makalah dehidrasi dan asidosis

39
ASIDOSIS DAN DEHIDRASI Disusun Oleh : 1. Bambang Wicaksono 2. Muhammad Abrori 3. Rosiana Windri Astuti 4. Sinta Handayani 5. Vita Puput Pangestika JURUSAN ANALIS KESEHATAN POLITEKNIK KESEHATAN JAKARTA III KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA 1

Upload: sinta-handayani

Post on 25-Oct-2015

227 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

mm

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Dehidrasi Dan Asidosis

ASIDOSIS DAN DEHIDRASI

Disusun Oleh :

1. Bambang Wicaksono

2. Muhammad Abrori

3. Rosiana Windri Astuti

4. Sinta Handayani

5. Vita Puput Pangestika

JURUSAN ANALIS KESEHATAN

POLITEKNIK KESEHATAN JAKARTA III

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

JAKARTA

2011

1

Page 2: Makalah Dehidrasi Dan Asidosis

PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa

yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan penyusunan makalah ini tepat pada waktunya.

Makalah ini berjudul Asidosis dan Dehidrasi dibuat dengan maksud

untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pathofisiologi semester II tahun

akademik 2010-2011. Dalam penulisan karya tulis ini penulis menggunakan

metode pustaka, yaitu dengan mengakses sumber dan mengambil data baik

media elektronik maupuan media cetak.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapatkan bantuan

dan dukungan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin

menyampaikan rasa terima kasih kepada keluarga, teman-teman yang selalu

membantu dalam penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari akan kekurangan pada karya tulis yang telah dibuat.

Tidak lupa penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan, baik dalam

penulisan maupun penuturan kata-kata yang tidak berkenan di hati para

pembaca. Kritik dan saran yang membangun tetap penulis nantikan demi

kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata semoga makalah ini bermanfaat dalam perkembangan

kehidupan para pembaca.

Bekasi, Mei 2011

Penulis

2

Page 3: Makalah Dehidrasi Dan Asidosis

DAFTAR ISI

PENGANTAR.........................................................................................................

DAFTAR ISI...........................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah..........................................................................1

1.2 Tujuan Penulisan...................................................................................1

1.3 Metode Penulisan..................................................................................1

1.4 Sistematika Penulisan..........................................................................1

BAB II ASIDOSIS

2.1 Pengertian Asidosis.......................................................2

2.2 Patogenesis.....................................................4

2.3 Etiologi................8

BAB III DEHIDRASI

3.1 Pengertian Dehidrasi

3.2 Gejala Dehidrasi

3.3 Cairan Tubuh Total

3.4 Pencegahan Dehidrasi

3.5 Penanganan Dehidras

BAB IV PENUTUP

3.1 Kesimpulan..........................................................................................19

3

Page 4: Makalah Dehidrasi Dan Asidosis

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

1.2 TUJUAN PENULISAN

Tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu agar para pembaca

dapat mengetahui dan memahami tentang asidosis dan dehidrasi.

1.3 METODE PENULISAN

Metode penulisan makalah ini menggunakan metode pendekatan

studi kepustakaan baik melalui media elektronik maupun media cetak.

1.4 SISTEMATIKA PENULISAN

Bab pertama adalah pendahuluan yang berisi latar belakang,

tujuan penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan. Bab

kedua adalah Asidosis yang berisi Pewarisan Alel Resesif Autosomal,

Pewarisan Alel Dominan Autosomal, Pewarisan Alel Resesif Tertaut

Kromosom Seks Kelamin X, Aberaasi Struktur Kromosom, Aberasi

Jumlah Kromosom. Bab ketiga adalah adalah penutup yang berisi

kesimpulan.

BAB II

ASIDOSIS

2.1 Pengertian Asidosis

Asidosis adalah suatu keadaan dimana adanya peningkatan asam

didalam darah yang disebabkan oleh berbagai keadaan  dan penyakit

tertentu yang mana tubuh tidak bisa mengeluarkan asam dalam mengatur

keseimbangan asam basa. Hal ini penting untuk menjaga keseimbangan

4

Page 5: Makalah Dehidrasi Dan Asidosis

fungsi sistem organ tubuh manusia. Gangguan keseimbangan ini dapat

dikelompokkan dalam dua kelompok besar yaitu metabolik dan

respiratorik. Ginjal dan paru merupakan dua organ yang berperan penting

dalam pengaturan keseimbangan ini.

Asidosis bukan merupakan suatu penyakit tetapi lebih merupakan

suatu akibat dari sejumlah penyakit. Terjadinya asidosis merupakan

petunjuk penting dari adanya masalah metabolisme yang serius.

Asidosis dikelompokkan menjadi metabolik atau respiratorik,

tergantung kepada penyebab utamanya. Asidosis metabolik disebabkan

oleh ketidakseimbangan dalam pembentukan dan pembuangan asam

atau basa oleh ginjal. Asidosis respiratorik terutama disebabkan oleh

penyakit paru-paru atau kelainan pernafasan

2.2 Patogenesis

Pada keadaan Asidosis yang berperan adalah sistem buffer

(penyangga) pada referensi ini akan dibahas tentang sistem buffer

bikarbonat. Sistem penyangga bikarbonat terdiri dari larutan air yang

mengandung bikarbonat yang terdiri dari larutan air yang mengandung

dua zat yaitu asam lemak (H2CO3) dan garam bikarbonat seperti NaHCO3.

H2CO3 dibentuk dalam tubuh oleh reaksi CO2 dengan H2O.

