laporan faal ginjal denny

of 30 /30
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Ribuan proses metabolisme di sel-sel tubuh yang tak terhitung jumlahnya menghasilkan ratusan zat sisa. Sistem urin membuang zat sisa dengan menyaring dan membersihkan darah saat darah melewati ginjal. Fungsi penting lainnya adalah mengatur volume, keasaman, salinitas, konsentrasi, dan komposisi kimiawi darah, limfa, dan cairan tubuh lain. Dalam kendali hormon, ginjal terus-menerus memantau zat yang dilepas ke dalam urin untuk menjaga keseimbangan kimia tetap sehat. Sistem urin terdiri dari sepasang ginjal, sepasang ureter, satu kandung kemih, dan satu uretra. Seluruh komponen ini menjalankan fungsi sistem urin yaitu mengatur volume dan komposisi zat sisa dan kelebihan air dari tubuh dalam bentuk urine.

Author: denny-deny

Post on 05-Aug-2015

291 views

Category:

Documents


9 download

Embed Size (px)

TRANSCRIPT

BAB I PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Ribuan proses metabolisme di sel-sel tubuh yang tak terhitung jumlahnya menghasilkan ratusan zat sisa. Sistem urin membuang zat sisa dengan menyaring dan membersihkan darah saat darah melewati ginjal. Fungsi penting lainnya adalah mengatur volume, keasaman, salinitas, konsentrasi, dan komposisi kimiawi darah, limfa, dan cairan tubuh lain. Dalam kendali hormon, ginjal terus-menerus memantau zat yang dilepas ke dalam urin untuk menjaga keseimbangan kimia tetap sehat. Sistem urin terdiri dari sepasang ginjal, sepasang ureter, satu kandung kemih, dan satu uretra. Seluruh komponen ini menjalankan fungsi sistem urin yaitu mengatur volume dan komposisi zat sisa dan kelebihan air dari tubuh dalam bentuk urine. Ginjal itu sendiri merupakan organ terpenting dalam sistem perkemihan, maka sudah sepantasnya ginjal harus dijaga agar tidak terjadi berbagai penyakit yang disebabkan oleh adanya gangguan dari fungsi ginjal. Pada percobaan ini, ginjal berkaitan erat dengan dunia farmasi. Kaitannya adalah pada uji efek farmakologi dari beberapa obat yang bersifat diuretik yang dapat merangsang pengeluaran urin pada hewan coba mencit (Mus muculus)

I.2. Maksud dan Tujuan Percobaan I.2.1. Maksud Percobaan Mengetahui dan memahami efek farmakologi dari obat-obat golongan diuretik pada mencit (Mus musculus) I.2.2. Tujuan Percobaan Mengamati efek farmakologi dari HCT, spironolakton dan furosemid yang diberikan secara oral terhadap mencit (Mus musculus) I.3. Prinsip Percobaan Penentuan efek obat diuretik yaitu HCT, spironolakton dan

furosemid yang diberikan secara peroral kepada hewan coba mencit (Mus musculus), kemudian diamati respon pada hewan coba mencit (Mus musculus) berdasarkan frekuensi urinasi yang dihasilkan pada menit ke 10, 20, 30, 40, 50 dan 60.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Teori Umum Sistem perkemihan adalah suatu sistem yang didalamnya terjadi proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zatzat yang tidak dipergunakan oleh tubuh . zat yang diperlukan tubuh akan berupa urine (air kemih). Dan zat yang diperlukan tubuh akan beredar kembali kedalam tubuh melalui pembuluh darah dan selanjutnya

beredar keseluruh tubuh. Sistem perkemihan ini merupakan suatu rangkain organ yang terdiri dari ginjal, ureter, vesika urinaria dan uretra. (1:116) A. Ginjal Ginjal adalah sepasang organ saluran kemih yang terletak dirongga retroperitonial bagian atas. Ginjal merupakan organ

terpenting dalam mempertahankan homeostasis cairan tubuh (1: 117) Fungsi ginjal (2: 318) 1. Pengeluaran zat sisa organik. Ginjal mengkskresikan urea, asam urat, kreatinin, dam produk penguraian hemoglobin dan hormon 2. Pengaturan konsentrasi ion ion penting. Ginjal mengekskresi ion natrium, kaliun, kalsium, magnesium, sulfat, dan fosfat. Ekskresi ion-ion ini seimbang dengan asupan dan ekskresinya melalui rute lain, seperti pda saluran gastrointestinal atau kulit

