mekanisme pengindraan rev

33
Mekanisma Penginderaan oleh kelompok 6 Nur Mariyam S 123020174 Lukman Nurhakim 123020178 Nadia Kesuma Astuti 123020184 Ryan Febriyanto 123020190 Yanfa Jeza Jaelani 123020210

Upload: nurmariyam

Post on 06-Feb-2016

39 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

revv

TRANSCRIPT

Page 1: Mekanisme Pengindraan REV

Mekanisma Penginderaanoleh kelompok 6

Nur Mariyam S 123020174Lukman Nurhakim 123020178Nadia Kesuma Astuti 123020184Ryan Febriyanto 123020190Yanfa Jeza Jaelani 123020210

Page 2: Mekanisme Pengindraan REV

Uji Inderawi

Pengindraan dapat juga berarti reaksi mental (sensasi) jika alat indra mendapat rangsangan (stimulus)

Pengujian organoleptik merupakan pengujian yang berdasar pada proses pengindraan

Page 3: Mekanisme Pengindraan REV

Kemampuan Inderawi

Kemampuan memberi kesan dapat dibedakan berdasarkan kemampuan alat indera memberikan reaksi atas rangsangan yang diterima. Kemampuan tersebut meliputi kemampuan:

1. Mendeteksi (detection)

2. Mengenali (recognition)

3. Membedakan (discrimination)

4. Membandingkan (scalling)5. Kemampuan menyatakan suka atau tidak suka (hedonic)

Page 4: Mekanisme Pengindraan REV

Rangsangan

1. Mekanis (tusukan, tekanan) 2. Fisis (digin, panas, sinar, warna)

3. Kimia (bau, aroma, rasa)

Page 5: Mekanisme Pengindraan REV

Kesan InderaKemampuan alat indra memberikan kesan atau tanggapan dapat dianalisis atau dibedakan berdasarkan jenis kesan, intensitas kesan, luas daerah kesan, lama kesan dan kesan hedonik.

Jenis kesan adalah kesan spesifik yang dikenali misalnya rasa manis, asin.

Intensitas kesan adalah kondisi yang menggambarkan kuat lemahnya suatu rangsangan, misalnya kesan mencicip larutan gula 15 % dengan larutan gula 35 % memiliki intensitas kesan yang berbeda

Page 6: Mekanisme Pengindraan REV

Kesan Indera

Lama kesan atau kesan sesudah “after taste” adalah bagaimana suatu zat rangsang menimbulkan kesan yang mudah atau tidak mudah hilang setelah mengindraan dilakukan.

Luas daerah kesan adalah gambaran dari sebaran atau cakupan alat indra yang menerima rangsangan. Misalnya kesan yang ditimbulkan dari mencicip dua tetes larutan gula memberikan luas daerah kesan yang sangat berbeda dengan kesan yang dihasilkan karena berkumur larutan gula yang sama.

Page 7: Mekanisme Pengindraan REV

Mekanisma PengindraanPada waktu alat indera menerima rangsangan, sebelum terjadi kesadaran prosesnya adalah fisiologis, yaitu dimulai di reseptor dan diteruskan pada susunan syaraf sensori atau syaraf penerima.

Mekanisma pengindraan secara singkat adalah sebagai berikut:

1. Penerimaan rangsangan (stimulus) oleh sel-sel peka khusus pada indera

2. Terjadi reaksi dalam sel-sel peka membentuk energi kimia

3. Perubahan energi kimia menjadi energi listrik (impulse) pada sel syaraf

4. Penghantaran energi listrik (impulse) melalui urat syaraf menuju ke syaraf pusat otak atau sumsum belakang.

5. Terjadi interpretasi psikologis dalam syaraf pusat

6. Hasilnya berupa kesadaran atau kesan psikologis.

Page 8: Mekanisme Pengindraan REV

Indera Pengelihatan (Sight)

Page 9: Mekanisme Pengindraan REV

Pengelihatan (Sight)

Sinar yang masuk ke mata sebelum sampai di retina mengalami pembiasan lima kali yaitu waktu melalui konjungtiva, kornea, aqueus humor, lensa, dan vitreous humor. Pembiasan terbesar terjadi di kornea. Bagi mata normal, bayang-bayang benda akan jatuh pada bintik kuning, yaitu bagian yang paling peka terhadap sinar.

