evaluasi peraturan per-uu-an di daerah

46
EVALUASI PERATURAN EVALUASI PERATURAN PER-UU-AN DI DAERAH PER-UU-AN DI DAERAH Presented by Tri Widodo W Utomo Presented by Tri Widodo W Utomo

Upload: tri-widodo-w-utomo

Post on 13-Jun-2015

7.500 views

Category:

Spiritual


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Evaluasi Peraturan Per-UU-an di Daerah

EVALUASI PERATURAN EVALUASI PERATURAN PER-UU-AN DI DAERAHPER-UU-AN DI DAERAH

Presented by Tri Widodo W UtomoPresented by Tri Widodo W Utomo

Page 2: Evaluasi Peraturan Per-UU-an di Daerah

Perkembangan Penyusunan Peraturan Pelaksana UU No. 32/2004

NO PERATURAN PELAKSANADASAR

PENGATURAN UU NO. 32/2004

STATUS PENYUSUNAN

1 PP tentang pemilihan, pengesahan dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah

Pasal 33 ayat (3) Selesai dengan terbitnya PP No. 6 Tahun 2005

2 PP tentang Pedoman Pemben-tukan dan Susunan Organisasi Satuan Polisi Pamong Praja

Pasal 148 ayat (2) Selesai dengan terbitnya PP No 32 Tahun 2004

3 PP tentang Standar Akuntansi Pemerintahan

Pasal 184 Selesai dengan terbitnya PP No 24 Tahun 2005

4 PP tentang Pedoman Penyusunan Peraturan Tatatertib DPRD

Pasal 43 ayat (8), Pasal 46 ayat (2), Pasal 54 ayat (6), dan Pasal 55 ayat (5)

Selesai dengan terbitnya PP No. 53 tahun 2005

Page 3: Evaluasi Peraturan Per-UU-an di Daerah

NO PERATURAN PELAKSANADASAR

PENGATURAN UU NO. 32/2004

STATUS PENYUSUNAN

5 PP tentang Kedudukan Protokoler, Keuangan Pimpinan dan Anggota DPRD

Pasal 44 ayat (2) Selesai dengan terbitnya PP No. 37 tahun 2005

6 PP tentang Pedoman Pengelolaan Kawasan Perkotaan

Pasal 199 Dalam proses penyelesaian

7 PP tentang Desa Pasal 203, Pasal 208, Pasal 210, Pasal 211, Pasal 213, Pasal 214, dan Pasal 216

Selesai dengan terbitnya PP No. 72 tahun 2005

8 PP tentang Kelurahan Pasal 127 Selesai dengan terbitnya PP No. 73 tahun 2005

9 PP tentang Pengangkatan Sekretaris Desa menjadi PNS

Pasal 202 Dalam proses penyelesaian

10 PP tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah

Pasal 178 Selesai dengan terbitnya PP No.6 Tahun 2006

Page 4: Evaluasi Peraturan Per-UU-an di Daerah

NO PERATURAN PELAKSANADASAR

PENGATURAN UU NO. 32/2004

STATUS PENYUSUNAN

11 PP tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelengga-raan Pemerintahan Daerah

Pasal 223 Selesai dengan terbitnya PP No. 79 Tahun 2005

12 PP tentang Evaluasi Penyeleng-garaan Pemerintahan Daerah

Pasal 6 ayat (3) dan Pasal 27 ayat (5)

Selesai dengan terbitnya PP No. 6 Tahun 2008

13 PP tentang Tata Cara Pembentukan, Penghapusan, dan Penggabungan Daerah

Pasal 4, Pasal 5 dan Pasal 6

Selesai dengan terbitnya PP No. 78 Tahun 2007

14 PP tentang Pedoman Penyusunan Standar dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal

Pasal 11 ayat (4) Selesai dengan terbitnya PP No. 65 Tahun 2005

15 PP tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Kabupaten/Kota

Pasal 11, Pasal 12, Pasal 13, dan Pasal 14 ayat (1) dan (2)