3. Pengaturan produksi sel darah merah. Ginjal melepas eritropoietin, yang mengatur produksi sel darah merah dalam sumsum tulang. 4. Pengatur keseimbangan asam-basa tubuh. Ginjal

mengendalikan ekskresi ion hidrogen (H+), bikarbonat(HCO3-), 5. dan amonium (NH4+) serta memproduksi urine asam-basa, bergantung pada kebutuhan tubuh. 6. Pengaturan tekanan darah. Ginjal mengatur volume cairan yang esensial bagi pengaturan tekanan darah., dan juga memproduksi enzim renin. Renin adalah komponene penting dalam mekanisme renin-angiotensis-aldosteron, yang

meningkatkan tekanan darah dan retensi air 7. Pengendalian terbatas terhadap konsentrasi glukosa darah dan asam amino darah. Ginjal melalui ekskresi glukosa dan sama amino berlebihan, bertanggung jawab atas konsentrasi nutrien dalam darah. 8. Pengeluaran zat beracun. Ginjal mengeluarkan polutan, zat tambahan makanan, obat-obatan, atau zat kimia asing lain dari tubuh. Anatomi kasar ginjal (2:318-319) 1. Tampilan. Ginjal organ berbentuk seperti kacang berwarna merah tua. Panjangnya sekitar 12,5 cm dan tebalnyaa 2,5 cm (kurang lebih besar kepalan tangan). Setiap ginjal

memiliki berat antara 125sampai 175 g pada laki-laki dan 115 sampai 155 g pda perempuan 2. Lokasi Ginjal terletak diarea tinggi, yaitu pada dinding abdomen posterior yang berdekatan dengan dua pasang iga terakir. Organ ini merupakan organ retroperitoneal dan terletak diantara otot-otot punggung dan peritoneum rongga abdomen atas. Tiap-tiap ginjal memiliki sebuah kelenjar adrenal diatasnya Ginjal kanan terletak agak dibawah dibanding ginjal kiri kerena ada hati pada sisi kanan. 3. Jaringan ikat pembungkus. Setiap ginjal diselubungi tiga lapisan jaringan ikat Fasisi renal adalah pembungkus terluar pembungkus ini melahbukan ginjal pada struktur disekitarnya dan

mempertahankan posisi organ. Lemak perirenal adalah jaringan adiposa yang

terbungkus fasia ginjal. Jaringan ini membantali ginjal dan membantu organ tetap pada posisi nya. Kapsul fibrosa (ginjal) adalah membran halus tranparan yang langsung membungkus ginjal dan dapat dngan mudah dilepas.

Srtuktur internal ginjal (2:319) 1. Hilus (hilum) adalah tingkat kecukangan tepi medial ginjal 2. Sinus ginjal adalah rongga berisi lemak yang membuka pada hilus. Sinus ini membentuk perlekatan untuk jalan masuk dan keluar ureter, vena dan arteri renalis, saraf dan limfatik. 3. Pelvis ginjal adalah perluasan ujung proksimal ureter. 4. Parenkim ginjal adalah jaringan ginjal yang menyelubungi srtuktur sinus ginjal jaringan ini terbagi menjadi medula dalam dan korteks luar 5. Ginjal terbagi-bagi lagi menjadi lobus ginjal. Setiap lobus terdiri dari satu piramida ginjal. Kolumna yang saling berdekatan. Dan jaringan kostreks yang melapisinya.

