d. prima tani lkdtib panampuang kabupaten …sumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/agam.pdf ·...

17
25 D. PRIMA TANI LKDTIB PANAMPUANG KABUPATEN AGAM Berkenaan dengan kebijakan Departemen Pertanian, maka pada tahun 2007 dimulai kegiatan Prima Tani di Kabupaten Agam, yang merupakan salah satu dari 10 Prima Tani yang ada di Sumatera Barat. Prima Tani Kabupaten Agam dilaksanakan di Kenagarian Panampuang, Kecamatan IV Angkek sebagai kawasan laboratorium agribisnis. Lokasi ini dipilih setelah dilakukan diskusi dengan Pemda Kabupaten Agam yang dikoordinir oleh Bappeda dengan melibatkan dinas teknis terkait. Di Provinsi Sumatera Barat, termasuk di Kabupaten Agam, keterpaduan dalam pelaksanaan Prima Tani telah dimulai sejak awal yaitu dari penentuan lokasi. Penetapan Nagari Panampuang di Kecamatan IV Angkek sebagai lokasi Prima Tani dilakukan secara bersama oleh BPTP Sumatera Barat dan pemerintah daerah. Dasar pertimbangan pemilihan lokasi ini adalah: (i) memiliki peluang keberhasilan pengembangan agribisnis, ditinjau dari sumberdaya alam dan sumberdaya manusia, (ii) respon positif masyarakat terutama petani, (iii) respon positif pemerintah Kabupaten Agam dan Provinsi Sumatera Barat, (iv) terletak di dalam kawasan Agropolitan, (v) potensi komoditas unggulan yang bisa dikembangkan sesuai dengan unggulan nasional dan daerah, dan (vi) aksesibilitas lokasi memadai. Keterpaduan itu sangat membantu dalam pelaksanaan program-program Prima Tani selanjutnya. Panampuang, salah satu nagari/desa di Kecamatan IV Angkek, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, luasnya lebih kurang 770 km persegi dengan jumlah penduduk 6.556 orang yang sebagian besar berusaha di bidang pertanian. Nagari Panampuang dulunya merupakan kawasan penghasil beras ternama (bareh ampek angkek) yang terkenal enak untuk ukuran selera masyarakat Minangkabau. Namun sejak runtuhnya jaringan irigasi ke daerah ini pada pertengahan tahun 1990-an yang belum bisa diperbaiki sampai saat ini, lahan-lahan sawah di Nagari Panampuang mengalami kekeringan, walaupun petak-petak persawahan lama masih terlihat jelas. Dengan kondisi kekurangan air, masyarakat petani di Nagari Panampuang beralih mengusahakan palawija seperti ubi jalar, jagung, dan aneka sayuran. Hanya sebagian kecil lahan persawahan yang masih bisa dimanfaatkan oleh masyarakat melalui jaringan irigasi desa. Pelaksanaan program Prima Tani, dalam perencanaan dan implementasinya secara prinsip bersifat “partisipatif” antara pelaksana (Litbang Petanian) dengan institusi lingkup Deptan, Pemda, swasta, LSM dan masyarakat yang berada dilokasi serta komponen lain yang terkait lainnya. Dukungan positif terutama dari Pemda (Provinsi, Kabupaten dan Kecamatan serta Nagari) dalam bentuk “sharing program” maupun “sharing dana” sangat diharapkan, sehingga implementasi program pembangunan wilayah

Upload: doantram

Post on 23-Feb-2018

218 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

25

D. PRIMA TANI LKDTIB PANAMPUANG KABUPATEN AGAM

Berkenaan dengan kebijakan Departemen Pertanian, maka pada tahun

2007 dimulai kegiatan Prima Tani di Kabupaten Agam, yang merupakan salah satu dari 10 Prima Tani yang ada di Sumatera Barat. Prima Tani Kabupaten Agam dilaksanakan di Kenagarian Panampuang, Kecamatan IV Angkek sebagai kawasan laboratorium agribisnis. Lokasi ini dipilih setelah dilakukan diskusi dengan Pemda Kabupaten Agam yang dikoordinir oleh Bappeda dengan melibatkan dinas teknis terkait.

Di Provinsi Sumatera Barat, termasuk di Kabupaten Agam, keterpaduan dalam pelaksanaan Prima Tani telah dimulai sejak awal yaitu dari penentuan lokasi. Penetapan Nagari Panampuang di Kecamatan IV Angkek sebagai lokasi Prima Tani dilakukan secara bersama oleh BPTP Sumatera Barat dan pemerintah daerah. Dasar pertimbangan pemilihan lokasi ini adalah: (i) memiliki peluang keberhasilan pengembangan agribisnis, ditinjau dari sumberdaya alam dan sumberdaya manusia, (ii) respon positif masyarakat terutama petani, (iii) respon positif pemerintah Kabupaten Agam dan Provinsi Sumatera Barat, (iv) terletak di dalam kawasan Agropolitan, (v) potensi komoditas unggulan yang bisa dikembangkan sesuai dengan unggulan nasional dan daerah, dan (vi) aksesibilitas lokasi memadai. Keterpaduan itu sangat membantu dalam pelaksanaan program-program Prima Tani selanjutnya.

