1. rpp rev amric n rev pranc

25
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Nama Sekolah : SMAYASIHA Gubug Mata Pelajaran : Sejarah (Peminatan) Kelas/Semester : XI / Semester I Materi Pokok Sub Materi : : Revolusi Besar Dunia dan Pengaruhnya terhadap Perkembangan Umat manusia Revolusi Amerika Revolusi Perancis Alokasi Waktu : 2 x JP (4 x @ 45 menit) A. KOMPETENSI INTI 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya 2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro- aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. 3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalamilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan. B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI 1.1 2.1 3.4 4.4 Menghayati nilai-nilai peradaban dunia yang menghargai perbedaan sebagai karunia Tuhan yang Maha Esa. Mengembangkan sikap jujur, rasa ingin tahu, tanggungjawab peduli, santun, cinta damai dalam mempelajari peristiwa sejarah sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. Menganalisis keterkaitan antara revolusi-revolusi besar dunia (Perancis, Amerika, Cina, Rusia dan Indonesia) dan kehidupan umat manusia pada masa itu dan masa kini. 3.4.1 Menganalisis faktor-faktor penyebab Revolusi Amerika 3.4.2 Menganalisis kronologi terjadinya Revolusi Amerika 3.4.3 Menganalisis dampak Revolusi Amerika bagi perkembangan umat manusia 3.4.4 Menganalisis faktor-faktor penyebab Revolusi Perancis 3.4.5 Menganalisis kronologi terjadinya Revolusi Perancis 3.4.6 Menganalisis dampak Revolusi Amerika bagi perkembangan umat manusia Menyajikan hasil analisis tentang revolusi-revolusi besar dunia (Perancis, Amerika, Cina, Rusia dan Indonesia) serta pengaruhnya terhadap kehidupan umat manusia dalam bentuk tulisan dan media lain. 4.4.1 Membuat laporan tertulis hasil analisis Revolusi Amerika atau Revolusi Perancis (siswa memilih salah satu tema tersebut).

Upload: ressa-jokamers

Post on 23-Jul-2015

257 views

Category:

Education


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: 1. rpp rev amric n rev pranc

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Nama Sekolah : SMAYASIHA Gubug Mata Pelajaran : Sejarah (Peminatan)

Kelas/Semester : XI / Semester I Materi Pokok

Sub Materi

:

:

Revolusi Besar Dunia dan Pengaruhnya terhadap Perkembangan Umat manusia

Revolusi Amerika

Revolusi Perancis

Alokasi Waktu : 2 x JP (4 x @ 45 menit)

A. KOMPETENSI INTI

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya 2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun,

ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro-

aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan

sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural

dalamilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait

fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara

mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

1.1

2.1

3.4

4.4

Menghayati nilai-nilai peradaban dunia yang menghargai perbedaan sebagai karunia Tuhan yang Maha Esa.

Mengembangkan sikap jujur, rasa ingin tahu, tanggungjawab peduli,

santun, cinta damai dalam mempelajari peristiwa sejarah sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

Menganalisis keterkaitan antara revolusi-revolusi besar dunia

(Perancis, Amerika, Cina, Rusia dan Indonesia) dan kehidupan umat manusia pada masa itu dan masa kini. 3.4.1 Menganalisis faktor-faktor penyebab Revolusi Amerika

3.4.2 Menganalisis kronologi terjadinya Revolusi Amerika 3.4.3 Menganalisis dampak Revolusi Amerika bagi perkembangan

umat manusia 3.4.4 Menganalisis faktor-faktor penyebab Revolusi Perancis 3.4.5 Menganalisis kronologi terjadinya Revolusi Perancis

3.4.6 Menganalisis dampak Revolusi Amerika bagi perkembangan umat manusia

Menyajikan hasil analisis tentang revolusi-revolusi

besar dunia (Perancis, Amerika, Cina, Rusia dan Indonesia) serta pengaruhnya terhadap kehidupan

umat manusia dalam bentuk tulisan dan media lain.

4.4.1 Membuat laporan tertulis hasil analisis Revolusi Amerika atau Revolusi Perancis (siswa memilih salah satu tema tersebut).

Page 2: 1. rpp rev amric n rev pranc

C. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Melalui penayangan gambar /video/film peserta didik mempunyai keberanian untuk mendeskripsikan Revolusi Amerika

2. Melalui diskusi peserta didik dapat bekerjasama untuk menjelaskan kronologi Revolusi Amerika

3. Melalui diskusi peserta didik dapat menghargai pendapat yang berbeda

tentang dampak Revolusi Amerika bagi perkembangan umat manusia

4. Melalui penayangan gambar /video/film peserta didik mempunyai keberanian untuk mendeskripsikan Revolusi Perancis

5. Melalui diskusi peserta didik dapat bekerjasama untuk menjelaskan kronologi

Revolusi Perancis

6. Melalui diskusi peserta didik dapat menghargai pendapat yang berbeda tentang dampak Revolusi Perancis bagi perkembangan umat manusia

D. MATERI PEMBELAJARAN

1. Fakta : - Letak Geografis Amerika - Letak Geografis Perancis

- Tokoh tokoh Perang Kemerdekaan Amerika (Revolusi Amerika) - Tokoh Revolusi Perancis , Nama – nama raja / louis di Perancis

- Isi Declaratin of Indepence, Isi Semboyan Revolusi Perancis 2. Konsep :

- Faktor-faktor penyebab Revolusi Amerika - Kronologi Revolusi Amerika

- Dampak Revolusi Amerika - Faktor-faktor penyebab Revolusi Perancis - Kronologi Revolusi Perancis

- Dampak Revolusi Perancis

3. Prinsip : - Revolusi Amerika melahirkan Negara Amerika Serikat 1774 yang lepas dari pemerintahan Inggris

- Revolusi Perancis melahirkan negara Perancis terlepas dari bentuk pemerintahan absolud yang dipraktekan oleh Louis ke - 14 sampai dengan Louis ke-16. Perancis

menjadi negara dengan pemerintahan Konsulat di bawah Napoleon Bonaparte. - Perancis keluar sebagai negara besar denganb politik Continental Stelset

4. Prosedur : Proses / Kronologi terjadinya Revolusi Amerika

Proses / Kronologi terjadinya Revolusi Perancis Lahirnya Negara USA

E. METODE, PENDEKATAN, DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

Metode : Ceramah, diskusi, tanya jawab dan penugasan

Pendekatan : Saintifik Learning Strategi : Project Based Learning

F. MEDIA, ALAT, DAN SUMBER PEMBELAJARAN

1. Media

Page 3: 1. rpp rev amric n rev pranc

a. Papan kategorisasi b. Gambar-gambar yang terkait dengan Revolusi Amerika dan Revolusi

Perancis c. Manual pembuatan laporan

2. SumberPembelajaran : a. Kemendikbud, 2014, Sejarah Peminatan Kelas XI , ............... Jakarta b. Buku lain yang relevan

G. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

PERTEMUAN I

Kegiatan Deskripsi Alokasi

waktu

Pendahuluan a. Peserta didik diminta berdoa, sebagai wujud syukur

menjadi orang Indonesia. b. Peserta didik diperiksa kehadirannya (diabsen) c. Pemusatan perhatian dan pemotivasian dengan

menayangkan video motivasi d. Peserta didik diberitahu tentang tujuan yang diharapkan

atau garis besar materi yang akan dipelajari serta alternatif kegiatan pembelajaran.

e. Apersepsi: meminta tanggapan Peserta didik mengenai

materi sebelumnya (materi Peristiwa di Eropa yang Berpengaruh terhadap Kehidupan Manusia)

20

menit

KegiatanInti MENGAMATI

a. Peserta didik mengamati tayangan video Revolusi Amerika.

b. Membaca buku teks serta sumber belajar lain tentang

Revolusi Amerika.

MENANYA

a. Melakukan tanya-jawab tentang hasil pengamatan terhadap tayangan video dan hasil membaca buku teks.

MENGEKSLPORASI

a. Membagi Peserta didik menjadi 5-6 kelompok b. Tugas masing-masing kelompok:

Kelompok 1 dan 2 : Berdiskusi tentang factor-

faktor penyebab terjadinya Revolusi Amerika

Kelompok 3 dan 4 , berdiskusi tentang

Kronologi Revolusi Amerika

Kelompok 5 dan 6 berdiskusi tentang Dampak Revolusi Amerika bagi perkembangan umat manusia.

MENGASOSIASI

Mengumpulkan informasi lanjutan , sumber tertulis lainya, dan atau internet, Menganalisis dan menyimpulkan informasi yang didapat, serta Mencatat

dalam buku catatan dalam bentuk kesimpulan-kesimpulan terkait dengan materi :

MENGKOMUNIKASIKAN

Masing –masing kelompok secara bergiliran

mempresentasikan hasil diskusi dan saling menanggapi

140

menit

Page 4: 1. rpp rev amric n rev pranc

Kegiatan Deskripsi Alokasi

waktu

Penutup

a. Bersama Peserta didik menyimpulkan hasil

pembelajaran hari ini, serta mendorong Peserta didik siswa untuk selalu bersyukur dan menghargai perbedaan sebagai karunia Tuhan.

b. Guru bersama Peserta didik melakukan penilaian bersama, terhadap hasil kinerja kelompok yang dianggap

baik, nantinya penilaian tersebut digabungkan dan diberikan penghargaan kepada kelompok yang terbaik (penghargaan dapat berbentuk pujian atau dibuat piagam

sederhana yang dapat ditempelkan di dinding kelas atau penghargaan lain yang relevan).

