dehidrasi print
TRANSCRIPT
-
7/31/2019 Dehidrasi Print
1/8
DEHIDRASI
A. Pengertian Dehidrasi
Berikut adalah beberapa pengertian tentang dehidrasi :
1. Dehidrasi adalah keadaan dimana seseorang invididu yang tidak menjalani puasa
mengalmai atau beresikMI mengalmai dehidrasi vaskuler, interstitial atau intra vaskuler
(Lynda Jual Carpenito, 2000 : 139).
2. Dehidrasi adalah kekurangan cairan tubuh karena jumlah cairan yang keluar lebih banyak
dari pada jumlah cairan yang masuk (Sri Ayu Ambarwati, 2003).
3. Dehidrasi adalah suatu gangguan dalam keseimbangan cairan yang disertai dengan output
yang melebihi intaks sehingga jumlah air dalam tubuh berkurang (Drs. Syaifuddin, 1992 :
3).
4. Dehidrasi adalah kehilangan cairan tubuh isotik yang disertai kehilangan antrium dan air
dalam jumlah yang relatif sama. (Sylvia A. Price, 1994 : 303)
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, dapat disimpulkan bawha dehidrasi adalah
kekurangan cairan ekstra selular yang mengakibatkan berpindahnya cairan atau hilang dari tubuh.
B. Klasifikasi Dehidrasi
Klasifikasi dehidrasi menurut Donna D. Ignatavicus ada 3 jenis :
a. Dehidrasi IsotonikDehidrasi isotonik adalah air yang hilang diikuti dengan elektrolit sehingga kepekatannya
tetap normal, maka jenis dehidrasi ini biasnaya tidak mengakibatkan cairan ECF berpindah ke
ICF. Dengan kata lain pada dehidrasi ini terjadi hilangnya air dan natrium dalam jumlah yang
sama. Dehidrasi isotonik ditandai dengan normalnya kadar natrium serum (135 145 mEq/L)
dan osmolalitas efektif serum (270 285 mosmol/liter).
b. Dehidrasi Hipotonik
Dehidrasi hipotonik adalah kehilangan pelarut dari ECF melebihi kehilangan cairan,
sehingga dipembuluh darah menjadi lebih pekat. Tekanan osmotik ECF menurun
mengakibatkan cairan bergerak dari EFC ke ICF.Volume vaskuler juga menurun serta terjadi
-
7/31/2019 Dehidrasi Print
2/8
pembengkakan sel. Dehidrasi hipotonik ditandai dengan tingginya kadar natrium serum (lebih
dari 145 mEq/L) dan peningkatan osmolalitas efektif serum (lebih dari 285 mosmol/liter).
c. Dehidrasi Hipertonik
Dehidrasi hipertonik adalah kehilangan cairan ECF melebihi pelarut pada dehidrasi ini non
osmotik ECF menurun, mengakibatkan cairan bergerak dari ICF ke ECF. Dehidrasi hipotonik
ditandai dengan rendahnya kadar natrium serum (kurang dari 135 mEq/L) dan osmolalitas
efektif serum (kurang dari 270 mosmol/liter).
C. Penyebab Dehidrasi
Dehidrasi terjadi bila pengeluaran cairan tubuh lebih besar dibandingkan asupannya.
Kekurangan cairan biasanya menyebabkan kadar kalsium dalam darah meningkat.
Secara umum beberapa hal yang dapat menyebabkan terjadinya dehidrasi:
Diare merupakan keadaan yang paling sering menyebabkan kehilangan cairan dalam
jumlah besar. Di seluruh dunia, 4 juta anak-anak meninggal setiap tahun karena dehidrasi
akibat diare.
Muntah sering menyebabkan dehidrasi karena sangat sulit untuk menggantikan cairan yang
keluar dengan cara minum.
Tubuh kehilangan banyak cairan saat berkeringat. Kondisi lingkungan yang panas akan
menyebabkan tubuh berusaha mengatur suhu tubuh dengan mengeluarkan keringat. Bila
keadaan ini berlangsung lama sementara pemasukan cairan kurang maka tubuh dapat jatuh ke
dalam kondisi dehidrasi.
