bab ii pengindraan

42
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Syaraf Kranial 12 pasang saraf cranial muncul dari berbagai bagian batang otak.Beberapa saraf cranial hanya tersusun dari serabut sensorik, tetapi sebagaian besar tersusun dari serabut sensorik dan serabut motorik. 1. SARAF OLFAKTORIUS ( CN I ) Merupakan saraf sensorik.Saraf ini berasal dari epithelium olfaktori mukosa nasal. Berkas serabut sensorik mengarah ke bulbus olfaktori dan menjalar melalui traktus olfaktori sampai ke ujung lobus temporal (girus olfaktori), tempat persepsi indera penciuman berada. 2. SARAF OPTIK ( CN II ) Merupakan saraf sensorik. Impuls dari batang dan kerucut retina di bawa ke badan sel akson yang membentuk saraf optic. Setiap saraf optic keluar dari bola mata pada bintik buta dan masuk ke rongga cranial melaui

Upload: araaliffia

Post on 28-Dec-2015

49 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

sistem indera

TRANSCRIPT

Page 1: Bab II Pengindraan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sistem Syaraf Kranial

12 pasang saraf cranial muncul dari berbagai bagian batang otak.Beberapa saraf

cranial hanya tersusun dari serabut sensorik, tetapi sebagaian besar tersusun dari

serabut sensorik dan serabut motorik.

1. SARAF OLFAKTORIUS ( CN I )

Merupakan saraf sensorik.Saraf ini berasal dari epithelium olfaktori mukosa

nasal. Berkas serabut sensorik mengarah ke bulbus olfaktori dan menjalar melalui

traktus olfaktori sampai ke ujung lobus temporal (girus olfaktori), tempat persepsi

indera penciuman berada.

2. SARAF OPTIK ( CN II )

Merupakan saraf sensorik. Impuls dari batang dan kerucut retina di bawa ke

badan sel akson yang membentuk saraf optic. Setiap saraf optic keluar dari bola mata

pada bintik buta dan masuk ke rongga cranial melaui foramen optic. Seluruh serabut

memanjang saat traktus optic, bersinapsis pada sisi lateral nuclei genikulasi thalamus

dan menonjol ke atas sampai ke area visual lobus oksipital untuk persepsi indera

penglihatan.

3. SARAF OKULOMOTORIUS ( CN III )

Merupakan saraf gabungan, tetapi sebagian besar terdiri dari saraf

motorik.Neuron motorik berasal dari otak tengah dan membawa impuls ke seluruh

otot bola mata (kecuali otot oblik superior dan rektus lateral), ke otot yang membuka

Page 2: Bab II Pengindraan

kelopak mata dan ke otot polos tertentu pada mata. Serabut sensorik membawa

informasi indera otot (kesadaran perioperatif) dari otot mata yang terinervasi ke otak.

4. SARAF TRAKLEAR ( CN IV )

Adalah saraf gabungan , tetapi sebagian besar terdiri dari saraf motorik dan

merupakan saraf terkecil dalam saraf cranial. 9 Neuron motorik berasal dari langit-

langit otak tengah dan membawa impuls ke otot oblik superior bola mata. Serabut

sensorik dari spindle otot menyampaikan informasi indera otot dari otot oblik

superior ke otak.

5. SARAF TRIGEMINAL ( CN V )

Saraf cranial terbesar, merupakan saraf gabungan tetapi sebagian besar terdiri dari

saraf sensorik. Bagian ini membentuk saraf sensorik utama pada wajah dan rongga

nasal serta rongga oral.Neuron motorik berasal dari pons dan menginervasi otot

mastikasi kecuali otot buksinator.Badan sel neuron sensorik terletak dalam ganglia

trigeminal. Serabut ini bercabang ke arah distal menjadi 3 divisi :

• Cabang optalmik membawa informasi dari kelopak mata, bola mata, kelenjar

air mata, sisi hidung, rongga nasal dan kulit dahi serta kepala.

• Cabang maksilar membawa informasi dari kulit wajah, rongga oral (gigi

atas, gusi dan bibir) dan palatum.

• Cabang mandibular membawa informasi dari gigi bawah, gusi, bibir, kulit

rahang dan area temporal kulit kepala.

6. SARAF ABDUSEN ( CN VI )

Merupakan saraf gabungan, tetapi sebagian besar terdiri dari saraf

motorik.Neuron motorik berasal dari sebuah nucleus pada pons yang menginervasi

Page 3: Bab II Pengindraan

otot rektus lateral mata. Serabut sensorik membawa pesan proprioseptif dari otot

rektus lateral ke pons.

7. SARAF FASIAL ( CN VII )

Merupakan saraf gabungan.Meuron motorik terletak dalam nuclei

pons.Neuron ini menginervasi otot ekspresi wajah, termasuk kelenjar air mata dan

kelenjar saliva.Neuron sensorik membawa informasi dari reseptor pengecap pada dua

pertiga bagian anterior lidah.

