bab ii tinjauan pustaka 2.1 konsep syok kardiogenik 2.1.1 ...eprints.umm.ac.id/52014/3/bab...

17
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Syok Kardiogenik 2.1.1 Definisi Syok didefinisikan sebagai sindrom gangguan patofisiologi berat yang ketika berlanjut menyebabkan perfusi jaringan yang buruk, hal ini dapat dikaitkan dengan metabolisme sel yang tidak normal. Selain itu, syok merupakan kegagalan sirkulasi perifer yang menyeluruh sehingga perfusi jaringan menjadi tidak adekuat. Syok kardiogenik merupakan suatu kondisi dimana terjadi hipoksia jaringan sebagai akibat dari menurunnya curah jantung, meskipun volume intravaskuler cukup. Sebagian besar kondisi syok ini disebabkan oleh infark miokard akut (Asikin et all, 2016). Pendapat lain mengatakan bahwa syok kardiogenik adalah kelainan jantung primer yang menyebabkan kelainan fungsi jaringan yang tidak cukup untuk mendistribusi bahan makanan dan mengambil sisa metabolisme. Syok kardiogenik adalah syok yang disebabkan oleh ketidakadekuatan perfusi jaringan akibat dari kerusakan fungsi ventrikel. Syok kardiogenik adalah ketidakmampuan jantung mengalirkan cukup darah ke jaringan untuk memenuhi kebutuhan metabolisme, akibat dari gangguan fungsi pompa jantung (Aspiani, 2015). Syok bukanlah merupakan suatu diagnosis. Syok merupakan sindrom klinis yang kompleks yang mencakup sekelompok keadaan dengan manisfestasi hemodinamika yang bervariasi ; tetapi petunjuk yang umum adalah tidak memadainya perfusi jaringan ketika kemampuan jantung untuk memompa darah mengalami kerusakan. Curah jantung merupakan fungsi baik untuk volume sekuncup maupun frekuensi jantung. Jika volume sekuncup dan frekuensi jantung menurun atau menjadi tidak teratur, tekanan darah akan turun dan perfusi jaringan akan terganggu. Bersama dengan jaringan dan organ lain mengalami penurunan suplai

Upload: others

Post on 15-Nov-2019

32 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Syok Kardiogenik 2.1.1 ...eprints.umm.ac.id/52014/3/BAB II.pdf · 2.1 Konsep Syok Kardiogenik 2.1.1 Definisi Syok didefinisikan sebagai sindrom

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Syok Kardiogenik

2.1.1 Definisi

Syok didefinisikan sebagai sindrom gangguan patofisiologi berat yang ketika

berlanjut menyebabkan perfusi jaringan yang buruk, hal ini dapat dikaitkan dengan

metabolisme sel yang tidak normal. Selain itu, syok merupakan kegagalan sirkulasi

perifer yang menyeluruh sehingga perfusi jaringan menjadi tidak adekuat. Syok

kardiogenik merupakan suatu kondisi dimana terjadi hipoksia jaringan sebagai akibat

dari menurunnya curah jantung, meskipun volume intravaskuler cukup. Sebagian besar

kondisi syok ini disebabkan oleh infark miokard akut (Asikin et all, 2016).

Pendapat lain mengatakan bahwa syok kardiogenik adalah kelainan jantung

primer yang menyebabkan kelainan fungsi jaringan yang tidak cukup untuk

mendistribusi bahan makanan dan mengambil sisa metabolisme. Syok kardiogenik

adalah syok yang disebabkan oleh ketidakadekuatan perfusi jaringan akibat dari

kerusakan fungsi ventrikel. Syok kardiogenik adalah ketidakmampuan jantung

mengalirkan cukup darah ke jaringan untuk memenuhi kebutuhan metabolisme, akibat

dari gangguan fungsi pompa jantung (Aspiani, 2015).

Syok bukanlah merupakan suatu diagnosis. Syok merupakan sindrom klinis

yang kompleks yang mencakup sekelompok keadaan dengan manisfestasi

hemodinamika yang bervariasi ; tetapi petunjuk yang umum adalah tidak memadainya

perfusi jaringan ketika kemampuan jantung untuk memompa darah mengalami

kerusakan. Curah jantung merupakan fungsi baik untuk volume sekuncup maupun

frekuensi jantung. Jika volume sekuncup dan frekuensi jantung menurun atau menjadi

tidak teratur, tekanan darah akan turun dan perfusi jaringan akan terganggu. Bersama

dengan jaringan dan organ lain mengalami penurunan suplai

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Syok Kardiogenik 2.1.1 ...eprints.umm.ac.id/52014/3/BAB II.pdf · 2.1 Konsep Syok Kardiogenik 2.1.1 Definisi Syok didefinisikan sebagai sindrom

6

darah, otot jantung sendiri menerima darah yang tidak mencukupi dan mengalami

kerusakan perfusi jaringan (Muttaqin, 2009).