Peningkatan kadar gula darah pada penderita diabetes atau kencing manis akan
menyebabkan banyak gula dan air yang dikeluarkan melalui kencing sehingga penderita
diabetes akan mengeluh sering kebelakang untuk kencing.
Penderita luka bakar dapat mengalami dehidrasi akibat keluarnya cairan berlebihan pada
kulit yang rusak oleh luka bakar.
Orang yang mengalami kesulitan minum oleh karena suatu sebab rentan untuk jatuh ke
kondisi dehidrasi.
Penggunaan diuretik (obat yang menyebabkan ginjal mengeluarkan sejumlah besar air dan
garam) Panas yang berlebihan
-
7/31/2019 Dehidrasi Print
3/8
Demam Berkurangnya asupan cairan karena berbagai alasan.
Penyakit tertentu seperti diabetes melitus (kencing manis), diabetes insipidus dan
penyakitAddison dapat menyebabkan dehidrasi karena hilangnya cairan yang berlebihan.
Selain penyebab di atas, penyebab dehidrasi menentukan tipe / jenis-jenis dehidrasi (MenurutDonna D. Ignatavicus, 1991 : 253).
1. Dehidrasi
a. Perdarahan
b. Muntah
c. Diare
d. Hipersalivasi
e. Fistula
f. Ileustomy (pemotongan usus)
g. Diaporesis (keringat berlebihan)
h. Luka bakar
i. Puasa
j. Terapi hipotonik
k. Suction gastrointestinal (cuci lambung)
2. Dehidrasi hipotonik
a. Penyakit DM
b. Rehidrasi cairan berlebih
c. Mal nutrisi berat dan kronis
3. Dehidrasi hipertonik
a. Hiperventilasi
b. Diare air
c. Diabetes Insipedus ( hormon ADH menurun )
d. Rehidrasi cairan berlebihan
e. Disfagia
f. Gangguan rasa haus
g. Gangguan kesadaran
h. Infeksi sistemik : suhu tubuh meningkat.
-
7/31/2019 Dehidrasi Print
4/8
D. Gejala Dehidrasi
Respon awal tubuh terhadap dehidrasi antara lain berupa rasa haus untuk meningkatkan
pemasukan cairan hingga dengan penurunan produksi kencing untuk mengurangi seminimal
mungkin cairan yang keluar. Air seni akan tampak lebih pekat dan berwarna gelap.
Jika kondisi awal ini tidak tertanggulangi maka tubuh akan masuk ke kondisi selanjutnya yaitu :
Mulut kering.Berkurangnya air mata.
Berkurangnya keringat.
Kekakuan otot.
Mual dan muntah.
Kepala terasa ringan terutama saat berdiri.
Selanjutnya tubuh dapat jatuh ke kondisi dehidrasi berat yang gejalanya berupa gelisah dan
lemah lalu koma dan kegagalan multi organ. Bila ini terjadi maka akan sangat sulit untuk
menyembuhkan dan dapat berakibat fatal.
Berdasarkan tingkatannya, gejala dehidrasi dapat dibedakan menjadi 3 bagian, antara lain :
1. Dehidrasi Ringan
Dehidrasi tingkatan ini dicirikan dengan tanda muka memerah, rasa yang sangat haus, kulit
kering dan pecah-pecah, volume urin berkurang dengan warna lebih gelap dari biasanya, pusing
dan lemah, kram otot terutama pada kaki dan tangan, kelenjar air mata berkurang kelembabannya,
sering mengantuk, mulut dan lidah kering dan air liur berkurang.
2. Dehidrasi Sedang
Dehidrasi tingkatan ini di tandai dengan penurunan tekanan darah, dalam kondisi tertentu
gampang sekali pingsan, kontraksi kuat pada otot lengan, kaki, perut, dan punggung, kejang, perut
kembung, gagal jantung, ubun-ubun cekung, denyut nadi cepat dan lemah.
3. Dehidrasi Berat
Dehidrasi pada tingkatan ini sangatlah berbahaya jika tidak segera dilakukan pertolongan dan
penanganan,karna bisa mengakibatkan kematian. Tanda-tandanya adalah : kesadaran berkurang,
tidak buang air kecil, tangan dan kaki dingin serta lembab, denyut nadi semakin cepat dan lemah
sehingga tidak teraba, tekanan darah turun drastis sehingga tidak dapat diukur, ujung kuku, mulut,
dan lidah berwarna kebiruan.