8. SARAF VESTIBULOKOKLEARIS ( CN VIII )

Hanya terdiri dari saraf sensorik dan memiliki dua divisi. Cabang koklear atau

auditori menyampaikan informasi dari reseptor untuk indera pendengaran dalam

organ korti telinga dalam ke nuclei koklear pada medulla, ke kolikuli inferior, ke

bagian medial nuclei genikulasi pada thalamus dan kemudian ke area auditori pada

lobus temporal. Cabang vestibular membawa informasi yang berkaitan dengan

ekuilibrium dan orientasi kepala terhadap ruang yang diterima dari reseptor sensorik

pada telinga dalam.

9. SARAF GLOSOFARINGEAL ( CN IX )

Merupakan saraf gabungan.Neuron motorik berawal dari medulla dan

menginervasi otot untuk wicara dan menelan serta kelenjar saliva parotid. Neuron

sensorik membawa informasi yang berkaitan dengan rasa dari sepertiga bagian

posterior lidah dan sensasi umum dari faring dan laring ; neuron ini juga membawa

informasi mengenai tekanan darah dari reseptor sensorik dalam pembuluh darah

tertentu.

Page 4: Bab II Pengindraan

10. SARAF VAGUS ( CN X )

Merupakan saraf gabungan.Neuron motorik berasal dari dalam medulla dan

menginervasi hampir semua organ toraks dan abdomen.Neuron sensorik membawa

informasi dari faring, laring, trakea, esophagus, jantung dan visera abdomen ke

medulla dan pons.

11. SARAF AKSESORI SPINAL ( CN XI )

Merupakan saraf gabungan, tetapi sebagian besar terdiri dari serabut motorik.

Neuron motorik berasal dari dua area : bagian cranial berawal dari medulla dan

menginervasi otot volunteer faring dan laring, bagian spinal muncul dari medulla

spinalis serviks dan menginervasi otot trapezius dan sternokleidomastoideus. Neuron

sensorik membawa informasi dari otot yang sama yang terinervasi oleh saraf

motorik ; misalnya otot laring, faring, trapezius dan otot sternokleidomastoid.

12. SARAF HIPOGLOSAL ( CN XII )

Termasuk saraf gabungan, tetapi sebagian besar terdiri dari saraf motorik.

• Neuron motorik berawal dari medulla dan mensuplai otot lidah.

• Neuron sensorik membawa informasi dari spindel otot di lidah (Sloane, 2003).

2.2. ReseptorReseptor merupakan penerima rangsangan atau stimulus

• Eksteroseptor sensitif terhadap stimulus eksternal terhadap tubuh dan terletak

pada atau didekat permukaan tubuh; misalnya, sentuhan, tekanan, nyeri pada

kulit dan suhu, penciuman, penglihatan, serta pendengaran.

• Proprioseptor terletak pada tubuh dalam otot, tendon, dan persendian, juga

mencangkup reseptor ekuilibrium pada area telinga dalam. Jika distimulasi,

Page 5: Bab II Pengindraan

bagian tersebut akan menyampaikan kesadaran akan posisi bagian tubuh

besarnya tonus, dan ekuilibrium.

• Interoseptor (viseroseptor) dipengaruhi oleh stimulus yang muncul dalam

organ viseral dalam pembukuh darah yang memiliki inervasi motorik dari SSO.

Contohnya adalah stimulus yang terjadi akibat perubahan selama proses digesti,

ekskresi, dan sirkulasi (Sloane, 2003).

2.3. Transduksi

Transduksi merupakan proses perubahan rangsang menjadi suatu aktifitas

listrik yang akan diterima ujung-ujung saraf. Rangsang ini dapat berupa stimulasi

fisik, kimia, ataupun panas.

2.4. Sensasi

Kita memperoleh pengetahuan mengenai dunia sekeliling kita, pertama-tama

melalui penginderaan. Stimulus yang intensitasnya di atas level tertentu mengaktifkan

reseptor (sel penerima rangsang) pada indera kita, hingga terjadilah sensasi yang

memungkinkan terjadinya persepsi.

Sensasi berasal dari kata “sense” yang artinya alat pengindraan, yang

menghubungkan organisme dengan lingkungannya. Menurut Dennis Coon, “Sensasi

adalah pengalaman elementer yang segera, yang tidak memerlukan penguraian

verbal. Simbolis, atau konseptual, dan terutama sekali berhubungan dengan kegiatan

alat indera.”

Sensasi meliputi fungsi visual, audio, penciuman dan pengecapan, serta perabaan,

keseimbangan dan kendali gerak.Kesemuanya inilah yang sering disebut indera. Jadi

dapat dikatakan bahwa sensasi adalah proses manusia dalam menerima informasi

Page 6: Bab II Pengindraan

sensoris ( energi fisik dari lingkungan ) melalui penginderaan dan menerjemahkan

informasi tersebut menjadi sinyal-sinyal “neural” yang bermakna.

Misalnya, ketika seseorang melihat (menggunakan indera visual, yaitu mata)

sebuah benda berwarna merah, maka ada gelombang cahaya dari benda itu yang

ditangkap oleh organ mata, lalu diproses dan ditransformasikan menjadi sinyal-sinyal

di otak, yang kemudian diinterpretasikan sebagai warna merah”.

Dalam proses penerimaan informasi, alat indera merupakan faktor yang

menentukan, karena setiap stimuli yang datang dari luar diri kita ditangkap melalui

alat indera. Proses menangkap stimuli melalui alat indera ini disebut proses sensasi.