Panampuang, salah satu nagari/desa di Kecamatan IV Angkek, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, luasnya lebih kurang 770 km persegi dengan jumlah penduduk 6.556 orang yang sebagian besar berusaha di bidang pertanian. Nagari Panampuang dulunya merupakan kawasan penghasil beras ternama (bareh ampek angkek) yang terkenal enak untuk ukuran selera masyarakat Minangkabau. Namun sejak runtuhnya jaringan irigasi ke daerah ini pada pertengahan tahun 1990-an yang belum bisa diperbaiki sampai saat ini, lahan-lahan sawah di Nagari Panampuang mengalami kekeringan, walaupun petak-petak persawahan lama masih terlihat jelas. Dengan kondisi kekurangan air, masyarakat petani di Nagari Panampuang beralih mengusahakan palawija seperti ubi jalar, jagung, dan aneka sayuran. Hanya sebagian kecil lahan persawahan yang masih bisa dimanfaatkan oleh masyarakat melalui jaringan irigasi desa.

Pelaksanaan program Prima Tani, dalam perencanaan dan implementasinya secara prinsip bersifat “partisipatif” antara pelaksana (Litbang Petanian) dengan institusi lingkup Deptan, Pemda, swasta, LSM dan masyarakat yang berada dilokasi serta komponen lain yang terkait lainnya. Dukungan positif terutama dari Pemda (Provinsi, Kabupaten dan Kecamatan serta Nagari) dalam bentuk “sharing program” maupun “sharing dana” sangat diharapkan, sehingga implementasi program pembangunan wilayah

26

berbasis potensi sumber daya Nagari bisa diwujudkan dan upaya peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat bisa dicapai dan sekaligus juga dapat mengentaskan kemiskinan yang ada. Tujuan lain dari keikutsertaan pemda dan institusi lain adalah untuk menjamin keberlanjutan model Prima Tani di daerah tersebut dan sekaligus dapat dikembangkan ke nagari-nagari lain di Kabupaten Agam, karena keberadaan tenaga Badan Litbang Pertanian di lokasi percontohan Prima Tani hanya bersifat sementara.

Selanjutnya dijelaskan bahwa sekitar 90% dari lahan yang ada di Nagari Panampuang, di luar perumahan dan fasilitas umum, dapat dimanfaatkan untuk usaha pertanian. Sekitar 67% diantaranya berupa lahan kering dan 33% berupa lahan sawah tadah hujan atau hanya memiliki irigasi pedesaan. Di Nagari Panampuang terdapat tiga komoditas pertanian utama yakni ternak sapi serta tanaman ubi jalar dan jagung yang diusahakan di lahan kering dan sawah tadah hujan. Sedangkan lahan sawah dengan sistem irigasi pedesaan dan luasan terbatas hanya terdapat di tiga jorong saja. Suhu udara di Nagari Panampuang berkisar 19-30oC.

Dalam implementasi Prima Tani di Nagari Panampuang telah ditetapkan komoditas pertanian utama yang akan dikembangkan sesuai dengan potensi kawasan dan keinginan masyarakat adalah ternak sapi. Jumlahnya pada tahun 2004 mencapai 1215 ekor. Di bidang usahatani, komoditas unggulan yang banyak diusahakan oleh petani adalah ubi jalar dan jagung.

Tujuan Kegiatan

Tujuan Prima Tani adalah sebagai berikut : 1. Melanjutkan koordinasi dengan Dinas teknis terkait dalam

pelaksanaan Prima Tani di Kenagarian Panampuang, Kecamatan IV Angkek, Kabupaten Agam.

2. Melaksanakan workshop Prima Tani Kabupaten Agam dalam rangka menyusun rencana kegiatan bersama pengurus kelembagaan petani dan penyuluh.

3. Melanjutkan pengembangan varietas unggul dan teknologi budidaya introduksi ubi jalar seluas 9,25 ha.

4. Melaksanakan pengembangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) jagung muda seluas 9,25 ha mendukung program pemerintah kabupaten.

5. Menambah jumlah contoh kandang ideal untuk sapi pembibitan. 6. Melanjutkan pengembangan produksi produk olahan ubi jalar pada 3

Kelompok Wanita Tani di Nagari Panampuang.

27

7. Melanjutkan terlaksananya produksi kompos kotoran ternak sapi oleh peternak.

8. Melanjutkan pembinaan kelompok tani, gabungan kelompok tani (Gapoktan), dan Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (LKM-A) serta lembaga pendukung Agribisnis Industrial Pedesan (AIP) lainnya.

9. Membina serta memfasilitasi kelancaran operasional kegiatan Klinik Agribisnis sehingga mampu memberikan kontribusi yang nyata dalam pembangunan pertanian di Kenagarian Panampuang.

10. Menyebarluaskan informasi mengenai kegiatan Prima tani di Nagari Panampuang melalui media cetak dan website

11. Membina kelompok tani dan petani peserta Prima Tani di Nagari Panampuang.

12. Membina dan mengembangkan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) sesuai dengan fungsinya.

13. Menciptakan suasana, membuka wawasan, menumbuhkan motivasi, dan meningkatkan animo masyarakat petani di Nagari Panampuang untuk mau dan mampu mengerti, memahami, dan mengadopsi teknologi-teknologi inovatif yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi agroekosistem daerahnya.