Keadaan hipoperfusi ini memperburuk penghantaran oksigen dan zat-zat gizi,

dan pembuangan sisa-sisa metabolic pada tingkat jaringan. Hipoksia jaringan akan

menggeser metabolisme dan jalur oksidatif ke jalur anaerobic, yang mengakibatkan

pembentukan asam laktat. Kekacauan metabolism yang progresif menyebabkan syok

menjadi berlarut-larut, yang pada puncaknya akan menyebabkan kemunduran sel dan

kerusakan multisystem (Muttaqin, 2009).

2.1.2 Etiologi

Penyebab syok kardiogenik terjadi akibat beberapa jenis kerusakan, gangguan

atau cedera pada jantung yang menghambat kemampuan jantungg untuk berkontraksi

secara efektif dan memompa darah. Pada syok kardiogenik, jantung mengalami

kerusakan berat sehingga tidak bisa secara efektif memperfusi dirinya sendiri atau

organ vital lainnya. Ketika keadaan tersebut terjadi, jantung tidak dapat memompa

darah karena otot jantung yang mengalami iskemia tidak dapat memompa secara

efektif. Pada kondisi iskemia berkelanjutan, denyut jantung tidak berarturan dan curah

jantung menurun secara drastic (Yudha, 2011).

Beberapa faktor penyebab terjadinya syok kardiogenik adalah :

1. Infark Miokardium : jantung yang rusak tidak dapat memompa darah dan curah

jantung tiba-tiba menurun. Tekanan sistolik menurun akibat kegagalan

mekanisme kompensasi. Jantung akan melakukan yang terbaik pada setiap

kondisi, sampai akhirnya pompa jantung tidak dapat memperfusi dirinya sendiri

2. Aritmia Ventrikel yang Mematikan : pasien dengan takikardia terus menerus

akan dengan cepat menjadi tidak stabil. Tekanan darah sistolik dan curah jantung

menurun karena denyut jantung yang terlalu cepat menurunkan waktu pengisian

ventrikel. Takikardia ventrikel dan fibrasi ventrikel dapat terjadi karena iskemia

miokardium setelah infark miokardium akut

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Syok Kardiogenik 2.1.1 ...eprints.umm.ac.id/52014/3/BAB II.pdf · 2.1 Konsep Syok Kardiogenik 2.1.1 Definisi Syok didefinisikan sebagai sindrom

7

3. Gagal Jantung Stadium Akhir : jaringan parut di miokardium akibat serangan

jantung sebelumnyaa, dilatasi ventrikel, dan iskemia miokardium kronis merusak

otot jantung, dan gerak dinding menjadi tidak terkoordinasi (ruang ventrikel tidak

padat memompa secara bersamaan.

2.1.3 Patofisiologi

Syok kardiogenik di tandai oleh gangguan fungsi ventrikel kiri, yang

mengakibatkan gangguan berat pada perfusi jaringan dan penghantaran oksigen ke

jaringan. Nekrosis fokal diduga merupakan akibat dari ketidakseimbangan yang terus-

menerus antara kebutuhan suplai oksigen miokardium. Pembuluh coroner yang

terserang juga tidak mampu meningkatkan aliran darah secara memadai sebagai

respons terhadap peningkatan beban kerja dan kebutuhan oksigen jantung oleh

aktivitas respons kompensatorik seperti perangsang simpatik. Kontraktilitas ventrikel

kiri dan kinerjanya menjadi sangat terganggu akibat dari proses infark. Pertahanan

perfusi jaringan menjadi tidak memadai, karena ventrikel kiri gagal bekerja sebagai

pompa dan tidak mampu menyediakan curah jantung dengan baik. Maka dimulailah

siklus yang terus berulang. Siklus dimulai saat terjadinya infark yang berkelanjut

dengan gangguan fungsi miokardium (Muttaqin, 2009).

Kerusakan miokardium baik iskemia dan infark pada miokardium

mengakibatkan perubahan metabolism dan terjadi asidosis metabolic pada miokardium

yang berlanjut pada gangguan kontraktilitas miokardium yang berakibat pada

penurunan volume sekuncup yang di keluarkan oleh ventrikel. Penurunan curah

jantung dan hipotensi arteria disebabkan karena adanya gangguan fungsi miokardium

yang berat. Akibat menurunnya perfusi coroner yang lebih lanjut akan mengakibatkan

hipoksia miokardium yang bersiklus ulang pada iskemia dan kerusakan miokardium

ulang. Dari siklus ini dapat di telusuri bahwa siklus syok kardiogenik ini harus di putus

sedini mungkin untuk menyelamatkan miokardium ventrikel kiri dan mencegah

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Syok Kardiogenik 2.1.1 ...eprints.umm.ac.id/52014/3/BAB II.pdf · 2.1 Konsep Syok Kardiogenik 2.1.1 Definisi Syok didefinisikan sebagai sindrom

8

perkembangan menuju tahap irreversible dimana perkembangan kondisi bertahap akan

menuju pada aritmia dan kematian (Muttaqin, 2009).