CO2 +  H2O   <—->  H2CO3

Reaksi ini lambat dan sangat sedikit jumlah H2CO3 yang dibentuk

kecuali bila ada enzim karbonik anhidrase. Enzim ini terutama banyak

sekali di dinding alveol paru dimana CO2 dilepaskan, karbonik anhidrase

juga ditemukan di sel-sel epitel tubulus ginjal dimana CO2 bereaksi

dengan H2O untuk membentuk H2CO3

H2CO3 berionisasi secara lemah untuk membentuk sejumlah kecil

H+ dan HCO3-

H2CO3 <—-> H+ +  HCO3-

Komponen kedua dari sistem yaitu garam bikarbonat terbentuk

secara dominan  sebagai Natrium Bicarbonat (NaHO3) dalam cairan

5

Page 6: Makalah Dehidrasi Dan Asidosis

ekstraseluler. NaHCO3 berionisasi hampir secara lengkap untuk

membentuk ion-ion bicarbonat  (HCO3-) dan ion-ion natrium (Na+)

sebagai berikut :

NaHCO3 <—-> Na+ +  HCO3-

Sekarang dengan semua sistem bersama-sama, kita akan

mendapatkan sebagai berikut :

CO2 + H2O  <—->   H2CO3 <—-> H+ + HCO3- + Na+

Akibat disosiasi H2CO3 yang lemah, konsentrasi H+ menjadi sangat

kuat bila asam kuat seperti HCl ditambahkan ke dalam larutan

penyangga bicarbonat, peningkatan ion hidrogen yang dilepaskan oleh

asam disangga oleh HCO3 :

H + + HCO3- H2CO3 CO2 + H2O

Sebagai hasilnya, lebih banyak H2CO3 yang dibentuk.

Meningkatkan produksi CO2 dan H2O. Dari reaksi ini kita dapat melihat

bahwa ion hidrogen dari asam kuat HCl, bereaksi dengan HCO3- untuk

membentuk asam yang sangat lemah yaitu H2CO3 yang kemudian

membentuk CO2 dan H2O. CO2 yang berlebihan sangat merangsang

pernapasan yang mengeluarkan CO2 dari cairan ekstraseluler. Ini

berpengaruh terjadinya asidosis pada tubuh.

2.3 ETIOLOGI

2.3.1 Asidosis Metabolik

Asidosis Metabolik adalah keasaman darah yang berlebihan,

yang ditandai dengan rendahnya kadar bikarbonat dalam darah.

Bila peningkatan keasaman melampaui sistem penyangga pH,

darah akan benar-benar menjadi asam.

Seiring dengan menurunnya pH darah, pernafasan menjadi

lebih dalam dan lebih cepat sebagai usaha tubuh untuk menurunkan

kelebihan asam dalam darah dengan cara menurunkan jumlah karbon

dioksida. Pada akhirnya, ginjal juga berusaha mengkompensasi

keadaan tersebut dengan cara mengeluarkan lebih banyak asam

dalam air kemih.Tetapi kedua mekanisme tersebut bisa terlampaui jika

6

Page 7: Makalah Dehidrasi Dan Asidosis

tubuh terus menerus menghasilkan terlalu banyak asam, sehingga

terjadi asidosis berat dan berakhir dengan keadaan koma.

Penyebab asidosis metabolik dapat dikelompokkan kedalam 3

kelompok utama:

1. Jumlah asam dalam tubuh dapat meningkat jika mengkonsumsi

suatu asam atau suatu bahan yang diubah menjadi asam.Sebagian

besar bahan yang menyebabkan asidosis bila dimakan dianggap

beracun. Contohnya adalah metanol (alkohol kayu) dan zat anti

beku (etilen glikol). Overdosis aspirin pun dapat menyebabkan

asidosis metabolik.

2. Tubuh dapat menghasilkan asam yang lebih banyak melalui

metabolisme.

3. Tubuh dapat menghasilkan asam yang berlebihan sebagai suatu

akibat dari beberapa penyakit; salah satu diantaranya adalah

diabetes melitus tipe I.

4. Jika diabetes tidak terkendali dengan baik, tubuh akan memecah

lemak dan menghasilkan asam yang disebut keton.

5. Asam yang berlebihan juga ditemukan pada syok stadium lanjut,

dimana asam laktat dibentuk dari metabolisme gula.

6. Asidosis metabolik bisa terjadi jika ginjal tidak mampu untuk

membuang asam dalam jumlah yang semestinya.Bahkan jumlah

asam yang normalpun bisa menyebabkan asidosis jika ginjal tidak

berfungsi secara normal. Kelainan fungsi ginjal ini dikenal sebagai

asidosis tubulus renalis, yang bisa terjadi pada penderita gagal

ginjal atau penderita kelainan yang mempengaruhi kemampuan

ginjal untuk membuang asam.

Selain itu, asidosis metabolik dapat disebabkan oleh

beberapa penyebab umum seperti :

1. Kegagalan ginjal untuk mengekresikan asam metabolik yang

normalnya dibentuk di tubuh.

2. Pembentukan asam metabolik yang berlebihan dalam tubuh.

7

Page 8: Makalah Dehidrasi Dan Asidosis

3. Penambahan asam metabolik kedalam tubuh melalui makanan

4. Kehilangan basa dari cairan tubuh (faal)

Penyebab utama dari asidois metabolik:

A. Gagal ginjal

Penyakit Gagal Ginjal adalah suatu penyakit dimana fungsi

organ ginjal mengalami penurunan hingga akhirnya tidak lagi mampu

bekerja sama sekali dalam hal penyaringan pembuangan elektrolit

tubuh, menjaga keseimbangan cairan dan zat kimia tubuh seperti

sodium dan kalium didalam darah atau produksi urine.

Penyakit gagal ginjal ini dapat menyerang siapa saja yang menderita

penyakit serius atau terluka dimana hal itu berdampak langsung pada

ginjal itu sendiri. Penyakit gagal ginjal lebih sering dialamai mereka

yang berusia dewasa, terlebih pada kaum lanjut usia.

Penyebab Gagal Ginjal

Terjadinya gagal ginjal disebabkan oleh beberapa penyakit

serius yang diderita oleh tubuh yang mana secara perlahan-lahan

berdampak pada kerusakan organ ginjal. Adapun beberapa penyakit

yang sering kali berdampak kerusakan ginjal diantaranya :

Penyakit tekanan darah tinggi (Hypertension)

Penyakit Diabetes Mellitus (Diabetes Mellitus)

Adanya sumbatan pada saluran kemih (batu, tumor,

penyempitan/striktur)

Kelainan autoimun, misalnya lupus eritematosus sistemik

Menderita penyakit kanker (cancer)

Kelainan ginjal, dimana terjadi perkembangan banyak kista pada

organ ginjal itu sendiri (polycystic kidney disease)

Rusaknya sel penyaring pada ginjal baik akibat peradangan oleh

infeksi atau dampak dari penyakit darah tinggi. Istilah kedokterannya

disebut sebagai glomerulonephritis.