Dalam ungkapan lain sensasi ialah penerimaan stimulus lewat alat indra,

sedangkan persepsi adalah menafsirkan stimulus yang telah ada di dalam otak”

(Mahmud, 1990:14). Meskipun alat untuk menerima stimulus serupa pada setiap

individu, interpretasinya berbeda. Kita mengenal lima alat indera atau pancaindera.

Kita mengelompokannya pada tiga macam indera penerima, sesuai dengan sumber

informasi. Sumber informasi boleh berasal dari dunia luar (eksternal) atau dari dalam

diri (internal). Informasi dari luar diindera oleh eksteroseptor (misalnya, telinga atau

mata). Informasi dari dalam diinderai oleh ineroseptor (misalnya, system peredaran

darah). Gerakan tubuh kita sendiri diinderai oleh propriseptor (misalnya, organ

vestibular).

Jadi, sensasi merupakan penerimaan stimulus (rangsangan) melalui indera, dan

sensasi lebih cenderung hubungannya dengan perasaan. Dan alat penginderaan itulah

yang menghubungkan organisme dengan lingkungannya.Sensasi itu sebagai proses

Page 7: Bab II Pengindraan

atau pengalaman elementer yang timbul apabila satu perangsang merangsang satu

reseptor atau proses merasakan.

2.5. Persepsi

Persepsi (perception) merupakan konsep yang sangat penting dalam psikologi,

kalau bukan dikatakan yang paling penting. Melalui persepsilah manusia memandang

dunianya. Apakah dunia terlihat “berwarna” cerah, pucat, atau hitam, semuanya

adalah persepsi manusia yang bersangkutan. Persepsi harus dibedakan dengan sensasi

[sensation]. Yang terakhir ini merupakan fungsi fisiologis, dan lebih banyak

tergantung pada kematangan dan berfungsinya organ-organ sensoris.

Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan

yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi

ialah memberikan makna pada stimuli inderawi (sensory stimuli). Sensasi adalah

bagian dari persepsi. Persepsi, seperti juga sensasi ditentukan oleh faktor personal dan

faktor situasional. Faktor lainnya yang memengaruhi persepsi, yakni perhatian.

Menurut pendapat beberapa ahli adapun pengertian persepsi adalah : Slameto( 2003 :

102 ) menyatakan :

“ Persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan dan informasi di dalam

otak manusia. Informasi dan pesan yang diterima tersebut muncul dalam bentuk

stimulus yang merangsang otak untuk mengolah lebih lanjut yang kemudian

mempengaruhi seseorang dalam berperilaku”.

Stimulus yang diterima manusia merupakan perwujudan dari apa yang telah

dialaminya. Rakhmat (2005: 51) juga mengungkapkan bahwa :

Page 8: Bab II Pengindraan

“Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa dan hubungan-hubungan yang

diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan peran”.

Dapat kita simpulkan bahwa persepsi adalah tanggapan atau pendapat seseorang

tentang suatu objek yang sangat menentukan perilakunya terhadap objek tersebut.

Persepsi seseorang terhadap rangsangan atau stimulus yang diterimanya akan bebeda

satu sama lainnya.

Faktor – faktor yang mempengaruhi persepsi

Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi persepsi diantaranya :

1. Ketersediaan informasi sebelumnya; ketiadaan informasi ketika seseorang

menerima stimulus yang baru bagi dirinya akan menyebabkan kekacauan dalam

mempersepsi. Oleh karena itu, dalam bidang pendidikan misalnya, ada materi

pelajaran yang harus terlebih dahulu disampaikan sebelum materi tertentu. Seseorang

yang datang di tengah-tengah diskusi, mungkin akan menangkap hal yang tidak tepat,

lebih karena ia tidak memiliki informasi yang sama dengan peserta diskusi lainnya.

Informasi juga dapat menjadi cues untuk mempersepsikan sesuatu.

2. Kebutuhan; seseorang akan cenderung mempersepsikan sesuatu berdasarkan

kebutuhannya saat itu. Contoh sederhana, seseorang akan lebih peka mencium bau

masakan ketika lapar daripada orang lain yang baru saja makan.

3. Pengalaman masa lalu; sebagai hasil dari proses belajar, pengalaman akan sangat

mempengaruhi bagaimana seseorang mempersepsikan sesuatu. Pengalaman yang

menyakitkan ditipu oleh mantan pacar, akan mengarahkan seseorang untuk

mempersepsikan orang lain yang mendekatinya dengan kecurigaan tertentu. Contoh

lain yang lebih ekstrim, ada orang yang tidak bisa melihat warna merah dia

Page 9: Bab II Pengindraan

melihatnya sebagai warna gelap, entah hitam atau abu-abu tua karena pernah

menyaksikan pembunuhan. Di sisi lain, ketika seseorang memiliki pengalaman yang

baik dengan bos, dia akan cenderung mempersepsikan bosnya itu sebagai orang baik,

walaupun semua anak buahnya yang lain tidak senang dengan si bos.

