis. Setiap orang punya

beberapa pasang organ yang disebut sinus paranasal, ada di pipi, di dekat mata, di dahi, dan

di dekat otak. Jika organ ini meradang, itu yang disebut sinusitis. Pada orang dengan

sinusitis kronis, lendir akan terus-menerus mengalir di belakang tenggorokan dan hidung.

Hal ini menimbulkan iritasi ke tenggorokan dan menyebabkan radang.

b.    Iritasi

Page 9: 134884944 Faringitis Doc

Iritasi juga bisa menjadi biang keladi radang tenggorokan. Hal ini disebabkan

makanan yang masuk, yaitu makanan yang terlalu pedas, terlalu asam, terlalu panas atau

dingin, dan makanan-makanan yang terlalu bergetah. Makanan bergetah, contohnya buah-

buahan. Jadi, tidak semua buah-buahan aman, khususnya pada mereka yang punya alergi,

karena justru dapat membuat iritasi pada tenggorokan.

Untuk mencegahnya, sebaiknya tidak makan buah-buahan dalam jumlah terlalu

banyak. Iritasi juga sering terjadi pada mereka yang bekerja di lingkungan pabrik. Instalasi

zat kimia yang di hirup bisa menyebabkan iritasi dan radang pada tenggorokan. Oleh sebab

itu, penting sekali memakai masker.

c.    Alergi

Sementara alergi merupakan reaksi hipersensitif bagi orang yang memilikinya.

Alergi dapat disebabkan bermacam hal, seperti makanan dan minuman, obat-obatan

tertentu, cuaca, dan debu. Zat yang menyebabkan alergi disebut allergen. Jika allergen

masuk ke dalam tubuh penderita alergi, tubuh pun akan mengeluarkan zat-zat yang

menyebabkan alergi. Akibatnya, timbul reaksi-reaksi tertentu, seperti gatal-gatal atau batuk-

batuk.

Alergi terhadap suatu makanan dapat menyebabkan reaksi sakit pada tenggorokan.

Selain itu, radang tenggorokan sering dialami mereka yang alergi terhadap jenis buah-

buahan tertentu dan olahannya, misalnya jus. Hati-hati, tidak semua jus aman bagi orang-

orang yang mengalami radang tenggorokan berulang karena alergi. Sering batuk dan sakit

tenggorokan. Paling sering justru pada jus tomat.

Minyak goreng bekas juga sering menjadi penyebab alergi dan mengakibatkan

radang tenggorokan. Orang yang alergi terhadap minyak goreng bekas harus selalu

mengganti minyak setiap kali akan menggoreng.   (http://www.susukolostrum.com/tht/

faringitis-virus.html diakses tgl 13 Juli  2010)

Page 10: 134884944 Faringitis Doc

4.    Patofisiologi Faringitis

Penularan terjadi melalui droplet. Kuman menginfiltrasi lapisan epitel, kemudian bila

epitel terkikis maka jaringan limfoid superficial bereaksi, terjadi pembendungan radang dengan

infiltrasi leukosit polimorfonuklear. Pada stadium awal terdapat hiperemi, kemudian edema dan

sekresi yang meningkat. Eksudat mula-mula lapisan tapi menjadi menebal dan kemudian

cenderung menjadi kering dan dapat melekat pada dinding faring. Dengan hiperemi, pembuluh

darah dinding faring menjadi lebar. Bentuk sumbatan yang berwarna kuning, putih dan abu-abu

terdapat dalam folikel atau jaringan lomfoid. Tampak bahwa folikel limfoid dan bercak-bercak

pada dinding faring posterior, atau terletak lebih ke lateral, menjadi meradang dan

membengkak. (http://farmasiinfo.blogspot.com/2009/05/patologi-faringitis.html diakses tgl 13

Juli 2010)

Seperti orang dewasa, infeksi pada anak menyebabkan inflamasi dan pembengkakan

saluran napas yang bermakna. Pada kenyataannya, anak-anak yang mengalami ISPA mungkin

memperlihatkan gejala klinis yang lebih dramatis karena saluran napas atas jauh lebih sempit

sehingga resistensi terhadap arus udara tinggi walaupun pembengkakan dan sumbatan jalan

napas tidak mencolok. Batuk yang terdengar pada anak yang mengidap faringitis  mungkin

seperti menyalak, serak dan stridor. Terapi untuk anak-anak yang menderita faringitis  derajat

ringan-sampai-sedang antara lain vaporizer, terapi oksigen. Mereka yang menderita faringitis

derajat sedang-sampai berat dapat diobati dengan pemberian glukokortikoid intramuskular atau

nebulizer. Inflamasi epiglottis dapat menyebabkan sumbatan total jalan napas, kecemasan yang

bermakna dan kematian. Anak-anak cenderung duduk telungkup dan dapat berguling. Untuk

anak-anak yang menderita epiglotitis, perlu dirawat di rumah sakit dan mungkin memerlukan

tindakan intubasi atau trakeostomi. (Elizabeth, J. Corwin, PhD, MSN, CNP, Hal. 352)

Sekitar 90% kasus faringitis disebabkan virus. Sisanya disebabkan bakteri dan

Page 11: 134884944 Faringitis Doc

kandidiasis fungal (jarang terjadi, biasanya pada bayi). Juga dapat disebabkan iritasi akibat

polusi senyawa kimia. Pada faringitis akibat virus, virus berusaha menembus sel-sel mukosa

yang melapisi nasofaring dan bereplikasi dalam sel-sel ini. Gangguan pada penderita seringnya

disebabkan oleh 0leh sel-sel dimana virus berimplikasi. Umumnya sembuh dengan sendirinya,

tidak perlu pengobatan spesifik, dan jarang menimbulkan komplikasi. Virus Epstein-barr,

herpes simplex, measle dan common coald.

Bakteri penyebab faringitis yang paling umum adalah kelompok A streptokokus. Ada

banyak strain; paling berbahaya strain B-hemolitik (GABHS). Bakteri lain yang juga umum

adalah Corynebacterium diphtheria, Chlamydia pneumonia dan stafilokokus. Jika tidak

ditangani dalam 9 hari, infeksi oleh GABHS beresiko menimbulkan demam rematik.

