epilepsi

17
Epilepsi Epilepsi adalah Suatu keadaan yang ditandai oleh bangkitan berulang (≥ 2 bangkitan, > 1 occasion) Akibat dari adanya gangguan fungsi otak secara intermitten disebabkan oleh lepas muatan listrik abnormal dan berlebihan di neuron-neuron Epilepsi dapat terjadi pada siapa saja di seluruh dunia Bukan merupakan penyakit menular atau penyakit jiwa Bukan pula sebagai akibat kutukan/ guna-guna

Upload: sofia-rahma

Post on 08-Dec-2015

10 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Penyakit Tidak Menular - Epilepsi

TRANSCRIPT

Page 1: Epilepsi

Epilepsi

Epilepsi adalah Suatu keadaan yang ditandai oleh bangkitan berulang (≥ 2 bangkitan, > 1 occasion)

Akibat dari adanya gangguan fungsi otak secara intermitten disebabkan oleh lepas muatan listrik abnormal dan berlebihan di neuron-neuron

Epilepsi dapat terjadi pada siapa saja di seluruh dunia

Bukan merupakan penyakit menular atau penyakit jiwa

Bukan pula sebagai akibat kutukan/ guna-guna

Page 2: Epilepsi

lanjutan

Epilepsi merupakan gangguan susunan saraf pusat yang dicirikan oleh terjadinya serangan (seizure, fit, attack, spell) yang bersifat spontan (unprovoked) dan berkala. Serangan dapat diartikan sebagai modifikasi fungsi otak yang bersifat mendadak dan sepintas, yang berasal dari sekelompok besar sel selotak, bersifat sinkron dan berirama.

Page 3: Epilepsi

Klasifikasi epilepsi

A. Bangkitan Parsial/fokal

1) Bangkitan parsial sederhana (tanpa gangguan kesadaran) a) Dengan gejala motorik. b) Dengan gejala sensorik. c) Dengan gejala otonomik. d) Dengan gejala psikis.

2) Bangkitan parsial kompleks (dengan gangguan kesadaran) a) Awalnya parsial sederhana, kemudian diikuti gangguan kesadaran. b) Dengan gangguan kesadaran sejak awal bangkitan.

3) Bangkitan umum sekunder (tonik-klonik, tonik atau klonik) a) Bangkitan parsial sederhana berkembang menjadi bangkitan umum b) Bangkitan parsial kompleks berkembang menjadi bangkitan umum c) Bangkitan parsial sederhana berkembang menjadi parsial kompleks, dan berkembang menjadi

bangkitan umum

Page 4: Epilepsi

B. Bangkitan Umum (Konvulsi atau Non-Konvulsi)

1) Bangkitan lena

Lena ( absence ), sering di sebut petitmal. Serangan terjadi secara tiba-tiba, tanpa di dahului aura. Kesadaran hilangselama beberapa detik, di tandai dengan terhentinya percakapan untuk sesaat, pandangan kosong, atau mata berkedip dengan cepat. Hampir selalu pada anak-anak, mungkin menghilang waktu remaja atau diganti dengan serangan tonik-klonik.

2) Bangkitan mioklonik

Mioklonik, serangan-serangan ini terdiri atas kontraksi otot yang singkat dan tiba-tiba, bisa simetris dan asimetris, sinkronis taua asinkronis. Biasanya tidak ada kehilangan kesadaran selama serangan.

3) Bangkitan tonik

Tonik, seranagan ini terdiri atas tonus otot dengan tiba-tiba meningkat dari otot ekstremitas, sehingga terbentuk sejumlah sikap yang khas. Biasanya kesadaran hilang hanya beberapa menit terjadi pada anak 1-7 tahun.

Page 5: Epilepsi

Lanjutan

4) Bangkitan atonikAtonik, serangan atonik terdiri atas kehilangan tonus tubuh. Keadaan ini bisa

di menifestasikan oleh kepala yang terangguk-angguk, lutut lemas, atau kehilangan total dari tonus otot dan Px bisa jatuh serta mendapatkan luka-luka.

5) Bangkitan klonikKlonik, serangan di mulai dengan kehilangan kesadaran yang di sebebkan

aoleh hipotonia yang tiba-tiba atau spasme tonik yng singkat. Keadaan ini di ikuti sentakan bilateralyang lamanya 1 menit samapai beberapa menit yang sering asimetris dan bisa predominasi pada satu anggota tubh. Seranagan ini bisa berfariasi lamanya, seringnya dan bagian dari sentakan ini satu saat ke satu saat lain.

6) Bangkitan tonik-klonikTonik-Klonik, biasa di sebut grandmal. Merupakan jenis seranag klasik

epilepsi seranagn ini di tandai oleh suatu sensasi penglihatan taua pendengaran selama beberapa saat yang di ikuti oleh kehilangan kesadaran secara cepat.

Page 6: Epilepsi

Etiologi epilepsi

1. Idiopatik : penyebabnya tidak diketahui, umumnya mempunyai predisposisi genetik. Kelainan genetika ini tidak selalu berarti diturunkan

2. Kriptogenik : Dicurigai terdapat faktor penyebab namun tidak dapat ditemukan

3. Simptomatik : disebabkan oleh kelainanpada otak, kelainan kongenital, tumor otak, gangguan peredaran darah otak, kelainan akibatprosespenuaan

Page 7: Epilepsi

Diagnosis

1. Anamnesis dilakukan secara cermat, rinci dan menyeluruh, karena pemeriksa hampir tidak pemah menyaksikan serangan yang dialami penderita.