Ciri-Ciri Umum Persepsi

Pengindraan terjadi dalam suatu konteks tertentu, konteks ini disebut sebagai

dunia persepsi. Agar dihasilkan suatu pengindraan yang bermakna, ada ciri-ciri

umum tertentu dalam dunia persepsi:

1. Modalitas: rangsang-rangsang yang yang diterima harus sesuai dengan

modalitas tiap-tiap indra, yaitu sifat sensoris dasar dan masing-masing indra (cahaya

untuk penglihatan, bau untuk penciuman, bunyi untuk pendengaran, permukaan bagi

peraba dan sebagainya).

2. Dimensi ruang: dunia persepsi mempunyai sifat ruang (dimensi ruang), kita

dapat mengatakan atas bawah, tinggi rendah, luas sempit, latar depan latar belakang,

dan lain-lain.

3. Dimensi waktu: dunia persepsi mempunyai dimensi waktu seperti; cepat lambat,

tua muda, dan lain-lain.

4. Struktur konteks, keseluruhan yang menyatu: obyek-obyek atau gejala-gejala

dalam dunia pengamatan mempunyai struktur yang menyatu dengan konteksnya.

Struktur dan konteks ini merupakan keseluruhan yang menyatu.

Page 10: Bab II Pengindraan

5. Dunia penuh arti: dunia persepsi adalah dunia penuh arti. Kita cenderung

melakukan pengamatan atau persepsi pada gejala-gejala yang mempunyai makna bagi

kita, yang ada hubunganya dalam diri kita.

2.6. System Indera2.6.1. Mata

A. Anatomi mata

Mata adalah sistem optik yang memfokuskan berkas cahaya pada

fotoreseptor, yang mengubah energi cahaya menjadi impuls saraf (Sloane,

2004). Mata terletak di dalam orbita. Mata berbentuk bulat dan tertanam di

dalam lemak, terdiri dari tiga lapisan yaitu lapisan fibrosa bagian luar,

lapisan pembuluh darah dan berpigmen, serta bagian dalam adalah lapisan

saraf.

Struktur mata:

1) Lapisan luar terdiri atas sklera dan kornea.

Sklera berwarna putih dan tidak tembus cahaya. Kornea mengandung

banyak serabut saraf. Tidak terdapat pembuluh darah, dan tembus cahaya.

Page 11: Bab II Pengindraan

Kornea berfungsi memfokuskan bayangan benda pada retina. Kornea

dilindungi oleh selaput pelindung konjungtiva.

2) Lapisan tengah terdiri atas koroidea dan iris.

 Koroidea mengandung banyak pembuluh darah dan berfungsi memberi

nutrisi pada retina. Bagian depan koroidea dan belakang kornea terdapat iris.

Iris mengandung pigmen warna sehingga mengakibatkan perbedaan warna

pada mata. Lubang bulat di tengah iris disebut pupil. Pupil merupakan jalan

masuknya cahaya. Pupil akan mengecil jika cahaya terang. Sebaliknya, pupil

melebar jika cahaya redup. (Sloane, 2003)

3) Lapisan dalam, tempat retina berada

Pada retina inilah terdapat fotoreseptor.Ada dua macam fotoreseptor,

yaitu sel batang dan sel kerucut. Sel batang mengandung rodopsin dan

diperlukan untuk melihat dalam suasana remang. Sel kerucut mengandung

pigmen iodopsin dan mampu menerima rangsang warna dan sinar terang.

Bagian yang berada di belakang lensa mata diisi oleh vitreous humor yang

berfungsi mempertahankan bentuk bola mata agar tetap bundar. Sementara

itu, ruangan di antara lensa, iris, dan kornea diisi oleh aqueous humor.

Aqueous humor berfungsi memberi makan kornea dan lensa. (Sloane, 2003).

B. Mekanisme transduksi cahaya

Cahaya yang masuk ke mata melalui pupil akan menembus empat media

refraksi. Keempat media refrasi tersebut yaitu kornea, aqueous humor, lensa,

dan vitreous humor. Selanjutnya, bayangan akan jatuh ke retina.

Page 12: Bab II Pengindraan

Retina ,membentuk impuls yang akan diteruskan ke saraf otak II. Impuls

tersebut diinterpretasikan sebagai penglihatan otak. (Sloane ,2003).

Alur mekanisme penglihatan pada mata sebagai berikut :

1. cahaya memasuki mata melalui jendela transparan di dalam sklera, yaitu

kornea.

2. Kemudian melewati pupil yang berlubang di dalam tabir otot yang disebut

iris. Iris ini berpigmen. Iris dapat berkontraksi dan berdilatasi terhadap

berbagai jumlah cahaya yang masuk ke mata.

3. Cahaya difokuskan oleh lensa yang elastis, tepat dibelakang iris. Ligamen

menahan lensa ke korpus sillaris, bagian anterior dari lapisan koroid.

4. Sinar difokuskan sebagai bayangan terbalik pada retina dibelakang mata.

Retina hampir transparan dan bagian anterior mata mempunyai penampilan

hitam coklat gelap karena lapisan yang berpigmen dan bervaskuler.

5. Serabut-serabut saraf dari retina menjalar melalui sekelompok lubang-lubang

di dalam sklera, pada diskus optikus membentuk saaf optikus ke otak.

