case control fix

15
TUGAS FARMAKOEPIDEMIOLOGI PENELITIAN CASE CONTROL Oleh : Nyoman Darpita Wijaya (0908505005) Widyana Sagita Putri (0908505008) Made Dharmesti Wijaya (0908505022) Lia Puspitasari (0908505025) Clarissa Puteri Kangagung (0908505026) A.A.I.A Yuli Tri Utami (0908505055) Pande Putu Septiana Dewi (0908505056) Legis Ocktaviana Saputri (0908505059) Desak Gede Pradnyaniti (0908505066)

Upload: kaoru-sagita

Post on 24-Jul-2015

624 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Case Control FIX

TUGAS FARMAKOEPIDEMIOLOGI

PENELITIAN CASE CONTROL

Oleh :

Nyoman Darpita Wijaya (0908505005)

Widyana Sagita Putri (0908505008)

Made Dharmesti Wijaya (0908505022)

Lia Puspitasari (0908505025)

Clarissa Puteri Kangagung (0908505026)

A.A.I.A Yuli Tri Utami (0908505055)

Pande Putu Septiana Dewi (0908505056)

Legis Ocktaviana Saputri (0908505059)

Desak Gede Pradnyaniti (0908505066)

JURUSAN FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS UDAYANA

2012

Page 2: Case Control FIX

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Definisi

Case control merupakan suatu metode penelitian yang termasuk

dalam golongan studi analitik observasional yang bersifat retrospektif

(backward direction) serta digunakan untuk membandingkan sampel yang

terkena penyakit sebagai kelompok case, dan orang sehat/tanpa penyakit

sebagai kelompok control. Studi ini digunakan untuk mengidentifikasi

faktor-faktor yang bertanggung jawab pada perkembangan terakhir penyakit

atau masalah penggunaan obat. Studi case-control dirancang untuk menilai

hubungan antara kejadian suatu penyakit dan paparannya. Status penyakit

ditentukan terlebih dahulu, baru kemudian mengusut riwayat paparannya ke

belakang. Studi case-control adalah desain utama yang digunakan untuk

menentukan hubungan antara penggunaan obat dan efek sampingnya atau

reaksi sampingnya (Warning et al, 2002).

Gambar 1. Skema Desain Studi Epidemiologi

Page 3: Case Control FIX

1.2. Ruang Lingkup

Pada umumnya penelitian case control bertujuan untuk

mengadakan penelusuran dan mengungkapkan faktor-faktor yang dapat

diperkirakan sebagai penyebab timbulnya penyakit. Karena faktor penyebab

atau resiko timbulnya penyakit belum diketahui secara pasti, maka variable

yang diukur cukup banyak, meliputi kondisi subjek penelitian saat

dilahirkan, pertumbuhan, umur, gejala awal yang mulai timbul, kegiatan

yang telah dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, ada atau tidaknya

keluarga yang pernah menderita penyakit serupa, penggunaan obat tertentu

selama kehamilan, riwayat persalinan, dan lain-lain. Setelah dilakukan

persiapan yang cermat dan akurat, lalu dilakukan pengumpulan data dengan

metode kuantitatif maupun kualitatif menggunakan teknik wawancara

mendalam terhadap penderita dan keluarganya. Wawancara mendalam

merupakan salah satu teknik pengumpulan data dalam studi kualitatif untuk

memperoleh informasi yang mendalam tentang pendapat, persepsi,

penerimaan, atau kepercayaan masyarakat. Analisis data dilakukan secara

kualitatif dan kuantitatif serta mengarah pada perkiraan faktor penyebab

timbulnya penyakit lalu dengan hati-hati ditarik sebuah kesimpulan

(Budiarto, 2004).

Odd Ratio (OR) dan Confidence Interval (CI) merupakan penentu ada

tidaknya hubungan antara paparan dengan objek penelitian . OR merupakan

jumlah kasus dengan paparan dikali jumlah kontrol tanpa paparan

dibandingkan dengan jumlah kasus tanpa paparan dikali jumlah kontrol

dengan paparan.

Jika diperoleh OR > 1 dan CI mencakup 1, maka faktor yang diteliti bukan

faktor resiko (Warning et al, 2002).

