family folder
DESCRIPTION
Blok 29TRANSCRIPT
Laporan Skill Lab Family Folder Blok 26
Mekar Yulia Putri
102012139/ D9
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jalan
Terusan Arjuna Utara no. 6, Jakarta 11510
Email: [email protected]
Pendahuluan
Kamis, 23 Juli 2015, saya berserta kelompok Family Folder 40 diberi tugas
melakukan kunjungan rumah pasien Puskesmas Kelurahan Duri Kepa Jakarta Barat
didampingi dosen pembimbing kami Dr. Hendrik. Family Folder merupakan dokumen
lengkap suatu keluarga terutama dalam hubungannya dengan derajat kesehatan.
Derajat kesehatan dipengaruhi oleh empat faktor utama menurut Blum, keempat
faktor tersebut adalah genetik, pelayanan kesehatan, perilaku manusia, dan
lingkungan. a) Factor genetik: Paling kecil pengaruhnya terhadap kesehatan
perorangan atau masyarakat dibanding ketiga faktor yang lainnya. b) Faktor
pelayanan kesehatan: Ketersediaan sarana pelayanan kesehatan, tenaga kesehatan,
pelayanan kesehatan yang berkualitas akan berpengaruh pada derajat kesehatan
masyarakat. c) faktor perilaku: di negara berkembang faktor ini paling besar
pengaruhnya terhadap gangguan kesehatan atau masalah kesehatan masyarakat.
Perilaku individu / kelompok masyarakat yang kurang sehat juga akan berpengaruh
pada faktor lingkungan yang memudahkan timbulnya suatu penyakit. d) faktor
lingkungan: lingkungan yang terkendali akibat sikap hidup dan perilaku masyarakat
yang baik akan menekan berkembangnya masalah kesehatan.
Makalah ini dibuat dengan tujuan mengkaji dan membahas penyakit hipertensi
dan asam urat pada masyarakat dan kaedah tatalaksana terhadap penyakit tersebut
dengan berbasiskan pendekatan kedokteran keluarga. Kedokteran keluarga adalah
dokter praktek umum yang dalam prakteknya melayani pasien menerapkan prinsip-
1
prinsip kedokteran keluarga. Kompetensi dokter keluarga tercermin dalam profile the
five stars doctor. Pelayanan kedokteran yang menerapkan prinsip-prinsip kedokteran
keluarga meliputi: komprehensif (pelayanan kedokteran yang menyeluruh/integral
yaitu meliputi usaha promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif) dengan
mengutamakan pencegahan, kontinyu (dalam proses dan waktu), kolaboratif dan
koordinatif dengan pasien dalam menentukan keputusan untuk kepentingan pasien,
berdasarkan evidence based medicine misalnya dengan cara mengikuti
seminar/pendidikan kedokteran berkelanjutan. Pasien yang dilayani adalah
peribadi/perorangan seutuhnya (bio-psiko-sosial) yang unik (berbeda satu dengan
lainnya) serta harus dipandang sebagai satu kesatuan dengan keluarganya dalam
segala aspek (keturunan, ideology, politik, ekonomi, social, budaya, agama, keamanan
dan lingkungannya). Pelayanan dokter keluarga menunjang setiap orang sadar, mau
dan mampu hidup sehat dalam arti sejahtera jasmani, rohani dan sosial yang
memungkinkan setiap orang bekerja produktif secara sosial dan ekonomi (UU no.
23/92 tentang kesehatan).
Seorang dokter berkompetensi dengan profil yang direkomendasikan WHO yaitu
‘five stars doctor’ yang dijabarkan sebagai berikut:
Health provider: Memberikan pelayanan kesehatan dengan memperhatikan pasien
sebagai manusia yang utuh (holistic) baik individu, maupun sebagai bagian
integral keluarga dan masyarakat, layanan berkualitas, menyeluruh,
berkesinambungan dan layanan secara perseorangan jangka panjang dan
hubungan saling percaya.
Decision maker: Mampu membuat keputusan secara ilmiah berkaitan dengan
pemeriksaan, pengobatan, dan penggunaan teknologi tepat guna sesuai dengan
harapan pasien, etis, pertimbangan cost effective dan adanya kemungkinan
layanan yang terbaik.
Communicator: Mampu menjelaskan dan memberikan nasehat untuk berperilaku
sehat dengan cara yang efektif sehingga kelompok atau individu dapat
meningkatkan dan melindungi kesehatan mereka.
2
Community leader: Sebagai orang yang dipercaya oleh masyarakat ditempat
bekerjanya, dan dapat mempersatukan kebutuhan-kebutuhan akan kesehatan baik
pada perseorangan maupun kelompok, melakukan sesuatu dengan
mengatasnamakan masyarakat.
Manager: Dapat bekerja sacara harmonis dengan individu dan organisasi baik di
dalam maupun diluar system kesehatan untuk mempertemukan kebutuhan pasien
secara individu dan masyarakat, menggunakan data-data kesehatan secara tepat.