(cambridge, 1999)

Kelainan mata

1. Atigmatisma adalah kesalahan refraksi yang terjadi karena berkas-berkas

cahaya yang jatuh pada garis-garis di atas retina, dan bukan pada titik –

titik tajam. Hal ini disebabnya berubahnya bentuk lengkungan lensa.

Keadaan ini dapat ditolong dengan menggunakan kacamata berlensa

cembung, guna menambahkan bagian yang kurang cembung pada lensa

mata yang abnormal itu.

2. Presbiopi adalah istilah yang digunakan untuk melukiskan kesalahan

akomodasi yang terjadi pada orang-orang tua atau orang orang yang

sudah usia lanjut.

Page 13: Bab II Pengindraan

3. Dakriostitis akut adalah infeksi yang timbul sebagai akibat macetnya

kantong lakrimal. Abses pun timbul, yang menggejala berupa timbulnya

pembengkakan berwarna kemerah-merahan yang terasa sakit sekali,

dibawah kantus sebelah dalam ( Pearce, 2011).

2.6.2. Hidung

A. Anatomi hidung

Serabut-serabut saraf penciuman terdapat pada bagian atas selapu lendir

hidung. Serabut-serabut olfaktori berfungsi mendeteksi rangsang zat

kimia dalam bentuk gas di udara (kemoreseptor) (setiadi, 2007).

B. Mekanisme penciuman

Bau yang masuk ke dalam rongga hidung akan merangsang

saraf (nervus olfaktorius) dari bulbus olfaktorius, perasaan bergerak

melalui traktus olfaktorius dengan perantaraan stasiun penghubung

hingga mencapai daerah penerima akhir dalam pusat olfaktorius pada

Page 14: Bab II Pengindraan

lobus temporalis otak dimana perasaan itu ditafsirkan. Rasa penciuman

dirangsang oleh gas yang dihisap dan kepekaan akan rasa tersebut

mudah hilang bila dihadapkan pada suatu bau yang sama untuk waktu

yang cukup lama. (Syaifudin, 1997)

a. Yang berperan : epitel olfaktorius (pada bagian luar bulbus

olfaktorius) di bagian tengah septum nasal & bag lateral di atas konkha

superior

b. Nervus olfaktorius atau saraf kranial ke-1

c. serabut sarafnya muncul pada bagian atas selaput lendir hidung

d. Nervus olfaktorius dilapisi sel2 khusus yg mengeluarkan fibril-fibril

halus untuk berikatan dg serabut2 di bulbus olfaktorius

e. Dari bulbus olfaktorius, stimulus bergerak melalui traktus olfaktorius

f. mencapai daerah penerima akhir dalam pusat olfaktori di lobus

temporalis otak untuk ditafsirkan

g. Syarat rasa penciuman : senyawa harus mudah menguap, mempunyai

sedikit kelarutan dalam air maupun lemak

h. Rasa penciuman distimulasi oleh gas atau unsur2 halus yg terhirup.

Rasa penciuman sangat peka, tetapi kepekaannya mudah hilang, jika

dihadapkan dg suatu bau yang sama untuk suatu waktu yg cukup lama

i. Rasa penciuman diperlemah jika selaput lendir hidung sangat kering,

sangat basah atau membengkak. Mis. Orang yg terserang pilek(pearce,

2009).

C. Kelainan pada hidung

Kelainan pada penciuman

1. Anosmia

Kehilangan rasa bau atau yang hilangnya daya menghirup. Penyakit ini

disebabkan oleh penyumbatan rongga hidung missal tumor, reseptor-

reseptor pembauan rusak karena infeksi virus/atrophi, dan gangguan pada

saraf ke I, bulbus, traktus olfaktorius/cortex otak karena tumor.

Page 15: Bab II Pengindraan

2. Hiposmia

Pengurangan sensifitas olfaktorius atau berkurangnya kepekaan dalam

menghidu.

3. Disosmia

Distori gaya menghidu atau indera penciuman berubah. Penyakit ini

disebabkan oleh infeksi didalam sinus, kerusakan parsial pada saraf

olfaktorius, kebersihan mulut yang jelek sehingga terjadi infeksi mulut

yang berbau tidak enak yang tercium oleh hidung.

4. Influenza

Yaitu infeksi saluran pernafasan atas sehingga kurang mampu menerima

rangsangan bau dan selera makan berkurang.

5. Epistaksis (mimisan)

Disebabkan karena perdarahan berasal dari bagian sepertiga anterior

hidung. Epistaksis yang seringkali terjadi akibat mencungkil-cungkil

hidung yang menyebabkan robeknya vena-vena pada vestibulum nasi.

( Guyton, 2007)

2.6.3. TelingaA. Anatomi telinga

Setiadi, 2007

Page 16: Bab II Pengindraan

Telinga merupakan organ pendengaran dan juga berperan dalam

mempertahankan keseimbangan. Bagian yang berperan dalam pendengaran

adalah telinga bagian luar, telinga bagian tengah dan koklea. Bagian yang

berperan dalam keseimbangan adalah kanal sirkular, utrikel dan sakulus.

B. Mekanisme pendengaran

Alur mekanisme pendengaran sebagai berikut:

1. Gelombang bunyi yang masuk ke dalam telinga luar menggetarkan gendang

telinga.

