54954270 meningitis tuberkulosa

37
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningitis adalah penyakit infeksi yang akut yang fatal, disebabkan oleh berbagai mikraorganisme. Tingkat kematian mulai 2% pada infan dan anak-anak dan 30% pada neonates. Ketulian atau gejala sisa neurologis jangka panjang dapat di jumpai pada 1/3 kasus dari anak yang bertahan. Penyakit meningitis dapat membunuh dalam hitungan jam dan memakan lebih dari seratus nyawa di UK setiap tahunnya. Hal ini tidak hanya terkait dengan risiko yang signifikan dari mortalitas, tetapi juga dengan morbiditas jangka panjang. Mereka yang sembuh dapat mengalami kecacatan yang secara dramatis mengubah kehidupan mereka, termasuk amputasi, jaringan parut, defisit sensorik, gangguan intelektual, epilepsi, dan berbagai kurang spesifik kognitif dan gangguan psikologis. Meningokokus adalah bakteri penyebab utama meningitis pada anak-anak dan dewasa muda, dan penyebab umum septikemia dan shock pada usia tersebut. 1 1.2 Tujuan Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi syarat dari kepanitraan klinik senior di RS. H. Adam Malik secara umumnya, dan dapat menjadi panduan untuk para pembaca secara khususnya. 1

Upload: widya93

Post on 29-Dec-2015

30 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

fhjgjkhg

TRANSCRIPT

Page 1: 54954270 Meningitis Tuberkulosa

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Meningitis adalah penyakit infeksi yang akut yang fatal, disebabkan oleh berbagai

mikraorganisme. Tingkat kematian mulai 2% pada infan dan anak-anak dan 30% pada

neonates. Ketulian atau gejala sisa neurologis jangka panjang dapat di jumpai pada 1/3 kasus

dari anak yang bertahan.

Penyakit meningitis dapat membunuh dalam hitungan jam dan memakan lebih dari

seratus nyawa di UK setiap tahunnya. Hal ini tidak hanya terkait dengan risiko yang

signifikan dari mortalitas, tetapi juga dengan morbiditas jangka panjang. Mereka yang

sembuh dapat mengalami kecacatan yang secara dramatis mengubah kehidupan mereka,

termasuk amputasi, jaringan parut, defisit sensorik, gangguan intelektual, epilepsi, dan

berbagai kurang spesifik kognitif dan gangguan psikologis. Meningokokus adalah bakteri

penyebab utama meningitis pada anak-anak dan dewasa muda, dan penyebab umum

septikemia dan shock pada usia tersebut. 1

1.2 Tujuan

Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi syarat dari kepanitraan klinik

senior di RS. H. Adam Malik secara umumnya, dan dapat menjadi panduan untuk para

pembaca secara khususnya.

1.3 Manfaat

Pengetahuan mengenai meningits penting untuk meningkatkan kepedulian dan

kewaspadaan mengenai gejala-gejala meningitis. Sehingga pencegahan dan pengobatan

meningitis dapat dilakukan lebih dini dan lebih efektif

1

Page 2: 54954270 Meningitis Tuberkulosa

BAB II

LAPORAN KASUS

2.1. IDENTITAS PRIBADI

NAMA : Muhammad Zeinsyah

JENIS KELAMIN : Laki-laki

USIA : 40 Tahun

SUKU : Melayu

AGAMA : Islam

ALAMAT : Jln. P.kemerdekaan no.4 Binjai

STATUS : Menikah

PEKERJAAN : Pegawai Negeri

TGL MASUK : 19 Januari 2010

TGL KELUAR : 22 Januari 2010 (Exitus)

2.2. ANAMNESA

KU : Penurunan Kesadaran

Telaah :

Hal ini telah di alami oleh OS lebih kurang dalam seminggu ini secara perlahan-lahan saat

OS beristirahat ( makan siang ) disertai rasa lemah pada lengan dan tungkai kanan.

Demam tinggi dijumpai lebih kurang 10 hari yang lalu, kejang (-), nyeri kepala (+) terjadi

1minggu sebelum OS mengalami penurunan kesadaran, muntah (+). Riwayat darah

tinggi(-). Riwayat sakit gula (+), riwayat penyakit jantung (-), Merokok (-), riwayat

penyakit TB (+) selama 2 bulan.

Riwayat penyakit terdahulu : Tuberkulosis Paru, Diabetes Mellitus

Riwayat penggunaan obat : OAT

ANAMNESA TRAKTUS

Traktus Sirkulatorius : Tidak dijumpai kelainan

Traktus Respiratorius : Tuberkulosis

Traktus Digestivus : Tidak di jumpai kelainan

Traktus Urogenitalis : Tidak di jumpai kelainan

Penyakit terdahulu dan kecelakaan : Sakit Gula; (-)

Intoksikasi dan obat-obatan : Tidak di jumpai kelainan

2

Page 3: 54954270 Meningitis Tuberkulosa

ANAMNESA KELUARGA

Faktor Herediter : Ayah Os Stroke (+)

Faktor Familier : Anak ke-3 Os Hidrocefalus (+)

