case hemoptisis

29
Kepaniteraan Klinik Stase Ilmu Penyakit Dalam RSUD Sekarwangi, Sukabumi – FK UMJ Presentasi Kasus: Hemoptisis Pembimbing: Dr. Indri Savitri Idrus, Sp. P Oleh: Dewi Sri Juliana (2010730128)

Upload: fahmizar-satria-hernanda

Post on 10-Dec-2015

255 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

rvgrfvgnghn

TRANSCRIPT

Page 1: Case Hemoptisis

Kepaniteraan Klinik Stase Ilmu Penyakit DalamRSUD Sekarwangi, Sukabumi – FK UMJ

Presentasi Kasus:Hemoptisis

P e m b i m b i n g : D r . I n d r i S a v i t r i I d r u s , S p . PO l e h : D e w i S r i J u l i a n a ( 2 0 1 0 7 3 0 1 2 8 )

Page 2: Case Hemoptisis

Identitas PasienNama : Tn. T

Usia : 62 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Status Perkawinan : Menikah

Suku : Sunda

Alamat : Nagrak, Sukabumi

Tanggal Masuk : 21 April 2015

Page 3: Case Hemoptisis

Anamnesis Keluhan Utama: Batuk darah sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit.

Riwayat Penyakit Sekarang Sejak ± 3 minggu SMRS pasien mengeluh batuk-batuk. Batuk hilang timbul, namun tidak ada dahak. 1 minggu terakhir, keluhan dirasa semakin memberat, batuk terus-menerus dan adanya dahak berwarna putih kental. Dalam tiga hari terakhir, pasien mengeluh batuk dengan disertai darah dimana dalam satu hari, pasien mengaku sudah tiga kali batuk disertai darah, sebanyak ± ½ aqua gelas, darah berwarna merah segar. Keluhan batuk disertai dengan adanya sesak napas, pusing, lemas, dan merasa panas dingin saat malam hari. Selain itu, berat badan pasien juga terus menurun. Pasien juga mengaku seringkali mudah lelah saat sedang beraktivitas dan nafsu makan yang menurun.

Pada 4 bulan yang lalu, pasien sudah mengalami sesak dan batuk-batuk serupa dengan keluhan yang sekarang. Lalu pasien berobat dan dianjurkan untuk mengonsumsi obat paru secara rutin. Namun, pasien hanya meminum obat selama dua bulan.

BAK dan BAB pasien lancar atau tidak ada gangguan. Mual (-), muntah (-), nyeri ulu hati (-).

Page 4: Case Hemoptisis

Anamnesis Riw. Pengobatan: 4 bulan yang lalu pasien sempat mengkonsumsi obat paru (OAT) selama dua bulan, namun tidak meneruskannya.

Riw. Penyakit dahulu:Keluhan batuk disertai darah baru pertama kali dirasakan oleh pasien.

Pasien tidak memiliki riwayat penyakit keganasan, hipertensi, penyakit jantung, maupun DM.

Riw. Penyakit KeluargaTidak ada riwayat TB paru, penyakit keganasan, hipertensi, dan diabetes mellitus dalam keluarga.

Riw. Kebiasaan: pasien merokok dari usia 20 tahun dalam sehari menghabiskan rokok sebanyak 1 bungkus.

Page 5: Case Hemoptisis

Pemeriksaan FisikKesadaran : Komposmentis, tampak sakit sedang

Tanda-tanda Vital :Tekanan darah : 130/90 mmHg

Frekuensi nadi : 96 kali/menit

Frekuensi napas : 24 kali/menit

Suhu tubuh : 36,9 °C

Page 6: Case Hemoptisis

Rambut

Kuantitas: tipis, berwarna hitamDistribusi: merataTekstur: kasarTidak mudah tercabut

Mata

Konjungtiva Anemis +/+Sklera Ikterik -/-Pupil isokor, ukuran 3mm/3mmReflex Cahaya +/+

Telinga

Sekret -/-Laserasi -/-

Hidung

Sekret -/-Laserasi -/-Deviasi Septum -/-

Leher Pembesaran KGB (-)JVP 5+2 cm H2O

Status Generalis

Page 7: Case Hemoptisis

THORAKS

Inspeksi Bentuk simetris, gerakan kedua dada tidak tertinggal

PalpasiTidak terdapat nyeri tekan, krepitasi, maupun pelebaran sela igaVokal fremitus kanan=kiri