14. Merenovasi, membina, dan mengintegrasikan lembaga-lembaga pendukung sistem dan usaha agribisnis di Nagari Panampuang.

15. Melanjutkan dan mengembangkan pelatihan dan implementasi inovasi teknologi secara terbatas sesuai dengan agroekosistem dan kebutuhan masyarakat petani di Nagari Panampuang.

16. Memanfaatkan berbagai media komunikasi yang potensial dalam rangka mempercepat pengenalan dan pemahaman masyarakat tentang Prima Tani dan inovasi-inovasi yang akan diimplementasikan di Nagari Panampuang.

17. Mengembangkan lembaga, memfasilitasi, dan membina kegiatan-kegiatan Klinik Agribisnis di Nagari Panampuang.

Luaran Kegiatan Prima Tani

a. Semakin terciptanya persepsi yang sama tentang konsep dan program Prima Tani oleh Pemerintah Kabupaten Agam, Kecamatan IV Angkek, dan Nagari Panampuang, serta penyuluh pertanian, petani, swasta, pemimpin informal, dan lembaga swadaya masyarakat pada lokasi tersebut.

b. Diterbitkannya surat keputusan Bupati Kabupaten Agam tentang Tim Prima Tani Kabupaten Agam tahun 2008.

c. Berfungsinya Gapoktan sebagai suatu lembaga yang membina kelompok-kelompok tani peserta Prima Tani di Nagari Panampung.

d. Semakin terciptanya suasana, terbukanya wawasan, tumbuhnya motivasi, dan meningkatnya animo masyarakat petani di Nagari

28

Panampuang untuk mau dan mampu mengerti, memahami, dan mengadopsi teknologi-teknologi inovatif yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi agroekosistem di daerahnya.

e. Terbentuk dan berfungsinyanya LKMA f. Dilatihkan dan terimplementasikannya beberapa inovasi teknologi

yang cocok dengan kondisi agroekosistem dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat petani di Nagari Panampuang.

g. Termanfaatkannya berbagai media komunikasi yang potensial dalam rangka mempercepat pengenalan dan pemahaman masyarakat tentang Prima Tani dan inovasi teknologi di Nagari Panampuang.

h. Semakin berfungsinya Klinik Agribisnis Prima Tani di Nagari Panampuang.

i. Terkoordinasinya kegiatan Prima Tani di Kenagarian Panampuang. j. Terlaksananya workshop Prima Tani Kabupaten Agam dalam rangka

menyusun rencana kegiatan bersama pengurus kelembagaan petani dan penyuluh.

k. Terlaksananya pengembangan varietas unggul dan teknologi budidaya introduksi ubi jalar seluas 9,25 ha.

l. Tetap berlanjutnya produksi produk olahan ubi jalar pada 3 Kelompok Wanita Tani di Nagari Panampuang.

m. Terlaksananya pengembangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) jagung muda seluas 9,25 ha, mendukung program BLBU pemerintah Kabupaten Agam.

n. Bertambahnya jumlah contoh kandang ideal untuk sapi pembibitan. o. Berlanjutnya produksi kompos kotoran ternak sapi oleh peternak. p. Semakin baiknya pengelolaan kelompok tani, gabungan kelompok

tani (Gapoktan), dan Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (LKM-A) serta lembaga pendukung Agribisnis Industrial Pedesan (AIP) lainnya.

q. Berfungsinya Klinik Agribisnis sebagaimana mestinya sehingga mampu memberikan kontribusi yang nyata dalam pembangunan pertanian di Kenagarian Panampuang.

r. Tersebarnya informasi mengenai kegiatan Prima tani di Nagari Panampuang melalui media cetak dan website.

D.1. Kinerja Inovasi teknologi, Kelembagaan dan Diseminasi

D.1.1. Inovasi Teknologi

Inovasi teknologi yang dikembangkan difokuskan pada komoditas unggulan yaitu: sapi, jagung dan ubi jalar. Dalam pelaksanaan PRIMA TANI di Nagari Panampuang inovasi teknologi yang dianggap menonjol adalah

29

inovasi teknologi budidaya dan pasca panen ubi jalar. Jenis inovasi yang dikembangkan adalah pengujian beberapa varietas unggul ubi jalar serta pengolahan produk ubi jalar. Secara rinci implementasi inovasi teknologi adalah sebagai berikut :

D.1.1.1. Inovasi Teknologi untuk Sapi

Implementasi program Prima Tani pada tahun 2007 telah memperlihatkan keberhasilan, diantaranya telah dibangun satu unit contoh kandang ideal untuk sapi pembibitan, dapat memvaksinasi sebanyak 516 ekor sapi bibit, dilakukan pelatihan pembuatan kompos dari kotoran ternak sapi, mengintroduksikan beberapa varietas unggul baru ubi jalar, dan pelatihan teknologi produk ubi jalar. Di bidang kelembagaan telah dilakukan revitalisasi kelompok-kelompok tani, tumbuhnya kelompok wanita tani, penumbuhan Gapoktan Panampuang Prima, penumbuhan dan operasionalisasi Klinik Agribisnis, serta penguatan modal petani melalui seed capital. Kegiatan Prima Tani di Panampuang secara reguler sekali dalam dua minggu disosialisasikan melalui dialog interaktif di radio AGRO Fm.

