dk 2 p3

10
Karsinoma sel basal Etiologi Sampai saat ini masih belum diketahui pasti penyebabnya. Dari beberapa penelitian menyatakan bahwa factor predisposisi yang memegang peran penting perkembangan karsinoma sel basal. Factor predisposisi yang diduga sebagai penyebabnya yaitu : factor internal : umur ras genetik dan jenis kelamin. Factor ekstrenal : radiasi ultraviolet (UV B 290-320 nm), radiasi ionisasi, bahan-bahan karsinogenik, misaalnya, arsen, inorganic, zat-zat kimia, hidrokarbon polisiklik, trauma mekanis kulit misalnya : bekas vaksin, bekas luka bakar, iritasi kronis, dan lain-lain. Patogenesis Karsinoma sel basal dari epidermis dan adeneksa struktur (folikel rambut, kelenjar ekstrin). Terjadi didahului dengan regenerasi dari kolagen yang sering dijumpai pada orang yang sedikit pigmennyadan sering mendapat paparan sinar matahari, sehingga nutrisi pada epdermis terganggu dan merupakan prediksi terjadinya suatu kelainan kulit. Melanin berfungsi sebagai energi yang dapat menyerap energi yang berbeda jenisnya dan menghilang dalam bentuk panas. Jika energi masih terlalu besar dapat merusak sel dan mematikan sel sel atau mengalami mutasi untuk selanjutnya menjadi sel kanker. Beberapa peneliti mengatakan terjadinya karsinoma sel basal merupakan gabungan pengaruh sinar matahari, tipe kulit, warna kulit, dan faktor predisposisi lainnya. Peningkatan radiasi ultraviolet dapat menginduksi terjadinya keganasan kulit pada manusia melallui efek imunologi dan efek karsinogenk. Transformasi sel menjadi ganas akibat radiasi ultraviolet diperkirakan berhubungan dengan terjadinya peubahan DNA yaitu terbentuknya photo product yang disebut dimer primidin yang diduga berperan pada pembentukan tumor. Reaksi sinar ultraviolet menyebabkan efek terhadap proses karsinogenik pada kulit antara lain : induksi timbulnya sel kanker, menghambat imunosurveilance dengan menginduksi limfosit T yang spesifik untuk tumor tertentu.

Upload: mochamad-ditya-pratama

Post on 27-Jan-2016

214 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ada

TRANSCRIPT

Karsinoma sel basal

Etiologi

Sampai saat ini masih belum diketahui pasti penyebabnya. Dari beberapa penelitian menyatakan bahwa factor predisposisi yang memegang peran penting perkembangan karsinoma sel basal. Factor predisposisi yang diduga sebagai penyebabnya yaitu : factor internal : umur ras genetik dan jenis kelamin. Factor ekstrenal : radiasi ultraviolet (UV B 290-320 nm), radiasi ionisasi, bahan-bahan karsinogenik, misaalnya, arsen, inorganic, zat-zat kimia, hidrokarbon polisiklik, trauma mekanis kulit misalnya : bekas vaksin, bekas luka bakar, iritasi kronis, dan lain-lain.

Patogenesis

Karsinoma sel basal dari epidermis dan adeneksa struktur (folikel rambut, kelenjar ekstrin). Terjadi didahului dengan regenerasi dari kolagen yang sering dijumpai pada orang yang sedikit pigmennyadan sering mendapat paparan sinar matahari, sehingga nutrisi pada epdermis terganggu dan merupakan prediksi terjadinya suatu kelainan kulit. Melanin berfungsi sebagai energi yang dapat menyerap energi yang berbeda jenisnya dan menghilang dalam bentuk panas. Jika energi masih terlalu besar dapat merusak sel dan mematikan sel sel atau mengalami mutasi untuk selanjutnya menjadi sel kanker.