Perkusi 

Perkusi lapang paru sonorBatas paru-hepar SIC V LMCDBatas atas kanan : SIC II LPSDBatas atas kiri : SIC II LPSSBatas bawah kanan: SIC IV LPSDBatas bawah kiri : SIC V 2 jari medial LMCS

Auskultasi

Jantung: Bunyi jantung S1 dan S2 murni, regular. Murmur (-), Gallop (-)

Paru:Vesikular +/+, Rhonki -/-, Wheezing -/-

ABD

OME

N

Inspeksi Datar

Auskultasi Bising usus (+) normal

Perkusi Timpani

Palpasi Supel, nyeri tekan epigastrium (+)

Page 8: Case Hemoptisis

EKST

REMI

TAS

  Dextra Sinistra

Edema -  -

Sianosis - - 

Akral Hangat Hangat

RCT  < 2 dt < 2 dt 

Page 9: Case Hemoptisis

Rencana PemeriksaanPemeriksaan darah rutin

Pemeriksaan foto thorax

Page 10: Case Hemoptisis

Pemeriksaan Penunjang

Hematologi Hasil Nilai Rujukan

Hb 13,9 gr% 13-16

Leukosit 8.800 mm3 4.000-11.000

Trombosit 256.000 mm3 150.000-400.000

Ht 43 % 40-45

Page 11: Case Hemoptisis

DiagnosisHemoptisis e.c suspek TB Paru Putus Obat

Page 12: Case Hemoptisis

02 3 liter/menit jika pasien sesak

IVFD RL 500 cc/8 jam

Ranitidin 2x50 mg IV

Ambroxol 3x30

Cefotaxim 2x1 gram IV

Pemeriksaan sputum BTA

Penatalaksanaan

Page 13: Case Hemoptisis

Quo ad vitam : dubia ad bonam

Quo ad functionam : dubia ad bonam

Quo ad sanationam : dubia ad bonam

Prognosis

Page 14: Case Hemoptisis

Tinjauan Pustaka

Page 15: Case Hemoptisis

DefinisiBatuk darah (hemoptisis) adalah ekspektorasi darah akibat perdarahan pada saluran napas di bawah laring atau perdarahan yang keluar melalui saluran napas bawah laring.

Merupakan suatu gejala atau tanda dari suatu penyakit infeksi.

Batuk darah lebih sering merupakan tanda atau gejala dari penyakit yang mendasari sehingga etiologinya harus dicari melalui pemeriksaan yang lebih teliti.

Page 16: Case Hemoptisis

EtiologiSemua penyebab hemoptisis dapat menyebabkan hemoptisis masif, akan tetapi penyebab terseringnya adalah infeksi (terutama tuberkulosis), bronkiektasis, dan keganasan.

Pada penelitian yang dilakukan di RS Persahabatan 323 pasien hemoptisis di IGD RS Persahabatan didapatkan TB Paru 64,43%, bronkiektasis 16,71%, karsinoma paru 3,4%.

Pada penelitian lain 102 pasien hemoptisis ranap dan IGD RS Persahabatan didapatkan TB Paru 75,6%, bekas TB Paru 16,7%, bronkiektasis 7,8%.

Page 17: Case Hemoptisis
Page 18: Case Hemoptisis

Klasifikasi HemoptisisBercak (Streaking)

Volume darah <15-20cc/24 jam

HemoptisisVolume darah 20 – 600cc/24 jam

Hemoptisis masifVolume darah >600cc/24 jam

PseudohemoptisisBatuk darah dari struktur saluran napas bagian atas (diatas laring) atau dari saluran cerna (gastrointestinal)

Kriteria yang paling banyak dipakai untuk HEMOPTISIS MASIF (RS. Persahabatan 1978):

Apabila pasien mengalami batuk darah lebih dari 600 cc / 24 jam dan dalam pengamatannya perdarahan tidak berhenti.

Apabila pasien mengalami batuk darah kurang dari 600 cc / 24 jam dan tetapi lebih dari 250 cc / 24 jam jam dengan kadar Hb kurang dari 10 g%, sedangkan batuk darahnya masih terus berlangsung.

Apabila pasien mengalami batuk darah kurang dari 600 cc / 24 jam dan tetapi lebih dari 250 cc / 24 jam dengan kadar Hb kurang dari 10 g%, tetapi selama pengamatan 48 jam yang disertai dengan perawatan konservatif batuk darah tersebut tidak berhenti.