Adapun penyakit lainnya yang juga dapat menyebabkan

kegagalan fungsi ginjal apabila tidak cepat ditangani antara lain adalah;

8

Page 9: Makalah Dehidrasi Dan Asidosis

Kehilangan carian banyak yang mendadak ( muntaber, perdarahan,

luka bakar), serta penyakit lainnya seperti penyakit Paru (TBC), Sifilis,

Malaria, Hepatitis, Preeklampsia, Obat-obatan dan Amiloidosis.

Penyakit gagal ginjal berkembang secara perlahan kearah yang

semakin buruk dimana ginjal sama sekali tidak lagi mampu bekerja

sebagaimana funngsinya. Dalam dunia kedokteran dikenal 2 macam

jenis serangan gagal ginjal, akut dan kronik.

Tanda dan Gejala Penyakit Gagal Ginjal

Adapun tanda dan gejala terjadinya gagal ginjal yang dialami

penderita secara akut antara lain : Bengkak mata, kaki, nyeri pinggang

hebat (kolik), kencing sakit, demam, kencing sedikit, kencing merah

/darah, sering kencing. Kelainan Urin: Protein, Darah / Eritrosit, Sel

Darah Putih / Lekosit, Bakteri.

Sedangkan tanda dan gejala yang mungkin timbul oleh adanya

gagal ginjal kronik antara lain : Lemas, tidak ada tenaga, nafsu makan,

mual, muntah, bengkak, kencing berkurang, gatal, sesak napas,

pucat/anemi. Kelainan urin: Protein, Eritrosit, Lekosit. Kelainan hasil

pemeriksaan Lab. lain: Creatinine darah naik, Hb turun, Urin: protein

selalu positif.

2.3.2 Asidosis tubulus renalis (kelainan bentuk ginjal)

Asidosis Tubulus Renalis adalah suatu penyakit dimana tubulus

renalis tidak dapat membuang asam dari darah ke dalam air kemih

secara adekuat.

Penyebab :

Asidosis tubulus renalis bisa merupakan suatu penyakit

keturunan atau bisa timbul akibat obat-obatan, keracunan logam berat

atau penyakit autoimun (misalnya lupus eritematosus sistemik atau

sindroma Sjögren).

Gejala :

Dalam keadaan normal, ginjal menyerap asam dari darah dan

9

Page 10: Makalah Dehidrasi Dan Asidosis

membuangnya ke dalam air kemih.

Pada penyakit ini, tubulus renalis tidak dapat berfungsi

sebagaimana mestinya dan hanya sedikit asam yang dibuang ke dalam

air kemih.

Sebagai akibatnya terjadi penimbunan asam di dalam darah,

keadaan ini disebut asidosis metabolik, yang bisa menimbulkan

masalah berikut:

- rendahnya kadar kalium dalam darah

- pengendapan kalsium di dalam ginjal

- kecenderungan terjadinya dehidrasi

- perlunakan dan pembengkokan tulang yang menimbulkan rasa nyeri

(osteomalasia atau rakitis).

Terdapat 3 jenis asidosis tubulus renalis, yang masing-masing

memiliki gejala yang berbeda. Jika kadar kalium darah rendah, maka

terjadi kelainan neurologis seperti kelemahan otot, penurunan refleks

dan bahkan kelumpuhan. Pembentukan batu ginjal bisa menyebabkan

kerusakan pada sel-sel ginjal dan gagal ginjal kronis.

Jenis-jenis asidosis tubulus renalis

1. Bisa merupakan penyakit keturunan, bisa dipicu oleh penyakit

autoimun atau obat-obat tertentu, Penyebabnya biasanya tidak

diketahui, terutama pada wanita. Gejala dan kelainan metabolik

yang terjadi : Ketidakmampuan untuk membuang asam ke dalam

air kemih, Tingginya keasaman darah, Dehidrasi ringan,

Rendahnya kadar kalium darah, menyebabkan kelemahan otot &

kelumpuhan, Tulang yg rapuh, Nyeri tulang, Batu ginjal (endapan

kalsium), Gagal ginjal

2. Biasanya disebabkan oleh suatu penyakit keturunan seperti

sindroma Fanconi, intoleransi fruktosa yg diturunkan, penyakit

Wilson atau sindroma Lowe. Bisa juga disebabkan oleh keracunan

logam berat atau obat tertentu. Gejala dan kelainan metabolik yang

terjadi :Ketidakmampuan untuk menyerap kembali bikarbonat dari

10

Page 11: Makalah Dehidrasi Dan Asidosis

air kemih, sehingga bikarbonat terbuang, Tingginya keasaman

darah, dehidrasi ringan, Kadar kalium darah yg rendah.

3. Bukan merupakan penyakit keturunan,Penyebabnya adalah

diabetes, penyakit autoimun, penyakit sel sabit atau suatu

penyumbatan pada saluan kemih. Gejala dan kelainan metabolik

yang terjadi : Kekurangan atau ketidakmampuan untuk memberikan

respon terhadap aldosterom (hormon yg membantu mengatur

pengeluaran kalium & natrium di ginjal. Tingginya keasaman darah

& kadar kalium darah yg jarang menimbulkan gejala, kecuali jika

kadar kalium sangat tinggi sehingga terjadi gangguan irama jantung

& kelumpuhan.

Diagnosa :

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya atau hasil

pemeriksaan darah yang menunjukkan tingginya keasaman darah dan

rendahnya kadar kalium darah.

Pengobatan :

Pengobatan tergantung kepada jenis asidosis yang terjadi.