Selesai dengan terbitnya PP No. 38 Tahun 2007

16 PP tentang Belanja Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah

Pasal 168 ayat (1) Dalam proses penyelesaian

Page 5: Evaluasi Peraturan Per-UU-an di Daerah

NO PERATURAN PELAKSANADASAR

PENGATURAN UU NO. 32/2004

STATUS PENYUSUNAN

17 PP tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Pasal 27 ayat (2) dan ayat (3)

Dalam proses penyelesaian

18 PP tentang Laporan Keterangan Pertanggung jawaban Kepala Daerah

Pasal 42 ayat (1) huruf h

Dalam proses penyelesaian

19 PP tentang Hubungan Pelayanan Umum Antara Pemerintah dengan Pemerintahan Daerah dan antar Pemerintah Daerah

Pasal 15 dan Pasal 16

Dalam proses penyelesaian

20 PP tentang Perubahan Batas, Perubahan Nama dan Pemindahan Ibukota

Pasal 7 ayat (2) Dalam proses penyelesaian

21 PP tentang Fungsi Pemerintahan Tertentu

Pasal 9 ayat (3) Dalam proses penyelesaian

22 PP tentang Tata Cara Penetapan Kawasan Khusus

Pasal 9 ayat (6) Dalam proses penyelesaian

Page 6: Evaluasi Peraturan Per-UU-an di Daerah

NO PERATURAN PELAKSANADASAR

PENGATURAN UU NO. 32/2004

STATUS PENYUSUNAN

23 PP tentang Tata Cara Pelaksana-an Kerjasama Antar Daerah

Pasal 197 Dalam proses penyelesaian

24 PP tentang Penegasan Batas Daerah

Pasal 229 Dalam proses penyelesaian \

25 PP tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah

Pasal 128 ayat (1), ayat (2), dan ayat (3)

Selesai dengan terbitnya PP No. 41 Tahun 2007

26 PP tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah

Pasal 154 Dalam proses penyelesaian

27 PP tentang Kedudukan Keuangan Gubernur Selaku Wakil Pemerintah

Pasal 38 ayat (3) Dalam proses penyelesaian

28 PP tentang Tata Cara Pelaksana-an Tugas & Wewenang Gubernur selaku Wakil Pemerintah

Pasal 38 ayat (4) Dalam proses penyelesaian

Page 7: Evaluasi Peraturan Per-UU-an di Daerah

NO PERATURAN PELAKSANADASAR

PENGATURAN UU NO. 32/2004

STATUS PENYUSUNAN

29 PP tentang Tata Cara Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Penggunaan Dana Darurat

Pasal 165 ayat (3) Dalam proses penyelesaian

30 PP tentang Insentif dan / atau Kemudahan Kepada Masyarakat / Investor

Pasal 176 Dalam proses penyelesaian

31 PP tentang Pedoman Standar, Norma dan Prosedur Pembinaan dan Pengawasan Manajemen PNS Daerah

Pasal 135 ayat (2) Dalam proses penyelesaian

32 PP tentang Pembentukan Kecamatan

Pasal 127 Dalam proses penyelesaian

Page 8: Evaluasi Peraturan Per-UU-an di Daerah

NO PERATURAN PELAKSANADASAR

PENGATURAN UU NO. 32/2004

STATUS PENYUSUNAN

1 Peraturan Presiden tentang Dewan Pertimbangan Otonomi Daerah (DPOD)

Pasal 224 Selesai dengan terbitnya Perpres No. 28 Tahun 2005

2 Peraturan Presiden tentang Tata Cara Mempersiapkan Rancangan Peraturan Daerah yang berasal dari Gubernur atau Bupati/Walikota

Pasal 140 ayat (3) Dalam proses penyelesaian

3 Peraturan Presiden tentang Keadaan yang dapat digolongkan sebagai peristiwa tertentu dalam pemberian Dana Darurat kepada Daerah

Pasal 165 Dalam proses penyelesaian

4 Peraturan Presiden tentang Pedoman Pengembangan Kapasitas dalam Mendukung Desentralisasi dan Pemerintahan Daerah

(?) (?)

Page 9: Evaluasi Peraturan Per-UU-an di Daerah

NO PERATURAN PELAKSANADASAR

PENGATURAN UU NO. 32/2004

STATUS PENYUSUNAN

1 Peraturan Mendagri tentang Perpindahan Menjadi Pegawai Negeri Sipil Pusat dan Pegawai Negeri Sipil Daerah

Pasal 131 ayat (2) Selesai dengan terbitnya Permendagri No 10 Tahun 2006

2 Peraturan Menteri Dalam Negeri tentang Pedoman Penegasan Batas Daerah

Pasal 229 Selesai dengan terbitnnya Permendagri No.1 Tahun 2006

3 Peraturan Menteri Dalam Negeri tentang Tata Cara Perubahan Batas, Perubahan Nama dan Pemindahan Ibukota

Pasal 7 ayat (2) Dalam proses penyelesaian

4 Peraturan Menteri Dalam Negeri tentang Pedoman penggunaan, supervisi, monitoring, dan evaluasi atas dana bagi hasil pajak, dana bagi hasil sumber daya alam, DAU, dan DAK