Page 19: Case Hemoptisis

No Keadaan Batuk Darah Muntah Darah

1 Prodromal Darah dibatukkan dengan rasa panas di tenggorokan

Darah dimuntahkan dengan rasa mual (Stomach Distress)

2 Onset Darah dibatukkan, dapat disertai dengan muntah

Darah dimuntahkan, dapat disertai dengan batuk

3 Tampilan Darah berbuih Darah tidak berbuih 4 Warna Merah segar Merah tua

5 Isi Lekosit, mikroorganisme, hemosiderin, makrofag Sisa makanan

6 Ph Alkalis Asam

7 Riwayat penyakit dahulu (RPD) Penyakit paru Peminum alkohol, ulcus

pepticum, kelainan hepar

8 Anemis Kadang tidak dijumpai Sering disertai anemis

9 Tinja Blood test (-) / Benzidine Test (-)

Blood Test (+) / Benzidine Test (+)

Page 20: Case Hemoptisis
Page 21: Case Hemoptisis
Page 22: Case Hemoptisis
Page 23: Case Hemoptisis
Page 24: Case Hemoptisis

Penatalaksanaan

Pada pasien hemoptisis non-masif:

Dilakukan monitoring airway, breathing, circulation

Terapi dasar, yaitu istirahat total dengan posisi paru yang mengalami perdarahan di bawah. Refleks batuk ditekan dengan kodein fosfat 30-60mg I.M setiap 4-6 jam selama 24 jam

Terapi spesifik, adalah terapi sesuai dengan penyakit yang mendasari perdarahan tersebut.

Page 25: Case Hemoptisis

Penatalaksanaan

Pada pasien hemoptisis masif:

Langkah 1, Menjaga jalan nafas dan stabilisasi penderita

Langkah 2, mencari penyebab dan sumber perdarahan

Langkah 3, pemberian terapi spesifik Bronkoskopi terapeutik:

Bilas bronkus, Pemberian obat topical, Tamponade endobronkial, fotokoagulasi laser

Terapi non-bronkoskopik:

vasopressin I.V, asam traneksamat, kortikosteroid sistemik, anti tuberkulosis atau anti jamur atau antibiotik Embolisasi Arteri Bronkialis dan Pulmoner Pembedahan

Page 26: Case Hemoptisis

Terapi Pembedahan

Reseksi bedah ditegakkan apabila hemoptisis yang terjadi disebabkan

penyakit keganasan atau trauma dada.

Pada fistula arteri trakealis pembedahan juga menjadi pilihan utama

penatalaksanaan

Atau dapat dilaksanakan operasi jika perdarahan mencapai ±1 L/hari

Menurut Menaldi Rasmin syarat pembedahan adalah:

Diketahui jelas sumber perdarahan

Tidak ada kontra indikasi medik

Setelah dilakukan pembedahan sisa paru masih mempunyai fungsi yang

adekuat ( faal paru adekuat )

Pasien bersedia dilakukan tindakan bedah

Page 27: Case Hemoptisis

KomplikasiTerjadinya asfiksia oleh karena terdapatnya bekuan darah dalam saluran pernapasan.

Jumlah darah yang dikeluarkan selama terjadinya hemoptosis dapat menimbulkan renjatan hipovolemik.

Aspirasi, yaitu keadaan masuknya bekuan darah maupun sisa makanan ke dalam jaringan paru yang sehat bersama inspirasi.

Anemia

Atelektasis

Page 28: Case Hemoptisis

PrognosisTingkatan hemoptisis: hemoptisis yang terjadi pertama kali mempunyai prognosis yang lebih baik.

Macam penyakit dasar yang menyebabkan hemoptisis.

Cepatnya kita bertindak, misalnya bronkoskopi yang segera dilakukan untuk menghisap darah yang beku di bronkus dapat menyelamatkan penderita.

Pengamatan terapi konservatif yang pernah dilakukan di RS Persahabatan Jakarta adalah terapi konservatif noninvasive (medikamentosa). Kematian akibat asfiksia terjadi pada 16 penderita dari 18 orang penderita yang meninggal, sedangkan 2 penderita lainnya mengalami perdarahan hebat

Page 29: Case Hemoptisis

Terima Kasih