-
7/31/2019 Dehidrasi Print
5/8
E. Patofisiologi Dehidrasi
Dehidrasi adalah kekurangan cairan tubuh. Beberapa mekanisme bekerja sama untuk
mempertahankan keseimbangan cairan dalam tubuh. Salah satu yang terpenting adalah
mekanisme haus. Jika tubuh memerlukan lebih banyak air, maka pusat saraf di otak
dirangsang sehingga timbul rasa haus. Rasa haus akan bertambah kuat jika kebutuhan
tubuh akan air meningkat, mendorong seseorang untuk minum dan memenuhi
kebutuhannya akan cairan.
Mekanisme lainnya untuk mengendalikan jumlah cairan dalam tubuh melibatkan kelenjar
hipofisa di dasar otak. Jika tubuh kekurangan air, kelenjar hipofisa akan mengeluarkan suatu zat ke
dalam aliran darah yang disebut hormon antidiuretik. Hormon antidiuretik merangsang ginjal
untuk menahan air sebanyak mungkin.
Jika tubuh kekurangan air, ginjal akan menahan air yang secara otomatis dipindahkan dari
cadangan dalam sel ke dalam aliran darah untuk mempertahankan volume darah dan tekanan
darah, sampai cairan dapat digantikan melalui penambahan asupan cairan. Jika tubuh kelebihan air,
rasa haus ditekan dan kelenjar hipofisa hanya menghasilkan sedikit hormon antidiuretik, yang
memungkinkan ginjal untuk membuang kelebihan air melalui air kemih.
Selain itu kekurangan volume cairan adalah keadaan yang umum terjadi pada berbagai
keadaan dalam klinik. Perdarahan, muntah, diare, keringat adalah cairan hipotonik yang terdiri dari
dari, Na (30-70 m Eg/l) dan klorida. Selama latihan berat pada lingkungan yang panas, bisa terjadi
kehilangan 1 L keringat / jam. Sehingga dapat menyebabkan kekurangan volume jika asupannya
tidak mencukupi. Jumlah besar cairan dapat hilang melalui kulit karna penguapan jika luka bakar
dirawat dengan metode terbuka.
Kehilangan Na dan air melalui ginjal tanpa adanya penyakit ginjal terjadi pada 3
keadaan yang paling sering adalah pemakaian diuretik yang berlebihan, terutama tiazid atau
diuretik sampai yang kuat seperti furosemid. Diuresis osmotik obligatorik juga sering
menyebabkan kehilangan Na dan air yang terjadi selama glikosuria pada DM yang tidak terkontrol
atau koma hipermosmolar non ketonik pada kasus pemberian makanan tinggi protein secara
enternal atau parenteral dapat terbentuk urea dalam jumlah besar yang bisa bertindak sebagai agen
osmotik.
-
7/31/2019 Dehidrasi Print
6/8
Apapun penyebab dari kekurangan volume cairan, berkurangnya volume ECF
menganggu curah jantung dengan mengurangi alir balik vene ke jantung sehingga mengakibatkan
penurunan curah jantung. Karena tekanan arteri rata-rata = curah x tahanan perifer total maka
penurunan curah jantung mengakibatkan hipotensi. Penurunan tekanan darah dideteksi oleh
baroreseptor pada jantung dan arteri karotis dan diteruskan ke pusat vasomotor di batang otak,
yang kemudian menginduksi respon simpatis.Respon berupa vasokonstriksi perifer, peningkatan
denyut dan kontraktilitas jantung bertujuan untuk mengembalikan curah jantung dan perfusi
jarignan yang normal.
Penurunan perfusi ginjal merangsang mekanisme renin-angiotensin-
aldosteron.Angiotensin merangsang vasokonstriksi sistemik dan aldosteron meningkatkan
reabsorbsi natrium oleh ginjal.Jika terjadi hipovolemi yang lebih berat (1000 ml) maka
vasokontriksi dan vasokonstriksi yang diperantai oleh angiotensin II yang meningkat.Terjadi
penahanan aliran darah yang menuju ginjal, saluran cerna, otot dan kulit, sedangkan aliran yang
menuju koroner dan otak relatif dipertahankan.
