cindy tanrim 22411018

Upload: cindy-tanrim

Post on 15-Oct-2015

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Proposal

UTS KKP-C Desain Inklusi

5.1.1. Literature Review (Tinjauan Pustaka)

Cindy Tanrim, 22411018Disarikan dari Bab 5 Strategi Perumahan Skala Kota dari Buku atau Jurnal: Yuwono, Budi., (2009), Perumahan bagi Kaum Miskin di kota-kota Asia: Perumahan untuk MBR, UNESCA dan UN-HABITAT, United Nations Office, Nairobi, Kenya.

Membangun dan menjalankan strategi yang mentargetkan untukmerumahkan semua rumah tangga miskin di seluruh kota

Pendekatan skala kota dalam penyediaan perumahan MBR sangat menyibukan. Selain berurusan dengan kekurangan perumahan yang belum terpenuhi selama bertahun-tahun dan memperbaiki semua daerah yang tidak terlayani di kota, kebutuhan akan perumahan di masa depan juga harus ditangani. Upaya penyediaan kebutuhan saat ini saja sudah sangat melelahkan, apalagi memikirkan kebutuhan perumahan di masa datang. Namun, bila ingin melakukan strategi perumahan skala kota beberapa hal diperlukan:

1. Lebih banyak kaitan horisontal antar masyarakat miskin: Jaringan dukungan dan pembelajaran bersama antar masyarakat miskin di dalam sebuah negara dan di antara negara adalah penting. Beberapa inisiatif perumahan yang paling inovatif di kota-kota di Asia tidak datang dari insinyur, arsitek, politisi atau birokrat namun dari masyarakat miskin itu sendiri. Ketika mereka membangun sesuatu yang berhasil, pengalaman-pengalaman itu perlu dibagi dan disebarluaskan sehingga yang lain dapat belajar dari pengalaman. 2. Lebih banyak ruang untuk inovasi dalam kebijakan lingkungan: Kebijakan lokal dan nasional akan lahan dan perumahan perlu lebih luwes dan disesuaikan, untuk membuat ruang inovasi mengenai bagaimana kaum miskin dapat mengakses lahan dan perumahan, dan bagaimana permukiman miskin yang sudah ada dapat diperbaiki dengan cara yang praktis dan berkelanjutan. 3. Lebih banyak investasi publik untuk infrastruktur: Investasi ini, di seluruh kota dapat dirangsang dengan penyesuaian terhadap kebijakan dan peraturan kota dan nasional.

4. Lebih banyak investasi untuk pembangunan visi dan kemampuan: Untuk mendapatkan skala besar yang penting untuk menjaga agar permasalahan perumahan MBR di kota menjadi lebih parah, investasi besar besaran sangat diperlukan untuk perumahan itu sendiri, dan untuk membangun kemampuan masyarakat, arsitek, LSM, pemerintah dan semua pemangku kepentingan lain untuk menjalankan inisiatif perumahan skala besar.

Perbaikan permukiman kumuh skala kota besar di ThailandSalah satu inisiatif skala kota yang sukses adalah program Baan Mankong (perumahan aman. Program perbaikan per mukiman kumuh dan ilegal skala nasional yang diluncurkan tahun 2003, yang tidak hanya dilakukan di kota besar namun juga di pusat kota kecil di Thailand. Sasarannya adalah perbaikan perumahan, infrastruktur, lingkungan hidup dan jaminan kepemilikan lahan bagi 300.000 rumah tangga miskin, di 2.000 kaum miskin di 200 kota di Thailand.

Program Baan Mankong dijalankan oleh Lembaga Pembangunan Organisasi Masyarakat (Community Organizations Development Institute CODI), sebuah organisasi publik yang berwenang di bawah Menteri Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan Masyarakat. Program tersebut menyediakan subsidi dan pinjaman lunak untuk perumahan, dimana survei, rancangan, dan pembangunannya di atas lahan yang sama, atau paling tidak, terdekat. Dukungan diberikan tidak hanya pada organisasi masyarakat, namun juga pada jaringannya, untuk bekerja dengan pemangku kepentingan lain dan pemerintah kota untuk membangun rencana perbaikan skala kota besar di setiap 200 kota kecil dan kota menengah, yang seharusnya menyelesaikan masalah perumahan mereka dalam 3-5 tahun.