Prinsip pokok dari dokter keluarga adalah untuk dapat menyelenggarakan
pelayanan kedokteran menyeluruh. Oleh karena itu perlu diketahui berbagai latar
belakang pasien yang menjadi tanggungannya. Untuk dapat mewujudkan pelayanan
kesehatan seperti itu diperlukan adanya kunjungan rumah (home visit). Manfaat yang
didapatkan dari kunjungan ke rumah pasien antara lain:
1. Meningkatkan pemahaman dokter tentang pasien
2. Meningkatkan hubungan dokter pasien
3. Menjamin terpenuhinya kebutuhan dan tuntutan kesehatan pasien
Manfaat kunjungan ke puskesmas dan bertemu sendiri dengan pasien adalah agar
mahasiswa dapat menerapkan atau mengaplikasikan sendiri praktek pendekatan
kedokteran keluarga.
Latar BelakangSaat ini umumnya masih banyak gaya hidup masyarakat yang masih belum
memahami tentang pentingnya kesehatan. Mereka pada umumnya mengkonsumsi
segala jenis makanan, seperti : makanan tinggi lemak dan kolesterol tanpa diimbangi
dengan olahraga atau aktifitas fisik untuk membakar lemak dan gaya hidup yang
salah, seperti : kebiasaan merokok dan minum - minuman keras ataupun
mengkonsumsi narkoba yang kesemuanya itu dapat menimbulkan dampak yang buruk
bagi kesehatan. Diantara masalah kesehatan tersebut akan mengakibatkan timbulnya
penyakit Asam Urat, Diabetes Mellitus, Jantung, Hipertensi, Ginjal dan sebagainya.
Hipertensi dan asam urat merupakan penyakit yang paling sering terjadi di
3
masyarakat yang dikarenakan pola makan yang tidak baik, seperti makan tinggi lemak
dan kolesterol. Penyakit ini jika tidak ditangani dengan baik serta tidak mengubah
pola makan akan menyebabkan berbagai macam komplikasi, seperti stroke dan
penyakit jantung koroner. Metode yang dipakai untuk meninjau kasus hipertensi dan
asam urat ini adalah dengan observasi kerumah-rumah pasien yang terdaftar dalam
data Puskesmas Kelurahan Duri Kepa Jakarta Barat.
Definisi
1. Hipertensi
Didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya diatas 140
mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg.1 Menurut WHO, penyakit
hipertensi merupakan peningkatan tekanan sistolik lebih besar atau sama dengan 160
mmHg dan atau tekanan diastolic sama atau lebih besar 95 mmHg.2
2. Asam Urat atau Gout
Merupakan kelompok penyakit heterogen sebagai akibat deposisi kristal monosodium
urat pada jaringan atau akibat supersaturasi asam urat di dalam cairan ekstraseluler.3
Klasifikasi
1. Hipertensi
Menurut The Seventh Report of The Joint National Committee on Prevention,
Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (JNC 7) klasifikasi
tekanan darah pada orang dewasa terbagi menjadi kelompok normal, prahipertensi,
hipertensi derajat I, dan derajat II.1
Klasifikasi Tekanan Darah Menurut JNC 72
KlasifikasiTekanan Darah TDS (mmHg) TDD (mmHg)
Normal < 120 < 80
Prahipertensi 120 – 139 80 – 89
Hipertensi derajat 1 140 – 159 90 – 99
Hipertensi derajat 2 >160 >100
4
2. Asam UratKriteria Klasifikasi Gout Akut4
Ditemukan kristal urat yang karakteristik dalam cairan sendi.
Tofus yang terbukti mengandung kristal urat dengan cara kimia atau mikroskop
polarisasi.
Ditemukan 6 hingga 12 fenomena klinis, laboratories dan radiologis sebagai
tercantum di bawah :
1. Inflamasi maksimal terjadi dalam waktu 1 hari
2. Melebihi 1 kali serangan arthritis akut.
3. Serangan arthritis monoartikular
4. Sendi yang terkena berwarna kemerahan
5. Nyeri atau bengkak pada sendi metatarsalphalanges (MTP-1)
6. Serangan unilateral yang melibatkan sendi MTP-1
7. Serangan sendi unilateral yang melibatkan sendi tarsal
8. Dugaan adanya tofus
9. Hiperurikemia
10. Pada foto sinar-x tampak pembengkakan tidak simetris di antara sendi
11. Pada foto sinar-x tampak kista subcortical tanpa erosi
12. Hasil negatif pada kultur cairan sendi untuk mikroorganisme
Etiologi
1. Hipertensi
5
Pada 90-95% orang mengalami peningkatan tekanan darah (hipertensi esensial)
yang sebabnya tidak diketahui yang ditingkatkan oleh gaya hidup yang kurang aktif,
merokok, berat badan berlebih, diet tinggi lemak, konsumsi alcohol dan stress.1 Pada
5-10% orang (hipertensi sekunder) mempunyai penyakit lain yang mendasari
menyebabkan tingginya tekanan darah dan memerlukan pengobatan segera.2
Terdapat faktor-faktor risiko yang berperan dalam hipertensi. Faktor resiko yang dapat
diubah dan tidak dapat diubah.
