referat radiologi cindy

36
Meningioma Christie Cindy (406117016) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningioma adalah tumor pada meningens, yang merupakan selaput pelindung yang melindungi otak dan medulla spinalis. Meningioma dapat timbul pada tempat manapun di bagian otak maupun medulla spinalis, tetapi, umumnya terjadi di hemisfer otak di semua lobusnya. Kebanyakan meningioma bersifat jinak (benign), sedangkan meningioma malignan jarang terjadi. Meningioma merupakan neoplasma intrakranial nomor 2 dalam urutan frekuensinya yaitu mencapai angka 20%. Meningioma lebih sering dijumpai pada wanita daripada pria terutama pada golongan umur antara 50-60 tahun dan memperlihatkan kecenderungan untuk ditemukan pada beberapa anggota di satu keluarga. Korelasinya dengan trauma kapitis masih dalam pencarian karena belum cukup bukti untuk memastikannya. Pada umumnya meningioma dianggap sebagai neoplasma yang berasal dari glioblas di sekitar vili arachnoid. Sel di medulla spinalis yang sebanding dengan sel tersebut ialah sel yang terletak pada tempat pertemuan antara arachnoid dengan dura yang menutupi radiks. Kepaniteraan Klinik Radiologi Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Rumah Sakit Husada Periode 28 Januari 2013 – 23 Februari 2013 1

Upload: david-santoso

Post on 28-Oct-2015

161 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

meningioma

TRANSCRIPT

Page 1: Referat Radiologi Cindy

Meningioma Christie Cindy (406117016)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Meningioma adalah tumor pada meningens, yang merupakan selaput pelindung

yang melindungi otak dan medulla spinalis. Meningioma dapat timbul pada

tempat manapun di bagian otak maupun medulla spinalis, tetapi, umumnya terjadi

di hemisfer otak di semua lobusnya. Kebanyakan meningioma bersifat jinak

(benign), sedangkan meningioma malignan jarang terjadi.

Meningioma merupakan neoplasma intrakranial nomor 2 dalam urutan

frekuensinya yaitu mencapai angka 20%. Meningioma lebih sering dijumpai pada

wanita daripada pria terutama pada golongan umur antara 50-60 tahun dan

memperlihatkan kecenderungan untuk ditemukan pada beberapa anggota di satu

keluarga. Korelasinya dengan trauma kapitis masih dalam pencarian karena belum

cukup bukti untuk memastikannya. Pada umumnya meningioma dianggap sebagai

neoplasma yang berasal dari glioblas di sekitar vili arachnoid. Sel di medulla

spinalis yang sebanding dengan sel tersebut ialah sel yang terletak pada tempat

pertemuan antara arachnoid dengan dura yang menutupi radiks.

Tempat predileksi di ruang kranium supratentorial ialah daerah parasagitalis.

Yang terletak di krista sphenoid, parasellar, dan baso-frontal biasanya gepeng atau

kecil bundar. Jika meningioma terletak infratentorial, kebanyakan didapati di

samping medial os petrosum di dekat sudut serebelopontin. Meningioma spinalis

mempunyai kecenderungan untuk memilih tempat di bagian T.4 sampai T.8.

Meningioma yang bulat sering menimbulkan penipisan pada tulang tengkorak

sedangkan yang gepeng justru menimbulkan hyperostosis.

Meningioma dapat tumbuh di mana saja di sepanjang meningen dan dapat

menimbulkan manifestasi klinis yang sangat bervariasi sesuai dengan bagian otak

yang terganggu. Sekitar 40% meningioma berlokasi di lobus frontalis dan 20%

menimbulkan gejala sindroma lobus frontalis. Sindroma lobus frontalis sendiri

merupakan gejala ketidakmampuan mengatur perilaku seperti impulsif, apati,

Kepaniteraan Klinik RadiologiFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRumah Sakit HusadaPeriode 28 Januari 2013 – 23 Februari 2013 1

Page 2: Referat Radiologi Cindy

Meningioma Christie Cindy (406117016)

disorganisasi, defisit memori dan atensi, disfungsi eksekutif, dan ketidakmampuan

mengatur mood.

Dalam makalah ini akan dibicarakan gambaran radiologi beruapa foto polos, CT

scan, MRI, angiografi dan USG sebagai pemeriksaan penunjang untuk

menegakkan penyakit meningioma.

1.2 Tujuan

Menambah pengetahuan tentang gambaran radiologi penyakit Meningioma dan

memenuhi syarat Program Pendidikan Profesi Dokter di Rumah Sakit Husada,

Jakarta.

1.3 Manfaat

Bagi para mahasiswa kedokteran agar dapat menegakkan penyakit meningioma

berdasarkan pemeriksaan penunjang radiologi dan sesuai dengan etiologi dan

patofisiologinya serta dapat mencegah kejadian penyakit. Sehingga kita dapat

menekan angka kematian yang terjadi pada pasien meningioma.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Epidemiologi dan Insidensi

Tumor ini mewakili 20% dari semua neoplasma intrakranial dan 12 % dari semua

tumor medulla spinalis. Meningioma biasanya jinak, tetapi bisa kambuh setelah

Kepaniteraan Klinik RadiologiFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRumah Sakit HusadaPeriode 28 Januari 2013 – 23 Februari 2013 2

Page 3: Referat Radiologi Cindy

Meningioma Christie Cindy (406117016)

diangkat. Tumor ini lebih sering ditemukan pada wanita dan biasanya muncul

pada usia 40-60 tahun, tetapi tidak tertutup kemungkinan muncul pada masa

kanak-kanak atau pada usia yang lebih lanjut.Paling banyak meningioma

tergolong jinak (benign) dan 10 % malignan. Meningioma malignant dapat terjadi

pada wanita dan laki-laki,meningioma benign lebih banyak terjadi pada wanita.

