pengindraan khusus

30
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengindraan khusus merupakan suatu sistem koordinasi stimulus respon spesifik yang dilakukan oleh organ tertentu. Kondisi ini terbentuk karena struktur anatomi dan fungsinya sel saraf yang menyusunnya berbeda-beda. Pada manusia terdapat indra- indra: pendengaran, penghilatan, peraba, perasa, dan penciuman. Klasifikasi indra terdiri dari indra kutum, viseral, olfaktortus, penciuman, visual, pendengaran dan posisi. Tiga komponen dari mekanisme sensori adalah organ pengindraan atau reseptor jarak menuju otak, dan area sensoris di korteks serebri. Pada organ pengindraan atau properti reseptor kemampuannya berkembang dengan baik, dan masing-masing dikhususkan untuk merespon stimulus yang spesifik. Proses

Upload: pujo-winarto

Post on 27-Oct-2015

94 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pengindraan Khusus

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengindraan khusus merupakan suatu sistem koordinasi stimulus respon

spesifik yang dilakukan oleh organ tertentu. Kondisi ini terbentuk karena struktur

anatomi dan fungsinya sel saraf yang menyusunnya berbeda-beda. Pada manusia

terdapat indra-indra: pendengaran, penghilatan, peraba, perasa, dan penciuman.

Klasifikasi indra terdiri dari indra kutum, viseral, olfaktortus, penciuman,

visual, pendengaran dan posisi. Tiga komponen dari mekanisme sensori adalah

organ pengindraan atau reseptor jarak menuju otak, dan area sensoris di korteks

serebri. Pada organ pengindraan atau properti reseptor kemampuannya

berkembang dengan baik, dan masing-masing dikhususkan untuk merespon

stimulus yang spesifik. Proses pengindraan sensasion afterimage, adaptasi dan

veriabilitas intensitas adalah semua sifat dan sensasi sentuhan, tekanan, panas,

dingin, dan rasa nyeri mengenai indra kita.

Pendengaran, suatu pengindraan dimana suara di apresiasikan melibatkan

fungsi dari struktur telinga luar, telinga tengah, dan porsi koklear dari telinga

dalam, posisi pengindraan melibatkan orientasi ruang kepala, gerakan tubuh, di

seluruh ruang, dan keseimbangan serta ekuilibrium tubuh.

Page 2: Pengindraan Khusus

Berdasarkan uraian di atas, untuk lebih memahami dan mengetahui

tentang sistem pengindraan beserta komponen-komponennya, maka diperlukan

suatu praktikum yang membahas tentang hal ini.

B. Tujuan Praktikum

Tujuan yang ingin dicapai pada praktikum kali ini adalah, sebagai berikut:

1. Mahasiswa dapat mengetahui bagian-bagian dari mata, telinga, dan kulit.

2. Mahasiswa dapat menjelaskan mekanisme sensoris.

3. Mahasiswa dapat membedakan antara intereseptor, proprioseptor, dan

ekstereseptor, dan memberikan masing-masing contohnya.

4. Mahasiswa dapat mendefinisikan kemoreseptor, proreseptor, dan fotoreseptor

dan hubungan signifikannnya.

5. Mahasiswa dapat menjelaskan istilah nyeri.

6. Mahasiswa dapat menjelaskan anatomi bola mata dan struktur yang

melindunginya.

7. Mahasiswa dapat menjelaskan fenomena fisik dari refraksi dan bagaimana

mengoprasikannya dalam menfokuskan.

8. Mahasiswa dapat menjelaskan kedalaman persepsi dan hubungan pandangan

binokuler dengan diplopia dan hemiopia.

9. Mahasiswa dapat menjelaskan anatomi dari mata.

10. Mahasiswa dapat memahami transmisi suara dari membran timpani ke

membran basalis.

Page 3: Pengindraan Khusus

11. Mahasiswa dapat menjelaskan teori Place tentang pendengaran.

12. Mahasiswa dapat membedakan antara keseimbangan statis dan dinamis.

C. Manfaat

Manfaat yang diperoleh dari praktikum ini adalah, sebagai berikut:

1. Kita dapat mengetahui tentang pengindraan khusus, baik itu organ-organnya

maupun persarafannya serta komponen-komponen lainnya.

2. Dapat dijadikan sebagai tambahan literatur atau bahan bacaan pada praktikum

”Anatomi dan Fisiologi Manusia” selanjutnya.