Corynebacterium diphtheria tidak terlalu invasive dan tetap terlokalisir pada permukaan

saluran permukaan saluran pernapasan. Hanya lisogenik corynebacterium diphtheria tidak

terlalu terlokalisasir pada permukaan sluran peranafasan. Hanya lisogenik Corynebacterium

diphtheria bakteriofag pembawa gen toksik yang menyebabkan difteria. Kerusakan pada faring

disebabkan oleh toksin tersebut, yang membunuh sel-sel mukosa dan Adenosine Diphosphate

(ADP) Ribosylating Alongation Factor II. Toksin juga dapat merusak jantung dan saraf. Bakteri

ini telah dieradikasi di Negara-negara maju sejak dilakukannya program vaksinasi anak, tetapi

masih dilaporkan dinegara-negara dunia ketiga dan makin meningkat dibeberapa daerah di

eropa timur. Antibiotic efektif dalam tahap awal, tapi penyembuhan biasanya lamban.

Sedangkan Chlamydia pnemoniae menyebabkan sekitar 5% infeksi, dengan onset sub

akut dan faringitis. Penderita sering mengalami pola bifasik, tetapi membaik sebelum

berkembang menjadi bronchitis atau pneumonia. (http://klinikhuda.blogspot.com/2009/01

/faringitis.html diakses tgl 13 Juli 2010)

Page 12: 134884944 Faringitis Doc

Gambar 1.  Faringitis

5.    Tanda-tanda Bahaya pada Faringitis

Pada umumnya suatu penyakit saluran pernapasan dimulai dengan keluhan-keluhan dan

gejala-gejala yang ringan. Dalam perjalanan penyakit mungkin gejala-gejala menjadi lebih berat

dan bila semakin berat dapat jatuh dalam keadaan kegagalan pernapasan dan mungkin

meninggal. Bila sudah dalam kegagalan pernapasan maka dibutuhkan penatalaksanaan yang

lebih rumit, meskipun demikian mortalitas masih tinggi, maka perlu diusahakan agar yang

ringan tidak menjadi lebih berat dan yang sudah berat cepat-cepat ditolong dengan tepat agar

tidak jatuh dalam kegagalan pernapasan. Tanda- tanda bahaya dapat dilihat berdasarkan tanda-

tanda klinis dan tanda-tanda laboratoris :

a.    Tanda-tanda klinis pada sistem respiratorik adalah tachypnea, napas tak teratur (apnea),

retraksi dinding thorak, napas cuping hidung, cyanosis, suara napas lemah atau hilang,

grunting expiratoir dan wheezing

b.    Pada sistem cardial adalah tachycardia, bradycardiam, hipertensi, hipotensi dan cardiac

arrest

c.    Pada sistem cerebral adalah gelisah, mudah terangsang, sakit kepala, bingung, pepil

bendung, kejang dan coma

d.    Pada hal umum adalah letih dan berkeringat banyak.

Tanda-tanda laboratoris :

Page 13: 134884944 Faringitis Doc

a.     Hypoxemia

b.    Hypercapnia

c.    Acydosis (metabolik dan atau respiratorik)

Tanda-tanda bahaya pada anak golongan umur 2 bulan sampai 5 tahun adalah : tidak

bisa minum, kejang, kesadaran menurun, stridor dan gizi buruk, sedangkan tanda bahaya pada

anak golongan umur kurang dari 2 bulan adalah : kurang bisa minum (kemampuan minumnya

menurun sampai kurang dari setengah volume yang biasanya diminumnya), kejang, kesadaran

menurun, stridor, wheezing.

6.    Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyakit Faringitis

a.    Pendidikan ibu

Orang dengan tingkat pendidikan formalnya lebih tinggi cenderung akan

mempunyai pengetahuan yang lebih dibandingkan orang dengan tingkat pendidikan formal

yang lebih rendah, karena akan lebih mampu dan mudah memahami arti serta pentingnya

kesehatan. Tingkat pendidikan mempengaruhi kesadaran akan pentingnya arti kebutuhan

bagi diri dan lingkungan yang dapat mendorong kebutuhan akan pelayanan kesehatan.

(Potter 2005).   

Para ibu yang tidak pernah bersekolah mengalami  kematian balita 35%

dibandingkan dengan ibu yang pernah bersekolah, tetapi tidak menyelesaikan sekolah

dasarnya. Perbedaan itu menjadi sangat mencolok, mencapai 97% dibandingkan para ibu

yang berhasil menyelesaikan pendidikan sekolah dasarnya. Pendidikan adalah salah satu

jalan menjadikan perempuan sebagai agen perubahan, bukan sekedar penerima pasif

program pemberdayaan. Pendidikan menjadi salah satu faktor yang memungkinkan

perempuan memiliki independensi ekonomi. Hal ini membuat perempuan memiliki suara

dalam rumah tangga maupun di masyarakat, antara lain dalam mengatur pembagian “harta”

Page 14: 134884944 Faringitis Doc

keluarga seperti makanan, biaya kesehatan, pendidikan dan sebagainya. Perempuan juga

memiliki sumber penghasilan di tangannya, cenderung membelanjakan penghasilan itu

untuk kesejahteraan anak-anaknya sebagai generasi penerus bangsa. (Potter 2005).    

Seringkali ibu yang mempunyai balita terjangkit ISPA harus belajar melakukan

praktik kontrol infeksi di rumah. Teknik pencegahan penyakit ISPA hampir menjadi sifat

kedua bagi perawat yang melakukannya tiap hari. Namun, ibu yang mempunyai balita

terjangkit ISPA kurang menyadari faktor-faktor yang meningkatkan penyebaran infeksi atau

cara-cara untuk mencegah penularannya. Perawat harus mengajarkan ibu yang mempunyai

bayi terjangkit ISPA tentang infeksi dan teknik untuk mencegah atau mengontrol

penyebarannya (Potter 2005).    

b.    Pengetahuan Ibu

Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan

penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera

manusia yaitu : penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan

merupakan dominan yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang.

Pengetahuan yang di cakup dalam dominan kognitif mempunyai 6 tingkat :

1)    Tahu (Know), diartikan sebagai mengingat materi yang telah dipelajari sebelumnya.

Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali terhadap suatu

yang spesifik dari seluruh materi yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.

2)    Memahami (Comprehension), diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara

benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut

secara benar.

3)    Aplikasi (Application), adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan suatu materi yang

telah dipelajari pada situasi dan kondisi sekarang

4)    Analisis (Analysis) adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi yang ada

Page 15: 134884944 Faringitis Doc

kaitannya satu sama lain

5)    Sintesis (Syntesis), menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk melakukan atau

menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru

6)    Evaluasi (Evaluation), ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi /

penilaian terhadap suatu materi atau objek.