Pasal 163 Dalam proses penyelesaian

Page 10: Evaluasi Peraturan Per-UU-an di Daerah

Perkembangan Penyusunan Peraturan Pelaksana UU No. 33/2004

NO PERATURAN PELAKSANADASAR

PENGATURAN UU NO. 33/2004

STATUS PENYUSUNAN

1 PP tentang Dana Perimbangan Pasal 26, 37, dan 42 Telah selesai dengan keluarnya PP No 55 Tahun 2005

2 PP tentang Pinjaman Daerah Pasal 65 (diamanatkan juga oleh UU No 32/ 2004 Pasal 171 ayat 1)

Telah selesai dengan keluarnya PP No 54 Tahun 2005

3 PP tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah

Pasal 104 Telah selesai dengan keluarnya PP No 56 Tahun 2005

4 PP tentang Pengelolaan Keuangan Daerah

Pasal 86 (diamanatkan juga oleh UU No 32/ 2004 Pasal 23 ayat 2, Pasal 194 dan 182)

Telah selesai dengan keluarnya PP No 58 Tahun 2005

Page 11: Evaluasi Peraturan Per-UU-an di Daerah

NO PERATURAN PELAKSANADASAR

PENGATURAN UU NO. 33/2004

STATUS PENYUSUNAN

5 PP tentang Hibah ke daerah Pasal 45 Telah selesai dengan keluarnya PP No 57 Tahun 2005

6 PP tentang Pengelolaan Dana Darurat

Pasal 48 Dalam proses penyelesaian

7 PP tentang Pengelolaan Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan

Pasal 92 dan 99 Sedang dalam tahap persiapan

8 PP tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum

– Telah selesai dengan keluarnya PP No 23 Tahun 2005

9 PP tentang Tata Cara Pengen-dalian dan Evaluasi Pelaksana-an Rencana Pembangunan

Pasal 30 Telah selesai dengan keluarnya PP No 39 Tahun 2006

10 PP tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional

Pasal 27 ayat (1) dan ayat (2)

Telah selesai dengan keluarnya PP No 40 Tahun 2006

Page 12: Evaluasi Peraturan Per-UU-an di Daerah

IMPLIKASI THD PENYELENGGARAAN PEMDA

Penyelenggaraan Pemda belum optimal, krn masih menunggu 20 PP, 3 Perpres, dan 2 Permendagri yg belum terbentuk (belum termasuk aturan organik dari PP tsb).

Wacana perubahan UU No. 32 dan 33 Thn 2004 akan menjadikan perkembangan Otda terjebak pada “tarian poco-poco”.

Perlu grand design Otda jangka panjang & komprehensif agar daerah tidak terjebak kepada penyesuaian peraturan yg tidak pernah tuntas dan kebijakan turunannya (Kelembagaan, SDM, Keu, dsb), serta dampaknya thd berbagai sektor pembangunan di daerah.

Page 13: Evaluasi Peraturan Per-UU-an di Daerah

Perda yg harus / dapat dibentuk menurut UU No. 32/2004NO SUBSTANSI PERDA

DASAR PENGATURAN UU NO. 32/2004

1 APBD Pasal 1 (14), jo 181

2 Susunan Organisasi Sekretariat DPRD. Pasal 123

3 Kecamatan dan Kelurahan. Pasal 126 dan 127

4 Pembentukan lembaga lain untuk kelancaran pelaksanaan tugas Lurah. Pasal 127

5 Susunan Organisasi Perangkat Daerah. Pasal 128

6Pemberian insentif dan/atau kemudahan kepada masyarakat dan/atau investor.

Pasal 176

Page 14: Evaluasi Peraturan Per-UU-an di Daerah

Perda yg harus / dapat dibentuk menurut UU No. 32/2004NO SUBSTANSI PERDA

DASAR PENGATURAN UU

NO. 32/2004

7 Pembentukan, Penggabungan, Pelepasan Kepemilikan, dan Pembubaran BUMD. Pasal 177

8 Tata cara penyusunan RKA SKPD serta tata cara penyusunan DPA SKPD Pasal 182

9 Perubahan APBD Pasal 183

10 Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Pasal 184

11 Pajak Daerah, Retribusi Daerah & Tata Ruang Daerah Pasal 158 jo. 189

12 Pembentukan, Penghapusan, Penggabu-ngan, Perangkat Pemerintahan Desa; Keuangan Desa; Pembangunan Desa.

Penjelasan Umum angka 10

Page 15: Evaluasi Peraturan Per-UU-an di Daerah

UU No. 22/1999 pasal 11 ayat (2) mengamanatkan kewenangan bidang pertanahan ke dalam bidang pemerintahan yg wajib dilaksanakan oleh pemerintah kabupaten/kota. Problem kewenangan Pemda vs Kantor Pertanahan (BPN).