Jenis 1 dan 2 diobati dengan meminum larutan bikarbonat (baking

soda) setiap hari untuk menetralkan asam di dalam darah. Pengobatan

ini akan meringankan gejala dan mencegah gagal ginjal serta penyakit

tulang atau mencegah memburuknya penyakit.Juga diperlukan

tambahan kalium. Pada jenis 3, asidosisnya bersifat ringan sehingga

tidak diperlukan bikarbonat. Kadar kalium yang tinggi bisa diatasi

dengan minum banyak air putih dan obat diuretik.

2.3.3 Ketoasidosis diabetikum

Ketoasidosis diabetikum adalah kasus kedaruratan

endokrinologi yang disebabkan oleh defisiensi insulin relatif atau

absolut. Ketoasidosis Diabetikum terjadi pada penderita IDDM (atau

DM tipe II)

11

Page 12: Makalah Dehidrasi Dan Asidosis

Patofisiologi :

Adanya gangguan dalam regulasi Insulin, khususnya pada IDDM dapat

cepat menjadi Diabetik ketoasidosis manakala terjadi

(1) Diabetik tipe I yang tidak terdiagnosa

(2) Ketidakseimbangan jumlah intake makanan dngan insulin

(3) Adolescen dan pubertas

(4) Aktivitas yang tidak terkontrol pada diabetes

(5) Stress yang berhubungan dengan penyakit, trauma, atau tekanan

emosional.

2.3.4 Asidosis laktat (bertambahnya asam laktat)

Asidosis laktik adalah kondisi yang disebabkan oleh tingkat

laktat yang terlalu tinggi dalam aliran darah dan jaringan, sehingga

tubuh tidak mampu menguraikannya.

Asam laktik dan laktat dibuat saat glukosa diuraikan oleh sel

tubuh untuk membangkit tenaga. Lebih banyak laktat dibuat saat

penyediaan oksigen terbatas, seperti waktu kita berolahraga, atau pada

tipe sel tertentu, atau waktu mitokondria (organel dalam sel yang pada

umumnya membangkitkan tenaga) tidak berfungsi sebagaimana

mestinya. Bahan beracun seperti etilen glikol, overdosis salisilat,

metanol, paraldehid, asetazolamid atau amonium klorida. Kehilangan

basa (misalnya bikarbonat) melalui saluran pencernaan karena diare,

ileostomi atau kolostomi.

Faktor Resiko Asidosis Metabolik ( Defisit HCO3- )

1. Kondisi dimana banyak plasma dengan asam metabolik (Gangguan

ginjal, DM)

2. Kondisi tejadi penurunan bikarbonat (diare)

3. Cairan infus yang berlebihan. (NaCl)

4. Napas berbau

5. Napas Kussmaul (dalam dan cepat)

12

Page 13: Makalah Dehidrasi Dan Asidosis

6. Letargi

7. Sakit kepala

8. Kelemahan

9. Disorientasi

2.3.5 Asidosis Respiratorik

Asidosis Respiratorik adalah keasaman darah yang berlebihan

karena penumpukan karbondioksida dalam darah sebagai akibat dari

fungsi paru-paru yang buruk atau pernafasan yang lambat. Keadaan ini

timbul akibat ketidakmampuan paru untuk mengeluarkan CO2 hasil

metabolisme (keadaan hipoventilasi). Hal ini menyebabkan peningkatan

H2CO3 dan konsentrasi ion hidrogen sehingga menghasilkan asidosis.

Kecepatan dan kedalaman pernafasan mengendalikan jumlah

karbondioksida dalam darah. Dalam keadaan normal, jika terkumpul

karbondioksida, pH darah akan turun dan darah menjadi asam.

Tingginya kadar karbondioksida dalam darah merangsang otak yang

mengatur pernafasan, sehingga pernafasan menjadi lebih cepat dan

lebih dalam.

Penyebab :

Asidosis respiratorik terjadi jika paru-paru tidak dapat

mengeluarkan karbondioksida secara adekuat. Hal ini dapat terjadi

pada penyakit-penyakit berat yang mempengaruhi paru-paru, seperti:

1. Emfisema

Emfisema adalah jenis penyakit paru obstruktif kronik yang melibatkan

kerusakan pada kantung udara (alveoli) di paru-paru. Akibatnya, tubuh

tidak mendapatkan oksigen yang diperlukan. Emfisema membuat

penderita sulit bernafas. Penderita mengalami batuk kronis dan sesak

napas. Penyebab paling umum adalah merokok.

  Gejala Emfisema ringan semakin bertambah buruk selama

penyakit terus berlangsung. Gejala-gejala emfisema antara lain:

- Sesak napas

13

Page 14: Makalah Dehidrasi Dan Asidosis

- Sesak dada

- Mengurangi kapasitas untuk kegiatan fisik

- Batuk kronis

- Kehilangan nafsu makan dan berat

- Kelelahan

Pencegahan dan Pengobatan: Jika penderita adalah perokok

aktif, berhenti merokok dapat membantu mencegah penderita dari

penyakit ini. Jika emfisema sudah menjalar, berhenti merokok mencegah

perkembangan penyakit. Pengobatan didasarkan pada gejala yang

terjadi, apakah gejalanya ringan, sedang atau berat. Perlakuan termasuk

menggunakan inhaler, pemberian oksigen, obat-obatan dan kadang-

kadang operasi untuk meredakan gejala dan mencegah komplikasi.

2. Bronkitis kronis

Bronkitis kronis adalah penyakit peradangan dari saluran nafas

(bronkus) di paru-paru yang menahun. Ketika saluran nafas mengalami

peradangan, terbentuk dahak tebal di dindingnya, sehingga terjadilah

batuk berdahak & sesak nafas menahun, kadang disertai nyeri dada.

Bronkitis kronis paling sering disebabkan oleh merokok, selain itu dapat

juga disebabkan oleh pencemaran udara dalam waktu lama, misalnya

cemaran kimia & debu di udara. Asap rokok atau pencemaran udara

menyebabkan peradangan pada saluran nafas yang dalam waktu lama

akan menyebabkan bronkitis kronis.