Faktor – Faktor yang dapat diubah termasuk gaya hidup, antara lain :
Merokok
Kurang aktivitas fisik
Kelebihan berat badan
Diet tinggi lemak
Asupan garam berlebih
Konsumsi alcohol berlebih
Faktor – Faktor yang tidak dapat diubah, antara lain :
Riwayat keluarga dengan hipertensi
Usia > 45 tahun pada pria dan >55 tahun pada wanita
Etnik / suku bangsa
2. Asam Urat
Faktor-faktor yang berpengaruh sebagai penyebab gout adalah:3
a. Faktor keturunan dengan adanya riwayat gout dalam silsilah keluarga
b. Meningkatnya kadar asam urat karena diet tinggi protein dan makanan kaya
senyawa purin lainnya. Purin adalah senyawa yang akan dirombak menjadi asam
urat dalam tubuh
c. Konsumsi alkohol berlebih, karena alkohol merupakan salah satu sumber purin
yang juga dapat menghambat pembuangan urin melalui ginjal.
d. Hambatan dari pembuangan asam urat karena penyakit tertentu, terutama
gangguan ginjal. Pasien disarankan meminum cairan dalam jumlah banyak .
minum air sebanyak 2 liter atau lebih tiap harinya membantu pembuangan urat,
6
dan meminimalkan pengendapan urat dalam saluran kemih.
e. Penggunaan obat tertentu yang meningkatkan kadar asam urat, terutama diuretika
(furosemid dan hidroklorotiazida)
f. Penggunaan antibiotika berlebihan yang menyebabkan berkembangnya jamur,
bakteri dan virus yang lebih ganas.
g. Penyakit tertentu dalam darah ( anemia kronis ) yang menyebabkan terjadinya
gangguan metabolism tubuh, missal berupa gejala polisitomia dan leukemia.
h. Faktor lain seperti stress, diet ketat, cidera sendi, darah tinggi dan olahraga
berlebihan
Epidemiologi
1. Hipertensi
Hipertensi merupakan masalah kesehatan global yang membutuhkan perhatian
karena dapat menyebabkan kematian utama di Negara-negara maju maupun Negara
berkembang. Menurut survey yang dilakukan oleh Word Health Organization (WHO)
pada tahun 2000, jumlah penduduk dunia yang menderita hipertensi untuk pria sekitar
26,6% dan wanita sekitar 26,1% dan diperkirakan pada tahun 2025 jumlahnya akan
meningkat menjadi 29,2%.1,2
Prevalensi penderita hipertensi di Indonesia terus terjadi peningkatan. Hasil
Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) pada tahun 2000 sebesar 21% menjadi
26,4% dan 27,5% pada tahun 2001 dan 2004. Selanjutnya, diperkirakan meningkat
lagi menjadi 37% pada tahun 2015 dan menjadi 42% pada tahun 2025. Menurut data
Kementrian Kesehatan RI tahun 2009 menunjukkan bahwa prevalensi hipertensi
sebesar 29,6% dan meningkat menjadi 34,1% tahun 2010.2
2. Asam Urat
Gout merupakan penyakit dominan pada pria dewasa. Sebagaimana yang
disampaikan oleh Hippocrates bahwa gout jarang pada pria sebelum remaja
(adolescens) sedangkan pada perempuan jarang sebelum menopause. Pada tahun 1986
dilaporkan prevalansi gout di Amerika Serikat adalaah 13,6/1000 pria dan 6,4/1000
perempuan. Prevalensi penyakit ini bertambah seiring dengan meningkatnya taraf
7
hidup. Di Indonesia belum banyak publikasi epidemiologi tentang arthritis pirai. Pada
tahun 1935 seorang dokter kebangsaan Belanda bernama Van der Horst telah
melaporkan 15 pasien arthritis pirai dengan kecacatan (lumpuh anggota gerak) dari
suatu daerah di Jawa Tengah. Penelitian lain mendapatkan bahwa pasien gout berobat,
rata-rata sudah mengidap penyakit ini selama lebih dari 5 tahun. Hal ini mungkin
disebabkan banyak pasien gout yang mengobati sendiri (self medication).3
Gejala Klinis
1. Hipertensi
Peningkatan tekanan darah kadang-kadang merupakan satu-satunya gejala pada
hipertensi esensial dan tergantung dari tinggi rendahnya tekanan darah, gejala yang
timbul dapat berbeda-beda. Kadang-kadang hipertensi esensial berjalan tanpa gejala,
dan baru timbul gejala setelah terjadi komplikasi pada organ target seperti pada ginjal,
mata, otak dan jantung (Julius, 2008). Sebagian besar manifestasi klinis timbul
setelah mengalami hipertensi bertahun-tahun, dan berupa :1,2
Nyeri kepala saat terjaga, kadang-kadang disertai mual dan muntah, akibat
peningkatan tekanan darah intrakranium
Penglihatan kabur akibat kerusakan retina karena hipertensi
Ayunan langkah yang tidak mantap karena kerusakan susunan saraf pusat
Nokturia karena peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerulus
Edema dependen dan pembengkakan akibat peningkatan tekanan kapiler 1,2
2. Asam Urat
Gambaran klinik gout disebabkan adanya deposisi kristal asam urat dalam
berbagai jaringan. Pada sendi, suatu arthritis akut yang nyeri sebagai hasil dari
fagositosis kristal oleh neutrofil polimorf, yang sebaliknya mengakibatkan pelepasan
enzim lisosom di sepanjang kristal yang dicerna, sehingga meningkatkan dan
merangsang terjadinya reaksi radang. Khas yang pertama terpengaruh ialah sendi
metatarsofaringeal 1 yaitu ibu jari kaki sebanyak 75% kasus, pergelangan kaki atau
tarsus sebanyak 35%, dan lutut sebanyak 20%. Pada 40% kasus terdapat lebih dari
8
satu sendi yang terkena. Onsetnya biasanya mendadak dan sendi tampak kemerahan,
panas, mengkilat, sensitif, dan nyeri tekan hebat. Pasien mengalami demam, mudah
tersinggung, dan anoreksik. Serangan yang awalnya monoartikular pada sebagian
besar pasien, cenderung rekuren dan kemudian berkembang menjadi poliartikulaar.