20

menit

PERTEMUAN II

Kegiatan Deskripsi Alokasi

waktu

Pendahuluan a. Peserta didik diminta berdoa, sebagai wujud syukur menjadi orang Indonesia.

b. Peserta didik diperiksa kehadirannya (diabsen) c. Menyanyikan lagu Bangun Pemuda dan Yel-yel Sejarah

d. Peserta didik diberitahu tentang tujuan yang diharapkan atau garis besar materi yang akan dipelajari serta alternatif kegiatan pembelajaran.

e. Apersepsi: meminta tanggapan Peserta didik mengenai materi sebelumnya (materi Peristiwa Revolusi Amerika

yang Berpengaruh terhadap Kehidupan Manusia)

20 menit

KegiatanInti MENGAMATI

c. Peserta didik mengamati tayangan gambar-gambar tentang Revolusi Perancis..

d. Membaca buku teks serta sumber belajar lain tentang Revolusi Perancis.

MENANYA

b. Melakukan tanya-jawab tentang hasil pengamatan

terhadap tayangan gambar dan hasil membaca buku teks.

MENGUMPULKAN INFORMASI

a. Membagi Peserta didik menjadi 5-6 kelompok b. Tugas masing-masing kelompok:

Kelompok 1 dan 2 : Berdiskusi tentang factor-faktor penyebab terjadinya Revolusi Perancis

Kelompok 3 dan 4 , berdiskusi tentang Kronologi Revolusi Perancis

Kelompok 5 dan 6 berdiskusi tentang Dampak

Revolusi Perancis bagi perkembangan umat manusia.

MENGASOSIASI

Mengumpulkan informasi lanjutan , sumber tertulis lainya, dan atau internet, Menganalisis dan

menyimpulkan informasi yang didapat, serta Mencatat dalam buku catatan dalam bentuk kesimpulan-

140 menit

Page 5: 1. rpp rev amric n rev pranc

Kegiatan Deskripsi Alokasi

waktu

kesimpulan terkait dengan materi :

MENGKOMUNIKASIKAN

Masing –masing kelompok secara bergiliran

mempresentasikan hasil diskusi dan saling menanggapi

Penutup

a. Bersama Peserta didik menyimpulkan hasil pembelajaran hari ini, serta mendorong siswa untuk selalu bersyukur

dan menghargai perbedaan sebagai karunia Tuhan. b. Guru bersama Peserta didik melakukan penilaian bersama,

terhadap hasil kinerja kelompok yang dianggap baik,

nantinya penilaian tersebut digabungkan dan diberikan penghargaan kepada kelompok yang terbaik (penghargaan

dapat berbentuk pujian atau dibuat piagam sederhana yang dapat ditempelkan di dinding kelas atau penghargaan lain yang relevan).

c. Memberikan tugas membuat laporan analisis tentang Revolusi Amerika atau Revolusi Perancis (Tugas

Individu)

20 menit

H. PENILAIAN

I. PENILAIAN

1. Teknik dan Bentuk Instrumen Teknik BentukInstrumen

Pengamatan Sikap Lembar Pengamatan Sikapdan Rubrik

es Unjuk Kerja

es Tertulis es Uraian dan Pilihan

Tes Pilihan Ganda dan Uraian

1 Berikut ini yang bukan merupakan factor-faktor yang menyebabkan

terjadinya Revolusi Amerika adalah... a. Suku bangsa Indian Mohawk merasa terdesak oleh pendatang baru dari

Inggris

b. rakyat Amerika menganut paham keebebasan dalam perdagangan c. timbul kebebasan dalam bidang politik

d. peristiwa The Boston Tea Party, Desember 1773 e. pemungutan pajak yang tinggi oleh pemerintah Inggris yang dibebankan ke rakyat koloni Amerika

2 Adanya Revenue Act dan Belleting Act yang mengatur berbagai macam pajak ditentang oleh para koloni dengan semboyan …

a. Taxation and representation b. No taxation without representation c. American for the American no for England

d. The Boston tea Party e. Adanya buku”Common sense” karya Thomas Paine

3 Sebab khusus terjadinya Revolusi Amerika adalah.. … a. adanya Revenue Act dan Belleting Act b. No taxation without representation

c. American for the Americans d. Two Treaties of Goverment

e. Trias Politika

Page 6: 1. rpp rev amric n rev pranc

4 Semboyan Revolusi Perancis,adalah … a. Liberty, Egality,fraternity

b. Etat C’est Moi c. Gospel, Gold,Glory

d. Vini,Vidi,Vici e. Momento Mori

5 Sebuah buku berjudul Tinjauan Kritis Sejarah Banten dianggap sebagai

buku pertama karangan seorang Indonesia yang menampilkan penulisan sejarh dengan tinjauan secara kritis. Pengarang buku tersebut adalah …

a. Taufik Abdullah b. Kuntowijoyo c. Husein Djajaningrat

d. Soekmono e. Sartono Kartodirdjo

6 Salah satu sebab munculnya Revolusi Perancis adalah adanya paham rasionalisme dengan tokohnya John Locke yang memiliki karya berjudul.. …

a. Madame Deficit b. Du Contract Social

c. L’esprit des louis d. Two Treaties of Goverment e. Trias Politika

7 Semboyan Revolusi Perancis,adalah …

a. Liberty, Egality,fraternity b. Etat C’est Moi c. Gospel, Gold,Glory

d. Vini,Vidi,Vici e. Momento Mori

8 Casus belli terjadi Revolusi Prancis adalah … a. adanya pengaruh paham rasionalisme b. adanya ajaran John Locke yang mengumandangkan ajaran kedaulatan

rakyat c. adanya pengaruh perang kemerdekaan Amerika

d. adanya kepincangan social dalam masyarakat e. adanya krisis keuangan

9 Perancis menjadi bentuk kekaisaran di bawah pimpinan...

a. Louis XI b. Robespiere

c. Napoleon Bonaparte d. Roger Ducos e. Moulin Rouge

10 Terbentuknya Pemerintahan Directoire memberikan gambaran adanya….. a. pemerintahan demokratis

b. pemerintahan absolut c. pemerintahan oligarki d. pemerintahan terpusat

e. pemerintahan terbagi

Soal Uraian

1. Apa yang menjadi pemicu timbulnya Revolusi Amerika? Coba kamu jelaskan!

2. Mengapa Perancis membantu rakyat Amerika melawan Inggris?

3. Apa yang melatarbelakangi terjadinya Revolusi Perancis?

4. Bagaimana pengaruh Revolusi Amerika terhadap munculnya Recolusi Perancis?

5. Bagaimana kronologi terjadinya Revolusi Perancis?

Page 7: 1. rpp rev amric n rev pranc

Kunci Jawaban

1. Sikap tidak puas kaum kolonis terhadap kebijakan Inggris dalam urusan

daerah koloni, yaitu kebijakan pajak. Dua Undang-Undang yang paling

ditentang adalah UU Gula(Sugar Act) dan UU Keuangan(Currency Act) yang

puncaknya terjadi peristiwa Boston Tea Party

2. Kemenangan pasukan kolonis Amerika di Saragosa mampu menarik perhatian

Perancis.Raja Louis XI segera mengakui Negara baru AS. Raja Louis

mengirimkan makanan dan perlengkapan militer dengan tujuan untuk

melemahkan pasukan Inggris

3. Yang melatarbelakangi terjadinya Revolusi Peranci diantaranya :

a. Berkembangnya paham Rasionalisme dan Aufklarung.

b. Munculnya paham Romantisme.

c. Pengaruh Perang kemerdekaan Amerika(Revolusi Amerika).

d. Ketidakadilan dalam system Feodalisme

e. Pemerintahan yang buruk

f. Terciptanya masyarakat yang demokratis

4. Pengaruh Revolusi Amerika terhadap munculnya Revolusi Perancis :

Dalam Perang kemerdekaan Amerika, Perancis membantu Amerika dengan

mengirimkan pasukan yang dipimpin oleh Lafayette. Setelah perang selesai,

merekapun kembali ke Perancis. Selama di Amerika mereka telah mengenal

paham-paham baru tentang kebebasan dan demokrasi serta Declaration of

Independence yang didalamnya berisi penghargaan terhadap hak asasi

manusia, sehingga ketika di Perancis terjadi absolutisme maka muncullah

kekuatan untuk melawannya.

5.Pada tanggal 14 Juli 1789 rakyat Perancis menyerbu penjara Bastille, yang

merupakan tempat tahanan politik yang menentang pemerintahan raja Prancis dan tempat Gudang senjata. Penyerbuan ini disebabkan karena Rakyat

mendengar desas desus bahwa raja Praancis mengumpulkan tentaranya di sekitar Paris untuk menindas rakyat, selain itu Rakyat membutuhkan senjata yang terdapat dalam penjara Bastille. Penyerbuan terhadap Penjara Bastille tanggal 14

Juli 1789 berhasil dengan baik karena tentara berkumpul di Paris memihak rakyat

Cara Penilaian. 1. Untuk setiap soal pilihan ganda yang benar diberi nilai 2 sehingga skor maksimal

untuk pilihan ganda adalah 2 x 10 = 20 2. Untuk soal uraian:

a. Soal 1: Skor maksimal 20 b. Soal 2: Skor maksimal 15 c. Soal 3: Skor maksimal 15

d. Soal 4: Skor maksimal 30 Total 80

Page 8: 1. rpp rev amric n rev pranc

3. Total Skor: a. Pilihan Ganda : 20

b. Uraian : 80 Total : 100

Mengetahui, Gubug, 12 Juli 2014

Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

Drs. H.Syafi.i Sarinah.S.Pd.