ANAMNESA SOSIAL

Kelahiran dan Pertumbuhan : Spontan, di tolong bidan, dan baik

Imunisasi : Tidak Jelas

Pendidikan : S1

Pekerjaan : Pegawai Negeri

Perkawinan dan Anak : Kawin dan jumlah anak 3

2.3. PEMERIKSAAN JASMANI

PEMERIKSAAN UMUM

Tekanan Darah : 120/80 mmHg

Nadi : 88 x/i

Frekuensi Nafas : 25 x/i

Temperatur : 37 ˚c

Kulit dan Selaput lendir : Tidak dijumpai Kelainan

Kelenjar dan getah bening : Pembesaran KGB (-)

Persendian : Tidak Dijumpai Kelainan

KEPALA DAN LEHER

Bentuk dan Posisi : Bulat dan Medial

Pergerakan : Sulit di nilai

Kelainan panca indra : Sulit di nilai

Rongga mulut dan gigi : Tidak dijumpai kelainan

Kelenjar parotis : Tidak dijumpai kelainan

Desah : Tidak dijumpai kelainan

RONGGA DADA DAN ABDOMEN Rongga Dada Rongga Abdomen

Inspeksi : Simetris fusiform Simetris

Palpasi : Sulit Dinilai Soepel

Perkusi : Sonor Timpani

Auskultasi : Vesikuler Peristaltik (+) Normal

3

Page 4: 54954270 Meningitis Tuberkulosa

GENITALIA

Toucher : Tidak di lakukan pemeriksaan

2.4. STATUS NEUROLOGIS

SENSORIUM : Apatis

KRANIUM

Bentuk : Bulat

Fontanella : Tertutup

Palpasi : Tidak dilakukan pemeriksaan

Perkusi : Cracked Pot sign (-)

Auskultasi : Tidak dilakukan pemeriksaan

Transluminasi : Tidak dilakukan pemeriksaan

PERANGSANGAN MENINGEAL

Kaku Kuduk : (+)

Tanda Kerniq : (+)

Tanda Laseque : (-)

Tanda brudzinski I : (-)

Tanda brudzinski II : (-)

PENINGKATAN TEKANAN INTRAKRANIAL

Muntah : (-)

Sakit kepala : (-)

Kejang : (-)

NERVUS KRANIALIS

NERVUS I Meatus Nasi Dextra Meatus Nasi Sinistra

Normosmia : Sulit dinilai Sulit dinilai

Anosmia : Sulit dinilai Sulit dinilai

Parosmia : Sulit dinilai Sulit dinilai

Hiposmia : Sulit dinilai Sulit dinilai

NERVUS II Okuli Dextra (OD) Okuli Sinstra (OS)

Visus : Sulit dinilai Sulit dinilai

4

Page 5: 54954270 Meningitis Tuberkulosa

Lapangan Pandang

Normal : Sulit dinilai Sulit dinilai

Menyempit : Sulit dinilai Sulit dinilai

Hemianopsia : Sulit dinilai Sulit dinilai

Scotoma : Sulit dinilai Sulit dinilai

Refleks Ancaman : Sulit dinilai Sulit dinilai

Fundus Okuli

Warna : Tdk dilakukan pemeriksaan Tdk dilakukan pemeriksaan

Batas : Tdk dilakukan pemeriksaan Tdk dilakukan pemeriksaan

Ekskavasio : Tdk dilakukan pemeriksaan Tdk dilakukan pemeriksaan

Arteri : Tdk dilakukan pemeriksaan Tdk dilakukan pemeriksaan

Vena : Tdk dilakukan pemeriksaan Tdk dilakukan pemeriksaan

NERVUS III,IV,VI Okuli Dextra (OD) Okuli Sinistra (OS)

Gerakan bola mata : SDN SDN

Nistagmus : Sulit dinilai Sulit dinilai

Pupil

Lebar : 3mm 3mm

Bentuk : Bulat Bulat

Reflex cahaya langsung : (+) (+)

Reflex cahaya tdk lsg : (+) (+)

Rima Palpebra : 5mm 5mm

Deviasi conjugate : (-) (-)

Phenomena Doll’s eye : SDN SDN

Stabismus : (-) (-)

NERVUS V Kanan Kiri

5

Page 6: 54954270 Meningitis Tuberkulosa

Motorik

Membuka dan menutup mulut : Sulit dinilai Sulit dinilai

Palpasi otot masseter dan temporalis : Sulit dinilai Sulit dinilai

Kekuatan gigitan : Sulit dinilai Sulit dinilai

Sensorik

Kulit : Sulit dinilai Sulit dinilai

Selaput lendir : Mukosa basah Mukosa Basah

Reflex Kornea

Langsung : (+) (+)

Tidak langsung : (+) (+)

Reflex masseter : Sulit dinilai Sulit dinilai

Reflex bersin : Sulit dinilai Sulit dinilai

NERVUS VII Kanan Kiri

Motorik

Mimik : Sudut Mulut jatuh ke Kiri

Kerut kening : Sulit dinilai Sulit dinilai

Menutup mata : Sulit dinilai Sulit dinilai

Meniup sekuatnya : Sulit dinilai Sulit dinilai

Memperlihatkan gigi : Sulit dinilai Sulit dinilai

Tertawa : Sulit dinilai Sulit dinilai

Sensorik

Pengecapan 2/3 depan lidah : Sulit dinilai

Produksi kelenjar ludah : (+)