2.1.4 Manisfestasi Klinis

Menurut buku Aspiani 2015 timbulnya syok kardiogenik dengan infark

miokard akut dapat dikategorikan dalam beberapa tanda dan gejala berikut:

1. Timbulnya tiba-tiba dalam waktu 4-6 jam setlah infark akibat gangguan

miokard miokard atau rupture dinding bebas ventrikel kiri

2. Timbulnya secara perlahan dalam beberapa hari sebagai akibat infark berulang

3. Timbulnya tiba-tiba 2 hingga 10 hari setelah infark miokard disertai timbulnya

bising mitral sistolik, ruptur septum atau disosiasi elektro mekanik. Episode ini

disertai atau tanpa nyeri dada, tetapi sering disertai dengan sesak napas akut

Keluhan dada pada infark miokard akut biasanya didaerah substernal, rasa seperti

ditekan, diperas, diikat, rasa dicekik, dan disertai rasa takut. Rasa nyeri menjalar ke

leher, rahang, lengan dan punggung. Nyeri biasanya hebat dann berlangsung lebih dari

½ jam, tidak menghilang dengan obat-obatan nitrat. Syok kardiogeenik yang berasal

dari penyakit jantung lainnya, keluhan sesuai dengan penyakit dasarnya.

Tanda penting yang muncul pada syok kardiogenik adalah sebagai berikut (Yudha,

2011) :

a. Takikardia : Jantung berdenyut lebih cepat karena stimulasi simpatis yang

berusaha untuk meningkatkan curah jantung. Namun, hal ini akan menambah

beban kerja jantung dan meningkatkan konsumsi oksigen yang menyebabkan

hipoksia miokardium

b. Kulit pucat dan dingin : vasokontriksi sekunder akibat stimulasi simpatis

membawa aliran darah yang lebih sedikit (warna dan kehangatan) ke kulit

c. Berkeringat : stimulasi simpatis mengakibatkan kelenjar keringat

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Syok Kardiogenik 2.1.1 ...eprints.umm.ac.id/52014/3/BAB II.pdf · 2.1 Konsep Syok Kardiogenik 2.1.1 Definisi Syok didefinisikan sebagai sindrom

9

d. Sianosis pada bibir dan bantalan kuku : stagnasi darah di kapiler setelah oksigen

yang tersedia di keluarkan

e. Peningkatan CVP (tekanan vena sentral) dan PWCP ( tekanan baji kapiler

pulmonal ) : pompa yang mengalami kegagalan tidak mampu memompa darah,

tetapi darah tetap masuk ke jantung, menambah jumlah darah di dalam jantung,

sehingga meningkatkan preload

2.1.5 Klasifikasi

Menurut Muttaqin 2009 Syok dapat dibagi menjadi tiga tahap yang semakin

lama semakin berat :

1. Tahap I, syok terkompensasi (non-progresif) ditandai dengan respons

kompensatorik, dapat menstabilkan sirkulasi, mencegah kemunduran lebih lanjut

2. Tahap II, tahap progresif, ditandai dengan manisfestasi sistemis dari hipoperfusi

dan keemunduran fungsi organ

3. Tahap III, refrakter (irreversible), ditandai dengan kerusakan sel yang hebat tidak

pdapat lagi dihindari, yang pad akhirnya menuju ke kematian

2.1.6 Komplikasi

Menurut buku yang di tulis oleh Aspiani 2015 komplikasi yang muncul dari

syok kardiogenik adalah :

1. Henti jantung paru

2. Disritmia

3. Gagal multisystem organ

4. Stroke

5. Tromboemboli

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Syok Kardiogenik 2.1.1 ...eprints.umm.ac.id/52014/3/BAB II.pdf · 2.1 Konsep Syok Kardiogenik 2.1.1 Definisi Syok didefinisikan sebagai sindrom

10

2.1.7 Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang yang perlu dilakukan untuk mendukung penegakan

diagnosis syok kardiogenik adalah sebagai berikut (Asikin, 2016):

1. EKG : untuk mengetahui adanya infark miokard dan/atau iskemia miokard

2. Rongent Dada : menyingkirkan penyebab syok atau nyeri dada lainnya.

Klien dengan syok kardiogenik sebagian besar menunjukkan adanya gagal

ventrikel kiri.