Dalam program skala nasional ini, masyarakat dapat ber negosiasi untuk mendapatkan jaminan kepemilikan lahan. Mereka dapat menegosiasikan untuk membeli lahan pribadi yang mereka tempati (dengan pinjaman lunak dari CODI), menyewalahan umum tersebut untuk beberapa waktu, direlokasikan ke lahan lain yang disediakan oleh badan memiliki lahan yang mereka tempati saat ini, atau membangun kembali perumahan mereka dengan sebagian dari lahan yang mereka tempati saat ini dan mengembalikan sisanya kepada pemiliknya. Baan Mankong mendukung pemerintah untuk bekerja sama dengan organisasi kaum miskin kota dalam inisiatif perbaikan yang berbeda-beda. Di beberapa kota, pemerintah menyediakan lahan untuk memindahkan rumah tangga yang tinggal tersebar di permukiman ilegal kecildi seluruh kota, dan menyewakan lahan ini kepada masyarakat baru untuk 30 tahun. Solusi-solusi macam ini hanya dapat dibangun bila ada proses skala kota besar yang mana masyarakat miskin kota adalah pemeran utamanya. Sejak Desember 2006, proyek perbaikan 773 masyarakat telah diselesaikan atau dalam proses di 158 kota di Thailand, memberi dampak pada 45.504 rumah tangga. (Sumber: www.codi.or.th)

Baan Mankong mencapai solusi skala nasional hanya dengan melepaskan energi dan kreativitas yang telah ada dalam masyarakat miskin, dengan mendukung ribuan inisiatif perbaikan permukiman yang sepenuhnya dirancang, dibangun dan dikelola oleh kaum miskin kota itu sendiri, melalui kerjasama dengan pemerintah lokal dan pemeran utama lokal lainnya.

Apa yang diperlukan dalam strategi skala kota?1. KEMAUAN POLITIK: Strategi perumahan skala-kota membutuhkan kemauan politik di sisi pemerintah dan di masyakat secara keseluruhan.2. PENDEKATAN TERINTEGRASI DAN VISI KOTA: Perencanaan perumahan yang berkelanjutan dan jangka panjang harus berdasarkan kebutuhan dan kebutuhan di setiap tempat berbedabeda.3. LINGKUNGAN KEBIJAKAN LOKAL YANG MENDUKUNG: Termasuk informasi yang baik mengenai permukiman informal kota. Peraturan, prosedur, peraturan bangunan dan guna lahan yang membuat masyarakat miskin dapat merencanakan dan menjalankan perumahan swadaya yang lebih fleksibel.4. KERANGKA PERATURAN NASIONAL YANG BENAR: Harus ada kerangka peraturan nasional yang merangsang perbaikan setempat dan penyediaan pelayanan untuk kaum miskin, termasuk hak lahan dan perumahan yang efektif serta sistem registrasi, standar infrastruktur yang fleksibel, perencanaan formal yang partisipatif, pengawasan dan evaluasi setelah proyek berakhir, dan lembaga pembiayaan yang dapat memberi pinjaman pada kaum miskin.5. KEBIJAKAN LAHAN DAN PERUMAHAN YANG RESPONSIF: Lahan publik yang tidak digunakan, harus diperuntukan untuk perumahan MBR di kota untuk kebutuhan sekarang dan masa depan.6. KEBIJAKAN AKAN JAMINAN KEPEMILIKAN LAHAN: Kebijakan dan prosedur yang membantu masyarakat di permukiman informal untuk mengatur dan menjamin kepemilikan lahan mereka. (Lihat Panduan Ringkas No. 3 Mengenai Lahan)7. MEKANISME KEBERLANJUTAN PEMBIAYAAN: Sistem subsidi dan strategi pemulihan biaya yang jelas dan transparan membuat program perumahan lebih berkelanjutan secara biaya. (Lihat Panduan Ringkas No. 5 Mengenai Pembiayaan Perumahan)8. ALIANSI YANG STRATEGIS: Permasalahan besar perumahan sulit untuk diselesaikan sendiri. Solusi skala kota membutuhkan kerja sama dan harus melibatkan masyarakat miskin, pemerintah lokal, perusahaan, pemilik lahan, pengembang lahan formal dan informal, LSM, akademik, kelompok keagamaan dan sektor swasta. 9. KELEMBAGAAN YANG KUAT DAN TERKOORDINASI DENGAN BAIK: Membentuk kesepakatan kelembagaan di kota-kota yang efektif dalammendukung solusi perumahan skala kota besar, membutuhkan kerjasama yang dapat diterima oleh berbagai pihak. 10. KEMAMPUAN TEKNIS: Solusi perumahan skala kota membutuhkan berbagai jenis pelayanan khusus: dukungan sosial dan teknis kepada masyarakat, perencanaan par tisipatif, arsitektur dan teknik, panduan teknis, koordinasi program, proyek dan pengelolaan kontrak, kemampuan konstruksi yang akomodatif, bahan bangunan yang terjangkau dan pelayanan pembiayaan mikro.Membangun dan menjalankan strategi yang mentargetkan untukmerumahkan semua rumah tangga miskin di seluruh kota