Ditengah-tengah kesibukannya menyelesaikan tugas rutinnya itu, ibu masih dibebani

untuk merawat dan mengasuh anak. Sulit bagi ibu memisahkan pekerjaan itu dalam waktu

terpisah. Keterbatasan tenaga dan waktu membuat ibu harus melaksanakan tugas ganda

bersamaan. Biasanya sambil memasak di dapur, seorang ibu juga harus mengasuh anaknya.

Ketika tangannya sibuk mengolah masakan untuk keluarganya, anak yang masih balita biasa

tetap berada di pangkuannya. Kalau tidak digendong, anaknya yang belum bisa di apih,

ditidurkan di dipan yang terletak di dapur. Sementara asap dari kompor terus mengeluarkan

asap. Ruangan dapur dipenuhi gas dari alat masak yang sebenarnya berbahaya bagi anak.

Anak yang berada di dapur bersama ibunya tidak bisa menghindari dari kepungan asap.

Dengan berjalannya waktu, akumulasi asap yang dihisap anak semakin besar. Tanpa disadari

sang ibu, anak itu telah terkena penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut.  (Juniarti Sahar,

2005). 

c.    Gaya Hidup

Banyak kegiatan, kebiasaan dan cara pelaksanaan kesehatan yang mengandung

faktor risiko; berbagai stress akibat krisis kehidupan dan perubahan gaya hidup juga

merupakan faktor risiko. Cara pelaksanaan dan perilaku sehat dapat berakibat positif

ataupun negatif terhadap kesehatan. Cara pelaksanaan kesehatan berpotensi memberikan

efek negatif dapat termasuk sebagai faktor risiko; antara lain yaitu makan yang berlebihan

atau nutrisi yang buruk, kurang tidur dan istirahat, dan kebersihan pribadi yang buruk.

Kebiasaan lain yang menyebabkan seseorang beresiko menderita sakit antara lain kebiasaan

Page 16: 134884944 Faringitis Doc

merokok atau minum minuman alkohol atau penyalahgunaan obat. (Potter, 2005) 

Selain itu dapat disebabkan karena : 

1)    Iritasi

Iritasi dapat disebabkan oleh debu, asap, atau kekeringan udara yang berlebihan

2)    Alergi

Drip postnasal yang berlebihan dapat menyebabkan iritasi faring.

3)   Trauma

a)    Penyalahgunaan Vokal

Berteriak, menyanyi berlebihan atau bentuk lain penyalahgunaan vokal dapat

menimbulkan nyeri tenggorok demikian juga suara parau.

b)    Benda Asing

Mula timbul nyeri tenggorok yang mendadak dapat disebabkan oleh adanya benda

asing. Liur yang mengalir dan kesukaran menelan sering ditemukan.

c)    Luka Bakar

Faring dapat mengalami luka oleh makanan atau minuman yang panas, atau oleh

karena asam atau basa

d)    Asap

Anak-anak dapat mengalami iritasi faring akibat asap rokok berat dirumah.

Faringitis dapat terjadi setelah inhalasi yang berkaitan dengan kebakaran.

d.    Status Gizi

Makanan adalah kebutuhan hidup yang sangat penting diantara kebutuhan pokok

hidup manusia dan pemenuhannya tidak dapat ditunda-tunda lagi. Makanan adalah bahan

yang menyebabkan tubuh manusia dapat bekerja, kalau kita umpamakan maka tubuh

manusia itu bagaikan sebuah mesin, dimana dalam kegiatannya diperlukan energi. Energi

Page 17: 134884944 Faringitis Doc

dibutuhkan untuk bernapas, berjalan, berdiri serta untuk tumbuh kembang. Manusia

mendapatkan energi dari makanan yang dimakan (Ns. Anas Tamsuri, S.Kep, 2008).

Gizi merupakan salah satu faktor penting yang menentukan tingkat kesehatan dan

kesejahteraan manusia. Ada hubungan erat antara tingkat keadaan gizi dengan konsumsi

makanan. Tingkat keadaan gizi optimal akan tercapai apabila konsumsi gizi makanan pada

seseorang tidak seimbang dengan kebutuhan tubuh mereka. Gizi adalah suatu proses

organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti,

absorpsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak

digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-

organ, serta menghasilkan energi. Status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan

dalam bentuk variabel tertentu. Sebagai contoh pada gondok endemik merupakan keadaan

yang seimbang pemasukan dan pengeluaran yodium dalam tubuh.

Status gizi buruk balita ditetapkan berdasarkan atas salah satu hal berikut :

1)    Perbandingan berat badan dari umur atau berat badan jatuh pada daerah garis merah

pada KMS

2)    Anak yang dalam tiga kali penimbangan berturut-turut berat badannya tidak mengalami

peningkatan

3)    Balita yang dalam pemeriksaan ditemukan menderita xeroptalmia (kurang vitamin A).

4)    Balita yang mempunyai pembesaran kelenjar thyroid akibat kekurangan unsur yodium

yang diperlukan untuk hormon thyroid.

5)    Balita yang menderita anemia, dimana keadaan akibat kadar Hb kurang, akibat

kekurangan salah satu zat pembentuk (zat besi, asam folat, vitamin B12).

Menurut (dr. Hamam Hadi, 2005) balita yang mengalami kekurangan gizi juga bisa

dipengaruhi oleh kekurangan zat gizi yang diterima dari ibu yang menyusuinya. Jika zat gizi

yang diterima dari ibunya tidak mencukupi maka balita tersebut akan mengalami kurang

Page 18: 134884944 Faringitis Doc

gizi yang mempunyai konsekuensi kurang menguntungkan dalam kehidupan berikutnya.

e.    Status Imunisasi

Imunisasi berasal dari “kata imun”. Imunisasi adalah suatu upaya untuk

mendapatkan kekebalan terhadap suatu penyakit dengan cara memasukkan kuman atau

produk kuman yang sudah dilemahkan atau bibit penyakit tersebut diharapkan tubuh dapat

menghasilkan zat anti yang pada suatu saat nanti digunakan untuk melawan kuman atau

bibit penyakit yang menyerang tubuh

Menurut Karn Garna Baratawijaya dalam Markum (2000), disebutkan bahwa

imunisasi adalah suatu prosedur untuk meningkatkan derajat imunitas seseorang terhadap

kuman pathogen tertentu. Hal ini dimaksudkan agar orang yang diberikan imunisasi tertentu

akan kebal terhadap penyakit yang disebabkan oleh kuman pathogen sesuai dengan jenis

vaksin yang diberikan.