Keppres No. 34/2003 tentang Kebijakan Nasional di Bidang Pertanahan menegaskan kewenangan daerah dalam mengelola pertanahan BPN.

UU No. 32/2004 mempertahankan kewenangan pengelolaan pertanahan pada Pemda.

April 2006 terbit Perpres No. 10/2006 tentang BPN secara eksplisit memuat tugas fungsi BPN yg diperluas kembali potensi menimbulkan problem penafsiran yg menyangkut kewenangan bidang pertanahan.

Ilustrasi Penerapan Per-UU-an di Daerah (kasus Pertanahan)

Page 16: Evaluasi Peraturan Per-UU-an di Daerah

Ilustrasi Perlunya Reformasi Per-UU-an di Daerah Dalam aspek atau materi yang sama, dibentuk / dikeluarkan dua

peraturan daerah. Misal : pembentukan Dinas Pariwisata Jabar (Perda No. 5 tahun 1983) dan SOTK Dinas Pariwisata Jabar (Perda No. 5 tahun 1981).

SOTK dinas / lembaga tertentu diatur lebih dahulu dibanding Perda pembentukan dinas / lembaga yang bersangkutan.Contoh : SOTK dan Pembentukan Dinas Pariwisata Jabar.

Tata penomoran Perda tidak konsisten / tidak konsekuen.Contoh : Perda Nomor 4 tahun 1974, dengan Perda Nomor 5 Dp.040/PD/ 1978.

Pada masa lalu, pembentukan suatu Dinas Daerah ternyata tidak harus melalui Peraturan Daerah.Contoh : SK Gubernur KDH Tingkat I Jawa Barat Nomor 219/PO/V/ OM/SK/1971 jo. SK Gubernur KDH Tingkat I Jawa Barat Nomor 107/A.V/18/SK/1975 tentang Dinas Pendapatan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat.

Page 17: Evaluasi Peraturan Per-UU-an di Daerah

LAMA BARUUU 5/1974 Sebagai unsur Pemda, DPRD memegang kekuasaan mengatur (reglementaire pouvoir) dan kekuasaan melaksanakan (executive pouvoir)

UU 22/1999 dan UU 32/2004 DPRD hanya memiliki kekuasaan pengaturan (regulatory / reglementaire pouvoir)

Perda dibentuk untuk menerjemahkan amanat peraturan yang lebih tinggi (lex inferiori), atau membuat hukum yang telah ada pengaturannya secara umum (lex specialis)

Perda tidak hanya berfungsi sebagai penerjemah peraturan yang lebih tinggi atau sebagai lex specialis, tetapi juga untuk menciptakan hukum baru (law making)

Perda tidak masuk dalam Tata Urutan Peraturan Per-UU-an (Tap MPRS XX/1966)

Perda diakui sebagai salah satu Tata Urutan Peraturan Per-UU-an (Tap MPR III/2000 dan UU No. 10/2004)

Daerah hanya memiliki 2 bentuk peraturan perundangan di tingkat top managerial (Perda dan Keputusan Kepala Daerah)

Selain Perda dan Keputusan KDH, Daerah juga memiliki produk hukum berupa Peraturan KDH, shg Beschikking dan Regeling dapat dipisahkan secara tegas.

Belum adanya kriteria baku dan konkrit dalam penyusunan peraturan perundangan di daerah

Telah lahir Permendagri No. 15 dan 16 Tahun 2006.

Page 18: Evaluasi Peraturan Per-UU-an di Daerah

Tap MPRS No. XX/1966

Tap MPR No. III/2000 UU No. 10/2004

UUD 1945 UUD 1945 UUD 1945

Ketetapan MPR Ketetapan MPR UU / Perpu

UU UU PP

Perpu Perpu Peraturan Presiden

PP PP Perda

Keppres Keppres / Inpres

Perda

Page 19: Evaluasi Peraturan Per-UU-an di Daerah

Adanya kejelasan antara Beschikking dengan Regeling Keputusan tidak dpt lagi bersifat regulatory / regulerend, tapi hanya declaratoir atau penetapan.

Adanya quasy reglementaire berupa Peraturan Kebijaksanaan, yakni Keputusan2 yg tidak mendapatkan atribusi dari peraturan per-UU-an yg lebih tinggi (Ermessen – discretionary power).

Page 20: Evaluasi Peraturan Per-UU-an di Daerah

Apakah UU No. 10/2004 tidak melanggar adagium “Lex Superiori Derogat Legi Inferiori“?

Dkl, apakah UU tsb tidak cacat yuridis, shg harus dinyatakan nietig?