Beberapa peneliti mengatakan terjadinya karsinoma sel basal merupakan gabungan pengaruh sinar matahari, tipe kulit, warna kulit, dan faktor predisposisi lainnya. Peningkatan radiasi ultraviolet dapat menginduksi terjadinya keganasan kulit pada manusia melallui efek imunologi dan efek karsinogenk. Transformasi sel menjadi ganas akibat radiasi ultraviolet diperkirakan berhubungan dengan terjadinya peubahan DNA yaitu terbentuknya photo product yang disebut dimer primidin yang diduga berperan pada pembentukan tumor. Reaksi sinar ultraviolet menyebabkan efek terhadap proses karsinogenik pada kulit antara lain : induksi timbulnya sel kanker, menghambat imunosurveilance dengan menginduksi limfosit T yang spesifik untuk tumor tertentu.

Gambaran klinis

Karsinoma sel basal umumnya mudah didiagnosi secara klinis. Ruam dari karsinoma sel basal terdiri dari satu atau beberapa nodul kecil seperti lilin (waxy), semitransluen berbentuk bundar dengan bagian tengah lesi cekung dan bisa mengalami ulserasi dan pendarahan,sefangkan bagian tepi meninggi seperti muiara yang merupakan tanda khas yang pada pinggiran tumor ini.

Pada kulit sering dijumpai tanda-tanda kerusakan seperti telngaktase dan atrofi. Lesi tumor tidak menimbulkan rasa sakit. Adanya ulkus menandakan suatu proses kronis yang berlangsung berbulan-bulan sampai bertahun-tahun dan ulkus ini sevara perlahan-lahan dapat bertambah besar. Gambaran klinik karsinoma sel basal bervariasi. Terdapat 5 tipe dan 3 sindroma klinik yaitu :

Tipe Nodula-Ulseratif (Ulkus Rodens)

Jenis ini dimulai dengan nodus kecil 2-4 mm, transulen, warna pucat seperti lilin. Dengan inspeksi yang diteliti, dapat dilihat peurbahan pembuluh darahsuperficial melebar. Permukaan nodus mula-mula rata tetapi kalau lesi membesar, terjadi cekungan ditengahnya dan pinggir lesi menyerupai bintil-bintil seperti mutiara. Nodus mudah berdarah pada trauma ringan dan mengadakan erosi spontan yang kemudian menjadi ulkus yang terlihat di sebagian sentral lesi.

Kalau telah terjadi ulkus, bentuk ulkus seperti kawah, berbatas tegas, dasar irreguler dan ditutupi oleh krusta. Pada palpasi teraba adanya indurasi disekitar lesi terutama pada lesi yang mencapai ukuran lebih dari 1 cm, biasanya berbatas tegas, tidak sakit atau gatal. Dengan trauma ringan atau bila krustanya diatasnya diangkat mudah berdarah.

Tipe pigmented

Gambaran klinisnya sama dengan nodula-ulseratif, adanya pada jeins ini berwarna coklat atau berbintik-bintik atau hitam merata, kadang-kadang menyerupai melanoma. Banyak dijumpai pada orang dengan kulit gelaap yang tinggal pada daerah tropis

Tipe morphe-like atau fibrosing

Merupakan jenis yang agak jarang ditemukan. Lesinya berbentuk plakat yang berwarna kekuningan dengan tepi yang tidak jelas, kadang-kadang tepinya meninggi. Pada permukaannya tampak beberapa folikel rambutyang mencekung sehingga memberikan gambaran seperti sikatriks. Kadang-kadang tertutup krusta yang melekat erat. Jarang mengalami ulserasi. Tipe ini cenderung invasif kearah dalam. Tipe ini menyerupai penyakit morphea atau sklerodema.

Tipe superfisial

Berupa bercak kemerahan dengan skuama halus dan tepi yang meninggi. Lesi dapat meluas secara lambat, tanpa mengalami ulserasi. Umumnya multipel, terutama dijumpa pada badan, kadang-kadang pada leher dan kepala.