Bisa dipicu oleh trauma (termasuk pembedahan), olahraga, kelebihan makanan,
alcohol, dan kelaparan. Artritis gout kronis tetap asimetris dan timbul tofi, khususnya
pada kartilago telinga dan dekat sendi pada 20% pasien yang tidak diobati.5
Pengumpulan data
Tempat : Puskesmas Kelurahan Duri Kepa
Identitas Pasien
Nama Pasien : Bapak Mumu Mukarom
Tanggal lahir : Tasikmalaya, 3 Juli 1959
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Jalan Guji baru RT 006 RW 002, Durikepa. Jakarta Barat
Pasien sudah Tinggal di Durikepa selama 25 tahun
No telepon : 08881796247
Pekerjaan : Kurir angkat di agen galon dan gas di Palmerah
Pendidikan terakhir : SMP
Nama Anggota Keluarga yang serumahNo Nama TTL Status Pendidika
nPekerjaan Imunisasi
1 Bpk Mumu Mukarom
Tasikmalaya, 03-07-1959
Suami Tamat SMP
Karyawan swasta
Tidak tahu
2 bu Eti Suryati
Tasikmalaya, 02-03-1971
Istri Tamat SD Ibu rumah tangga
Tidak tahu
3 An. M Firmansyah
Jakarta,25-08-1994
Anak Tamat SMP
Office boy
Lengkap
4 An Siti Aisah
Jakarta,07-09-
Anak SMP Pelajar Lengkap
9
mutia 20025 An. M
raihan Noviandi
Jakarta,07-11-2006
Anak SD Pelajar Lengkap
Tingkat ekonomi : Penghasilan sehari Rp.50.000, dibawah UMR
(ekonomi rendah)
Status imunisasi dasar pasien : Pasien lupa
Status imunisasi keluarga : Anak-anaknya imunisasi lengkap (kartu
imunisasi disimpan istri, jadi Dia tidak tau
tempatnya. Istri sedang bekerja sebagai
buruh cuci )
Status gizi keluarga : Gizi cukup
Jaminan pemeliharaan kesehatan: BPJS dan KJS (kartu Jakarta Sehat)
2. Anamnesis
Keluhan utama pasien : Pegal-pegal pada kedua kaki sejak 3 bulan, Asam urat
dan Hipertensi terkontrol
Riwayat penyakit sekarang :
-Pegal-pegal terjadi pada kaki jika ia berjalan terlalu jauh hingga menyebabkan nyeri.
Nyeri dan pegal diperparah karena pekerjaan pasien sebagai kurir angkat galon dan
gas.
- Pasien pergi bekerja ke daerah Palmerah dengan menggunakan sepeda dan jarak
tempuh yang cukup jauh.
-Pasien dulu senang makan asin, emping, santan (makanan padang), namun sejak
terdiagnosis hipertensi oleh dokter puskesmas ia mengurangi dan menghindari
makanan-makanan pemicu serta tidak minum air es terlalu sering
- Pasien teratur berobat ke puskesmas jika ada keluhan tidak enak badan, sejak
terdiagnosis hipertensi ( 145/100) pasien sudah 4 kali ke puskemas dan minum obat
10
sehingga sekarang tekanan darahnya menjadi terkontrol yakni 125/80
-Pasien selain terdiagnosis hipertensi juga terdiagnosis asam urat
Riwayat penyakit dahulu yang berhubungan dengan keadaan penyakit sekarang
Pasien merupakan penderita hipertensi dan asma urat namun terkontrol dengan obat
dan mengatur pola makan sesuai anjuran dokter.
Perilaku pasien yang berhubungan dengan penyakitnya sekarang
Pasien dulunya senang makan makanan padang, jeroan, emping, minum air es. Tapi
setelah terdiagnosis penyakit hipertensi dan asam urat pasien mengatakan mengontrol
pola makannya
Perilaku keluarga yang berhubungan dengan penyakit pasien sekarang
Keluarga menyukai makanan asin-asin dan sedap (mecin), jadi mempengarui
timbulnya hipertensi
Riwayat penyakit dahulu yang tidak berhubungan dengan penyakit sekarang
Nyeri pinggang karena saraf terjepit
Riwayat penyakit keluarga yang berhubungan dengan penyakit pasien sekarang
Tidak ada, keluarga pasien ( istri dan 3 orang anak) dalam keadaan sehat dan tidak ada
keluhan, keluhan yang biasanya terjadi hanya masuk angin dan demam serta flu biasa
Riwayat penyakit keluarga yang tidak berhubungan dengan penyakit sekarang
Tidak Ada
3. Perilaku sosial pasien dan keluarga
Merokok : Sudah 10 tahun tidak merokok, dulunya bisa merokok
3-4 batang perhari
Minum yang mengandung alcohol: Tidak
Pola jajan ( yang mempengaruhi penyakit dalam keluarga):
Pasien jarang jajan, keluarganya biasa makan dirumah, makan masakan istri.