Masalah perumahan untuk MBR di perkotaan relatif sangat besar, mulai dari kurangnya perumahan untuk MBR, harga rumah tidak terjangkau,dll meski beberapa upaya sudah dipikirkan di masa datang. Beberapa hal atau strategi yang perlu diperhatikan dalam membangun perumahan skala kota.

1. Kaitan horisontal antar masyarakat miskinUpaya membangun jaringan dukungan dan pembelajaran bersama antar masyarakat miskin di dalam sebuah negara dan di antara negara. Beberapa inisiatif perumahan di kota Asia tidak datang dari insinyur, arsitek, politisi atau birokrat, serta masyarakat miskin itu sendiri. Ketika mereka berhasil, pengalaman-pengalaman itu perlu dibagi dan disebarluaskan sehingga masyarakat lainnya dapat belajar dari pengalaman tersebut.2. Memiliki ruang untuk inovasi dalam kebijakan lingkunganUpaya untuk membangun ruang inovasi perlu adanya kebijakan lokal dan nasional akan lahan dan perumahan yang lebih luwes dan disesuaikan. Tujuannya agar para kaum miskin dapat mengakses lahan dan perumahan serta mereka sendiri dapat memperbaiki rumah mereka dengan cara praktis dan berkelanjutan.3. Memiliki investasi publik untuk infrastruktur Upaya investasi ini butuh penyesuaian terhadap kebijakan dan peraturan kota dan nasional4. Memiliki investasi untuk pembangunan visi dan kemampuanTujuannya menjaga agar permasalahan perumahan MBR di kota menjadi lebih sedikit, investasi besar besaran sangat diperlukan untuk perumahan itu sendiri, dan untuk membangun kemampuan masyarakat, arsitek, LSM, pemerintah dan semua pemangku kepentingan lain untuk menjalankan inisiatif perumahan skala besar.Perbaikan permukiman kumuh skala kota besar di ThailandSalah satu inisiatif skala kota yang sukses adalah program Baan Mankong (perumahan aman). Program perbaikan permukiman kumuh dan ilegal skala nasional sejak tahun 2003, yang tidak hanya dilakukan di kota besar maupun pusat kota kecil di Thailand. Targetnya adalah perumahan, infrastruktur, lingkungan hidup dan jaminan kepemilikan lahan untuk 300.000 rumah tangga miskin, 2.000 kaum miskin di 200 kota Thailand.

Program ini dijalankan oleh Lembaga Pembangunan Organisasi Masyarakat (Community Organizations Development Institute CODI), merupakan sebuah organisasi publik yang berwenang dibawah Menteri Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan Masyarakat. Program tersebut menyediakan subsidi dan pinjaman lunak untuk perumahan, dimana survei, rancangan, dan pembangunannya berada di atas lahan yang sama, atau terdekat. Hal ini diberikan tidak hanya organisasi masyarakat, namun juga pada jaringannya, untuk bekerja dengan pemangku kepentingan lain dan pemerintah kota untuk membangun rencana perbaikan skala kota besar di setiap 200 kota kecil dan kota menengah, yang seharusnya menyelesaikan masalah perumahan mereka dalam 3-5 tahun.