Di bidang usaha peternakan sapi pembibitan, belum banyak kegiatan yang telah dilakukan. Belum ada pengembangan/penambahan implementasi kandang idal sapi bibit kepeternak lain. Disamping petani kekurangan modal awal untuk pembangunan kandang tersebut, juga belum adanya program atau belum adanya sinkronisasi dari instansi terkait untuk pengembangan tersebut. Kegiatan yang dilakukan adalah pembinaan opersional dari implementasi sistem kandang ideal sapi bibit yang telah dibangun di tahun 2007. Pembinaan tersebut dilakukan dengan menjaga kesinambungan pelaksanaan sistem tersebut tetap berjalan di Percontohan kandang ideal yang terletak di Poktan Maju Terus. Dari kegiatan ini diharapkan agar manfaat sistem kandang tersebut dapat terus dirasakan oleh peternak sendiri dan dapat selalu dijadikan tempat belajar bagi petani disekitarnya maupun pertani dari luar kawasan Prima tani.

Pembinaan terhadap petani peternak melalui poktannya masing-masing dalam hal pengembangan kompos terus juga dilakukan. Pada saat sekarang ini minat petani/peternak untuk memproduksi kompos kotoran ternak semakin meningkat, karena sudah banyak permintaan. Untuk tahun 2008 sudah ada transaksi sebanyak 17 ton untuk daerah Padang Panjang dan untuk tahun 2009 sudah dilakukan pula perjanjian sebanyak 70 ton lagi yang akan dikirim pada bulan April 2009. Kelompok yang sudah ikut dalam transaksi penjualan kompos ini adalah Poktan Gupangker, Poktan Maju Terus dan Poktan Saiyo Sakato. Dengan mulai meningkatnya permintaan akan kompos sebagai pupuk alternatif, Poktan Prima Mandiri, (yang ketuanya sendiri duduk sebagai Seksi pemasaran Gapoktan Pananpuang Prima), sudah pula memproduksinya, dimana secara personal telah dipesan oleh perkebunan sawit di Provinsi Riau, minimal 12 ton sebulan.

30

Gambar D1. Contoh kandang ideal bagi ternak sapi pembibitan di Panampuang bertambah terus setiap tahun (tengah kanan , kompos kotoran ternak sapi (kiri) juga semakin banyak dihasilkan.

31

Gambar D2. Suasana pelatihan pembuatan kompos kotoran sapi di

Kelompok Saiyo Sakato tanggal 7 Mei 2008. Spanduk selamat datang (Kiri atas,) Laporan ketua panitia (Kanan atas), Sambutan wakil Kepala Peperla Provinsi Sumatera Barat (Kiri tengah), Sambutan Manajer Prima Tani Agam (Kanan tengah), Persiapan pembuatan kompos (Kiri bawah) para peserta pelatihan (Kanan bawah).

Model sistem usahatani intensifikasi dan diversifikasi (SUID) yang telah dirintis sejak tahun 2007 dan akan tetap dikembangkan di Nagari Panampuang, Kabupaten Agam, khususnya melalui implementasi program Prima Tani, adalah Integrasi Ternak Sapi dengan Tanaman Ubi Jalar dan Jagung dalam kerangka membangun Agribisnis Industrial Pedesaan (AIP) seperti disajikan pada Gambar D3. Model integrasi ini tetap menjadi pedoman dalam implementasi program Prima Tani di kawasan tersebut pada tahun 2009. Sedangkan alternatif model usahatani terpadu yang berpeluang dikembangkan dapat dilihat pada Tabel D1.

Ternak SAPI

Tanaman Ubi jalar Jagung

Limbah tanaman

Pakan ternak

Pupuk organik

Limbah ternak

Bio dekomposer

Segar dan Fer- mentasi

Produk segar

Produk olahan

Sapi bakalan

Pupuk organik

Biogas

32

Gambar D3. Sistem Integrasi Ternak Sapi dan Tanaman (ubi jalar dan jagung) yang berpeluang dikembangkan di Nagari Panampuang berdasar analisis hasil PRA tahun 2007.

Tabel D1. Alternatif Model Usahatani Terpadu di Panampuang, Kabupaten

Agam, Sumatera Barat.

Lokasi Model Usahatani Terpadu

Nagari Panampuang, Kec. IV Angkek, Kab. Agam

KomoditasUtama Pola Usahatani

: : :

Ternak sapi, ubi jalar, dan jagung Usaha ternak sapi kombinasi antara sistem komunal dan sistem individu. Monokultur dan tumpangsari ubi jalar dan jagung.

Sistem usahatani intensifikasi dan diversifikasi dalam bentuk integrasi

antara ternak sapi dan tanaman seperti terlihat pada Gambar D3 menjelaskan integrasi antar energi dan produksi komoditas. Produksi ternak sapi adalah dalam bentuk sapi bakalan, pupuk organik dan biogas. Di samping untuk dijual, pupuk organik yang dihasilkan melalui pengolahan limbah ternak sapi dapat pula digunakan sebagai pupuk tanaman ubi jalar dan jagung. Sebaliknya, limbah panen dan limbah pengolahan hasil ubi jalar dan jagung dapat pula diproses menjadi pakan ternak melalui inovasi teknologi pakan bermutu. Ubi jalar dan jagung menghasilkan produk segar yang bisa langsung dijual atau diolah untuk meningkatkan nilai tambahnya.

