edit tugas

Upload: novrianda-chenava

Post on 08-Oct-2015

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Masa Pemerintahan Al Kurafa Al Rasydin

1. Al Khulafa Al Rusyidina. Sistem Politik Pemerintahan Pada Masa Awal Al-Khulafa Al-RasidinKhulafaur Rasyidin (bahasa Arab: ) atau Khalifah Ar-Rasyidin adalah empat orang khalifah (pemimpin) pertama agama Islam, yang dipercaya oleh umat Islam sebagai penerus kepemimpinan setelah Nabi Muhammad wafat. Empat orang tersebut adalah para sahabat dekat Muhammad yang tercatat paling dekat dan paling dikenal dalam membela ajaran yang dibawanya di saat masa kerasulan Muhammad. Keempat khalifah tersebut dipilih bukan berdasarkan keturunannya, melainkan berdasarkan konsensus bersama umat Islam.Sitem politik pemerintahan pada masa awal Al Kulafa Al Rasyidin yakni terjadi pada saat meninggalnya nabi muhammad saw yang mana setelah meninggalnya Rasullulah, islam pada saat itu tidak berbebentuk bentuk kerajaan, tetapi lebih berbentuk sebuah negara republik, dalam arti kepala negara di pilih dan tidak mempunyai sifat turun menurun karena dalam pemerintahan harus ada persetujuan dari masyarakat Dan tidak bisa di pilih sendiri tanpa adanya musyawarah dari masyarakat. [footnoteRef:1] [1: http://id.wikipedia.org/wiki/Khalifah ]

b. Sistem Pergantian Kepala Negara ( Khalifah )Sistem penggantian Kepala Negara / Khalifah merupakan pola pemerintahan Khulafaur Rasyidin yang paling penting. Ke empat khaligah al-rasyidin dipilih melalui cara yang hampir sama, pola pemilihan tersebut dapat di katagorikan sebagai pemilihan langsung yang terdiri atas dua tahap. tahap pertama pemilihan figur Khalifah, sedangkan tahap kedua yakni pengukuhan keabsahan Khalifah terpilih melalui Baiat (janji kesetiaan). Abu bakar diangkat menjadi Khalifah atas dasar pemufakatan pemuka-pemuka Ashar dan Muhajirin dalam rapat saqifah di Madina. Umar menjadi khaifah kedua atas pencalonan Abu bakar yang segera juga mendapat persetujuan umat. penentuan Usman ibn affan sebagai Khalifah ketiga di rundingkam dalam rapat, setelah ustman terbunuh, Ali bin abu thallib yang merupakan calon terkuat untuk menjadi khalifah keempat. c. Khalifah, Amir Al-Mukminin dan ImamSejara islam menjelaskan bahwa pemerintahan islam itu ada tiga macam yang di pakaikan bagi jabatan kepala negara,yaitu khalifah,amir al-mukminin.dan imam.a) KhalifahKhalifah ( ) adalah gelar yang diberikan untuk pemimpin umat Islam setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW (570632). Khalifah juga sering disebut sebagai Amr al-Mu'minn ( ) atau "pemimpin orang yang beriman", atau "pemimpin orang-orang mukmin", yang kadang-kadang disingkat menjadi "amir".Khalifah berperan sebagai pemimpin ummat baik urusan negara maupun urusan agama. Mekanisme pemilihan khalifah dilakukan baik dengan wasiat atau pun dengan majelis Syura' yang merupakan majelis Ahlul Halli wal Aqdi yakni para ahli ilmu (khususnya keagamaan) dan mengerti permasalahan ummat. Sedangkan mekanisme pengangkatannya dilakukan dengan cara bai'at yang merupakan perjanjian setia antara Khalifah dengan umat, Khalifah memimpin sebuah Khilafah, yaitu sebuah sistem kepemimpinan umat, dengan menggunakan Islam sebagai Ideologi serta undang-undangnya mengacu kepada Al-Quran & Hadist.b) Amir Al-MukmininAmir berarti putra mahkota pembimbing atau penasehat yang berati amirul mukminin mengandung makna pemimpin kaum muslimin.gelar amirul mukminin pertama kali pakai oleh khalifah umar bin khattab, karena beliau lah yang berhasil mengubah nama kepala negara yang semula bergelar khalifah al-rasul menjadi amir al-mukminin. c) ImamImam mengandung arti ketua (pemimpin) yang bertanggung jawab kepada umatnya, imam ini di pakai oleh kaum syiah. kaum syiah ini berlainan dengan kaum khawarij. mereka berpendapat bahwa jabatan kepala negara bukanlah hak setiap orang islam begitu juga dengan quroisy, dalam paham kaum syiah ini imamah (jabatan kepala negara) adalah hak monopoli ali bin abi thallib dan keturunanya.[footnoteRef:2] [2: Mahmud Maan Sadifah Abu Bakar Ash-Shiddiq (Jakarta: Bulan Bintang, 1978), hlm. 27.]