3. Kateterisasi Jantung : Menentukan penyebab dan jenis syok dengan melihat

tekanan kapiler paru dan indeks jantung

4. Enzim Jantung : mengetahui syok kardiogenik disebabkan oleh infark

miokard akut. Enzim jantung dapat berupa kreatinin kinase, troponin,

myoglobin dan LDH

5. Hitung Darah Lengkap : melihat adanya anemia, infeksi atau koagulopati

akibat sepsis yang mendasari terjadinya syok kardiogenik

6. Ekokardiografi : menentukan penyebab syok kardiogenik dengan melihat

fungsi sistolik dan diastolik jantung

Terdapat beberapa tambahan pemeriksaan penunjang pada syok

kardiogenik menurut pendapat Yudha 2011 :

1. Pemindaian Jantung : tindakan penyuntikan fraksi dan memperkirakan

gerakan jantung

2. Elektrolit : mungkin berubah karena perrpindahan cairan atau penurunan

fungsi ginjal, terapi deuretik

3. Oksimetri nadi : saturasi oksigen mungkin rendah terutama jika gagal

jantung kongestif memperburuk penyakit paru obstruktif menahun (POM)

4. AGD : gagal ventrikel kiri diatandai alkalosis respiratorik ringan atau

hipoksiemia dengan peningkatan tekanan karbondioksida

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Syok Kardiogenik 2.1.1 ...eprints.umm.ac.id/52014/3/BAB II.pdf · 2.1 Konsep Syok Kardiogenik 2.1.1 Definisi Syok didefinisikan sebagai sindrom

11

2.1.8 Penatalaksanaan

1. Penatalaksanaan Medis

Penanganan Syok kardiogenik yaitu kegawadaruratan yang

memerlukan terapi resusitasi segera sebelum syok merusak organ secara

irreversible (Asikin et all, 2016).

1. Penanganan awal : resusitasi cairan, oksigenasi dan proteksi jalan nafas,

koreksi hipovolemia dan hipotensi

2. Intervensi farmakologi :

sesuai penyebabnya, misalnya infark miokard atau sindrom

coroner akut diberikan aspirin dan heparin

obat vasokontriksi, misalnya dopamine, epinefrin, dan

norepinefrin

mempertahankan tekanan darah yang adekuat untuk

mempertahankan perfusi jaringan dan volume intravaskuler

3. Farmakologi

Syok kardiogenik, setelah tercapainya preload yang optimal,

sering kali dibutuhkan inotropic untuk memperbaiki kontraktilitas dan

obat lain untuk menurunkan afeterload.

a. Katekolamin

Hormone yang termasuk dalam kelompok ini yaitu adrenalin

(epinefrin), noradrenalin (norepinephrine), isoproterenol, dopamine

dan dobutamine. Golongan obat ini akan menaikkan tekanan arteri,

perfusi coroner, kontraktilitas dan kenaikkan denyut jantung, serta

vasontriksi perifer. Kenaikan tekanan arteri akan meningkatkan

konsumsi oksigen, serta kerja yang tidak diinginkan berpotensi

mengakibatkan aritmia.

b. Adrenalin, noradrenalin dan isoproterenol

Hormone ini memiliki aktivitas stimulasi alfa yang kuat. Ketiga

obat tersevut memiliki aktivitas kronotropik. Stimulasi alfa yang

kuat menyebabkan vasokontriksi yang kuat, sehingga

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Syok Kardiogenik 2.1.1 ...eprints.umm.ac.id/52014/3/BAB II.pdf · 2.1 Konsep Syok Kardiogenik 2.1.1 Definisi Syok didefinisikan sebagai sindrom

12

meningkatkan tekanan dinding miokard yang dapat mengganggu

aktivitas inotropic. Isoproterenol merupakan vasodilator kuat, serta

cenderung menurunkan aliran darah dan tekanan perfusi coroner.

Isoproterenolakan meningkatkan kontraktilitas miokard dan laju

jantung, yang mengakibatkan terjadinya peningkatan konsumsi

oksigen miokard yang sangat berbahaya pada syok kardiogenik

c. Dopamine

Dopamine mempengaruhi stimulasi reseptor beta 1 pada dosis 5-

10µg/kgBB/menit, sehingga terdapat peningkatan kontraktilitas

dan denyut jantung, sedangkan pada dosis > 10µg/kgBB/menit,

reseptor alfa 1 yang menyebabkan peningkatkan tekanan arteri

sistemik dan tekanan darah akan distimulasi oleh dopamine.

Dopamine adalah prekusor endogen noradrenalin, yang

menstimulasi reseptor beta, alfa, dan dopaminergic. Dopamine

menyebabkan vasodilatasi ginjal, menseterika dan coroner pada

dosis < 5 µg/kg/menit. Takikardia merupakan efek samping dari

dopamine.

d. Dobutamine

Dobutamine merupakan katekolamin inotropic standart yang

digunakan sebagai pembanding. Efek dobutamine terbatas pada

tekanan darah. Dobutamine juga meningkatkan curah jantung tanpa

pengaruh bermakna pada tekanan darah. Oleh karena itu, tahanan

vaskulat sistemik, tekanan vena dan denyut jantung menurun,

sehingga umumnya menandakan adanya hipovolemia. Dobutamin

terutama bekerja pada reseptor beta dengan rentan dosis 2-40

mcg/kgBB/menit. Pada dosis tersebut, dobutamin akan

meningkatkan kontraktilitas dengan sedikit efek kronotropik tanpa

vasokontriksi.

