denny - pemicu 1 blok pengindraan
DESCRIPTION
mataTRANSCRIPT
• cahaya msk ke mata melewati cornea, pupil dan lensa. Kemudian diteruskan ke retina
• Retina mengubah cahaya menjadi impuls dan mengirimkannya ke nervus opticus di otak yg membuat kita dpt melihat.
• Mata adalah struktur sferis berisi cairan yang dibungkus oleh 3 lapisan:1. Sklera/kornea2. Koroid/badan siliaris/iris3. Retina
• Oleh lensa, mata terbagi menjadi 2 rongga:– Rongga anterior
berisi aqueous humor yg sifatnya encer & jernih; mengandung zat gizi u/ kornea & lensa; diproduksi o/ jar.kapiler di dlm korpus siliaris.
– Rongga posteriorberisi vitreous humor yg sifatnya mirip gel; berfungsi u/ mempertahankan bentuk sferis bola mata.
Kelebihan aqueous humor
Mendorong lensa ke belakang ke dlm vitreous humor
Menekan lapisan saraf dlm retina
Kerusakan retina & saraf optikus
Kebutaan
STRUKTUR FUNGSI
Aqueous humor
Cairan encer jernih yg terus menerus dibentuk & mengandung zat gizi u/ kornea & lensa.
Badan (corpus siliaris)
Membentuk aqueous humor & mengandung otot siliaris.
Bintik buta (optic disc)
Tdk mengandung fotoreseptor; rute berjalannya saraf optikus & pembuluh darah.
Fovea Tepat di bag. tengah retina; ketajaman paling tinggi.
Iris Mengubah-ubah ukuran pupil dgn berkontraksi; menentukan warna mata.
Kornea Lapisan plg luar mata yg jernih; berperan dlm kemampuan refraktif mata.
STRUKTUR FUNGSI
Koroid Berpigmen u/ mencegah berhamburannya berkas cahaya di mata; mengandung P.D yg memberi makan retina; di bag. anterior membentuk badan siliaris & iris.
Lensa Melekat ke otot2 siliaris melalui lig. suspensorium; menghasilkan kemampuan refraktif yg bervariasi selama akomodasi.
Lig. suspensorium
Penting dlm akomodasi.
Makula lutea Daerah tepat di sekitar fovea; memiliki ketajaman yg tinggi karena byk mengandung sel kerucut.
Neuron bipolar
Lapisan tengah sel saraf retina; penting dlm pengolahan rangsangan cahaya.
STRUKTUR FUNGSI
Otot siliaris Penting u/ akomodasi.
Pupil Memungkinkan jumlah cahaya yg masuk mata bervariasi.
Retina Mengandung fotoreseptor ( sel batang & kerucut).
Saraf Optikus Bag. pertama jalur penglihatan ke otak.
Sel Batang Bertanggung jawab u/ penglihatan dgn sensitivitas tinggi, hitam-putih, & penglihatan malam.
Sel ganglion Penting dlm pengolahan rangsangan cahaya o/ retina; membentuk saraf optikus.
Sel Kerucut Bertanggung jawab u/ ketajaman penglihatan, penglihatan warna, & penglihatan siang hari.
STRUKTUR FUNGSI
Sklera Lapisan jar. ikat protektif; membentuk bag. putih mata yg tampak; di bag. anterior membentuk kornea.
Vitreous humor
Zat semicair mirip gel yg membantu mempertahankan bentuk mata yg bulat.
Refraksi
fk yang berperan dalam derajat refraksi:-densitas komparatif antara dua media-sudut jatuhnya berkas cahaya di medium kedua
semakin besar kelengkungan, semakin besar derajat pembiasan dan semakin kuat lensa.
Akomodasi
• Kemampuan menyesuaikan kekuatan lensa sehingga baik sumber cahaya dekat maupun jauh dapat difokuskan di retina
• Normalnya, -penglihatan jauh otot siliaris melemas dan lensa mendatar-penglihatan dekat otot siliaris berkontraksi dan lensa menjadi cembung (akomodasi)
AKOMODASIAKOMODASI(Kerjasama fisiologik antara korpus siliaris, zonula, dan lensa untuk (Kerjasama fisiologik antara korpus siliaris, zonula, dan lensa untuk
memfokuskan benda dekat ke retina)memfokuskan benda dekat ke retina)
16
EYE WITH NORMAL LENS EYE WITH CATARACT IN LENS
NORMAL EYEA healthy, clear lens allows a sharp image to fall on every part of the retina allowing
a crisp, clear image to be seen
CATARACT EYEA cloudy lens scatters light, causing a
hazy image to be seen21
Katarak
• Kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi
akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa,
denaturasi protein lensa, atau akibat kedua-
duanya.
ETIOLOGI & PREDISPOSISI• Kelainan kongenital• Penyulit penyakit mata lokal menahun:
– Glaukoma– Uveitis– Ablasi– Retinitis pigmentosa
• Bahan toksik• Keracunan obat, spt:
– Kortikosteroid– Ergot– Eserin– Antikolinesterase topikal
• Kelainan sistemik:– DM– Galaktosemia– Distrofi miotonik
• Usia• Genetik• Infeksi virus intrauterin
23
Gejala Klinis
• Penglihatan seperti berasap & tajam penglihatan ↓ secara progresif
• Kekeruhan lensa lensa tidak transparan pupil berwarna putih atau
abu-abu.
• Ciri lensa katarak:
– Edema lensa
– Perubahan protein
– Peningkatan proliferasi
– Kerusakan kontinuitas normal serat-serat lensa
Pemeriksaan
• oftalmoskopi, kaca pembesar, ataupun slitlamp
• Funduskopi pada kedua mata bila mungkin
• Tonometri
• Pemeriksaan tajam penglihatan
Penatalaksanaan
• Pembedahan dilakukan bila tajam penglihatan
sudah menurun sedemikian rupa sehingga
mengganggu pekerjaan sehari-hari atau bila telah
menimbulkan penyulit seperti glaukoma dan uveitis.
Klasifikasi Katarak
• Katarak kongenital (< 1 thn)• Katarak rubela• Katarak juvenil (> 1 thn)• Katarak senil (> 50 thn)• Katarak komplikata• Katarak diabetes• Katarak sekunder
KATARAK KONGENITALKatarak yang mulai terjadi sebelum atau segera setelah lahir
dan bayi berusia < 1 tahun
31
KLASIFIKASI
• Katarak kongenital digolongkan dalam katarak:
– Kapsulolentikular, termasuk:• Katarak kapsular• Katarak polaris
– Katarak lentikular, termasuk• Katarak yang mengenai korteks atau nukleus lensa saja
32
KLASIFIKASI• Bentuk-bentuk katarak kongenital:
– Katarak piramidalis / polaris anterior
– Katarak piramidalis / polaris posterior
– Katarak zonularis / lamelaris
– Katarak pungtata, dll
33
Posterior polar cataract
Anterior polar cataract
Lamellar cataract
PENATALAKSANAAN
• Operasi katarak kongenital dilakukan bila refleks fundus (-)
• Biasanya katarak bersifat total, operasi dapat dilakukan pada usia 2 bulan atau lebih muda bila telah dapat dilakukan pembiusan
• Tindakan bedah yang umum dikenal:– Disisio lensa– Ekstraksi linier– Ekstrasi dengan aspirasi
34
PENATALAKSANAAN• Katarak total bilateral
– Pembedahan secepatnya• Katarak total unilateral
– Pembedahan 6 bulan setelah terlihat atau segera sebelum terjadinya juling
• Katarak total atau kongenital unilateral– Prognosis buruk, mudah terjadi ambliopia– Pembedahan secepat mungkin– Kacamata– Latihan bebat mata
• Katarak bilateral partial– Kacamata– Midriatika– Pembedahan, bila mulai ada tanda-tanda ambliopia
35
KATARAK RUBELLA• Rubella pada ibu dapat menyebabkan katarak
pada lensa fetus• 2 bentuk kekeruhan:
– Kekeruhan sentral dengan perifer jernih spt mutiara– Kekeruhan di luar nuklear yaitu korteks anterior dan posterior atau
total
• Mekanisme belum diketahui, rubella dapat menembus barier plasenta
36
KATARAK JUVENILKATARAK JUVENILKatarak yang lembek, terdapat pada orang muda. Mulai Katarak yang lembek, terdapat pada orang muda. Mulai
terbentuk usia < 9 tahun dan > 3 bulan. Biasanya merupakan terbentuk usia < 9 tahun dan > 3 bulan. Biasanya merupakan kelanjutan katarak kongenitalkelanjutan katarak kongenital
37
PENATALAKSANAANPENATALAKSANAAN
• Ekstraksi lensa melalui insisi limbus 3 mm Ekstraksi lensa melalui insisi limbus 3 mm menggunakan alat irigasi-aspirasi mekanismenggunakan alat irigasi-aspirasi mekanis
• Mengangkat kapsul posterior dan korpus Mengangkat kapsul posterior dan korpus vitreum anterior vitreum anterior mencegah pembentukan mencegah pembentukan after-cataractafter-cataract
39
PROGNOSISPROGNOSIS
• Penglihatan untuk pasien katarak anak-anak yang Penglihatan untuk pasien katarak anak-anak yang memerlukan pembedahan tidak sebaik prognosis memerlukan pembedahan tidak sebaik prognosis katarak seniliskatarak senilis
• Komplikasi: ambliopia, anomali saraf Komplikasi: ambliopia, anomali saraf optikus/retinaoptikus/retina
• Perbaikan ketajaman penglihatan setelah operasi Perbaikan ketajaman penglihatan setelah operasi paling buruk paling buruk pada pada katarak kongenital unilateral katarak kongenital unilateral dan dan paling baik paling baik pd pd katarak kongenital bilateral katarak kongenital bilateral inkomplit yang progresif lambatinkomplit yang progresif lambat
40
KATARAK SENILKATARAK SENIL
Semua kekeruhan lensa yang terdapat pada usia lanjut > 50 thnSemua kekeruhan lensa yang terdapat pada usia lanjut > 50 thn
41
STADIUM KATARAK SENILSTADIUM KATARAK SENIL
INSIPIEN IMATUR MATUR HIPERMATUR
Kekeruhan Ringan Sebagian Seluruh Masif
Cairan lensa N ber+ (air masuk)
N Ber- (air+massa lensa keluar)
Iris N Terdorong N Tremulans
Bilik mata depan
N Dangkal N Dalam
Sudut bilik mata
N Sempit N Terbuka
Shadow test N (+) N Pseudopos
Penyulit (-) Glaukoma (-) Uveitis + glaukoma
42Stadium katarak: insipien/ imatur, intumesen, matur, hipermatur, morgagni
KATARAK IMATURKATARAK IMATUR
• Sebagian lensa keruhSebagian lensa keruh• Volume lensa dapat Volume lensa dapat
ber+ akibat meber+ akibat me tekanan osmotik bahan tekanan osmotik bahan lensa yang degeneratiflensa yang degeneratif
• Lensa mencembung Lensa mencembung hambatan pupil hambatan pupil glaukoma sekunderglaukoma sekunder
43
KATARAK INTUMESENKATARAK INTUMESEN
• Kekeruhan lensa Kekeruhan lensa disertai disertai pembengkakkan lensa pembengkakkan lensa akibat lensa yg akibat lensa yg degeneratif menyerap degeneratif menyerap airair
• Lensa membengkak Lensa membengkak mendorong iris mendorong iris bilik bilik mata mjd dangkalmata mjd dangkal
• Komplikasi: glaukoma, Komplikasi: glaukoma, miopisasimiopisasi
44
KATARAK MATURKATARAK MATUR
• Kekeruhan mengenai Kekeruhan mengenai seluruh massa lensaseluruh massa lensa
• Bisa terjadi akibat Bisa terjadi akibat deposisi ion Ca yang deposisi ion Ca yang menyeluruhmenyeluruh
• Lama kelamaan akan Lama kelamaan akan terjadi kalsifikasi lensaterjadi kalsifikasi lensa
45
KATARAK HIPERMATURKATARAK HIPERMATUR
• Massa lensa yg Massa lensa yg berdegenerasi keluar berdegenerasi keluar lensa mengecil, kering, lensa mengecil, kering, dan berwarna kuningdan berwarna kuning
• Bilik mata mjd dalam Bilik mata mjd dalam dan terlihat lipatan dan terlihat lipatan kapsul lensa pada kapsul lensa pada pemeriksaanpemeriksaan
46
KATARAK MORGAGNIKATARAK MORGAGNI
• Kelanjutan katarak Kelanjutan katarak hipermaturhipermatur
• Kapsul menebal Kapsul menebal korteks yang korteks yang berdegenerasi dan cair berdegenerasi dan cair tidak dapat keluar tidak dapat keluar korteks berbentuk spt korteks berbentuk spt sekantung susu disertai sekantung susu disertai nukleus terbenam nukleus terbenam dalam korteks lensadalam korteks lensa
47
KATARAK BRUNESCENSKATARAK BRUNESCENS
• Katarak yang berwarna Katarak yang berwarna coklat sampai hitam, coklat sampai hitam, terutama pada nukleus terutama pada nukleus lensalensa
• Dpt terjadi pada pasien Dpt terjadi pada pasien DM dan miopia tinggiDM dan miopia tinggi
48
Katarak KomplikataKatarak Komplikata
• katarak katarak akibat penyakit mata lain akibat penyakit mata lain seperti radang, seperti radang, dan proses degenerasi dan proses degenerasi
seperti ablasi retina, retinitis pigmentosa, glaukoma, tumor intraokular, seperti ablasi retina, retinitis pigmentosa, glaukoma, tumor intraokular,
iskemia okular, nekrosis anterior segmen, buftalmos, akibat suatu trauma iskemia okular, nekrosis anterior segmen, buftalmos, akibat suatu trauma
dan pasca bedah mata.dan pasca bedah mata.