Struktur nefron (2:319-321) Satu ginjal mengandung 1 sampa 4 juta nefron yang

merupakan unit pembentuk urine. Setiap nefron memiliki satu komponen vaskuler (kapiler) dan satu komponen tubular. 1. Glomelurus adalah gulungan kapiler yang dikelilingi kapsul epitel berdinding ganda disebut kapsul bowmen. Glomelurus dan kapsul bowmen bersamasama membentuk sebuah korpuskek ginjal. 2. Tubulus kontortus proksimal, panjangnya mencapai 15mm dan sangat berliku-liku

3. Ansa henle. Tubulus konturtus proksimal mengarah ke tungkai desenden ansa henle yang masuk kedalam medula. B. Ureter Ureter adalah organ yang berbentuk tabung kecil yang berfungsi mengalirkan erine dari pileum ginjal kadalam buli buli. Pada orang dewasa panjangnya kurang lebih 20cm. Dindingnya terdiri atas mukosa yang dilapisi oleh sel-sel transisional, otot-otot polos sirkulasi dan longitudinal yang dapat melakukan peristaltic (kontraksi) guna mengeluarkan urine ke buli-buli. Terdapat 3 tempat penyempitan ureter, yakni pada (1) peralihan pelvis renis menjadi urete,r (2) ketika menyilang ailiaca communis, (3) ketika bermuara ke ostium vesica urinaria. (3:54) C. Vesika urinaria Sebuah kantong yang dibentuk oleh jaringan ikat dan otot polos. Berfungsi sebagia tempat penyimpanan urine. (3:54) D. Urethra Merupakan suatu saluran fibromoscular dilalui oleh urine dari vesica urinaria. Saluran ini menutup pada saat kosong. Pada pria juga dilalui oleh semen (spermatosoa). Ada beberapa perbedaan antara urethra feminina dan urethea masculina. Urethra Feminina Panjang 4cm, terletak dibagian anterior vagina. Muaranya disebut ostium urethra externum, berada didalam vestibulum

vaginae, di ventralis dari ostium vaginae, diantara kedua ujung anterior labio minora. Berjalan melalui diaphragma pelvis dan urogenetale. Urthra difiksasi pada as pubis oleh serabut-serabut ligamentum pubovesicae. Uretha masculina Dimulai padacollum vesicae, mempunyai ukuran panjang 20cm, berjalan menembusi glandula prostat, diaphragmapelvis, diaphragma urogenetale dan penis. Dibagi menjadi tiga bagian yaitu: pars prostatica, pars membranacea, pars spongiosa. (3:5455) Sistem perkemihan merupakan suatu sistem dimana terjdinya proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan lagi oleh tubuh larut dalam air dan dikeluarkan berupa urin (air kemih). Tahap pembentukan urin diantaranya (4) 1. Proses Filtrasi di glomerulus terjadi penyerapan darah, yang tersaring adalah bagian cairan darah kecuali protein. Cairan yang tersaring ditampung oleh simpai bowmen yang terdiri dari glukosa, air, sodium, klorida, sulfat, bikarbonat dll, diteruskan ke tubulus ginjal. cairan yang di saring disebut filtrate gromerulus.

2.

Proses Reabsorbsi pada proses ini terjadi penyerapan kembali sebagian besar dari glikosa, sodium, klorida, fospat dan beberapa ion bikarbonat. Prosesnya terjadi secara pasif (obligator reabsorbsi) di tubulus proximal. sedangkan pada tubulus distal terjadi kembali penyerapan sodium dan ion bikarbonat bila diperlukan tubuh. Penyerapan terjadi secara aktif (reabsorbsi fakultatif) dan sisanya dialirkan pada papilla renalis.