11
Pola makan (yang mempengaruhi penyakit dalam keluarga)
Pola makan teratur 2 kali sehari
Pola penyimpanan atau memasak makanan
Penyimpanan makanan kadang dilemari atau ditutup koran. Tapi menurut bapak
Mumu mereka biasanya masak sesuai porsi untuk 5 anggota keluarga, sehingga
langsung habis.
Pola minuman sehari hari
Banyak minum, sumber nya dari air galon isi ulang, kadang aqua galon
Olahraga (yang mempengaruhi penyakit dalam keluarga)
Olahraga naik sepeda
Kebersihan hygiene:
Kebersihan cukup baik, karena pasien sadar akan kebersihan diri dan lingkungan.
Pasien mandi 2 kali sehari, cuci tangan sebelum makan dan kukunya pendek
Rekreasi : Jarang
Ibadah : Rajin dan aktif ke masjid
Pola membersihkan rumah/ lingkungan : Setiap hari lantai di sapu dan di pel
Pola pengobatan (tradisional, puskesmas dll) :
Kadang minum jamu penghilang nyeri
Pola hubungan social : Hubungan sosial baik, beliau bertetangga dengan baik.
Ketika mencari alamat pasien pun banyak tetangga dan warga sekitar mengenali
beliau
Pola aktifitas kemasyarakatan : Cukup aktif jika ada kegiatan kemasyarakatan.
Suka ikut gotong royong dan kerja bakti
Pola kunjungan ke pos yandu : Rutin memeriksakan diri ke Puskemas Kelurahan
Duri Kepa
12
4. Keadaan psikologis pasien dan keluarga yang mempengaruhi atau
dipengaruhi penyakit dalam keluarga : Keadaan psikologis pasien dalam keadaan
baik, tidak stress, namun sedikit pusing dengan keuangan karena anaknya An aisah
baru mau masuk SMP sehingga memerlukan pengeluaran untuk membeli
seragam,buku, dan sepatu baru.
5. Adat istiadat/ social budaya yang mempengaruhi : Betawi
6. Keadaan rumah yang mempengaruhi penyakit dalam keluarga atau dapat
menimbulkan penyakit di kemudian hari
Kebersihan rumah : Cukup bersih, namun penyusunan barang masih
berantakan karena banyak baju-baju, tas dan barang lain yang digantung di dalam
rumah
Vector penyakit : Nyamuk dan lalat
Keadaan udara/ polusi dalam rumah: Agak pengap, karena sirkulasi udara di
rumah pasien kurang baik, tidak ada ventilasi dan rumah pasien berada di pojokan.
Luas rumah/bangunan : 3x4 m2
Luas tanah : 3x4 m2
Jumlah orang yang tinggal dalam rumah : 5 orang
Luas kamar pasien atau yang sakit : Pasien tidak memiliki kamar, hanya ada
kasur di ruang tengah dan kasur kecil di lantai atas untuk tidur atau taruh barang-
barang yang tidak terpakai
Jumlah orang yang tinggal sekamar dengan yang sakit : 4 orang
Jenis lantai : Keramik
Jenis tembok : Bata + semen
Jenis atap : Asbes
Perbandingan Ventilasi rumah (udara, sinar matahari dll) : Tidak memadai,
tidak ada ventilasi
Perbandingan Ventilasi kamar (udara, sinar matahari dll) : Tidak memadai,
tidak ada ventilasi
Keadaan dapur dan kebersihan : Kurang bersih, dan alat masak berantakan,
13
dapur agak kotor dan dekat kamar mandi
Tempat penyimpanan makanan (tercemar debu, kotoran, vector dll) : Disipan di
lemari kecil
Tempat penyimpanan alat makan : Disimpan di lemari kecil
Tempat cuci tangan (air mengalir, sabun dan lap tangan bersih dll) : Air
mengalir
Keadaan kamar mandi ( kebersihan, sabun, air, bak,dll) : Ada ember untuk
mandi, tapi tidak ada jamban sehingga keluarga mereka harus menggunakan WC
umum
Tipe kakus dan system pembuangan : Menggunakan WC umum
Keadaan wc : Kurang bersih
Sumber air sehari hari : Air PAM
Tempat penyimpanan air : DI dalam ember
Sumber air minum : Galon isi ulang
Kebersihan tempat penyimpanan air minum : Cukup
Tempat sampah di dalam rumah (tertutup atau terbuka , vector, bau dll)
- Mereka tidak memiliki tempat sampah, hanya mengunakan plasitik yang digantung
di depan rumah, nanti ada petugas yang mengambil sampah nya
Sumber Pencahayaan dalam rumah (jenis dan keadaan pe ncahayaan)
Pencahayaan berasal dari lampu, namun untuk sinar matahari jarang masuk karena
rumah mereka tidak ada ventilasi
System pembuangan air limbah : Air limbah dibuang lagsung ke selokan, mereka
mencuci baju dan piring di kamar mandi
Kebersihan sekitar rumah : Kurang bersih, masih banyak sampah
disekeliling rumah
Tempat sampah di luar rumah : Tidak ada tempat sampah, hanya
menggunakan plastik
Keadaan udara/ polusi luar rumah : Sirkulasi udara di pemukiman tersebut
kurang, dan agak pengap karena jarak antar rumah sangat berdempet dan rapat.