• Dapat juga disebabkan Dapat juga disebabkan oleh oleh penyakit sistemik endokrin penyakit sistemik endokrin (diabetes melitus, (diabetes melitus,
hipoparatiroid, galaktosemia, dan miotonia distrofi) hipoparatiroid, galaktosemia, dan miotonia distrofi) dan keracunan obat dan keracunan obat
(tiotepa intravena, steroid lokal lama, steroid sistemik, kontrasepsi oral, (tiotepa intravena, steroid lokal lama, steroid sistemik, kontrasepsi oral,
dan miotika antikolinesterase)dan miotika antikolinesterase)
Katarak KomplikataKatarak Komplikata
• Tanda khususTanda khusus::
– Katarak Katarak mulai di daerah korteks atau di bawah kapsul mulai di daerah korteks atau di bawah kapsul yang yang
menujumenuju ke daerah ke daerah sentralsentral
– KekeruhanKekeruhan dapat dapat difus, pungtata, atau lineardifus, pungtata, atau linear
– Dapat Dapat berbentuk rosete, retikulum,berbentuk rosete, retikulum,
dan dan biasanya terlihat vakuolbiasanya terlihat vakuol
2 bentuk katarak komplikata:2 bentuk katarak komplikata:• Kelainan pada Kelainan pada polus posterior polus posterior matamata
– Terjadi akibat koroiditis, retinitis pigmentosa, ablasi retina, kontusio Terjadi akibat koroiditis, retinitis pigmentosa, ablasi retina, kontusio
retina, dan miopia tinggi yang mengakibatkan kelainan badan kaca.retina, dan miopia tinggi yang mengakibatkan kelainan badan kaca.
– Sering terlihat nukleus lensa tetap jernih.Sering terlihat nukleus lensa tetap jernih.
• Kelainan pada Kelainan pada polus anterior polus anterior matamata
– Akibat kelainan kornea berat, iridosiklitis, neoplasma, dan glaukoma.Akibat kelainan kornea berat, iridosiklitis, neoplasma, dan glaukoma.
– Iridosiklitis Iridosiklitis katarak subkapsularis anterior katarak subkapsularis anterior
– Glaukoma Glaukoma katarak disiminata pungtata subkapsular anterior (katarak katarak disiminata pungtata subkapsular anterior (katarak
Vogt)Vogt)
Katarak DiabetesKatarak Diabetes• Katarak yang terjadi akibat adanya penyakit diabetes melitus.Katarak yang terjadi akibat adanya penyakit diabetes melitus.
• Ada 3 bentuk:Ada 3 bentuk:
– Pasien dengan Pasien dengan dehidrasi berat, asidosis, dan dehidrasi berat, asidosis, dan hiperglikemia nyata, hiperglikemia nyata, pada pada lensalensa akan terlihat akan terlihat kekekeruhkeruhan berupa garis akibat kapsul lensa berkerut. an berupa garis akibat kapsul lensa berkerut.
– Pasien Pasien diabetes juvenil dan tua diabetes juvenil dan tua tidak terkontrol, tidak terkontrol, dimana terjadi dimana terjadi katarak serentak pada kedua mata katarak serentak pada kedua mata dalam 48 jam dalam 48 jam bentukbentuk dapat dapat snowlake atau snowlake atau bentuk bentuk piring subkapsular.piring subkapsular.
– Katarak pada pasien diabetes dewasa dimana gambaran secara histologik Katarak pada pasien diabetes dewasa dimana gambaran secara histologik dan biokimia sama dengan katarak pasien non-diabetik.dan biokimia sama dengan katarak pasien non-diabetik.
Katarak SekunderKatarak Sekunder
• Terjadi Terjadi akibat terbentuknya jaringan fibrosis pada sisa lensa yang akibat terbentuknya jaringan fibrosis pada sisa lensa yang
tertinggal.tertinggal.
• Bentuk lain yang merupakan proliferasi epitel lensa pada katarak Bentuk lain yang merupakan proliferasi epitel lensa pada katarak
sekunder berupa mutiara Elschnig dan cincin Soemmering.sekunder berupa mutiara Elschnig dan cincin Soemmering.
• Katarak sekunder Katarak sekunder fibrin sesudah suatu operasi katarak fibrin sesudah suatu operasi katarak
ekstrakapsular atau sesudah suatu trauma yang memecah lensa.ekstrakapsular atau sesudah suatu trauma yang memecah lensa.
KATARAK SEKUNDERKATARAK SEKUNDER
Mutiara ElschnigMutiara Elschnig Cincin Soemmering Cincin Soemmering
54
GLAUKOMAGLAUKOMA
Ditandai dengan :• Meningkatnya tekanan bola
mata• Atrofi papil saraf optik• Menciutnya lapang pandang
Penyebab Peninggian tekanan intraokular :
Bertambahnya produksi cairan mata oleh badan siliar
Berkurangnya pengeluaran cairan mata di daerah sudut bilik mata atau di celah pupil (glaukoma hambatan pupil)
EpidemiologiEpidemiologi
• Insidens glaukoma scr acak pd org berusia di Insidens glaukoma scr acak pd org berusia di atas 40 tahun adalah 1,5%.atas 40 tahun adalah 1,5%.
• Prevalensi pd org kulit hitam adalah 15 x org Prevalensi pd org kulit hitam adalah 15 x org kulit putih.kulit putih.
• Diperkirakan 50.000 org di AS menderita Diperkirakan 50.000 org di AS menderita kebutaan karena glaukoma.kebutaan karena glaukoma.
KLASIFIKASIKLASIFIKASImenurut Vaughenmenurut Vaughen
1.1. Glaukoma primerGlaukoma primer– Glaukoma sudut terbuka (simpleks)Glaukoma sudut terbuka (simpleks)– Glaukoma sudut sempitGlaukoma sudut sempit
2.2. Glaukoma kongenitalGlaukoma kongenital– Primer atau infantilPrimer atau infantil– Menyertai kelainan kongenital lainnyaMenyertai kelainan kongenital lainnya
3.3. Glaukoma sekunderGlaukoma sekunder– Perubahan lensaPerubahan lensa– Kelainan uveaKelainan uvea– TraumaTrauma– BedahBedah– RubeosisRubeosis– Steroid dan lainnyaSteroid dan lainnya
4.4. Glaukoma absolutGlaukoma absolut
Gl. Sudut Tertutup
Gl. Simpleks Gl. Infantil
Serangan Dekade ke 5 Dekade ke 6 Bayi
Tipe penderita Emosional Arteriosklerotik Ik > pr
B.M.D Dangkal Normal Dalam sekali
Sudut BMD Sempit Biasa terbuka Kel.kongenital
Halo + serangan - -
Papil Ekskavasi bila lanjut
+.dini Dalam sekali
Tekanan Naik bila diprovokasi
Variasi diurnal tinggi
Tinggi
Kampus + bila lanjut Bjerrum, konstriksi
Pengobatan Dini. Iridektomi Obat bila gagal, filtr
Goniotomi
Orogosis Dini, baik Sedang/ buruk Buruk
Glaukoma PrimerGlaukoma Primer
• Etiologi tidak pasti; Etiologi tidak pasti; tidak didapatkan kelainan yang tidak didapatkan kelainan yang merupakan penyebab glaukomamerupakan penyebab glaukoma
• Bakat bawaan glaukoma :Bakat bawaan glaukoma :– Fasilitas pengeluaran cairan mata atau susunan Fasilitas pengeluaran cairan mata atau susunan
anatomis bilik mata yang menyempitanatomis bilik mata yang menyempit– Kelainan pertumbuhan sudut bilik mata depan Kelainan pertumbuhan sudut bilik mata depan
(goniodisgenesis), berupa :(goniodisgenesis), berupa :• trabekulodisgenesis, trabekulodisgenesis, • iridodisgenesis, dan iridodisgenesis, dan • korneodisgenesiskorneodisgenesis
Bersifat bilateral, yang tidak selalu simetris dengan sudut bilik mata terbuka ataupun tertutup
Glaukoma Primer Sudut Tertutup AkutGlaukoma Primer Sudut Tertutup Akut
Terdapat gejala gastrointestinal mual
dan muntah mengaburkan gejala
glaukoma akut
Khas nyeri pada mata yang mendapat serangan yang
berlangsung beberapa jam dan hilang setelah tidur sebentar; melihat halo
stadium prodromal
Cairan mata yang berada di belakang iris tidak dapat mengalir melalui
pupil
Mendorong iris ke depan
Mencegah keluarnya cairan mata melalui sudut bilik mata
(mekanisme blokade pupil)
Biasanya terjadi pada usia > 40 tahun
Pada glaukoma sudut tertutup akut TIO meningkat mendadak
Terjadi pada pasien dengan sudut bilik mata sempit
GEJALA
Glaukoma Primer Sudut TerbukaGlaukoma Primer Sudut Terbuka
• Tidak dipengaruhi emosiTidak dipengaruhi emosi• Olahraga merendahkan tekanan bola mata sedikitOlahraga merendahkan tekanan bola mata sedikit• Minum tidak boleh sekaligus banyak, karena dapat Minum tidak boleh sekaligus banyak, karena dapat
menaikkan tekananmenaikkan tekanan• Tekanan darah naik cepat akan menaikkan tekanan bola Tekanan darah naik cepat akan menaikkan tekanan bola
matamata• Tekanan darah tinggi lama bila diturunkan cepat akan Tekanan darah tinggi lama bila diturunkan cepat akan
mengakibatkan bertambah terancamnya saraf mata oleh mengakibatkan bertambah terancamnya saraf mata oleh tekanan matatekanan mata
Diagnosis BandingDiagnosis Banding
• Glaukoma bertekanan rendahGlaukoma bertekanan rendah• Glaukoma sudut tertutup kronikGlaukoma sudut tertutup kronik• Glaukoma sekunder dengan sudut terbukaGlaukoma sekunder dengan sudut terbuka• Glaukoma dibandingkan steroidGlaukoma dibandingkan steroid
GLAUKOMA SIMPLEKSGLAUKOMA SIMPLEKS
• Penyebabnya tdk diketahui.Penyebabnya tdk diketahui.• Ditandai dgn sudut bilik mata terbuka.Ditandai dgn sudut bilik mata terbuka.• Diagnosisnya dibuat bila ditemukan glaukoma Diagnosisnya dibuat bila ditemukan glaukoma
pd kedua mata pd pemeriksaan pertama, pd kedua mata pd pemeriksaan pertama, tanpa ditemukan kelainan yg dpt merupakan tanpa ditemukan kelainan yg dpt merupakan penyebab.penyebab.
• Ditemukan pd usia > 40 tahun, kdg2 pd usia Ditemukan pd usia > 40 tahun, kdg2 pd usia muda.muda.
