epilepsi
TRANSCRIPT
EPILEPSIEPILEPSI
Nuri Azizah (2006730072)
Pembimbing : dr.Samino, Sp.S
Pendahuluan
• Angka kejadian epilepsi tertinggi di negara berkembang
• Prevalensi berkisar antara 0,5 – 4 %, dengan rata – rata prevalensi epilepsi 8,2 per 1.000 penduduk.
Definisi
Epilepsi Suatu keadaan yang ditandai oleh
bangkitan (seizure) berulang sebagai akibat dari adanya gangguan fungsi otak secara intermitten, yg disebabkan oleh lepas muatan listrik abnormal & berlebihan di neuron – neuron secara paroksismal & disebabkan oleh berbagai etiologi.
Lanjutan,,,
Bangkitan Epilepsi Manifestasi klinik dari bangkitan
serupa (stereotipik), berlangsung secara mendadak & sementara dengan atau tanpa perubahan kesadaran, disebabkan oleh hiperaktivitas listrik sekelompok sel saraf di otak, bukan disebabkan oleh suatu penyakit akut
Sindrom Epilepsi Suatu kumpulan gejala & tanda
klinik epilepsi yang terjadi secara bersama – sama, yang berhubungan dg etiologi, umur, awitan (onset), jenis bangkitan, faktor pencetus dan kronisitas.
ETIOLOGI
• Idiopatik ; sebagian besar pada anak• Herediter • Kelainan kongenital otak• Gangguan metabolik• Infeksi • Trauma• Tumor• Keracunan
Kapita selekta kedokteran
6
FAKTOR PRESIPITASI
• Faktor sensoris : cahaya yang berkedip – kedip, bunyi
yang mengejutkan dan air panas
• Faktor sistemik :Demam, penyakit infeksi, obat – obat golongan fenotiazin, kelelahan fisik
• Faktor mental :Stres dan gangguan emosi
Kapita selekta kedokteran
7
PATOFISIOLOGI
• Proses patologik pada sel otak↓
Sel saraf koligernik diotak memproduksi banyak acetylcolin
↓Terjadi penimbunan acetylcolin
↓Merangsang pelepasan muatan listrik
8
Gejala kejang berdasarkan sisi otak yang terkena
Lobus frontalis Kedutan pada otot tertentu
Lobus oksipitalis Halusinasi kilauan cahaya
Lobus parietalis Mati rasa atau kesemutan di bagian tubuh tertentu
Lobus temporalis Halusinasi gambaran dan perilaku repetitif yang kompleks misalnya berjalan berputar-putar
Lobus temporalis anterior Gerakan mengunyah, gerakan bibir mencium
Lobus temporalis anterior sebelah dalam
Halusinasi bau, baik yg menyenangkan maupun yg tidak menyenangkan
JENIS – JENISEPILEPSI
Pembagian klinis epilepsi menurut sifat serangannya
10
Kejang umum, konvulsi mayor, grandmal
• Kejang umum adalah kejang – kejang yang mengenai seluruh badan. Keadaan ini menunjukkan adanya perangsang yang menyebar ke kedua hemisfer otak, batang otak, dan medula spinalis.
11
• Grandmal adalah serangan pingsan diikuti kejang yang terjadi tiba – tiba.gejala : Penderita mendadak jatuh Seluruh otot – otot badan menjadi
kaku Pada waktu kejang spasme, otot – otot
pernapasan juga mengalami kejang kaku sehingga :
muka pucat lalu menjadi biru badan berkeringat kadang – kadang mulut berbusa
12
Ketika kejang klonis : Pernapasan mulai berjalan kembali Sengal – sengal kemudian berubah menjadi
mengorok
Lama kejang seluruhnya kurang lebih 0,5 – 1 menit.
13
• Pemeriksaan :– EEG– Tomografi kepala
15
• Terapi Fenobarbital 1 – 5 mg/kgBB/hari Karbamazepin 4 – 20 mg/kgBB/hari
16
Status epileptikus
• Atau disebut status konvulsivus merupakan keadaan yang disertai kejang terus – menerus.sebelum penderita mulai sadar, timbul serangan kejang lagi.
17
• Terapi1. Glukosa IV 25 % 50 cm, tiamin 100 mg IV2. Suntikkan 10-20 mg diazepam IV perlahan –
lahan, ulangi tiap 15-20 menit hingga 3 kali3. Miringkan letak baring penderita, bebaskan
jalan napas dan berikan oksigen4. Bila masih ada serangan kejang, berikan infus
diazepam 60-100mg dalam 50 cm3 larutan darrow dengan kecepatan 40 cm/jam. Pasang tuba endotrakeal
5. Bila masih ada serangan berikan fenitoin IV, 10-15 mg/kgBB dengan kecepatan 50 mg/jam
6. Bila masih ada serangan berikan anastesi umum
18
Petit mal
• Sebagian petit mal terdapat pada anak-anak
• Serangannya terdiri atas penurunan kesadaran yang berlangsung sebentar saja
• Pada sebagian pasien penyakit ini hilang dengan sendirinya, sebagian lagi berkembang menjadi grandmal
19
• Gejala :– Pasien tiba – tiba terdiam ( melamun )
kemudian normal lagi– Kadang disertai gerakan beberapa otot
wajah atau muka menjadi pucat
• Pada EEG petit mal terdapat kompleks gelombang paku-ombak 3/detik
20
• Terapi– Klonazepam dimulai 0,5 mg dd sampai 8
mg dd– Asam valproat 15 mg/kgBB dd
21
Epilepsi lobus temporalis, epilepsi psikomotor
• Biasanya serangan dimulai dengan aura berupa : mencium bau sesuatu, merasa takut atau tertekan
• Kemudian kesadaran menurun disertai gerakan disekitar mulut
• Kadang disertai marah tanpa sebab, vertigo, nyeri kepala mendadak.