Kerusakan paru yang disebabkan oleh bronkitis kronis dapat

terlihat pada pemeriksaan penunjang seperti tes fungsi paru, foto rontgen

dada, & tes darah, yang biasanya diminta oleh dokter. Pengobatan

bronkitis kronis sebaiknya dengan petunjuk dokter. Sehingga, jika

mengalami gejala batuk berdahak & sesak nafas dalam waktu lama,

segera berkonsultasi dengan dokter langganannya. Ketika gejala-gejala

tersebut muncul, dokter biasanya akan meresepkan obat-obat yang

bersifat melebarkan saluran nafas sehingga sesak nafas dapat

14

Page 15: Makalah Dehidrasi Dan Asidosis

berkurang, biasanya dapat disertai obat pengencer dahak. Kadang,

diperlukan pemberian oksigen untuk sesak nafas yang berat.

Obat antibiotik biasanya tidak diperlukan dalam pengobatan bronkitis

kronis, terkecuali jika ditemukan infeksi saluran nafas yang menyertai,

yang biasanya ditandai dengan demam & banyak dahak yang berwarna

kuning atau hijau.

Cara untuk menghindari terkena bronkitis kronis atau

kambuhnya penyakit tersebut adalah menghindari faktor pencetusnya.

Jika bronkitis kronis disebabkan oleh merokok, berhentilah merokok. Jika

disebabkan oleh pencemaran udara yang menyebabkan peradangan

saluran nafas, hindari zat pencemar udara yang menyebabkan

peradangan saluran nafas tersebut. Selain itu, berolahraga secara rutin

dapat membantu memperkuat otot-otot pernafasan sehingga penderita

bronkitis kronis dapat bernafas lebih baik.

3. Pneumonia berat

Pnemonia adalah proses infeksi akut yang mengenai jaringan

paru-paru (alveoli). Terjadinya pnemonia pada anak seringkali

bersamaan dengan proses infeksi akut pada bronkus (biasa disebut

bronchopneumonia). Gejala penyakit ini berupa napas cepat dan napas

sesak, karena paru meradang secara mendadak. Batas napas cepat

adalah frekuensi pernapasan sebanyak 50 kali per menit atau lebih pada

anak usia 2 bulan sampai kurang dari 1 tahun, dan 40 kali permenit atau

lebih pada anak usia 1 tahun sampai kurang dari 5 tahun. Pada anak

dibawah usia 2 bulan, tidak dikenal diagnosis pnemonia. Pneumonia

Berat ditandai dengan adanya batuk atau (juga disertai) kesukaran

bernapas, napas sesak atau penarikan dinding dada sebelah bawah ke

dalam (severe chest indrawing) pada anak usia 2 bulan sampai kurang

dari 5 tahun. Pada kelompok usia ini dikenal juga Pnemonia sangat

berat, dengan gejala batuk, kesukaran bernapas disertai gejala sianosis

15

Page 16: Makalah Dehidrasi Dan Asidosis

sentral dan tidak dapat minum. Sementara untuk anak dibawah 2 bulan,

pnemonia berat ditandai dengan frekuensi pernapasan sebanyak 60 kali

permenit atau lebih atau (juga disertai) penarikan kuat pada dinding dada

sebelah bawah ke dalam.

4. Asma.

Asma adalah keadaan saluran napas yang mengalami

penyempitan karena hiperaktivitas terhadap rangsangan tertentu, yang

menyebabkan peradangan; penyempitan ini bersifat sementara.

Penyebab:

Pada penderita asma, penyempitan saluran pernapasan merupakan

respon terhadap rangsangan yang pada paru-paru normal tidak akan

memengaruhi saluran pernapasan. Penyempitan ini dapat dipicu oleh

berbagai rangsangan, seperti serbuk sari, debu, bulu binatang, asap,

udara dingin dan olahraga.

Pada suatu serangan asma, otot polos dari bronki mengalami

kejang dan jaringan yang melapisi saluran udara mengalami

pembengkakan karena adanya peradangan (inflamasi) dan pelepasan

lendir ke dalam saluran udara. Hal ini akan memperkecil diameter dari

saluran udara (disebut bronkokonstriksi) dan penyempitan ini

menyebabkan penderita harus berusaha sekuat tenaga supaya dapat

bernapas.

Sel-sel tertentu di dalam saluran udara, terutama mastosit

diduga bertanggungjawab terhadap awal mula terjadinya penyempitan

ini. Mastosit di sepanjang bronki melepaskan bahan seperti histamin dan

leukotrien yang menyebabkan terjadinya: - kontraksi otot polos -

peningkatan pembentukan lendir - perpindahan sel darah putih tertentu

ke bronki. Mastosit mengeluarkan bahan tersebut sebagai respon

terhadap sesuatu yang mereka kenal sebagai benda asing (alergen),

seperti serbuk sari, debu halus yang terdapat di dalam rumah atau bulu

binatang.

16

Page 17: Makalah Dehidrasi Dan Asidosis

Tetapi asma juga bisa terjadi pada beberapa orang tanpa alergi

tertentu. Reaksi yang sama terjadi jika orang tersebut melakukan olah

raga atau berada dalam cuaca dingin. Stres dan kecemasan juga bisa

memicu dilepaskannya histamin dan leukotrien.

Sel lainnya yakni eosinofil yang ditemukan di dalam saluran

udara penderita asma melepaskan bahan lainnya (juga leukotrien), yang

juga menyebabkan penyempitan saluran udara.

Asma juga dapat disebabkan oleh tingginya rasio plasma

bilirubin sebagai akibat dari stres oksidatif yang dipicu oleh oksidan.

Asidosis respiratorik dapat juga terjadi bila penyakit-penyakit

dari saraf atau otot dada menyebabkan gangguan terhadap mekanisme

pernafasan. Selain itu, seseorang dapat mengalami asidosis respiratorik

akibat narkotika dan obat tidur yang kuat, yang menekan pernafasan.

GEJALA

Gejala pertama berupa sakit kepala dan rasa mengantuk.