4. Mechanical Circulatory Support

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Syok Kardiogenik 2.1.1 ...eprints.umm.ac.id/52014/3/BAB II.pdf · 2.1 Konsep Syok Kardiogenik 2.1.1 Definisi Syok didefinisikan sebagai sindrom

13

Digunakan pada pengidap yang tidak responsive dengan pengobatan

yang telah diberikan.

a. Intra-aortic Ballon Pump (IABP)

IABP dapat mengurangi afterload ventrikel kiri sistolik dan

mengurangi tekanan perfusi coroner diastolic, sehingga

meningkatkan output jantung dan aliran darah arteri coroner. IABP

dimasukkan melalui arteri besar dengan bantuan fluoroskopi yang

disinkronisasikan dengan EKG. Saat diastolic balon akan di

kembangkan yang bertujuan untuk meningkatkan tekanan diastolic,

sehingga akan memperkuat aliran darah koroner dan perfusi koroner

menjadi baik. Saat sebelum sistolik ventrikel balon dikempiskan

yang akan menurunkan tekanan aorta dan ventrikel afterload.

b. Ventricular Assist Device (VAD)

VAd dapat mendukung hemodinamika jangka pendek untuk

reperfusi. VAD digunakan setelah oklusi coroner akut sehingga

terjadi reduksi preload ventrikel kiri, meingkatkan aliran darah

miokard dan memperbaiki fungsi jantung secara umum

2. Penatalaksanaan Keperawatan

Pencegahan syok kardiogenik adalah salah satu tanggung jawab utama

perawat di area keperawatan kritis. Tindakan pencegahan teermasuk

mengidentifikasi pasien pada resiko dan pengkajian serta manajemen status

kardiopulmoner pasien. Pasien dalam syok kardiogenik mungkin memiliki

sejumlah diagnosis keperawatan, tergantung pada perkembangan penyakit

Prioritas keperawatan diarahkan terhadap :

1. Membatasi permintaan oksigen miokard

2. Peningkatan pasokan oksigen miokard

3. Mempromosikan kenyamanan dan dukungan emosi

4. Mempertahankan pengawasan terhadapp komplikasi

Langkah-langkah untuk membatasi kebutuhan oksigen miokard meliputi :

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Syok Kardiogenik 2.1.1 ...eprints.umm.ac.id/52014/3/BAB II.pdf · 2.1 Konsep Syok Kardiogenik 2.1.1 Definisi Syok didefinisikan sebagai sindrom

14

1. Pemberian analgesic, sedative, dan agens untuk mengontrol afterload dan

disritmia

2. Posisikan pasien untuk kenyamanan

3. Membatasi aktivitas

4. Menyediakan lingkungan yang tenang dan nyaman

5. Memberikan dukungan untuk mengurangi kecemasan

6. Memberikan pemahaman kepada pasien tentang kondisinya

Pengukuran untuk meningkatkan suplai oksigen miokard mencakup

pemberian oksigen tambahan, pemantauan status pernapasan pasien dan

memberikan obat yang diresepkan. Manajemen keperawatan yang efektif dari

syok kardiogenik membutuhkan pemantauan yang tepat dan pengelolaan SDM,

preload, afterload dan kontraktilitas. Hal ini dapat dicapai melalui pengukuran

akurat dari variable hemodinamik dan pengontrolan pemberian cairan serta

inotropic dan agen vasoaktif. Hasil penilaian dan pengelolaan fungsi

pernapasan juga penting untuk mempertahankan oksigenasi yang adekuat

(Aspiani, 2015).

2.2 Konsep Pola Diet

2.2.1 Definisi

Diet dalam arti yang sesungguhnya adalah menyesuaikan asupan pola makan

dengan aktivitas yang kita jalani setiap harinya. Diet seringkali disalah artikan dengan

definisi mengurangi asupan makanan untuk menurunkan berta badan (Adya, 2011).

Diet atau pengaturan makanan mempunyai makna yang luas tidak hanya sekadar

membatasi makanan. Ada kalanya saat berdiet seseorang mesti menambah jumlah

makanan yang harus dikonsumsi untuk tujuan kesehatan tertentu. Diet adalah (a)

menyesuaikan jumlah makanan dan waktu makan dengan kemampuan tubuh untuk

memprosesnya (b) memadupadankan jenis makanan sehingga mempunyai nilai lebih

dalam upaya penyembuhan suatu penyakit, serta (c) memodifikasi teknik pengolahan

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Syok Kardiogenik 2.1.1 ...eprints.umm.ac.id/52014/3/BAB II.pdf · 2.1 Konsep Syok Kardiogenik 2.1.1 Definisi Syok didefinisikan sebagai sindrom

15

sehingga hidangan itu bia dinikmati tanpa berisiko terhadap efek kesehatan yang lain

(Ramayulis, 2016).

2.2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pola Diet

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pola makan antara lain faktor

budaya, agama/ kepercayaan, status social ekonomi, personal preference, rasa lapar,

nafsu makan, rasa kenyang dan kesehatan (Hanifah, 2011).

1. Budaya

Budaya cukup menentukan jenis makanan yang sering dikonsumsi.