Page 4: Pengindraan Khusus

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pengindraan khusus merupakan suatu sistem koordinasi stimulus respon

spesifik yang dilakukan oleh organ tertentu. Kondisi ini terbentuk karena struktur

anatomi dan fungsinya sel saraf yang menyusunnya berbeda-beda. Pada manusia

terdapat indra-indra: pendengaran, penghilatan, peraba, perasa, dan penciuman

(Anonim, 2010: 35).

Mata manusia mampu mendeteksi keragaman warna yang hampir tak

terhitung yang membentuk bayangan benda yang berjarak beberapa mil jauhnya, dan

bahkan merespon terhadap satu foto cahaya, akan tetapi otaknya yang sesungguhnya

melihat. Bagian luar bola mata terdiri atas lapisan jaringan ikat yang berwarna putih

dan kuat disebut skelera, dan lapisan bagian dalam mempunyai pigmen tipis yang

disebut koroid (choroid) skelera menjadi kornea transparan, yang melawan cahaya ke

dalam mata dan bertindak sebagai lensa yang tetap. Pada bagian dalam koroid retina

membentuk lapisan paling dalam, dari bola mata yang terdiri dari sel-sel fotoreseptor

karena tidak ada fotoreseptor pada cakram optik, maka bintik yang terletak di bagian

luar bawah retina adalah bintik buta dan cahaya yang difokuskan pada bagian retina

tersebut tidak terdeteksi (Campbell, 2004: 239).

Telinga adalah organ pendengaran, saraf yang melayani indera ini adalah saraf

kranial kedelapan atau nervus auditorius. Telinga terdiri dari 3 bagian, yaitu telinga

luar, tengah dan rongga telinga dalam. Telinga luar terdiri dari unkel dan pmina yang

Page 5: Pengindraan Khusus

pada binatang rendahan berukuran besar serta dapat bergerak dan membantu

mengumpulkan gelombang suara dan meatus duditorius eksterna yang menjorok ke

dalam menjauhi pmina, serta menghantarkan getaran suara menuju membran timpani.

Liang ini berukuran panjang sekitar cm, sepertiga luarnya adalah tulang. Bagian

tulang rawan tidak lurus serta begerak ke arah atas dan belakang (Pearce, 2004: 325).

Lidah sebagian besar terdiri dari dua kelompok otot, yaitu: otot intrinsik lidah

melakukan semua gerakan halus. Sementara otot ekstrinsik mengaitkan lidah pada

bagian-bagian sekitarnya serta melakukan gerakan-gerakan kasar yang sangat

menekannya pada langit-langit dan gigi yang pada akhirnya mendorongnya masuk ke

dalam faring. Pada bagian anterior lidah bebas tidak terikat. Bila lidah dijulurkan

maka ujung lidah meruncing dan bila terletak tenang di dasar mulut, maka ujung

lidah berbentuk bulat, selaput lendir lidah selalu lembab dan pada waktu sekat

berwarna merah jambu. Permukaan atas seperti keluar dan ditutupi papila-papila

(Irianto, 2004: 273 – 274).

Sel-sel mesenkim kulit muncul di bawah epidermis, ada yang dari somatik

mesoderm ada pula dari dermaton epimere. Pada banyak vertebra (Aves dan

Mamalia). Kulit terdiri atas banyak sel. Epidermis sebelah luar memiliki lapisan sel

menanduk dan mengelupas terus menerus, disebut stratum korneum. Derivat

epidermis yang berstruktur tanduk tumbuh berupa papila yang menjorok ke dermis.

Meski berasal dari sel-sel stratum germinativum tapi ternyata untuk pembentukan

derivat itu, sel sel dermis (mesoderm) ikut ambil bagian (Yatim, 1976: 217).

Page 6: Pengindraan Khusus

Alat pencium terdapat dalam rongga hidung dari ujung saraf otak nervus

olfaktorius. Serabut-serabut ini timbul pada bagian atas selaput lendir hidung dikenal

dengan olfaktori. Nervus olfaktorius dilapisi oleh sel-sel yng sangat khusus yang

mengeluarkan fibril-fibril yang sangat halus, terjalin dengan serabut-serabut dari

bulbus olfaktorius yang merupakan otak terkecil. Saraf olfaktorius terletak di atas

lempeng tulang etmoidalis (Syaifuddin, 2006: 334).

Page 7: Pengindraan Khusus

BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 29 Juni 2010, pukul

11.00 – 13.00 WITA, dan bertempat di Laboratorium Unit Pendidikan Biologi,

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Haluoleo, Kendari.

B. Alat dan Bahan

1. Alat

Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah, alat tulis menulis.

2. Bahan

Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah carta atau torso

sistem pengindraan khusus.