Jika keadaannya memburuk, rasa mengantuk akan berlanjut menjadi

stupor (penurunan kesadaran) dan koma. Stupor dan koma dapat terjadi

dalam beberapa saat jika pernafasan terhenti atau jika pernafasan

sangat terganggu; atau setelah berjam-jam jika pernafasan tidak terlalu

terganggu. Ginjal berusaha untuk mengkompensasi asidosis dengan

menahan bikarbonat, namun proses ini memerlukan waktu beberapa jam

bahkan beberapa hari.

DIAGNOSA

Biasanya diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan pH darah

dan pengukuran karbondioksida dari darah arteri.

PENGOBATAN

Pengobatan asidosis respiratorik bertujuan untuk meningkatkan fungsi

dari paru-paru. Obat-obatan untuk memperbaiki pernafasan bisa

diberikan kepada penderita penyakit paru-paru seperti asma dan

emfisema. Pada penderita yang mengalami gangguan pernafasan yang

17

Page 18: Makalah Dehidrasi Dan Asidosis

berat, mungkin perlu diberikan pernafasan buatan dengan bantuan

ventilator mekanik.

Beberapa masalah respiratorik dibagi berdasarkan sebabnya :

1. Penurunan pernapasan

Penurunan pernapasan melibatkan perubahan fungsi neuron dalam

menstimulus inhalasi dan ekhalasi. Neuron mengurangi pada tingkat

sel tubuh melalui zat/agen kimia dan kerusakan fisik. Penurunan kimia

pada neuron dapat terjadi sebagai hasil agen anastesi, obat-obatan

(narkotik) dan racun dimana merintangi darah menuju ke otak dan

langsung menghalangi depolarisasi. Disamping itu ketidakseimbangan

elektrolit (hiponatrium, hiperkalsemia dan hiperkalami) juga secara

lambat menghalangi depolarisasi neural. Akibat  neuron  respiratorik 

juga  akan  mengurangi  keadaan  fisik. Trauma sebagai hasil

langsung kerusakan fisik untuk neuron respirasi atau menimbulkan

hypoksia sampai iskemik yang dapat mengganggu atau

menghancurkan kemampuan neuron untuk membangkitkan dan

mengirimkan impuls ke otot skeletal yang membantu dalam respirasi.

Neuron respirasi dapat rusak atau hancur secara tidak langsung

apabila terdapat masalah di area otak karena meningkatnya tekanan

intrakranial. Meningkatnya tekanan intrakranial ini karena adanya

edema jaringan, dimana menekan pusat pernapasan (batang otak).

Trauma spinal cord, penyakit tertentu seperti polio adalah sebab yang

aktual bagi kerusakan diaxon dan penyakit lain seperti mistenia gravis,

dan syndrom Guillain-Barre yang mengganggu tranmisi  impuls

nervous ke otot skeletal)

2. Inadequatnya ekspansi dada

Karena ekspansi ini penting untuk mengurangi tekanan di dalam

rongga dada sehingga terjadi pernapasan. Beberapa kondisi

membatasi ekspansi dada sehingga menghasilkan inadequatnya

pertukaran gas walaupun jaringan paru sehat dan pusat pesan sudah

dimulai dan transmisi yang tepat. Beberapa orang mengalami

18

Page 19: Makalah Dehidrasi Dan Asidosis

masalah dalam ekspansi dada dapat mencukupi pertukaran gas

selama periode istirahat  sehingga retensi CO2 tidak terjadi pada waktu

itu. Bagaimanapun meningkatnya aktivitas atau kerusakan pada

jaringan paru menghasilkan permintaan untuk pertukaran gas dimana

seseorang tidak dapat memenuhinya, hasilnya acidemia. Tidak

adekuatnya ekspansi dada dapat dihasilkan dari trauma skeletal atau

deformitas, kelemahan otot respirasi. Masalah skeletal yang

membatasi perpindahan pernapasan dalam dinding dada jika terdapat

kerusakan tulang atau malformasi tulang yang menyebabkan distorsi

dalam fungsi dada. Struktur tulang dada yang tidak berbentuk serasi

dapat membentuk deformasi pada rongga dada dan mencegah

penuhnya ekspansi pada satu atau kedua paru. Deformitas skeletal

mungkin congenital: hasil dari kesalahan pertumbuhan tulang ( seperti

skoliosis, osteodistropii renal, osteogenesis imperfecta dan syndrom

Hurler’s) atau hasil yang tidak seimbang dari degenerasi jaringan

tulang (osteoporosis, metastase sel kanker).

Kondisi kelemahan otot respirasi berhubungan dengan

ketidakseimbangan elektrolit dan kelelahan.

3. Obstruksi jalan napas

Pencegahan perpindahan masuk dan keluarnya udara pada paru

melalui bagian atas dan bawah pada obstruksi jalan napas dapat

menimbulkan pertukaran gas yang tidak efektif, retensi CO2 dan

acidemia. Jalan napas bagian atas dan bawah dapat terobstruksi

secara internal dan eksternal. Kondisi eksterna yang menyebabkan

obstruksi jalan napas atas termasuk tekanan yang kuat pada daerah

leher, pembesaran nodus lympa regional. Sedangkan kondisi internal

yang menyebabkan obstruksi jalan napas atas termasuk masuknya

benda asing pada saat bernapas, konstriksi otot halus bronkial dan

pembentukan edema pada jaringan luminal.

Obstruksi jalan napas bagian bawah terjadi melalui kontriksi otot

halus, pembentukan jaringan luminal, pembentukan lendir yang

19

Page 20: Makalah Dehidrasi Dan Asidosis

berlebihan. Kondisi umum yang berhubungan dengan obstruksi jalan

napas bagian bawah yaitu karena terlalu lama menderita penyakit

inflamasi (bronchitis, emphysema dan asma) dan dan masuknya

bahan-bahan iritan seperti asap rokok, debu batu bara, serat asbes,

serat kapas, debu silikon dan beberapa partikel yang mencapai jalan

napas bagian bawah.

4. Gangguan difusi alveolar-kapiler

Pertukaran gas pulmonal terjadi oleh difusi di persimpangan alveolar

dan membran kapiler. Beberapa kondisi dimana mencegah atau

mengurangi proses difusi karena dapat meretensi CO2 dan terjadi

asidemia. Masalah difusi dapat terjadi pada membran alveolar,

membran kapiler atau area diantara keduanya.