• Diduga diturunkan scr dominan/ resesif.Diduga diturunkan scr dominan/ resesif.
FAKTOR RISIKOFAKTOR RISIKO
• Diabetes melitusDiabetes melitus• HipertensiHipertensi• Kulit berwarnaKulit berwarna• MiopiaMiopia
GEJALAGEJALA
• Timbul agak lambat, sering tdk disadari.Timbul agak lambat, sering tdk disadari.• Tekanan bola mata sehari-hari tinggi/ > 20 Tekanan bola mata sehari-hari tinggi/ > 20
mmHg.mmHg.• Mata tdk merah.Mata tdk merah.• Atrofi papil.Atrofi papil.• Ekskavasio glaukomatosa.Ekskavasio glaukomatosa.• Penciutan lapang pandang.Penciutan lapang pandang.
Pemeriksaan Glaukoma SimpleksPemeriksaan Glaukoma Simpleks
• Bila tekanan 21 mmHg, kontrol ratio C/D, periksa Bila tekanan 21 mmHg, kontrol ratio C/D, periksa lapang pandang sentral, temukan titik buta yg lapang pandang sentral, temukan titik buta yg meluas & skotoma sekitar titik fiksasi.meluas & skotoma sekitar titik fiksasi.
• Bila tekanan 24-30 mmHg, kontrol lebih ketat & Bila tekanan 24-30 mmHg, kontrol lebih ketat & lakukan pemeriksaan di atas bila masih dlm batas lakukan pemeriksaan di atas bila masih dlm batas normal mungkin suatu hipertensi okuli.normal mungkin suatu hipertensi okuli.
• Pd penderita memerlukan pemeriksaaan papil saraf Pd penderita memerlukan pemeriksaaan papil saraf optik & lapang pandang 6 bulan sekali.optik & lapang pandang 6 bulan sekali.
Tata LaksanaTata Laksana
• Bila diagnosis sudah ditegakkan, maka Bila diagnosis sudah ditegakkan, maka penderita harus memakai obat seumur hidup penderita harus memakai obat seumur hidup u/ mencegah kebutaan.u/ mencegah kebutaan.
• Tujuan pengobatan pd glaukoma simpleks:Tujuan pengobatan pd glaukoma simpleks:– Memperlancar pengeluaran Memperlancar pengeluaran cairan mata (aqueous cairan mata (aqueous
humor)humor)– Mengurangi produksiMengurangi produksi cairan mata (aqueous cairan mata (aqueous
humor).humor).
Tata LaksanaTata LaksanaDiagnosis Glaukoma
(TIO > 21 mmHg, kelainan lapang pandang, papil)
Pilokarpin 2% 3 x sehari
Tidak ada perbaikan
+ Timolol 0,25% 1-2 dd sampai 0,5%; asetazolamid 3 x 250 mg atau epinefrin
1-2%, 2dd
Tidak berhasil
Pembedahan
Tindakan BedahTindakan Bedah
• Trabekuloplasti laserTrabekuloplasti laser– dipertimbangkan sblm bedah filtrasi. dipertimbangkan sblm bedah filtrasi. – Energi laser difokuskan pd jalinan trabekel melalui Energi laser difokuskan pd jalinan trabekel melalui
goniolensa. goniolensa. – TIO bs menurun karena terjadinya perbaikan TIO bs menurun karena terjadinya perbaikan
aliran keluar cairan mata. aliran keluar cairan mata. – Biasanya pemberian obat harus dilanjutkan. Biasanya pemberian obat harus dilanjutkan. – Efek laser menurun dengan perjalanan waktu. Efek laser menurun dengan perjalanan waktu.
Tindakan ini dpt diulang, tp keefektifannya makin Tindakan ini dpt diulang, tp keefektifannya makin berkurang.berkurang.
Tindakan BedahTindakan Bedah• Bedah FiltrasiBedah Filtrasi
– Dgn cara melubangi seluruh tebal dinding (trefan, Dgn cara melubangi seluruh tebal dinding (trefan, sklerostomi termal, sklerostomi bibir posterior)sklerostomi termal, sklerostomi bibir posterior) diciptakan sebuah saluran dr bilik mata depan ke diciptakan sebuah saluran dr bilik mata depan ke rongga subkonjungtiva.rongga subkonjungtiva.
– Kemudian cairan akan diserap o/ P.D, getah Kemudian cairan akan diserap o/ P.D, getah bening, & transudasi mell konjungtiva.bening, & transudasi mell konjungtiva.
– Pd 25 % kasus, terjadi pembentukan jaringan Pd 25 % kasus, terjadi pembentukan jaringan parut pascabedah sehingga perlu bedah ulang.parut pascabedah sehingga perlu bedah ulang.
– Yg aman & populer adalah dgn trabekulektomi Yg aman & populer adalah dgn trabekulektomi separuh tebal flep sklera dijahitkan di atas lubang separuh tebal flep sklera dijahitkan di atas lubang pd limbus, kemudian flep konjungtiva ditutupkan pd limbus, kemudian flep konjungtiva ditutupkan di atasnya.di atasnya.
Diagnosis BandingDiagnosis Banding
• Glaukoma bertekanan rendahGlaukoma bertekanan rendah• Glaukoma sudut tertutup kronikGlaukoma sudut tertutup kronik• Glaukoma sekunder dgn sudut terbukaGlaukoma sekunder dgn sudut terbuka• Glaukoma dibandingkan steroid.Glaukoma dibandingkan steroid.
PrognosisPrognosis
• Sangat tergantung dengan penemuan dan Sangat tergantung dengan penemuan dan pengobatan dinipengobatan dini
• Pembedahan tidak seluruhnya menjamin Pembedahan tidak seluruhnya menjamin kesembuhan matakesembuhan mata
GLAUKOMA ABSOLUTGLAUKOMA ABSOLUT• Stadium akhir glaukoma, dimana sudah terjadi kebutaan total Stadium akhir glaukoma, dimana sudah terjadi kebutaan total
akibat tekanan bola mata.akibat tekanan bola mata.• Tanda2:Tanda2:
– Kornea keruhKornea keruh– Bilik mata dangkalBilik mata dangkal– Papil atrofiPapil atrofi– Ekskavasi glaukomatosaEkskavasi glaukomatosa– Mata keras spt batu + rasa sakitMata keras spt batu + rasa sakit
• Kebutaan Kebutaan penyumbatan P.D penyumbatan P.D neovaskularisasi pd iris neovaskularisasi pd iris glaukoma hemoragik glaukoma hemoragik sakit. sakit.
• Tata laksana:Tata laksana:– Memberikan sinar beta pd badan siliar u/ menekan fungsiMemberikan sinar beta pd badan siliar u/ menekan fungsi– Alkohol retrobulbarAlkohol retrobulbar– Pengangkatan bola mataPengangkatan bola mata
LENS DISLOCATIONLENS DISLOCATION(ECTOPIA LENTIS)(ECTOPIA LENTIS)
Diskolasi lensa parsial atau totalDiskolasi lensa parsial atau totalDapat herediter atau disebabkan oleh traumaDapat herediter atau disebabkan oleh trauma
DISLOKASI LENSA HEREDITERDISLOKASI LENSA HEREDITER• Biasanya bilateralBiasanya bilateral• Menyertai koloboma lensa, homosistinuria, sindroma Menyertai koloboma lensa, homosistinuria, sindroma
Marfan, dan sindroma MarchesaniMarfan, dan sindroma Marchesani• Penglihatan kabur, khususnya bila lensa dislokasi Penglihatan kabur, khususnya bila lensa dislokasi
keluar dari garis pandangankeluar dari garis pandangan• Kalau dislokasinya parsial, tepi lensa dan serat zonula Kalau dislokasinya parsial, tepi lensa dan serat zonula
yang memegang di tempatnya dapat dilihat di pupilyang memegang di tempatnya dapat dilihat di pupil• Kalau lensanya mengalami dislokasi total ke dalam Kalau lensanya mengalami dislokasi total ke dalam
vitreus, lensa dapat dilihat dgn oftalmoskopvitreus, lensa dapat dilihat dgn oftalmoskop• Penyulit: katarak, glaukomaPenyulit: katarak, glaukoma• Prognosis: baik, bila dislokasi parsial dan lensanya Prognosis: baik, bila dislokasi parsial dan lensanya
jernihjernih
79
DISLOKASI LENSA TRAUMATIKDISLOKASI LENSA TRAUMATIK• Terjadi setelah benturan ke mataTerjadi setelah benturan ke mata• Dapat parsial atau totalDapat parsial atau total• Dislokasi parsial: biasanya tidak menimbulkan Dislokasi parsial: biasanya tidak menimbulkan
gejalagejala• Lensa mengambang di vitreus: pasien mangalami Lensa mengambang di vitreus: pasien mangalami
kabur penglihatan, matanya biasanya merahkabur penglihatan, matanya biasanya merah• Tdp iriodonesis: getaran iris jika pasien Tdp iriodonesis: getaran iris jika pasien
menggerakkan matamenggerakkan mata• Komplikasi: uveitis, iritis, glaukomaKomplikasi: uveitis, iritis, glaukoma• Penatalaksanaan: ekstraksi lensaPenatalaksanaan: ekstraksi lensa
80
HipermetropiHipermetropi
• Rabun dekat atau dikenal dengan Rabun dekat atau dikenal dengan hipermetropi merupakan keadaan gangguan hipermetropi merupakan keadaan gangguan kekuatan pembiasan mata, yang mana pada kekuatan pembiasan mata, yang mana pada keadaan ini sinar sejajar jauh tidak cukup keadaan ini sinar sejajar jauh tidak cukup dibiaskan sehingga titik fokusnya terletak di dibiaskan sehingga titik fokusnya terletak di belakang retina (Ilyas, 2002).belakang retina (Ilyas, 2002).
EtiologiEtiologi– Hipermetrop Hipermetrop aksial : sumbu mata lebih pendek aksial : sumbu mata lebih pendek
dari normal.dari normal.– Hipermetrop Hipermetrop refraksi : adanya bias mata yang refraksi : adanya bias mata yang
kurang akibat komponen mata. kurang akibat komponen mata. Misalnya Misalnya kelengkungan kornea yang kurang, lensa yang kelengkungan kornea yang kurang, lensa yang lebih tipis daripada orang normal, afakia.lebih tipis daripada orang normal, afakia.
• Gejala : (Ilyas, 2001)Gejala : (Ilyas, 2001)– KaburKabur waktu waktu melihat dekat melihat dekat tetapi tetapi jelasjelas saat saat
melihat jauhmelihat jauh– Keluhan astenopia antara lain Keluhan astenopia antara lain sakit kepalasakit kepala– Kecenderungan penderita untuk Kecenderungan penderita untuk menyipitkan menyipitkan
mata saat melihat dekat.mata saat melihat dekat.
• Hipermetropia fakultatifHipermetropia fakultatif– dapat dapat diimbangi dengan akomodasi ataupun diimbangi dengan akomodasi ataupun
kacamata positif.kacamata positif. Pasien hipermetrop fakultatif Pasien hipermetrop fakultatif akan melihat normal tanpa kacamata yang bila akan melihat normal tanpa kacamata yang bila diberikan penglihatan normal maka otot diberikan penglihatan normal maka otot akomodasinya akan mendapat istirahat.akomodasinya akan mendapat istirahat.
• Hipermetropia latenHipermetropia laten– hipermetropia tanpa sikloplegia hipermetropia tanpa sikloplegia (obat yang (obat yang
melemahkan akomodasi) melemahkan akomodasi) diimbangi seluruhnya diimbangi seluruhnya dengan akomodasi. dengan akomodasi.
• Hipermetrop totalHipermetrop total– Hipermetrop yang ukurannya didapatkan sesudah Hipermetrop yang ukurannya didapatkan sesudah
diberikan sikloplegiadiberikan sikloplegia
KlasifikasiKlasifikasi
Tanda & GejalaTanda & Gejala• Turunnya tajam penglihatan dekatTurunnya tajam penglihatan dekat• Sensitif terhadap cahaya.Sensitif terhadap cahaya.• Sakit kepala Sakit kepala biasanya daerah frontal dan dipacu oleh biasanya daerah frontal dan dipacu oleh
kegiatan melihat dekat yang panjang. kegiatan melihat dekat yang panjang. • Spasme akomodasi,Spasme akomodasi, yaitu terjadinya cramp m. Ciliaris yaitu terjadinya cramp m. Ciliaris
diikuti penglihatan buram intermiten. Overaksi diikuti penglihatan buram intermiten. Overaksi akomodasi dapat menyebabkan pseudomiopia, akomodasi dapat menyebabkan pseudomiopia, sehingga penglihatan lebih jelas saat diberikan sehingga penglihatan lebih jelas saat diberikan koreksi lensa negatif.koreksi lensa negatif.