D.1.1.2. Inovasi Teknologi untuk Ubi Jalar

Ubi jalar merupakan salah satu komoditas unggulan yang mulai dikembangkan melalui program Prima Tani di Nagari Panampuang pada tahun 2007. Pengembangannya dilakukan melalui: (1) Introduksi beberapa varietas unggul baru ubi jalar yaitu Papua Solossa, Papua Patippi, Cangkuang, Sukuh, ubi Ungu, B o k o dan Sawentar yang bibitnya didatangkan dari Balitkabi Malang. Dari varietas tersebut terpilih empat varitas yang disukai oleh petani setempat, Cangkuang, Sukuh, ubi Ungu dan Sawentar disamping hasilnya yang tinggi juga rasanya disukai. Bekerjasama dengan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumatera Barat dan Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Agam telah dikembangkan keempat varietas tersebut, dari 30 Ha yang disepakati baru terealisasi sebanyak 4 Ha. Pengembangan tersebut

33

dilakukan di Poktan Ketapesbon sebanyak 2 Ha dan di Poktan Prima Mandiri sebanyak 2 Ha.

Disamping dua poktan diatas yang mengembangkan inovasi teknologi ubijalar secara utuh, ada juga beberapa petani yang mengembangkannya sebagian. Teknologi yang umumnya di adopsi adalah teknologi tanam tegak, gludan, pembalikan batang dan pemakaian pupuk organik. Dari monitoring dilapangan diperkirakan adopsi sudah mencapai 50 Ha.

Dalam pengembangan tersebut juga dilakukan perbaikan teknologi budidaya ubi jalar disamping tetap melibatkan teknologi petani, meliputi aspek cara penanaman, pemupukan, dan pemeliharaan tanaman (Tabel D2). Dari perkembangan selanjutnya ternyata ubi unggu pada saat ini sangat banyak permintaannya, sehingga disaat harga ubi biasa akhir tahun 2008 ini jatuh mencapai Rp. 1000,-/Kg, harga ubi ungu masih Rp. 5000,-/kg ditingkat petani.

No. Variabel Teknologi Petani Teknologi Introduksi

1. 2.

3. 4.

5.

6.

7.

8.

9.

Varietas Bibit Jarak tanam Cara tanam Takaran pupuk Frekuensi pemberian pupuk Pembumbunan Pembalikan batang Pengendalian hama dan penyakit

Varietas lokal Campuran stek batang dan stek pucuk 60 x 20 cm Mendatar atau rebah Menurut kemauan petani Satu kali Satu kali, umur 1,5 bulan Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Varietas unggul Stek pucuk 70 x 25 cm Tegak Dosis yang jelas: • Urea 100 kg/ha • SP-36 100 kg/ha • KCl 100 kg/ha • Pupuk kandang 5

ton/ha Tiga kali, pupuk kandang 1 kali Satu kali, umur 1,5 bulan Tiga kali (umur 45, 75 dan 100 hari) Tidak dilakukan

Tabel D2. Perbandingan teknologi petani (tradisional), teknologi petani yang diperbaiki, dan teknologi introduksi budidaya ubi jalar yang diimplementasikan di Panampuang

34

Agribisnis ubi jalar merupakan salah satu target yang diharapkan dapat berkembang di Nagari Panampuang. Sehubungan dengan itu, berbagai jenis produk olahan dengan bahan baku ubi jalar yang telah diperkenalkan kepada tiga kelompok wanita tani di Nagari Panampuang pada tahun 2007-2008 tetap diupayakan pengembangan produksinya pada tahun 2009. Dalam rangka pengembangan, di samping diproduksi oleh tiga kelompok wanita tani yang ada, dicoba pula memperluas pengenalan teknologi produk olahan ini kepada kelompok-kelompok tani yang juga berpeluang melakukan usaha produk olahan tersebut. Usaha produk olahan ubi jalar dapat diharapkan menjadi salah satu unggulan masyarakat Nagari Panampuang di masa depan.

Gambar D5. Penampilan tanaman ubi jalar dengan teknologi budidaya introduksi (kiri atas), peneliti dan penyuluh pertanian mengamati tanaman ubi jalar petani yang terkena serangan hama (kanan atas), dan peneliti memberikan bimbingan teknologi langsung di lapangan (tengah atas).

Gambar D4. Bilboard Laboratorium Agribisnis Prima Tani Agam di Nagari Panampuang terpampang jelas di pinggir jalan Bukittinggi-Payakumbuh, tepat di pinggir kawasan Nagari Panampuang.