3. Proses sekresi. sisa dari penyerapan kembali yang terjadi di tubulus distal dialirkan ke papilla renalis selanjutnya diteruskan ke luar (5 : 389) Diuretik adalah obat yang dapat menambah kecepatan pembentukan urin. Istilah diuresis mempunyai dua pengertian, pertama menunjukkan adanya penambahan volume urin yang diproduksi dan yang kedua menunjukkan jumlah pengeluaran zatzat terlarut dalam air. Fungsi utama diuretik adalah untuk memobilisasi cairan udem yang berarti mengubah keseimbangan cairan sedemikian rupa sehingga volume cairan ekstrasel menjadi normal (5: 389) Proses diuresis dimulai dengan mengalirnya darah ke dalam glomeruli (gumpalan kapiler) yang terletak di bagian luar ginjal (cortex). Dinding glomeruli inilah yang bekerja sebagai saringan

halus yang secara pasif dapat dilintasi air, garam dan glukosa. Ultrafiltrat yang diperoleh dari filtrasi dan mengandung banyak air serta elektrolit ditampung di wadah, yang mengelilingi setiap glomerulus seperti corong (kapsul Bowman) dan kemudian disalurkan ke pipa kecil. Di sini terjadi penarikan kembali secara aktif dari air dan komponen yang sangat penting bagi tubuh, seperti glukosa dan garam-garam antara lain ion Na+. Zat-zat ini dikembalikan pada darah melalui kapiler yang mengelilingi tubuli.sisanya yang tak berguna seperti sampah perombakan metabolisme-protein (ureum) untuk sebagian besar tidak diserap kembali. Akhirnya filtrat dari semua tubuli ditampung di suatu saluran pengumpul (ductus coligens), di mana terutama

berlangsung penyerapan air kembali. Filtrat akhir disalurkan ke kandung kemih dan ditimbun sebagai urin (1 : 133). II.2. Uraian Bahan 1. Air suling (6 : 96) Nama resmi Nama lain RM/BM Pemerian : : : : AQUA DESTILLATA Air suling,aquadest H2O/18,02 Cairan jernih,tidak berwarna,tidak berbau,tidak mempunyai rasa Penyimpanan Kegunaan : : Dalam wadah tertutup baik Sebagai pelarut

2. Spironolakton (10 : 559) Nama resmi Nama lain RM/BM Pemerian : : : : SPIRONOLACTONUM Spironolakton C24H32O4S / 416, 60 Serbuk, berbau Kuning atau tua, tidak asam

berbau

tioasetat lemah;rasa agak pahit. Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, larut dalam 80 bagian etanol (95%)P, dalam 3 bagian

kloroform P dan dalam 100 bagian eter P Penyimpanan Kegunaan : : Terlindung dari cahaya Sebagai diuretikum

3.

HCT (6 : 288) Nama resmi Nama lain RM/BM Pemerian : : : : HYDROCHLORTHIAZIDUM Hidroklortiazida C7H8ClN3O4S2/297,74 g/mol Serbuk hablur; putih atau hampir putih; tidak berbau; agak pahit Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, dalam kloroform P dan dalam

eter P; larut dalam 200 bagian etanol (95%) P dan dalam 20 bagian aseton P; larut dalam larutan alkali hidroksida Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat,

terlindung dari cahaya Kegunaan : Sebagai diuretikum

4.

Furosemid (6 : 262) Nama resmi Nama lain RM/BM Pemerian : : : : FUROSEMIDUM Furosemida/frusemida C12H11ClN2O5S/ 330,74 g/mol Serbuk hablur; putih atau hampir putih; tidak berbau; tidak berasa. Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, dalam kloroform P; larut dalam 75

bagian etanol (95%) P dan dalam 580 bagian eter P; larut dalam larutan alkali hidroksida Penyimpanan Kegunaan : : Dalam wadah tertutup baik Sebagai diuretikum

5.

NaCMC (6 : 401) Nama resmi : NATRIICARBOXY METHYLCELLULOSUM Nama lain Pemerian : : Natrium karboksimetilselulosa Serbuk atau butiran; putih kuning gading, tidak atau hampir tidak

berbau, higroskopik Kelarutan : Mudah mendispersi dalam air, membentuk suspensi koloidal,

tidak larut dalam etanol (95%) P, dalam eter P dan dalam perlarut organik lain Penyimpanan Kegunaan : : Dalam wadah tertutup rapat Kelompok kontrol