Lihat TAP MPR No. I/2003 tentang Peninjauan thd Materi dan Status

Hukum Ketetapan MPRS dan MPR-RI Tahun 1960 – 2002.

Page 21: Evaluasi Peraturan Per-UU-an di Daerah

Tap MPRS/MPR-RI 1960-2002 Berdasarkan Sifatnya:

Bersifat mengatur dan memberi tugas kepada Presiden dan Lembaga Tinggi Negara Lainnya.

Bersifat Penetapan. Bersifat Mengatur ke Dalam. Bersifat Deklaratif. Bersifat Rekomendasi. Bersifat Perundang-undangan.

Page 22: Evaluasi Peraturan Per-UU-an di Daerah

Tap MPRS/MPR-RI 1960-2002 Berdasarkan Substansi Norma Hukum

Alamat yang dituju (adressat norm) Umum dan Individual.

Hal yang Diatur Konkrit dan Abstrak Keberlakuannya Final / sekali-selesai

(einmalig); Berlaku dengan ketentuan; dan Dibatasi.

Page 23: Evaluasi Peraturan Per-UU-an di Daerah

Pasal 1: TAP yg dicabut dan dinyatakan tidak berlaku (8 Ketetapan).

Pasal 2: TAP yg dinyatakan tetap berlaku dengan ketentuan (3 Ketetapan).

Pasal 3: TAP yg dinyatakan tetap berlaku s/d terbentuknya Pemerintahan Hasil Pemilu 2004 (8 Ketetapan).

Pasal 4: TAP yg dinyatakan tetap berlaku s/d terbentuknya UU (11 Ketetapan).

Pasal 5: TAP yg dinyatakan masih berlaku s/d ditetapkannya Peraturan Tata Tertib baru oleh MPR Hasil Pemilu 2004 (5 Ketetapan).

Pasal 6: TAP yg dinyatakan tidak perlu dilakukan tindakan hukum lebih lanjut, baik karena bersifat final (einmalig), telah dicabut, maupun telah selesai dilaksanakan (104).

Page 24: Evaluasi Peraturan Per-UU-an di Daerah

1. TAP MPRS No. XXIX/1966 Tentang Pengangkatan Pahlawan Ampera.

2. TAP MPR No. XI/1998 Tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.

3. TAP MPR No. XV/1998 tentang Penyelenggaraan Otonomi Daerah; Pengaturan,Pembagian, dan Pemanfaatan Sumber Daya Nasional Yang Berkeadilan; serta Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah Dalam Kerangka NKRI.

4. TAP MPR No. III/2000 Tentang Sumber Hukum dan Tata Urutan Peraturan Perundang-undangan.

5. TAP MPR No. V/2000 Tentang Pemantapan Persatuan dan Kesatuan Nasional.

6. TAP MPR No. VI/2000 Tentang Pemisahan TNI dan POLRI.

7. TAP MPR No. VII/2000 Tentang Peran TNI dan Peran POLRI.

8. TAP MPR No. VI/2001 Tentang Etika Kehidupan Berbangsa.

9. TAP MPR No. VII/2001 Tentang Visi Indonesia Masa Depan

10. TAP MPR No. VIII/2001 Tentang Rekomendasi Arah Kebijakan Pemberantasan dan Pencegahan KKN.

11. TAP MPR No. IX/2001 Tentang Pembaruan Agraria dan Pengelolaan SDA.

Page 25: Evaluasi Peraturan Per-UU-an di Daerah

Kapan materi tertentu diatur dlm Perda, Per. KDH, atau Kep. KDH?

Mengikat masyarakat umum, membebankan kewajiban tertentu kepada penduduk, mengurangi kebebasan warga negara, atau memuat keharusan & larangan tertentu.

Ada penyebutan secara limitatif dari peraturan perundangan yg lebih tinggi (UU, PP, Kepres) bahwa suatu aspek tertentu harus / dapat diatur dengan Perda.

Untuk melaksanakan pasal-pasal atau ketentuan dalam peraturan perundangan yg lebih tinggi yg tidak disebutkan secara limitatif, namun dipandang memiliki bobot kepentingan yg luas untuk daerah ybs dan masyarakatnya.

Melaksanakan peraturan perundangan dalam bidang legislatif (UU Kepartaian, UU Pemilu, UU Susduk MPR/DPR/DPRD, dsb).

Page 26: Evaluasi Peraturan Per-UU-an di Daerah

Melaksanakan ketentuan-ketentuan dalam Perda yg disebutkan secara limitatif-enunsiatif.

Melaksanakan pasal-pasal atau ketentuan dalam Perda yg tidak disebutkan secara limitatif, namun dipandang memiliki bobot kepentingan yg umum dan luas untuk daerah ybs.