Imunisasi terdiri atas imunisasi aktif dan pasif. Imunisasi aktif adalah suntikan ke

dalam tubuh anak kuman yang sudah dimatikan atau di perlemah, suntikan ini akan

merangsang tubuh mengembangkan daya tahan tubuhnya dengan memproduksi antibodi

yang memiliki ketahanan sampai seumur hidup. Sedangkan imunisasi pasif yaitu suntikan

yang berasal dari serum atau darah binatang, imunisasi ini memiliki ketahanan sementara.

Imunisasi adalah salah satu bentuk intervensi yang sangat efektif untuk menurunkan angka

kematian dan kesakitan bayi serta balita dari jenis-jenis penyakit yang dapat dicegah dengan

imunisasi (Depkes RI, 2002).

Namun menurut Ibrahim. S (2003), beberapa faktor yang menyebabkan anak tidak

bisa dilindungi dari penyakit-penyakit berbahaya adalah ketidaktahuan para orang tua

tentang adanya vaksin dan kurangnya kesadaran betapa kerugian yang bisa diderita oleh

anak jika sakit

Pertusis merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi tenggorok dengan bakteri

Bordetella pertusis. Penyakit ini dapat dicegah dengan imunisasi pada usia 2,4 dan 6 bulan.

Page 19: 134884944 Faringitis Doc

Pertusis terjadi dalam wadah tiap 3 sampai 5 tahun. Sebelum imunisasi tersedia, banyak

bayi dan anak mati karena pertusis. Biasanya pertusis mulai seperti pilek saja dan ingus,

kecapaian dan adakalanya demam ringan. Kemudian timbulnya batuk, biasanya bertubi-

tubi, diikuti dengan rejan. Adakalanya orang muntah setelah batuk

Pertusis mungkin parah sekali bagi anak kecil, yang mungkin membiru atau berhenti

bernafas sewaktu batuk dan mungkin harus dibawa ke rumah sakit. Anak yang lebih besar

dan orang dewasa mungkin mengalami penyakit yang lebih ringan dengan batuk yang

berkelanjutan selama berminggu-minggu, tanpa memperhatikan perawatan. Pertusis

ditularkan kepada orang lain melalui tetesan (dari batuk atau bersin). Tanpa perawatan,

orang yang menderita pertusis dapat menularkannya kepada orang lain selama sampai 3

minggu setelah batuk mulai. Waktu antara eksposur dan penyakit biasanya antara 7 sampai

10 hari, tetapi mungkin berkelanjutan sampai 3 minggu. Vaksin DPT ini tidak memberi

perlindungan seumur hidup terhadap pertusis, dan perlindungan ini adakalanya tidak

lengkap. Anak-anak harus diimunisasikan pada usia 2,4 dan 6 bulan.

Di indonesia saat ini, imunisasi menjadi salah satu program pelayanan kesehatan

yang sedang di galakkan oleh pemerintah. Hal ini disebabkan karena adanya pergeseran

pelayanan kesehatan dari yang bersifat promotif ke preventif. Pengembangan Program

Imunisasi (PPI) dilakukan dalam bentuk pelaksanaan kegiatan-kegiatan imunisasi massal

seperti Pekan Imunisasi Nasional (PIN), Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS), Program

Eliminasi Tetanus Neonatorum (ETN) dan lain sebagainya. Tujuan akhir dari PPI tersebut

adalah tercapainya Universal Child Immunization (UCI) pada tahun 2002 (Depkes,

2001).       

f.     Lingkungan

Lingkungan yang sehat merupakan suatu persyaratan untuk memelihara tubuh sehat,

kelembaban yang rendah dapat mengeringkan selaput lendir hidung dan mulut yang

berpengaruh pada masalah pernapasan (Dwidjoseputro, 1990).

Page 20: 134884944 Faringitis Doc

Menurut (Entjang Indan, 2000), keadaan perumahan adalah salah satu faktor yang

memerlukan keadaan hygiene dan sanitasi lingkungan seperti dikemukakan oleh WHO

bahwa perumahan yang tidak cukup dan terlalu sempit mengakibatkan pula tingginya

kejadian penyakit dalam masyarakat. Hubungan rumah yang terlalu sempit dan kejadian

penyakit diantaranya mempengaruhi kebersihan udara, karena rumah terlalu sempit maka

ruangan-ruangan akan kekurangan oksigen sehingga akan menyebabkan menurunnya daya

tahan tubuh karena mudahnya perpindahan bibit penyakit dari manusia yang satu ke

manusia yang lain, sehingga memudahkan terjadinya penyakit seperti penularan penyakit

saluran pernapasan.

Rumah sehat harus memenuhi kebutuhan-kebutuhan yaitu : kebutuhan fisiologis,

suhu ruangan antara 18-20 ºc, penerangan siang dan malam baik terutama penerangan

listrik, pertukaran hawa baik dengan luas seluruh ventilasi adalah 15 % dari luas lantai, dan

mempunyai isolasi suara, kebutuhan psikologis (keindahan, jaminan kebebasan, privasi,

ruangan berkumpul keluarga, dan ruang tamu), terhindar dari kecelakaan serta dari penyakit

(luas kamar tidur 5 m2 per kapita perluas lantai). (Entjang Indan, 2000).

Lingkungan fisik tempat dimana seseorang bekerja atau tinggal dapat meningkatkan

kemungkinan terjadinya penyakit tertentu. Polusi udara, air dan suara dapat meningkatkan

risiko terjadinya penyakit. Lingkungan fisik rumah dapat menyebabkan risiko bagi individu

terutama anak khususnya balita. Tempat tinggal yang tidak bersih, sistem penghangat atau

pendingin ruangan yang buruk dan lingkungan yang padat dapat meningkatkan

kemungkinan terjadinya penyebaran penyakit. Konflik atau masalah lain dalam keluarga

mungkin dapat menjadi stressor yang menyebabkan individu atau seluruh keluarga

mengalami peningkatan risiko terjadinya penyakit (Edelman dan Mandle, 1994).

7.    Penatalaksanaan

a.    Untuk Faringitis Akut

Page 21: 134884944 Faringitis Doc

Jika di duga atau ditunjukkan adanya penyebab bakterial, pengobatan dapat

mencakup pemberian Agens antimicrobial untuk streptokukus group A, penisilin merupakan

obat pilihan. Untuk pasien alergi terhadap penisilin atau yang mempunyai organisme

resisten terhadap eritromisin digunakan sefalosporin. Antibiotik di berikan selama

sedikitnya 10 hari untuk menghilangkan streptokokus group A dari orofaring.

