contoh kasus pada diagram vareto
DESCRIPTION
makkadTRANSCRIPT
46
Contoh Kasus Pada Diagram Vareto
Berkaitan dengan ilmu SDM
Seorang Sekretaris Eksekutif bernama Cynthia. Hampir tiap bulan, dia merasa gajinya tidak
pernah cukup memenuhi kebutuhan dirinya, padahal tiap bulan dia mendapat gaji Take Home
Pay sebesar 10 juta. Dia merasa gajinya cukup besar dan lagipula masih lajang, tapi tiap
bulan selalu saja kurang dan belum akhir bulan sudah mengutang, sehingga terpaksa
menggunakan kartu kredit. Karena tagihan semakin besar, maka Cynthia memberanikan
diri untuk konsultasi kepada Manager HR mengenai hal ini.
Atas anjuran HR Manager, Cynthia dimintakan membuat data pengeluaran rata- rata tiap
bulan. Akhirnya keluarnya tabel data seperti berikut :
47
Tabel 2.1 Data Pengeluaran Rata-Rata Tiap Bulan Cynthia
Kegiatan BiayaBelanja 6.000.000Makan 2.000.000Sewa Kos 1.000.000Transport 600.000Telepon 300.000Lain-lain 100.000
Dari data pada tabel tersebut mereka membuat diagram pareto seperti berikut:
Gambar 2.3 Diagram Pareto (a)
Diagram ini merupakan hasil pengolahan data pengeluaran Cynthia tiap bulan
Dari diagram diatas, terlihat bahwa Cynthia sudah mengeluarkan 80%
penghasilannya hanya untuk belanja dan makan-makan. Karena itu, dari sini
terlihat bahwa mulai bulan depan, Cynthia harus bisa mengendalikan aktifitasnya
terutama untuk aktifitas belanja.
48
2. Berkaitan dengan Pelayanan
Dr. Frans Melik, Direktur Pengelola “M. C. SEHAT’i”, mengadakan survey
melalui penyebaran kuesioner, guna menganalisa faktor-faktor penyebab pasien
yang semakin menurun karena akibat penurunan ini pendapatan M. C. SEHAT’i
juga turun sampai 20% dibandingkan dengan bulan yang sama periode tahun lalu.
Hasil kuesioner tersebut kemudian diolah dan dimasukkan ke dalam tabel data
sebagai berikut:
Tabel 2.2 Hasil Pengolahan Kuesioner
Dari tabel diatas dibuatlah diagram pareto sebagai berikut:
Gambar 2,4 Diagram Pareto (b)
Diagram ini digunakan untuk menganalisa faktor-faktor penyebab pasien yang semakin menurun
49
Dari diagram pareto ditunjukan secara jelas masalah tertinggi sebesar 25% dari
seluruh masalah dikarenakan oleh lokasi klinik jauh dari rumah, diagram pareto
ditemukan oleh Vilfredo Pareto dan dipopulerkan oleh Joseph M. Juran yang
berpendapat bahwa 80% masalah disebabkan oleh 20% penyebab, sehingga bila
menyelesaikan 20% penyebab masalah dapat menyelesaikan 80% masalah.
Dalam diagram pareto ini masalah dapat terlihat secara urut dari yang paling tinggi
ke yang paling rendah frekuensinya, hal ini memudahkan untuk pengambilan
keputusan. Pada kasus ini masalah yang tebanyak frekuensinya adalah karena
lokasi klinik yang jauh dari rumah, untuk itu direktur pengelola mungkin dapat
mengambil suatu kebijakan atau tindakan perbaikan contohnya dengan cara
mempelajari ulang lokasi para pasien dan membuka cabang di lokasi yang dekat
dengan rumah pasien, walaupun perlu dipertimbangkan juga cost and benefit-nya
penurunan 20% pendapatan dibandingkan meraih 25% pengunjung dengan
membuka cabang baru.
Walaupun menurut asas pareto hanya 20% penyebab saja yang menyebabkan 80%
masalah, direktur pengelola juga akan bijaksana melihat faktor lainnya, contohnya
frekuensi terbanyak kedua adalah ketidaktahuan pengunjung akan prosedur klinik,
seharusnya direktur pengelola dapat meninjau metoda pemberitahuan prosedur,
direktur pengelola dapat saja sebagai contoh membuat suatu informasi mengenai
prosedur klinik yang dipasang di tempat yang mudah dilihat pengunjung, atau juga
mewajibkan petugas keamanan secara proaktif melayani pengunjung, misalnya
saat membuka pintu pengunjung dapat disapa dengan ramah dan bertanya apakah
membutuhkan bantuan atau informasi. Ketidak-tahuan pelanggan dengan adanya
klinik krina dapat diselesaikan dengan cara melakukan iklan atau pamflet atau
50
sarana komunikasi massa lainnya supaya masyarakat mengetahui adanya klinik
sehat krina. Pelayanan klinik yang kurang baik juga dapat menyebabkan
kehilangan pasien, seharusnya pelayanan adalah suatu masalah yang paling murah,
direktur pengelola harus mempelajari masalah ini dan mengambil tindakan untuk
memperbaiki ini.