Page 9: 1. rpp rev amric n rev pranc

Lampiran 1: Instrumen Penilaian Sikap Spiritual Nama Sekolah :..........

Mata Pelajaran :......... Semester/ tahun pelajaran :..........

Kelas :..........

No Nama Peserta Didik

Indikator pengamatan

1 2 3 4 5 6 Jumlah

Skor

Nilai

akhir

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

Kisi-kisi indicator sikap spiritual: berdoa sebelum dan sesudah kegiatan

pembelajaran

1. Berdoa dengan tidak sungguh-sungguh 2. Kadang-kadang berdoa dengan sungguh-sungguh 3. Sering berdoa dengan sungguh-sungguh

4. Selalu berdoa dengan sungguh-sungguh

INDIKATOR ASPEK PENGAMATAN

1. Berdoa sebelum dan sesudah melakukan sesuatu 2. Mengucapkan rasa syukur atas karena Tuhan

3. Memberisalam sebelum dan sesudah menyampaikan pendapat 4. Mengungkapkan kekaguman secara lisan maupun tulisan terhadap Tuhan saat

melihat kebesaran tuhan 5. Merasakan keberadaan dan kebesaranTuhan saat mempelajari Sejarah 6. Melaksanakan kegiatan ibadah yang dianut

Petunjuk penskoran:

Peserta didik memperoleh nilai: Baik Sekali : apabila memperoleh skor 4 Baik : apabila memperoleh skor 3

Cukup : apabila memperoleh skor 2 Kurang : apabila memperoleh skor 1

Skor diperoleh x 4 = Nilai akhir Skor maximal

Contoh: Skor diperoleh 24, skor maximal 4x 6 indikator=24 maka skor akhir

Page 10: 1. rpp rev amric n rev pranc

24 x 4 = 4 24

Sesuai Permendikbud No 81A Tahun 2013 peserta didik memperoleh nilai adalah : Sangat Baik : apabila memperoleh skor : 3,33 < skor ≤ 4,00

Baik : apabila memperoleh skor : 2,33 < skor ≤ 3,33 Cukup : apabila memperoleh skor : 1,33 < skor ≤ 2,33 Kurang : apabila memperoleh skor : skor ≤ 1,33

Page 11: 1. rpp rev amric n rev pranc

Lampiran 2

Penilaian Diri

Pedoman Penilaian Diri Sikap Spiritual

Mata Pelajaran : ...................................................................

Nama Peserta Didik : ....................................................................

Kelas : ....................................................................

Tanggal Pengamatan : ....................................................................

Materi Pokok : ....................................................................

No Aspek Pengamatan Skor

1 2 3 4

1 Berdoa sebelum dan sesudah belajar

2 Mengucapkan rasa syukur atas karunia Tuhan

3 Memberi salam sebelum dan sesudah menyampaikan pendapat/presentasi

4 Mengungkapkan kekaguman secara lisan maupun tulisan

terhadap Tuhan saat melihat kebesaran Tuhan

5 Merasakan keberadaan dan kebesaran Tuhan saat

mempelajari sejarah

6. Menjalankan ibadah sesuai dengan agama yang dianut

Jumlah Skor

CATATAN: Disarankan untuk ditambah lagi aspek pengamatannya

Petunjuk:

Lembaran diisi oleh guru untuk menilai sikap spiritual peserta didik. Berilah tanda cek (v)

pada kolom skor sesuai sikap spiritual yang ditampilkan oleh peserta didik, dengan kriteria

sebagai berikut :

4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan

3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan

kadang-kadang tidak melakukan

2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan

sering tidak melakukan

1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan

Petunjuk Penskoran :

Skor akhir menggunakan skala 1 sampai 4

Perhitungan skor akhir menggunakan rumus :

Contoh :

Skor diperoleh 14, skor maksimal 4 x 6 pernyataan = 24, maka skor akhir :

14 x 4 = 2,3

24

Page 12: 1. rpp rev amric n rev pranc

Lampiran 3

Penilaian Teman

b. Penilaian Unjuk Kerja

Penilaian unjuk kerja merupakan penilaian yang dilakukan dengan mengamati kegiatan

peserta didik dalam melakukan sesuatu. Penilaian ini cocok digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta didik melakukan tugas tertentu. Penilaian menggunakan lembar observasi yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan

setiap pembelajaran.

Pedoman Penilaian Teman Sejawat Sikap Spiritual

Mata Pelajaran : ...................................................................

Nama Peserta Didik : ....................................................................

Kelas : ....................................................................

Tanggal Pengamatan : ....................................................................

Materi Pokok : ....................................................................

No Aspek Pengamatan Skor

1 2 3 4

1 Berdoa sebelum dan sesudah belajar

2 Mengucapkan rasa syukur atas karunia Tuhan

3 Memberi salam sebelum dan sesudah

menyampaikan pendapat/presentasi

4 Mengungkapkan kekaguman secara lisan maupun tulisan

terhadap Tuhan saat melihat kebesaran Tuhan

5 Merasakan keberadaan dan kebesaran Tuhan saat

mempelajari sejarah

6. Menjalankan ibadah sesuai dengan agama yang dianutnya

Jumlah Skor

CATATAN: Disarankan untuk ditambah lagi aspek pengamatannya

Petunjuk:

Lembaran diisi oleh guru untuk menilai sikap spiritual peserta didik. Berilah tanda cek (v) pada

kolom skor sesuai sikap spiritual yang ditampilkan oleh peserta didik, dengan kriteria sebagai

berikut :

4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan

3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan

kadang-kadang tidak melakukan

2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan

sering tidak melakukan

1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan

Petunjuk Penskoran :

Skor akhir menggunakan skala 1 sampai 4

Perhitungan skor akhir menggunakan rumus :

Contoh :

Skor diperoleh 14, skor maksimal 4 x 6 pernyataan = 24, maka skor akhir :

14 x 4 = 2,3

Page 13: 1. rpp rev amric n rev pranc

Pedoman penilaian unjuk kerja:

No UnjukKerja Aspek yang dinilai Skor

1 Laporan Hasil Diskusi

SistematikaPenulisan 25

Kesesuaian Isi 50

Kesimpulan 25

Total Skor 100

Page 14: 1. rpp rev amric n rev pranc

LAMPIRAN MATERI PELAJARAN

REVOLUSI BESAR DUNIA DAN PENGARUHNYA TERHADAP UMAT

MANUSIA

Dr. Nana Supriatna, M.Ed

I. PENDAHULUAN

Sejarah dunia sejak abad ke-18 sampai abad ke-20 ditandai dengan terjadinya revolusi

besar yang berpengaruh pada perkembangan sejarah kehidupan umat manusia pada

masanya dan pada masa kini. Revolusi Perancis dan Revolusi Amerika pada abad ke-18,

Revolusi China, Rusia dan Indonesia pada abad ke-20 merupakan revolusi-revolusi besar

dalam bidang politik, intelektual, dan budaya yang tidak hanya berpengaruh pada

kawasan di negara-negara tersebut melainkan juga kawasan lain di dunia. Uraian sejarah

di bawah ini akan menganalisis dan menyajikan keterkaitan antara revolusi-revolusi besar

tersebut dengan kehidupan manusia pada masa itu dan masa kini.

II. REVOLUSI BESAR DUNIA

2.1. Revolusi Amerika (1775-1789)

Revolusi Amerika ditandai dengan gerakan kaum kolonis - kaum imigran dari Eropa, terutama Inggeris - di Amerika Utara untuk menentang Kerajaan Inggeris yang dianggap

ikut campur dalam urusan kaum kolonis. Peristiwa perlawanan terhadap Inggeris, terbentuknya Deklarasi Kemerdekaan Amerika Serikat (AS) 4 July 1776, Perang Kemerdekaan AS hingga terbentuknya Konstitusi AS tahun 1789 memberi pengaruh

terhadap gerakan yang sama di belahan dunia lain. Revolusi Amerika memberikan gagasan tentang pentingnya persamaan hak manusia, kebebasan individu, kebebasan beragama, konsep kesetaraan warga di mata hukum. Gagasan-gagasan tersebut diadopsi

dalam gerakan revolusioner di Perancis dan beberapa negara lainnya di Eropa pada abad ke-18-19 dan menginspirasi beberapa negara Asia dan Afrika dalam melawan

imperialisme Barat pada awal abad ke-20. Revolusi Amerika juga menginspirasi warga kulit hitam Amerika (Afrika-Amerika atau Negro) untuk memperjuangkan kesetaraan hak-hak mereka dengan warga kulit putih turunan Eropa. Keterlibatan tentara Perancis

dalam perang melawan Inggeris dalam Perang Kemerdekaan AS (1776-1783) serta tersebarnya hasil analisa mengenai Revolusi Amerika di kalangan Golongan Borjuis

Perancis secara langsung memberi pengaruh terhadap meletusnya Revolusi Perancis 1789.