22
Epilepsi mioklonik
• Gajala : – Kontraksi klonis sekelompok otot – otot
pada lengan, tungkai atau torso– Pada stadium mula –mula kesadaran
tidak terganggu– Pada penyakit yang berkembang
progresif serangan mioklonus menjalar ke bagian tubuh lain hingga mengenai seluruh badan.
23
• Pada pemeriksaan PA dijumpai degenerasi sel – sel serebelum, ganglia basal dan talamus
24
• Terapi– Nitrazepam per os 0,15-20 mg/kgBB dd– Klonazepam per os 0,1-0,2 mg/kgBB dd
dalam dosis terbagi.
25
Epilepsi miotonik-akinetik
• Jenis epilepsi ini terdapat pada anak.• Pada banyak pasien penyakit ini
berkembang menjadi grandmal• Penyebabnya adalah ensefalitis virus
atau penyakit degeneratif
Gejala :– tonus otot mendadak menurun– Lama serangan hanya beberapa detik
26
• Gambaran EEG dapat normal dengan gelombang paku atau paku ombak multiple
• 30 % penderita serangan dapat dikendalikan
• Pada sisanya berkembang menjadi grandmal
27
• Terapi– Nitrazepam per os 1,25 mg dd
28
Spasmus infantilis
• Serangan kejang biasanya timbul pada bulan II – VI setelah lahir dan gerakannya menyerupai gerakan reflex moro
• Pada EEG menunjukkan hipsaritmia• Terapi dengan hormon steroid
29
Terapi OAE pada remaja & dewasa
Tipe Bangkitan OAE Lini Pertama OAE Lini Kedua/ Tambahan
OAE Lini Ketiga/ Tambahan
Lena VPA, LTG ESM LEV, ZNS
Mioklonik VPA TPM, LEV, ZNS LTG, CLB, CZP, PB
Tonik Klonik VPA, CBZ, PHT, PB
LTG, OXC TPM, LEV, ZMS, PRM
Atonik VPA LTG, TPM FBM
Parsial CBZ, PHT, PB, OXC, LTG, TPM, GBP
VPA, LEV, ZNS, PGB
TGB, VGB, FBM, PRM
Tidak Terklasifikasikan
VPA LTG TPM, LEV, ZNS
OAE pada pasien anakTipe Bangkitan OAE Lini Pertama OAE Lini Kedua/
TambahanOAE Lini Ketiga/ Tambahan
Lena VPA, LTG ESM LEV, ZNS
Mioklonik VPA TPM, ZNS LTG, CLB, PB
Tonik Klonik VPA, CBZ, PB LTG, TPM, PHT, OXC
LEV, ZMS,OXC
Spasme Infantil VGB, ACTH VPA, NTZ FBM
Parsial CBZ, VPA, PB LTG, TPM, OXC,ZNS
LTG, ZNS, TPM
Lennox - Gastaut VPA LTG, NTZ CLB, FBM
Tidak Terklasifikasikan
VPA LTG TPM, LEV, ZNS
Obat Mekanisme Kerja EkresiKarbamazepin Blok sodium channel konduktan pada
neuron, bekerja juga pada reseptor monoamine dan asetilkolin
> 95 % Hati
Fenitoin Blok Sodium channel & inhibisi aksi konduktan kalsium & klorida & neurotransmitter yang voltage dependent
>90% Hati
Fenobarbital Meningkatkan aktivitas reseptor GABA, menurunkan eksitabilitas glutamate, menurunkan konduktan natrium, kalium & kalsium
75 % Hati25 % Ginjal
Valproat Diduga aktivitas GABA glutaminergik. Menurunkan ambang konduktan kalsium dan Kalium
>95% hati
Levetiracetam Tidak diketahui Cairan tubuhGabapentin Modulasi calcium channel tipe N 100 % ginjal
Lamotrigin Blok konduktan natrium yang voltage dependent
85 % Hati
Okskarbazepin Blok sodium channel, meningkatkan konduktan kalium, modulasi aktivitas calcium channel
45 % Hati45 % ginjal
Topimarat Blok sodium channel, meningkatkan influks GABA – Mediated chloride, modulasi efek reseptor GABA, bekerja pada reseptor AMPA
90 % Hati
Zonisamid Blok sodium, potassium, calsium channels, inhibis eksitasi glutamat
>90% Hati
Daftar Pustaka
• Harsono, dkk. Pedoman Tatalaksana Epilepsi. PERDOSSI, Bagian Neurologi FKUI/ RSCM. 2008
• Mardjono, Mahar, dkk. Neurologi Klinis Dasar. Dian Rakyat, Jakarta. 2006
• Tjokronegoro, Arjatmo, dkk. Updates In Neuroemergencies. Penerbit FKUI, Jakarta. 2004
Terima kasih