Hiperakusis : Sulit dinilai

Reflex Stapedial : Sulit dinilai

NERVUS VIII

6

Page 7: 54954270 Meningitis Tuberkulosa

Auditorius Kanan Kiri

Pendengaran : Sulit dinilai Sulit dinilai

Test Rinne : Tdk dilakukan pemeriksaan Tdk dilakukan pemeriksaan

Test Weber : Tdk dilakukan pemeriksaan Tdk dilakukan pemeriksaan

Test Schwabach : Tdk dilakukan pemeriksaan Tdk dilakukan pemeriksaan

Vestibularis

Nistagmus : Sulit dinilai Sulit dinilai

Reaksi kalori : Tdk dilakukan pemeriksaan Tdk dilakukan pemeriksaan

Vertigo : Sulit dinilai Sulit dinilai

Tinnitus : Sulit dinilai Sulit dinilai

NERVUS IX,X

Pallatum Mole : Sulit dinilai

Uvula : Sulit dinilai

Disfagia : Sulit dinilai

Disartria : Sulit dinilai

Disfonia : Sulit dinilai

Reflex muntah : (+)

Pengecapan 1/3 belakang lidah : Sulit dinilai

NERVUS XI Kanan Kiri

Mengangkat bahu : Sulit dinilai Sulit dinilai

Fungsi otot Sternocleidomastoideus : Sulit dinilai Sulit dinilai

NERVUS XII

Lidah

Tremor : (-)

Atropi : (-)

Fasikulasi : (-)

Ujung lidah sewaktu istirahat : Ke kiri

7

Page 8: 54954270 Meningitis Tuberkulosa

Ujung lidah sewaktu dijulurkan : Sulit dinilai

SISTEM MOTORIK

Tropi : Eutrofi

Tonus Otot : Normotonus

Kekuatan otot : Sulit dinilai, kesan lateralisasi ke kanan

Sikap : Berbaring

Gerakan Spontan Abnormal

Tremor : (-)

Khorea : (-)

Ballismu : (-)

Mioklonus : (-)

Atetosis : (-)

Distonia : (-)

Spasme : (-)

Tic : (-)

TEST SENSIBILITAS

Eksteroseptif : Sulit dinilai

Propioseptif : Sulit dinilai

Fungsi kortikal untuk sensibilitas

Stereognosis : Sulit dinilai

Pengenalan dua titik : Sulit dinilai

Grafestesia : Sulit dinilai

REFLEKS

Refleks Fisiologis Kanan Kiri

8

Page 9: 54954270 Meningitis Tuberkulosa

Biceps : (+) (+)

Triceps : (+) (+)

Radioperiost : (+) (+)

APR : (+) (+)

KPR : (+) (+)

Stumple : (+) (+)

Reflex Patologis

Babinski : (-) (-)

Oppenheim : (-) (-)

Chaddock : (-) (-)

Gordon : (-) (-)

Schaefer : (-) (-)

Hoffman-Tromner : (-) (-)

Klonus lutut : (-) (-)

Klonus kaki : (-) (-)

Refleks Primitif : (-)

KOORDINASI

Lenggang : sulit dinilai

Bicara : sulit dinilai

Menulis : sulit dinilai

Percobaan apraksia : sulit dinilai

Mimic : sulit dinilai

Tes Telunjuk-telunjuk : sulit dinilai

Tes Telunjuk-Hidung : sulit dinilai

Diadokhokinesia : sulit dinilai

Tes Tumit-lutut : sulit dinilai

Tes Romberg : sulit dinilai

VEGETATIF

Vasomotorik : Tidak dilakukan pemeriksaan

9

Page 10: 54954270 Meningitis Tuberkulosa

Sudomotorik : Tidak dilakukan pemeriksaan

Pilo-Erektor : Tidak dilakukan pemeriksaan

Miksi : Tidak dilakukan pemeriksaan

Defekasi : Tidak dilakukan pemeriksaan

Potens dan Libido : Tidak dilakukan pemeriksaan

VERTEBRA

Bentuk

Normal : (+)

Scoliosis : (-)

Hiperlordosis : (-)