Melaksanakan ketentuan-ketentuan dalam Perda yg disebutkan secara limitatif.

Melaksanakan pasal-pasal atau ketentuan dalam Perda yg tidak disebutkan secara limitatif, namun dipandang memiliki bobot kepentingan yg konkrit dan spesifik untuk daerah ybs.

Menjalankan fungsi sebagai kepala pemerintahan di daerah (executive pouvoir).

Menjalankan tugas-tugas pembantuan yg dibebankan oleh pemerintah tingkat atasnya.

Page 27: Evaluasi Peraturan Per-UU-an di Daerah

Kejelasan tujuan; Kelembagaan atau organ pembentuk yg

tepat; Kesesuaian antara jenis & materi muatan; Dapat dilaksanakan; Kedayagunaan dan kehasilgunaan; Kejelasan rumusan; dan Keterbukaan (Ps. 137 UU No. 32/2004).

Page 28: Evaluasi Peraturan Per-UU-an di Daerah

Perda dapat memuat ketentuan tentang pembebanan biaya paksaan penegakan hukum, seluruhnya atau sebagian kepada pelanggar sesuai dengan peraturan perundangan.

Perda dapat memuat ancaman pidana kurungan paling lama 6 bulan atau denda paling banyak Rp 50 juta.

Perda dapat memuat ancaman pidana atau denda selain yg dimaksud pada ayat (2), sesuai dengan yg diatur dalam peraturan perundangan lainnya.

(Pasal 143)

Page 29: Evaluasi Peraturan Per-UU-an di Daerah

Pengesahan PERDA (Pasal 144) Rancangan Perda yg telah disetujui bersama oleh DPRD dan

KDH disampaikan oleh pimpinan DPRD kepada KDH untuk ditetapkan sebagai Perda.

Penyampaian rancangan Perda tsb dilakukan dalam jangka waktu paling lama 7 hari terhitung sejak tanggal persetujuan bersama.

Rancangan Perda ditetapkan oleh KDH paling lama 30 hari sejak rancangan tersebut disetujui bersama.

Dalam hal rancangan Perda tidak ditetapkan KDH dalam waktu yg ditentukan, rancangan Perda tersebut sah menjadi Perda dan wajib diundangkan dengan memuatnya dalam LD.

Rumusan kalimat pengesahannya berbunyi, “Perda ini dinyatakan sah,” dengan mencantumkan tanggal sahnya.

Kalimat pengesahan tsb harus dibubuhkan pada halaman terakhir Perda sebelum pengundangan naskah Perda ke dalam LD.

Page 30: Evaluasi Peraturan Per-UU-an di Daerah

Penyampaian & Pembatalan PERDA (Pasal 145) Perda disampaikan kepada Pemerintah paling lama 7 hari

setelah ditetapkan. Perda yg bertentangan dengan kepentingan umum dan/atau

peraturan perundang-undangan yg lebih tinggi dapat dibatalkan oleh Pemerintah.

Keputusan pembatalan tsb ditetapkan dengan Peraturan Presiden paling lama 60 hari sejak diterimanya Perda.

Paling lama 7 hari setelah keputusan pembatalan, KDH harus memberhentikan pelaksanaan Perda dan selanjutnya DPRD bersama KDH mencabut Perda dimaksud.

Apabila provinsi/kabupaten/kota tidak dapat menerima keputusan pembatalan dengan alasan yg dapat dibenarkan, KDH dapat mengajukan keberatan kepada MA.

Apabila keberatan dikabulkan sebagian atau seluruhnya, putusan MA tsb menyatakan Perpres menjadi batal dan tidak mempunyai kekuatan hukum.

Page 31: Evaluasi Peraturan Per-UU-an di Daerah

Evaluasi Raperda APBD (Ps 185) Raperda APBD Prov. yg telah disetujui bersama, sebelum

ditetapkan oleh Gubernur, paling lambat 3 hari disampaikan kpd Mendagri untuk dievaluasi.

Hasil evaluasi disampaikan Mendagri kpd Gubernur paling lambat 15 hari terhitung sejak diterimanya rancangan tsb.

Apabila Mendagri menyatakan hasil evaluasi Raperda APBD sudah sesuai dengan kepentingan umum dan peraturan perundangan yg lebih tinggi, Gubernur menetapkan menjadi Perda.

Apabila sebaliknya, Gubernur bersama DPRD melakukan penyempurnaan paling lama 7 hari terhitung sejak diterimanya hasil evaluasi.