Demikian pula letak geografis mempengaruhi makanan yang diinginkan.

Sebagai contoh, nasi untuk orang-orang Asia dan Orientalis, pasta untuk

orang-orang Italia, curry (kari) untuk orang-orang India merupakan

makanan pokok, selain makanan-makanan lain yang mulai ditinggalkan.

Makanan laut banyak disukai oleh masyarakat sepanjang pesisir Amerika

Utara, sedangkan penduduk Amerika bagian Selatan lebih menyukai

makanan goreng-gorengan.

2. Agama/ Kepercayaan

Agama/kepercayaan juga mempengaruhi jenis makanan yang dikonsumsi.

Sebagai contoh, agama islam dan Yahudi Orthodoks mengharamkan

daging babi. Agama Roma Katolik melarang makan daging setiap hari, dan

beberapa aliran agama (Protestan) melarang pemeluknya mengkonsumsi

teh, kopi atau alkohol.

3. Status social ekonomi

Pilihan seseorang terhadap jenis dan kualitas makanan turu dipengaruhi

oleh status social dan ekonomi. Sebagai contoh, orang kelas menengah ke

bawah atau orang miskin di desa tidak sanggup membeli makanan jadi,

daging, buah dan sayuran yang mahal. Pendapatan akan membatasi

seseorang untuk mengkonsumsi makanan yang mahal harganya.

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Syok Kardiogenik 2.1.1 ...eprints.umm.ac.id/52014/3/BAB II.pdf · 2.1 Konsep Syok Kardiogenik 2.1.1 Definisi Syok didefinisikan sebagai sindrom

16

Kelompok social juga berpengaruh terhadap kebiasaan makan, mislanya

kerang dan siput disukai oleh beberapa kelompok masyarakat, sedangkan

kelompok kelompok masyarakat yang lain lebih menyukai hamburger dan

pizza.

4. Personal preference

Hal-hal yang disukai dan tidak disukai sangat berpengaruh terhadap

kebiasaan makan seseorang. Orang seringkali memulai kebiasaan

makannya sejak dari masa kanak-kanan hingga dewasa.

5. Rasa lapar, nafsu makan, dan rasa kenyang

Rasa lapar umumnya merupakan sensasi yang kurang menyenangkan

karena berhubungan dengan kekurangan makanan. Sebaliknya, nafsu

makan merupakan sensasi yang menyenagkan berupa keinginan seseorang

untuk makan. Rasa kenyang merupakan perasaan puas karena telah

memenuhi keinginannya untuk makan. Pusat pengaturan dan pengontrolan

mekanisme lapar, nafsu makan dan rasa kenyang dilakukan oleh system

saraf pusat, yaitu hipotalamus.

6. Kesehatan

Kesehatan seseorang berpengaruh besar terhadap kebiasaan makan.

Sariawan atau gigi yang sakit seringkali membuat individu memilih

makanan yang lembut. Orang yang kesulitan menelan, memilih menahan

lapar daripada makan. Fakta menunjukkan bahwa orang-orang zaman

dahulu memiliki tubuh yang sehat, padahal waktu itu belum ada teori

mengenai pengertian pola hidup sehat. Mereka justru jarang terkena

penyakit dan berusia relative lebih panjang ketimbang manusia masa kini.

Zaman modern seperti sekarang ini kebalikan dari zaman dahulu,

banyak orang meninggal di usia muda dengan berbagai komplikasi

penyakit. Menurut data WHO, tujuh puluh persen kematian dini

disebabkan oleh penyakit jantung, stroke, kanker dan diabetes. Separuh

dari jumlah tersebut terkait dengan pola makan yang buruk. Pola makan

modern merupakan pemicu utama timbulnya penyakit-penyakit

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Syok Kardiogenik 2.1.1 ...eprints.umm.ac.id/52014/3/BAB II.pdf · 2.1 Konsep Syok Kardiogenik 2.1.1 Definisi Syok didefinisikan sebagai sindrom

17

degenerative seperti kanker, serangan jantung, stroke dan sebagainya.

Beberapa pola makan modern yang tidak sesuai dengan pengertian pola

hidup sehat antara lain:

1. Terlalu banyak mengonsumsi karbohidrat dan lemak serta kurang

mengkonsumsi serat

2. Sering menyantap fast food (makanan cepat saji) yang banyak

mengandung pengawet, penyedap rasa, lemak dan kalori kosong

3. Kebiasaan ngemil berlebihan

2.2.3 Makanan Yang Sehat

Makanan sehat menurut ahli gizi mengandung empat macam makanan, yaitu:

makanan pokok, lauk pauk, sayur dan buah (Hanifah, 2011).

1. Makanan pokok

Makanan pokok banyak mengandung karbohidrat (zat tepung). Sumber

karbohidrat bisa didapatkan dari nasi, jagung, roti, singkong dan sagu.