C. Prosedur Kerja

Prosedur Kerja yang dilakukan pada praktikum kali ini adalah, sebagai

berikut:

1. Menyediakan alat dan bahan yang akan digunakan.

2. Mengamati bahan yang ada dan menggambar hasil pengamatan serta

menunjukkan bagian-bagiannya.

Page 8: Pengindraan Khusus

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

1. Indera Penglihatan

Keterangan:1. Kapsula 10. Optik2. Koroid 11. Posterior3. Siliaris 12. Pupil4. Konjungtiva 13. Rektus5. Kornea 14. Retina6. Fovea 15. Sklera7. Iris 16. Superior8. Lensa 17. Visi9. Ligamentum

Page 9: Pengindraan Khusus

2. Indera Pendengaran

Keterangan:1. Auditorius 11. Maleus2. Aurikula 12. Meatus3. Koklea 13. Tengah4. Koklear 14. Oval5. Korti 15. Teres6. Eustakian 16. Kanalis semisirkularis7. Eksternal 17. Stapes8. Inkus 18. Temporal9. Dalam 19. Tompani10. Jugularis 20. Vestibular

Page 10: Pengindraan Khusus

3. Indera Penciuman

Keterangan:1. Sinus frontalis2. Plat kribiformis dalam atap hidung3. Bulbus olfaktoris4. Sinus sfenoid5. Konka hidung media6. Konka hidung inferior7. Serabut saraf olfaktorius8. Traktus olfaktorius ke pusat otak untuk penciuman9. Neuron perintah kedua dari bulbus olfaktori10. Bulbus olfaktori11. Plat kribiformis12. Sel-sel basal13. Sel-sel olfaktori14. Sel-sel penunjang15. Rambut olfaktori

Page 11: Pengindraan Khusus

4. Indera Pengecap

Keterangan:1. Papila sirkumvalata2. Region penhecap

a. Pahitb. Asamc. Asind. Manis

3. Papila filiformis4. Papila fungiformis5. Apeks lidah

Page 12: Pengindraan Khusus

5. Indera Peraba

Keterangan:1. Pori keringat 11. Jaringan adiposa2. Batang rambut 12. Hipodermis3. Otot erektor 13. Lapisan retikular4. Kelenjar sabasea 14. Dermis5. Saraf 15. Lapisan papilar6. Akar rambut 16. Epidermis7. Folikel rambut8. Arteri9. Kelenjar keringat10. Serabut saraf sensoris

Page 13: Pengindraan Khusus

B. Pembahasan

Pancaindra merupakan organ-organ yang dikhususkan untuk menerima jenis

rangsangan tertentu. Serabut saraf yang melayaninya merupakan alat perantara yang

membawa kesan rasa dan organ indra menuju otak, tempat perasaan itu ditafsirkan.

Pengindraan khusus merupakan suatu system koordinasi stimulus respon spesifik

yang dilakukan oleh organ tertentu. Pada manusia terdapat indra-indra antara lain

penglihatan, pendengaran, peraba (taktil), perasa, dan penciuman (olfaktori).

Saraf optikus atau urat saraf kranial kedua adalah saraf sensorik untuk

penglihatan. Saraf ini timbul dari sel-sel ganglion dalam retina yang bergabung

membentuk saraf optikus. Umumnya mata dilukiskan sebagai bola, tetapi sebetulnya

lonjong dan buka bulat seperti bola. Bola mata mempunyai garis menengah, bagian

depannya bening, serta terdiri dari tiga lapisan yaitu lapisan luar, fibrus, lapisan

tengah, vaskuler, dan lapisn dalam. Ada 6 otot penggerak mata, empat diantaranya

lurus, sementara 2 lainnya agak serong. Otot-otot oblik adalah otot inferior dan

superior. Skelera merupakan pembungkus yang kuat dan fibrus. Retina adalah lapisan

saraf pada mata, yang terdiri atas sejumlah lapisan serabut, yaitu sel-sel saraf, batang-

batang dan kerucut. Bagian yang paling peka pada retina adalah makula, yang terletk

pada eksternal terhadap diskus optik, persis berhadapan dengan pusat pupil.

Kornea merupakan bagian mata depan yang transparan dan bersambung

dengan skelera yang putih dan tidak tembus cahaya. Kornea terdiri atas beberapa

lapisan-lapisan tepi yaitu epitelium berlapis yang bersambung dengan konjungtiva.

Page 14: Pengindraan Khusus

Bilik anterior yang terletak antara kornea dan iris. Iris adalah tirai bewarna di depan

lensa yang bersambung dengan selaput koroid. Iris berisi dua kelompok serabut otot

tak sadar atau otot polos. Kelompok yang satu mengecilkan ukuran pupil, sementara

kelompok lain melebarkan ukuran pupil tersebut.