Pemeriksaan HipermetropiaPemeriksaan Hipermetropia• Tujuan : memfokuskan bayangan dari jarak jauh tepat di retina dengan memasang Tujuan : memfokuskan bayangan dari jarak jauh tepat di retina dengan memasang
lensa sferis + dengan atau tanpa lensa silinder. Pemeriksaan ini dapat dilakukan lensa sferis + dengan atau tanpa lensa silinder. Pemeriksaan ini dapat dilakukan dengan dua cara : (Ilyas, 2000)dengan dua cara : (Ilyas, 2000)
• Secara subyektifSecara subyektif– penderita aktif menyatakan lebih tegas atau lebih kabur huruf-huruf pada penderita aktif menyatakan lebih tegas atau lebih kabur huruf-huruf pada
kartu uji snellenkartu uji snellen
• Pemeriksaan obyektifPemeriksaan obyektif– Dengan menggunakan alat-alat tertentu, ditentukan keadaan refraksi tanpa Dengan menggunakan alat-alat tertentu, ditentukan keadaan refraksi tanpa
menanya pasien. menanya pasien. Cara ini baik digunakan pada pasien yang kurang kooperatif Cara ini baik digunakan pada pasien yang kurang kooperatif dan anak-anak. Alat ini dapat juga dipakai untuk menilai ada atau tidaknya dan anak-anak. Alat ini dapat juga dipakai untuk menilai ada atau tidaknya kekeruhan media dan ada tidaknya astigmatisme. (sastradiwira, 1998)kekeruhan media dan ada tidaknya astigmatisme. (sastradiwira, 1998)
– Salah satu alat yang dapat digunakan adalah oftalmoskop direk, gambar Salah satu alat yang dapat digunakan adalah oftalmoskop direk, gambar fundus yang dihasilkan akan tampak kabur bila pasien mengalami kelainan fundus yang dihasilkan akan tampak kabur bila pasien mengalami kelainan refraksi. Dengan cara memutar cakram yang berisi lensa dengan pelbagai refraksi. Dengan cara memutar cakram yang berisi lensa dengan pelbagai ukuran pada oftalmoskop maka gambaran akan terlihat jelas dan kekuatan ukuran pada oftalmoskop maka gambaran akan terlihat jelas dan kekuatan lensa yang memberikan gambaran fundus yang paling jelas adalah kelainan lensa yang memberikan gambaran fundus yang paling jelas adalah kelainan refraksi. (Vaughan et all, 2000)refraksi. (Vaughan et all, 2000)
Penanganan HipermetropPenanganan Hipermetrop
• Penggunaan kacamataPenggunaan kacamata– Pasien hipermetrop sebaiknya Pasien hipermetrop sebaiknya diberikan kacamata sferis diberikan kacamata sferis
positif terkuat.positif terkuat. Bila pasien dengan +3.0 ataupun dengan Bila pasien dengan +3.0 ataupun dengan +3.25 memberikan tajam penglihatan 6/6, maka diberikan +3.25 memberikan tajam penglihatan 6/6, maka diberikan kacamata +3.25. Hal ini dilakukan kacamata +3.25. Hal ini dilakukan untuk memberikan untuk memberikan istirahat pada mata.istirahat pada mata.
– Pada pasien dengan daya akomodasi masih sangat kuat Pada pasien dengan daya akomodasi masih sangat kuat atau pada anak-anak, maka pemeriksaan sebaiknya atau pada anak-anak, maka pemeriksaan sebaiknya dilakukan dengan memberikan sikloplegia. Dengan dilakukan dengan memberikan sikloplegia. Dengan melumpuhkan otot akomodasi maka pasien akan melumpuhkan otot akomodasi maka pasien akan mendapatkan koreksi kacamata pada saat mata tersebut mendapatkan koreksi kacamata pada saat mata tersebut beristirahat. (Guyton, 1996)beristirahat. (Guyton, 1996)
• Pemakaian lensa kontakPemakaian lensa kontak– Lensa kontak merupakan lensa yang langsung Lensa kontak merupakan lensa yang langsung
ditempatkan pada kornea, dibuat dari badan ditempatkan pada kornea, dibuat dari badan ringan karena diameternya kecil bisa dibuat ringan karena diameternya kecil bisa dibuat tipis tipis
– Keuntungan penggunaan lensa kontak :Keuntungan penggunaan lensa kontak :• Pada kelainan refraksi berat, Pada kelainan refraksi berat, penglihatan penglihatan
melalui lensa kontak praktis tidak berubah melalui lensa kontak praktis tidak berubah sedangkan dengan kacamata dengan lensa sedangkan dengan kacamata dengan lensa plus atau minus yang berat akan melihat plus atau minus yang berat akan melihat semua lebih besar atau lebih kecilsemua lebih besar atau lebih kecil
• Dengan lensa kontak Dengan lensa kontak luas lapang pandang luas lapang pandang tidak berubah,tidak berubah, sedang dengan kacamata sedang dengan kacamata lapangan pandang menciutlapangan pandang menciut
• Pandangan astigmatisme kornea kecil, Pandangan astigmatisme kornea kecil, pemakaian lensa kontak keras akan pemakaian lensa kontak keras akan mengkoreksi astigmatisme.mengkoreksi astigmatisme.
• Perubahan besar bayangan sedikitPerubahan besar bayangan sedikit• Untuk kosmetikUntuk kosmetik
MyopiaMyopia
• Miopia atau Miopia atau nearsightednessnearsightedness atau rabun jauh atau rabun jauh adalah suatu bentuk kelainan refraksi dimana adalah suatu bentuk kelainan refraksi dimana melihat jauh lebih buram daripada melihat melihat jauh lebih buram daripada melihat dekat sehingga bayangan dekat terlihat relatif dekat sehingga bayangan dekat terlihat relatif lebih baik.lebih baik.
EpidemiologiEpidemiologi• Dari Dari 300 anak-anak sekolah di perkotaan, 15 % di 300 anak-anak sekolah di perkotaan, 15 % di
antaranya mengalami kelainan refraksi. antaranya mengalami kelainan refraksi. Padahal, di Padahal, di pedesaan hanya 11 %.pedesaan hanya 11 %.
• Hanya Hanya 6-15 % dari anak-anak yang menderita miopia 6-15 % dari anak-anak yang menderita miopia berasal dari orang tua yang tidak menderita miopia.berasal dari orang tua yang tidak menderita miopia.
• Dalam suatu Dalam suatu keluarga dengan salah satu orang tua keluarga dengan salah satu orang tua yang menderita miopia, 23- 40 % anak-anaknya yang menderita miopia, 23- 40 % anak-anaknya menjadi miopia.menjadi miopia.
• Jika Jika kedua orang tuanya menderita miopia, angka ini kedua orang tuanya menderita miopia, angka ini meningkat rata-rata menjadi 33 – 60 % meningkat rata-rata menjadi 33 – 60 % dimana anak-dimana anak-anak mereka menderita miopia. anak mereka menderita miopia.
Bentuk-bentukBentuk-bentuk
• Structural or axial myopiaStructural or axial myopiaDiameter AP lebih besar dibanding normalDiameter AP lebih besar dibanding normal
• Curvature myopiaCurvature myopiaDiameter AP normal tapi kurvatura cembung Diameter AP normal tapi kurvatura cembung dibanding normalnya. dibanding normalnya.
• Increase index refractionIncrease index refraction• Anterior displacement of the lensAnterior displacement of the lens
Lensanya bergeser, biasanya terjadi pada trauma Lensanya bergeser, biasanya terjadi pada trauma atau post operatif pada glaukomaatau post operatif pada glaukoma
Bentuk-bentukBentuk-bentuk
Menurut derajatnya:Menurut derajatnya:• Miopia ringan Miopia ringan < 1-3 D < 1-3 D• Miopia sedang Miopia sedang 3-6 D 3-6 D• Miopia berat Miopia berat > 6D > 6D
Bentuk-bentukBentuk-bentuk
Menurut perjalanannya:Menurut perjalanannya:• Myopia stasioner Myopia stasioner menetap setelah dewasa menetap setelah dewasa• Myopia progresif Myopia progresif bertambah terus pada usia bertambah terus pada usia
dewasa akan ber+ panjang bola matadewasa akan ber+ panjang bola mata• Myopia maligna Myopia maligna berjalan progresif berjalan progresif ablasi ablasi
retina dan kebutaanretina dan kebutaan• Myopia kongenitalMyopia kongenital
Sejak lahir sudah myopia dan biasa > -10D dan Sejak lahir sudah myopia dan biasa > -10D dan menetap. Kalau cepat terdeteksi prognosisnya baik, menetap. Kalau cepat terdeteksi prognosisnya baik, tapi kalau tidak terdeteksi maka dapat terjadi tapi kalau tidak terdeteksi maka dapat terjadi amblyopia.amblyopia.
Tanda dan gejalaTanda dan gejala
• Penglihatan kaburPenglihatan kabur• Cenderung menyipitkan mataCenderung menyipitkan mata• Sakit kepala (kadang)Sakit kepala (kadang)
PenatalaksanaanPenatalaksanaan
• Terapi yang dapat diberikan adalah koreksi Terapi yang dapat diberikan adalah koreksi kacamata dengan menggunakan lensa sferis kacamata dengan menggunakan lensa sferis konkaf (negatif). konkaf (negatif).
DefinisiDefinisi• keadaan refraksi yang memakai dua kekuatan pembiasan keadaan refraksi yang memakai dua kekuatan pembiasan
yang saling tegak lurus untuk mendapatkan penglihatan yang saling tegak lurus untuk mendapatkan penglihatan jauh dengan jelas. jauh dengan jelas. Hal ini disebabkan kornea yang Hal ini disebabkan kornea yang mempunyai daya bias berbeda-beda pada mempunyai daya bias berbeda-beda pada berbagai berbagai meridian pembukaan mata atau kornea.meridian pembukaan mata atau kornea.
• Lengkungan jari-jari pada satu meridian kornea Lengkungan jari-jari pada satu meridian kornea lebih panjang dibanding jari-jari meridian yang lebih panjang dibanding jari-jari meridian yang tegak lurus padanya.tegak lurus padanya.
• Astigmatisma disebabkan karena pembiasan Astigmatisma disebabkan karena pembiasan sinar yang tidak sama pada berbagai sumbu sinar yang tidak sama pada berbagai sumbu penglihatan mata.penglihatan mata.
• Keadaan dimana terjadi mata lebih rabun jauh Keadaan dimana terjadi mata lebih rabun jauh pada salah satu sumbu (misal 90 derajat) pada salah satu sumbu (misal 90 derajat) dibanding sumbu lainnya (180 derajat)dibanding sumbu lainnya (180 derajat)
• Umumnya akibat kornea berbentuk lonjongUmumnya akibat kornea berbentuk lonjong• biasanya bersifat diturunkan atau sejak lahir.biasanya bersifat diturunkan atau sejak lahir.• biasanya berjalan bersama dengan miopia dan biasanya berjalan bersama dengan miopia dan
hipermetropiahipermetropia• juga dapat terjadi akibat terbentuknya jaringan juga dapat terjadi akibat terbentuknya jaringan
parut pada kornea atau setelah pembedahan parut pada kornea atau setelah pembedahan mata. mata.