Karbohidrat sangat diperlukan oleh tubuh sebagai sumber tenaga. Sumber

tenaga ini membantu untuk melakukan segala aktvitas atau kegiatan.

2. Lauk Pauk

Lauk pauk banyka mengandung protein dan lemak yang digunakan untuk

membangun tubuh dan mengganti sel-sel yang rusak. Sumber protein yang

termasuk dalam lauk pauk adalah daging, ikan, ayam, tempe, tahu dan lain-lain.

3. Sayur dan Buah

Sayur dan buah banyak mengandung vitamin dan mineral. Vitamin dan mineral

ini dibutuhkan oleh tubuh untuk menjaga tubuh dan tidak mudah terserang

penyakit. Contohnya sayur adalah bayam, kangkung, wortel dll.

2.2 Diet Pada Penyakit Kardiovaskuler

2.2.1 Tujuan Diet

Menurut Buku yang ditulis oleh Ayu D 2009, tujuan diet penyakit jantung

adalah :

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Syok Kardiogenik 2.1.1 ...eprints.umm.ac.id/52014/3/BAB II.pdf · 2.1 Konsep Syok Kardiogenik 2.1.1 Definisi Syok didefinisikan sebagai sindrom

18

1. Memberikan makanan secukupnya tanpa memberatkan kerja jantung

2. Menrunkan berat badan bila terlalu gemuk

3. Mencegah atau menghilangkan penimbunan garam atau air

2.2.2 Syarat Diet

Syarat-syarat diet penyakit jantung adalah sebagai berikut ( Ayu, 2009) :

1. Energy cukup, untuk mencapai dan mempertahankan berat badan normal

2. Protein cukup yaitu 0,8 g/kgBB

3. Lemak sedang, yaitu 25-30% dari kebutuhan energy total, 10% berasal dari

lemak jenuh, dan 10-15% lemak tidak jenuh

4. Kolesterol rendah, terutama jika disertai dengan dislipiedmia ‘

5. Vitamin dan mineral cukup. Hindari penggunaan suplemen kalium,

kalsium, dan magnesium jika tidak dibutuhkan

6. Garam rendah, 2-3 g/hari, jika disertai dengan hipertensi atau edema

7. Makanan mudah dicerna dan tidak menimbulkan gas

8. Serat cukup untuk menghindari konstipasi

9. Cairan cukup, ± 2 liter/hari sesuai dengan kebutuhan

10. Bentuk makanan disesuaikan dengan keadaan penyakit, diberikan dalam

piring kecil

11. Bila kebutuhan gizi tidak dapat dipenuhi melalui makanan dapat diberikan

tambahan berupa makanan enteral, parenteral atau suplemen gizi

2.2.3 Prinsip Diet

Diet memegang peranan peting dalam pencegahan dan pengobatan terhadap

penyakit kardiovaskuler. Pada penderita penyakit kardiovaskluer sering memiliki

tubuh yang gemuk (obese) dan kadar lemak darah yang tinggi. Untuk mengurangi berat

badannya, kandungan energi dalam makanan pasien yang obese harus dibatasi.

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Syok Kardiogenik 2.1.1 ...eprints.umm.ac.id/52014/3/BAB II.pdf · 2.1 Konsep Syok Kardiogenik 2.1.1 Definisi Syok didefinisikan sebagai sindrom

19

Kenaikan kadar lemak dalam darah dikoreksi dengan pengurangan jumlah total lemak

yang dimakan dan modifikasi jenis lemak tersebut. Modifikasi diet pada gangguan

system jantung dan peredaran darah dilakukan berdasarkan pada tiga prinsip :

1. Nilai kalori dalam diet dikurangi bila pasien bertubuh gemuk atau overweight

2. Jika pasien memperlihatkan gejala edema biasanya digunakan preparat diuretic

untuk mengurangi volume cairan ekstraseluler. Volume cairan ekstraseluler

ditentukan oleh kandungan natriumnya. Preparat diuretic bekerja mencegah

penyerapan kembali natrium oleh tubulus ginjal. Kadang-kadang sebagai

tindakan pelengkap, diperlukan pula pembatasan konsumsi natrium.

3. Baik jumlah total lemak dalam makanan maupun proporsi yang dihasilkan oleh

lemak jenuh harus dikurangi kalau kadar lipid serum meningkat. Jika kadar

fraksi lipid yang mengandung kolesterol itu naik, konsumsi kolesterol dari

makanan harus dibatasi

2.2.4 Diet Rendah Natrium

Natrium merupakan unsur alami yang terdapat pada semua bahan pangan.

Daging, ikan, susu dan telur mengandung lebih banyak natrium daripada buah-buahan,

sereal, dan sayur-mayur. Natrium merupakan konstituen dalam garam dapur (dnatrium

klorida) yang lazim digunakan untuk memasak dan disediakan di meja makan sebagai

penambah rasa. Natrium juga menjadi komponen beberapa bahan penyedap makanan

dan aditif seperti bumbu masak (monosodium glutamate), soda kue (natrium

bikarbonat). Unsur ini juga terdapat dalam bahan pegawet makanan seperti natrium

benzoate dan natrium suffit (sendawa).