Pergerakan

Leher : Sulit dinilai

Pinggang : Sulit dinilai

TANDA PERANGSANGAN RADIKULER

Laseque : sulit dinilai

Cross Laseque : sulit dinilai

Test Lhermitte : sulit dinilai

Test Naffziger : sulit dinilai

GEJALA-GEJALA SEREBRAL

Ataksia : Sulit Dinilai

Disatria : Sulit Dinilai

Tremor : Sulit Dinilai

Nistagmus : Sulit Dinilai

Fenomena Rebound : Sulit Dinilai

Vertigo : Sulit Dinilai

GEJALA-GEJALA EKSTRAPIRAMIDAL

Tremor : Sulit Dinilai

Rigiditas : Sulit Dinilai

10

Page 11: 54954270 Meningitis Tuberkulosa

Bradikinesia : Sulit Dinilai

FUNGSI LUHUR

Kesadaran Kualitatif : Sulit Dinilai

Ingatan Baru : Sulit Dinilai

Ingatan Lama : Sulit Dinilai

Orientasi

Diri : Sulit Dinilai

Tempat : Sulit Dinilai

Waktu : Sulit Dinilai

Situasi : Sulit Dinilai

Intelegensia : Sulit Dinilai

Daya pertimbangan : Sulit Dinilai

Reaksi Emosi : Sulit Dinilai

Afasia

Ekspresif : Sulit Dinilai

Represif : Sulit Dinilai

Apraksia : Sulit Dinilai

Agnosia

Agnosia Visual : Sulit Dinilai

Agnosia Jari-jari : Sulit Dinilai

Akalkulia : Sulit Dinilai

Disorientasi Kanan-Kiri : Sulit Dinilai

2.5 KESIMPULAN PEMERIKSAAN

Seorang laki-laki berumur 46 tahun datang ke RSUPHAM dengan keluhan penurunan

kesadaran yang dialami secara perlahan-lahan lebih kurang dalam seminggu ini disertai

dengan rasa lemah di lengan dan tungkai kanan. Demam tinggi dujumpai lebih kurang 10 hari

11

Page 12: 54954270 Meningitis Tuberkulosa

ini. Riwayat nyeri kepala dan muntah (+), DM (+),TB Paru (+) lebih kurang 2 bulan, Riwayat

penggunaan OAT (+) tetapi tidak teratur.

Status Presens Status Neurologis

Sensorium : Apatis Sensorium : Apatis

TD : 120/80 mmHg Pe↑ TIK : (-)

HR : 88x/i Per.Meningeal :Kaku Kuduk(+),Kernig(+)

RR : 25x/i

T : 37˚C

S.Kranialis

N.I : Sulit Dinilai

N.II.III : RC +/+, Pupil Isokor, ѳ3mm

N.III.IV.VI : Sulit dinilai

N.V : Refleks kornea (+)

N.VII : Sudut mulut jatuh ke kiri

N.VIII : (+)

N.IX.X : Gag reflex (+)

N.XI : Sulit dinilai

N.XII : Ujung lidah saat istirahat kekiri

Refleks Fisiologis Ka Ki Refleks Patologis Ka Ki

Biseps/Triseps +/+ +/+ Hofman/Tromner -/- -/-

KPR/APR +/+ +/+ Babinski -- --

12

Page 13: 54954270 Meningitis Tuberkulosa

Kekuatan Motorik : Sulit dinilai, Kesan Lateralisasi Kanan

2.6 DIAGNOSA

Diagnosa Fungsional : Apatis + Hemiparese dex+ P.N.VII Sinistra Tipe UMN

Diagnosa Etiologik : Infeksi

Diagnosa Anatomi : Meningens

Diagnosa Kerja : DD/ - Meningitis Tuberculosa

- Meningitis Purulenta

- Enchepalitis

2.7 PENATALAKSANAAN :

Diet Sonde TKTP

Tirah baring elevasi kepala 30˚

O2 2-3L

NGT-Kateter

IVFD R-Sol20gtt/i

Cefriaxon 2gr/12jam

Dexamethason 2amp bolus, lanjut 1amp/6jam Tappering Off 3 Hari

Ranitidin 1amp/12jam

Rifampicin 1x450mg

Pirazinamid 3x500mg

INH 1x300mg

Inj. Streptomisin 1x750mg/hr

Vit B6 2x1

2.8 RENCANA PEMERIKSAAN

Pemeriksaan darah rutin

Elektrolit

KGD ad random

Ureum dan kreatinin

13

Page 14: 54954270 Meningitis Tuberkulosa

SGOT SGPT

Analisa gas darah

Lumbal punksi

EKG

Foto Thoraks

Head CT-Scan

2.9 HASIL PEMERIKSAAN

Darah Rutin : (19-01-2010)

o Leukosit 11,9 K/uL ( 4,60 - 10,2 K/uL )

o Eritrosit 4,59 M/uL ( 4,04 - 6,13 M/uL )

o Hemoglobin 11,4 gr/dL ( 12,0 - 18,0 gr/dL )

o Platelet 342 K/uL ( 150 - 450 K/dL )

Renal Fungsi Test : (19-01-2010)

o Ureum 16 mg/dL ( 10 - 50 mg/dl )

o Creatinin 0.4 mg/dL ( 0,7 - 1,4 mg/dl )

Liver Fungsi Test : (19-01-2010)

o SGOT 10 u/L ( <38 u/L )

o SGPT 7 u/L ( <40 u/L )

Metabolisme Karbohidrat

o KGD ad random 91 mg% ( <200 mg% )

Elektrolit

o Natrium 129 mEq/L ( 135-155 mEq/L )

o Kalium 4,2 mEq/L ( 3,6-5,5 mEq/L )

o Chlorida 94 mEq/L ( 96-106 mEq/L )

Analisa Gas darah

o PH 7,450 ( 7,35 - 7,45 )

o pCO2 41,4 mmHg ( 38 - 42 mmHg )

o pO2 74,5 mmHg ( 85 - 100 mmHg )

o bikarbonat 28,1 ( 22 - 26 )