35

D.1.1.3. Inovasi Teknologi untuk Jagung

Koleksi jagung muda/rebus. Pada tahun 2008 telah dilakukan koleksi 5 varietas jagung lokal Sumatera Barat untuk panen muda (jagung rebus) yang dilaksanakan di lahan kelompok tani Maju Terus, dari bulan September sampai dengan Desember 2008. Dalam koleksi tersebut juga di implementasikan tiga paket pemupukan yaitu: paket rekomendasi (250 kg urea, 150 kg SP36, 100 kg KCl/Ha), ½ rekomendasi ditambah pupuk kandang 2,5 ton/Ha dan paket petani. Dari kegiatan ini diperoleh bahwa produksi jagung muda (tongkol berkelobot) berkisar dari 18,2 – 20 ton/Ha. Dari evaluasi diperoleh bahwa disamping jagung manis (sweet corn), jagung lokal Lb. Alung mempunyai rasa yang sangat disukai petani dan produksi tinggi, dimana baik rasa dan produksi tersebut melebihi jagung lokal yang biasa ditanam di Panampuang (Tabel D3 ).

Pemakaian pupuk kandang pada pertanaman jagung tersebut dapat mengurangi pemakaian pupuk anorganik setengahnya dengan produksi yang sama dengan pemakaian pupuk rekomendasi. Keuntungan lain dari pemakian pupuk kandang, dapat menghasilkan warna tongkol jagung lebih hijau segar dan biji lebih bernas.

Gambar D6. Sembilan belas macam produk olahan sudah diproduksi oleh wanita tani di Panampuang dengan bahan bakunya sebagian dari ubi jalar.

36

Di Panampuang tujuan utama bertanam jagung adalah untuk produksi jagung muda. Namun demikian apabila harga jagung muda rendah, petani membiarkan tanaman jagung sampai tua untuk produksi jagung pipil. Karena itu sekalipun jagung manis (Sweet corn) rasanya paling disukai, tetapi tidak bisa dikembang di kawasan ini, disebabkan jagung manis hanya untuk konsumsi muda. Jagung muda dapat dipanen pada umur 90 hari setelah tanam, sedangkan jagung pipilan baru dapat dipanensetelah berumur 110 – 120 hari. Dengan demikian memproduksi jagung muda (jagung rebus) dapat menghemat waktu sekitar 20 – 30 hari sekali musim tanam. Dari hasil koleksi tersebut disarankan agar petani memakai varietas lokal Lb. Alung untuk konsumsi jagung muda. Tabel D3. Produksi dan rasa dari 5 varietas jagung rebus di Panampuang,

2008

No. Varietas Produksi ( ton/Ha)

Rasa RKM ½ RKM

PP

1 2 3 4 5

Hybrida N-35 ”Sweet corn” Lokal Lb. Alung Lokal Panampuang Lokal Gadut

25,2 18,9 19,1 20,4 16,4

27,0 20,5 19,8 15,2 11,1

18,6 18,9 21,4 18,2 14,3

Agak manis Manis, enak Manis,enak, padat Kurang manis Manis, enak

Rata-rata 20,0 18,7 18,2

Ket. RKM = pupuk rekomendasi ½ RKM = ½ Rekomendasi + 2,5 ton pukan PP = Paket petani

Usahatani jagung di Nagari Panampuang berpeluang diarahkan untuk produksi jagung muda dengan pertimbangan bahwa produksi jagung pipil akan sulit bersaing dengan beberapa kabupaten lain di Sumatera Barat. Pada tahun 2008 telah ditemukan beberapa varietas lokal jagung untuk produksi jagung muda yang adaptif di Nagari Panampuang, dengan produksi yang lebih tinggi dibanding varietas lokal yang selama ini ditanam oleh petani. Sehubungan dengan itu, pada tahun 2009 ini akan dicoba mengembangkan varietas-varietas terpilih tersebut. Dalam pengembangan usahatani jagung ini, tidak tertutup kemungkinan untuk melakukan usaha produksi jagung pipil apabila hal itu menjadi program pemerintah kabupaten. Target penerapan inovasi teknologi budidaya jagung pada tahun 2009 hanya 5 hektar.

37

Gambar D7. Penampilan pertumbuhan tanaman jagung yang cukup baik pada program PTT/BLBU di Nagari Panampuang, Oktober 2009.

Gambar D8. Penampilan pertanaman dan hasil jagung muda pada tiga paket pemupukan (Rekomendasi, ½ rekomendasi dan paket petani)

Umur 1 bln Saat panen

38

D.2. Klinik Agribisnis

Operasionalisasi Klinik Agribisnis merupakan salah satu kegiatan dan penciri utama program Prima Tani yang tidak ditemui pada program-program pembangunan pertanian lainnya. Melalui operasionalisasi Klinik Agribisnis, informasi mengenai pertanian dan solusi masalah yang dihadapi oleh petani dapat difasilitasi secara cepat dan mudah. Pada kawasan Prima Tani Agam di Nagari Panampuang, operasionalisasi Klinik Agribisnis disinergiskan dan disamakan tempatnya dengan aktivitas Gapoktan Panampuang Prima dan LKM-A Panampuang Prima. Dengan cara itu, dalam satu kali kunjungan, petani dan masyarakat tani dapat memperoleh layanan petugas dari ketiga organisasi tersebut. Dengan kata lain, akses petani terhadap Klinik Agribisnis, Gapoktan dan LKM-A menjadi lebih cepat dan petani memperoleh banyak kemudahan.