2.1.1. Latar Belakang Revolusi Amerika

Revolusi Amerika dicatat dalam sejarah dunia sebagai salah satu peristiwa

revolusi besar. Hal itu disebabkan revolusi tersebut memiliki dampak yang besar tidak

hanya untuk kawasan Amerika melainkan juga Eropa dan belahan dunia lainnya pada

kurun waktu berikutnya. Revolusi tersebut dilakukan oleh 13 koloni di Amerika Utara

yang didirikan oleh para imigran dari daratan Eropa, terutama Inggeris, yang

menyeberang ke kawasan tersebut setelah pendaratan Columbus beberapa dekade

sebelumnya. Ketiga belas koloni tersebut menentang Kerajaan Inggeris, yang merupakan

salah satu negara induk bagi kaum imigran di koloni tersebut.

Sikap tidak puas kaum kolonis (warga koloni di Amerika) terhadap kebijaksanaan

Inggeris dalam urusan daerah koloni antara lain ditunjukan oleh James Otis yang

berbicara mengatasnamakan pedagang Boston, Amerika, tahun 1761. Othis menetang

Page 15: 1. rpp rev amric n rev pranc

kesewenang-wenangan dan otoritas Parlemen Inggeris mengenai beberapa aspek

kehidupan kaum kolonis termasuk di bidang perdagangan. Demikian juga pada

tahun1763, Patrick Henry menentang hak-hak Privy Council mengenai masalah hukum di

Virginia.

Aspek yang paling ditentang kaum kolonis adalah kebijakan pajak Negara

Inggeris yang dikenakan kepada kaum kolonis. Mereka menentang kebijakan tersebut

sebab Inggeris di mata mereka bukan lagi sebagai pemerintah yang dapat mengatur

daerah koloni. Dua undang-undang yang paling ditentang kaum kolonis adalah Undang-

undang Gula (Sugar Act) dan Undang-undang Keuangan (Currency Act) pada tahun 1764.

Undang-undang pertama mengatur masalah perdagangan gula di daerah koloni yang

dalam beberapa aspek memberi batasan kepada pedagang kaum koloni di daerahnya.

Melalui undang-undang itu Inggeris memperoleh masukan dari pajak dan bea cukai

perdagangan gula. Undang-undang kedua melarang daerah koloni mencetak uang sendiri.

Kedua undang-undang tersebut menimbulkan kemarahan kaum kolonis terutama

para pedagang. Mereka meminta agar parlemen Inggeris menarik kembali undang-undang

tersebut. Penduduk New York dan Boston memboikot untuk tidak membeli semua barang

buatan Inggeris sebelum Parlemen Inggeris mencabut putusannya. Menghadapi tuntutan

itu, pemerintah dan Parlemen Inggeris menjawabnya dengan dikeluarkannya undang-

undang lain seperti Stamp Act (undang-undang prangko) dan Quartering Act tahun 1765.

Stamp Act digunakan untuk memperoleh pajak dari setiap dokumen dan surat penting

yang digunakan dalam kegiatan perdagangan. Sedangkan Quartering Act memaksa kaum

kolonis untuk menyediakan tempat tinggal dan kebutuhan makanan bagi tentera Inggeris

yang ditempatkan didaerah-daerah koloni.

2.1.2. Revolusi Melawan Kerajaan Inggeris di Amerika

Revolusi melawn Pemerintahan kerajaan Inggeris di Amerika dilakukan oleh

berbagai kalangan. Di kalangan bawah, perlawanan terhadap Inggeris ditandai dengan

gerakan organisasi rahasia yang tersebar di perkotaan. Organisasi seperti Sons of Liberty,

yang anggotanya terdiri dari buruh, pelaut, dan tenaga teknis, mengancam para pejabat

imperium Inggeris sambil memboikot penyebaran prangko. Semua golongan masyarakat

melancarkan protes melalui rapat raksasa di New York, tahun 1765. Mereka menghadiri

kongres Stamp Act dan mengesahkan Declaration of Right and Grievances yang berisi

tentang penolakan terhadap keputusan parlemen Inggeris. Para pedagang seluruh koloni

membuat keputusan untuk tidak menggunakan barang-barang buatan Inggeris sampai

Parlemen Inggeris mencabut Stamp Act. Akhirnya pada tahun 1766 parlemen mencabut

Stamp Act dan tetap memaksakan bahwa Parlemen Inggeris merupakan lembaga yang

paling berdaulat atas seluruh daerah imperium Inggeris.

Keberhasilan protes kaum kolonis tahun 1766 tidak menyurutkan Inggeris untuk

tetap menggunakan daerah koloni sebagai sumber keuanganya. Inggeris menugaskan

seorang pejabat keuangan Charles Townshend untuk menyusun program fiskal baru.

Hasilnya adalah Townshend Act yang berisi ketentuan bahwa pemungutan pajak dari

daerah koloni diperketat, pengenaan bea masuk kertas, gelas, timah, dan teh yang di

ekspor dari Inggeris ke daerah-daerah koloni. Hasil pajak tersebut digunakan untuk

membiayai gubernur koloni, hakim, petugas bea cukai, dan tentara Inggeris yang

ditempatkan di sana.

Menghadapi aturan baru tersebut kaum kolonis melancarkan protes yang sama

seperti protes terhadap undang-undang terdahulu. Beberapa gerakan memprotes tindakan

Inggeris di antaranya adalah. Pertama, John Dickinson yang menerbitkan Letter from a

Farmer in Penssylvania (1767) berupa kritikan terhadap tindakan Inggeris tersebut. Dia

memprotes bahwa tidak selayaknya pemerintah Inggeris mengenakan pajak kepada petani

Amerika. Kedua, kapal patroli Inggeris Gaspee, yang melakukan pengawasan di sekitar

Page 16: 1. rpp rev amric n rev pranc

Rhode Island dibakar oleh kaum patriot dan membuat takut pejabat Inggeris yang harta

miliknya ikut hancur. Ketiga, para juri koloni menolak bekerjasama dengan para pejabat

kerajaan dalam mengakhiri perdagangan illegal. Keempat, ketika Gubernur

Massachussetts, Thomas Hatchinson menyatakan tahun 1772 bahwa para hakim akan

dibayar dari uang kerajaan, timbul protes dari berbagai kalangan. Salah seorang

diantaranya adalah tokoh Boston, Samuel Adams, menentang dengan cara membentuk

panitia korespondesi untuk mengkoordinasi berita dan serta keluhan kelompok

masyarakat yang berkaitan dengan tindakan pemerintah kerajaan Inggeris.

Sikap pemerintah kerajaan Inggeris masih tetap keras. Inggeris mengeluarkan

undang-undang teh yang memberikan hak monopoli kepada East Indian Company,

sebuah perusaaah kerjaan Inggeris, untuk melakukan eksport ke seluruh daerah koloni.

Tindakan ini dilawan oleh kaum kolonis dengan cara memboikot seluruh produksi teh

Inggeris dimasukkan ke dalam daerah koloni. Mereka memaksakan diri untuk

menurunkan muatan kapal teh Inggris di Pelabuhan Boston. Pada malam tanggal 16

Desember 1773 kaum kolonis yang menyamar sebagai Indian Mohawk menaiki tiga kapal

Inggeris yang akan berlabuh di Pelabuhan Boston dan segera menceburkan muatan teh ke

laut. Peristiwa yang dalam bahasa kaum kolonis dikenal sebagai Boston Tea Party

merupakan bentuk perlawanan terhadap Kerajaan Inggeris. Berikut ilustrasi peristiwa

Boston Tea Party :

2.1.3. Kongres Kontinental dan Pernyataan Kemerdekaan

Kaum kolonis yang memiliki pandangan yang sama dari daerah-daerah koloni

dalam menentang Kerajaan Inggeris segera mengirimkan perwakilannya untuk duduk

dalam sebuah Kongres, semacam lembaga perwakilan. Pada September 1774,

diselenggarakan Kongres Kontinental Pertama. Kongres yang diselenggarakan di

Philadelphia dimaksudkan untuk merundingkan keadaan daerah koloni yang semakin

memburuk. Akhirnya, semua delegasi sepakat untuk mengeluarkan “Deklarasi Hak dan

Keluhan” (Declaration of Right and Grievances) berupa pernyataan akan setia kepada

Raja Inggeris dan tetap menetang hak Palemen Inggeris untuk mengenakan pajak

terhadap darah koloni.

Setelah melalui perdebatan panjang peserta kongres sepakat membentuk Asosiasi

dan Persatuan Kontinental (Continental Association) berupa perhimpunan seluruh daerah

koloni dan menyepakati tidak mengimpor, mengekspor dan mengkonsumsi semua barang

buatan Inggeris. Kongres juga sepakat untuk membentuk panitia lokal yang bertugas

untuk mengawasi para pedagang untuk menaati kesepakatan kongres.