14

Page 15: 54954270 Meningitis Tuberkulosa

o Total CO2 29,4 ( 19 – 25 )

o Base Exes 3,8 ( -2 - +2 )

o Saturasi O2 95,3 ( 95 – 100 )

Dilakukan pemeriksaan Foto Thoraks (19-01-2010)

o Hasil : TB paru Aktif

Dilakukan Head CT Scan di RS MATERNA

o Hasil : Meningitis + Hidrosefalus comunicans + Infark Serebri

2. 10 Follow Up pasien tanggal 20-22 januari 2010

KU : penurunan kesadaran

KT : -

Status Presens :

Sensorium : Apatis

TD: 120/80 mmHg

HR: 108 x/i

RR: 44 x/i

T : 36,5o C

Status Neurologis :

Sensorium :Apatis

Peningkatan TIK : -

Perangsangan Meningeal : kaku

kuduk +

Nervus Kranialis :

N.I : SDN

N.II.III : RC +/+, isokor ѳ3mm

N III.IV.VI : SDN

N V : Reflek kornea +

N VII : sudut mulut jatuh kekiri

N VIII : (+)

KU : penurunan kesadaran

KT : demam

Status Presens :

Sensorium : Apatis

TD: 110/80 mmHg

HR:120 x/i

RR: 45 x/i

T : 38o C

Status Neurologis :

Sensorium :Apatis

Peningkatan TIK : -

Perangsangan Meningeal : kaku

kuduk +

Nervus Kranialis :

N.I : SDN

N.II.III : RC+/+, Isokor

N III.IV.VI :SDN

N V : Reflek kornea +

N VII : sudut mulut jatuh kekiri

N VIII : (+)

KU : penurunan kesadaran

KT : demam

Status Presens :

Sensorium : Sopor

TD: 100/60 mmHg

HR: 136 x/i

RR: 48 x/i

T : 39,5o C

Status Neurologis :

Sensorium : Sopor

Peningkatan TIK : -

Perangsangan Meningeal : kaku

kuduk +

Nervus Kranialis :

N.I : SDN

N.II.III : RC +/+↓, Isokor

N III.IV.VI : SDN

N V : Reflek kornea +

N VII : sudut mulut jatuh kekiri

N VIII : (+)

15

Page 16: 54954270 Meningitis Tuberkulosa

N IX.X : gangguan reflek +

N XI : SDN

N XII : Lidah Istirahat kekiri

R.Fisiologis : KA KI

B/T +/+ +/+

KPR/APR +/+ +/+

R.Patologis Ka Ki

Babinski -/- -/-

H/T -/- -/-

Kekuatan motorik :

ESD: SDN ESS : SDN

EID: SDN EIS : SDN

Kesan Lateralisasi kanan

Diagnose kerja :

Apatis+meningitis+hydrosefalus

comunicas+infark serebri

Terapi :

Diet Sonde TKTP

Tirah baring elevasi kepala

30˚

O2 2-3L

IVFD R-Sol20gtt/i

Ceftriaxon 2gr/12jam

Dexamethason 2amp bolus,

lanjut 1amp/6jam

Tappering Off 3 Hari

Inj. Ranitidin 1amp/12jam

Rifampicin 1x450mg

Pirazinamid 3x500mg

N IX.X : gangguan reflek +

N XI : SDN

N XII : Lidah Istirahat kekiri

R.fisiologis : KA KI

B/T -/- -/-

KPR/APR -/- -/-

R.Patologis Ka Ki

Babinski +/+ +/+

H/T +/+ +/+

Kekuatan motorik :

ESD: SDN ESS: SDN

EID: SDN EIS: SDN

Kesan Lateralisasi kiri

Diagnose kerja :

Apatis+meningitis+hydrosefalus

comunicas+infark serebri

Terapi : :

Diet Sonde TKTP

Tirah baring elevasi kepala

30˚

O2 2-3L

IVFD Nacl 0,9% 8gtt/i

Ceftriaxon 2gr/12jam

Dexamethason 2amp bolus,

lanjut 1amp/6jam

Tappering Off 3 Hari

Inj. Ranitidin 1amp/12jam

Rifampicin 1x450mg

Pirazinamid 3x500mg

N IX.X: gangguan reflek +

N XI : SDN

N XII : Lidah Istirahat ke kiri

R.fisiologis : KA KI

B/T -/- -/-

KPR/APR -/- -/-

R.Patologis Ka Ki

Babinski +/+ +/+

H/T +/+ +/+

Kekuatan motorik :

ESD: SDN ESS :SDN

EID : SDN EIS :SDN

Kesan Lateralisasi kiri

Diagnose kerja :

Sopor+meningitis+hydrosefalus

comunicas+infark serebri

Terapi :

Diet Sonde TKTP

Tirah baring elevasi kepala

30˚

O2 2-3L

IVFD Nacl 0,9% 8gtt/i

Ceftriaxon 2gr/12jam

Dexamethason 2amp bolus,

lanjut 1amp/6jam

Tappering Off 3 Hari

Inj. Ranitidin 1amp/12jam

Rifampicin 1x450mg

Pirazinamid 3x500mg

16

Page 17: 54954270 Meningitis Tuberkulosa

INH 1x300mg

Inj.Streptomisin

1x750mg/hr

Vit B6 2x1

INH 1x300mg

Inj.Streptomisin

1x750mg/hr

Vit B6 2x1

INH 1x300mg

Inj.Streptomisin

1x750mg/hr

Vit B6 2x1

Follow Up pasien dalam keadaan kritis ( 22-01-2010 ) :