PresbyopiaPresbyopia
• Merupakan proses fisiologis penurunan Merupakan proses fisiologis penurunan amplitudo akomodasi seiring bertambahnya amplitudo akomodasi seiring bertambahnya umurumur
Etiologi :Etiologi :• Kelemahan otot akomodasiKelemahan otot akomodasi• Lensa mata tidak kenyal atau berkurang Lensa mata tidak kenyal atau berkurang
elastisitasnya akibat sklerosis lensaelastisitasnya akibat sklerosis lensa
Tanda dan gejalaTanda dan gejala
• Mata lelahMata lelah• Mata berairMata berair• Terasa pedasTerasa pedas• Membaca pada jarak yang lebih jauh dari objekMembaca pada jarak yang lebih jauh dari objek• Sulit untuk melihat pada pekerjaan yang Sulit untuk melihat pada pekerjaan yang
membutuhkan fokus matamembutuhkan fokus mata• Butuh cahaya lebih terang supaya dapat Butuh cahaya lebih terang supaya dapat
membacamembaca
PenatalaksanaanPenatalaksanaan
Lensa adiksi untuk membaca dekat:Lensa adiksi untuk membaca dekat:+1.0 D +1.0 D 40 thn 40 thn+1.5 D +1.5 D 45 thn 45 thn+2.0 D +2.0 D 50 thn 50 thn+2.5 D +2.5 D 55 thn 55 thn+3.0 D +3.0 D 60 thn 60 thn
AnisometropiaAnisometropia
• Kondisi dimana kedua mata memiliki Kondisi dimana kedua mata memiliki refraksi yang jauh berbeda mis -0,5 refraksi yang jauh berbeda mis -0,5 dan -5.dan -5.
• Kelainan ini bisa memicu amblyopiaKelainan ini bisa memicu amblyopia
AMBLIOPIAAMBLIOPIA
gangguan mata berupa penurunan tajam gangguan mata berupa penurunan tajam penglihatan akibat adanya gangguan penglihatan akibat adanya gangguan perkembangan penglihatan selama masa perkembangan penglihatan selama masa kanak-kanakkanak-kanak
• Juga dikenal dengan istilah Juga dikenal dengan istilah lazy eyelazy eye atau atau “mata malas”. “mata malas”.
• Bila salah satu mata memiliki tajam Bila salah satu mata memiliki tajam penglihatan yang baik sedangkan mata yang penglihatan yang baik sedangkan mata yang lainnya tidak, maka mata dengan tajam lainnya tidak, maka mata dengan tajam penglihatan yang lebih buruk akan mengalami penglihatan yang lebih buruk akan mengalami ambliopia.ambliopia.
• Masa terapi ambliopia yang paling baik adalah Masa terapi ambliopia yang paling baik adalah selama masa bayi dan awal masa anak-anak.selama masa bayi dan awal masa anak-anak.
ETIOLOGIETIOLOGI• Umumnya kondisi ini bersifat diturunkan. Umumnya kondisi ini bersifat diturunkan. • Ada 3 penyebab utama ambliopia, yaitu: Ada 3 penyebab utama ambliopia, yaitu: 1.1. Strabismus (Juling)Strabismus (Juling)
terjadi untuk menghindari penglihatan ganda (double) oleh anak tersebut. terjadi untuk menghindari penglihatan ganda (double) oleh anak tersebut. Mata yang juling adalah mata dengan tajam penglihatan yang lebih buruk.Mata yang juling adalah mata dengan tajam penglihatan yang lebih buruk.
2.2. Kelainan refraksi yang tidak seimbang antar kedua mata Kelainan refraksi yang tidak seimbang antar kedua mata ambliopia bisa muncul bila salah satu mata tidak fokus oleh karena ukuran ambliopia bisa muncul bila salah satu mata tidak fokus oleh karena ukuran minus, plus, atau silinder yang lebih besar bila dibandingkan dengan mata minus, plus, atau silinder yang lebih besar bila dibandingkan dengan mata sebelahnya. sebelahnya.
Ambliopia juga bisa muncul pada dua mata sekaligus bila tajam Ambliopia juga bisa muncul pada dua mata sekaligus bila tajam penglihatan pada kedua mata sangat buruk. Keadaan ini muncul pada penglihatan pada kedua mata sangat buruk. Keadaan ini muncul pada penderita minus, plus atau silinder tinggi.penderita minus, plus atau silinder tinggi.
3.3. Kekeruhan pada jaringan mata yang normalnya jernih, Kekeruhan pada jaringan mata yang normalnya jernih, mis: katarak. mis: katarak. Keadaan ini adalah penyebab ambliopia yang paling buruk.Keadaan ini adalah penyebab ambliopia yang paling buruk.
DiagnosisDiagnosis• Tes tajam penglihatan. Tes tajam penglihatan.
Karena memeriksa tajam penglihatan pada anak-anak Karena memeriksa tajam penglihatan pada anak-anak yang lebih kecil sangat sulit, dokter mata dapat menilai yang lebih kecil sangat sulit, dokter mata dapat menilai tajam penglihatan anak-anak ini dengan tajam penglihatan anak-anak ini dengan melihat reaksi melihat reaksi bayi mengikuti suatu bendabayi mengikuti suatu benda. Pemeriksaan dilakukan . Pemeriksaan dilakukan pada masing-masing pada masing-masing mata yang ditutup secara mata yang ditutup secara bergantian (bergantian (patchpatch)). Jika salah satu mata ambliopia dan . Jika salah satu mata ambliopia dan mata yang tajam baik ditutup, maka bayi akan mata yang tajam baik ditutup, maka bayi akan memberikan memberikan reaksi berupa mengintip dari balik patch, reaksi berupa mengintip dari balik patch, berusaha membuka berusaha membuka patch,patch, atau menangis atau menangis. .
KLASIFIKASIKLASIFIKASIa.a. Ambliopia FungsionalAmbliopia Fungsional
Suatu keadaan dimana secara anatomis tidak didapatkan kelainan pada masing-Suatu keadaan dimana secara anatomis tidak didapatkan kelainan pada masing-masing mata, tetapi didapati gangguan penglihatan binokulermasing mata, tetapi didapati gangguan penglihatan binokuler
b. b. Ambliopia StrabismikAmbliopia StrabismikAmbliopia yang disebabkan oleh adanya juling pada anak sebelum penglihatan Ambliopia yang disebabkan oleh adanya juling pada anak sebelum penglihatan berkembang sempurnaberkembang sempurna
c.c. Ambliopia Refraktif Ambliopia Refraktif- Ambliopia anisometropik : - Ambliopia anisometropik : Ambliopia yang disebabkan perbedaan refraksi Ambliopia yang disebabkan perbedaan refraksi yyang besar pada kedua mata (>2,5 D)yyang besar pada kedua mata (>2,5 D)- Ambliopia ametropik : - Ambliopia ametropik : Ambliopia yang disebabkan kelainan refraksi (miop, Ambliopia yang disebabkan kelainan refraksi (miop, hipermetrop, astimatisma) yang begitu besar yang tidak dikoreksihipermetrop, astimatisma) yang begitu besar yang tidak dikoreksi
d. d. ambliopia ex anopsia (sensorik) ambliopia ex anopsia (sensorik) Ambliopia yang terjadi akibat penglihatan terganggu saat perkembangan Ambliopia yang terjadi akibat penglihatan terganggu saat perkembangan
penglihatan bayi. Misalnya pada katarak kongenital, ptosis, kekeruhan korena penglihatan bayi. Misalnya pada katarak kongenital, ptosis, kekeruhan korena sejak lahirsejak lahir
e. e. Ambliopia Toksik/ Intoksikasi :Ambliopia Toksik/ Intoksikasi :Ambliopia yang terjadi karena tembakau, obat-obatan, maupun minuman keras Ambliopia yang terjadi karena tembakau, obat-obatan, maupun minuman keras yang mengandung metil alkoholyang mengandung metil alkohol
f. f. Ambliopia histeria Ambliopia histeria Ambliopia yang terjadi akibat histeria Ambliopia yang terjadi akibat histeria
Diplopia Diplopia
• Diplopia atau penglihatan ganda adalah suatu Diplopia atau penglihatan ganda adalah suatu gangguan penglihatan yang mana obyek gangguan penglihatan yang mana obyek terlihat dobel atau ganda. terlihat dobel atau ganda.
• Diplopia berasal dari bahasa Yunani, diplo = Diplopia berasal dari bahasa Yunani, diplo = dobel atau ganda, opia = penglihatan. dobel atau ganda, opia = penglihatan.
KLASIFIKASIKLASIFIKASI• Diplopia binokular Diplopia binokular yaitu yaitu penglihatan ganda penglihatan ganda terjadi terjadi
apabilaapabila si pasien si pasien melihat dengan kedua mata dan melihat dengan kedua mata dan menghilang bila salah satu mata ditutup. menghilang bila salah satu mata ditutup. E/:E/:– gangguan pergerakan otot bola mata gangguan pergerakan otot bola mata sehingga sudut sehingga sudut
kedua mata tidak sinkron (tahap awal seseorang yang akan kedua mata tidak sinkron (tahap awal seseorang yang akan menjadi juling atau strabismus). menjadi juling atau strabismus).
– kerusakan saraf yang melayani otot otot bola mata.kerusakan saraf yang melayani otot otot bola mata. Kerusakan saraf ini disebabkan oleh stroke, cidera kepala, Kerusakan saraf ini disebabkan oleh stroke, cidera kepala, tumor otak dan infeksi otak. tumor otak dan infeksi otak.
– Diabetes, miastenia gravis, penyakit graves, trauma atau Diabetes, miastenia gravis, penyakit graves, trauma atau cedera pada otot mata dan kerusakan pada tulang cedera pada otot mata dan kerusakan pada tulang penyangga bola mata.penyangga bola mata.
• Diplopia monokular Diplopia monokular yaitu yaitu diplopia yang hanya diplopia yang hanya terjadi pada satu mata.terjadi pada satu mata. Penglihatan ganda Penglihatan ganda muncul saat salah satu mata ditutup. muncul saat salah satu mata ditutup. Terjadi pada:Terjadi pada:– astigmatisme, , – gangguan lengkung kornea, gangguan lengkung kornea, – pterigium, pterigium, – katarak, katarak, – dislokasi lensa mata, dislokasi lensa mata, – gangguan produksi air mata dan gangguan produksi air mata dan – beberapa gangguan pada retina.beberapa gangguan pada retina.
• ketidakmampuan melihat dlm keadaan gelap.ketidakmampuan melihat dlm keadaan gelap.• Disebut jg dengan nyctalopia.Disebut jg dengan nyctalopia.• E/: E/:
– kekurangan vitamin A.kekurangan vitamin A.– Miopia progresifMiopia progresif– RefraksiRefraksi– Glaukoma lanjutGlaukoma lanjut– Atrofi papil beratAtrofi papil berat– Pupil kecil (akibat miotika)Pupil kecil (akibat miotika)– Retinitis pigmentosaRetinitis pigmentosa– Obat2,mis: klorokuin & kina.Obat2,mis: klorokuin & kina.– katarakkatarak
• Retinitis pigmentosa jg karakteristik dgn adanya night-blindness & Retinitis pigmentosa jg karakteristik dgn adanya night-blindness & bintik hitam di fundus, optic disc menjadi putih pucatbintik hitam di fundus, optic disc menjadi putih pucat atrofi atrofi optik.optik.
NIGHT BLINDNESSNIGHT BLINDNESS
PatofisiologiPatofisiologi
• Retina disuplai o/ suatu zat kimia yg disebut Retina disuplai o/ suatu zat kimia yg disebut rhodopsin/ “visual purple”.rhodopsin/ “visual purple”.
• Cahaya yg masuk ke retina akan menyebabkan Cahaya yg masuk ke retina akan menyebabkan perubahan rhodopsin & berbagai zat kimia yg perubahan rhodopsin & berbagai zat kimia yg ada di sel batang & kerucutada di sel batang & kerucutperubahan sgt perubahan sgt cepat & memerlukan sejumlah vitamin A.cepat & memerlukan sejumlah vitamin A.
• Defisiensi vit.A Defisiensi vit.A night-blindness. night-blindness.
KlasifikasiKlasifikasi
• Congenital stationary night blind-nessCongenital stationary night blind-ness• Progressive night-blindnessProgressive night-blindness• Night blindness as complication of obesity Night blindness as complication of obesity
surgerysurgery
Tata LaksanaTata Laksana
• Konsumsi suplemen vit.AKonsumsi suplemen vit.A• Perbanyak diet yg mengandung vit.APerbanyak diet yg mengandung vit.A• Atasi kelainan yg mendasarinya, mis: katarak.Atasi kelainan yg mendasarinya, mis: katarak.
Example of a scintillating scotoma, as may be caused by cortical spreading depression.