Keadaan pekarangan (tanaman, keb ersihan, tanah dll) : Tidak ada pekarangan
14
Status Upaya Pencegahan Penyakit dalam Keluarga yang dilakukan oleh KeluargaPromotif : - Jaga kebersihan diri dan lingkungan
- Olahraga rutin - Rutin cek kesehatan ke puskesmas
Preventif : - Minum susu anlene - Mengurangi minum air es, makan emping, jeroan dan makanan asin-asin, sayur hijau bisa diganti dengan wortel ata sop sayur
Kuratif : - Minum obat anti hipertensi ( Captopril 12,5 mg / Amlodipin ) - Minum obat nyeri karena asam urat ( Piroxicam )
8. Pemeriksaan Kesehatan Pasien dan Keluarga oleh MahasiswaKeadaan umum : BaikTanda vital : -TD = 120/80
- Nadi = 74x/ enit - pernafasan = 18 x/menit - Suhu = Afebril
Status gizi : Cukup Pemeriksaan fisik : Inspeksi = kaki tidak udem dan tidak ada luka
Palpasi = Tidak ada nyeri tekanPemeriksaan hygiene : Hygiene cukup baik pasien mandi 2x sehari, kuku terpotong pendek, namun kebersihan pakaian kurang bersih
9. Hasil pemeriksaan penunjang yang sudah dilakukan - Hasil lab Asam urat : 4,7 (sudah terkontrol dengan minum obat dan pola makan) - Hasil pemeriksaan golongan darah = O - Pasien belum memeriksakan kadar gula darah dan kolestrol10.Diagnosis pasien : Asam urat/ gout + Hipertensi terkontrol11. Diagnosis banding : Hiperkolestrol dan Diabetes melitus12. Diagnosis keluarga : Tidak ada13. Usulan pemeriksaan penunjang untuk pasien dan keluarga mulai tingkat pelayanan primer (pemeriksaan di puskesmas) hingga rujukanPemeriksaan Penunjang : -Darah rutin
- Rontgen paru --> Karena pasien kalau jalan jauh suka sesak
- Pemeriksaan gula darah dan kolestrol14.Resume masalah kesehatan keluarga dan factor risikonya
Kesehatan keluarga bapak Mumu cukup baik, istri dan anak-anaknya jarang sakit
15
dan tidak memiliki penyakit kronis maupun penyakit keturunan. Penyakit yang pernah
di alami oleh keluarga bapak mumu tidak pernah yang berat hanya sesekali demam,
flu ataupun masuk angin.
Untuk bapak Mumu sendiri sudah menjaga pola makan sesuai anjuran dimana ia
mengurangi makanan asin-asin, emping, jeroan dan yang lain karena, beliau sadar
akan pentingnya kesehatan dan dia berkata biar tidak punya (miskin) tapi sehat sudah
leih baik dari pada memiliki banyak hal namun sakit. Pasien juga rutin memeriksakan
diri ke puskemas akan penyakitnya untuk mengontrol hipertensi dan asam urat yang
di deritanya
15. Prognosis penyakit pasien dan keluargaPrognosis hipertensi dan asam urat pasien baik jika pasien mengontrol pola
makan dan minum obat sesuai anjuran dokter.
Prognosis keluarga baik jika pakaian-pakaian yang digantung dapat rapikan
karena hal tersebut dapat mengudang nyamuk DBD, lalu alat makan di bersihkan dan
ditutup dengan baik agar menhindari kontaminasi dari lalat serta makan makanan
yang bersih sehingga dapat mengurangi resiko terjadinya diare.
16. Perkiraan akan timbulnya keadaan penyakit ditinjau dari perilaku dan lingkungan 1. DBD : Karena rumah pasien banyak sekali tergantung pakaian-pakaian, sarung, tas
di dalam rumah serta ada ember terbuka di dalam kamar mandi yang merupakan
tempat hidup vektor nyamuk Aedes Aegepty
2. Diare : Karena hygiene di dapur kurang bersih dan tidak memiliki bak sampah dan
hanya digantung di plastik yang pastinya akan mengundang lalat untuk berkumpul.
3. ISPA : Jika anggota keluarga di rumah mengalami influenza/ batuk/ penyakit yang
bisa menular akan menjadi mudah untuk menularkan ke anggota keluarga lainnya
karena tidak adanya ventilasi di rumah.
17. Strategi intervensi mahasiswa ke pasien dan keluarga:Psikobiologi : Pasien diharapkan lebih merilekskan diri dengan berolahraga,
senam, berinteraksi dnegan tetangga serta mendekatkan diri ke Tuhan. Jangan sampai
stress karena nanti akan mengundang penyakit datang, serta istirahat yang cukup.