Page 10: Mekanisme Pengindraan REV

Pengelihatan (Sight)Ada dua macam sel reseptor pada retina, yaitu sel kerucut (sel konus) dan sel batang (sel basilus). Sel konus berisi pigmen lembayung dan sel batang berisi pigmen ungu. Kedua macam pigmen akan terurai bila terkena sinar, terutama pigmen ungu yang terdapat pada sel batang.

Ada tiga macam sel konus, yaitu sel yang peka terhadap warna merah, hijau, dan biru.

Dengan ketiga macam sel konus tersebut mata dapat menangkap spektrum warna. Kerusakan salah satu sel konus akan menyebabkan buta warna.

Page 11: Mekanisme Pengindraan REV

Pengelihatan (Sight)

Mekanisma pengelihatan adalah sinar yang dipantulkan suatu benda masuk ke dalam bola mata melalui selaput tanduk (kornea), anak mata (pupil), lensa mata kemudian mengenai fovea centralis pada selaput jala(retina). Kemudian, cahaya tersebut terfragmentasi sesuai spektrum warnanya diserap oleh sel-sel reseptor pada retina. Selanjutnya, rangsang cahaya dari retina kemudian diteruskan oleh urat saraf ke otak. Setelah rangsang sampai di otak, barulah kita berkesan melihat sesuatu benda.

Page 12: Mekanisme Pengindraan REV

Indera Peraba(Touch)

Page 13: Mekanisme Pengindraan REV

Peraba (touch)Kulit merupakan indra peraba yang mempunyai reseptor khusus untuk sentuhan, panas, dingin, sakit, dan tekanan.

Kulit terdiri dari lapisan luar yang disebut epidermis dan lapisan dalam atau lapisan dermis. Pada epidermis tidak terdapat pembuluh darah dan sel saraf. Epidermis tersusun atas empat lapis sel. Dari bagian dalam ke bagian luar, pertama adalah stratum germinativum berfungsi membentuk lapisan di sebelah atasnya.

Stratum germinativum mengadakan pertumbuhan ke daerah dermis membentuk kelenjar keringat dan akar rambut. Akar rambut berhubungan dengan pembuluh darah yang membawakan makanan dan oksigen, selain itu juga berhubungan dengan serabut saraf.Pada setiap pangkal akar rambut melekat otot penggerak rambut.Pada waktu dingin atau merasa takut, otot rambut mengerut dan rambut menjadi tegak.

Page 14: Mekanisme Pengindraan REV

Peraba (touch)Pada kulit, terdapat beberapa reseptor yang dapat menerima sensasi sentuhan berupa panas atau dingin, sakit, tekanan, dan rabaan

Page 15: Mekanisme Pengindraan REV

Peraba (touch)Berikut adalah mekanisme indera peraba

Ketika kulit terkena stimulus berupa panas,

dingin, rabaan, tekanan, atau rasa sakit, reseptor-

reseptor pada kulit menerima impus tersebut

sesuai dengan masing-masing peranannya. Bila

jari kita terkena wajan panas, stimulus tersebut

akan diterima oleh reseptor nociceptor dan

thermoreceptor. Stimulus tersebut kemudian

dibawa ke sumsum tulang belakang dan dikirim

menuju otak. Di dalam otak, stimulus tersebut

diterima dalam thalamus dan cerebral cortex.

Bagian otak tersebut kemudian mengirim respon turun ke sumsum tulang belakang dan dari tulang belakang dikirim kembali ke otot. Sebagai akibatnya respon akibat rasa panas terlalu tinggi akan menyebabkan tangan kita langsung melepas dari daerah yang terlalu panas tadi dan respon lain yang diakibatkan adalah sensasi panas dan sakit.

Page 16: Mekanisme Pengindraan REV

Indera Pembau(Smell)

Page 17: Mekanisme Pengindraan REV

Pembau (smell)Indera pembau berupa kemoreseptor yang terdapat di permukaan dalam hidung, yaitu pda lapisan lendir bagian atas. Reseptor pencium tidak bergerombol seperti tunas pengecap. Epitelium pembau mengandung 20 juta sel-sel olfaktori yang khusus dengan aksonakson yang tegak sebagai serabut-serabut saraf pembau.Di akhir setiap sel pembau pada permukaan epitelium mengandung beberapa rambutrambut pembau yang bereaksi terhadap bahan kimia bau-bauan di udara.