Tipe fibrorpitelial

Berupa satu atau beberapa nodul yang keras dan sering bertangkai pendek, permukaannya halus dan sedikit kemerahan. Terutama dijumpai di punnggung. Tipe ini sangat jarang ditemukan.

Sindroma klinik yang merupakan bagian penting dari karsinoma sel basal yaitu:

Sindroma karsinoma sel basal nevoid

Dikenal dengan sindroma gorlin-goltz merupakan suatu sindroma yang diturunkan secara autosomal dan terdiri dari :

Kelainan kulit : berupa nodul kecil yang multipel yang terdapat pada masa kanak-kanak atau akhir pubertas, terutama dijumpai pada muka dan badan.

Selama staduim nevoid ukuran dan jumlah nodur bertambah. Sering setelah umur dewasa, lesinya mengalami ulserasi dan kedalam stadium neoplastik dimana terjadi invasi, destruksi dan multilasi.

Kelainan tulang : berupa kista pada rahang, kelainan pada tulang iga dan tulang belakang (skoliosis dan spinnabifida)

Kelainan sistem saraf : berupa perubahan menonjol dan retardasi mental

Kelainan mata :berupa katarak, buta konginetal

Sindroma linear and generalized folicular basal cell nervi

merupakan jenis yang sangat jarang ditemui pada lesi yang linier, berupa nodul disertai komedo dan kista pidermal, tersusun seperti garis dan unulateral biasanya terdapat sejak lahir. Pada jenis generalized folicular ditemukan adanya kerontokan rambut yang bertahap, akibat kerusakan folikel rambut akibat pertumbuhan tumor.

Sindroma bazex

Atrophoderma dengan multipel karsinoma sel basal. Disamping itu ada juga tipe-tipe klinis yang jarang dijumpai yaitu: fibro epitelioma, giant pore BCC, hiperkeratotic BCC dan intra oral BCC.

Prognosis

Prognosis umumnya baik dengan five year survival rate mencapai 99%.

Histopatologi

Sifat-sifat histopatologis dari karsinoma sel basal bervariasi, namun pada umumnya mempunyai inti yang besar. Oval atau memanjang dengan sedikit sitoplasma. Sel pada karsinoma sel basal mirip dengan sel basal pada stratum basal epidermis hanya rasio antara inti dengan sitoplasma lebih besar atau tidak tampak adanya jembatan antar sel. Innti dari sel karsinoma sel basal lebih seragam . dan tidak tampak gambaran anaplastik

Parenkim tumor pada karsinoma sel basal selalu dikelilingi oleh stroma yang sering tampak sebagai jaringan dengan banyak fibroblas muda. Oleh karena parenkim tumor berasal dari sel epitelial dan stroma berasal dari mesoderm, yang berperan dalam pembentukan adneksa kulit.

Tatalaksana

Metode pengobatan karsinoma sel basal yaitu:

Preventatif

Pengguaan sunscreens (tabir surya)

Antioksidan : betakaroten, vitamin e, vitamin c

Kuratif

Bedah eksisi

Bedah eksisi atau bedah skalpel pada karsinoma sel basal dini memberikan tingkat kesembuhan yang tinggi.

Radioterapi

Penyinaran lokal dengan lapangan radiasi meliputi tumor dengan 1-2 cm jaringan sehat disekelilingnya. Penyinaran dilakukan dengan dosis 200 cGy per fraksi, 5 fraksi dalam 1 minggu dengan total dosis 4000 cGy.

Kuretasi dan elektrodesikasi

Dilakkan pada tingkat yang dini, cara yang terbaik dengan cara cutting dan koagulasi dibantu dengan curettage. Jika hendak mengambil spesimen jaringan untuk pemeriksaan histopatologi, dilakukan dengan electro section. Terlebih dahulu diberi marker 3-5 mm diluar tumor.

