definisi syok spinal

4
Definisi Syok Spinal BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Spinal syok (syok pada medula spinalis) termasuk syok distributif, terjadi karena volume darah secara abnormal berpindah tempat pada vaskuler seperti ketika darah berkumpul dalam pembuluh darah perifer (Moor, 2013). Spinal syok / syok pada medula spinalis adalah suatu keadaan disorganisasi fungsi medula spinalis yang fisiologis dan berlangsung untuk sementara waktu, keadaan ini timbul segera setelah cedera dan dapat berlangsung dari beberapa jam hingga beberapa minggu. Syok spinal juga diketahui sebagai syok neurogenik adalah akibat dari kehilangan tonus vasomotor yang mengakibatkan dilatasi vena dan arteriol umum. Syok ini menimbulkan hipotensi, dengan penumpukan darah pada pembuluh penyimpan atau penampung dan kapiler organ splanknik. Tonus vasomotor dikendalikan dan dimediasi oleh pusat vasomotor di medulla dan serat simpatis yang meluas ke medulla spinalis sampai pembuluh darah perifer secara berurutan. Karenanya kondisi apapun yang menekan fungsi medulla atau integritas medulla spinalis serta persarafan dapat mencetuskan syok neurogenik/syok spinal (Tambayong, 2000). 2.2 Etiologi Neurogenik syok disebabkan oleh beberapa faktor yang menganggu CNS. Masalah ini terjadi akibat transmisi impuls yang terhambat dan hambatan hantaran simpatik dari pusat vasomotor pada otak. Dan penyebab utamanya adalah SCI . Syok neurogenik keliru disebut juga dengan syok tulang belakang. kondisi berikutnya mengacu pada hilangnya aktivitas neurologis dibawah tingkat cedera tulang belakang, tetapi tidak melibatkan perfusi jaringan tidak efektif (Linda D. Urden, 2008). Tipe syok ini bisa disebabkan oleh banyak faktor yang menstimulasi parasimpatik atau menghambat stimulasi simpatik dari otot vaskular. Trauma pada syaraf spinal atau medulla dan kondisi yang mengganggu suplai oksigen atau gulokosa ke medulla menyebabkan syok neorogenik akibat gangguan aktivitas simpatik. Obat penenang, anestesi, dan stres hebat beserta nyeri juga merupakan penyebab lainnya. 2.3 Manifestasi klinis

Upload: laksonoade

Post on 26-Dec-2015

133 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

syok

TRANSCRIPT

Page 1: Definisi Syok Spinal

Definisi Syok Spinal BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Spinal syok (syok pada medula spinalis) termasuk syok distributif, terjadi karena volume darah secara abnormal berpindah tempat pada vaskuler seperti ketika darah berkumpul dalam pembuluh darah perifer (Moor, 2013). Spinal syok / syok pada medula spinalis adalah suatu keadaan disorganisasi fungsi medula spinalis yang fisiologis dan berlangsung untuk sementara waktu, keadaan ini timbul segera setelah cedera dan dapat berlangsung dari beberapa jam hingga beberapa minggu. Syok spinal juga diketahui sebagai syok neurogenik adalah akibat dari kehilangan tonus vasomotor yang mengakibatkan dilatasi vena dan arteriol umum. Syok ini menimbulkan hipotensi, dengan penumpukan darah pada pembuluh penyimpan atau penampung dan kapiler organ splanknik. Tonus vasomotor dikendalikan dan dimediasi oleh pusat vasomotor di medulla dan serat simpatis yang meluas ke medulla spinalis sampai pembuluh darah perifer secara berurutan. Karenanya kondisi apapun yang menekan fungsi medulla atau integritas medulla spinalis serta persarafan dapat mencetuskan syok neurogenik/syok spinal (Tambayong, 2000). 2.2 Etiologi Neurogenik syok disebabkan oleh beberapa faktor yang menganggu CNS. Masalah ini terjadi akibat transmisi impuls yang terhambat dan hambatan hantaran simpatik dari pusat vasomotor pada otak. Dan penyebab utamanya adalah SCI . Syok neurogenik keliru disebut juga dengan syok tulang belakang. kondisi berikutnya mengacu pada hilangnya aktivitas neurologis dibawah tingkat cedera tulang belakang, tetapi tidak melibatkan perfusi jaringan tidak efektif (Linda D. Urden, 2008). Tipe syok ini bisa disebabkan oleh banyak faktor yang menstimulasi parasimpatik atau menghambat stimulasi simpatik dari otot vaskular. Trauma pada syaraf spinal atau medulla dan kondisi yang mengganggu suplai oksigen atau gulokosa ke medulla menyebabkan syok neorogenik akibat gangguan aktivitas simpatik. Obat penenang, anestesi, dan stres hebat beserta nyeri juga merupakan penyebab lainnya. 2.3 Manifestasi klinis Hilangnya sensasi,control motorik, dan reflek dibawah cedera. Suhu didalam tubuh akan menggambarkan suhu yang ada di lingkungan, kemudian tekanan darah akan menurun. Sedangkan frekuensi denyut nadi sering normal akan tetapi tetap disertai tekanan darah yang selalu rendah (Corwin, 2009). 32 2.4 Patofisiologi Terjadinya syok spinal biasanya diawali dengan adanya trauma pada spinal. Syok spinal merupakan hilangnya reflek pada segmen atas dan bawah lokasi terjadinya cederapada medulla spinalis. Reflek yang hilang antara lain reflek yang mengontrol postur, fungsi kandung kemih dan usus, tekanan darah, dan suhu tubuh. Hal ini terjadi akibat hilangnya muatan tonik secara akut yang seharusnya disalurkan melalui neuron dari otak untuk mempertahankan fungsi reflek. Ketika syok spinal terjadi akan mengalami regresi dan hiperrefleksia ditandai dengan spastisitas otot serta reflex pengosongan kandung kemih dan usus (Corwin, 2009). Syok spinal akan menimbulkan hipotensi, akibat penumpukan darah pada pembuluh darah dan kapiler organ splanknik.tonus vasomotor di medulla dan saraf simpatis yang meluas ke medulla spinalis sampai pembuluh darah perifer secara berurutan. Kerena itu kondisi yang menekan fungsi medulla atau integritas medulla spinalis serta persarafan akan mengakibatkan syok neurogenik (Tambayong, 2000). 2.5 Komplikasi