Di Massacussetts kelompok radikal membentuk pemerintahan provinsi baru,

membentuk pasukan sendiri dan mengumpulkan suplai makanan dan senjata. Pada bulan

Page 17: 1. rpp rev amric n rev pranc

April 1775, Jenderal Thomas Gage yang ditujuk sebagai Gubernur Militer di

Massacussetts ditugaskan Inggeris untuk melucuti senjata yang telah dimiliki oleh kaum

minutemen atau kaum kolonis bersenjata, terutama di Concord. Kaum minutemen

Massacussetts segera mengadakan perlawanan sehingga terjadilah pertempuran di

Lexington Green. Kaum minutemen akhirnya berhasil mamaksakan pasukan Inggeris

menarik diri ke Boston. Berita mengenai pertempuran yang memakan korban sekitar 273

orang di pihak Inggeris dan sepertiganya di kaum kolonis tersebut segera menyebar ke

seluruh daerah koloni dan menjadi berita yang paling menarik perhatian kaum kolonis.

Di tengah-tengah ketegangan antara Inggeris dan kaum kolonis, Kongres

Kontinental Kedua diselenggarakan tanggal 10 Mei 1775. Walaupun delegasi kongres

kedua itu lebih banyak dihadiri kelompok radikal dibandingkan dengan delegasi pada

kongres yang pertama, tidak dicapai kesepakatan mengenai pernyataan kemerdekaan

kecuali menyepakati perlunya angkatan senjata melawan Inggeris seperti diusulkan oleh

John Dickinson dan Jefferson. Kongres yang dipimpin oleh John Hancock dan dihadiri

juga oleh Benjamin Franklin tersebut menyepakati perlunya dikirim pasukan ke

Massacussetts untuk membantu kaum kolonis di sana dan menugaskan George

Washington sebagai pemimpin pasukan Kontinental ke Boston untuk melindungi kota

yang sedang dikepung pasukan Inggeris.

Semangat untuk mendeklarasikan dari Kerajaan Inggeris semakin meningkat

setelah mereka terinspirasi oleh tulisan dari Thomas Paine berjudul Common Sense atau

akal sehat. Tulisan Paine menarik sekitar 150.000 pembaca antara bulan Januari-Juni

1776. Tulisan Paine bukan hanya menyerang sistem kerajaan dan Raja Inggeris akan

tetapi gagasan tentang hakekat kerajaan itu sendiri yang dianggapnya tidak cocok bagi

orang-orang Amerika. Dia meminta orang-orang Amerika untuk berfikir lebih rasional

untuk menentang bentuk Kerajaan Inggeris dan mendirikan pemerintahan baru yang

berbentuk republik yang diperintah oleh orang-orang Amerika sendiri. Oleh karena itu,

perlu segera diadakan pernyataan kemerdekaan. Kongres pada musim semi segera

menjawabnya dengan cara membuka pelabuhan-pelabuhan Amerika bagi kapal-kapal

asing. Pada Mei 1776 Kongres juga merekomendasikan setiap pemerintahan provinsi

untuk membentuk undang-undang dasar (konstutusi) Negara Bagian.

Pada tanggal 7 Juni 1776 Richard Henry Lee dari Virginia mengajukan resolusi

yang menyatakan persetujuan atas kemerdekaan dari Inggeris. Kongres yang

menghendaki adanya dukungan dan konsensus yang lebih luas, membentuk sebuah

komite yang dipimpin oleh Thomas Jefferson untuk menyiapkan langkah-langkah

rasional menuju pernyatan kemerdekaan. Kongres juga menyepakati usulan Richard

Henry Lee tanggal 2 Juli 1776 dan mengesahkan pembacaan Deklarasi Kemerdekaan dua

hari kemudian. Deklarasi kemerdekaan yang dibacakan oleh Thomas Jefferson pada

tanggal 4 Juli 1776 berisi dua bagian. Pada pembukaannya, Jefferson menyatakan bahwa

pada dasarnya gerakan perlawanan merupakan hak alamiah umat manusia untuk

mendirikan pemerintahan baru yang didasarkan atas keinginan warganya. Bagian kedua

yang lebih panjang berisi tuduhan terhadap Raja Inggeris yang mengabaikan hak-hak

khusus kaum kolonis, dan memprotes ikut campumya Pemerintahan Kerajaan Inggeris

dalam pemerintahan koloni di Amerika. Salaah satu isi dari Deklarasi kemerdekaan

Amerika yang banyak dirujuk oleh negara-negara lain dalam mempraktikkan kehidupan

demokratis adalah: “all man are created equal ...... they are endowed by their Creator

with unalienable right ..... among these are life, liberty, and the persuit of happines”.

Deklarasi Kemerdekaan 4 Juli 1776 merupakan peristiwa penting dalam Sejarah

Amerika Serikat yang menandai berdirinya Amerika Serikat dari Kerajaan Inggeris.

Peristiwa deklarasi kemerdekaan tersebut dapat dilihat pada gambar berikut :

Page 18: 1. rpp rev amric n rev pranc

Sumber : Buckler, M.H. (1988: 777)

2.1.4. Perang Kemerdekaan AS (1776-1783).

Kongres Kontinental Pertama dan Kedua serta Deklarasi Kemerdekaan direspon

oleh Kerajan Inggeris dengan cara mengirimkan pasukan untuk menghancurkan kekuatan

militer yang dimiliki oleh kaum kolonis. Dalam peperangan tersebut kaum kolonis

memperoleh kemenangan militer awal dalam pertempuran di Lexington, Charleston,

Concord dan Bunker Hill. Kemenangan tersebut telah memperkuat optimisme orang-

orang Amerika tentang negara baru. Perang tersebut juga melibatkan Perancis dan

Spanyol yang berada pihak kaum kolonis.

Kemenangan pasukan kolonis Amerika di Saratoga mampu menarik perhatian

negara lain. Raja Perancis, Louis XVI, segera mengakui negara baru Amerika Serikat.

Menlu Perancis, Conte de Vergennes, segera mendesak Raja Louis untuk mengirimkan

makanan dan perlengkapan militer dengan tujuan untuk melemahkan pasukan Inggeris.

Pada tahun 1778, Perancis dan pemerintah Amerika menandatangani perjanjian dagang

dan disusul dengan perjanjian formal mengenai aliansi kedua negara untuk berperang

bersama melawan Inggeris Perancis mengirimkan pasukan sukarelawan, antara lain yang

dipimpin oleh Marquis de Lafayette. Secara resmi Perancis mengirimkan 6000 pasukan

yang dipimpin oleh Gomte de Rochambeau.

Sekutu Perancis, Spanyol, juga bergabung dengan Francis. Spanyol semula enggan

menyatakan perang terhadap Inggeris, sebab negara ini menganggap gerakan revolusi

Amerika bisa menyebar ke daerah koloninya di Amerika Latin. Akhirnya Spanyol ikut

dengan Perancis setelah Vegennes menawarkan Spanyol bantuan militer untuk merebut

Gilraltar dan Inggeris. Pada bulan Juni 1779 terbentuk aliansi antara Perancis dan

Spanyol yang ditujukan terhadap Inggeris di Amerika dan Eropa. Pada Desember 1780

Belanda ikut berperang di pihak Amerika melawan Inggeris.

Pembentukan aliansi internasional tidak menjamin sepenuhnya kemenangan

Amerika terhadap Inggeris. Namun demikian, bantuan internasional tetap memiliki peran

besar terhadap tumbuhnya semangat juang pasukan kontinental Amerika. Sejak tahun

1780, pasukan Inggeris mulai mengalami kekalahan di berbagai medan tempur Amerika.

Dalam pertempuran di Lembah Ohio mereka kalah. Demikian juga usahanya untuk

menyerang daerah Selatan tidak berhasil. Walaupun Karolina, Charleston dan Virginia

sempat dikuasai, pada pertempuran berikumya pasukan Inggeris tidak bisa mengalahkan

pasukan gabungan Amerika dan Perancis. Gabungan pasukan Washington dan

Rochambeau yang berjumlah 15.000 berhasil mengalahkan pasukan Lord Comwallis di

Yorktown, pantai Virginia. Akhirnya pada tanggal 19 Oktober 1781, pasukan Cornwallis

menyerah dan Parlemen Inggeris segera memutuskan untuk menghentikan perang.

Setelah mengalami kekalahan perang, Inggeris sepakat untuk berunding pada

bulan Maret 1782. Perundingan damai yang diselenggarakan di Paris dihadiri oleh

delegasi dari AS, Inggeris, Perancis, Spanyol dan negara-negara yang berkepentingan

Page 19: 1. rpp rev amric n rev pranc

dengan daerah koloni di Amerika. Hasil Perjanjian Paris ditandatangani secara formal

tanggal 3 September 1783. Raja George III dari Inggeris mengakui kemerdekaan Amerika

Serikat.

2.1.5. Pembentukan Kostitusi dan Pengaruhnya.

Dengan adanya Deklarasi kemerdekaan 1776 dan perang kemerdekaan sampai

tahun 1783, bangsa Amerika mulai mengubah struktur sosial politiknya. Pada bulan Mei

1776 Kongres Amerika merekomentasi berdirinya negara bagian dan menggantikan

pemerintahan provinsi yang didasarkan atas prinsip-prinsip pemerintahan republik. Setiap

negara bagian segera membuat undang-undang dasar (konstitusi) yang disahkan oleh

Kongres provinsi dan persetujuan rakyat. Parlemen negara-negara bagian terdiri dari dua

kamar (majelis) kecuali di Pensilvania yang memiliki multi-majelis yang terdiri dari

majelis rendah yang mewakili rakyat dan majelis tinggi yang terdiri dari senator negara

bagian yang meliputi golongan aristokrat. Dalam prakteknya semua golongan, terutama

golongan kaya, dapat saja duduk dalam majelis tinggi. Konstitusi negara bagian

menjamin melindungi kebebasan sipil warganya terutama dari kemungkinan meluasnya

pengaruh kekuatan legislatif.