Page 18: Mekanisme Pengindraan REV

Pembau (smell)Struktur / bagian dan Fungsi organ pembau: 1. Rongga hidung bagian dalam, terdapat sekat yang memisahkan rongga tersebut menjadi bagian kiri dan kanan. Rongga hidung sendiri pada bagian atap dibatasi olehlempeng tipis, sedangkan bagian dasar oleh langit-langit, dan bagian sisi oleh karang hidung.

Page 19: Mekanisme Pengindraan REV

Pembau (smell)Struktur / bagian dan Fungsi organ pembau: 2. Rongga hidung bagian atas, terdapat lendir pembau yang berfungsi sebagai penerima rangsang bau. Rangsang bau diterima oleh selaput lendir pembau yang memiliki sel-sel pembau untuk diteruskan ke gelembung pembau.Dari gelembung pembau inilah rangsang bau bergerak melalui berkas saraf pembau menuju ke otak untuk ditafsirkan

Page 20: Mekanisme Pengindraan REV

Pembau (smell)Mekanisme alat indera pembau adalah rangsang bau berupa gas yang berasal dari lingkungan sekitar, merangsang indera pembau di dalam rongga hidung. Selanjutnya rangsang bau tersebut diterima oleh lendir pembau dan diteruskan ke gelembung pembau, kemudian bergerak melalui berkas saraf pembau menuju otak untuk ditafsirkan.

Page 21: Mekanisme Pengindraan REV

Indera Pendengaran(Hearing)

Page 22: Mekanisme Pengindraan REV

Pendengaran (Hearing)

Indera Pendengaran (telinga) mempunyai reseptor khusus untuk mengenali getaran bunyi dan untuk keseimbangan. Ada tiga bagian utama dari telinga manusia, yaitu bagian telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam. Telinga luar berfungsi menangkap getaran bunyi, dan telinga tengah meneruskan getaran dari telinga luar ke telinga dalam. Reseptor yang ada pada telinga dalam akan menerima rangsang bunyi dan mengirimkannya berupa impuls ke otak untuk diolah.

Page 23: Mekanisme Pengindraan REV

Pendengaran (Hearing)Telinga luar terdiri dari daun telinga, saluran luar, dan membran timpani (gendang telinga). Daun telinga manusia

mempunyai bentuk yang khas, tetapi bentuk ini kurang mendukung fungsinya sebagai penangkap dan pengumpul getaran suara.Bentuk daun telinga yang sangat sesuai dengan fungsinya adalah daun telinga pada anjing dan kucing, yaitu tegak dan membentuk saluran menuju gendang telinga. Saluran luar yang dekat dengan lubang telinga dilengkapi dengan rambut-rambut halus yang menjaga agar benda asing tidak masuk, dan kelenjar lilin yang menjaga agar permukaan saluran luar dan gendang telinga tidak kering.

Page 24: Mekanisme Pengindraan REV

Pendengaran (Hearing)Telinga bagian tengah merupakan rongga yang berisi udara untuk menjaga tekanan udara agar seimbang. Di dalamnya terdapat saluran Eustachio yang menghubungkan telinga tengah dengan faring.Rongga telinga tengah berhubungan dengan telinga luar melalui membran timpani.Hubungan telinga tengah dengan bagian telinga dalam melalui jendela oval dan jendela bundar yang keduanya dilapisi dengan membran yang transparan. Selain itu terdapat pula tiga tulang pendengaran yang tersusun seperti rantai yang menghubungkan gendang telinga dengan jendela oval. Ketiga tulang tersebut adalah tulang martil (maleus) menempel pada gendang telinga dan tulang landasan (inkus). Kedua tulang ini terikat erat oleh ligamentum sehingga mereka bergerak sebagai satu tulang. Tulang yang ketiga adalah tulang sanggurdi (stapes) yang berhubungan dengan jendela oval. Antara tulang landasan dan tulang sanggurdi terdapat sendi yang memungkinkan gerakan bebas.Fungsi rangkaian tulang dengar adalah untuk mengirimkan getaran suara dari gendang telinga (membran timpani) menyeberangi rongga telinga tengah ke jendela oval.