2.2. Etiologi

Para ahli tidak memastikan apa penyebab tumor meningioma, namun beberapa

teori telah diteliti dan sebagian besar menyetujui bahwa kromoson yang jelek

yang meyebabkan timbulnya meningioma. Para peneliti sedang mempelajari

beberapa teori tentang kemungkinan asal usul meningioma. Di antara 40% dan

80% dari meningiomas berisi kromosom 22 yang abnormal pada lokus gen

neurofibromatosis 2 (NF2). NF2 merupakan gen supresor tumor pada 22Q12,

ditemukan tidak aktif pada 40% meningioma sporadik. Pasien dengan NF2 dan

beberapa non-NF2 sindrom familial yang lain dapat berkembang menjadi

meningioma multiple, dan sering terjadi pada usia muda. Disamping itu, deplesi

gen yang lain juga berhubungan dengan pertumbuhan meningioma.

Kromosom ini biasanya terlibat dalam menekan pertumbuhan tumor. Penyebab

kelainan ini tidak diketahui. Meningioma juga sering memiliki salinan tambahan

dari platelet diturunkan faktor pertumbuhan (PDGFR) dan epidermis reseptor

faktor pertumbuhan (EGFR) yang mungkin memberikan kontribusi pada

pertumbuhan tumor ini. Sebelumnya radiasi ke kepala, sejarah payudara kanker,

atau neurofibromatosis tipe 2 dapat risiko faktor untuk mengembangkan

meningioma. Multiple meningioma terjadi pada 5% sampai 15% dari pasien,

terutama mereka dengan neurofibromatosis tipe 2. Beberapa meningioma

memiliki reseptor yang berinteraksi dengan hormon seks progesteron, androgen,

dan jarang estrogen. Ekspresi progesteron reseptor dilihat paling sering pada

meningioma yang jinak, baik pada pria dan wanita. Fungsi reseptor ini belum

sepenuhnya dipahami, dan demikian, sering kali menantang bagi dokter untuk

menasihati pasien perempuan mereka tentang penggunaan hormon jika mereka

memiliki sejarah suatu meningioma. Meskipun peran tepat hormon dalam

Kepaniteraan Klinik RadiologiFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRumah Sakit HusadaPeriode 28 Januari 2013 – 23 Februari 2013 3

Page 4: Referat Radiologi Cindy

Meningioma Christie Cindy (406117016)

pertumbuhan meningioma belum ditentukan, peneliti telah mengamati bahwa

kadang-kadang mungkin meningioma tumbuh lebih cepat pada saat kehamilan.

2.3. Anatomi

Meningen adalah suatu selaput jaringan ikat yang membungkus enchepalon dan

medulla spinalis. Terdiri dari duramater, arachnoid dan piamater, yang letaknya

berurutan dari superficial ke profunda. Bersama-sama,araknoid dan piamater

disebut leptomening.

Duramater terdiri dari jaringan fibrous yang kuat, berwarna putih, terdiri dari

lamina meningialis dan lamina endostealis. Pada medulla spinalis lamina

endostealis melekat erat pada dinding kanalis vertebralis, menjadi endosteum

(periosteum), sehingga di antara lamina meningialis dan lamina endostealis

terdapat spatium extraduralis (spatium epiduralis) yang berisi jaringan ikat

longgar, lemak dan pleksus venosus. Antara dura mater dan archnoid terdapat

spatium subdurale yang berisi cairan limfe. Pada enchepalon lamina endostealis

melekat erat pada permukaan interior kranium, terutama pada sutura, basis krania

dan tepi foramen occipitale magnum. Lamina meningialis mempunyai permukaan

yang licin dan dilapisi oleh suatu lapisan sel, dan membentuk empat buah septa,

yaitu:

1. Falx cerebri

2. Tentorium cerebella

3. Falx cerebella

4. Diaphragm sellae

Arachnoid bersama-sama dengan pia mater disebut leptomeningens. Kedua

lapisan ini dihubungkan satu sama lain oleh trabekula arachnoideae. Arachniod

adalah suatu selubung tipis, membentuk spatium subdurale dengan dura mater.

Antara archnoid dan pia mater terdapat spatium subarachnoideum yang berisi

liquor cerebrospinalis. Arachnoid yang membungkus basis serebri berbentuk tebal

sedangkan yang membungkus facies superior cerebri tipis dan transparant.

Kepaniteraan Klinik RadiologiFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRumah Sakit HusadaPeriode 28 Januari 2013 – 23 Februari 2013 4

Page 5: Referat Radiologi Cindy

Meningioma Christie Cindy (406117016)

Arachnoid membentuk tonjolan-tonjolan kecil disebut granulation arachnoidea,

masuk kedalam sinus venosus, terutama sinus sagitallis superior.

Lapisan disebelah profunda, meluas ke dalam gyrus cerebri dan diantara folia

cerebri. Membentuk tela chorioidea venticuli. Dibentuk oleh serabut-serabut

reticularis dan elastic, ditutupi oleh pembuluh-pembuluh darah cerebral. Pia

terdiri dari lapisan sel mesodermal tipis seperti endothelium. Berlawanan dengan

arachnoid, membrane ini ini menutupi semua permukaan otak dan medulla

spinalis.