Bedah beku (sryosurgey)

Bedah beku adalah suatu metode pengobatan dengan menggunakan bahan yang dapat menurunkan suhu jaringan tubuh dari puluhan sampai ratusan derajjat selsius dibawah nol. Efek yang ingin dicapai:

Perubahan sel epidermal dan epidermolisis dengan pembekuan ringan dimana terjadi vesikulasi, kemudian diikuti krustasi dan proses wound healing tanpa jaringan parut dan kemungkinan hipopigmentasi

Cryonecrosis, destruksi serta nekrosis sel dalam jaringan dermis dan jaringan dibawahnya dengan cara pembentukan kristal es intra dan ekstra sel, akibatnya terjadi kerusakan membrasn sel dan perubahan konsentrasi elektrolitm iskemik, respon immunoglobulin selama masa pencairan kristal es

Bedah kimia

Sumber : imam budi putra : karsinoma sel basal,2008.USU e-Repository

Karsinoma sel skuaosa

Etiologi dan faktor predisposisi

Penyebab Karsinoma sel skuamosa yang pasti belum diketahui. Penyebabnya diduga berhubungan dengan bahan karsinogen dan faktor predisposisi.4 Insiden kanker mulut berhubungan dengan umur yang dapat mencerminkan waktu penumpukan, perubahan genetik dan lamanya terpapar inisiator dan promotor ( seperti: bahan kimia, iritasi fisik, virus, dan pengaruh hormonal ), aging selular dan menurunnya imunologik akibat aging. Faktor predisposisi yang dapat memicu berkembangnya kanker mulut antara lain adalah tembakau, menyirih, alkohol, dan faktor pendukung lain seperti penyakit kronis, faktor gigi dan mulut, defisiensi nutrisi, jamur, virus, serta faktor lingkungan.

Epidemiologi

Karsinoma sel skuamosa lebih sering dijumpai pada orang kulit putih dari pada kulit berwarna dan lebih banyak dijumpai pada laki-laki dibandingkan wanita, terutama pada usia 40-50 tahun. Index karsinoma sel skuamosa meninggi seiring bertambahnya usia.

Patofisiologi

Patogenesis molekuler KSS mencerminkan akumulasi perubahan genetik yang terjadi selama periode bertahun-tahun. Perubahan ini terjadi pada gen-gen yang mengkodekan protein yang mengendalikan siklus sel, keselamatan sel, motilitas sel dan angiogenesis. Setiap mutasi genetik memberikan keuntungan pertumbuhan yang selektif, membiarkan perluasan klonal sel-sel mutan dengan peningkatan potensi malignansi.

Karsinogenesis merupakan suatu proses genetik yang menuju pada perubahan morfologi dan tingkah laku seluler. Gen-gen utama yang terlibat pada KSS meliputi proto-onkogen dan gen supresor tumor (tumor suppresor genes/TSGs). Faktor lain yang memainkan peranan pada perkembangan penyakit meliputi kehilangan alel pada rasio lain kromosom, mutasi pada proto-onkogen dan TSG, atau perubahan epigenetik seperti metilasi atau histonin diasetilasi DNA. Faktor pertumbuhan sitokin, angiogenesis, molekul adesi sel, fungsi imun dan regulasi homeostatik pada sel-sel normal yang mengelilingi juga memainkan peranan.

Gejala klinis

Gambaran klinis karsinoma sel skuamosa pada stadium awal sering tidak menunjukkan gejala yang jelas. Tidak ada keluhan dan tidak sakit. Umumnya berupa leukoplakia, eritroplakia ataupun erosi dan pada stadium lanjut dapat berbentuk eksofitik yang berupa papula dan nodul, ataupun endofitik yang dapat berupa ulser, erosi, fisur.

Gambaran klinis kanker rongga mulut pada berbagai lokasi rongga mulut mungkin memiliki beberapa perbedaan. Untuk lebih jelas, gambaran klinis akan dibahas secara terpisah menurut lokasinya. Kanker pada mukosa bukal pada dasarnya tidak menimbulkan keluhan pada tahap awal. Lama timbulnya keluhan rata-rata adalah sekitar 9 bulan.