16
Social : Pasien diharapkan menjaga hubungan sosial dengan tetangga,
melakukan kegiatan kemasyarakatan bersama-sama, menjaga kesatuan, saling gotong
royong dalam segala aspek seperti membersihkan lingkungan sekitar
Gaya hidup dan perilaku : Menjaga pola makan yang bersih dan seimbang,
melalukan perilaku hidup bersih dan sehat seperti mandi teratur, cuci tangan dengan
sabun, mengenakan pakaian yang bersih, serta memotong kuku.
Lingkungan rumah dan sekitar rumah : Pasien diharapkan menjaga kebersihan
rumah dan lingkungan, membuat bak sampah selain plastik di lingkungan rumah dan
jangan ada sampah yang berserakan di lingkungan.
Pelayanan kesehatan : Pasien diharapkan rutin mengontrol/ check up ke
puskemas, bila merasa badan kurang enak/ fit
Pendekatan Keluarga
Definisi Dokter keluarga: dokter yang dapat memberikan pelayanan kesehatan
hanya berorientasi komunitas dengan titik berat pada keluarga, ia tidak hanya
memandang penderita sebagai indivu yang sakit tetapi sebagai bagian dari unit
keluarga dan tidak hanya menanti secara pasif, tetapi bila perlu aktif mengunjungi
penderita atau keluarga.2
Menurut American Board family practice Dokter keluarga merupakan dokter
yang memiliki tanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat
pertama serta pelayanan kesehatan yang menyeluruh yang dibutuhkan oleh semua
anggota yang terdapat dalam satu keluarga, dan apabila berhadapan dengan suatu
masalah kesehatan khusus yang tidak mampu ditanggulangi , meminta bantuan
konsultasi dari dokter ahli yang sesuai.
Sedangkan Praktek dokter keluarga adalah pelayanan kedokteran yang
menyeluruh yang memusatkan pelayanan kepada keluarga sebagai suatu unit pada
mana tanggung jawab dokter terhadap pelayanan kesehatan tidak di batasi oleh
golongan umur atau jenis kelamin pasien, juga tidak oleh organ tubuh atau jenis
penyakit. Dokter keluarga mempunyai peranan yang unik dan terpadu dalam
menyelenggarakan peantalaksanaan pasien , penyelesaian masalah , pelayanan
17
konseling serta dapat bertidank sebagai dokter pribadi yang mengkoordinasikan
seluruh pelayanan kesehatan.
Prinsip dasar pelayanan Dokter Keluarga(DK):
1. Memberikan pelayanan secara komprehensif
Memberikan pelayanan secara komprehensif atau dengan kata lain adalah
pelayanan yang paripurna. DK menggunakan segenap kemampuan ilmunya, serta
sarana dan prasarana medis yang tersedia untuk sebesar-besarnya kepentingan pasien.
Dokter keluarga bukan hanya menyembuhkan pasien dari sakitnya, tetapi juga
menyehatkannya serta menjadi mitra, konsultan, atau penasihat di kala sakit dan
sehat. Jika masalahnya dinilai memerlukan pendapat atau penanganan spesialistis, DK
akan mengkonsultasikan atau bahkan merujuk pasien ke dokter spesialis yang tepat.
2. Memberikan pelayanan secara bersinambung(kontinu).
Pelayanan yang kontinu berarti pasien harus dipantau secara terus menerus, boleh
dikatakan mulai dari konsepsi (pembuahan/dalam rahim) sampai mati dan tentu saja
selama sakit sampai sembuh dan sehat kembali. Wujud kontinuitas pelayanannya itu
berupa pemantauan bersinambung, antara lain melalui penyelenggaraan rekam medis
yang handal dan kerjasama profesional dengan “naramedik” (medical professionals)
lainnya.
3. Memberikan pelayanan yang koordinatif.
DK akan mengkoordinasikan keperluan pasien dengan DK yang lain, dengan para
spesialis yang diperlukan, dengan paramedik, dengan fasilitas kesehatan yang
diperlukan, dan bahkan dengan keluarganya. Koordinasi ini pun merupakan salah satu
bentuk kesinambungan pelayanannya. Dengan koordinasi yang baik dapat dihindari
tumpang-tindih penggunaan obat, duplikasi pemeriksaan penunjang, atau perbedaan
pendapat mengenai manajemen pasien.
18
4. Memberikan pelayanan yang kolaboratif.
Kerjasama dengan para spesialis yang dikoordinasikan oleh DK ini akan
menjadikan kolaborasi saintifik yang handal untuk meningkatkan kepercayaan pasien
kepada pelayanan medis yang disediakan. Dengan demikian terjadi saling kontrol
sehingga efektivitas pengobatan dan efisiensi biaya dapat terwujud.