2. Getaran ini akan diteruskan oleh ketiga tulang pendengaran ke jendela oval.

3. Getaran struktur koklea pada jendela oval diteruskan ke cairan limfa yang

ada di dalam saluran vestibulum.

4. Getaran cairan tadi akan menggerakkan membran Reissner dan

menggetarkan cairan limfa dalam saluran tengah.

5. Perpindahan getaran cairan limfa di dalam saluran tengah menggerakkan

membran basiler yang dengan sendirinya akan menggetarkan cairan dalam

saluran timpani.

6. Perpindahan ini menyebabkan melebarnya membran pada jendela bundar.

7. Getaran dengan frekuensi tertentu akan menggetarkan selaput-selaput

basiler, yang akan menggerakkan sel-sel rambut ke atas dan ke bawah.

8. Ketika rambut-rambut sel menyentuh membrantektorial, terjadilah

rangsangan (impuls).

Page 17: Bab II Pengindraan

9. Getaran membran tektorial dan membran basiler akan menekan sel sensori

pada organ Korti dan kemudian menghasilkan impuls yang akan dikirim ke

pusat pendengar di dalam otak melalui saraf pendengaran ( Guyton , 2003).

2.2 Frekuensi dan Hambatan proses pendengaran

Suara adalah sensasi yang timbul apabila getaran longitudinal molekul di

lingkungan eksternal, yaitu fase pemadatan dan pelonggaran molekul yang

terjadi secara beragantian mengenai timpani. Gelombang berjalan melalui udara

dengan kecepatan sekitar 344 m/det pada 20 0C setinggi permukaan laut.

Amplitudo gelombang suara dapat dinyatakan berdasarakan perubahan tekanan

maksimum di gendang telinga, tetapi lebih mudah menggunakan skala relatif.

Skala desibel adalah salah satunya. Intensitas suara dalam bel adalah logaritma

perbandingan intensitas suara terhadap suara standar.

Gangguan pada telinga

1). Tuli kondusif

Disebabkan oleh kondisi patologis pada kanal telinga eksterna, membrane

timpani atau telinga tengah.

2). Tuli sensorineural

Disebabkan oleh kerusakan atau malfungsi koklea, saraf pendengaran dan

batang otak sehingga bunyi tidak dapat diproses sebagaimana mestinya.

3). Tuli campuran

Bila gangguan pendengaran atau tuli kondusif dan sesorineural terjadi secara

bersamaan.( Jurnal Undip, 2009)

Page 18: Bab II Pengindraan

2.6.4. Lidah

A. Anatomi lidah

Lidah terletak pada dasar mulut, sementara pembuluh darah dan urat

saraf masuk dan keluar pada akarnya. Ujung serta pinggiran lidah

bersentuhan dengan gigi-gigi bawah. Bila lidah digulung ke belakang,

tampak permukaan bawahnya yang disebut frenulum linguae, sebuah

struktur ligamen halus yang mengaitkan bagian poterior lidah pada dasar

mulut. Bagian anterior lidah bebas tidak terkait. Permukaan atasnya

ditutupi papil-papil yang terdiri dari tiga jenis yaitu:

Page 19: Bab II Pengindraan

1. Papila sirkumvalata

Ada delapan hingga dua belas buah jenis ini yang terletak pada

bagian dasar lidah. Papila ini adalah jenis papila jenis terbesar dan

tersusun berjajar membentuk huruf V pada bagian belakang lidah.

2. Papila fungiformis

Papila jenis ini menyebar pada permukaan ujung dan sisi lidah

serta bentuknya seperti jamur.

3. Papila filiformis

Papila jenis ini adalah yang terbanyak dan menyebar pada seluruh

permukaan lidah. Papila ini lebih berfungsi untuk menerima rasa sentuh

daripada rasa pengecapan yang sebenarnya (Pearce, 2009).

B. Mekanisme pengecapan

Membran sel-sel pengecap, seperti kebanyakan sel-sel reseptor

sensorik lainnya, mempunyai muatan negatif di bagian dalam yang

berlawanan dengan bagian luar. Pemberian zat pengecap pada rambut-

rambut pengecap akan menyebabkan hilangnya sebagian potensial

negatif, sehingga sel pengecap mengalami depolarisasi. Di sebagian

besar keadaan, penurunan potensial dalam kisaran yang luas, hampir

sebanding dengan logaritma dari konsentrasi zat perangsang. Perubahan

potensial listrik pada sel pengecap ini disebut “potensial reseptor” untuk

pengecapan ( Guyton, 2007).

Mekanisme reaksi untuk memulai potensial reseptor di

sebagian besar zat yang terangsang dengan vili pengecap adalah dengan

Page 20: Bab II Pengindraan

pengikatan zat kimia kecap pada molekul reseptor protein yang dekat

atau menonjol melalui membran vilus. Hal ini kemudian akan membuka

kanal ion, sehingga membuat ion natrium yang memiliki muatan positif

masuk dan mendepolarisasi kenegatifan normal di dalam sel.

Selanjutnya, zat kimia kecap secara bertahap dibersihkan dari vilus

pengecap oleh saliva, sehingga akan menghilangkan rangsangan

(Guyton, 2007).