Example image showing a peripheral ring scotoma, as may be caused by retinitis pigmentosa.
Example image showing small, deep central scotoma, as may be caused by age-related maculopathy.
Hemianopsia Hemianopsia
• Kehilangan penglihatan yg diakibatkan g3 ½ Kehilangan penglihatan yg diakibatkan g3 ½ lapang pandang pd satu mata atau keduanya.lapang pandang pd satu mata atau keduanya.
ETIOLOGIETIOLOGI• Perlukaan pd nervus opticus, misalnya pd Perlukaan pd nervus opticus, misalnya pd stroke, stroke,
brain aneurysm, occlusion of the optic artery, brain brain aneurysm, occlusion of the optic artery, brain tumors, atau traumatic head injuriestumors, atau traumatic head injuries. .
• Pd penderita dgn migrain dpt mengalami Pd penderita dgn migrain dpt mengalami hemianopsia pd saat migrain menyerang bersamaan hemianopsia pd saat migrain menyerang bersamaan dgn aura.dgn aura.
• Penyebab lainnya yg jarang adalah infeksi, spt Penyebab lainnya yg jarang adalah infeksi, spt encephalitis, brain abscess progressive multifocal encephalitis, brain abscess progressive multifocal leukoencephalopathy dan creutzfeldt-jakob-disease. leukoencephalopathy dan creutzfeldt-jakob-disease.
GEJALAGEJALA
• Ketidak mampuan melihat pd ½ lapang pandang pd Ketidak mampuan melihat pd ½ lapang pandang pd satu mata atau keduanyasatu mata atau keduanya
• Dpt bermanifestasi :Dpt bermanifestasi :– Sulit membacaSulit membaca– Masalah berjalanMasalah berjalan– Predisposisi injury akibat menabrak objek yg tdk terlihat. Predisposisi injury akibat menabrak objek yg tdk terlihat.
DIAGNOSISDIAGNOSIS
• Pemeriksaan lapang pandangPemeriksaan lapang pandang• CT atau MRICT atau MRI u/ melihat adanya stroke atau u/ melihat adanya stroke atau
aneurysmaneurysm
PenatalaksanaanPenatalaksanaan• therapists dan spesialis vision rehabilitation akan therapists dan spesialis vision rehabilitation akan
mengajarkan bagaimana cara mengkompensasi mengajarkan bagaimana cara mengkompensasi hilangnya ½ lapang pandang.hilangnya ½ lapang pandang.
• Kacamata khusus dgn kaca berbentuk prisma akan Kacamata khusus dgn kaca berbentuk prisma akan membuat penglihatan lebih baik. membuat penglihatan lebih baik.
BITEMPORALBITEMPORAL
• Kebutaan parsial, dimana penglihatan hilang > Kebutaan parsial, dimana penglihatan hilang > ½ lapang pandang pd kedua mata. ½ lapang pandang pd kedua mata.
• Berhubungan dgn lesions of the optic chiasms, Berhubungan dgn lesions of the optic chiasms, yg mengakibatkan kesulitan melihat pd kedua yg mengakibatkan kesulitan melihat pd kedua mata. mata.
DEFINISIDEFINISI• Papilloedema : pembengkakan non-inflamasi pada Papilloedema : pembengkakan non-inflamasi pada
diskus optikus, biasanya merupakan akibat kelainan di diskus optikus, biasanya merupakan akibat kelainan di cranium, orbita dan badan pada umumnya.cranium, orbita dan badan pada umumnya.
• = GRAEFE (1860) "Stauungs oedema” pada = GRAEFE (1860) "Stauungs oedema” pada pembengkakan diskus optikus dengan elevasi > 2 pembengkakan diskus optikus dengan elevasi > 2 Dioptri.Dioptri.
PATOGENESISPATOGENESIS
• Belum jelasBelum jelas• Teori-teori :Teori-teori :
– SCHWALBE (1870) : Adanya SCHWALBE (1870) : Adanya penyumbatanpenyumbatan pada pada bagian bagian belakang nervus optikus belakang nervus optikus yang disebabkan yang disebabkan oleh oleh konstriksi vena yang melewati ruang intra-vaginal. konstriksi vena yang melewati ruang intra-vaginal. Penyempitan ini terjadi Penyempitan ini terjadi akibaI kenaikan TIK.akibaI kenaikan TIK.
– BEHR (1911, 1937) berpendapat bahwa pada BEHR (1911, 1937) berpendapat bahwa pada saraf saraf normal akan terjadi pengaliran cairan kebelakang normal akan terjadi pengaliran cairan kebelakang sepanjang nervus optikus. Papilloedemasepanjang nervus optikus. Papilloedema akan akan terjadi bilamana ada hambatan pengaliran cairan terjadi bilamana ada hambatan pengaliran cairan tersebut.tersebut.
– MARCHESANI (1930 -- 1931) : papilloedema MARCHESANI (1930 -- 1931) : papilloedema timbul karena proses timbul karena proses pembengkakan dari bagian-pembengkakan dari bagian-bagian otak dan menjalar ke diskus optikus.bagian otak dan menjalar ke diskus optikus.
– WATKINS, WAGENER dan BROWN : papilloedema WATKINS, WAGENER dan BROWN : papilloedema timbul karena timbul karena reaksi lokal dari jaringan saraf reaksi lokal dari jaringan saraf optikus terhadap anoxaemia akibat hilangnya optikus terhadap anoxaemia akibat hilangnya darah darah (pada penderita Thrombocytopenic (pada penderita Thrombocytopenic purpura).purpura).
– Kesimpulan WOLINTZ : pathogenesa papilloedema Kesimpulan WOLINTZ : pathogenesa papilloedema disebabkan beberapa faktor yaitu : anatomi; disebabkan beberapa faktor yaitu : anatomi; vaskuler; mekanis dan metabolik.vaskuler; mekanis dan metabolik.
ETIOLOGI (WOLINTZ)ETIOLOGI (WOLINTZ)• Kenaikan TIK : Kenaikan TIK : Tumor Otak, terutama yang letaknya infra Tumor Otak, terutama yang letaknya infra
tentorial, seperti tumor cerebellum, tumor ventrikel ke-IV, tentorial, seperti tumor cerebellum, tumor ventrikel ke-IV, tumor fossa cranii anterior dan medius, tumor fossa cranii anterior dan medius, craniopharyngioma, dan lain-lain.craniopharyngioma, dan lain-lain.
• Hypertensi Intra Kranial Benigna/Pseudo Tumor Cerebri : Hypertensi Intra Kranial Benigna/Pseudo Tumor Cerebri : (i) (i) thrombosis vena intra kranial, (ii) gangguan endokrin : thrombosis vena intra kranial, (ii) gangguan endokrin : Addisons disease, Cushing’s disease, kelainan Ovarium Addisons disease, Cushing’s disease, kelainan Ovarium (menstruasi, obesitas, kehamilan dan lain-lain). (iii) absces (menstruasi, obesitas, kehamilan dan lain-lain). (iii) absces otak. (iv) subarachnoid/subdural haemorrhage. (v) otak. (iv) subarachnoid/subdural haemorrhage. (v) hydrocephallus.hydrocephallus.
• Penyakit-Penyakit Pada Orbita : Penyakit-Penyakit Pada Orbita : tumor dari nervus optikus, tumor dari nervus optikus, thyroid ophthalmopathy.thyroid ophthalmopathy.Penyakit-Penyakit Pada Mata : Penyakit-Penyakit Pada Mata : glaucoma akut, hypotoni glaucoma akut, hypotoni oleh karena rudapaksa, operasi atau uveitis.oleh karena rudapaksa, operasi atau uveitis.
• Penyakit-Penyakit Sistemik : Penyakit-Penyakit Sistemik : hypertensi maligna, blood hypertensi maligna, blood dyscrasia, anaemia dan pulmonary insufficiency.dyscrasia, anaemia dan pulmonary insufficiency.
GEJALA DAN TANDAGEJALA DAN TANDA
• Gejala : Seringkali tanpa gejala. Bilamana ada Gejala : Seringkali tanpa gejala. Bilamana ada keluhan, dapat berupa keluhan, dapat berupa sakit kepala, muntah-sakit kepala, muntah-muntah dan gangguan dalam berjalan.muntah dan gangguan dalam berjalan.
• Keluhan lain : Keluhan lain : gangguan penglihatan gangguan penglihatan yaitu yaitu tiba-tiba mata menjadi kabur, dalam tiga-lima tiba-tiba mata menjadi kabur, dalam tiga-lima detik membaik lagi. Bilamana proses sudah detik membaik lagi. Bilamana proses sudah berjalan lama, gangguan penglihatannya berat berjalan lama, gangguan penglihatannya berat dan nyatadan nyata
• Tanda : seringkali gabungan tanda neurologis dan Tanda : seringkali gabungan tanda neurologis dan ophthalmologis, walaupun tanda neurologis lebih ophthalmologis, walaupun tanda neurologis lebih menyolok.menyolok.– Neurologis : Ataxia, hemiparese atau hemiplegia, Neurologis : Ataxia, hemiparese atau hemiplegia,
parese dan paralyse saraf-saraf kranial kecuali V, parese dan paralyse saraf-saraf kranial kecuali V, VI, VII ; kejang, occipital headache, aphasia, VI, VII ; kejang, occipital headache, aphasia, anosmia, deafness dan tinnitus. anosmia, deafness dan tinnitus.
– Ophthalmologis : Bilateral/unilateral Ophthalmologis : Bilateral/unilateral papilloedema, parese dan paralyse N. III, N. IV, N. papilloedema, parese dan paralyse N. III, N. IV, N. VI, nystagmus, lagophthalmos, hemianopsia.VI, nystagmus, lagophthalmos, hemianopsia.
DIAGNOSIS & PEMERIKSAAN PENUNJANGDIAGNOSIS & PEMERIKSAAN PENUNJANG
• PEMERIKSAAN OPHTHALMOSCOPIPEMERIKSAAN OPHTHALMOSCOPI– BATAS PAPIL KABURBATAS PAPIL KABUR– HYPERAEMI PAPILHYPERAEMI PAPIL– ELEVASI PAPILELEVASI PAPIL– PERDARAHANPERDARAHAN– EKSUDATEKSUDAT– MACULAR STARMACULAR STAR– PEMBENDUNGAN VENA PEMBENDUNGAN VENA dilatasi dilatasi rasio V/A meningkat rasio V/A meningkat– PULSASI VENA menghilangPULSASI VENA menghilang– PHYSIOLOGIC CUP menghilangPHYSIOLOGIC CUP menghilang– Biasanya BILATERALBiasanya BILATERAL
DIAGNOSIS BANDINGDIAGNOSIS BANDING
• APILLITIS atau NEURITIS OPTICAAPILLITIS atau NEURITIS OPTICA• PSEUDO PAPILLOEDEMAPSEUDO PAPILLOEDEMA
PENGOBATANPENGOBATAN
• ditujukan pada penyebabnya yaitu dengan ditujukan pada penyebabnya yaitu dengan menurunkan TIK. menurunkan TIK.
• Bilamana hypertensi yang menjadi faktor Bilamana hypertensi yang menjadi faktor penyebab, maka tekanan darah harus penyebab, maka tekanan darah harus diturunkan. diturunkan.
• Etiologi dihilangkan Etiologi dihilangkan papilloedema mereda papilloedema mereda dengan batas papil mulai jelas kembali, dengan batas papil mulai jelas kembali, bahkan kadang tanpa bekas.bahkan kadang tanpa bekas.
PROGNOSAPROGNOSA• Penanggulangan yang kurang cepat dan tepat Penanggulangan yang kurang cepat dan tepat
papil atrofi. Bilamana papilloedema timbul secara papil atrofi. Bilamana papilloedema timbul secara cepat maka prognosa kurang baik.cepat maka prognosa kurang baik.
• Papilloedema dengan elevasi > 5 Dioptri, disertai Papilloedema dengan elevasi > 5 Dioptri, disertai dengan perdarahan dan eksudat yang banyak dengan perdarahan dan eksudat yang banyak akan memperjelek prognosa penglihatan.akan memperjelek prognosa penglihatan.