Diet cair atau lunak diberikan selama tahap akut penyakit, tergantung pada nafsu

makan pasien dan tingkat rasa tidak nyaman yang terjadi bersama proses menelan. Kadang

tenggorok sakit sehingga cairan tidak dapat di minum dalam jumlah yang cukup dengan

mulut. Pada kondisi yang parah, cairan diberikan secara intravena. Sebaliknya, pasien

didorong untuk memperbanyak minum sedapat yang ia lakukan dengan minimal 2 sampai 3

liter sehari. (Ngastiyah, Hal. 37)

b.    Untuk Faringitis Kronik

Didasarkan pada penghitungan gejala, menghindari pemajanan terhadap iritan, dan

memperbaiki setiap gangguan saluran napas atas, paru atau jantung yang mungkin

mengakibatkan terhadap batuk kronik.

Kongesti nasal dapat dihilangkan dengan sprei nasal / obat-obatan yang mengandung

epinefrin sulfat (Afrin) atau fenilefrin hidroklorida (Neo-Synphrine). Jika terdapat riwayat

alergi, salah satu medikasi dekongestan antihistamin seperti Drixarol/ Dimentapp, diminum

setiap 4-6 jam. Malaise secara efektif dapat dikontrol dengan aspirin / asetaminofen.

(Ngastiyah, Hal. 37-38)

c.    Pada Anak-anak

Bila anak menjadi gelisah, rewel, sulit tidur, lemah atau lesu karena gejala radang

tenggorokan ini, kita dapat membantu meredakan gejalanya. Tidak harus selalu dengan obat,

mungkin dengan tindakan yang mudah dan sederhana bisa membantu menenangkan anak.

1)    Nyeri menelan :

Page 22: 134884944 Faringitis Doc

Banyak minum air hangat, obat kumur, lozenges, paracetamol untuk meredakan nyeri

2)    Demam

Banyak minum, paracetamol, kompres hangat atau seka tubuh dengan air hangat.

3)    Hidung tersumbat dan berair (meler)

Banyak minum hangat, anak diuap dengan baskom air hangat, tetes hidung NaCl.

Dalam beberapa kasus, radang tenggorokan karena virus baru sembuh setelah 2

minggu. Yang diperlukan adalah kesabaran dan pengawasan orang tua terhadap gejala anak.

Bawalah anak ke dokter bila gejala terlihat makin berat; anak tampak sulit bernapas,

kebiruan pada bibir atau kuku, anak tampak gelisah atau justru sangat mengantuk, atau anak

batuk/demam berkepanjangan.  

Karena hampir seluruh kasus disebabkan oleh virus, maka antibiotik biasanya tidak

dipergunakan. Infeksi oleh virus (misalnya batuk-pilek, radang tenggorokan) sama sekali

tidak bisa disembuhkan dengan antibiotik. Infeksi virus akan sembuh dengan sendirinya,

tubuh akan melawan dengan sistem kekebalan tubuh. Penggunaan antibiotik yang

berlebihan justru akan merugikan karena akan membuat menjadi resisten dan antibiotik

menjadi tidak mempan untuk melawan infeksi saat dibutuhkan, terutama pada anak-anak

(http://klinikhuda.blogspot.com/2009/01/faringitis.html diakses tgl 13 Juli 2010)

Page 23: 134884944 Faringitis Doc

BAB II

PEMBAHASAN

“Laringitis”

2.1  LANDASAN TEORITIS PENYAKIT

A.    Definisi Penyakit

Laringitis adalah inflamasi laring (ensiklopedia keperawatan).

Laringitis adalah peradangan yang terjadi pada pita suara karena terlalu

banyak digunakan, karena iritasi atau karena adanya infeksi. Pita suara adalah suatu

susunan yang terdiri dari tulang rawan, otot dan membran mukosa yang membentuk pintu

masuk dari batang tenggorok (trachea). Di dalam kotak suara terdapat pita suara—dua buah

membran mukosa yang terlipat dua membungkus otot dan tulang rawan

(http://www.sehatgroup.web.id/).

Biasanya pita suara akan membuka dan menutup dengan lancar, membentuk suara melalui

pergerakan dan getaran yang terbentuk. Tapi bila terjadi laringitis, pita suara akan meradang atau terjadi

iritasi pada pita suara. Pita suara tersebut akan membengkak, menyebabkan terjadinya perubahan suara

yang diproduksi oleh udara yang lewat melalui celah diantara keduanya. Akibatnya, suara akan

terdengar serak. Pada beberapa kasus laringitis, suara  akan menjadi sangat lemah sehingga tidak

terdengar.

(http://www.sehatgroup.web.id/)

Laringitis dapat berlangsung dalam waktu singkat (akut) atau berlansung lama (kronis) lebih

dari 3 minggu. Meskipun laringitis akut biasanya hanya karena terjadinya iritasi dan peradagnan akibat

virus, suara serak yang sering terjadi dapat menjadi tanda adanya masalah yang lebih serius.

(http://www.news-medical.net/)

B.     Anatomi Laring

Laring merupakan bagian terbawah dari saluran nafas bagian atas. Berikut ini akan ditampilkan laring

secara anatomi.

Page 24: 134884944 Faringitis Doc

Gambar 1.1

Anatomi Laring

Bentuk laring menyerupai limas segitiga terpancung dengan bagian atas lebih terpancung dan bagian

atas lebih besar daripada bagian bawah. Batas atas laring adalah aditus laring sedangkan batas kaudal

kartilago krikoid. Struktur kerangka laring terdiri dari satu tulang (os hioid) dan beberapa tulang rawan,

baik yang berpasangan ataupun tidak. Komponen utama pada struktur laring adalah kartilago tiroid

yang berbentuk seperti perisai dan kartilago krikoid. Os hioid terletak disebelah superior dengan bentuk

huruf U dan dapat dipalapsi pada leher depan serta lewat mulut pada dinding faring lateral. Dibagian

bawah os hioid ini bergantung ligamentum tirohioid yang terdiri dari dua sayap / alae kartilago tiroid.

Sementara itu kartilago krikoidea mudah teraba dibawah kulit yang melekat pada kartilago tiroidea

lewat kartilago krikotiroid yang berbentuk bulat penuh. Pada permukaan superior lamina terletak

pasangan kartilago aritinoid yang berbentuk piramid bersisi tiga. Pada masing-masing kartilago

aritinoid ini mempunyai dua buah prosesus yakni prosessus vokalis anterior dan prosessus muskularis

lateralis. Pada prossesus vokalis akan membentuk 2/5 bagian belakang dari korda vokalis sedangakan

ligamentum vokalis membentuk bagian membranosa atau bagian pita suara yang dapat bergetar. Ujung

bebas dan permukaan superior korda vokalis suara membentuk glotis. Kartilago epiglotika merupakan

struktur garis tengah tunggal yang berbentuk seperti bola pimpong yang berfungsi mendorong makanan

yang ditelan kesamping jalan nafas laring. Selain itu juga teradpat dua pasang kartilago kecil didalam

laring yang mana tidak mempunyai fungsi yakni kartilago kornikulata dan kuneiformis.