2. Pemeriksaan fisik umum dan neurologis Melihat adanya tanda-tanda dari gangguan yang berhubungan dengan epilepsi, seperti trauma kepala, infeksi telinga atau sinus, gangguan kongenital, gangguan neurologik fokal atau difus.

3. Pemeriksaan penunjang dilakukan pada semua pasien epilepsi dan merupakan pemeriksaan penunjang yang paling sering dilakukan untuk menegakkan diagnosis epilepsi.

Page 8: Epilepsi

Epidemiologi Epilepsi

Page 9: Epilepsi

Penyebab Epilepsi

1. Kelainan yang terjadi selama perkembangan janin/kehamilan ibu, seperti ibu menelan obat-obat tertentu yang dapat merusak otak janin, menglami infeksi, minum alcohol, atau mengalami cidera.

2. Kelainan yang terjadi pada saat kelahiran, seperti kurang oksigen yang mengalir ke otak (hipoksia), kerusakan karena tindakan.

3. Cidera kepala yang dapat menyebabkan kerusakan pada otak

4. Tumor otak merupakan penyebab epilepsy yang tidak umum terutama pada anak-anak.

5. Penyumbatan pembuluh darah otak atau kelainan pembuluh darah otak

6. Radang atau infeksi pada otak dan selaput otak

7. Penyakit seperti fenilketonuria (FKU), sclerosis tuberose dan neurofibromatosis dapat menyebabkan kejang-kejang yang berulang.

Page 10: Epilepsi

Patofisiologi

Dasar serangan epilepsi ialah gangguan fungsi neuron-neuron otak dan transmisi pada sinaps.

Suatu sifat khas serangan epilepsy ialah bahwa beberapa saat serangan berhenti akibat pengaruh proses inhibisi. Di duga inhibisi ini adalah pengaruh neuron-neuron sekitar sarang epileptic.

Keadaan lain yang dapat menyebabkan suatu serangan epilepsy terhenti ialah kelelahan neuron-neuron akibat habisnya zat-zat yang penting untuk fungsi otak (Anonim, 2009).

Page 11: Epilepsi

Gejala Epilepsi

Manifestasi klinik dapat berupa kejang-kejang, gangguan kesadaran atau gangguan penginderaan

Kelainan gambaran EEGBagian tubuh yang kejang tergantung lokasi dan sifat

fokus epileptogeDapat mengalami aura yaitu suatu sensasi tanda

sebelum kejang epileptik (aura dapat berupa perasaan tidak enak, melihat sesuatu, mencium bau-bauan tidak enak, mendengar suara gemuruh, mengecap sesuatu, sakit kepala dan sebagainya)

Napas terlihat sesak dan jantung berdebarRaut muka pucat dan badannya berlumuran keringat.Gigi geliginya terkancing

Page 12: Epilepsi

Lanjutan

Satu jari atau tangan yang bergetar, mulut tersentak dengan gejala sensorik khusus atau somatosensorik seperti: mengalami sinar, bunyi, bau atau rasa yang tidak normal seperti pada keadaan normal

Individu terdiam tidak bergerak atau bergerak secara automatik, dan terkadang individu tidak ingat kejadian tersebut setelah episode epileptikus tersebut lewat

Di saat serangan, penyandang epilepsi terkadang juga tidak dapat berbicara secara tiba- tiba

Kedua lengan dan tangannya kejang, serta dapat pula tungkainya menendang- menendang

Hitam bola matanya berputar- putar Terkadang keluar busa dari liang mulut dan diikuti dengan

buang air kecil

Page 13: Epilepsi

Hal-hal yang dapat mencetuskan kejang

Kurang tidurLupa makan obat Stres fisik maupun

mentalDemam akibat infeksi Alkohol Menstruasi Terlambat makan

Page 14: Epilepsi

Tindakan saat seseorang kejang

Bersikaplah tenang Jaga agar penderita tidak sampai terluka Longgarkan bajunya Miringklan penderita pada sisi kirinya agar jalan

nafas baik Jangan masukkan benda apapun ke dalam mulutnya Catat lamanya kejang Jangan tahan penderita Apabila bangkitan kejang lebih dari 5 menit atau

tampak sangat berat, bawalah ke tempat pengobatan terdekat secepat mungkin

Page 15: Epilepsi

Pencegahan Epilepsi

Ibu-ibu yang mempunyai resiko tinggi (tenaga kerja, wanita dengan latar belakang sukar melahirkan, pengguna obat-obatan, diabetes, atau hipertensi) harus di identifikasi dan dipantau ketat selama hamil karena lesi pada otak atau cedera akhirnya menyebabkan kejang yang sering terjadi pada janin selama kehamilan dan persalinan.

Program skrining untuk mengidentifikasi anak gangguan kejang pada usia dini, dan program pencegahan kejang dilakukan dengan penggunaan obat-obat anti konvulsan secara bijaksana dan memodifikasi gaya hidup.

Page 16: Epilepsi

Pengobatan Epilepsi

Pengobatan epilepsi adalah pengobatan jangka panjang. Penderita akan diberikan obat antikonvulsan untuk mengatasi kejang sesuai dengan jenis serangan.

Pada epilepsi umum sekunder, obat-obat yang menjadi ini pertama pengobatan adalah karbamazepin dan fenitoin. Gabapentin, lamotrigine, fenobarbital, primidone, tiagabine, topiramate, dan asam valproat digunakan sebagai pengobatan

Page 17: Epilepsi