• Optik atrofi bukan nama penyakit, tetapi mengacu pada setiap Optik atrofi bukan nama penyakit, tetapi mengacu pada setiap penyakit yang disebabkan oleh sel-sel ganglion retina dan akson penyakit yang disebabkan oleh sel-sel ganglion retina dan akson dalam lesi yg terjadi, mengakibatkan saraf optik lebih tipis.dalam lesi yg terjadi, mengakibatkan saraf optik lebih tipis.
• Optik atrofi adalah hasil akhir dari lesi saraf optik. Dinyatakan Optik atrofi adalah hasil akhir dari lesi saraf optik. Dinyatakan sebagai degenerasi serat saraf optik dan hilangnya konduksi sebagai degenerasi serat saraf optik dan hilangnya konduksi disfungsi, menyebabkan perubahan penglihatan, dan kehilangan disfungsi, menyebabkan perubahan penglihatan, dan kehilangan penglihatan.penglihatan.
• Primer : lesi utama terletak di bola, garis bawah menyusut lebih Primer : lesi utama terletak di bola, garis bawah menyusut lebih karena trauma, tumor atau peradangan orbital, retrobulbar optik karena trauma, tumor atau peradangan orbital, retrobulbar optik neuritis, penyakit keturunan, TBC tulang belakang, dan tembakau neuritis, penyakit keturunan, TBC tulang belakang, dan tembakau alkohol, metanol, sehingga mengakibatkan keracunan dan alkohol, metanol, sehingga mengakibatkan keracunan dan sebagainya. sebagainya.
• Sekunder : disebabkan oleh penyakit mata lain, sering disebabkan Sekunder : disebabkan oleh penyakit mata lain, sering disebabkan oleh neuritis optik, papilledema, retina choroidal lesi, perubahan oleh neuritis optik, papilledema, retina choroidal lesi, perubahan pembuluh darah retina. pembuluh darah retina.
• Di samping gejala-gejala ini, pemeriksaan fundus masih terlihat Di samping gejala-gejala ini, pemeriksaan fundus masih terlihat sebagai warna kuning muda atau warna merah pucat, batas sebagai warna kuning muda atau warna merah pucat, batas ambiguitas, pembuluh darah menjadi tipis.ambiguitas, pembuluh darah menjadi tipis.
Ablasi retinaAblasi retina• Definisi : terpisahnya kerucut dan batang retina dari sel epitel Definisi : terpisahnya kerucut dan batang retina dari sel epitel
pigmen retina. Pada keadaan ini sel epitel pigmen masih pigmen retina. Pada keadaan ini sel epitel pigmen masih melekat erat dengan membran Bruch.melekat erat dengan membran Bruch.
mengakibatkan gangguan nutrisi retina dari pembuluh darah mengakibatkan gangguan nutrisi retina dari pembuluh darah koroid yang bila berlangsung lama mengakibatkan gangguan koroid yang bila berlangsung lama mengakibatkan gangguan fungsi yang menetap.fungsi yang menetap.
Dikenal 3 bentuk ablasi retina :Dikenal 3 bentuk ablasi retina :- Ablasi retina regmatogenesaAblasi retina regmatogenesa- Ablasi retina eksudatifAblasi retina eksudatif- Ablasi retina traksi (tarikan)Ablasi retina traksi (tarikan)
Ablasi retina regmatogenosaAblasi retina regmatogenosa
Ablasi retina regmatogenosa merupakan tipe ablasi yang paling umum terjadi. Ablasi terjadi pada mata yang mempunyai faktor resiko untuk terjadi ablasi retina. Trauma hanya merupakan faktor pencetus untuk terjadinya ablasi retina.
Ablasi retina eksudatifAblasi retina eksudatif• kebocoran P.D. retina dan koroid (ekstravasasi) kebocoran P.D. retina dan koroid (ekstravasasi)
penimbunan eksudat subretina yang mengangkat penimbunan eksudat subretina yang mengangkat retina.retina.
• Etiologi : penyakit koroid dan keganasan seperti Etiologi : penyakit koroid dan keganasan seperti skleritis, koroiditis, tumor di belakang bola mata, skleritis, koroiditis, tumor di belakang bola mata, radang uvea , atau tidak diketahui penyebabnya.radang uvea , atau tidak diketahui penyebabnya.
Ablasi retina tarikan atau traksiAblasi retina tarikan atau traksi
• penarikan retina, umumnya oleh jaringan ikat penarikan retina, umumnya oleh jaringan ikat pembuluh darah yang terbentuk pada badan kaca pembuluh darah yang terbentuk pada badan kaca yg mengakibatkan ablasi retina dan penglihatan yg mengakibatkan ablasi retina dan penglihatan turun tanpa rasa sakitturun tanpa rasa sakit
• Neuropati diabetik proliferatif merupakan Neuropati diabetik proliferatif merupakan penyebab terseringpenyebab tersering
• trauma dan perdarahan pada badan kaca akibat trauma dan perdarahan pada badan kaca akibat bedah atau infeksi juga dapat menjadi faktor bedah atau infeksi juga dapat menjadi faktor penyebabpenyebab
Degenerasi makulaDegenerasi makula
• makula mengalami kemunduran sehingga terjadi makula mengalami kemunduran sehingga terjadi penurunan ketajaman penglihatan & penurunan ketajaman penglihatan & kemungkinan menyebabkan hilangnya fungsi kemungkinan menyebabkan hilangnya fungsi penglihatan sentral.penglihatan sentral.
• Makula adalah pusat dari retina dan merupakan Makula adalah pusat dari retina dan merupakan bagian yang paling vital dari retina. Makula bagian yang paling vital dari retina. Makula merupakan bagian dari retina yang merupakan bagian dari retina yang memungkinkan mata melihat detil-detil halus memungkinkan mata melihat detil-detil halus pada pusat lapang pandang. pada pusat lapang pandang.
PenyebabPenyebab• Kerusakan epitel pigmen retina mempengaruhi metabolisme Kerusakan epitel pigmen retina mempengaruhi metabolisme
retina, Terjadi penipisan retina sehingga memungkinkan retina, Terjadi penipisan retina sehingga memungkinkan masuknya bahan yang berbahaya dari darah ke dalam retina masuknya bahan yang berbahaya dari darah ke dalam retina dan menyebabkan kerusakan serta pembentukan jaringan dan menyebabkan kerusakan serta pembentukan jaringan parut.parut.
PenatalaksanaanPenatalaksanaan• Jika di dalam atau di sekeliling makula ditemukan Jika di dalam atau di sekeliling makula ditemukan
pertumbuhan pembuluh darah baru, dilakukan pertumbuhan pembuluh darah baru, dilakukan fotokoagulasi laser untuk menghancurkannya. fotokoagulasi laser untuk menghancurkannya.
• Pemberian seng bisa memperlambat perkembangan Pemberian seng bisa memperlambat perkembangan penyakit.penyakit.
• stadium awal, bisa dilakukan pembedahan laser untuk stadium awal, bisa dilakukan pembedahan laser untuk membekukan pembuluh darah koroid yang merembes ke membekukan pembuluh darah koroid yang merembes ke retina.retina.
• Pilihan pengobatan lainnya adalah terapi fotodinamik, Pilihan pengobatan lainnya adalah terapi fotodinamik, dimana pengobatan laser dilakukan setelah penyuntikan dimana pengobatan laser dilakukan setelah penyuntikan zat warna untuk menambah kepekaan pembuluh darah zat warna untuk menambah kepekaan pembuluh darah yang merembes terhadap sinar laser.yang merembes terhadap sinar laser.
Retinopati Pada Bayi PrematurRetinopati Pada Bayi Prematur
DEFINISIDEFINISIsuatu keadaan dimana terjadi gangguan pada suatu keadaan dimana terjadi gangguan pada pembentukan pembuluh darah pembentukan pembuluh darah retinaretina pada pada bayi prematur. bayi prematur. Retinopati yang berat ditandai dengan Retinopati yang berat ditandai dengan proliferasiproliferasi pembuluh retina, pembentukan pembuluh retina, pembentukan jaringan parut dan pelepasan retina.jaringan parut dan pelepasan retina.
EtiologiEtiologi
P.D. yg rapuh tumbuh abnormal P.D. yg rapuh tumbuh abnormal pecah pecah perdarahan perdarahan pembentukan jaringan parut, menarik retina hingga pembentukan jaringan parut, menarik retina hingga terlepas. terlepas.
Bisa terjadi gangguan penglihatan, atau jika keadaanya Bisa terjadi gangguan penglihatan, atau jika keadaanya berat, bisa menyebabkan buta total. berat, bisa menyebabkan buta total.
Bayi prematur banyak yang mengalami pertumbuhan Bayi prematur banyak yang mengalami pertumbuhan retina abnormal yang sifatnya sementara dan akan diikuti retina abnormal yang sifatnya sementara dan akan diikuti oleh pertumbuhan yang normal tanpa harus menjalani oleh pertumbuhan yang normal tanpa harus menjalani pengobatan.pengobatan.
GEJALAGEJALA
Retinopati yang berat bisa menyebabkan Retinopati yang berat bisa menyebabkan gejala berikut:gejala berikut:
• LeukokoriaLeukokoria ( (pupilpupil berwarna putih) berwarna putih) • NistagmusNistagmus (gerakan bola mata yang abnormal) (gerakan bola mata yang abnormal) • StrabismusStrabismus (juling) (juling) • MiopiaMiopia (rabun dekat) (rabun dekat)
PENGOBATANPENGOBATANRetinopati yang ringan seringkali mengalami Retinopati yang ringan seringkali mengalami
proses penyembuhan yang spontan. Tetapi meskipun proses penyembuhan yang spontan. Tetapi meskipun telah terjadi penyembuhan, bayi memiliki resiko telah terjadi penyembuhan, bayi memiliki resiko menderita rabun dekat, juling dan gangguan menderita rabun dekat, juling dan gangguan penglihatan. penglihatan.
Pada retinopati yang berat, Pada retinopati yang berat, krioterapikrioterapi (pembekuan bagian pinggir retina) bisa mengurangi (pembekuan bagian pinggir retina) bisa mengurangi resiko terjadinya pelepasan retina dan gangguan resiko terjadinya pelepasan retina dan gangguan penglihatan. penglihatan. Jika telah terjadi pelepasan retina, dilakukan Jika telah terjadi pelepasan retina, dilakukan pembedahan untuk mengembalikan retina ke pembedahan untuk mengembalikan retina ke tempatnya.tempatnya.
Retinopati Diabetes melitusRetinopati Diabetes melitus
• Merupakan salah satu komplikasi Diabetes Merupakan salah satu komplikasi Diabetes Melitus (DM) pada mata yang paling banyak Melitus (DM) pada mata yang paling banyak menyebabkan kebutaan menetap.menyebabkan kebutaan menetap.