2.4. Patofisiologi

Seperti banyak kasus neoplasma lainnya, masih banyak hal yang belum diketahui

dari meningioma. Tumor otak yang tergolong jinak ini secara histopatologis

berasal dari sel pembungkus arakhnoid (arakhnoid cap cells) yang mengalami

granulasi dan perubahan bentuk. Patofisiologi terjadinya meningioma sampai saat

ini masih belum jelas. Kaskade eikosanoid diduga memainkan peranan dalam

tumorogenesis dan perkembangan edema peritumoral.

2.5. Klasifikasi

WHO mengembangkan sistem klasifikasi untuk beberapa tumor yang telah

diketahui, termasuk meningioma. Tumor diklasifikasikan melalui tipe sel dan

derajat pada hasil biopsi yang dilihat di bawah mikroskop. Penatalaksanaannya

pun berbeda-beda di tiap derajatnya.

a. Grade I

Meningioma tumbuh dengan lambat, jika tumor tidak menimbulkan gejala,

mungkin pertumbuhannya sangat baik jika diobservasi dengan MRI secara

periodik. Jika tumor semakin berkembang, maka pada akhirnya dapat

menimbulkan gejala, kemudian penatalaksanaan bedah dapat direkomendasikan.

Kebanyakan meningioma grade I diterapi dengan tindakan bedah dan observasi

yang berkelanjutan.

b. Grade II

Meningioma grade II disebut juga meningioma atypical. Jenis ini tumbuh lebih

Kepaniteraan Klinik RadiologiFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRumah Sakit HusadaPeriode 28 Januari 2013 – 23 Februari 2013 5

Page 6: Referat Radiologi Cindy

Meningioma Christie Cindy (406117016)

cepat dibandingkan dengan grade I dan juga mempunyai angka kekambuhan yang

lebih tinggi. Pembedahan adalah penatalaksanaan awal pada tipe ini. Meningioma

grade II biasanya membutuhkan terapi radiasi setelah pembedahan.

c. Grade III

Meningioma berkembang dengan sangat agresif dan disebut meningioma

malignan atau meningioma anaplastik. Meningioma malignan terhitung kurang

dari 1 % dari seluruh kejadian meningioma. Pembedahan adalah penatalaksanaan

yang pertama untuk grade III diikuti dengan terapi radiasi. Jika terjadi rekurensi

tumor, dapat dilakukan kemoterapi.

Meningioma juga diklasifikasikan ke dalam subtipe berdasarkan lokasi dari

tumor:

a. Meningioma falx dan parasagital (25% dari kasus meningioma). Falx adalah

selaputyang terletak antara dua sisi otak yang memisahkan hemisfer kiri dan

kanan. Falx cerebri mengandung pembuluh darah besar. Parasagital

meningioma terdapat di sekitar falx.

b. Meningioma Convexitas (20%). Tipe meningioma ini terdapat pada

permukaan atas otak.

c. Meningioma Sphenoid (20%) Daerah Sphenoidalis berlokasi pada daerah

belakang mata. Banyak terjadi pada wanita.

d. Meningioma Olfactorius (10%). Tipe ini terjadi di sepanjang nervus yang

menghubungkan otak dengan hidung.

e. Meningioma fossa posterior (10%). Tipe ini berkembang di permukaan bawah

bagian belakang otak.

f. Meningioma suprasellar (10%). Terjadi di bagian atas sella tursica, sebuah

kotak pada dasar tengkorak dimana terdapat kelenjar pituitari.

g. Spinal meningioma (kurang dari 10%). Banyak terjadi pada wanita yang

berumur antara 40 dan 70 tahun. Akan selalu terjadi pda medulla spinbalis

setingkat thorax dan dapat menekan spinal cord. Meningioma spinalis dapat

menyebabkan gejala seperti nyeri radikuler di sekeliling dinding dada,

gangguan kencing, dan nyeri tungkai.

Kepaniteraan Klinik RadiologiFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRumah Sakit HusadaPeriode 28 Januari 2013 – 23 Februari 2013 6

Page 7: Referat Radiologi Cindy

Meningioma Christie Cindy (406117016)

h. Meningioma Intraorbital (kurang dari 10%). Tipe ini berkembang paa atau di

sekitar mata cavum orbita.

i. Meningioma Intraventrikular (2%). Terjadi pada ruangan yang berisi cairan di

seluruh bagian otak.

2.6. Diagnosa

Gejala meningioma dapat bersifat umum (disebabkan oleh tekanan tumor pada

otak dan medulla spinalis) atau bisa bersifat khusus (disebabkan oleh

terganggunya fungsi normal dari bagian khusus dari otak atau tekanan pada

nervus atau pembuluh darah). Secara umum, meningioma tidak bisa didiagnosa

pada gejala awal.

Gejala umumnya seperti :

Sakit kepala, dapat berat atau bertambah buruk saat beraktifitas atau pada pagi

hari.

Perubahan mental

Kejang

Mual muntah

Perubahan visus, misalnya pandangan kabur.

Gejala dapat pula spesifik terhadap lokasi tumor :

Meningioma falx dan parasagittal : nyeri tungkai

Meningioma Convexitas : kejang, sakit kepala, defisit neurologis fokal,

perubahan status mental

Meningioma Sphenoid : kurangnya sensibilitas wajah, gangguan lapangan

pandang, kebutaan, dan penglihatan ganda.

Meningioma Olfactorius : kurangnya kepekaan penciuman, masalah visus.