Asidosis respiratorik sering terjadi akibat kondisi patologis yang

merusak pusat pernapasan atau yang menurunkan kemampuan paru

untuk mengeliminasikan CO2. Ada beberapa hal yang menyebabkan

keadaan asidosis respiratorik yaitu :

-   gangguan sentral pada pusat pernapasan.

-   penyakit   otot-otot   bantu   pernapasan    misal   mistenia  gravis, 

sindrom Guillain- Barre dan akibat obat yang merelaksasi otot.

-  gangguan   eksfisitas  saluran   napas  seperti  fibrosis  

pulmonal, penyakit intestinal     paru.

-   obstruksi (empisema, asma, bronkitis, bronkhiolitis).

Faktor Resiko Asdidosis Respiratorik yang lain :

1. Kondisi paru yang akut dimana merubah O2 atau CO2 pada saat

terjadi pertukaran gas di alveolar (seperti pnemonia, edema

pulmonar akut, aspirasi pada tubuh luar, tenggelam)

2. Penyakit paru kronik (asma, kista fibrosis atau empisema)

3. Overdosis pada narkotik atau sedatif sehingga menekan tingkat

dan kedalaman pernapasan

4. Cidera kepala sehingga mempengaruhi pusat pernapasan.

20

Page 21: Makalah Dehidrasi Dan Asidosis

Tanda Klinik  ( Akut )

1. Meningkatnya nadi dan tingkat pernapasan

2. Pernapasan dangkal.

3. Dyspnea

4. Pusing

5. Convulsi

6. Letargi

Tanda Klinik  ( Kronik )

1. Kelemahan

2. Sakit kepala

PENATALAKSANAAN ASIDOSIS

Pengobatan yang paling baik untuk asidosis adalah mengoreksi

keadaan yang telah   menyebabkan kelainan, seringkali pengobatan ini

menjadi sulit terutama pada penyakit kronis yang menyebabkan gangguan

fungsi paru atau gagal ginjal.

Untuk menetralkan kelebihan asam sejumlah besar natrium

bicarbonat dapat diserap melalui mulut. Natrium bicarbonat diabsorbsi dari

traktus gastroinstestinal ke dalam darah dan meningkatkan bagian

bicarbonat pada sistem penyangga bicarbonat sehingga meningkatkan pH

menuju normal. Natrium bicarbonat dapat juga diberikan secara intravena.

Untuk pengobatan asidosis respiratorik dapat diberikan O2 dan juga obat-

obatan yang bersifat broncodilator.

Intervensi keperawatan yang bisa dilakukan pada Asidosis

Metabolik :

1. Monitor nilai Arterial Gas Darah

2. Jika diperintah berikan IV sodium bicarbonat

3. Koreksi masalah pokok yang terjadi.

Intervensi keperawatan yang bisa dilakukan pada Asidosis

Respiratorik :

1. Perbaiki ventilasi pernapasan ( melakukan dilator bronkial, antibiotik,

O2 sesuai perintah.

21

Page 22: Makalah Dehidrasi Dan Asidosis

2. Jaga keadequatan hidrasi (2 – 3 L cairan perhari)

3. hati-hati dalam mengatur ventilator mekanik jika digunakan.

4. Monitor intake dan output cairan, TTV,  arteri gas darah dan pH.

PENGUKURAN KLINIS DAN ANALISIS ASIDOSIS

Seseorang dapat membuat diagnosa dari analisis terhadap tiga

pengukuran dari suatu contoh darah arterial : pH, konsentrasi bikarbonat

plasma dan PCO2.

Dengan  memeriksa   pH  seseorang  dapat   menentukan  

apakah  ini  bersifat asidosis  jika nilai pH kurang dari 7,4. Langkah kedua

adalah memeriksa PCO2 plasma dan konsentrasi bicarbonat. Nilai normal

untuk PCO2 adalah 40 mmHg dan untuk bicarbonat 24 mEq/L Bila

gangguan sudah ditandai sebagai asidisis dan PCO2 plasma meningkat.

Oleh karena itu nilai yang diharapkan untuk asidosis respiratorik

sederhana adalah penurunan pH plasma, peningkatan PCO2 dan

peningkatan konsentrasi bicarbonat plasma setelah kompensasi ginjal

sebagian.

Untuk asidosis metabolik akan terdapat juga penurunan pH

plasma. Gangguan utama adalah penurunan konsentrasi bicarbonat

plasma. Oleh karena itu pada asidosis metabolik, seseorang dapat

mengharapkan nilai pH yang rendah. Konsentrasi bicarbonat plasma

rendah dan penurunan PCO2 setelah kompensasi respiratorik sebagian.

22

Page 23: Makalah Dehidrasi Dan Asidosis

BAB III

DEHIDRASI

3.1 Pengertian Dehidrasi

Dehidrasi adalah berkurangnya cairan tubuh total, dapat berupa

hilangnya air lebih banyak dari natrium (dehidrasi hipertonik), atau

hilangnya air dan natrium dalam jumlah yang sama (dehidrasi isotonik)

atau hilangnya natrium yang lebih banyak dari air (dehidrasi hipotonik).

Dehidrasi hipertonik ditandai dengan tingginya keadaan natrium

serum dan peningkatan osmolalitas efektif serum. Dehidrasi isotonik

ditandai dengan normalnya kadar natrium serum dan osmolalitas efektif

serum, sedangkan dehidrasi hipotonik ditandai dengan rendahnya kadar

natrium serum dan osmolalitas efektif serum.

Penting diketahui perubahan fisiologis pada usia lanjut. Secara

umum dehidrasi dapat menyebabkan penurunan kemampuan homeostatik

23

Page 24: Makalah Dehidrasi Dan Asidosis

seiring dengan bertambahnya usia. Secara khusus terjadi penurunan

respon rasa haus terhadap kondisi hipovolemik dan hiper osmolalitas.

Disamping itu juga terjadi penurunan laju filtrasi glomerolus.

