case

4
Jatuh pada Lansia Jatuh sering terjadi atau dialami oleh usia lanjut. Banyak faktor berperan di dalamnya, baik intrinsik maupun ekstrinsik. The International Classification of Disease (ICD 9) mendefinisikan jatuh sebagai kejadian yang tak diharapkan dimana seseorangterjatuh dari tempat yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah atau sama tingginya (Masud, Morris, 2006). Reuben dkk (1996) mendapatkan insiden jatuh di masyarakat umum berusia lebih dari 65 tahun berkisar 1/3 populasi lansia setiap tahun. 5 % dari penderita jatuh ini mengalami patah tulang atau memerlukan perawatan di RS. Fraktur kolum femoris merupakan komplikasi utama akibat jatuh pada lansia, diderita oleh 200.000 lansia di AS per tahun, dimana sebagian besar adalah wanita. Di estimasikan, 1% lansia yang jatuh akan mengalami fraktur kolum femoris, 5% mengalami fraktur tulang lain seperti iga, humerus, pelvis, dan lain-lain. Fraktur kolum femoris merupakan fraktur yang berhubungan dengan proses menua dan osteoporosis. Wanita mempunyai risiko tinggi lebih tinggi daripada laki-laki untuk terjadinya fraktur dan perlukaan akibat jatuh. Risiko untuk terjadinya perlukaan akibat jatuh merupakan efek gabungan dari penurunan respon perlindungan diri ketika jatuh dan besar kekuatan

Upload: karina-attaya-suwanto

Post on 10-Apr-2016

3 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

bed

TRANSCRIPT

Page 1: Case

Jatuh pada Lansia

Jatuh sering terjadi atau dialami oleh usia lanjut. Banyak faktor berperan di

dalamnya, baik intrinsik maupun ekstrinsik. The International Classification of

Disease (ICD 9) mendefinisikan jatuh sebagai kejadian yang tak diharapkan

dimana seseorangterjatuh dari tempat yang lebih tinggi ke tempat yang lebih

rendah atau sama tingginya (Masud, Morris, 2006).

Reuben dkk (1996) mendapatkan insiden jatuh di masyarakat umum

berusia lebih dari 65 tahun berkisar 1/3 populasi lansia setiap tahun. 5 % dari

penderita jatuh ini mengalami patah tulang atau memerlukan perawatan di RS.

Fraktur kolum femoris merupakan komplikasi utama akibat jatuh pada

lansia, diderita oleh 200.000 lansia di AS per tahun, dimana sebagian besar adalah

wanita. Di estimasikan, 1% lansia yang jatuh akan mengalami fraktur kolum

femoris, 5% mengalami fraktur tulang lain seperti iga, humerus, pelvis, dan lain-

lain.

Fraktur kolum femoris merupakan fraktur yang berhubungan dengan

proses menua dan osteoporosis. Wanita mempunyai risiko tinggi lebih tinggi

daripada laki-laki untuk terjadinya fraktur dan perlukaan akibat jatuh. Risiko

untuk terjadinya perlukaan akibat jatuh merupakan efek gabungan dari penurunan

respon perlindungan diri ketika jatuh dan besar kekuatan terjatuh (Reuben, 1996).

Penyebab-penyebab jatuh pada lansia :

1. Kecelakaan (30-50% kasus)

Bisa karena murni kecelakaan (tersandung, terpeleset) atau gabungan antara

lingkungan yang jelek dengan kelainan proses penuaan (visus menurun, menabrak

benda)

2. Nyeri kepala dan atau vertigo

3. Hipotensi ortostatik

Hipovolemia, disfungsi otonom, terlalu lama berbaring, pengaruh obat-obatan

hipotensi, hipotensi setelah makan.

4. Obat-obatan

diuretik, antidepresan trisiklik, sedativa, antipsikosis, obat-obat hipoglikemik,

alkohol

Page 2: Case

5. Proses penyakit yang spesifik

Kardiovaskular (aritmia, stenosis aorta), neurologi (TIA, stroke, kejang, penyakit

Cerebellum)

6. Idiopatik

7. Syncope

Drop attack, terbakar matahari

Faktor-faktor situasional penyebab jatuh :

1. Aktivitas

Sebagian besar jatuh saat beraktivitas biasa seperti berjalan, naik turun tangga,

mengganti posisi. Juga sering pada lansia dengan banyak kegiatan olahraga.

Sering juga pada lansia yang immobile ketika ingin mengubah posisi atau

mengambil sesuatu.

2. Lingkungan

70% lansia terjatuh di rumah, 10% di tangga. Lebih banyak saat turun tangga

daripada naik, juga karena tersandung / menabrak benda, lantai licin atau tidak

rata, penerangan kurang.

3. Penyakit Akut

Dizziness dan syncope sering menyebabkan jatuh. Eksaserbasi akut dari penyakit

kronis yang diderita juga sering menyebabkan jatuh seperti sesak nafas akut pada

PPOK, nyeri dada pada jantung iskemik, dll.

Komplikasi jatuh pada lansia :

1. Perlukaan (injury)

Rusaknya jaringan lunak yang sangat nyeri berupa robek atau

tertariknya jaringan otot, robeknya arteri/vena.

Fraktur tulang (pelvis, femur, humerus, lengan bawah, tungkai bawah)

Hematoma subdural

2. Perawatan RS

Komplikasi akibat immobilisasi

Risiko penyakit iatrogenik

3. Disabilitas

4. Kematian

Page 3: Case

Patah Tulang pada Lansia

Dengan bertambahnya usia terdapat peningkatan hilang tulang secara

linear. Kehilangan ini lebih nyata pada wanita dibanding pria. Tingkat kehilangan

ini sekitar 0,5-1% pertahun dari berat tulang pada wanita menopause dan pria >80

tahun. Hilang tulang ini lebih mengenai bagian trabekula dibanding bagian

korteks.

Sepanjang hidup tulang mengalami perusakan (oleh sel osteoklas) dan

pembentukan (osteoblast) secara bersama, sehingga tulang dapat membentuk

model sesuai dengan pertumbuhan badan (remodelling), sehingga remodelling

sangat cepat pada usia remaja (growth spurt).