Meningioma fossa posterior : nyeri tajam pada wajah, mati rasa, dan spasme

otot-otot wajah, berkurangnya pendengaran, gangguan menelan, gangguan

gaya berjalan,

Meningioma suprasellar : pembengkakan diskus optikus, masalah visus

Spinal meningioma : nyeri punggung, nyeri dada dan lengan

Kepaniteraan Klinik RadiologiFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRumah Sakit HusadaPeriode 28 Januari 2013 – 23 Februari 2013 7

Page 8: Referat Radiologi Cindy

Meningioma Christie Cindy (406117016)

Meningioma Intraorbital : penurunan visus, penonjolan bola mata

Meningioma Intraventrikular : perubahan mental, sakit kepala, pusing

2.7. Pemeriksaan Radiologi

Umumnya pada banyak pasien, tidak ditemukan kelainan pada pemeriksaan

radiografi. Foto polos kepala dapat memberikan gambaran kalsifikasi karena ada

meningioma pada dasar tulang kepala dengan bentuk yang konveks. Meningioma

dapat mengakibatkan reaktif hyperostosis yang tidak berhubungan dengan ukuran

tumor. Osteolisis jarang mengakibatkan meningioma yang jinak dan malignan.

Pemeriksaan foto polos kepala sebagai penunjang penyaki meningioma masih

memiliki derajat kepercayaan yang tinggi. Gambaran yang sering terlihat plak

yang hyperostosis, dan bentuk sphenoid , dan pterion.

Kalsifikasi tanpa adanya tumor pada foto polos kepala dapat menunjukkan hasil

false-negatif pada meningioma. Banyak pasien dengan meningioma otak dapat

ditegakkan secara langsung dengan menggunakan CT atau MRI.

a. Foto polos Otak

Hiperostosis adalah salah satu gambaran mayor dari meningioma pada foto polos.

Foto polos diindikasikan untuk tumor pada meninx. Tampak erosi tulang dan

dekstruksi sinus sphenoidales, kalsifikasi dan lesi litik pada tulang tengkorak.

Pembesaran pembuluh darah meninx menggambarkan dilatasi arteri meninx yang

mensuplai darah ke tumor. Kalsifikasi terdapat pada 20-25% kasus dapat bersifat

fokal maupun difus.

b. Computed Tomography (CT scan)

CT-scan kontras dan CT-scan tanpa kontras memperlihatkan paling banyak

meningioma. Tampak gambaran isodense hingga hiperdense pada foto sebelum

kontras, dan gambaran peningkatan densitas yang homogen pada foto kontras.

Tumor juga memberikan gambaran komponen kistik dan kalsifikasi pada

Kepaniteraan Klinik RadiologiFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRumah Sakit HusadaPeriode 28 Januari 2013 – 23 Februari 2013 8

Page 9: Referat Radiologi Cindy

Meningioma Christie Cindy (406117016)

beberapa kasus. Udem peritumoral dapat terlihat dengan jelas. Perdarahan dan

cairan intratumoral sampai akumulasi cairan dapat terlihat.

CT-scan memiliki kelebihan untuk menggambarkan meningioma. Invasi

sepanjang dura serebri sering muncul akibat provokasi dari respon osteoblas, yang

menyebabkan hiperostosis.8 Gambaran CT-scan paling baik untuk menunjukkan

kalsifikasi dari meningioma; dapat dilihat pada gambar-gambar berikut. The CT

nature of the calcification may be nodular, fine and punctate, or dense. Penelitian

histologi membuktikan bahwa proses kalsifikasi > 45% adalah meningioma.

Gambar 1.

Meningioma otak. CT-scan nonkontras menunjukkan meningioma fossa media.

Massa kalsifikasi melekat pada anterior tulang petrous kanan. Terlihat kalsifikasi

berbentuk cincin dan punctata. Tidak terlihat adanya edema.

Gambar 2.

Dua kasus berbeda. A, B. CT-scan menunjukkan kalsifikasi meningioma dari

lobus parietal. C, D. CT-scan nonkontras potongan axial menunjukkan massa

kalsifikasi yang homogeny melekat pata tulang parietal kanan. Jaringan lunak

tumor banyak terlihat pada bagian posterior. Penyebab kalsifikasi minor lain pada

hemispere serebri kiri disebabkan oleh penyakit parasit. Gambaran MRI potongan

Kepaniteraan Klinik RadiologiFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRumah Sakit HusadaPeriode 28 Januari 2013 – 23 Februari 2013 9

Page 10: Referat Radiologi Cindy

Meningioma Christie Cindy (406117016)

coronal T2 menunjukkan deposit kalsium (seperti bintang) yang dikelilingi

jaringan solid. Pada kasus ini tidak terlihat edema.

CT-scan efektif menunjukkan hyperostosis, destruksi tulang, erosi pada perlekatan

dura. Hiperostosis sering terlihat 15-20% pada pasien. Lihat gambar berikut.

Gambar 3.

Meningioma otak. Gambaran CT-Scan tanpa zat kontras menunjukkan sebuah

meningioma maligna di lobus frontal yang muncul seperti massa dengan densitas

tinggi. Kavitas kistik bisa berupa nekrosis tumor, perdarahan yang lama,

degenaratif kistik atau CSF yang terjebak. Edema dan pergeseran Midline ke

bagian kiri anterior juga dapat terlihat.

Gambar 4.

Meningioma otak. CT-Scan tanpa kontras menunjukkan meningioma maligna di

lobus frontal. Dapat terlihat peningkatan densitas dan massa yang homogen dan

perselubungan yang berbentuk cincin.

Kepaniteraan Klinik RadiologiFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRumah Sakit HusadaPeriode 28 Januari 2013 – 23 Februari 2013 10

Page 11: Referat Radiologi Cindy

Meningioma Christie Cindy (406117016)

Gambar 5.