Sejak Deklarasi Kemerdekaan, Konstitusi Amerika Serikat mengalami beberapa

amandemen. Dalam amandemen tahun 1789 dirumuskan kebebasan berbicara bagi warga

negara (freedom of speech), kebebasan pers (freedom of press), dan beragama (feedom of

religion). Prinsip kebebasan tersebut diadopsi oleh pendukung gerakan revolusioner

untuk menyuarakan hak-hak asasi manusia di beberapa negara Eropa pada abad ke18-19

dan negara-negara Asia pada abad ke-20.

Revolusi Amerika juga berpengaruh terhadap perubahan sikap orang-orang kulit

putih terhadap budak negro. Sebelum terjadinya revolusi, walaupun golongan kulit putih

mengakui kebebasan dan hak warga sipil, mereka masih mengakui rendahnya status

orang-orang kulit hitam, Selama perang kemerdekan, banyak orang Amerika yang

menentang penggimaan orang kulit hitam sebagai tentara. Namun demikian, karena

kebutuhan akan tenaga kerja, akhirnya orang hitam juga diangkat menjadi tentara dan

setelah itu dijanjikan akan dibebaskan dari perbudakan. Pengaruh revolusi kemerdekaan

terhadap perbudakan juga cukup penting. Masyarakat anti-perbudakan muncul di mana-

mana seperti New York, Pensylvania dan negara-negara bagian utara. Beberapa negara

bagian akhirnya melarang perdagangan budak dan berusaha membebaskan para budak.

Namun demikian, sebagian negara bagian lainnya terutama di Selatan masih tetap

mempertahankan sistem tersebut. Prinsip equality, liberty dan individual freedom belum

sepenuhnya diterapkan dalam kehidupan demokrasi di Amerika Serikat pada abad ke18-

19. Golongan Negro masih dianggap golongan kedua dan mereka masih harus

memperjuangkan hak-hak equality-nya sampai abad ke-20.

Revolusi Amerika juga berpengaruh langsung terhadap terjadinya Revolusi

Perancis (1789). Kemampuan kaum kolonis di Amerika menentang tirani Pemerintahan

Kerjaan Inggeris hingga lahirnya Deklarasi Kemerdekaan serta terbentuknya Konstitusi

Amerika Serikat menginspirasi para pemikir Perancis serta Golongan Borjuis Perancis

untuk menggulingkan Pemerinthan Raja Louis XVI Perancis yang absolut. Mereka juga

menginginkan Perancis memiliki konstitusi yang menjamin kebebasan warga serta

pembatasan terhadap kekuasaan raja. Sekembalinya tentara Perancis dari Perang

Kemerdekaan AS yang dipimpin oleh Lafayette (1757-1834) mempengaruhi cara

pandang baru di kalangan rakyat Perancis bahwa pemerintahan tirani dapat dikalahkan.

Oleh karena itu, untuk menumbangkan pemerintahan yang absolut harus dilawan dengan

gerakan revolusioner.

Page 20: 1. rpp rev amric n rev pranc

2.2. Revolusi Prancis (1789-1791)

Revolusi Perancis yang berlangsung antara 1789-1791 memiliki arti penting

dalam sejarah dunia. Melalui Revolusi Perancis terjadi perubahan yang fundamental

dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Perancis dan negara-negara yang mendapat

pengaruh, yaitu dalam pengakuan terhadap hak-hak asasi manusia. Bangsa-bangsa di

Eropa sebelum Revolusi Perancis pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19 dan negara-

negara di seluruh dunia pada abad ke-19 sampai abad ke-21 mengakui bahwa manusia

memiliki status yang sama di depan hukum. Kedua, melalui Revolusi Perancis bangsa di

dunia didasarkan oleh pentingnya ditegakkan pemerintahan yang demokratis yang

mengakui hak-hak warga negara dalam mengontrol jalannya pemerintahan dan

membatasi kekuasaan pihak yang pemerintah. Ketiga, melalui Revolusi Perancis bangsa-

bangsa di dunia disadarkan oleh kenyataan bahwa selama berabad-abad rakyat diseluruh

dunia berada dibawah kekuasaan yang absolut, baik raja, tuan tanah, maupun golongan

gereja pada Abad Pertengahan. Bangsa-bangsa di Asia, Afrika, dan Amerika juga berada

dibawah penguasa yang absolut, baik pribumi (sebelum masuknya kolonialisme Barat)

maupun Barat (pada masa politik kolonialisme dan imperialisme).

2.2.1. Latar Belakang Revolusi Perancis

Revolusi Perancis dilatarbelakangi oleh kehidupan politik dalam lingkungan

istana raja Eropa yang absolut. Raja-raja Eropa memiliki kekuasaan mutlak dalam semua

aspek kehidupan negara. Dalam pemerintahan yang absolut belum ada pemisahan antara

lembaga eksekutif (pemerintah yang berkuasa), yudikatif (lembaga hukum) dan lembaga

legislatif (lembaga perwakilan dan pembuat undang-undang). Beberapa contoh raja Eropa

seperti Raja Frederick II (1740-1786) di Prusia (Jerman), Tsar Peter Agung (1689-1727)

dari Rusia, Kaisar Joseph II (1780-1790) dari Austria, Raja Louis XIII (1610-1643) dan

Louis XIV (1643-1715) dari Perancis merupakan raja-raja yang absolut. Raja absolut

menganggap bahwa negara adalah dirinya dan menggap bahwa mereka adalah wakil

Tuhan di muka bumi.

Berkuasanya raja-raja yang absolut dikritisi oleh kaum intelektual, baik dari

Perancis maupun dari negara lainnya di Eropa. Kritik mereka terhadap kekuasaan raja

menginspirasi masyarakat di Perancis untuk melakukan gerakan menumbangkan raja

yang otoriter. John Locke (1632-1704) adalah tokoh pemikir yang berasal dari Inggris. Ia

memperkenalkan sistem monarki parlementer. Ia juga menawarkan untuk membagi

kekuasaan menjadi tiga, yaitu kekuasaan pembuat undang-undang (legislatif), pelaksana

undang-undang (eksekutif), dan kekuasaan hubungan internasional (federatif). Pemikiran

John Locke sejalan dengan Montesquieu (1689-1755), seorang ahli hukum dari Prancis,

yang menghendaki agar tidak terjadi absolutisme maka kekuasaan harus dibagi ke dalam

lembaga legislatif (pembuat undang-undang), lembaga eksekutif (pelaksana undang-

undang), dan lembaga yudikatif (kekuasaan yang mengawasi pelaksanaan undang-

undang).

Filosof Perancis lainnya, Jean Jacques Rousseau (1712-1778), dalam sebuah buku

yang berjudul “Du Contract Social” (perjanjian masyarakat) menginspirasi rakyat

Perancis yang tertindas. Pemikirannya bahwa semua manusia sejak lahir adalah sama dan

merdeka serta gagasan tentang pemerintahan yang demokrasi dengan bersemboyan dari

rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat, memberi harapan bagi rakyat Perancis untuk

menumbangkan raja yang tidak demokratis. Gagasan yang relatif sama juga diadopsi dari

pemikiran Voltaire (1694-1778) tentang pentingnya mengganti raja yang absolut dengan

raja yang lebih memperhatikan kepentingan semua golongan.

Struktur masyarakat Perancis sebelum terjadinya revolusi pada 14 Juli 1789 yang

membagi bagi golongan masyarakat secara diskriminatif juga menjadi latarbelakang

Page 21: 1. rpp rev amric n rev pranc

meletusnya Revolusi Perancis. Penggolongan masyarakat Perancis ke dalam empat

kelompok, yaitu golongan raja dan bangsawan, pendeta, kaum borjuis, dan rakyat jelata

dianggap bertentangan dengan pemikiran kaum intelektual tentang pentingnya kesetaraan.

Golongan raja dan bangsawan sebagai golongan pertama dan golongan pendeta sebagai

golongan kedua memiliki hak-hak istimewa, seperti hak memiliki kekuasaan politik, hak

milik tanah, hak mendapat kebebasan pajak. Golongan Borjuis sebagai Golongan Ketiga

merasa diperlakukan tidak adil oleh golongan pertama dan kedua. Golongan Ketiga ini

menjadi korban dari pengenaan pajak yang tinggi dari pemerintah. Golongan inilah yang

paling menyadari akan hak-hak mereka serta berusaha untuk menentang golongan

berkuasa tersebut dengan gerakan revolusioner. Gerakan yang dipeolopori oleh golongan

Borjuis ini menginspirasi golongan keempat, rakyat jelata, yang paling tertekan oleh

sistem absolutisme, untuk melakukan gerakan menumbangkan absolitisme di Perancis.