5. Mengutamakan pencegahan.
Pencegahan di sini berarti luas; DK harus melakukan upaya peningkatan
kesehatan misalnya melalui ceramah kesehatan. Selain itu DK juga akan melakukan
upaya pencegahan penyakit melalui vaksinasi. Jika pasien datang dalam keadaan
sakit, DK harus dapat membuat diagnosis dini dan memberikan pengobatan yang
cepat dan tepat agar penyakit tidak semakin parah. Jika penyakit sudah parah, DK
harus segera bertindak cepat misalnya dengan segera merujuk ke fasilitas pelayanan
yang lebih tinggi dengan persiapan yang memadai, agar jangan sampai terjadi cacat
permanen. Seandainya diperkirakan akan terjadi cacat, DK harus berusaha agar
jangan sampai kecacatan itu menjadi penghalang besar bagi pasien nantinya. Di sini
juga dituntut partisipasi DK untuk membantu upaya rehabilitasi bagi pasien
penyandang cacat, baik secara fisik, psikologik, maupun sosial, agar keterbatasannya
dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin.
6. Mempertimbangkan keluarganya.
Sekalipun unit terkecil pasiennya adalah individu, artinya pekerjaan DK berawal
dari keluhan individu setiap pasien, DK tidak pernah mengabaikan bahwa pasien
adalah bagian dari keluarganya.Saling-aruh (interaksi) antara pasien dan keluarganya
merupakan salah satu fokus perhatian DK.
7. Evidence Based Medicine
Penerapan pendekatan dan metode pembelajaran dalam proses pembelajaran
berdasarkan bukti-bukti ilmiah terbaik yang ada. Merupakan keterpaduan antara
bukti-bukti ilmiah yang berasal dari studi yang terpercaya (best research evidence);
dengan keahlian klinis (clinical expertise) dan nilai-nilai yang ada pada masyarakat
(patient values). Suatu sistem atau cara untuk menyaring semua data dan informasi
19
dalam bidang kesehatan. Sehingga seorang dokter hanya memperoleh informasi yang
sahih dan mutakhir untuk mengobati pasiennya.
Pada prinsipnya, pelayanan dokter keluarga mencakup 4 hal yakni :
Tindakan Promotif
Tindakan Preventif
Tindakan Kuratif
Tindakan Rehabilitatif
PROMOTIF
Promotif merupakan suatu tindakan yang lebih memberikan informasi-informasi
sebagai edukasi mengenai kesehatan, termasuk masalah penyakit, sehingga keluarga
mengetahui bahaya-bahaya dari suatu penyakit dan bagaimana cara menghindari dan
mengatasinyatermasuk tindakan preventif yang bertujuan untuk meningkatkan taraf
kesehatan keluarga
1. Olah raga teratur, minum susu untuk tulang
2. Kurangi makan garam atau daging kambing/ jeroan
3. Rutin periksa tekanan darah
4. Hindari stress
5. Hindari makanan mengandung kolesterol dan lemak tinggi
6. Kurangi mengkonsumsi kopi susu dan air es
PREVENTIF
Tindakan preventif merupakan tindakan atau program yang dilakukan untuk
mencegah agar tidak terjadi penyakit
1. Pola makan sehat
2. Mengurangi garam
3. Memelihara berat badan ideal
4. Aktif secara fisik
20
5. Batasi penggunaan maupun minum alkohol
6. Berhenti merokok
KURATIF
Tindakan kuratif adalah mengobati suatu penyakit dan komplikasi
KASUS : Puskesmas memberikan Captopril dan Amlodipin untuk mengendalikan
tekanan darah serta Piroxicam untuk mengurangi nyeri pada kaki pasien (asam urat)
Pengobatan non farmakologis diantaranya adalah :
1. Diet rendah garam/kolesterol/lemak jenuh
2. Mengurangi asupan garam ke dalam tubuh.
3. Ciptakan keadaan rileks
4. Melakukan olah raga seperti senam aerobik atau jalan cepat selama 30-45
menit sebanyak 3-4 kali seminggu.
5. Berhenti merokok dan mengurangi konsumsi alcohol
Kesimpulan
Kunjungan ke rumah penduduk yang dilakukan pada hari kamis 23 Juli 2015 dengan
pasien atas nama Bapak Mumu Mukarom yang terdiagnosis Hipertensi terkontrol dan
asam urat. Pasien telah mendapatkan pengobatan secara teratur dari puskesmas, serta
pasien sudah mulai mengubah pola hidup dan makan menjadi sesuai anjuran dari
dokter puskesmas.
Daftar Pustaka
1. Yogiantoro, Mohammad. Hipertensi Esensial dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam Edisi V Jilid III. Jakarta : Interna Publishing, 2009.
2. Perhimpunan Hipertensi Indonesia. Konsesus Penatalaksanaan Hipertensi
Dengan Modifikasi Gaya Hidup. Jakarta : InaSH, 2011.
3. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. Buku ajar ilmu
penyakit dalam. Jakarta: InternaPublishing; 2009. h.2556-73.
4. Robbins & Cotran. Buku saku dasar patologis penyakit. Ed 7. Jakarta: Buku
21
Kedokteran EGC; 2009. h.747-8.
5. Rubenstein D, Wayne D, Bradley J. Kedokteran klinis. Ed 6. Jakarta: Erlangga;
2005. h.212-3.
Lampiran 1. Keadaan Ruang Tengah Lampiran 2. Keadaan Dapur
Lampiran 3. Keadaan Kamar mandi Lampiran 4. Keadaan Depan Rumah
22