Gambar 1.2

Anatomi Laring

Gerakan laring dilakukan oleh kelompok otot-otot ekstrinsik dan intrisik. Otot ekstinsik bekerja pada

laring secara keseluruhan yang terdiri dari otot ekstrinsik suprahioid (m.digastrikus, m.geniohioid,

m.stilohioid dan m.milohioid) yang berfungsi menarik laring ke atas. otot ekstinsik infrahioid

(m.sternihioid, m.omohioid, m.tirohioid). Otot intrisik laring menyebabkan gerakan antara berbagai

struktur laring sendiri, seperti otot vokalis dan tiroaritenoid yang membentuk tonjolan pada korda

Page 25: 134884944 Faringitis Doc

vokalis dan berperan dalam membentuk teganagan korda vokalis, otot krikotiroid berfungsi menarik

kartilago tiroid kedepan, meregang dan menegangkan korda vokalis. Laring disarafi oleh cabang-

cabang nervus vagus yakni nervus laringeus superior dan nervus laringeus inferior (n.laringeus

rekurens). Kedua saraf ini merupakan campuran saraf motorik dan sensorik. Perdarahan pada laring

terdiri dari dua cabang yakni arteri laringeus superior dan ateri laringeus inferior yang kemudian akan

bergabung dengan vena tiroid superior dan inferior.

(Cohen JL 1997,369-76)

C.    Fisiologi Laring

Laring berfungsi sebagai proteksi, batuk, respirasi, sirkulasi, respirasi, sirkulasi, menelan, emosi dan

fonasi. Fungsi laring untuk proteksi adalah untuk mencegah agar makanan dan benda asing masuk

kedalam trakea dengan jalan menutup aditus laring dan rima glotis yang secara bersamaan. Benda asing

yang telah masuk ke dalam trakea dan sekret yang berasal dari paru juga dapat dikeluarkan lewat reflek

batuk. Fungsi respirasi laring dengan mengatur mengatur besar kecilnya rima glotis. Dengan terjadinya

perubahan tekanan udara maka didalam traktus trakeo-bronkial akan dapat mempengaruhi sirkulasi

darah tubuh. Oleh karena itu, laring juga mempunyai fungsi sebagai alat pengatur sirkulasi darah.

Fungsi laring dalam proses menelan mempunyai tiga mekanisme yaitu gerakan laring bagian bawah

keatas, menutup aditus laringeus, serta mendorong bolus makanan turun ke hipofaring dan tidak

mungkin masuk kedalam laring. Laring mempunyai fungsi untuk mengekspresikan emosi seperti

berteriak, mengeluh, menangis dan lain-lain yang berkaitan dengan fungsinya untuk fonasi dengan

membuat suara serta mementukan tinggi rendahnya nada.

(Cohen JL 1997,369-76)

D.    Etiologi

Inflamasi laring sering terjadi sebagai akibat terlalu banyak menggunakan suara, pemajanan

terhadap debu, bahan kimiawi, asap, dan polutan lainnya, atau sebagai bagian dari infeksi saluran

nafas atas. Kemungkinan juga disebabkan oleh infeksi yang terisolasi yang hanya mengenai pita

suara.

Sebagian besar kasus laringitis sementara dipicu oleh infeksi virus atau regangan vokal dan

tidak serius. Tapi suara serak kadang-kadang merupakan tanda yang lebih serius dari kondisi

medis yang mendasari. Sebagian besar kasus laringitis berakhir kurang dari beberapa minggu dan

disebabkan cuaca dingin.

Page 26: 134884944 Faringitis Doc

Penyebab yang paling sering adalah infeksi virus pada saluran pernafasan bagian atas

(misalnya common cold). Laringitis juga bisa menyertai bronkitis, pneumonia, influenza,

pertusis, campak dan difteri.

(Hermani B,Kartosudiro S & Abdurrahman B, 2003,190 – 200)

1.      Laringitis Akut

Pada laringitis akut biasanya penyebabnya oleh infeksi virus. Infeksi bakteri seperti difteri

juga dapat menjadi penyebabnya, tapi hal ini jarang terjadi. Laringitis akut dapat juga terjadi

saat anda menderita suatu penyakit atau setelah anda sembuh dari suatu penyakit, seperti

selesma, flu atau radang paru-paru (pneumonia).

(http://www.klinikindonesia.com/)

a.       Laringitis akut ini dapat terjadi dari kelanjutan infeksi saluran nafas seperti influenza

atau common cold. infeksi virus influenza (tipe A dan B), parainfluenza (tipe 1,2,3),

rhinovirus dan adenovirus. Penyebab lain adalah Haemofilus influenzae, Branhamella

catarrhalis, Streptococcus pyogenes, Staphylococcus aureus dan Streptococcus

pneumoniae.

b.      Penyakit ini dapat terjadi karena perubahan musim / cuaca

c.       Pemakaian suara yang berlebihan

d.      Trauma

e.       Bahan kimia

f.       Merokok dan minum-minum alkohol

g.      Alergi

 

2.      Laringitis Kronik

Kasus yang sering terjadi pada laringitis kronis termasuk juga iritasi yang terus menerus

terjadi karena penggunaan alkohol yang berlebihan, banyak merokok atau asam dari perut

yang mengalir kembali ke dalam kerongkongan dan tenggorokan, suatu kondisi yang

disebut gastroesophageal reflux disease (GERD).

Laringitis kronis adalah inflamasi dari membran mukosa laring yang berlokasi di saluran

nafas atas, bila terjadi kurang dari 3 minggu dinamakan akut dan disebut kronis bila terjadi

lebih dari 3 minggu.

Beberapa pasien mungkin telah mengalami serangan laringitis akut berulang, terpapar debu

atau asap iritatif atau menggunakan suara tidak tepat dalam konteks neuromuskular.

Page 27: 134884944 Faringitis Doc

Merokok dapat menyebabkan edema dan eritema laring.