• Retinopati akibat DM lama berupa aneurisma, Retinopati akibat DM lama berupa aneurisma, melebarnya vena, perdarahan dan eksudat melebarnya vena, perdarahan dan eksudat lemaklemak
Retinopati DMRetinopati DMDitemukan pada retina:Ditemukan pada retina:• MikroaneurismaMikroaneurisma• PerdarahanPerdarahan bentuk titik, garis dan bercak yg terletak dekat bentuk titik, garis dan bercak yg terletak dekat
mikroaneurismata di polus posteriormikroaneurismata di polus posterior• Dilatasi pembuluh darah balik Dilatasi pembuluh darah balik dengan lumennya irreguler & berkelok-dengan lumennya irreguler & berkelok-
kelokkelok• Hard eksudate Hard eksudate merupakan infiltrasi lipid ke dalam retinamerupakan infiltrasi lipid ke dalam retina• Soft eksudate Soft eksudate disebut cotton wool patchesdisebut cotton wool patches• Pembuluh darah baru Pembuluh darah baru pada retinapada retina• Edema retina Edema retina dengan tanda hilangnya gambaran retinadengan tanda hilangnya gambaran retina• Hiperlipidemia (jarang)Hiperlipidemia (jarang)Retinopati DM biasanya ditemukan bilateral, simetris,dan progresif Retinopati DM biasanya ditemukan bilateral, simetris,dan progresif
dengan 3 bentuk :dengan 3 bentuk :1.1. Back ground: Back ground: mikroaneurismata, perdarahna bercak & titik, dan mikroaneurismata, perdarahna bercak & titik, dan
edema sirsinataedema sirsinata2.2. Makulopati :Makulopati : edema retina & gangguan fungsi makula edema retina & gangguan fungsi makula3.3. Proliferasi :Proliferasi : vaskularisasi retina & badan kaca vaskularisasi retina & badan kaca
Retinopati DMRetinopati DMKeadaan yg memperberat :Keadaan yg memperberat :
• Diabetes Juvenilis insulin dependent dan kehamilan Diabetes Juvenilis insulin dependent dan kehamilan -> merangsang -> merangsang timbulnya perdarahan dan proliferasitimbulnya perdarahan dan proliferasi
• Arterosklerosis dan proses menuaArterosklerosis dan proses menua• HiperlipoproteinemiHiperlipoproteinemi• Hipertensi arteriHipertensi arteri• Hipoglikemia atau traumaHipoglikemia atau traumaKlasifikasi retinopati Diabetes menurut Bagian Mata FKUI/RSCMKlasifikasi retinopati Diabetes menurut Bagian Mata FKUI/RSCM- Derajat I. Terdapat Derajat I. Terdapat mikroaneurisma dengan atau tanpa eksudat lemak mikroaneurisma dengan atau tanpa eksudat lemak
pada fundus okulipada fundus okuli- Derajat II. Terdapat Derajat II. Terdapat mikroaneurisma, perdarahan bintik & bercak mikroaneurisma, perdarahan bintik & bercak
dengan atau tanpa eksudat lemak pada fundus okulidengan atau tanpa eksudat lemak pada fundus okuli- Derajat III. Terdapat Derajat III. Terdapat mikroaneurisma, perdarahan bintik dan bercak, mikroaneurisma, perdarahan bintik dan bercak,
neovaskularisasi dan proliferasi pada fundus okulineovaskularisasi dan proliferasi pada fundus okuliJika gambaran fundus mata kiri tidak sama beratnya dengan mata kanan Jika gambaran fundus mata kiri tidak sama beratnya dengan mata kanan
maka digolongkan pada derajat yang lebih berat.maka digolongkan pada derajat yang lebih berat.
Retinopati Diabetes proliferatifRetinopati Diabetes proliferatif• 50% pasien biasanya buta sesudah 5 tahun. Regresi 50% pasien biasanya buta sesudah 5 tahun. Regresi
spontan dapat pula terjadispontan dapat pula terjadi• Gejala bergantung pada luas, tempat kelainan dan Gejala bergantung pada luas, tempat kelainan dan
beratnya kelainan. (umumnya berupa penurunan beratnya kelainan. (umumnya berupa penurunan tajam penglihatan yg berlangsung perlahan-lahan)tajam penglihatan yg berlangsung perlahan-lahan)
• Fundus dapat ditemui kelainan2 berupa:Fundus dapat ditemui kelainan2 berupa:1.1. MikroaneurismaMikroaneurisma2.2. Perdarahan retinaPerdarahan retina3.3. ExudateExudate4.4. Neovaskularisasi retinaNeovaskularisasi retina5.5. Jaringan proliferasi di retina atau badan kacaJaringan proliferasi di retina atau badan kaca
PengobatanPengobatan
• Dengan mengontrol DM dengan diet dan Dengan mengontrol DM dengan diet dan obat2 antidiabetesobat2 antidiabetes
• Foto koagulasi dilakukan pada daerah retina Foto koagulasi dilakukan pada daerah retina iskemia dengan laser dan xenoniskemia dengan laser dan xenon
• Penyulit dapat timbul adalah ablasi retina Penyulit dapat timbul adalah ablasi retina traksi dan perdarahan badan kacatraksi dan perdarahan badan kaca
RETINOPATI HIPERTENSIRETINOPATI HIPERTENSI
EtiologiEtiologi• Essential hypertension (hipertensi yang tidak Essential hypertension (hipertensi yang tidak
diketahui penyebabnya) diketahui penyebabnya) • Secondary hypertension (seperti pada Secondary hypertension (seperti pada
preeklamsia / eklamsia, pheochromocytoma, preeklamsia / eklamsia, pheochromocytoma, kidney disease, adrenal disease, coarctation kidney disease, adrenal disease, coarctation aorta)aorta)
Gejala dan TandaGejala dan Tanda• sering asimptomatik, kadang dapat menyebabkan sering asimptomatik, kadang dapat menyebabkan
penurunan penglihatan.penurunan penglihatan.• Tanda utama : Tanda utama : penyempitan arteri retina, penyempitan arteri retina, sering bilateral. sering bilateral. • Tanda lain : Tanda lain : arteriovenous crossing changes, retinal arteriovenous crossing changes, retinal
arteriolus sklerosis arteriolus sklerosis (cooper / silver wering), (cooper / silver wering), cotton wool cotton wool spot, hard eksudat spot, hard eksudat yang berupa macular star figure, yang berupa macular star figure, flame flame haemorrhage, retinal edema, arteriol makroaneurisme, dan haemorrhage, retinal edema, arteriol makroaneurisme, dan atropi korioretinal atropi korioretinal (Elschnig spot).(Elschnig spot).
• Tanda lain yg jarang terjadi : Tanda lain yg jarang terjadi : ablasio retina, perdarahan ablasio retina, perdarahan vitreous, penyumbatan di central atau cabang dari arteri vitreous, penyumbatan di central atau cabang dari arteri atau vena. atau vena.
Klasifikasi retinopati hipertensiKlasifikasi retinopati hipertensiKlasifikasi retinopati hipertensi dibagian ilmu penyakit mata RSCM adalah sebagai berikut:Klasifikasi retinopati hipertensi dibagian ilmu penyakit mata RSCM adalah sebagai berikut:Tipe 1 :Tipe 1 :- Fundus hipertensi dengan atau tanpa retinopati, tidak ada sklerose, dan terdapat pada Fundus hipertensi dengan atau tanpa retinopati, tidak ada sklerose, dan terdapat pada
orang muda.orang muda.- Pada funduskopi : Arteri menyempit dan pucat, arteri meregang dan percabangan Pada funduskopi : Arteri menyempit dan pucat, arteri meregang dan percabangan
tajam, perdarahan ada atau tidak ada, eksudat ada atau tidak ada.tajam, perdarahan ada atau tidak ada, eksudat ada atau tidak ada.Tipe 2 :Tipe 2 :- Fundus hipertensi dengan atau tanpa hipertensi sklerose senil, terdapat pada orang tua.Fundus hipertensi dengan atau tanpa hipertensi sklerose senil, terdapat pada orang tua.- Funduskopi : Pembuluh darah tampak mengalami penyempitan, pelebaran dan sheating Funduskopi : Pembuluh darah tampak mengalami penyempitan, pelebaran dan sheating
setempat.setempat.- Perdarahan retina ada atau tidak ada. Tidak ada edema papil.Perdarahan retina ada atau tidak ada. Tidak ada edema papil.Tipe 3 :Tipe 3 :- Fundus dengan retinopati hipertensi dengan arteriosclerosis, terdapat pada orang Fundus dengan retinopati hipertensi dengan arteriosclerosis, terdapat pada orang
muda.muda.- Funduskopi : Penyempitan arteri, kelokan bertambah fenomena crossing perdarah Funduskopi : Penyempitan arteri, kelokan bertambah fenomena crossing perdarah
múltiple, cotton wool patches, makula star figure.múltiple, cotton wool patches, makula star figure.Tipe 4 :Hipertensi progresifTipe 4 :Hipertensi progresif- Funduskopi : Edema papil, cotton wool patches, hard eksudat dan star figure exudate yang - Funduskopi : Edema papil, cotton wool patches, hard eksudat dan star figure exudate yang
nyata.nyata.
PengobatanPengobatan
• Dengan mengatasi dan mengontrol hipertensi Dengan mengatasi dan mengontrol hipertensi dengan obat – obatan antihipertensi.dengan obat – obatan antihipertensi.
• Follow up setiap 2 – 3 bulan pertama, Follow up setiap 2 – 3 bulan pertama, selanjutnya setiap 6 – 12 bulanselanjutnya setiap 6 – 12 bulan
RetinoblastomaRetinoblastoma
• retinoblastoma adalah kanker yang retinoblastoma adalah kanker yang menyerang retina matamenyerang retina mata
• Biasanya menyerang batita dan balita. Gejala Biasanya menyerang batita dan balita. Gejala dini yang bisa dideteksi yaitu, pada bagian dini yang bisa dideteksi yaitu, pada bagian hitam bola mata ada bercak putih, dan terlihat hitam bola mata ada bercak putih, dan terlihat jelas bila ditempat gelap.jelas bila ditempat gelap.
EtiologiEtiologi
• faktor genetik atau pengaruh lingkungan dan faktor genetik atau pengaruh lingkungan dan infeksi virus.infeksi virus.
Tanda dan GejalaTanda dan Gejala
- Mata juling (Mata juling (strabismusstrabismus).).- Mata merah dan nyeriMata merah dan nyeri- Gangguan penglihatanGangguan penglihatan- IrisIris pada kedua mata memiliki warna yang pada kedua mata memiliki warna yang
berlainanberlainan- Bisa terjadi kebutaan. Bisa terjadi kebutaan.
bila kemudian mata yang terserang namun gak bila kemudian mata yang terserang namun gak ada tindakan lanjut akan terjadi bola mata dan ada tindakan lanjut akan terjadi bola mata dan kelopak bisa membesar dan menonjol.kelopak bisa membesar dan menonjol.
DiagnosaDiagnosa
• Pemeriksaan mata dalam keadaan pupil Pemeriksaan mata dalam keadaan pupil midriasismidriasis
• CT scan kepala CT scan kepala • USG mata (USG mata (ekoensefalogramekoensefalogram kepala dan mata) kepala dan mata)• Pemeriksaan cairan Pemeriksaan cairan serebrospinalserebrospinal• Pemeriksaan sumsum tulang.Pemeriksaan sumsum tulang.
PengobatanPengobatan• Pengobatan tergantung kepada ukuran dan lokasi tumor.Pengobatan tergantung kepada ukuran dan lokasi tumor.
- Tumor yang kecil bisa diobati dengan bedah laser.- Tumor yang kecil bisa diobati dengan bedah laser.- Terapi penyinaran dan - Terapi penyinaran dan kemoterapikemoterapi digunakan pada tumor digunakan pada tumor yang telah menyebar ke luar mata.yang telah menyebar ke luar mata.
• Jika kanker tidak memberikan respon terhadap Jika kanker tidak memberikan respon terhadap pengobatan, mungkin perlu diangkat.pengobatan, mungkin perlu diangkat.
• Jika kanker hanya menyerang satu mata, maka keseluruhan Jika kanker hanya menyerang satu mata, maka keseluruhan bola mata diangkat bersamaan dengan sebagian nervus bola mata diangkat bersamaan dengan sebagian nervus optikus.optikus.
• Jika kanker menyerang kedua mata, digunakan teknik Jika kanker menyerang kedua mata, digunakan teknik bedah mikro khusus untuk mengangkat atau bedah mikro khusus untuk mengangkat atau menghancurkan tumor, sehingga kedua mata tidak harus menghancurkan tumor, sehingga kedua mata tidak harus diangkat. Atau salah satu mata diangkat dan pada mata diangkat. Atau salah satu mata diangkat dan pada mata yang lainnya dilakukan terapi penyinaran atau bedah mikro yang lainnya dilakukan terapi penyinaran atau bedah mikro (untuk mengendalikan tumor).(untuk mengendalikan tumor).
DAFTAR PUSTAKADAFTAR PUSTAKA
• Ilyas, Sidarta. Ilmu Penyakit Mata. Edisi III. Ilyas, Sidarta. Ilmu Penyakit Mata. Edisi III. Jakarta: FKUI, 2010.Jakarta: FKUI, 2010.
• Vaughan, Daniel, dkk. Oftalmologi Umum. Jilid Vaughan, Daniel, dkk. Oftalmologi Umum. Jilid I. Edisi XI. Jakarta: Widya Medika, 1990.I. Edisi XI. Jakarta: Widya Medika, 1990.
• (Gilroy Jhon. Abnormalities of Pupillary Light (Gilroy Jhon. Abnormalities of Pupillary Light Reflex. In : Basic Neurology. Third edition.Reflex. In : Basic Neurology. Third edition.
• New York : Mc Graw-Hill. 2000. p26 – 27)New York : Mc Graw-Hill. 2000. p26 – 27)