Masalah keuangan dan lemahnya wibawa Raja Perancis menjadi salah satu faktor

meletusnya Revolusi Perancis. Kebangkrutan Perancis disebabkan jumlah utang

pemerintah serta defisit anggaran yang semakin meningkat. Bantuan Perancis, yang

menggunakan uang pinjaman, terhadap kaum kolonis dalam Revolusi Amerika

menentang Inggeris pada 1776, sangat membebani keuangan Perancis. Akibatnya, utang

Prancis menjadi meningkat dua kali lipat. Pada 1780, setengah dari anggaran tahunan

Prancis digunakan untuk membayar cicilan bunga pinjaman yang dari tahun ke tahun

yang semakin meningkat. Seperempat dari anggaran tahunan digunakan untuk biaya

angkatan bersenjata, dan enam persen digunakan untuk membiayai istana raja yang

mewah di Versailles, hanya satu perlima dari seluruh anggaran digunakan untuk

membangun sektor perhubungan pemerintahan. Untuk meningkatkan pendapatan Negara,

Raja Perancis mengenakan pajak yang besar kepada rakyatnya.

Keterlibatan Perancis dalam Perang Kemerdekaan Amerika Serikat (1776-1783)

menjadi bumerang bagi Pemerintah Raja Louis XVI. Peperangan tersebut tidak hanya

menyebabkan peningkatan defisit anggaran pemerintah melainkan juga terbentuknya

sikap kritis tentara Perancis yang kembali dari peperangan tersebut. Tentara Parancis

yang pulang dari Amerika dipimpim oleh Lafayette terispirasi tentang gerakan

revolusioner kaum kolonis Ameerika yang menyuarakan kebebasan individu, peramaan

hak-hak warga negara serta pembatasan kekuasaan raja. Mereka emnginginkan agar

rakyat Perancis juga melakukan hal yang sama untuk menentang Raja Perancis yang

menjalankan pemerintahan absolut.

2.2.2. Meletusnya Revolusi Perancis 1789.

Untuk mengatasi krisis keuangan tersebut raja Louis XVI berusaha mengenakan pajak

kepada golongan yang kaya. Usaha ini gagal karena mendapat tantangan dari golongan

bangsawan. Golongan ini menghendaki agar semua pajak baru yang dikenakan harus

mendapat persetujuan dari Estates General atau Badan Legislatif yang merupakan badan

perwakilan dari ketiga golongan masyarakat Perancis. Raja Louis XVI menyerah pada

tuntutan golongan bangsawan dan memilih bekerja sama dengan Estates General

daripada membiarkan Perancis menjadi bangkrut.

Masalah voting serta keanggotaan dalam Estates General menyulitkan badan ini

untuk mengambil keputusan. Karena Estates General tidak bersidang lagi sejak 1614,

tidak terdapat peran yang dimainkan oleh lembaga. Oleh karena itu, masyarakat Perancis

menghendaki agar lembaga ini mengambil peran dalam kehidupan politik di Perancis.

Sementara itu, terdapat perselisihan paham mengenai tata cara pemungutan suara

diantara ketiga golongan tersebut. Golongan gereja dan bangsawan menghendaki agar

pemungutan suara (voting) dilakukan oleh golongan bukan oleh perorangan. Adapun

golongan ketiga, yang menyadari bahwa jumlah mereka sangat banyak, mengehendaki

agar voting dilakukan secara perorangan. Perdebatan mengenai prosedur voting yang

berlangsung selama berminggu-minggu itu diakhiri dengan tindakan pasukan Louis XVI

Page 22: 1. rpp rev amric n rev pranc

dengan mengusir semua anggota Golongan Ketiga dari tempat sidang pertemuan.

Golongan Ketiga akhirnya memilih tempat bersidang di lapangan tenis tertutup. Mereka

membentuk Dewan Nasional atau National Assembly pada Mei 1789.

Peristiwa pembentukkan Dewan Nasional ini dianggap sebagai awal dimulainya

Revolusi Perancis. Melalui Dewan Nasional, golongan menengah, buruh, petani, serta

golongan gereja yang miskin dan bangsawan yang berpandangan maju, bersumpah tidak

akan membubarkan diri sampai terbentuknya konstitusi Perancis yang baru.

Dalam situasi yang semakin memburuk, raja Louis XVI mulai kehilangan kontrol.

Pada 1789, dia mengerahkan 20.000 pasukannya untuk membubarkan Dewan Nasional di

Paris. Rakyat yang marah akibat tindakan raja berusaha mencari senjata dan

mempertahankan Dewan Nasional. Segera di Paris terjadi tindakan kekerasan antara

pasukan raja dan penduduk yang bersimpati dengan Dewan Nasional. Tindakan kekerasan

itu mencapai puncaknya di Bastille.

Pada 14 Juli 1789, rakyat yang marah menyerbu Penjara Bastille. Mereka

membebaskan semua tahanan politik yang seluruhnya berjumlah 7 orang, membunuh

penjaga penjara dan para pejabatnya serta merebut amunisi yang tersimpan di penjara

tersebut. Setelah itu, mereka kemudian menyerbu Balai Kota dan membunuh Walikota

yang diakhiri dengan terbentuknya pemerintahan kota yang baru yang dipimpin oleh

golongan menengah. Akhirnya, Louis XVI yang menyadari adanya gerakan Revolusi,

menarik pasukannya dari Paris dan menerima pemerintahan baru kota Paris. Gambar

berikut merupakan ilustrasi penyerangan terhadap Penjara Bastille.

Sumber : http://indonesian.irib.ir/sejarah-dunia/-/asset_publisher/d8fG/content/

14-juli-penjara-bastille-diserbu-warga-paris

Peristiwa yang paling dramatis dalam sejarah Revolusi Prancis terjadi pada 4

Agustus 1789. Pada tanggal itu sebagian besar golongan bangsawan dan gereja bergabung

dengan Dewan Nasional. Mereka juga sepakat untuk menghapuskan kewajiban-kewajiban

feodal dan melepaskan hak-hak istimewanya di bidang politik dan perpajakan. Peristiwa

tersebut merupakan perubahan yang sangat revolusioner, sebab sistem feodalisme

Perancis dapat dihancurkan dalam satu hari saja.

Dewan Nasional yang anggotanya diwakili oleh semua golongan melakukan

tindakan yang sangat revolusioner. Pada 26 Agustus 1789 dikeluarkan Deklarasi

Mengenai Hak-hak Manusia dan Warga Negara. Deklarasi tersebut didasarkan pemikiran-

pemikiran zaman pencerahan mengenai hukum-hukum alam. Melalui deklarasi tersebut,

warga Negara Perancis memiliki hak merdeka (liberty), hak milik (proverty), hak

keamanan (security), dan hak perlindungan dari tindakan kekerasan (resistance to

Page 23: 1. rpp rev amric n rev pranc

oppression). Dewan Nasional juga mengatakan bahwa semua orang memiliki persamaan

(equality) di depan hukum, memiliki kebebasan berbicara, memilih agama, dan

dijaminnya kebebasan pers.

Prinsip-prinsip kemerdekaan (liberty), persamaan (equality), dan hak-hak alami

(natural right) dirumuskan kembali dalam konstitusi Perancis yang baru. Pada dasarnya

konstitusi itu menjamin hak-hak rakyat serta membatasi kekuasaan raja. Louis XVI

menerima konstitusi baru tersebut, sehingga Prancis menjadi monarki (kerajaan) yang

kontitusional, yaitu kerajaan yang memiliki undang-undang dasar.

Revolusi Perancis menimbulkan peperangan dengan Negara-negara tetangga

Perancis. Penyebabnya adalah raja-raja Eropa merasa khawatir bahwa prinsip-prinsip

liberty, equality, dan natural law akan menyebar ke daratan Eropa. Selain itu, golongan

kontra revolusi yang mengungsi keluar Perancis yang terdiri dari golongan bangsawan

dan gereja Prancis mendesak raja-raja Austria dan Prusia untuk merestorasi kekuasaan

raja Louis XVI.

Pada Juni 1791, raja Louis XVI berniat meninggalkan Perancis dan dipercaya

akan memimpin pasukan kontra revolusi untuk menghancurkan hasil-hasil revolusi.

Rakyat Prancis yang marah kemudian berhasil mencegah rencana itu. Dewan Legislatif

membubarkan pemerintahan monarki pada Agustus 1792 dan menangkap seluruh anggota

keluarga raja. Revolusi semakin radikal sehingga berakibat dieksekusinya sejumlah 2000

orang golongan royalis, yaitu golongan yang setia pada raja Louis XVI, pada September

1792.

2.2.3. Terbentuknya Republik Perancis dan Dampak Revolusi.

Perancis menjadi republik setelah diadakan pemilu. Konvensi Konstitusi Nasional

sebagai pengganti pemerintahan sementara, mengubah Perancis menjadi republik.

Pemerintahan baru ini berhasil mengadili dan mengeksekusi Louis XVI dengan cara

diguilotin (guillotine). Dibawah pemerintahan republik, Perancis mengirimkan

pasukannya ke perbatasan Prusia (Jerman) dan Austria dengan tujuan memperthankan

revolusi, membebaskan semua penduduk Eropa dari tirani serta menumbangkan seluruh

tahta raja-raja Eropa yang absolut. Dalam perang pada 1793, tentara Prancis, dibawah

pimpinan Napoleon Bonaparte, berhasil mengusir Inggeris dari Spanyol. Sementara

dalam perang pada 1796, Perancis berhasil mengalahkan Austria, di perbatasan Italia

Utara.

Peperangan dan pengiriman pasukan ke luar negeri (1793) menimbulkan kesulitan

di dalam negeri. Barang kebutuhan sehari-hari semakin langka dan harga semakin

meningkat. Hal ini sangat memberatkan kehidupan buruh di kota dan petani di pedesaan.