Meningioma otak. Meningioma maligna pada lobus frontal. CT-scan pada frontal

internal cerebri dan gambaran diploic menunjukkan erosi dan infiltrasi tulang.

CT-scan dapat menunjukkan perdarahan tumor akut dan pelebaran pembuluh

darah pada kalvarium.

Massa yang homogeny dengan densitas yang sama mengelilingi otak dapat 25-

33% adalah meningioma. Densitas meningioma lebih tinggi disbanding otak.

Meningioma dapat menimbulkan edema yang luas, necrosis dan jarang terjadi

perdarahan. Edema tidak terjadi pada 50% pasien karena pertumbuhan yang

lambat, tetapi dapat meluas. Edema lebih dominan terjadi di lapisan white matter,

dan mengakibatkan penurunan densitas. Lihat gambar berikut.

Gambar 6.

Meningioma otak. CT-scan nonkontras menunjukkan isodensitas sphenoid-wing

meningioma. Fissura Sylvii kiri kolaps sebagian.

Kepaniteraan Klinik RadiologiFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRumah Sakit HusadaPeriode 28 Januari 2013 – 23 Februari 2013 11

Page 12: Referat Radiologi Cindy

Meningioma Christie Cindy (406117016)

Gambar 7.

Meningioma Otak. CT-scan menunjukkan meningioma isodensitas spenoid.

Massa meningioma terlihat setelah diberi injeksi zat kontras secara intravena.

Zat kontras pada CT-Scan akan menunjukkan tumor dengan densitas sedang

sampai kuat; dapat dilihat pada gambar-gambar dibawah.

Gambar 8.

Meningioma Otak. Meningioma pada lobus parietal. CT-scan dengan kontras

menunjukkan lingkaran, peningkatan desitas, dan massa unilobus. Perlekatan

massa pada bagian dura serebral, sehingga adanya terlihat edema yang jelas pada

otak.

Gambar 9.

Kepaniteraan Klinik RadiologiFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRumah Sakit HusadaPeriode 28 Januari 2013 – 23 Februari 2013 12

Page 13: Referat Radiologi Cindy

Meningioma Christie Cindy (406117016)

Meningioma otak. Meningioma lobus parietal. Injeksi pada arteri meningeal

media menunjukkan adanya perkumpulan tumor. Vaskularisasi yang meningkat

dapat di lihat di posterior dari massa. Vena drainase tidak terlihat.

Periperal kistik dapat mengakibatkan cairan serebrospinal terperangkap yang

dapat dilihat pada gambaran berikut.

Gambar 10.

Meningioma otak. Tentorium posterior meningioma dengan potongan coronal

pada CT-scan dengan zat kontras. Terdapat massa yang berbatas tegas dengan

peningkatan densitas di sepanjang tentorium. Penumpukan cairan serebrospinal,

edema subtle, hemodensitas, dan dilatasi ventrikel.

Komponen-kompenen kistik pada meningioma dapat terlihat di dalam tumor atau

antara tumor dengan jaringan otak, oleh karena itu disebut CSF yang terjebak.

c. Magnetic Resonance Imaging (MRI)

MRI merupakan pencitraan yang sangat baik digunakan untuk mengevaluasi

meningioma. MRI memperlihatkan lesi berupa massa, dengan gejala tergantung

pada lokasi tumor berada. Kelebihan MRI dalam memberikan gambaran

meningioma adalah resolusi 3 dimensi. Kemampuan MRI untuk membedakan tipe

dari jaringan ikat, kemampuan multiplanar, dan rekonstruksi 3D. Dapat dilihat

pada gambar berikut.

Kepaniteraan Klinik RadiologiFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRumah Sakit HusadaPeriode 28 Januari 2013 – 23 Februari 2013 13

Page 14: Referat Radiologi Cindy

Meningioma Christie Cindy (406117016)

Gambar 11.

Meningioma Parasagital. A. MRI nonkontras potongan sagital T1 menunjukkan

massa dural yang padat dengan invasi dan kompresi terhadap korteks parietal. B.

MRI dengan zat kontras potongan sagittal T1 menunujukkan perlekatan sebagian

tumor. C. Potongan Koronal T2 menunjukkan massa padat yang menunjukkan

jaringan padat. Gambaran ini menunjukkan meningioma fibroblastik. D. MRI

potongan axial T1 dengan zat kontras menujukkan hiperintensitas yanr terletak di

sumsum tulang.

Gambar 12.

A. Nonkontras angio-MRI lateral menunjukkan oklusi sinus sagital ssuperior

akibat invasi oleh meningioma. B. MRI rekonstruksi menunjukkan obstruksi

vena-venas sagital dan memperlihatkan tumor dalam 3D.

MRI dapat memperlihatkan vaskularisasi tumor, pembesaran arteri, dan invasi

sinus venos, dan hubungan antara tumor dengan dengan sekeliilingnya.Kelebihan

lain dapat melihat area juxtasellar dan fossa posterior dan kadang dapat

menunjukkan hubungan penyebaran penyakit melalui CSF. Kemampuan

multiplanar adalah kemampuan untuk memvisualisasikan kontak tumor dengan

meningen, kapsul tumor, dan kontras pada meningeal dapat memperjelas

tumor.11,12,13 Dapat dilihat pada gambar berikut.

Kepaniteraan Klinik RadiologiFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRumah Sakit HusadaPeriode 28 Januari 2013 – 23 Februari 2013 14

Page 15: Referat Radiologi Cindy

Meningioma Christie Cindy (406117016)

Gamabr 13.

Meningioma otak. MRI nonkontras menunjukkan meningioma parasagital.