2. Khalifah Abu-bakar ( 11-13 )a. Biografi Khalifah Abu BakarAbu Bakar As-Sidiq adalah orang yang paling awal memeluk agama Islam (assabiqunal awwalun), sahabat Rasullullah Saw., dan juga khalifah pertama yang dibaiat (ditunjuk) oleh umat Islam. Beliau lahir bersamaan dengan tahun kelahiran Nabi Muhammad Saw. pada 572 Masehi di Mekah, berasal dari keturunan Bani Taim, suku Quraisy. Nama aslinya adalah Abdullah ibni Abi Quhaafah.Berdasarkan beberapa sejarawan Islam, ia adalah seorang pedagang, hakim dengan kedudukan tinggi, seorang yang terpelajar serta dipercayai sebagai orang yang bisa menafsirkan mimpi. Berdasarkan keadaan saat itu dimana kepercayaan yang diajarkan Nabi Muhammad SAW lebih banyak menarik minat anak-anak muda, orang miskin, kaum marjinal dan para budak, sulit diterima bahwa Abu Bakar justru termasuk dalam mereka yang memeluk Islam dalam periode awal dan juga berhasil mengajak penduduk mekkah dan kaum Quraish lainnya mengikutinya (memeluk Islam).Abu Bakar berarti ayah si gadis, yaitu ayah dari Aisyah istri Nabi Muhammad SAW. Namanya yang sebenarnya adalah Abdul Kabah (artinya hamba Kabah), yang kemudian diubah oleh Rasulullah menjadi Abdullah (artinya hamba Allah). Sumber lain menyebutkan namanya adalah Abdullah bin Abu Quhafah (Abu Quhafah adalah kunya atau nama panggilan ayahnya). Gelar As-Sidiq (yang dipercaya) diberikan Nabi Muhammad SAW sehingga ia lebih dikenal dengan nama Abu Bakar ash-Shiddiq.Sebagaimana orang-orang yang pertama masuk Islam, cobaan yang diderita Abu Bakar As-Sidiq cukup banyak. Namun ia senantiasa tetap setia menemani Nabi dan bersama beliau menjadi satu-satunya teman hijrah ke Madinah pada 622 Masehi.Menjelang wafatnya Rasullullah, Abu Bakar ditunjuk sebagai imam shalat menggantikannya. Hal ini diindikasikan bahwa Abu Bakar kelak akan menggantikan posisi Nabi memimpin umat. Setelah wafatnya Rasullullah, maka melalui musyawarah antara kaum Muhajirin dan Anshar memilih Abu Bakar sebagai khalifah pertama, memulai era Khulafaur Rasyidin. Meski ditentang oleh sebagian muslim Syiah karena menurut mereka Nabi pernah memilih Ali bin Abi Thalib sebagai penggantinya, namun Ali bin Abi Thalib menyatakan setia dan mendukung Abu Bakar sebagai khalifah.Segera setelah menjadi khalifah, urusan Abu Bakar banyak disibukkan oleh pemadaman pemberontakan dan pelurusan akidah masyarakat yang melenceng setelah meninggalnya Nabi. Beliau memerangi Musailamah Al-Kazab (Musailamah si pembohong), yang mengklaim dirinya sebagai nabi baru menggantikan Nabi Muhammad Saw, dan juga memungut zakat kepada suku-suku yang tidak mau membayarnya setelah meninggalnya Nabi Muhammad Saw. Mereka beranggapan bahwa zakat adalah suatu bentuk upeti terhadap Rasullullah. Setelah usainya pemberontakan dan berbagai masalah internal, beliau melanjutkan misi Nabi Muhammad menyiarkan syiar Islam ke seluruh dunia. Abu Bakar mengutus orang-orang kepercayaannya ke Bizantium dan Sassanid sebagai misi menyebarkan agama Islam. Khalid bin Walid juga sukses menaklukkan Irak dan Suriah dengan mudah.Beliau menjadi khalifah dalam jangka waktu 2 tahun. Abu Bakar meninggal pada tanggal 23 Agustus 634 di Madinah. Beliau dimakamkan di samping makam Rasullullah Saw. Selanjutnya posisi khalifah digantikan oleh Umar bin Khatab.[footnoteRef:3] [3: Dedi Supriyadi, Sejarah Perdaban Islam (Bandung:Pustaka Setia,2008), hal67]

Abu Bakar terkenal sebagai orang yang berakhlak mulia , jujur, cerdas, cakap ,kuat kemauan dan pemberani serta beliau terkenal rendah hati , pemaaf dan dermawan. Pada awal perkembangan islam , orang laki-laki yang pertama yang masuk islam adalah Abu Bakar. Hartanya banyak dikorbankan untuk kepentingan dakwah islam. Kesetiaan Abu Bakar terhadap islam dan Rosulullah tidak diragukan lagi. Oleh karena itu , Rosulullah memilih Abu Bakar menjadi sahabat perjalanan hijrah ke Yastrib.[footnoteRef:4] Selain itu ia juga pernah ditunjuk Rosul sebagai penggantinya untuk mengimami shalat ketika Nabi sakit [4: Machfud Syaefuddin, erdaban Islam (Yogyakarta:Pustaka Ilmu,2013), hlm 29]