Mata sebagai indra penglihatan. Mata dibentuk untuk menerima rangsangan

berks-berkas cahaya pada retina, lantas dengan perantara serabut-serabut nervus

optikus mengalirkan rangsangan ini ke pusat penglihatan pada otak untuk ditafsirkan.

Kornea bekerja sebagai jendela bening untuk melindungi struktur halus yang berada

di belakangnya, serta membentu memfokuskan bayangan pada retina. Iris berfungsi

sebagai tirai yang melindungi retina, lensa berfungsi sebagai organ fokus yang utama.

Retina memuat ujung-ujung nervus optikus, serta dapat disamakan dengan lempeng

film dalam fotografi.

Telinga adalah organ pendengaran. Saraf yang melayani organ ini adalah saraf

kranial kedelapan atau nervus auditorius. Telinga terdiri dari tiga bagian yaitu telinga

luar, telinga tengah dan telinga dalam.

Telinga luar terdiri atas aurikel atau pina, yang berukuran besar serta dapat

bergerak dan membantu mengumpulkan gelombang suara dan meatus auditorius

eksterna yang menjorok ke dalam menjauhi pina, serta menghantarkan getaran suara

menuju membran timpani. Liang ini berukuran panjang sekitar 2,5 cm, sepertiga

luarnya adalah tulang rawan sementara dua pertiga dalamnya berupa tulang.

Telinga tengah atau rongga timpani adalah bilik kecil yang mengandung

udara. Rongga ini terletak sebelah dalam membran timpaniatau gendang telinga, yang

Page 15: Pengindraan Khusus

memisahkan rongga itu dari meatus auditorius eksterna. Rongga ini sempit serta

memiliki dinding telinga (tulang) dan dinding membranosa. Tuba Eustakhius

bergerak dari depan dari rongga telinga menuju nasofaring, lantas terbuka, dengan

demikian tekanan udara pada kedua sisi gendang telinga dapat diatur seimbang

melalui meatus auditorius eksterna, serta melalui tuba Eustakhius. Tulang-tulang

pendengaran adalah tiga tulang kecil yang tersusun pada rongga telinga tengah seperti

rantai yang bersambung dari membran timpani menuju rongga telinga dalam. Tulang

yang berada di tengah adalah inkus atau landasan, sisi luarnya bersendi dengan

maleus, sementara sisi dalamnya bersendi dengan sisi dalam sebuah tulang kecil,

yaitu stopes. Prosesus matoideus adalah bagian tulang temporalis yang terletak di

belakang telinga, sementara ruang udara yang berada pada bagian atasnya adalah

antrum mastoideus yang berhubungan dengan rongga telinga tengah.

Rongga telinga dalam berada dalam bagian os petrosum tulang temporalis.

Rongga telinga dalam itu terdiri atas berbagai rongga yang menyerupai saluran-

saluran dalam tulang temporalis. Rongga-rongga itu disebut labirin tulang dan dilapisi

membran sehingga membentuk labirin membranosa. Labirin tulang terdiri atas tiga

bagian yaitu vestibula yang merupakan bagian tengah, saluran setengah lingkaran

bersambung dengan vestibula, dan koklea adalah sebuah tabung berbentuk spiral

yang membelit dirinya laksana sebuah rumah siput.

Pendengaran, dimana suara ditimbulkan akibat getaran atmosfer yang dikenal

sebagai gelombang suara, yang kecepatan dan volumenya berbeda-beda. Gelombang

suara bergerak melalui rongga telinga luar yang menyebabkan membran timpani

Page 16: Pengindraan Khusus

bergetar. Getaran-getaran tersebut selanjutnya diteruskan menuju inkus dan stopes,

melalui maleus yang terkait pada membran itu. Karena getaran-getaran yang timbul

pada setiap lubang ini sendiri, tulang-tulang ini memperbesar getaran, yang kemudian

disalurkan melalui fenestra veskbular menuju perilimf. Getaran perilimfa dialirkan

melalui membran menuju endolimfa dalam saluran koklea.

Pada hakikatnya lidah mempunyai hubungan yang sangat erat dengan indera

khusus pengecap. Lidah sebaian besar terdiri atas dua kelompok otot. Otot intrinsik

lidah melakukan semua gerakan halus, sementara otot ekstrinsik mengaitkan lidah

pada bagian-bagian sekitarnya serta melaksanakan gerakan-gerakan kasar yang

sangat penting pada saat mengunyah dan menelan. Lidah mengaduk-aduk makanan,

menekannya pada langit-langit dan gigi, dan akhirnya mendororngnya masuk faring.