Page 25: Mekanisme Pengindraan REV

Pendengaran (Hearing)Telinga bagian dalam mempunyai susunan yang rumit, terdiri dari labirin tulang dan labirin membran.Ada 5 bagian utama dari labirin membran, yaitu sebagai berikut. 1. Tiga saluran setengah lingkaran 2. Ampula 3. Utrikulus 4. Sakulus 5. Koklea atau rumah siput

Page 26: Mekanisme Pengindraan REV

Pendengaran (Hearing)

Gelombang bunyi yang masuk ke dalam telinga luar menggetarkan gendang telinga. Getaran ini akan diteruskan oleh ketiga tulang dengar ke jendela oval. Getaran Struktur koklea pada jendela oval diteruskan ke cairan limfa yang ada di dalam saluran vestibulum. Getaran cairan tadi akan menggerakkan membran Reissmer dan menggetarkan cairan limfa dalam saluran tengah. Perpindahan getaran cairan limfa di dalam saluran tengah menggerakkan membran basher yang dengan sendirinya akanmenggetarkan cairan dalam saluran timpani.Perpindahan ini menyebabkan melebarnya membran pada jendela bundar. Getaran dengan frekuensi tertentu akan menggetarkan selaput-selaput basiler, yang akan menggerakkan sel-sel rambut ke atas dan ke bawah. Ketika rambutrambut sel menyentuh membran tektorial, terjadilah rangsangan (impuls). Getaran membran tektorial dan membran basiler akan menekan sel sensori pada organ Korti dan kemudian menghasilkan impuls yang akan dikirim ke pusat pendengar di dalam otak melalui saraf pendengaran.

Page 27: Mekanisme Pengindraan REV

Indera Pengecap(Taste)

Page 28: Mekanisme Pengindraan REV

Pengecap (Taste)Lidah mempunyai reseptor khusus yang berkaitan dengan rangsangan kimia. Lidah merupakan organ yang tersusun dari otot. Permukaan lidah dilapisi dengan lapisan epitelium yang banyak mengandung kelenjar lendir, dan reseptor pengecap berupa 8 tunas pengecap. Tunas pengecap terdiri atas sekelompok sel sensori yang mempunyai tonjolan seperti rambut. Permukaan atas lidah penuh dengan tonjolan (papila). Tonjolan itu dapat dikelompokkan menjadi tiga macam bentuk, yaitu bentuk benang, bentuk dataran yang dikelilingi paritparit, dan bentuk jamur.Tunas pengecap terdapat pada paritparit papila bentuk dataran, di bagian samping dari papila berbentuk jamur, dan di permukaan papila berbentuk benang.

Page 29: Mekanisme Pengindraan REV

Pengecap (taste)Keadaan permukaan lidah yang kasar itu memliki tonjolan-tonjolan yang disebut papilla. Bentuk-bentuk tonjolan itu adalah sebagai berikut.1. Tonjolan berbentuk seperti benang-benang halus yang disebut papilla filiformis, banyak terdapat di bagian depan lidah.2. Tonjolan berbentuk seperti kepala jamur yang disebut papilla fungiformis, banyak terdapat di bagian depan dan sisi lidah.3. Tonjolan berbentuk bulat yang disebut papilla circumvalata, tersusun seperti huruf V terbalik, banyak terdapat di bagian belakang lidah.

Page 30: Mekanisme Pengindraan REV

Pengecap (taste)Telah diketahui bahwa tiap puting (kuncup) pengecap hanya merespons satu rasa. Sejumlah puting pengecap terdapat juga pada tenggorokan dan langit -langit lunak rongga mulut. Bagian permukaan yang dapat mengecap rasa manis, pahit, asam, dan asin seperti pada gambar berikut inI

Page 31: Mekanisme Pengindraan REV

Pengecap (taste)Mekanisma indera pengecap adalah, rambut-rambut sensor menyembul (keluar) dari sel sel ke pori-pori sentral tunas pengecap. Pada bagian ini, rambut-rambut sensori terendam dalam zat kimia yang terlarut dalam air ludah manusia. Zat zat yang terlarut dalam ludah itu akan dideteksi oleh sensor ini dan kemudian dialirkan menuju otak lewat serabut syaraf pada pangkal puting pengecap sehingga dapat dibedakan rasa makanan itu asam, manis, asin atau pahit.

Page 32: Mekanisme Pengindraan REV
Page 33: Mekanisme Pengindraan REV