Kanker pada mukosa bukal biasanya timbul sebagai massa yang menonjol, kecil serta berulserasi yang paling sering berhubungan dengan leukoplakia ataupun eritroplakia. Bila tumor bertambah besar, tumor akan mudah terkena trauma selama pengunyahan, sehingga menjadi berulserasi. Infeksi dapat menimbulkan pembengkakan pipi dan menimbulkan rasa sakit.

Gejala yang dialami penderita karsinoma lidah tergantung pada letak kanker tersebut. Bila terletak pada bagian 2/3 anterior lidah, keluhan utamanya adalah timbulnya suatu massa yang seringkali terasa tidak sakit (disfagia). Bila timbul pada 1/3 posterior, kanker tersebut selalu tidak diketahui oleh penderita dan rasa sakit yang dialami biasanya dihubungkan dengan rasa sakit tenggorokan.

Pada sebagian besar penelitian, kanker pada bibir umumnya lebih sering menyerang bibir bawah. Lebih kurang 2/3 karsinoma bibir terdiri dari karsinoma sel skuamosa diferensiasi baik, selebihnya merupakan karsinoma diferensiasi sedang dan karsinoma tanpa diferensiasi. Pada umumnya pertumbuhan karsinoma pada bibir relatife lambat.

Pada awal pertumbuhan yang paling umum adalah ulser. Kanker pada bibir mempunyai gambaran klinis yang bervariasi dari kanker eksofitik yang besar diatas proses ulserasi yang dalam sampai pembengkakan ringan dari tepi vermilion, atau lesi berkerak yang tidak mencurigakan.

Secara klinis, kanker pada dasar lidah terdapat lesi ulserasi dengan tepi yang menonjol dan indurasi yang terletak didekat frenulum lingual. Dasar ulser menunjukan permukaan granular dan adanya eritroplakia sebesar 97%.3 Pada umumnya kanker pada dasar lidah disebabkan iritasi kronik dari alkohol dan rokok.

Kanker pada gingiva dimulai sebagai ulserasi, sering berhubungan dengan leukoplakia. Adanya kanker pada gingiva dapat menembus jauh kedalam, cukup cepat menyerang tulang dibawahnya atau bertumbuh keluar secara eksopitik.

Pembengkakan, sakit, dan ulserasi adalah gejala yang paling umum pada penderita kanker palatum. Kanker pada palatum umumnya menyerang masyarakat yang mempunyai kebiasaan menghisap rokok secara terbalik, karsinoma palatum berbentuk ulser dilateral garis tengah daerah glandular palatum keras.

Prognosis

Histopatologi

Secara histopatologis karsinoma sel skuamosa terdiri dari masa yang irrreguler dari sel-sel epidermis yang berpoliferasi dan menginvasi ke dermis. Karsinoma sel basal yang berdiferensiasi baik menunjukan keratinisasi yang cepat dari lapisan sel skuamosa. Sel-sel tumor tersusun secara fokal dan konsentris disertai massa keratin, sehingga terbentuklahmutiara tanduk yang khas pada karsinoma sel skuamosa berdiferensiasi baik.

Pada karsinome sel skuamosa diferensiasi buruk menunjukan keratinisasi yang terbatas atau kurang sel-sel atipik dengan gambaran mitosis yang abnormal. tidak dijumpai interseluler bridge.

Tatlaksana

Penatalaksanaan karsinoma sel skuamosa tergantung dari ukuran tumor, bentuk dan lokasi tumor, sifat dasar dari kulit dimana tumor itu timbul, tipe, kedalaman jaringan yang diinvasi tumor tersebut. Sebaiknya pemilihan cara pengangkatan karsinoma sel skuamosaini menghasilkan seminimal mungkin cacat dan gangguan pada pasien.

Ada 4 metode pengobatan yang umum dilakukan pada KSS yaitu : bedah listrik, bedah eksis, radiasi , kemoterapi

Sumber : http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21676/3/Chapter%20II.pdf