Rakyat yang tidak puas dengan pemerintahan revolusi (Konvensi) mengadakan

pemberontakan. Di tengah krisis politik itu tampil seorang radikal bernama Maximilien

de’ Robespierre yang memimpin revolusi dengan menjalankan pemerintahan terror.

Robespierre memimpin komite pemerintahan yang beranggotakan 12 orang. Ia

berpendapat bahwa pemerintahan yang keras (dengan teror) diperlukan untuk

menyelamatkan Revolusi Prancis. Di bawah pemerintahan terror, setiap orang yang

kontra revolusi akan dianggap musuh negara. Akibatnya, dalam waktu satu tahun

(Agustus 1793- July 1794) terdapat 2500 orang dieksekusi.

Pemerintahan teror yang banyak memakan korban menimbulkan perlawanan di

dalam negeri. Anggota konvensi dari pemerintahan Republik berhasil merebut kekuasaan.

Robespierre berhasil ditangkap dan dieksekusi dengan cara diguilotin bersama 20 orang

pengikutnya. Pada Oktober 1795, terbentuk pemerintahan baru yang berasal dari

golongan borjuis. Pemerintahan baru itu disebut Pemerintahan Direktory.

Pemerintahan Directory dipimpin oleh “warga negara terbaik” berjumlah lima

orang yang direkrut. Mereka dipilih oleh parlemen. Pemerintahan baru tidak bersifat

demokratis sebab hak pilih suara bagi semua pria dewasa yang ditetapkan tahun 1793

Page 24: 1. rpp rev amric n rev pranc

dihapuskan. Hak pilih hanya diberikan kepada pria dewasa yang membayar pajak.

Dengan demikian, wanita dan penduduk miskin tidak memiliki hak suara dan tersisih dari

pemerintahan baru. Pemerintahan baru banyak melakukan pelanggaran konstitusional.

Anggota parlemen terpilih dari golongan royalis dan golongan radikal disingkirkan untuk

mempertahankan kekuasaan. Pemerintahan yang tidak efektif ini menyebabkan

terancamnya kesatuan nasional yang tengah dilanda revolusi. Akhirnya, rakyat Prancis

mempercayakan kepemimpinannya pada seorang tokoh patriotik penyelamat Perancis

bernama Napoleon Bonaparte pada 1799, sekaligus mengakhiri Pemerintahan Direktory.

Dalam menjalankan pemerintahannya, Napoleon bersifat diktator. Semua

kelompok oposisi disingkirkannya. Kebebasan politik dan kebebasan pers dikekangnya.

Sebagai Konsul Pertama (First Consul), dia memperoleh semua kekuasaan politik.

Sementara itu, rakyat Perancis yang masih kecewa dengan kekacauan ekonomi dan

politik di dalam negeri dibawah pemerintahan Direktory, tetap mencintainya karena

pemimpin baru tersebut menawarkan kestabilan politik, efisiensi pemerintahan, serta

kemenangan militer atas musuh-musuh Prancis. Malah pada 1804, popularitas Napoleon

memuncak. Mayoritas rakyat Perancis melalui referendum menyetujui pengangkatannya

sebagai Kaisar Perancis untuk memimpin Imperium Perancis. Dengan demikian, Republic

Perancis, yang telah berdiri selama 12 tahun, berubah menjadi sebuah Imperium.

Napoleon Bonaparte naik tahta sebagai Kaisar Napoleon 1.

Selama lima belas tahun menjalankan pemerintahan (lima tahun sebagai konsul

dan 10 tahun sebagai kaisar), Napoleon mengadakan reformasi sehingga pemerintahan

menjadi lebih efisien. Semua hak-hak istimewa yang dulu dimiliki golongan tertentu

dihapuskannya. Sistem perpajakan diperbarui sehingga memberikan keadilan kepada

semua golongan. Pengangkatan jabatan militer didasarkan atas prestasi di lapangan,

bukan didasarkan atas pilihan atasan. Hubungan dengan Paus diperbarui, gereja mendapat

perlindungan hukum, serta kebebasan beragama dijamin. Dibidang hukum, Napoleon

mengeluarkan Code Napoleon yang didasarkan atas prinsip bahwa semua warga Negara

memiliki kedudukan yang sama di muka hukum. Code Napoleon menjadi dasar hukum

Perancis sekarang serta digunakan di beberapa Negara di dunia dewasa ini.

Dalam usahanya untuk menyatukan Eropa dibawah pimpinan Perancis, Napoleon

mengadakan peperangan dengan Negara-negara lain. Peperangan tersebut dilihat dari sisi

Negara-negara Eropa disebut sebagai Perang Koalisi (Coalition Wars) atau Perang

gabungan. Adapun dilihat dari sisi Prancis disebut sebagai Perang Napoleon (Napoleonic

Wars). Perang ini berlangsung dari 1792 hingga 1815.

Imperium Perancis berakhir pada 1813 setelah pasukan Napoleon mengalami

kekalahan dikota Leipzig dari pasukan koalisi Negara Swedia, Inggris, Spanyol, Prusia,

dan Austria. Napoleon menyerah, ditangkap dan segera dibuang ke pulau Elba, di pantai

Italia pada 1814. Napoleon sempat melarikan diri dan segera memimpin kembali pasukan

Perancis melawan tentara koalisi. Setelah berhasil memimpin pasukan Perancis selama

100 hari, akhirnya Napoleon mengalami kekalahan dalam pertempuran di Waterloo pada

1815. Dia dibuang ke pulau terpencil St Helena di Pasifik Selatan sampai meninggalnya

pada 1821. Kondisi Eropa setelah perang koalisi ditentukan kembali berdasarkan peta

politiknya melalui Kongres Wina di Austria pada 1815. Berdasarkan konferensi tersebut,

wilayah Perancis kembali pada kondisi pada 1792 sebelum berkuasanya kaisar Napoleon

Bonaparte.

Revolusi Perancis pada 14 Juli 1789 membawa pengaruh yang tidak kecil bagi

Perancis sendiri maupun Negara-negara lain, baik dalam bidang politik, ekonomi,

maupun sosial. Bagi Perancis, pengaruh revolusi di bidang politik nampak pada aspek

berkembangnya paham liberalisme di kalangan rakyat, terbentuknya pemerintahan yang

didasarkan oleh nilai-nilai demokratis - walaupun tidak segera setelah Perancis

melakukan Revolusi Perancis. Setelah revolusi, negara ini menerapkan monarki

konstitusional sebagai pengganti dari monarki absolut. Dalam bidang ekonomi, terjadi

penghapusan pajak feudal, pemberian hak milik tanah kepada petani, penghapusan sistem

Page 25: 1. rpp rev amric n rev pranc

gilda diganti dengan sistem ekonomi bebas, dan hal itu menumbuhkan industrialisasi di

Perancis. Sedangkan dalam bidang sosial terjadi penghapusan sistem kelas dalam

masyarakat, penghapusan sistem feudal, dan pengakuan terhadap hak-hak asasi manusia

dalam berbagai bidang. Dalam bidang pendidikan, terjadi gerakan pemenuhan hak

pendidikan bagi semua golongan.

Bagi negara-negara lain di luar Perancis, terutama negara-negara Eropa pada awal

abad ke-19, Revolusi Perancis telah menyadarkan Raja-raja Eropa bahwa kekuasaan

absolut tidak disukai oleh rakyat karena bertentangan dengan pemikiran-pemikiran baru

tentang pentingnya membangun kesetaraan dalam bidang pemerintahan. Secara pelan-

pelan, negara-negara Eropa mulai mengubah monarki absolut menjadi monarki

konstiutusional atau sistem kerajaan yang berdasarkan undang-undang yang membatasi

kekuasaan rakyat dan memberikan hak bagi rakyat untuk ikut serta mengawasai

pemerintahan melalui lembaga legislatif. Bagi masyarakat Eropa, Revolusi Perancis telah

menginspirasi untuk melakukan gerakan liberal, sosial, demokrasi dan nasional untuk

membentuk pemerintahan yang memperhatikan hak-hak rakyat. Pada awal abad ke-19

hingga akhir abad ke-19 di Eropa terjadi gelombang revolusi untuk membentuk

pemerintahan yang didasarkan oleh nilai-nilai yang degagas dalam Revolusi Perancis.

Konsep persamaan hak bagi warga negara yang dicetuskan dalam Revolusi Perancis juga

diadopsi oleh tokoh-tokoh Pergerakan nasional di Asia pada awal abad ke-20 yang masih berada di bawah kekuasaan imperialisme Barat. Code Napoleon tidak hanya dipakai di negra-negara Eropa melainkan di berbagai negara yang demokratis hingga sekarang. Di

Indonesia, Pergerakan Nasional yang lahir sejak didirikannya Organisasi Boedi Oetomo tanggal 20 Mei 1908 juga menyerukan tentang pentingnya persamaan hak-hak warga

pribumi dengan warga dan penguasa Hindia Belanda. Gerakan menuntut persamaan hak dalam bidang pendidikan, politik, ekonomi, sosial dan lain-lain yang dilakukan oleh golongan terpelajar pada masa Pergerakan Nasional tidak bisa dipepaskan dari

pemikiran-pemikiran liberal dan demokratis dari Revolusi Perancis.