Jam Sensorium TD HR RR T RC Pupil

08.00 Sopor 100/60 136 48 39.5 +/+ ↓ Isokor

08.30 Sopor 110/70 132 49 40.1 +/+ ↓ Isokor

09.00 Sopor 100/70 124 48 40.0 +/+ ↓ Isokor

09.30 Sopor 90/60 130 48 40.0 +/+ ↓ Isokor

10.00 Sopor 80/60 140 49 39.8 +/+ ↓ Isokor

10.30 Sopor 70/40 105 48 40.0 +/+ ↓ Isokor

11.00 Sopor 60/40 100 46 40.2 +/+ ↓ Isokor

11.30 EXITUS

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Definisi

Meningitis merupakan salah satu infeksi pada susunan saraf pusat yang mengenai

selaput otak dan selaput medulla spinalis yang juga disebut sebagai meningens. Meningitis

17

Page 18: 54954270 Meningitis Tuberkulosa

dapat disebabkan oleh berbagai jenis mikroorganisme seperti bakteri, virus, jamur dan

parasit. Meningitis Tuberkulosis tergolong ke dalam meningitis yang disebabkan oleh bakteri

yaitu Mycobacterium Tuberkulosa. Bakteri tersebut menyebar ke otak dari bagian tubuh yang

lain.

3.2 Epidemiologi

Meningitis TB merupakan salah satu komplikasi TB primer. Morbiditas dan

mortalitas penyakit ini tinggi dan prognosisnya buruk. Komplikasi meningitis TB terjadi

setiap 300 TB primer yang tidak diobati. CDC melaporkan pada tahun 1990 morbiditas

meningitis TB 6,2% dari TB ekstrapulmonal. Insiden meningitis TB sebanding dengan TB

primer, umumnya bergantung pada status sosio-ekonomi, higiene masyarakat, umur, status

gizi dan faktor genetik yang menentukan respon imun seseorang. Faktor predisposisi

berkembangnya infeksi TB adalah malnutrisi, penggunaan kortikosteroid, keganasan, cedera

kepala, infeksi HIV dan diabetes melitus. Penyakit ini dapat menyerang semua umur, anak-

anak lebih sering dibanding dengan dewasa terutama pada 5 tahun pertama kehidupan. Jarang

ditemukan pada usia dibawah 6 bulan dan hampir tidak pernah ditemukan pada usia dibawah

3 bulan.5

3.3 Anatomi Fisiologi3

Otak dan sumsum otak belakang diselimuti meningea yang melindungi struktur syaraf yang

halus, membawa pembuluh darah dan dengan sekresi sejenis cairan yaitu cairan

serebrospinal. Meningea terdiri dari tiga lapis, yaitu:

Pia meter : yang menyelipkan dirinya ke dalam celah pada otak dan sumsum tulang

belakang dan sebagai akibat dari kontak yang sangat erat akan menyediakan darah untuk

struktur-struktur ini.

Arachnoid : Merupakan selaput halus yang memisahkan pia meter dan dura meter.

Dura meter : Merupakan lapisan paling luar yang padat dan keras berasal dari jaringan

ikat tebal dan kuat.

18

Page 19: 54954270 Meningitis Tuberkulosa

3.4 Etiologi8

Kebanyakan kasus meningitis disebabkan oleh mikroorganisme, seperti virus,

bakteri, jamur, atau parasit yang menyebar dalam darah ke cairan otak.

Penyebab infeksi ini dapat diklasifikasikan atas :

1. Bakteri:

Pneumococcus

Meningococcus

Haemophilus influenza

Staphylococcus

Escherichia coli

Salmonella

19

Page 20: 54954270 Meningitis Tuberkulosa

Mycobacterium tuberculosis

2. Virus :

Enterovirus

3. Jamur :

Cryptococcus neoformans

Coccidioides immitris

Pada laporan kasus meningitis tuberkulosa ini, mycobacterium tuberculosis merupakan faktor

penyebab paling utama dalam terjadinya penyakit meningitis.

3.5 Patogenesis

Meningitis TB terjadi akibat penyebaran infeksi secara hematogen ke meningen.

Dalam perjalanannya meningitis TB melalui 2 tahap. Mula-mula terbentuk lesi di otak atau

meningen akibat penyebaran basil secara hematogen selama infeksi primer. Penyebaran

secara hematogen dapat juga terjadi pada TB kronik, tetapi keadaan ini jarang ditemukan.