Apabila hasil evaluasi tidak ditindaklanjuti oleh Gubernur dan DPRD, dan Gubernur tetap menetapkan Raperda APBD menjadi Perda, Mendagri membatalkan Perda dimaksud sekaligus menyatakan berlakunya pagu APBD tahun sebelumnya.

Page 32: Evaluasi Peraturan Per-UU-an di Daerah

Proses penetapan Raperda yg berkaitan dengan pajak daerah, retribusi daerah, dan tata ruang daerah menjadi Perda, berlaku Pasal 185 & Pasal 186, BUKAN

pasal 145 !!

Pasal 189

Page 33: Evaluasi Peraturan Per-UU-an di Daerah

Siapa yg berwenang membatalkan PERDA?

Pasal 145 UU No. 32/2004 Peraturan Presiden.

Pasal 185 UU No. 32/2004 Kepmendagri untuk Perda APBD, PRD dan Tata Ruang Prov.

Pasal 186 UU No. 32/2004 Kep. Gubernur untuk Perda APBD, PRD dan Tata Ruang Kab/Kota.

PP No. 79/2005 Peraturan Presiden atau Peraturan Menteri.

Page 34: Evaluasi Peraturan Per-UU-an di Daerah

Apakah pasal 144 tidak bertentangan dengan Pasal 185, 186, dan 189?

Potensi konflik Daerah (KDH + DPRD) dengan Pemerintah Pembatalan oleh Pemerintah atau Depdagri (APBD, PRD).

Potensi konflik di Daerah (antara KDH dengan DPRD) Peraturan KDH tentang APBD (ps 187). apakah tdk bertentangan dg prinsip “representasi”?

Apakah Mendagri dianggap memiliki “kewenangan atribusi (delegasi legislatif)“ untuk membatalkan Perda?

Page 35: Evaluasi Peraturan Per-UU-an di Daerah

Permendagri No. 15 Tahun 2006 ttg

Jenis & Bentuk Produk Hukum DaerahJenis Produk Hukum Daerah terdiri atas:

Peraturan Daerah; Peraturan Kepala Daerah; Peraturan Bersama Kepala Daerah; Keputusan Kepala Daerah; dan Instruksi Kepala Daerah.

1-3 bersifat Pengaturan; 4-5 bersifat Penetapan.

Page 36: Evaluasi Peraturan Per-UU-an di Daerah

Permendagri No. 16 Tahun 2006 ttg

Dur Sun Produk Hukum Daerah Penyusunan produk hukum daerah yg bersifat

pengaturan dilakukan berdasarkan Prolegda, yakni instrumen perencanaan pembentukan produk hukum daerah yg disusun secara terencana, terpadu & sistematis.

Penyusunan rancangan produk hukum daerah dilakukan oleh SKPD, dan dapat didelegasikan kpd Biro / Bagian Hukum.

Dibentuk Tim Antar SKPD diketuai oleh Pimpinan SKPD pemrakarsa atau pejabat yg ditunjuk oleh KDH dan Kepala Biro / Bagian Hukum sbg sekretaris.

Pembahasan rancangan produk hukum daerah dititik-beratkan pada permasalahan yg bersifat prinsip mengenai: objek yg diatur, jangkauan, dan arah pengaturan.

Page 37: Evaluasi Peraturan Per-UU-an di Daerah

Pasal 8 -13 Rancangan produk hukum daerah yg telah dibahas harus

mendapatkan paraf koordinasi Kepala Biro / Bagian Hukum dan pimpinan SKPD ybs. Selanjutnya rancangan tsb diajukan kpd KDH via Sekda.

Sekda dapat melakukan perubahan / penyempurnaan thd rancangan tsb & mengembalikan kpd pimpinan SKPD terkait. Hasil penyempurnaannya, diajukan kembali kpd Sekda dengan memberikan paraf koordinasi.

Produk hukum daerah yg berupa rancangan Perda atas prakarsa KDH disampaikan kepada DPRD untuk dilakukan pembahasan. Untuk itu dibentuk Tim Asistensi yg diketuai oleh Sekda atau pejabat yang ditunjuk oleh KDH. Sekretariat Tim ini adalah Biro / Bagian Hukum.

Pembahasan rancangan Perda atas inisiatif DPRD dikoordinasikan oleh Sekda atau Pimpinan SKPD terkait.

Page 38: Evaluasi Peraturan Per-UU-an di Daerah

Pasal 14 -16

Penyusunan produk hukum daerah yg bersifat penetapan dilakukan oleh Pimpinan SKPD berdasarkan Tupoksinya.

Produk hukum tsb diajukan kpd Sekda setelah mendapat paraf koordinasi dari Kepala Biro / Bagian Hukum.

Produk hukum daerah yg bersifat penetapan ditandatangani oleh KDH, atau dapat didelegasikan kepada Sekda.