Gambaran homogen menunjukkan massa yang bulat dengan kapsul tipis. Tumor

terletak pada dura sagitalis kiri. Massa tampak mendorong trigonum ventrikel.

Gambar 14.

Meningioma otak. MRI nonkontras potongan axial menunjukkan paarasagital

meningioma. Gambar T1 menunjukkan homogenitas, panjang T1 dan massa

dilapisi kapsul. Tumor melekat pada falx serebri bagian kiri. Massa terlihat

disepanjang girus serebri.

Gambar 15.

Meningioma multiple: A. Sagittal T1 menunjukkan fossa posterior dan

meningioma parietal. B Gadolinium pada Sagittal T1 menunjukkan pengkontrasan

Kepaniteraan Klinik RadiologiFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRumah Sakit HusadaPeriode 28 Januari 2013 – 23 Februari 2013 15

Page 16: Referat Radiologi Cindy

Meningioma Christie Cindy (406117016)

massa. C. T2 coronal menunjukkan penampilan intensitas rendah dari massa

posterior setelah embolisasi endovaskular.

Gambar 16.

Maligna dan multiple meningioma. Seorang lelaki kulit putih, 47 tahun dibedah

dengan Gamma Knife karena meningioma conveks, diikuti dengan pembedahan

micro untuk mengangkat tumor pada tahun 2001. A, B. 4 tahun yang lalu -

Desember 2005- MRI menunjukkan sebuah massa sisa di paretal dan occipital.

Sinus sigmoid kiri tersumbat. C, D. Sebuah meningioma kecil pada frontal kanan

juga dioperasi radiologi pada waktu yang sama. Edema dan peningkatan intensitas

setelah injeksi gadolinium.

Kepaniteraan Klinik RadiologiFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRumah Sakit HusadaPeriode 28 Januari 2013 – 23 Februari 2013 16

Page 17: Referat Radiologi Cindy

Meningioma Christie Cindy (406117016)

d. Angiografi

Umumnya meningioma merupakan tumor vascular. Dan dapat menimbulkan

gambaran “spoke wheel appearance”. Selanjutnya arteri dan kapiler

memperlihatkan gambaran vascular yang homogen dan prominen yang disebut

dengan mother and law phenomenon.

Magnetic resonance angiography (MRA and MRV) merupakan pemeriksaan

penunjang yang berkembang dari ilmu angiografi klasik, yang belakangan ini

merupakan alat diagnostik yang kuat untuk mengetahui embolisasi dan

perencanaan untuk operasi. Agiografi masih bisa digunakan jika terjadi embolisasi

akibat tumor.

Meningioma mendapat asupan makanan oleh meningeal branches dari arteri

carotid internal dan external. Basal meningiomas pada anterior dan fossa cranial

media dan meningioma pada tulang sphenoid umumnya mendapat vaskularisasi

dari arteri carotid interna. Meningioma supratentorial divaskularisasikan dari

arteri carotid interna dan eksternal.

Angiografi dapat menunjukkan peta distribusi arterial yang berguna untuk

persiapan preoperasi embolisasi. Lihat gambar berikut.

Gambar 17.

Meningioma Otak. Parasellar meningioma. Angiograpi proyeksi lateral dari arteri

carotid menunjukkan mutipel tumor yang opak dengan dikelilingi pembuluh

darah. Terlihat carotid supraclinoid sirkumferensial.

Kepaniteraan Klinik RadiologiFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRumah Sakit HusadaPeriode 28 Januari 2013 – 23 Februari 2013 17

Page 18: Referat Radiologi Cindy

Meningioma Christie Cindy (406117016)

2.8. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan meningioma tergantung dari lokasi dan ukuran tumor itu sendiri.

Terapi meningioma masih menempatkan reseksi operatif sebagai pilihan pertama.

Beberapa faktor yang mempengaruhi operasi removal massa tumor ini antara lain

lokasi tumor, ukuran dan konsistensi, vaskularisasi dan pengaruh terhadap sel

saraf, dan pada kasus rekurensi, riwayat operasi sebelumnya dan atau radioterapi.

Lebih jauh lagi, rencana operasi dan tujuannya berubah berdasarkan faktor resiko,

pola, dan rekurensi tumor. Tindakan operasi tidak hanya mengangkat seluruh

tumor tetapi juga termasuk dura, jaringan lunak, dan tulang untuk menurunkan

kejadian rekurensi.

Rencana preoperatif

Pada pasien dengan meningioma supratentorial, pemberian antikonvulsan

dapat segera diberikan, deksametason diberikan dan dilindungi pemberian H2

antagonis beberapa hari sebelum operasi dilaksanakan. Pemberian antibiotik

perioperatif digunakan sebagai profilaksis pada semua pasien untuk organisme

stafilokokkus, dan pemberian cephalosporin generasi III yang memiliki aktifitas

terhadap organisem pseudomonas, serta pemberian metronidazol (untuk

organisme anaerob) ditambahkan apabila operasi direncanakan dengan

pendekatan melalui mulut, sinus paranasal, telinga, atau mastoid.