1.3. Aplikasi dalam Penelitian Farmakoepidemiologi

Metode case control ini biasanya diaplikasikan dalam penelitian

mengenai penyakit kronis dengan periode laten yang panjang. Metode ini

Page 4: Case Control FIX

memungkinkan peneliti untuk mempelajari beberapa faktor resiko untuk

suatu penyakit, dan dapat menunjukkan hubungannya dalam kesehatan

masyarakat untuk mengurangi penyebaran dari faktor resiko tersebut.

Metode case control ini efisien untuk mempelajari penyakit, dan lebih

mudah dilakukan daripada metode penelitian lainnya karena subjek yang

dibutuhkan lebih sedikit. Kebutuhan sampel yang lebih kecil, serta proses

pengumpulan data yang telah ada sebelumnya, akan menyebabkan

penurunan biaya yang cukup signifikan (Warning et al, 2002).

1.4. Kegunaan Rancangan Penelitian

Penelitian case control digunakan untuk menilai hubungan antara suatu

kejadian penyakit dan paparan (agen penyebab dan faktor resiko) yang

diduga, untuk mencegah atau menyebabkan suatu penyakit. Penelitian case

control merupakan desain utama dalam suatu penelitian untuk menentukan

hubungan antara penggunaan obat dan efek samping yang tidak diinginkan.

Tujuan lain dari penelitian ini adalah untuk mengadakan penelusuran dan

mengungkapkan faktor-faktor yang dapat diperkirakan sebagai penyebab

timbulnya penyakit baru yang belum diketahui sebab dan mekanisme

terjadinya. Misalnya, melakukan penelusuran terhadap perkiraan faktor

penyebab timbulnya AIDS pada awal ditemukannya penyakit itu (Budiarto,

2004).

Page 5: Case Control FIX

BAB II

CONTOH JURNAL HASIL PENELITIAN

Judul jurnal:

Use of Proton Pump Inhibitors and H2 Blockers and Risk of Pneumonia in

Older Adults: A Population-Based Case-Control Study

Page 6: Case Control FIX

BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Jenis Rancangan Penelitian

Penelitian pada jurnal yang berjudul Use of Proton Pump Inhibitors and

H2 Blocker and Risk of Pneumonia in Older Adults: a Population-based Case-

control Study, menggunakan jenis rancangan penelitian case-control. Studi

analitikal observasional ini meneliti hubungan antara penggunaan PPIs dan H2

blocker dengan resiko community-acquired pneumonia (CAP) menggunakan data

dari studi sebelumnya yang mana semua kasus pneumonia divalidasi dan

informasi detail dikumpulkan dari rekam medis tentang faktor – faktor potensial

yang dapat mempengaruhi atau menyebabkan terjadinya penyakit ini.

3.2. Cara Pengumpulan Data

Populasi diambil dari anggota Group Health (GH) di Washington, USA,

yang berumur 65-94 tahun, yaitu sebanyak 53.929 orang. Dari populasi tersebut,

hanya diambil subjek yang memenuhi persyaratan administratif yaitu menjadi

anggota GH secara kontinu sekurang-kurangnya selama 2 tahun sehingga

didapatkan 46.824 orang (87%). Dugaan kasus ditentukan menggunakan

International Classification of Disease, versi 9 (ICD-9) dan diperoleh 4006

subjek. Kasus CAP valid sejumlah 1481 orang dilihat dari laporan foto rontgen

dan rekam medis. 308 orang yang tidak memenuhi syarat (bekerja pada institusi

tertentu atau immunodepresi) disingkirkan sehingga didapat 1173 kasus yang

valid. Kontrol yang digunakan adalah subjek yang tidak menderita pneumonia.

Page 7: Case Control FIX

Berikut adalah bagan pemilihan case dan control dari penelitian tersebut:

Gambar 2. Bagan Pemilihan case dan control penelitian (Dublin, 2010)

3.3. Interpretasi Hasil

Pada tabel diatas dapat dilihat resiko dari CAP dalam hubungannya dengan

penggunaan PPIs dan H2 blockers. Diantara orang – orang yang menderita

pneumonia, 21,4% (241 dari 1125) merupakan orang – orang yang saat ini

menggunakan PPIs atau H2 blocker, dibandingkan dengan 15,7% kontrol (350

dari 2235). OR yang disesuaikan hanya untuk variabel yang sesuai yaitu 1,56

(95% CI, 1,34 – 1,81) dibandingkan penggunaan saat ini dengan yang tidak

menggunakan , tetapi penyesuaian lebih lanjut mengakibatkan OR mendekati 1

(OR 1.03, 95%CI 0.86-1.24). OR yang dihasilkan menunjukkan nilai lebih besar

Page 8: Case Control FIX

dari 1 dengan nilai 95%CI lebih besar dari 1 pula, sehingga dapat disimpulkan

bahwa penggunaan PPIs dan H2 blocker tidak memiliki pengaruh resiko terhadap

CAP.