Tipe protein reseptor di setiap vilus pengecap menentukan tipe

rasa yang akan diterima. Untuk ion natrium dan ion hidrogen, yang

secara berurutan melepaskan sensasi kecap rasa asin dan asam, protein

reseptor akan membuka kanal ion yang spesifik pada membran sel kecap

di bagian apikal, dengan cara mengaktifkan reseptor. Namun demikian,

untuk sensasi rasa manis dan pahit, bagian molekul protein reseptor

yang menonjol ke membran di bagian apikal, akan mengaktifkan

substansi second messenger transmiter di dalam sel, dan second

messenger ini yang akan menyebabkan perubahan kimia untuk

melepaskan sinyal pengecapan ( Guyton, 2007).

Gangguan pada lidah

1. Kanker lidah

Kanker lidah yaitu adanya daging atau benjolan yang tumbuh

menempel pada lidah. Untuk jenis inipun memiliki ragan jenis antara

lain benjolan yang tumbuh di lidah bagian atas dimana makin lama

makin membesar, sehingga sulit untuk mencerna makanan.

Page 21: Bab II Pengindraan

2. Candidiasis

Candidiasis oral/mulut (juga dikenal sebagai sariawan) adalah infeksi

jamur ragi dari genus Candida pada membran berlendir mulut. Hal ini

sering disebabkan oleh Candida albicans, atau kadang oleh Candida

glabrata dan Candida tropicalis. sariwan pada mulut bayi disebut

candidiasis, sementara jika terjadi di mulut atau tenggorokan orang

dewasa diistilahkan candidosis atau moniliasis.

2.6.5. Kulit

Kulit adalah lapisan jaringan yang terdapat pada bagian luar yang menutupi

dan melindungi permukaan tubuh. Pada permukaan kulit bermuara kelenjar

keringat dan kelenjar mukosa yang merupakan sistem metabolik aktif yang

berfungsi untuk melindungi tubuh dari cedera dan infeksi, membantu

mengontrol suhu dan immunoregulation, dan bertindak sebagai reservoir

penyimpanan nutrisi tertentu (Syaifuddin, 2006).

Srtuktur kulit

Kulit tersusun atas lapisan epidermis, lapisan dermis, dan lapisan

hipodermis.

1. Epidermis atau kulit ari

Lapisan epidermis merupakan lapisan terluar dari kulit dan terdiri dari

jaringan epitel berlapis pipih. Epidermis terdiri dari lima lapisan, yaitu:

Page 22: Bab II Pengindraan

a. Stratum korneum

Selnya tipis, datar, seperti sisik dan terus-menerus dilepaskan. Pada lapisan

ini selnya sudah mati, tidak mempunyai inti sel (inti selnya sudah mati) dan

mengandung zat keratin (Syaifuddin, 2006).

b. Stratum Lusidum

Selnya pipih, bedanya dengan stratum granulosum ialah sel-selnya sudah

banyak yang kehilangan inti dan butir-butir sel telah menjadi jernih sekali

dan tembus sinar. Lapisan ini hanya terdapat pada telapak tangan dan telapak

kaki. Dalam lapisan ini terlihat seperti suatu pita yang bening, batas-batas sel

sudah tidak begitu terlihat (Syaifuddin, 2006).

c. Stratum Granulosum

Stratum ini terdiri dari sel-sel pipih seperti kumparan.Sel-sel tersebut hanya

terdapat hanya 2-4 lapis yang sejajar dengan permukaan kulit. Dalam

sitoplasma terdapat butir-butir yang disebut keratohialin yang merupakan

fase dalam pembentukan keratin oleh karena banyaknya butir-butir stratum

granulosum (Syaifuddin, 2006).

d. Stratum Spinosum / Stratum Akantosum

Lapisan ini merupakan lapisan yang paling tebal dan dapat mencapai 0,2 mm

terdiri dari 5-8 lapisan. Sel-selnya disebut spinosum karena jika dilihat di

bawah mikroskop sel-selnya terdiri dari sel yang bentuknya poligonal

(banyak sudut) dan mempunyai tanduk (spina). Disebut akantosum karena

sel-selnya berduri. Ternyata spina atau tanduk tersebut adalah hubungan

Page 23: Bab II Pengindraan

antara sel yang lain yang disebut interceluler bridges atau jembatan

interseluler (Syaifuddin, 2006).

e. Stratum Basal / Germinativum

Disebut stratum basal karena sel-selnya terletak di bagian basal. Stratum

germinativum menggantikan sel-sel yang di atasnya dan merupakan sel-sel

induk. Bentuknya silindris (tabung) dengan inti yang lonjong. Di dalamnya

terdapat butir-butir yang halus disebut butir melanin warna. Sel tersebut

disusun seperti pagar (palisade) di bagian bawah sel tersebut terdapat suatu

membran yang disebut membran basalis. Sel-sel basalis dengan membran

basalis merupakan batas terbawah dari epidermis dengan dermis. Ternyata

batas ini tidak datar tetapi bergelombang. Pada waktu kerium menonjol pada

epidermis tonjolan ini disebut papila kori (papila kulit), dan epidermis

menonjol ke arah korium. Tonjolan ini disebut rete ridges atau rete pegg

(prosessus interpapilaris) (Syaifuddin, 2006).