Di samping sinergisme, dalam rangka pembenahan Klinik Agribisnis Prima Tani di Nagari Panampuang telah dilakukan penyempurnaan kepengurusannya. Kalau pada tahun-tahun sebelumnya lebih banyak peneliti yang berperan dalam menjalankan organisasi Klinik Agribisnis maka pada tahun 2009 ini peran itu lebih banyak diberikan kepada para penyuluh pertanian. Dalam pertemuan yang dilakukan dalam rangka pembenahan organisasi, melalui musyawarah ditetapkan Warnerim, SP (Koodrinator Program UPT Pertanian Kecamatan IV Angkek sebagai Ketua, Desvi Maria (petugas Klinik) sebagai Sekretaris, Rismayetti (PPL pertanian) sebagai Koordinator Seksi Imformasi dan Umpan Balik, Zilfayenit, SPt (PPL peternakan) sebagai Koordinator Seksi Kerjasama dan Kemitraan, dan Syafrial J. (Tenaga Detasir BPTP Sumatera Barat) sebagan Koordinator Seksi Informasi dan Pustaka.

DAMPAK INOVASI TERHADAP PERILAKU MASYARAKAT PANAMPUANG

Beberapa dampak dari implementasi program Prima Tani di Nagari Panampuang, Kabupaten Agam mulai telihat. Dampak tersebut ada yang bersifat ekonomis berupa peningkatan pendapatan usahatani dan ada pula yang bersifat sosial berupa perubahan motivasi masyarakat petani dalam menerima dan menerapkan inovasi bidang pertanian.

Dampak ekonomis Prima Tani dapat dilihat dari peningkatan pendapatan petani yang diperoleh dari introduksi varietas unggul dan perbaikan teknologi budidaya ubi jalar di Panampuang diperoleh keuntungan yang lebih tinggi dari varietas lokal dan teknik budidaya tradisional. Pada Tabel D4 terlihat bahwa keuntungan usahatani ubi jalar melalui penggunaan varietas unggul dan perbaikan teknologi budidaya berkisar Rp. 235.000 – Rp. 10.255.000 per hektar per musim tanam. Peningkatan keuntungan usahatani diperoleh dari peningkatan kuantitas dan kualitas produksi ubi jalar berupa persentase umbi besar yang lebih tinggi.

39

Peningkatan pendapatan rumah tangga lainnya diperoleh dari pemanfaatan ubijalar unggu untuk produk olahan. Dengan pengunaan ubi jalar unggu dalam pembuatan bolu kukus didapat dua keuntungan. Pertama dapat mensubstitusi 50% terigu dan kedua, penampilan produk yang menarik. Kelompok wanita tani yang aktif memproduksi dan memasarkan produk ini adalah kelompok wanita tani Kembang Sari prima. Setiap harinya menghabiskan 8 kg ubi jalar unggu untuk membuat 400 buah bolu kukus dengan harga Rp. 800,-/buah, sangat diminati konsumen karena mengandung anti oksidan yang berguna untuk kesehatan. Faktor ini menyebabkan harga jual ubijalar unggu naik, mencapai Rp. 5000,- /kg ditingkat petani jauh lebih tinggi dari harga ubi biasa. Dampak lain dari ubi unggu ini adalah dari unsur kesehatan. Ada beberapa petani yang merasakan penyakitnya hilang setelah meminum air rebusan ubijalar unggu. Hal ini ikut membantu promosi pengembangannya dan pemasaran produk olahannya. Agar supaya dampak ini lebih diakui sangat diperlukan pengkajian dimasa yang akan datang.

Untuk lebih terukurnya hasil kerja Prima Tani maka telah dilakukan Farm Record Keeping yang bertujuan untuk menghimpun data tentang peningkatan perkembangan pendapatan keluarga di kawasan Prima Tani Panampuang. Secara keseluruhan setelah implementasi Prima Tani di Panampuang pendapatan rumah tangga petani dikawasan ini selama tahun 2008 telihat terjadi peningkatan (Tabel D5). Pendapatan petani Panampuang di akhir tahun 2008 (khususnya petani responden) meningkat sebesar 29,51 % dibandingkan dengan awal implementasi Prima Tani. Selain perubahan pendapatan total, besarnya kontribusi pendapatan menurut sumbernya juga berubah. Peningkatan kontribusi terbesar diperoleh dari komoditas peternakan dan ubijalar dan jagung masing-masing sebesar 12,80% dan 12,13%. Peningkatan ini disebabkan karena sebagian petani telah mengadopsi teknologi budidaya ubijalar yang lebih baik yang telah diperkenalkan oleh Prima Tani seperti tanam dengan sistem gludan, pembalikan batang dan pemakaian pupuk organik, walaupun belum banyak yang menggunakan varietas unggul baru.

Di samping terjadi peningkatan pendapatan di komoditas utama, terjadi juga penurunan di komoditas hortikultura dan dari sektor usaha diluar pertanian dan usaha non pertanian. Penurunan pendapatan dari komoditas hortikultra ini disebabkan karena ummnya petani pada tahun 2008 hampir tidak menanam komoditas ini karena kesulitan pupuk, sehingga lahan yang biasa dipakai untuk komoditas tersebut ditanami dengan ubijalar. Sementara itu tanaman perkebunan merupakan tanaman pekarangan yang tidak terlalu diperhatikan.