b. Permasalahan yang muncul pada saat pemerintahan Abu BakarAwal kepemimpinan Abu Bakar dihadapkan pada masalah warisan Rasulullah SAW, dalam masalah ini putri Rasulullah yaitu Fatimah tidak dapat memperoleh harta peninggalan Rasulullah, dan Ali ibn Abi Thalib tidak membaiat Abu Bakar kecuali setelah istrinya, Fatimah meninggal dunia. Selama memimpin umat islam , Abu Bakar dihadapkan pada beberapa persoalan keagamaan dan kenegaraan. Diantaranya yaitu:1.Penolakan Zakat (manial-zakat)Suku atau kabilah yang menolak zakat adalah Abs dan Zubyan. Menurut M. Husein Haikal kemungkinan penolakan mereka didasarkan pada dua alasan yaitu: kikir atau karena mereka menganggap bahwa zakat merupakan upeti yang tidak berlaku lagi ketika nabi wafat. Selain itu, mereka juga menunjukkan sifat pembangkangan terhadap politik, yaitu dengan menyatakan tidak tunduk lagi pada Abu Bakar. Setelah Abu Bakar dihadapkan situasi yang sulit ini, akhirnya diadakan musyawarah yang dihadiri oleh para sahabat yang membahas masalah pembangkang. Dalam musyawarah ini timbul dua pendapat, yaitu pendapat yang pertama, membiarkan mereka yang berarti mentolerir pembangkangan tersebut, sedangkan pendapat yang kedua, memerangi mereka yang berarti tidak mentolerir pembangkangan dan menambah musuh umat Islam. Dalam hal ini Umar lebih mendukung pendapat yang pertama, sedangkan Abu Bakar mendukung pendapat yang kedua.2.Nabi PalsuMasa kepemimpinan Abu Bakar terdapat sejumlah umat Islam yang melakukan pelanggaran agama dengan mengaku sebagai nabi dan banyak umat Islam yang murtad. Sejumlah negeri yang penduduknya murtad dijadikan sasaran dalam rangka mengembalikan mereka ke dalam ajaran yang di ridhai Allah yaitu agama Islam. Di samping itu Abu Bakar juga melakukan perluasan wilayah dengan menaklukkan Irak dan Syam, bahkan sudah memasuki wilayah Byzantium (Romawi).Pada khalifah Abu Bakar, ia telah membuat peraturan peperangan yang di jadikan pegangan para perwira militer dan pejabat lainnya. Di antaranya yaitu:a.Orang tua, wanita dan anak-anak tidak boleh dibunuh.b.Biarawan tidak boleh dianiya dan tempat ibadah mereka tidak boleh di rusak.c.Mayat yang gugur tidak boleh dirusak.d.Pohon-pohon tidak boleh ditebang, hasil panen tidak boleh dibakar, dan tempat tinggal tidak boleh dirusak.e.Perjanjian- perjanjian dengan agama lain harus di hormati.f.Orang-orang yang menyerah harus diberi hak yang sama dengan hak-hak penduduk Islam.3.Pembagian WilayahAbu Bakar telah melakukan perluasan wilayah dan disetiap wilayah dibentuk Amir yaitu semacam gubernur (penguasa daerah) yang memerintah pada wilayah tertentu yang disertai dengan pasukan perang. Abu Bakar tidak mengangkat perdana menteri dan sekretaris, tetapi ia membentuk Balai Harta Karun (Bayt al- mal) untuk kepentingan umat islam.4. Pengumpulan Mushaf Al-QuranPerang Yamamah merupakan perang dalam mengatasi orang-orang murtad yang menghawatirkan Umar, ia khawatir tentara islam yang gugur dalam peperangan tersebut adalah sahabat yang hafal Al-Quran. Kekhawatiran Umar mendorong untuk memberi usulan kepada Abu Bakar agar mengumpulkan Al-Quran dengan alasan bahwa jika para sahabat yang menghafal gugur dalam peperangan tersebut, berarti pelestarian Al-Quran telah rusak maka dilakukan penyelamatan dengan cara ditulis dan dikumpulkan.Perdebatan terjadi antara Umar dan Abu Bakar. Umar bertahan dengan argumentasinya, sedangkan Abu Bakar menolak, dengan alasan pengumpulan Al-Quran tidak dilakukan nabi Muhammad Saw. Perdebatan tersebut diatasi oleh Zaid Ibn Tsabit dan menyetujui gagasan Umar, yakni mengumpulkan Al-Quran.Menurut Abu Abdullah Al-janjani, pengumpulan Al-Quran pada Zaman Abu Bakar dilakukan dengan cara mengumpulkan ayat-ayat Al-Quran yang ditulis ditulang, pelepah (kulit) kayu, dan batu yang kemudian disalin oleh Zaid ibn Tsabit di atas kulit hewan yang telah disamak.[6] Abu bakar meninggal pada usia 63 tahun, masa kepemimpinannya berlangsung singkat, hanya 2 tahun tiga bulan lebih beberapa hari.