Dalam program skala nasional ini, masyarakat dapat bernegosiasi untuk mendapatkan jaminan kepemilikan lahan. Tujuannya untuk dapat menegosiasikan untuk membeli lahan pribadi yang mereka tempati (dengan pinjaman lunak dari CODI), menyewalahan umum tersebut untuk beberapa waktu, direlokasikan ke lahan lain yang disediakan oleh badan memiliki lahan yang mereka tempati saat ini, atau membangun kembali perumahan mereka dengan sebagian dari lahan yang mereka tempati dan mengembalikan sisanya kepada pemiliknya. Baan Mankong mendukung pemerintah untuk bekerja sama dengan organisasi kaum miskin kota dalam inisiatif perbaikan yang berbeda-beda. Di beberapa kota, pemerintah menyediakan lahan untuk memindahkan rumah tangga yang tinggal tersebar di permukiman ilegal kecildi seluruh kota, dan menyewakan lahan ini kepada masyarakat baru untuk 30 tahun. Solusi-solusi macam ini hanya dapat dibangun bila ada proses skala kota besar yang mana masyarakat miskin kota adalah pemeran utamanya. Sejak Desember 2006, proyek perbaikan 773 masyarakat telah diselesaikan atau dalam proses di 158 kota di Thailand, memberi dampak pada 45.504 rumah tangga. (Sumber: www.codi.or.th)

Baan Mankong mencapai solusi skala nasional hanya dengan melepaskan energi dan kreativitas yang telah ada dalam masyarakat miskin, dengan mendukung ribuan inisiatif perbaikan permukiman yang sepenuhnya dirancang, dibangun dan dikelola oleh kaum miskin kota itu sendiri, melalui kerjasama dengan pemerintah lokal dan pemeran utama lokal lainnya.

Apa yang diperlukan dalam strategi skala kota?1. KEMAUAN POLITIKStrategi perumahan skala-kota membutuhkan kemauan politik di sisi pemerintah dan di masyakat secara keseluruhan.2. PENDEKATAN TERINTEGRASI DAN VISI KOTAStrategi perencanaan perumahan yang berkelanjutan dan jangka panjang harus berdasarkan kebutuhan dan kebutuhan di setiap tempat berbeda-beda.3. LINGKUNGAN KEBIJAKAN LOKAL YANG MENDUKUNGPeraturan, prosedur, peraturan bangunan dan guna lahan yang membuat masyarakat miskin dapat merencanakan dan menjalankan perumahan swadaya yang lebih fleksibel.4. KERANGKA PERATURAN NASIONAL YANG BENARHarus ada kerangka peraturan nasional yang merangsang perbaikan setempat dan penyediaan pelayanan untuk kaum miskin, termasuk hak lahan dan perumahan yang efektif serta sistem registrasi, standar infrastruktur yang fleksibel, perencanaan formal yang partisipatif, pengawasan dan evaluasi setelah proyek berakhir, dan lembaga pembiayaan yang dapat memberi pinjaman pada kaum miskin.5. KEBIJAKAN LAHAN DAN PERUMAHAN YANG RESPONSIFLahan publik yang tidak digunakan, harus diperuntukan untuk perumahan MBR di kota guna untuk kebutuhan sekarang dan masa depan.6. KEBIJAKAN AKAN JAMINAN KEPEMILIKAN LAHANKebijakan dan prosedur yang membantu masyarakat di permukiman informal untuk mengatur dan menjamin kepemilikan lahan mereka. (Lihat Panduan Ringkas No. 3 Mengenai Lahan)7. MEKANISME KEBERLANJUTAN PEMBIAYAANSistem subsidi dan strategi pemulihan biaya yang jelas dan transparan membuat program perumahan lebih berkelanjutan secara biaya. (Lihat Panduan Ringkas No. 5 Mengenai Pembiayaan Perumahan)8. ALIANSI YANG STRATEGISPermasalahan besar perumahan sulit untuk diselesaikan sendiri. Solusi skala kota membutuhkan kerja sama dan harus melibatkan masyarakat miskin, pemerintah lokal, perusahaan, pemilik lahan, pengembang lahan formal dan informal, LSM, akademik, kelompok keagamaan dan sektor swasta. 9. KELEMBAGAAN YANG KUAT DAN TERKOORDINASI DENGAN BAIKMembentuk kesepakatan kelembagaan di kota-kota yang efektif dalammendukung solusi perumahan skala kota besar, membutuhkan kerjasama yang dapat diterima oleh berbagai pihak. 10. KEMAMPUAN TEKNISSolusi perumahan skala kota membutuhkan berbagai jenis pelayanan khusus: dukungan sosial dan teknis kepada masyarakat, perencanaan par tisipatif, arsitektur dan teknik, panduan teknis, koordinasi program, proyek dan pengelolaan kontrak, kemampuan konstruksi yang akomodatif, bahan bangunan yang terjangkau dan pelayanan pembiayaan mikro.

1Universitas Kristen Petra4Universitas Kristen Petra