Lidah terletak pada dasar mulut, sementra pembuluh darah dan urat saraf masuk dan

keluar pada akarnya. Ujung serta pinggiran lidah bersentuhan dengan gigi-gigi

bawah, sementara dorsum merupakan permukaan melengkung pada bagian atas lidah.

Selaput lendir (membran mukosa) lidah selalu lembap, dan pada waktu sehat

berwarna merah jambu. Permukaan atasnya seperti heledu dan ditutupi papil-papil

yang terdiri dari tiga jenis yaitu papila sirkumvalata adalah jenis papila terbesar, dan

masing-masing dikelilingi semacam lekukan seperti parit, papila fungiformis

menyebar pada permukaan ujung dan sisi lidah, dan berbentuk jamur. Papila

filiformis adalah yang terbanyak dan menyebar pada seluruh permukaan lidah. Organ

ujung untuk pengecapan adalah puting-puting pengecap yang sangat banyak terdapat

di dalam dinding papila sirkumvalata dan fungiformis. Papila filiformis berfungsi

Page 17: Pengindraan Khusus

untuk menerima rasa sentuh daripada rasa pengecapan yang sebenarnya. Ada 4

macam rasa kecapan yaitu manis, pahit, asam dan asin. Lidah memiliki pelayanan

persarafan yang majemuk. Otot-otot lidah mendapat persarafan dari urat saraf

hipoglosus.

Penciuman, dimana saraf kranial pertama melayani ujung organ pencium.

Serabut-serabut saraf ini timbul pada bagian atas selaput lendir hidung, yang dikenal

sebagai bagian olfaktori hidung. Nervus olfaktorius dilapisi sel-sel yang sangat

khusus, yang mengeluarkan fibril-fibril halus untuk berjalin dengan serabut-serabut

dari bulbus olfaktorius. Bulbus ini pada hakikatnya merupakan bagian otak yang agak

membesar dari saraf olfaktorius yang terletak di atas lempeng kribiformis tulang

etmoid. Rasa penciuman dirangsang oleh gas yang terhirup atau oleh unsur-unsur

halus. Rasa penciuman ini sangat peka, dan kepekaannya mudah hilang bila

dihadapkan pada suatu bau yang sama untuk suatu waktu yang cukup lama. Rasa

penciuman juga diperlemah bila selaput lendir hidung sangat kering, sangat basah,

atau membengkak, seperti halnya seorang yang diserang flu.

Kulit menutupi dan melindungi permukaan tubuh, serta bersambung dengan

selaput lendir yang melapisi rongga-rongga dan lubang-lubang masuk. Kulit dibagi

menjadi dua lapisan yaitu epidermis (kutikula) dan dermis (korium). Ujung akhir

saraf sensoris yaitu puting peraba, terletak di dalam dermis. Kelenjar sebaseus adalah

kelenjar kantong di dalam kulit. Bentuknya seperti botol dan bermuara di dalam

folikel rambut. Kulit berfungsi sebagai organ pengatur panas, sebgai organ ekskresi,

Page 18: Pengindraan Khusus

melindungi tubuh dari sinar UV, sebagai alat peraba, tempat penyimpanan air, serta

tempat penyimpanan lemak yang utama pada tubuh.

Page 19: Pengindraan Khusus

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai

berikut:

1. Pengindraan khusus adalah suatu sistem koordinasi stimulus respon spesifik

yang dilakukan oleh organ tertentu.

2. Alat indera terdiri dari 5 organ yaitu, indera penglihatan berupa mata, indera

pendengaran berupa telinga, indera penciuman berupa hidung, indera

pengecap berupa lidah, dan indera peraba berupa kulit.

3. Tiga komponen dari mekanisme sensori adalah organ pengindera atau

reseptor, jarak menuju otak, dan area sensorik dikorteks serebri.

B. Saran

Saran yang dapat saya ajukan pada kesempatan ini adalah agar pada

praktikum selanjutnya carta pengindraan dapat diperbanyak lagi.

Page 20: Pengindraan Khusus

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2010. Penuntun Praktikum Anatomi dan Fisiologi Manusia. Universitas Haluoleo. Kendari.

Campbell, 2004. Biologi Edisi Kelima Jilid-3. Erlangga. Jakarta.

Irianto, K., 2004. Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia untuk Paramedis. Yrama Widya. Bandung.

Pearce, E., 2004. Anatomi dan Fisiologi Manusia untuk Paramedis. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Syaifuddin, 2006. Anatomi dan Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan. Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

Yatim, W., 1967. Reproduksi dan Embriologi. Trasito. Bandung.