Penggunaan PPI tunggal adalah sebesar 12% (132/1125) unuk kasus dan

7% (160/2235) untuk kontrol (OR 1.13, 95% CI 0.88-1.44). Sebagian besar dari

analisis dalam penelitian ini dilakukan tanpa mempertimbangkan rekam medis

maupun identifikasi kovariat. Maka untuk mengetahui dampak dari aspek-aspek

desain penelitian ini dilakukan pula analisis dengan pertimbangan data

administrasi dan data kefarmasian. Dengan pembatasan pada penyakit lain,

dengan definisi kovariat pada data administrasi dan data kefarmasian (meliputi:

penyakit paru kronis, gagal jantung kongestif, penyakit cerebrovaskular,

paraplegia, infark miokardial, demensia, penyakit ginjal, malignansi, penyakit hati

yang parah maupun tidak, diabetes, jumlah kunjungan pasien rawat jalan, dan

penggunaan bronkodilator inhalasi atau kortikosteroid oral maupun inhalasi)

didapatkan taksiran resiko semakin menjauhi nilai null (OR 1.32, 95% CI 1.17-

1.49 untuk penggunaan PPI dibandingkan dengan yang tidak menggunakannya).

3.4. Kelebihan dan Kekurangan Penelitian

a. Kelebihan

Case control lebih efesien dibandingkan cohort karena memerlukan

sampel dalam jumlah kecil.

Sampel untuk studi case-control lebih mudah untuk ditentukan, lebih

mudah untuk memastikan bahwa kasus dan kontrol berasal dari sumber

populasi yang sama.

Lebih mudah untuk mengumpulkan informasi tentang paparan yang

berasal dari rekam medis dan spesimen biologi dari sampel.

b. Kekurangan

Kasus dan kontrol tidak mewakili semua kasus yang benar-benar terjadi.

Adanya kemungkinan kesalahan dalam klasifikasi karena ada

kemungkinan subjek penelitian yang mendapatkan H2 blocker pada non-

Page 9: Case Control FIX

GH pharmacy atau menebus resep untuk obat penekan asam tetapi tidak

benar-benar dikonsumsi.

Peneliti hanya mengikutsertakan kasus yang terjadi pada 8 bulan setiap

tahun penelitian (bukan 12 bulan) sehingga dapat menimbulkan bias

apabila hubungan antara obat penekan asam dengan pneumonia dapat

dipengaruhi oleh musim.

Besarnya sampel tidak memungkinkan kita untuk melakukan analisis

yang terstrata dengan baik.

Peneliti mengabaikan kenaikan yang tidak signifikan pada resiko

pneumonia yang berhubungan dengan pemakaian PPI. Namun demikian

dapat dihargai bahwa metode yang digunakan itu menghasilkan perkiraan

hasil yang lebih kecil daripada penelitian sebelumnya dengan hasil yang

positif.

Page 10: Case Control FIX

BAB IVKESIMPULAN

Beberapa studi sebelumnya melaporkan peningkatan risiko radang paru-

paru yang terkait dengan penggunaan obat acidsuppressing saat ini, khususnya

PPI, berdasarkan data yang dikumpulkan dan disesuaikan dengan informasi yang

lebih rinci dan akurat tentang radang paru-paru dan confounding factor. Secara

keseluruhan, bukti yang ada saat ini tidak mendukung bahwa radang paru

berhubungan dengan peningkatan risiko penggunaan obat acid-suppressive.

Page 11: Case Control FIX

DAFTAR PUSTAKA

Budiarto, Eko. 2004. Metodelogi Penelitian Kedokteran. Jakarta: EGC.

Warning, B., M. Montage., W.W. McCloskey., R.A. Maki. 2002. Pharmacoepidemiology: Principles and Practice. Mc Graw Hill: Medical Publishing Division

Dublin, Sascha, et al. 2010. Use of Proton Pump Inhibitors and H2 Blockers and Risk of Pneumonia in Older Adults: A Population-Based Case-Control Study. Pharmacoepidemiology and drug safety; 19: 792–802.