Klasifikasi Simptom dari ukuran reseksi pada meningioma intracranial12 :

Grade I : Reseksi total tumor, perlekatan dural dan tulang abnormal

Grade II : Reseksi total tumor, koagulasi dari perlekatan dura

Grade III : Reseksi total tumor, tanpa reseksi atau koagulasi dari perlekatan

dura atau mungkin perluasan ekstradural ( misalnya sinus yang terserang atau

tulang yang hiperostotik)

Grade IV : Reseksi parsial tumor

Grade V : Dekompresi sederhana (biopsy)

Kepaniteraan Klinik RadiologiFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRumah Sakit HusadaPeriode 28 Januari 2013 – 23 Februari 2013 18

Page 19: Referat Radiologi Cindy

Meningioma Christie Cindy (406117016)

2.9. Radioterapi

Penggunaan external beam irradiation pada meningioma semakin banyak dipakai

untuk terapi. External beam irradiation dengan 4500-6000 cGy dilaporkan efektif

untuk melanjutkan terapi operasi meningioma reseksi subtotal, kasus-kasus

rekurensi baik yang didahului dengan operasi sebelumnya ataupun tidak. Pada

kasus meningioma yang tidak dapat dioperasi karena lokasi yang sulit, keadaan

pasien yang buruk, atau pada pasien yang menolak dilakukan operasi, external

beam irradiation masih belum menunjukkan keefektifitasannya. Teori terakhir

menyatakan terapi external beam irradiation tampaknya akan efektif pada kasus

meningioma yang agresif (atyppical, malignan), tetapi informasi yang mendukung

teori ini belum banyak dikemukakan.

Efektifitas dosis yang lebih tinggi dari radioterapi harus dengan pertimbangan

komplikasi yang ditimbulkan terutama pada meningioma. Saraf optikus sangat

rentan mengalami kerusakan akibat radioterapi. Komplikasi lain yang dapat

ditimbulkan berupa insufisiensi pituitari ataupun nekrosis akibat radioterapi 12.

Radiasi Stereotaktik

Terapi radiasi tumor menggunakan stereotaktik pertama kali diperkenalkan pada

tahun 1960an menggunakan alat Harvard proton beam. Setelah itu penggunaan

stereotaktik radioterapi ini semakin banyak dilakukan untuk meningioma. Sumber

energi yang digunakan didapat melalui teknik yang bervariasi, yang paling sering

digunakan adalah sinar foton yang berasal dari Co gamma (gamma knife) atau

linear accelerators (LINAC) dan partikel berat (proton, ion helium) dari

cyclotrons. Semua teknik radioterapi dengan stereotaktik ini dapat mengurangi

komplikasi, terutama pada lesi dengan diameter kurang dari 2,5 cm. Steiner dan

koleganya menganalisa pasien meningioma yang diterapi dengan gamma knife

dan diobservasi selama 5 tahun. Mereka menemukan sekitar 88% pertumbuhan

tumor ternyata dapat dikontrol. Kondziolka dan kawan-kawan memperhitungkan

pengontrolan pertumbuhan tumor dalam 2 tahun pada 96 % kasus. Baru-baru ini

peneliti yang sama melakukan studi dengan sampel 99 pasien yang diikuti selama

5 hingga 10 tahun dan didapatkan pengontrolan pertumbuhan tumor sekitar 93 %

Kepaniteraan Klinik RadiologiFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRumah Sakit HusadaPeriode 28 Januari 2013 – 23 Februari 2013 19

Page 20: Referat Radiologi Cindy

Meningioma Christie Cindy (406117016)

kasus dengan 61 % massa tumor mengecil. Kejadian defisit neurologis baru pada

pasien yang diterapi dengan stereotaktik tersebut kejadiannya sekitar 5 %.

Kemoterapi

Modalitas kemoterapi dengan regimen antineoplasma masih belum banyak

diketahui efikasinya untuk terapi meningioma jinak maupun maligna. Kemoterapi

sebagai terapi ajuvan untuk rekuren meningioma atipikal atau jinak baru sedikit

sekali diaplikasikan pada pasien, tetapi terapi menggunakan regimen kemoterapi

(baik intravena atau intraarterial cis-platinum, decarbazine (DTIC) dan

adriamycin) menunjukkan hasil yang kurang memuaskan (DeMonte dan Yung),

walaupun regimen tersebut efektifitasnya sangat baik pada tumor jaringan lunak.

Laporan dari Chamberlin pemberian terapi kombinasi menggunakan

cyclophosphamide, adriamycin, dan vincristine dapat memperbaiki angka harapan

hidup dengan rata-rata sekitar 3 tahun. Pemberian obat kemoterapi lain seperti

hydroxyurea sedang dalam penelitian. Pertumbuhan sel pada meningioma

dihambat pada fase S dari siklus sel dan menginduksi apoptosis dari beberapa sel

dengan pemberian hydroxyurea. Dan dilaporkan pada satu kasus pemberian

hydroxyurea ini memberikan efek pada pasien-pasien dengan rekurensi dan

meningioma yang tidak dapat direseksi. Pemberian Alfainterferon dilaporkan

dapat memperpanjang waktu terjadinya rekurensi pada kasus meningioma yang

agresif. Dilaporkan juga terapi ini kurang menimbulkon toksisitas dibanding

pemberian dengan kemoterapi.

Pemberian hormon antogonis mitogen telah juga dilakukan pada kasus dengan

meningioma. Preparat yang dipakai biasanya tamoxifen (anti estrogen) dan

mifepristone (anti progesteron). Tamoxifen (40 mg/m2 2 kali/hari selama 4 hari

dan dilanjutkan 10 mg 2 kali/hari) telah digunakan oleh kelompok onkolologi

Southwest pada 19 pasien dengan meningioma yang sulit dilakukan reseksi dan

refrakter. Terdapat pertumbuhan tumor pada 10 pasien, stabilisasi sementara

pertumbuhan tumor pada 6 pasien, dan respon minimal atau parsial pada tiga

pasien.