40

Tabel D4. Analisis Usahatani Ubi Jalar per Hektar dengan Teknologi Tradisional dan Teknologi Introduksi di Panampuang, Kabupaten Agam, tahun 2008.

No Uraian Teknologi Petani Teknologi Introduksi

Fisik Nilai (Rp.)

Fisik Nilai (Rp.)

A. Biaya Produksi: 1. Bibit/stek ubi jalar 2. Pupuk:

Urea SP-36 KCl Pupuk kandang/kompos

3. Tenaga kerja: Pengolahan tanah Penanaman Pemupukan Penyiangan &pembumbunan Pembalikan batang Panen Pascapanen

Total Biaya Produksi

83.000 bh

50 kg 15 kg 0 kg

500 kg

40 HOK 10 HOK 2 HOK 20 HOK 0 HOK 20 HOK 10 HOK

415.000

75.000 30.000

- 100.000

1.200.000

300.000 60.000

600.000 0

600.000 300.000

3.680.000

57.000 bh

100 kg 100 kg 100 kg 5000 kg

40 HOK 10 HOK 4 HOK 20 HOK 6 HOK 20 HOK 10 HOK

855.000

150.000 200.000 500.000

1.000.000

1.200.000 300.000 120.000 600.000 180.000 600.000 300.000

6.005.000B. Penerimaan:

Produksi: • Ubi Bogor:

- Umbi besar 20,2% - Umbi kecil 79,8%

• Sawentar - Umbi besar 30% - Umbi kecil 70%

• Cangkuang - Umbi besar 38,30% - Umbi kecil 61,70%

• Sukuh - Umbi besar 35,51% - Umbi kecil 64,49%

14,40 t/ha 2,91 t/ha 11,49 t/ha

5.193.000 1.746.000 3.447.000

16,00 t/ha 4,80 t/ha 11,20 t/ha 34,40 t/ha 13,18 t/ha 21,22 t/ha 40,00 t/ha 14,20 t/ha 25,80 t/ha

6.240.000 2.880.000 3.360.000

14.274.000 7.908.000 6.366.000

16.260.000 8.520.000 7.740.000

C. Keuntungan Usahatani: • Ubi Bogor • Sawentar • Cangkuang • Sukuh

1.513.000

235.000

8.269.00010.255.000

41

Tabel D5. Pendapatan Rumah Tangga responden sebelum dan sesudah implementasi Prima Tani. *)

Uraian Sebelum Prima Tani

(2006)**) Sesudah Prima Tani

(2008)***) Peningkatan

(%) Nilai (Rp)

Persen Nilai (Rp)

Persen Per item

Total

1. Pertanian • Padi • Ubijalar

&jagung • Hortikultura • Perkebunan • Peternakan

3.249.450.

424.330.

459.000.

106.500.

3.769.720.

18,34 2,39

2,59 0,61

21,28

4.848.760

3.333.500

60.333

21.333

7.826.000

21,12 14.52

0,26 0,10 34,08

2,76

12,13

-2,33 -0,51 12,80

2. Usaha diluar pertanian

7.827.720. 44,17 6.005.332 26,16 -18,01

3. Usaha non pertanian

1.881.170.

10,62 864.667 3,76 -6,86

Jumlah 17.717.890. 100 22.959.925 100,00 29,57

Ket. *) Rata-rata dari 30 responden **) Sumber Zul Irfan dkk , 2007b ***) Hasil FRK, 2008

Dampak sosial adalah dalam hal kehadiran penyuluh pertanian dan penyuluh peternakan di Nagari Panampuang. Sebelum implementasi program Prima Tani, penyuluh pertanian dan penyuluh peternakan tersebut boleh dikatakan jarang datang ke nagari tersebut, walaupun tugas utama mereka di wilayah itu. Penyuluh yang bersangkutan mengakui bahwa mereka akan mengunjungi kelompok tani atau petani tertentu di Nagari Panampuang apabila diundang. Melalui Prima Tani, kehadiran kedua penyuluh tersebut di Nagari Panampuang menjadi lebih sering. Mereka banyak berperan dalam menyiapkan pertemuan-pertemuan Tim Prima Tani Agam dengan kelompok tani dan kelompok peternak serta menghadiri pertemuan-pertemuan tersebut. Di samping itu, kedua penyuluh itu berperan sebagai tenaga konsultan di Klinik Agribisnis Prima Tani di Panampuang masing-masing dua kali dalam seminggu.

Dampak sosial lainnya adalah semakin tinggi kesadaran petani untuk berkelompok terutama kaum wanita degan membentuk kelompok wanita tani. Kelompok wanita tani yang sudah terbentuk tahun 2007 bertambah satu lagi ditahun 2008 ini dengan nama Kelompok Wanita Tani Kembang Sari Prima. Kelompok wanita tani ini khusus bergerak dalam produk olahan. Kelompok wanita tani Kembang Sari prima ini cukup pesat perkembangannya dalam memproduksi dan memasarkan produk olahan ubijalar terutama ubijalar unggu. Salah satu produk olahan yang sangat diminati adalah Bolu Kukus.