(Abdurrahman MH, 2006,13-20)

Laringitis Kronis Spesifik

Yang termasuk dalam laringitis kronis spesifik ialah laringitis tuberkulosis dan laringitis

luetika.

a.      Laringitis tuberkulosis

Penyakit ini hampir selalu akibat tuberkulosis paru. Biasanya pasca pengobatan,

tuberkulosis paru sembun tetapi laringitis tuberkulosis menetap. Hal ini terjadi karena

struktur mukosa laring yang melekat pada kartilago serta vaskularisasinya yang tidak

sebaik paru sehingga bila infeksi sudah mengenai kartilago maka tatalaksananya dapat

berlangsung lama.

Secara klinis manifestasi laringitis tuberkulosis terdiri dari 4 stadium yaitu :

1)      Stadium infiltrasi, mukosa laring posterior membengkak dan hiperemis, dapat

mengenai pita suara. Terbentuk tuberkel pada submukosa sehingga tampak bintik

berwarna kebiruan. Tuberkel membesar dan beberapa tuberkel berdekatan bersatu

sehingga mukosa diatasnya meregang sehingga suatu saat akan pecah dan terbentuk

ulkus

2)      Stadium ulserasi, ulkus yang timbul pada akhir stadium infiltrasi membesar. Ulkus

diangkat, dasarnya ditutupi perkijuan dan dirasakan sangat nyeri.

3)      Stadium perikondritis, ulkus makin dalam sehingga mengenai kartuilago laring

terutama kartilago aritenoid dan epiglotis sehingga terjadi kerusakan tulang rawan.

4)      Stadium pembentukan tumor, terbentuk fibrotuberkulosis pada dinding posterior,

pita suara dan subglotik.

b.      Laringitis luetika

Radang menahun ini jarang dijumpai Dalam 4 stadium lues yang paling berhubungan

dengan laringitis kronis ialah lues stadium tersier dimana terjadi pembentukan gumma

yang kadang menyerupai keganasan laring. Apabila guma pecah akan timbul ulkus yang

khas yaitu ulkus sangat dalam, bertepi dengan dasar keras, merah tua dengan eksudat

kekuningan. Ulkus ini tidak nyeri tetapi menjalar cepat

Tabel. 1

Perbedaan Laringitis Akut dan Kronik

Page 28: 134884944 Faringitis Doc

laringitis akut Laringitis kronis

Rhinovirus

Parainfluenza virus

Adenovirus

Virus mumps

Varisella zooster virus

Penggunaan asma

inhaler

Penggunaan suara

berlebih dalam pekerjaan :

Menyanyi, Berbicara dimuka umum

Mengajar

Alergi

Streptococcus grup A

Moraxella catarrhalis

Gastroesophageal

refluks

Infeksi bakteri

Infeksi tuberkulosis

Sifilis

Leprae

Virus

Jamur

Actinomycosis

Penggunaan suara

berlebih

Alergi

Faktor lingkungan

seperti asap, debu

Penyakit sistemik :

wegener granulomatosis,

amiloidosis

Alkohol

Gatroesophageal

refluks

E.     Patofisiologi

Hampir semua penyebab inflamasi ini adalah virus. Invasi bakteri mungkin sekunder. Laringitis

biasanya disertai rinitis atau nasofaringitis. Awitan infeksi mungkin berkaitan dengan pemajanan

terhadap perubahan suhu mendadak, defisiensi diet, malnutrisi, dan tidak ada immunitas. Laringitis

umum terjadi pada musim dingin dan mudah ditularkan. Ini terjadi seiring dengan menurunnya daya

tahan tubuh dari host serta prevalensi virus yang meningkat. Laringitis ini biasanya didahului oleh

faringitis dan infeksi saluran nafas bagian atas lainnya. Hal ini akan mengakibatkan iritasi mukosa

saluran nafas atas dan merangsang kelenjar mucus untuk memproduksi mucus secara berlebihan

sehingga menyumbat saluran nafas. Kondisi tersebut akan merangsang terjadinya batuk hebat yang bisa

menyebabkan iritasi pada laring. Dan memacu terjadinya inflamasi pada laring tersebut. Inflamasi ini

akan menyebabkan nyeri akibat pengeluaran mediator kimia darah yang jika berlebihan akan

merangsang peningkatan suhu tubuh.

Page 29: 134884944 Faringitis Doc

(Elizabeth J. Corwin 2000 , 432)

WOC

DOWNLOAD WOC LARINGITIS

LINK: http://www.ziddu.com/download/16739486/WOCLARINGITIS.docx.html

F.     Manifestasi Klinis

1.      Gejala lokal seperti suara parau dimana digambarkan pasien sebagai suara yang kasar atau

suara yang susah keluar atau suara dengan nada lebih rendah dari suara yang biasa / normal

dimana terjadi gangguan getaran serta ketegangan dalam pendekatan kedua pita suara kiri

dan kanan sehingga menimbulkan suara menjadi parau bahkan sampai tidak bersuara sama

sekali (afoni).

2.      Sesak nafas dan stridor

3.      Nyeri tenggorokan seperti nyeri ketika menalan atau berbicara.

4.      Gejala radang umum seperti demam, malaise

5.      Batuk kering yang lama kelamaan disertai dengan dahak kental

6.      Gejala commmon cold seperti bersin-bersin, nyeri tenggorok hingga sulit menelan,

sumbatan hidung (nasal congestion), nyeri kepala, batuk dan demam dengan temperatur

yang tidak mengalami peningkatan dari 38 derajat celsius.

7.      Gejala influenza seperti bersin-bersin, nyeri tenggorok hingga sulit menelan, sumbatan

hidung (nasal congestion), nyeri kepala, batuk, peningkatan suhu yang sangat berarti yakni

lebih dari 38 derajat celsius, dan adanya rasa lemah, lemas yang disertai dengan nyeri

diseluruh tubuh .

8.      Pada pemeriksaan fisik akan tampak mukosa laring yang hiperemis, membengkak

terutama dibagian atas dan bawah pita suara dan juga didapatkan tanda radang akut

dihidung atau sinus paranasal atau paru

9.      Obstruksi jalan nafas apabila ada udem laring diikuti udem subglotis yang terjadi dalam

beberapa jam dan biasanya sering terjadi pada anak berupa anak menjadi gelisah, air hunger,

sesak semakin bertambah berat, pemeriksaan fisik akan ditemukan retraksi suprasternal dan

epigastrium yang dapat menyebabkan keadaan darurat medik yang dapat mengancam jiwa

anak.

(http://www.news-medical.net/)a.       Laringitis Akut

Page 30: 134884944 Faringitis Doc

Demam, malaise, gelaja rinigaringitis, suara parau sampai afoni, nyeri ketika menelan atau

berbicara, rasa kering ditenggorokan, batuk kering yang kelamaan disertau dahak kental,

gejala sumbatan laring sampai sianosis.