Kadungan natrium dalam makanan semakin meningkat dengan diterapkannya

berbagai cara pengawetan seperti penambahan garam dalam pembuatan ikan asin, ebi,

ham, lidah asap dan keju. Demikian pula buah-bauhan dan sayuran yang di asinkan,

acar dan sayuran yang disimpan dalam botol atau kaleng.

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Syok Kardiogenik 2.1.1 ...eprints.umm.ac.id/52014/3/BAB II.pdf · 2.1 Konsep Syok Kardiogenik 2.1.1 Definisi Syok didefinisikan sebagai sindrom

20

2.2.5 Diet Rendah Garam

Diet ini dapat dipakai untuk mengatasi hipertensi primer, khususnya hipertensi

ringan. Pada sebagian orang, hipertensi timbul pada bersamaan dengan konsumsi

garam yang tinggi. Modifikasi berikut dilakukan pada diet yang normal :

1. Garam digunakan dalam jumlah minimal (tidak lebih dari ½ sendok teh atau

2 gram sehari) dalam waktu memasak

2. Dimeja makan tidak boleh ditambahkan lagi garam dapur ataupun bahan

penyedap yang mengadung natrium, seperti bumbu masak, kecap, saus

tomat dan lain-lain

3. Konsumsi susu sapi harus dibatasi dan tidak lebih dari 500 ml per hari.

Kalau mungkin, susu sapi diganti dengan dengan susu nabati seperti susu

kedelai yang kandungan natriumnya sangat sedikit

4. Makanan berikut juga harus dihindari : makanan yang asin, sayuran dan

buah yang diasinkan, berbagai bahan penyedap aditif (garam dapur, bumbu

masak, soda kue, kecap, saus tomat dll), makanan camilan yang diolah

dengan soda kue atau garam dapur dan makanan nabati yang diasinkan

5. Untuk mengatasi rasa hambar pada diet rendah garam, dianjurkan

penggunaan bumbu yang tidak mengandung natrium seperti gula, cuka,

bawang merah, bawang putih, jahe, kunyit, salam dll. Dapat juag

menggunakan garam khusus diet (slim and fit) yang terutama mengandung

kaium klorida

2.2.6 Diet Rendah Lemak Terbatas

Sejumlah penelitian yang membandingkan berbagai populasi pada berbagai

bagian dunia telah memperlihatkan bahwa kadar kolesterol darah yang tinggi

merupakan salah satu di antara sejumlah faktor yang berkaitan dengan peningkatan

insidensi penyakit jantung koroner. Keadaan ini juga berhubungan dengan konsumsi

lemak jenuh dalam proporsi yang tinggi, seperti lemak seperti lemak jenuh dalam

berbagai produk susu, telur dan daging. Sementara konsumsi lemak tak jenuh yang

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Syok Kardiogenik 2.1.1 ...eprints.umm.ac.id/52014/3/BAB II.pdf · 2.1 Konsep Syok Kardiogenik 2.1.1 Definisi Syok didefinisikan sebagai sindrom

21

terdapat di dalam minyak nabati, seperti minyak jagung dan minyak kedelai relative

lebih sedikit. Penurunan kadar kolesterol darah dimungkinkan dengan cara mengurangi

konsumsi lemak hewani. Konsumsi kolesterol setiap hari dapat dikendaikan dengan

cara :

1. Membatasi makan merah telur, khususnya telur ayam negeri (broiler)

mempunyai kandungan kolesterol lemak yang tinggi. Sebaiknya memilih telur

ayam kampong dan jumlah merah telur yang dimakan tidak melampaui dua butir

perminggu. Putih telur dimakan bebas

2. Mengganti kebiasaan susu fulcream dengan susu skim atau susu kedelai

3. Menggantikan penggunaan lemak hewani untuk menggoreng, dengan lemak

nabati seperti minyak jagung dan minyak kedelai. Makanan sebaiknya di rebus

atau ditumis dengan sedikit minyak. Pemakaian santan yang kental juga harus

dihindari (gudeg, gulai, kare)

4. Sedapat mungkin memilih daging yang kurus, seperti daging ayam

kampung dan daging sapi yang kurus, dan gajih yang terlihat harus dibuang

(kulit ayam, brutu, kepala ayam jangan dimakan)

5. Ikan dapat dimakan sebagai pengganti daging bila anda menyukainya . ikan

yang dagingnya putih memiliki kandungan lemak yang rendah, sedangkan

minyak yang banyak terdapat dalam jaringan ikan yang gemuk atau

berdaging gelap sebagian besar berupa lemak tak jenuh

6. Keju seharusnya dihindari, terkecuali cottage cheese yang dapat dimakan

tanpa batas

7. Menghindari makanan yang kaya akan kolesterol (Otak dan jerohan seperti

hati, ginjal usus dan babat, Lapis legit, tarcis, kue kering, gorengan)