F. Diagnosis Dehidrasi
Gejala dan tanda klinis dehidrasi pada usia lanjut tak jelas, bahkan bisa tidak ada sama sekali.
Namun secara umum terjadi penurunan kemampuan homeostatik seiring dengan bertambahnya
usia. Secara khusus, terjadi penurunan respons rasa haus terhadap kondisi hipovolemik dan
hiperosmolaritas.Di samping itu juga terjadi penurunan laju filtrasi glomerulus, kemampuan fungsi
konsentrasi ginjal, renin, aldoosteron, dan penurunan fungsi ginjal terhadap vasopresin.
Gejala klasik dehidrasi seperti rasa haus, lidah kering, penurunan turgor, dan mata cekung
sering tidak jelas.Gejala klinis yang paling spesifik dapat dievaluasi adalah penurunan berat badan
akut lebih dari 3%.Gejala klinis lainnya yang dapat membantu identifikasi kondisi dehidrasi adalah
hipotensi ortostatik.
Berdasarkan studi di Divisi Geriatri Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM, bila ditemukan askila
lembab, suhu tubuh meningkat dari suhu basal, diuresis berkurang, berat jenis (BJ) urin lebih dari
atau sama dengan 1,019 (tanpa adanya glukosolia dan proteinuria), serta rasio blood urea
nitrogen/kreatinin lebih dari atau sama dengan 16,9 (tanpa adanya perdarahan aktif saluran cerna)
maka kemungkinan terdapat dehidrasi pada usia lanjut adalah 81%. Kriteria ini dapat dipakai
dengan syarat : tidak menggunakan obat-obat sitostatik, tidak ada perdarahan saluran cerna, dan
-
7/31/2019 Dehidrasi Print
7/8
tidak ada kondisi overlood (gagal jantung kongesif, sirosis hepaptis dengan hipertensi portal,
penyakit ginjal kronik stadium terminal, sindromnefrotik).
Dalam dunia kedokteran, pemeriksan penunjang untuk dehidrasi adalah :
1. Kadar natrium plasma darah
2. Osmolaritas serum
3.Ureum dan kreatinin darah
4.BJ urin
5. Tekanan vena sentral (sentral venous pressure)
at minum per oral, selain pemberian cairan enteral, dapat diberikan rehidrasi parenteral.
G. Pengobatan dan Pencegahan Dehidrasi
Terapi yang bisa dilakukan untuk mengatasi seseorang yang terkena dehidrasi adalah :
Lakukan pengukuran keseimbangan (balans) cairan yang masuk dan keluar secara berkala sesuai
kebutuhan. Pada dehidrasi ringan, terapi cairan dapat diberikan secara oral sebanyak 1500-2500
ml/24jam (30 ml/kg berat badan/24 jam) untuk kebutuhan dasar, ditambah dengan penggantian
defisit cairan kehilangan cairan yang masih berlangsung. Menghitung kebutuhan cairan sendiri,
termasuk jumlah insensible water loss sangat perludilakukan setiap hari.Perhatian tanda-tanda
kelebihan cairan seprti ortopnea, sesak nafas, perubahan pola tidur, atau kofusion.
Cairan yang diberikan secara oral tergantung jenis dehidrasi. Pada dehidrasi hippertonik, cairan
yang dianjurkan adalah air atau minuman dengan kandungan sodium rendah, jus buah seperti apel,
jeruk, dan anggur. Pada dehidrasi isotonic, cairan yang dianjurkan selain air dan suplemen yang
mengandung sodium seperti jus tomat juga dapat diberikan isotonik yang ada di pasaran.
Sedangkan pada daehidrasi hipotonik, cairan yang dianjurkan sama seperti diatas tetapi dibutuhkan
kadar sodium yang lebih tinggi.
Pada dehidrasi sedang sampai berat dan pasien tidak dapat minum per oral, selain pemberian
cairan enteral, dapat diberikan rehidrasi parenteral.
-
7/31/2019 Dehidrasi Print
8/8
TUGAS PATOFISIOLOGI
DEHIDRASI
OLEH
AYU PUTU ASTITI NATIH
P07134011002
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN ANALIS KESEHATAN DENPASAR
2012