Page 2: Definisi Syok Spinal

1. Henti nafas karena kompresi saraf frenikus diantara C3 dan C5 akibat kerusakan dan pembengkakan pada area cedera.

2. Hiperrefleksia otonom ditandai dengan tekanan darah yang tinggi disertai bradikardi, serta berkeringat dan kemerahan pada kulit wajah.

3. Cedera yang lebih berat akan mempengaruhi system tubuh, hal ini dapat mengakibatkan terjadinya infeksi pada ginjal dan saluran kemih, kerusakan kulit hingga terjadi dekubitus, danterjadi atrofi pada otot.

4. Depresi, stress pada keluarga dan pernikahan, kehilangan pendapatan, serta biaya medis yang besar sebagai respon dari psikososial (Corwin, 2009).

2.7 Pemeriksaan diagnostic 1. Sinar X spinal: menentukan lokasi dan jenis cedera tulang (fraktur , dislokasi),

untuk kesejajaran traksi atau operasi 2. Scan CT: menentukan tempat luka/jejas, mengevalkuasi gangguan structural 3. MRI: mengidentifikasi adanya kerusakan saraf spinal, edema dan kompresi 4. Mielografi: untuk memperlihatkan kolumna spinalis jika terda[at oklusi pada

subaraknoid medulla spinalis 5. Rongent torak : untuk memperlihatkan keadan paru

33 6. Pemeriksaan fungsi paru: mengukur volume inspirasi maksimal dan ekpirasi maksimal terutama pada kasus trauma servikal bagian bawah 7. GDA : menunjukan keefektifan pertukaran gas atau upaya ventilasi. 2.6 Penatalaksanaan

1. Imobilisasi pasien untuk mencegah semakin beratnya cedera medulla spinalis atau kerusakan tambahan

2. Kolaborasi tindakan pembedahan untuk mengurangi tekanan pada medulla spinalis akibat terjadinya trauma yang dapat mengurangi disabilitas jangka panjang.

3. Pemberian steroid dosis tinggi secara cepat (satu jam pertama) untuk mengurangi pembengkakan dan inflamasi medulla spinalis serta mengurangi luas kerusakan permanen.

4. Fiksasi kolumna vertebralis melalui tindakan pembedahan untuk mempercepat dan mendukung proses pemulihan.

5. Terapi fisik diberikan setelah kondisi pasien stabil. 6. Penyuluhan dan konseling mengenai komplikasi jangka panjang seperti

komplikasi pada kulit, system reproduksi, dan system perkemihan dengan melibatkan anggota keluarga (Corwin, 2009).

Sedangkan menurut Batticaca dan Fransisca B, (2008) penatalaksanaan syok spinal yaitu :

1. Lakukan konpresi manual untuk mengosongkan kandung kemih secara teratur agar mencegah terjadinya inkontinensia overfloe dan dribbling

2. Lakukan pengosongan rectum dengan cara tambahkan diet tinggi serat, laksatif, supposutoria, enema untuk BAB atau pengosomngan secara teratur tanta terjai inkontinensia.

34 ALGORITMA NEUROGENIC SHOCK Gambar 2.8 Algoritma Neurogenic Shock menurut U.S. National Library of Medicine, National Institute of Health.