II.3 Uraian hewan coba II.3.1 Klasifikasi hewan coba Mencit ( Mus musculus ) Kingdom Filum Sub filum Kelas Sub kelas : Animalia : Chordata : Vertebrata : Mamalia : Thoria

Ordo Familia Genus Spesies

: Rhodentia : Moridae : Mus : Mus musculus

II.3.1 Karateristik hewan coba Karakteristik mencit (Mus musculus) Masa pubertas Masa beranak Masa hamil Jumlah sekali lahir Masa hidup Masa tumbuh Masa menyusui Frekuensi kelahiran Suhu tubuh Laju respirasi Tekanan darah Volume darah Luas permukaan : 35 hari : Sepanjang tahun : 19-20 hari : 4-12 ekor : 2-3 tahun : 6 bulan : 21 hari : 4 tiap tahun : 37,9oC-39,2oC : 136-216 per menit : 147 per 106 mmHg : 7,3 % berat badan : 92 K3g3 dimana K = 11,4 dan g = berat badan

BAB III METODE KERJA

III.1. Alat dan Bahan III.1.1. Alat Adapun alat alat yang digunakan pada praktikum ini adalah : gelas kimia, spoit, kanula, timbangan hewan dan stopwatch III.1.2. Bahan Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah: adalah HCT, spironolakton dan furosemid,Na-cmc, aquadest. III.1.3 Hewan coba Adapun hewan coba yang digunakan pada praktikum ini adalah: mencit (Mus musculus) III.2. Cara Kerja 1. Pembuatan NaCMC 1 % Ditimbang 1 gram NaCMC Dimasukkan ke dalam lumpang Ditambahkan air sedikit demi sedikit Digerus hingga mucilago Ditambahkan sisa air lalu cukupkan hingga 100 ml 2. Pembuatan suspensi Dibuat suspensi NaCMC 1 % Dimasukkan Spironolakton 269 mg

Didispersikan ke dalam suspensi NaCMC Perlakuan yang sama untuk Furosemid dan HCT 3. Penyiapan hewan coba Ditimbang hewan coba untuk mengetahui bobotnya Dikonversikan dosis manusia ke dosis mencit untuk

mengetahui volume pemberian yang akan diberikan pada mencit. Diberikan perlakuan pada mencit secara peroral dengan pemberian HCT, spironolakton dan furosemid Diamati efek diuretika yang terjadi Dicatat volume urine yang dihasilkan selama 10,20,30,40,50 dan 60.

BAB IV HASIL PENGAMATAN

IV.1 Data pengamatan 1. Pada percobaan yang telah dilakukan di peroleh data sebagai berikut : Waktu (menit) Nama Obat 10 HCT Spironalakton Furosemid I Furosemid II 20 30 40 50 60 Total 0,6 ml 0,1 ml 0,6 ml 0,5 ml Volume

Keterangan : = Pada menit tersebut tidak ada urin yang dihasilkan

= Pada menit tersebut ada urin yang dihasilkan 2. Gambar ginjal pada mencit :

BAB V PEMBAHASAN

Sistem perkemihan merupakan suatu sistem dimana terjadinya proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan lagi oleh tubuh larut dalam air dan dikeluarkan berupa urin (air kemih) Sedangkan ginjal merupakan organ terpenting dalam sistem perkemihan, dan merupakan sepasang organ saluran kemih yang

berfungsi mempertahankan homeostatis cairan tubuh Pada percobaan ini diberikan perlakuan secara peroral pada mencit, dengan pemberian obat diuretik seperti, HCT, spironolakton dan furosemid dengan menggunakan kanula. Setelah semua mencit diberikan perlakuan dilakukan pengamatan dengan melihat proses urinasi pada menit ke 10,20,30,40,50 dan 60. Kemudian dilakukan pengukuran terhadap volume urin hewan coba mencit Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan didapatkan hasil bahwa furosemid I memiliki diuresis yang lebih cepat yaitu pada menit ke 20, 40 dan 60. Adanya urine yang dikeluarkan oleh hewan coba mencit yang merupakan suatu efek dari obat diuretik tersebut dan didapat volume total urine yang dihasilkan adalah 0,6 ml. Kemudian pada perlakuan dengan furosemid II dimana pada menit ke 30 dan 50 terdapat urin yang dihasilkan dan mempunyai volume total urine adalah 0,5 ml . Hal ini

