case
DESCRIPTION
bedTRANSCRIPT
Jatuh pada Lansia
Jatuh sering terjadi atau dialami oleh usia lanjut. Banyak faktor berperan di
dalamnya, baik intrinsik maupun ekstrinsik. The International Classification of
Disease (ICD 9) mendefinisikan jatuh sebagai kejadian yang tak diharapkan
dimana seseorangterjatuh dari tempat yang lebih tinggi ke tempat yang lebih
rendah atau sama tingginya (Masud, Morris, 2006).
Reuben dkk (1996) mendapatkan insiden jatuh di masyarakat umum
berusia lebih dari 65 tahun berkisar 1/3 populasi lansia setiap tahun. 5 % dari
penderita jatuh ini mengalami patah tulang atau memerlukan perawatan di RS.
Fraktur kolum femoris merupakan komplikasi utama akibat jatuh pada
lansia, diderita oleh 200.000 lansia di AS per tahun, dimana sebagian besar adalah
wanita. Di estimasikan, 1% lansia yang jatuh akan mengalami fraktur kolum
femoris, 5% mengalami fraktur tulang lain seperti iga, humerus, pelvis, dan lain-
lain.
Fraktur kolum femoris merupakan fraktur yang berhubungan dengan
proses menua dan osteoporosis. Wanita mempunyai risiko tinggi lebih tinggi
daripada laki-laki untuk terjadinya fraktur dan perlukaan akibat jatuh. Risiko
untuk terjadinya perlukaan akibat jatuh merupakan efek gabungan dari penurunan
respon perlindungan diri ketika jatuh dan besar kekuatan terjatuh (Reuben, 1996).
Penyebab-penyebab jatuh pada lansia :
1. Kecelakaan (30-50% kasus)
Bisa karena murni kecelakaan (tersandung, terpeleset) atau gabungan antara
lingkungan yang jelek dengan kelainan proses penuaan (visus menurun, menabrak
benda)
2. Nyeri kepala dan atau vertigo
3. Hipotensi ortostatik
Hipovolemia, disfungsi otonom, terlalu lama berbaring, pengaruh obat-obatan
hipotensi, hipotensi setelah makan.
4. Obat-obatan
diuretik, antidepresan trisiklik, sedativa, antipsikosis, obat-obat hipoglikemik,
alkohol
5. Proses penyakit yang spesifik
Kardiovaskular (aritmia, stenosis aorta), neurologi (TIA, stroke, kejang, penyakit
Cerebellum)
6. Idiopatik
7. Syncope
Drop attack, terbakar matahari
Faktor-faktor situasional penyebab jatuh :
1. Aktivitas
Sebagian besar jatuh saat beraktivitas biasa seperti berjalan, naik turun tangga,
mengganti posisi. Juga sering pada lansia dengan banyak kegiatan olahraga.
Sering juga pada lansia yang immobile ketika ingin mengubah posisi atau
mengambil sesuatu.
2. Lingkungan
70% lansia terjatuh di rumah, 10% di tangga. Lebih banyak saat turun tangga
daripada naik, juga karena tersandung / menabrak benda, lantai licin atau tidak
rata, penerangan kurang.
3. Penyakit Akut
Dizziness dan syncope sering menyebabkan jatuh. Eksaserbasi akut dari penyakit
kronis yang diderita juga sering menyebabkan jatuh seperti sesak nafas akut pada
PPOK, nyeri dada pada jantung iskemik, dll.
Komplikasi jatuh pada lansia :
1. Perlukaan (injury)
Rusaknya jaringan lunak yang sangat nyeri berupa robek atau
tertariknya jaringan otot, robeknya arteri/vena.
Fraktur tulang (pelvis, femur, humerus, lengan bawah, tungkai bawah)
Hematoma subdural
2. Perawatan RS
Komplikasi akibat immobilisasi
Risiko penyakit iatrogenik
3. Disabilitas
4. Kematian
Patah Tulang pada Lansia
Dengan bertambahnya usia terdapat peningkatan hilang tulang secara
linear. Kehilangan ini lebih nyata pada wanita dibanding pria. Tingkat kehilangan
ini sekitar 0,5-1% pertahun dari berat tulang pada wanita menopause dan pria >80
tahun. Hilang tulang ini lebih mengenai bagian trabekula dibanding bagian
korteks.
Sepanjang hidup tulang mengalami perusakan (oleh sel osteoklas) dan
pembentukan (osteoblast) secara bersama, sehingga tulang dapat membentuk
model sesuai dengan pertumbuhan badan (remodelling), sehingga remodelling
sangat cepat pada usia remaja (growth spurt).