Agar fungsi tubuh berjalan normal diperlukan adanya keseimbangan

yang masuk dan keluar tubuh. Jalan masuknya air berupa cairan ke dalam

tubuh melalui minuman (800-1500 ml/hari), makanan (475-725 ml/hari), air

oksidasi (250ml/hari), total 1525-2475ml/hari.

Jalan keluarnya berupa cairan dalam tubuh melalui : urin (800-

1500ml/hari), tinja (125ml/hari), kehilangan air yang tak disadari melalui

paru-paru (250-375ml/hari), kulit (250-375ml/hari), dan keringat

(100ml/hari), total (1525-2475ml/hari).

3.2 Gejala Dehidrasi

Gejala klasik dehidrasi seperti: rasa haus, lidah kering, penurunan

turgor dan mata cekung sering tidak jelas, tidak ada air mata dan sedikit

sekali air mata yang keluar, air seni yang keluar kurang dari 6 kali/hari

pada bayi kurang dari 1 tahun, pada bayi dibawah 6 bulan tidak adanya air

seni lebih dari 4-6 jam, tidak buang air kecil pada anak selama 6-8 jam.

Gejala klinis paling spesifik yang dapat dievaluasi adalah penurunan

berat badan akut lebih dari 3 %.

Tanda klinis objektif lainnya yang dapat membantu mengidentifikasi

kondisi dehidrasi adalah hipotensi ortostatik.

3.3 Cairan Tubuh Total

Sebagian besar tubuh manusia terdiri dari cairan. Pada orang

dewasa cairan tubuh total sebesar 50%-60% dari berat badan.

Kandungan air didalam sel lemak lebih rendah dari pada kandungan air

didalam sel otot, sehingga cairan tubuh total pada orang yang gemuk

(obesitas) lebih rendah daripada mereka yang tidak gemuk.

Cairan didalam tubuh dibagi dalam dua kompartemen utama yaitu

cairan intrasel dan cairan ekstrasel. Didalam dua kompartemen cairan

24

Page 25: Makalah Dehidrasi Dan Asidosis

tubuh ini terdapat beberapa kation dan anion yang penting dalam

mengatur keseimbangan cairan dan fungsi sel.

Kation dalam cairan ekstrasel adalah natrium (kation utama), dan

kalium, kalsium dan magnesium dengan anion seperti klorida, bikarbonat

dan albumin. Sedangkan kation utama didalam cairan intrasel adalah

kalium dan sebagai anion utama adalah fosfat.

3.4 Pencegahan Dehidrasi

Dehidrasi dapat terjadi pada berbagai jenis kulit dan usia,khususnya

terjadi pada jenis kulit yang kering dan biasanya terjadi pada anak-anak

dan lansia.

Dehidrasi ini disebabkan oleh hilangnyua cairan dari kulit dan terjadi

pada saat kulit kehilangan lebih banyak kelembabannya.Sehingga kulit

menjadi tipis dan mudah mengkerut.

Beberapa cara untuk mencegah dehidrasi sebagai berikut :

a. Meminum banyak cairan, normalnya disarankan untuk mengkonsumsi

minimal 8 gelas cairan sehari.

b. Menghindari minuman yang berenergi dapat mendorong orang-orang

aktif lebih banyak meminum cairan karena kandungan rasa dan kadar

sodium yang cukup tinggi.

c. Menghindari meminum minuman yang mengandung kafein dan yang

mengandung alkohol karena dengan meminum minuman tersebut

dapat menyebabkan dehidrasi.

d. Menghindari meminum minuman yang mengandung carbonat karena

pembakaran dapat menyebabkan penggelembungan atau perasaan

penuh untuk pemenuhan konsumsi cairan.

e. Mengenakan pakaian yang berwarna terang, menyerap keringat dan

berukuran pas.

25

Page 26: Makalah Dehidrasi Dan Asidosis

f. Diusahakan berada ditempat yang sejuk,terlindung dari matahari dan

melindungi kulit dengan menggunakan sunblock agar kulit tetap lembab.

g. Menghentikan aktivitas dan beristirahatlah jika telah mengalami pertanda

dehidrasi.

3.5 Penanganan Dehidrasi

Penanganan dehidrasi dilakukan agar tidak terjadi dehidrasi yang

lebih berat lagi.ada berbagai cara untuk penanganan dehidrasi yaitu

sebagai berikut:

a. Diberikan air putih selama 1-2 jam pertama saat terjadi

dehidrasi,setelah itu diberikan minuman yang mengandung gula

dan elektrolit (garam) atau sering disebut juga suspensi rehidrasi

oral (ORS).

b. Ditempatkan penderita dehidrasi ditempat yang sejuk dan nyaman.

c. Bila dehidrasi terjadi pada balita tetap diberikan ASI dan diselingi

dengan meminum minuman suspensi rehidrasi oral (ORS).

d. Bila dehidrasi masih berlanjut maka segera dibawa ke dokter.

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Asidosis adalah suatu keadaan dimana darah terlalu banyak

mengandung asam (atau terlalu sedikit mengandung basa) dan sering

menyebabkan turunnya pH darah.

Asidosis bukan merupakan suatu penyakit tetapi lebih merupakan suatu

akibat dari sejumlah penyakit.

Terjadinya asidosis merupakan petunjuk penting dari adanya masalh

metabolisme yang serius.

Dehidrasi adalah berkurangnya cairan tubuh total, dapat berupa

hilangnya air lebih banyak dari natrium (dehidrasi hipertonik), atau hilangnya

26

Page 27: Makalah Dehidrasi Dan Asidosis

air dan natrium dalam jumlah yang sama (dehidrasi isotonik) atau hilangnya

natrium yang lebih banyak dari air (dehidrasi hipotonik).

Dehidrasi hipertonik ditandai dengan tingginya keadaan natrium serum

dan peningkatan osmolalitas efektif serum. Dehidrasi isotonik ditandai

dengan normalnya kadar natrium serum dan osmolalitas efektif serum,

sedangkan dehidrasi hipotonik ditandai dengan rendahnya kadar natrium

serum dan osmolalitas efektif serum.

27