2. Dermis atau Korium

Dermis merupakan lapisan kedua dari kulit.Lapisan ini tersusun atas jaringan

fibrus dan jaringan ikat yang elastik.Batas dengan epidermis dilapisi oleh

membran basalis dan di sebelah bawah berbatasan dengan subkutis tetapi

batas ini tidak jelas hanya sebagai patokan ialah mulainya terdapat sel

lemak. Dermis terdiri dari dua lapisan, antara lain:

a. Pars papilaris (Stratum Papilar)

Page 24: Bab II Pengindraan

Letaknya bagian atas, yang tersusun atas jaringan ikat kendor, membentuk

papil yang menonjol ke epidermis. Lapisan ini kaya akan pembuluh darah

kapiler (Syaifuddin, 2006).

b. Stratum Retikularis

Letaknya bagian bawah, yang tersusun atas jaringan ikat padat tidak teratur

(Syaifuddin, 2006).

3. Lapisan hipodermis atau subkutis

Lapisan hipodermisjaringan ikat di bawah kulit yang mengandung jaringan

lemak, pembuluh darah dan limfia, serta saraf yang berjalan sejajar dengan

permukaan kulit.Fungsi jaringan ini sebagai penahan terhadap benturan ke

organ tubuh bagian dalam, memberi bentuk pada tubuh, mempertahankan

suhu tubuh dan sebagai tempat penyimpan cadangan makanan (Syaifuddin,

2006).

Mekanisme perabaan

1. Rangsangan di kulit (misalnya, memegang air dingin, dicubit, disentuh

dll) akan diterima oleh reseptor (penerima rangsangan) yang terletak di

bawah permukaan kulit

2. Kemudian diteruskan ke saraf tepi (saraf di luar otak dan sumsum tulang

belakang),

3. Lalu masuk ke dalam susunan saraf pusat di sumsum tulang belakang.

4. Kemudian stimulus diteruskan ke atas sampai ke thalamus (pusat

penyebaran utama impuls-impuls sensoris yang berperan penting dalam

memproses/mengolah informasi sensorik ini).

Page 25: Bab II Pengindraan

5. Dari sini, stimulus dikirimkan ke pusat sensorik di otak besar (cerebral

cortex), yang disebut korteks sensorik(Guyton, 2007).

2.7. Syaraf yang Berperan dalam Sistem Indera

1) Saraf olfaktorius

Saraf olfaktorius adalah saraf kranial per-tama.Ujung serabut saraf ini

bermula di membran mukosa rongga hidung dan berakhir di bonggol saraf

olfaktorius yangterdapat di tulang etmoid.Saraf ini hanya berfungsi sebagai

saraf sensorik dan mem-bawa impuls bau dari hidung ke otak (permukaan

bawah lobus temporalis).

2) Saraf optikus

Saraf optikus hanya berfungsi sebagai saraf sensorik yang bertanggung

jawab terha-dap penglihatan. Ujung serabut saraf ber-mula di lapisan retina

pada bola mata.Saraf optikus keluar di belakang bola mata dan masuk ke

dalam rongga tengkorak.Di permukaan bawah otak, di bagian yang disebut

kiasma optik, sebagian saraf optik kiri melintas ke sebelah kanan dan seba-

liknya.Sebagian besar serabut dari berkas saraf optikus berakhir di

talamus.Dari sini, berkas baru menghantarkan impuls penglihatan ke pusat

penglihatan di kor-teks oksipitalis.

3) Saraf akustikus (saraf pendengaran)

Saraf akustikus termasuk ke dalam saraf sensorik dan saraf ini terbagi

menjadi dua bagian, yaitu:

a) Saraf vestibularis

Page 26: Bab II Pengindraan

b) Saraf koklearis

Saraf vestibularis bermula sebagai ujung serabut sensorik di saluran

setengah lingkaran di telinga bagian dalam; dari sini serabut-serabut tersebut

masuk ke dalam ganglion vestibula yang terdapat di lubang telinga dalam;

kemudian serabut ini ber-lanjut ke nukleus vestibula di pons dan

medula.Sebagian dari serabut-serabut ini terhubung ke serebelum.Saraf

vestibularis bertanggung jawab terhadap keseim-bangan tubuh.Saraf

koklearis bertanggung jawab terhadap pendengaran.Saraf ini bermula se-

bagai ujung serabut organ Korti yang terdapat di dalam koklea (rumah

siput).Dari koklea, serabut saraf koklearis berlanjut ke medula dan

pons.Setelah itu, serabut-serabut tersebut dibawa ke pusat pendengaran di

lobus temporalis serebrum (serabut dari telinga kiri ke lobus kanan

temporalis dan sebaliknya).

4) Saraf glosofaringeus

Sebagian besar saraf glosofaringeus meru-pakan saraf sensorik yang

mempersarafi faring dan lidah (1/3 bagian dari belakang lidah).Serabut-

serabut motoriknya mempersarafi otot faring.Selain itu, terdapat juga serabut

saraf autonom yang mempersarafi kelenjar parotis.

5) Saraf hipoglosus

Saraf hipoglosus merupakan saraf motorik yang mempersarafi otot

lidah.Nukleus saraf ini terdapat di medula.

(saputra. Dkk 2003, anatomi dan fisiologiuntuk paramedis)