Selanjutnya meningitis terjadi akibat terlepasnya basil dan antigen TB dari fokus kaseosa

(lesi permulaan di otak) akibat trauma atau proses imunologik, langsung masuk ke ruang

subarakhnoid. Meningitis TB biasanya terjadi 3–6 bulan setelah infeksi primer.5

Kebanyakan bakteri masuk ke cairan serebro spinal dalam bentuk kolonisasi dari

nasofaring atau secara hematogen menyebar ke pleksus koroid, parenkim otak, atau selaput

meningen. Vena-vena yang mengalami penyumbatan dapat menyebabkan aliran retrograde

transmisi dari infeksi. Kerusakan lapisan dura dapat disebabkan oleh fraktur , paska bedah

saraf, injeksi steroid secara epidural, tindakan anestesi, adanya benda asing seperti implan

koklear, VP shunt, dll. Sering juga kolonisasi organisme pada kulit dapat menyebabkan

meningitis. Walaupun meningitis dikatakan sebagai peradangan selaput meningen, kerusakan

meningen dapat berasal dari infeksi yang dapat berakibat edema otak, penyumbatan vena dan

memblok aliran cairan serebrospinal yang dapat berakhir dengan hidrosefalus, peningkatan

intrakranial, dan herniasi6

Skema patofisiologi meningitis tuberkulosa

BTA masuk tubuh

Tersering melalui inhalasi

20

Page 21: 54954270 Meningitis Tuberkulosa

Jarang pada kulit, saluran cerna

Multiplikasi

Infeksi paru / focus infeksi lain

Penyebaran hematogen

Meningens

Membentuk tuberkel

BTA tidak aktif / dormain

Bila daya tahan tubuh menurun

Rupture tuberkel meningen

Pelepasan BTA ke ruang subarachnoid

MENINGITIS

3.6 Manifestasi Klinis

Gejala klinis meningitis TB berbeda untuk masing-masing penderita. Faktor-faktor

yang bertanggung jawab terhadap gejala klinis erat kaitannya dengan perubahan patologi

yang ditemukan. Tanda dan gejala klinis meningitis TB muncul perlahan-lahan dalam waktu

beberapa minggu.5

Keluhan pertama biasanya nyeri kepala. Rasa ini dapat menjalar ke tengkuk dan

punggung. Tengkuk menjadi kaku. Kaku kuduk disebabkan oleh mengejangnya otot-otot

ekstensor tengkuk. Bila hebat, terjadi opistotonus, yaitu tengkuk kaku dalam sikap kepala

tertengadah dan punggung dalam sikap hiperekstensi. Kesadaran menurun.tanda Kernig’s dan

Brudzinsky positif.8

21

Page 22: 54954270 Meningitis Tuberkulosa

Gejala meningitis tidak selalu sama, tergantung dari usia si penderita serta virus apa

yang menyebabkannya. Gejala yang paling umum adalah demam yang tinggi, sakit kepala,

pilek, mual, muntah, kejang. Setelah itu biasanya penderita merasa sangat lelah, leher terasa

pegal dan kaku, gangguan kesadaran serta penglihatan menjadi kurang jelas.8

Gejala pada bayi yang terkena meningitis, biasanya menjadi sangat rewel muncul

bercak pada kulit tangisan lebih keras dan nadanya tinggi, demam ringan, badan terasa kaku,

dan terjadi gangguan kesadaran seperti tangannya membuat gerakan tidak beraturan.8

Gejala meningitis meliputi :8

Gejala infeksi akut

Panas

Nafsu makan tidak ada

Anak lesu

Gejala kenaikan tekanan intracranial

Kesadaran menurun

Kejang-kejang

Ubun-ubun besar menonjol

Gejala rangsangan meningeal

kaku kuduk

Kernig

Brudzinky I dan II positif

Gejala klinis meningitis tuberkulosa dapat dibagi dalam 3 stadium :2

Stadium I : Stadium awal

22

Page 23: 54954270 Meningitis Tuberkulosa

Gejala prodromal non spesifik : apatis, iritabilitas, nyeri kepala, malaise, demam,

anoreksia

Stadium II : Intermediate

Gejala menjadi lebih jelas

Mengantuk, kejang,

Defisit neurologik fokal : hemiparesis, paresis saraf kranial(terutama N.III dan N.VII,

gerakan involunter

Hidrosefalus, papil edema

Stadium III : Advanced

Penurunan kesadaran

Disfungsi batang otak, dekortikasi, deserebrasi

3.7 Diagnosis

Diagnosa pada meningitis TB dapat dilakukan dengan beberapa cara :8

1. Anamnese : ditegakkan berdasarkan gejala klinis, riwayat kontak dengan penderita TB

2. Lumbal pungsi

Gambaran LCS pada meningitis TB :

Warna jernih / xantokrom

Jumlah Sel meningkat MN > PMN

Limfositer

Protein meningkat

Glukosa menurun <50 % kadar glukosa darah

Pemeriksaan tambahan lainnya :

Tes Tuberkulin

Ziehl-Neelsen ( ZN )

PCR ( Polymerase Chain Reaction )

2. Rontgen thorax

TB apex paru

TB milier

3. CT scan otak

Penyengatan kontras ( enhancement ) di sisterna basalis

Tuberkuloma : massa nodular, massa ring-enhanced

23

Page 24: 54954270 Meningitis Tuberkulosa

Komplikasi : hidrosefalus

4. MRI

Diagnosis dapat ditegakkan secara cepat dengan PCR, ELISA dan aglutinasi Latex.