menunjukkan bahwa hasil percobaan yang dilakukan sesuai dengan literatur yang mana menunjukkan bahwa furosemid termasuk dalam golonggan diuretik kuat. Diuretik kuat ini bekerja pada ansa henle bagian aendens dan bagian avitel tebal dengan cara menghambat transport elektrolit natrium, kalium dan klorida. Selanjutnya efek yang terjadi dari pemberian obat diuretik

spironolakton, terlihat pada menit ke 30 saja dan memiliki volume total urine sebesar 0,1 ml. Spironolakton termasuk dalam golongan diuretik hemat kalium. Diuretik ini bekerja pada hilir tubuli distal dan dan duktus kolingentes daerah korteks dengan cara menghambat reabsorpsi natrium dan sekresi kalium Efek yang ditimbulkan dari obat diuretik HCT terlihat pada menit ke 40, 50, dan 60 dan memiliki volume total urine sebesar 0,6 ml. HCT termasuk dalam diuretik golongan tiazid. Merupakan Obat diuretik yang paling banyak digunakan. Bekerja pada bagian awal tubulus distal (nefron). Obat ini berfungsi untuk menurunkan reabsorpsi natrium dan klorida, yang meningkatkan ekskresi air, natrium, dan klorida. Selain itu, kalium hilang dan kalsium ditahan. Pada percobaan ini, adapun kesalahan-kesalahan yang dapat

terjadi pada praktikum ini yaitu disebabkan oleh kurangnya ketelitian praktikan dalam mengamati urinasi mencit, dan kondisi hewan coba yang kurang baik dan juga mungkin karena kesalahan dalam perhitungan dosis obat diuretik yang digunakan.

BAB VI PENUTUP

V.1. Kesimpulan Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa: 1) Efek HTC menimbulkan efek diuretik kuat, karena menghasilkan volume urin sebanyak 0,6 ml. 2) Efek spironolakton menimbulkan efek diuretik lemah, karena menghasilkan volume urin sebanyak 0,1ml. 3) Efek furosemid menimbulkan efek diuretik kuat, karena

menghasilkan volume urin sebanyak 0,6 ml. V.2.Saran a. Laboratorium Sebaiknya sarana dan prasarana lebih diperlengkapi lagi, misalnya pada bahan yang akan digunakan supaya pada saat praktikum tidak perlu dibeli lagi yang membutuhkan waktu. b. Asisten Sebaiknya asisten pada saat praktikan sedang pengamatan yang membutuhkan waktu yang lama, asisten datang dan menjelaskan sedikit tentang materi yang dipraktekkan supaya waktu tersebut dapat dimanfaatkan sebaik mungkin.

DAFTAR PUSTAKA

1. Setiadi. Anatomi dan Fisiologi Manusia. Yogyakarta : Graha ilmu. 1979 2. Sloane ethel. Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran. 2003 3. Tim Penyusun. Buku Ajar Anatomi Umum. Makassar : Fakultas Kedokteran UNHAS. 2010 4. Anonim. http://www. Scribd. Com /55460955/Obat obat Diuretik/ 05/05/2012 5. Gan gunawan sulistia. Farmakologi dan Terapi, edisi 5. Jakarta : Balai penerbit FKUI. 2007 6. Dirjen POM. Farmakope Indonesia ed.III. Jakarta :Depkes RI.1979 7. Tim penyusun. Penuntun Praktikum Anatomi dan Morfologi Manusia. Makassar : STIFA. 2012 8. Steve parker. Ansiklopedia Tubuh Manusia. Erlangga. Jakarta: 1995 9. Sherwood lauralee. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem, edisi 2. Jakarta : Penerbit buku kedokteran (EGC). 2001 10. Ganong F, Willian. Fisiologi Kedokteran. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran. 2002