Kepaniteraan Klinik RadiologiFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRumah Sakit HusadaPeriode 28 Januari 2013 – 23 Februari 2013 20

Page 21: Referat Radiologi Cindy

Meningioma Christie Cindy (406117016)

Pada dua studi terpisah dilakukan pemberian mifepristone (RU486) 200 mg

perhari selama 2 hingga 31 bulan. Pada studi yang pertama didapatkan 5 dari 14

pasien menunjukkan perbaikan secara objektif yaitu sedikit pengurangan massa

tumor pada empat pasien dan satu pasien gangguan lapang pandangnya membaik

walaupun tidak terdapat pengurangan massa tumor; terdapat pertumbuhan ulang

pada salah satu pasien tersebut. Pada studi yang kedua dari kelompok Netherlands

dengan jumlah pasien 10 orang menunjukkan pertumbuhan tumor berlanjut pada

empat pasien, stabil pada tiga pasien, dan pengurangan ukuran yang minimal pada

tiga pasien. Tiga jenis obat tersebut sedang dilakukan penelitian dengan jumlah

sampel yang lebih besar pada meningioma tetapi sampai sekarang belum ada

terapi yang menjadi prosedur tetap untuk terapi pada tumor ini.

2.10. Prognosis

Pada umumnya prognosa meningioma adalah baik, karena pengangkatan tumor

yang sempurna akan memberikan penyembuhan yang permanen. Pada orang

dewasa survivalnya relatif lebih tinggi dibandingkan pada anak-anak, dilaporkan

survival rate lima tahun adalah 75%. Pada anak-anak lebih agresif, perubahan

menjadi keganasan lebih besar dan tumor dapat menjadi sangat besar. Pada

penyelidikan pengarang-pengarang barat lebih dari 10% meningioma akan

mengalami keganasan dan kekambuhannya tinggi.

Sejak 18 tahun meningioma dipandang sebagai tumor jinak, dan bila letaknya

mudah dapat diangkat seluruhnya. Degenerasi keganasan tampak bila ada invasi

dan kerusakan tulang tumor tidak berkapsul pada saat operasi invasi pada jaringan

otak. Angka kematian (mortalitas) meningioma sebelum operasi jarang

dilaporkan, dengan kemajuan teknik dan pengalaman operasi para ahli bedah

maka angka kematian post operasi makin kecil. Diperkirakan angka kematian post

operasi selama lima tahun (1942–1946) adalah 7,9% dan (1957–1966)

adalah8,5%. Sebab-sebab kematian menurut laporan-laporan yang terdahulu yaitu

perdarahan dan edema otak.

Kepaniteraan Klinik RadiologiFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRumah Sakit HusadaPeriode 28 Januari 2013 – 23 Februari 2013 21

Page 22: Referat Radiologi Cindy

Meningioma Christie Cindy (406117016)

BAB III

KESIMPULAN

Meningioma adalah tumor pada meningens, yang merupakan selaput pelindung

yang melindungi otak dan medulla spinalis. Meningioma dapat timbul pada

tempat manapun di bagian otak maupun medulla spinalis, tetapi, umumnya terjadi

di hemisfer otak di semua lobusnya. Kebanyakan meningioma bersifat jinak

(benign), sedangkan meningioma malignan jarang terjadi.

Meningioma dapat tumbuh di mana saja di sepanjang meningen dan dapat

menimbulkan manifestasi klinis yang sangat bervariasi sesuai dengan bagian otak

yang terganggu. Sekitar 40% meningioma berlokasi di lobus frontalis dan 20%

menimbulkan gejala sindroma lobus frontalis.

Penyakit meningioma berdasarkan pemeriksaan penunjang radiologi dan sesuai

dengan etiologi dan patofisiologinya serta dapat mencegah kejadian penyakit.

Sehingga kita dapat menekan angka kematian yang terjadi pada pasien

meningioma.

Pada umumnya prognosa meningioma adalah baik, karena pengangkatan tumor

yang sempurna akan memberikan penyembuhan yang permanen. Pada orang

dewasa survivalnya relatif lebih tinggi dibandingkan pada anak-anak, dilaporkan

survival rate lima tahun adalah 75%. Pada anak-anak lebih agresif, perubahan

menjadi keganasan lebih besar dan tumor dapat menjadi sangat besar. Pada

penyelidikan pengarang-pengarang barat lebih dari 10% meningioma akan

mengalami keganasan dan kekambuhannya tinggi.

Kepaniteraan Klinik RadiologiFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRumah Sakit HusadaPeriode 28 Januari 2013 – 23 Februari 2013 22

Page 23: Referat Radiologi Cindy

Meningioma Christie Cindy (406117016)

DAFTAR PUSTAKA

Mardjono M, Sidharta P. Dalam: Neurologi klinis dasar. : Fakultas Kedokteran

Universtas Indonesia; 2003. Hal 393-4.

Focusing on tumor meningioma. Availble from:

http://www.abta.org/meningioma.pdf

Luhulima JW. Menings. Dalam: Anatomi susunan saraf pusat. Makassar: Bagian

Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin; 2003.

Image of meninx. Available from: www. American Society of Oncology

Netter HF, etc. Spinal nerve origin. In: Neuroanatomy and neurophysiology.

USA: Icon Custom Communication: 2002. P. 24

Meningiomas. Available from: www.Mayfieldclinic.com

Meningioma. Available from:. http://www.cancer.net

Widjaja D, Meningioma intracranial. Available from:

http://www.portalkalbe.co.id/files/cdk/files/09MeningiomaIntrakranial016.pdf/

09MeningiomaIntrakranial016.html

Kepaniteraan Klinik RadiologiFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRumah Sakit HusadaPeriode 28 Januari 2013 – 23 Februari 2013 23