Baku emas diagnosis meningitis TB adalah menemukan M. tb dalam kultur CSS. Namun

pemeriksaan kultur CSS ini membutuhkan waktu yang lama dan memberikan hasil positif

hanya pada kira-kira setengah dari penderita

3.8 Penatalaksanaan8

Terapi Farmakologis yang dapat diberikan pada meningitis TB berupa :

Rifampicin ( R )

Efek samping : Hepatotoksik

INH ( H )

Efek samping : Hepatotoksik, defisiensi vitamin B6

Pyrazinamid ( Z )

Efek samping : Hepatotoksik

Streptomycin ( S )

Efek samping : Gangguan pendengaran dan vestibuler

Ethambutol ( E )

Efek samping : Neuritis optika

Regimen : RHZE / RHZS

Nama Obat DOSIS

INH Dewasa : 10-15 mg/kgBB/hari

+ piridoksin 50 mg/hari

Anak : 20 mg/kgBB/hari

Streptomisin 20 mg/kgBB/hari i.m selama 3 bulan

Etambutol 25 mg/kgBB/hari p.o selama 2 bulam pertama

Dilanjutkan 15 mg/kgBB/hari

Rifampisin Dewasa : 600 mg/hari Anak 10-20

mh/kgBB/hari

24

Page 25: 54954270 Meningitis Tuberkulosa

Di samping tuberkulostatik dapat diberikan rangkaian pengobatan dengan

deksametason untuk menghambat edema serebri dan timbulnya perlekatan-perlekatan antara

araknoid dan otak.

Steroid diberikan untuk:

Menghambat reaksi inflamasi

Mencegah komplikasi infeksi

Menurunkan edema serebri

Mencegah perlekatan

Mencegah arteritis/infark otak

Indikasi Steroid :

Kesadaran menurun

Defisit neurologist fokal

Dosis steroid :

Deksametason 10 mg bolus intravena, kemudian 4 kali 5 mg intravena selama 2 minggu

selanjutnya turunkan perlahan selama 1 bulan.

Bagan Penatalaksanaan Meningitis7

Jika dijumpai tanda klinis meliputi :

1) Panas

2) Kejang

3) Tanda rangsang meningeal

4) Penurunan kesadaran

Cari tanda kenaikan tekanan intra cranial :

1) Mual muntah hebat

2) Nyeri kepala

3) Ubun-ubun cembung (anak)

25

Page 26: 54954270 Meningitis Tuberkulosa

3.9 Prognosis

Prognosis meningitis tuberkulosa lebih baik sekiranya didiagnosa dan diterapi seawal

mungkin. Sekitar 15% penderita meningitis nonmeningococcal akan dijumpai gejala sisanya.

Secara umumnya, penderita meningitis dapat sembuh, baik sembuh dengan cacat motorik

atau mental atau meninggal tergantung : 6

o umur penderita.

o Jenis kuman penyebab

o Berat ringan infeksi

26

Page 27: 54954270 Meningitis Tuberkulosa

o Lama sakit sebelum mendapat pengobatan

o Kepekaan kuman terhadap antibiotic yang diberikan

o Adanya dan penanganan penyakit.

3.10 Kesimpulan

Untuk meningitis tuberkulosa sendiri masih banyak ditemukan di Indonesia karena

morbiditas tuberkulosis masih tinggi. Meningitis tuberkulosis terjadi sebagai akibat

komplikasi penyebaran tuberkulosis primer, biasanya di paru. Terjadinya meningitis

tuberkulosa bukanlah karena terinfeksinya selaput otak langsung oleh penyebaran hematogen,

melainkan biasanya sekunder melalui pembentukan tuberkel pada permukaan otak, sumsung

tulang belakang atau vertebra yang kemudian pecah kedalam rongga arakhnoid.

Meningitis tuberculosa adalah penyulit dari tuberkulosa yang mempunyai morbiditas

dan mortalitas yang tinggi, bila tidak diobati. Oleh karena itu penyakit ini memerlukan

diagnosa dini dan pemberian pengobatan yang cepat, tepat dan rasional.8

27

Page 28: 54954270 Meningitis Tuberkulosa

DAFTAR PUSTAKA

1. Backgroud to desease. Last updated 2006. Available from

http://www.ocbmedia.com/meningitis/background.php

2. Neurology and Neurosurgery Illustrated

3. Israr YA. Meningitis. Last Updated 2008. Available from

http://yayanakhyar.files.wordpress.com/2009/01/meningitis.pdf

4. Ramachandran TS. Tuberculous Meningitis. Last Updated 4 December 2008. Available

from http://emedicine.medscape.com/article/1166190-overview ----

5. Nofareni. Status imunisasi bcg dan faktor lain yang mempengaruhi terjadinya meningitis

tuberkulosa. Available from http://library.usu.ac.id/download/fk/anak-nofareni.pdf

6. Koppel BS. Bacterial, Fungal,& Parasitic infections of the Nervous System in Current

Diagnosis and Treatment Neurology. USA; The McGraw-Hill Companies. 2007. p403-

08, p421-23.

7. Meningitis. Available from

http://forbetterhealth.files.wordpress.com/2009/01/meningitis.pdf

8. Pradhana D. Referat Meningitis. Last Updated 2009. Available from

http://www.docstoc.com/docs/19409600/new-meningitis-edit

28