Pada pemeriksaan, tampak mukosa laring hiperemis, membengkak, terutama di atas dan

bahwa pita suara. Biasanya tidak terbatas di laring, juga ada tanda radang akut dihitung sinus

peranasak, atau paru.

b.      Laringitis Kronik

Suara parau yang menetap, rasa tersangkut di tenggorok sehingga sering mendehem tanpa

sekret. Pada pemeriksaan tampak mukosa laring hiperemis. Tidak rata, dan menebal. Bila

tumor dapat dilakukan biopsi.

(www.blogsehat.com)

c.       Laringitis tuberkulosis

Terdapat gejala demam, keringat malam, penurunan berat badan, rasa kering, panas, dan

tertekan di daerah laring, suara parau beriminggu-minggu dan pada stadium lanjut dapat

afoni, bentuk produktif, gemoptisis, nyeri menelan yang lebih hebat bila gejala-gejala proses

aktif pada paru. Dapat timbul sumbatan jalan napas karena edema: tumberkuloma, atau

paralysis pita suara.

Sesuai dengan stadium dari penyakit, pada laringoskop akan terlihat:

Stadium infiltrasi

Mukosa laring membengkak, hiperemis (bagian posterior), dan pucar. Terbentuk

tuberkel di daerah submukosa, tampak sebagai bintik-bintik kebiruan. Tuberkel

membesar, menyatu sehingga mukosa di atasnya meregang. Bila pecah akan timbul

ulkus.

Stadium ulserasi

Ulkus membesar, dangkal, dasarnya ditutupi perkijuan dan terasa.

Stadium perikondritis

Ulkus makin dalam mengenai kartilago laring, kartilagi aritenoid, dan epiglottis/

terbentuk nanah yang berbau sampai terbentuk sekuester. Keadaan umum pasien sangat

buruk, dapat fibrotuberkulosis pada dinding posterior, pita suara, dan subglotik.

G.    Pemeriksaan Penunjang

1.      Foto rontgen leher AP : bisa tampak pembengkakan jaringan subglotis (Steeple sign).

Tanda ini ditemukan pada 50% kasus.

Page 31: 134884944 Faringitis Doc

2.      Pemeriksaan laboratorium : gambaran darah dapat normal. Jika disertai infeksi sekunder,

leukosit dapat meningkat.

3.      Pada pemeriksaan laringoskopi indirek akan ditemukan mukosa laring yang sangat

sembab, hiperemis dan tanpa membran serta tampak pembengkakan subglotis yaitu

pembengkakan jaringan ikat pada konus elastikus yang akan tampak dibawah pita suara.

Laringitis Akut

Pemeriksaan apusan dari laring untuk kultur dan uji resistensi pada kasus yang lama atau

sering residif.

Laringitis tuberkulosis

Pemeriksaan laboratorium hasil tahan asam dari sputum atau bilasan lambung, foto toraks

menunjukkan tanda proses spesifik baru, laringoskopi langsung/tak langsung, dan

pemeriksaan PA.

(Mansjoer, Arif.1999, 125)

H.    Prognosis

Prognosis untuk penderita laringitis akut ini umumnya baik dan pemulihannya selama satu minggu.

Namun pada anak khususnya pada usia 1-3 tahun penyakit ini dapat menyebabkan udem laring dan

udem subglotis sehingga dapat menimbulkan obstruksi jalan nafas dan bila hal ini terjadi dapat

dilakukan pemasangan endotrakeal atau trakeostomiaik.

(www.blogsehat.com)

I.       Penatalaksanaan Medis

Laringitis Akut

Terapi pada laringitis akut berupa mengistirahatkan pita suara, antibiotik, menambah kelembaban, dan

menekan batuk. Obat-obatan dengan efek samping yang menyebabkan kekeringan harus dihindari.

Penyayi dan para profesional yang mengandalkan suara perlu dinasehati agar membiarkan proses

radang mereda sebelum melanjutkan karier mereka. Usaha bernyayi selama proses radang berlangsung

dapat mengakibatkan perdarahan pada laring dan perkembangan nodul korda vokalis selanjutnya.

Terapi pada laringitis kronis terdiri dari menghilangkan penyebab, koreksi gangguan yang dapat diatasi,

dan latihan kembali kebiasaan menggunakan vocal dengan terapi bicara. Antibiotik dan terapi singkat

steroid dapat mengurangi proses radang untuk sementara waktu, namun tidak bermanfaat untuk

rehabilitasi jangka panjang. Eliminasi obat-obat dengan efek samping juga dapat membantu. Pada

Page 32: 134884944 Faringitis Doc

pasien dengan gastroenteriris refluks dapat diberikan reseptor H2 antagonis, pompa proton inhibitor.

Juga diberikan hidrasi, meningkatkan kelembaban, menghindari polutan.  Terapi pembedahan bila

terdapat sekuester dan trakeostomi bila terjadi sumbatan laring.

Hindari iritasi pada laring dan faring. Untuk terapi mendikamentosa diberikan antibiotic

penisilin anak 3 x 0 kg BB dan dewasa 3 x 500 mg. bila alergi dapat diganti eritromisin atau basitrasin.

Dan diberikan kortikosteroid untuk mengatasi edema. Dipasang pipa endotrakea atau trakeostomi bila

terdapat sumbatan laring.

Laringitis Kronik

Diminta untuk tidak banyak bicara dan mengonati peradangan di hitung, faring, serta bronkus yang

mungkin menjadi penyebab. Diberikan antibiotik bila terdapat tanda infeksi dan ekspektoran. Untuk

jangka pendek dapat diberikan steroid.

Laringitis kronis yang berlangsung lebih dari beberapa minggu dan tidak berhubungan dengan

penyakit sistemik, sebagian besar berhubungan dengan pemajanan rekuren dari iritan. Asap rokok

merupakan iritan inhalasi yang paling sering memicu laringitis kronis tetapi laringitis juga dapat terjadi

akibat menghisap kanabis atau inhalasi asap lainnya. Pada kasus ini, pasien sebaiknya dijauhkan dari

faktor pemicunya seperti dengan menghentikan kebiasaan merokok.

Laringitis Tuberkulosis

Pengobatan dengan mengistirahatkan pita suara dan dengan pemberian obat anti nyeri biasanya telah

mencukupi. Pemberian obat antituberkulosis primer dan skunder. Pada infeksi bakteri, antibiotik yang

tepat harus diberikan.Trakeostomi bila timbul sumbatan jalan napas.

(Hermani B,Kartosudiro S & Abdurrahman B, 2003)