Penomoran produk hukum daerah yg bersifat pengaturan menggunakan nomor bulat.

Penomoran produk hukum daerah yg bersifat penetapan mengggunakan nomor kode klasifikasi.

Page 39: Evaluasi Peraturan Per-UU-an di Daerah

Adalah kebijakan pembentukan peraturan perundang-undangan. Tidak termasuk di dalamnya yaitu kebijaksanaan mengenai penerapan dan penegakannya. Ingat adagium: “Administration begins when politic ends”.

Dalam konsep pembentukan peraturan perundang-undangan, hanya negara atau pemerintah yang dapat melahirkan peraturan perundang-undangan. Hal ini merupakan salah satu bentuk monopoli negara yang absolut, tunggal, dan tidak dapat dialihkan pada badan yang bukan badan negara atau pemerintah.

Akan tetapi, dalam proses menuju pembentukannya, sangat mungkin bahkan harus mengikutsertakan stakeholders melalui mekanisme partisipasi masyarakat.

Page 40: Evaluasi Peraturan Per-UU-an di Daerah

Bentuk-bentuk partisipasi masyarakat dapat diekspresikan melalui:- Prakarsa untuk mengatur sesuatu.- Prakarsa dalam proses penyusunan.- Prakarsa dalam memberikan pendapat.- Prakarsa dalam memberikan penilaian.- Prakarsa dalam memberikan kontrol.

Terhadap kebijaksanaan negara atau pemerintah di bidang peraturan perundang-undangan. Partisipasi dapat dibangun melalui “Forum Warga” dan “Jaring Asmara” antara Perguruan Tinggi-Ormas-Profesi-LSM; Konsultasi Publik, dsb.

Politik perundang-undangan adalah merupakan bagian dari politik hukum.

Page 41: Evaluasi Peraturan Per-UU-an di Daerah

Macam Politik Hukum - 1

1. Bersifat permanen / tetap, yaitu yang berkaitan dengan sikap hukum yang akan selalu menjadi dasar kebijaksanaan pembentukan dan penegakan hukum.

Politik hukum yang permanen, misalnya; Ada satu kesatuan sistem hukum nasional, ia dibangun

berdasarkan dan untuk memperkokoh sendi-sendi Proklamasi, Pancasila, dan UUD 1945.

Pembentukan hukum harus memperhatikan kemajemukan masyarakat serta nilai kearifan lokal.

Tidak ada hukum yang memberikan hak-hak istimewa pada warganegara ttt berdasarkan suku, ras, dan agama. Kalaupun ada, semata-mata harus didasarkan pada kepentingan nasional dalam rangka kesatuan dan persatuan bangsa.

Page 42: Evaluasi Peraturan Per-UU-an di Daerah

Macam Politik Hukum - 2

2. Bersifat temporer / tidak tetap, yaitu kebijaksanaan yang ditetapkan dari waktu ke waktu sesuai dengan kebutuhan.

Politik hukum yg temporer / tidak permanen, misal; Penghapusan sisa-sisa peraturan perundang-undangan

kolonial. Pembaharuan peraturan perundang-undangan di

bidang ekonomi, pertanahan, dan sosial tertentu. Penyusunan peraturan perundang-undangan yg

berbasis kearifan lokal dan menunjang pembangunan nasional / daerah, dsb.

Page 43: Evaluasi Peraturan Per-UU-an di Daerah

Dimensi Formal (bentuk dan jenis Per-UU-an lih. Permendagri 15/2006). Penyimpangan thd dimensi formal akan berdampak pada status “nietig”. jo. “wetmatigheid”

Dimensi Material (substansi / isi, dampak content analysis). Penyimpangan thd dimensi material akan berdampak pada status “vernietig baar”. jo. “rechtmatigheid”

Dimensi Keterkaitan / Harmonisasi duplikasi?, bertentangan?

Page 44: Evaluasi Peraturan Per-UU-an di Daerah

Top-down Pemerintah thd Daerah Mendagri thd Provinsi (cq. APBN, PRD, TR) Gubernur thd Kab/Kota

Self-Assessment Perlu obyektivitas ttg kriteria, indikator, dan

pembobotan. Perlu pedoman teknis ttg prosedur, akibat

hukum jika ya/tidak, dll.

Page 45: Evaluasi Peraturan Per-UU-an di Daerah

Perbuatan melanggar hukum (onrechmatige overheidsdaad),

Perbuatan menyalahgunakan / melampaui wewenang (detournement de pouvoir),

Perbuatan sewenang-wenang (abus de droit).

Page 46: Evaluasi Peraturan Per-UU-an di Daerah