case bblsr edit

Upload: adelita-yuli-hapsari

Post on 09-Jan-2016

55 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

BBLSR, neonatal preterm, infeksi neonatus, asfiksia sedang

TRANSCRIPT

LAPORAN KASUS:NEONATUS PRETERM DENGAN BERAT BAYI LAHIR SANGAT RENDAH DENGAN GANGGUAN PERNAFASAN

Pembimbing :dr. Herry Susanto, Sp.A

Disusun oleh :Adelita Yuli Hapsari030.10.003

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAKRUMAH SAKIT UMUM DAERAH KARDINAHPERIODE 10 AGUSTUS 2015 s/d 16 OKTOBER 2015FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTIJAKARTALEMBAR PENGESAHAN

Laporan Kasus dengan judul NEONATUS PRETERM BERAT BAYI LAHIR SANGAT RENDAH DENGAN GANGGUAN PERNAFASAN

Telah diterima dan disetujui oleh pembimbing, dr. Herry Susanto, Sp.Asebagai syarat untuk menyelesaikan kepaniteraan klinik Ilmu Kesehatan Anakdi RSUD Kardinah periode 10 Agustus 2015 16 Oktober 2015

Tegal, September 2015

(dr. Herry Susanto,Sp.A)

STATUS PASIEN LAPORAN KASUSKEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAKRUMAH SAKIT UMUM DAERAH KARDINAH KOTA TEGAL

Nama Mahasiswa: Adelita yuli HapsariDokter Pembimbing: dr. Herry S.Sp.ANIM: 030.10.003 Tanda tangan :

I. IDENTITAS PASIEN

DATAPASIENAYAH IBU

NamaBy. RTn. WNy. R

Umur7 hari24 tahun25 tahun

Jenis KelaminLaki-LakiLaki-lakiPerempuan

AlamatJl. Pala 1b, No. 18 Mejasem Barat

AgamaIslamIslamIslam

Suku BangsaJawaJawaJawa

Pendidikan-S1S1

Pekerjaan-PNSGuru

Penghasilan-Rp.2.500.000,-Rp.500.000-

KeteranganHubungan orangtua dengan anak adalah anak kandung

Asuransi BPJS non-PBI

No. RM796098

II. ANAMNESIS Anamnesis dilakukan secara alloanamnesis dengan ibu kandung dan ayah pasien pada hari Rabu, tanggal 09 September 2015, pukul 14.30 WIB, di NICU RSU Kardinah. a. Keluhan UtamaSesak nafas

b. Riwayat Penyakit SekarangPasien seorang bayi laki-laki usia 1 hari, datang ke PONEK RSU Kardinah tanggal 02 September 2015, dirujuk dari RSIA Palaraya dengan neonatus preterm, asfiksia sedang dan BBLSR (Bayi Berat Lahir Sangat Rendah). Bayi lahir tanggal 02 September 2015 (2 jam SMRS) secara spontan, ibu G1P0A0 hamil 29 minggu, keadaan bayi saat lahir yaitu air ketuban jernih dan skor APGAR 5-6-7, dengan berat lahir 1350 gram, panjang badan 39cm. Saat datang keadaan bayi sesak, merintih, menangis kurang kuat dan gerakan kurang aktif, dan sedikit sianosis.Saat usia kehamilan 6 bulan, ibu pasien Ny. R, mengeluh terdapat flek berwarna coklat tua dan keputihan yang hilang timbul dan disertai sedikit nyeri dibagian perut bawah. Ibu pasien sudah memeriksakan ke dokter dan dikatakan kandungan dalam keadaan sehat, dan ibu pasien hanya cukup istirahat selama 3 hari. Selama hamil, ibu pasien pernah mengalami batuk pilek namun hanya beberapa hari dan sembuh dengan obat dari dokter. Riwayat demam, mual-muntah, diare/bab cair, nyeri kepala, dan lain lain disangkal.Satu hari sebelum masuk rumah sakit, tanggal 31 agustus 2015 ibu pasien mulai terasa mulas-mulas sekitar pukul 19.30 WIB, ibu pasien mengaku tidak keluar air-air, namun hanya keluar sedikit lendir, kemudian langsung dilarikan ke RSIA Palaraya. Di RSIA Palaraya ibu pasien diobservasi selama 1x24 jam, Ibu pasien mengaku ketuban belum pecah, dan ketuban mulai pecah beberapa menit sebelum bayi lahir. Bayi lahir secara pervaginam dan pada tanggal 2 september 2015 pukul 00.38 WIB bayi lahir.Menurut ayah pasien, pasien menangis kuat setelah lahir, pasien belum mendapat ASI, gerak aktif dan kulit belum kebiruan. Setelah 45 menit dibersihkan dan diobservasi, pasien dilarikan ke RSU Kardinah untuk mendapatkan fasilitas dan penanganan untuk bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR). Pasien hanya diberikan sungkup oksigen dan dibawa dengan menggunakan ambulans ke RSU Kardinah, selama perjalanan ayah pasien mengaku tidak ada henti nafas. Sesampainya di PONEK IGD RSU Kardinah pada tanggal 2 september 2015 pukul 02.05 WIB. Pasien diperiksa dan diobservasi. Selama observasi pasien tampak sesak, merintih, tampak kebiruan (sianosis), sedikit kuning, terdapat retraksi dada, namun gerak masih aktif sehingga pasien dipasang monitor, infus, oksigen, dirawat dalam inkubator dan dipindahkan ke NICU. Selama perawatan di NICU bayi diobservasi. Dalam 24 jam pasien dapat buang air besar dan buang air kecil, asupan ditunda. Tidak terdapat kelainan bawaan. Selama perawatan di NICU bayi dipasangkan CPAP kanul.

c. Riwayat Penyakit DahuluPada pasien riwayat penyakit dahulu belum dapat dievaluasi.

d. Riwayat Penyakit Keluarga Ibu pasien mengaku bahwa ayah pasien lahir saat usia kehamilan 7 bulan. Ibu pasien memiliki riwayat asma dan alergi makanan tertentu. Riwayat penyakit tekanan darah tinggi, kencing manis, penyakit jantung dan paru disangkal.

e. Riwayat Lingkungan Perumahan Kepemilikan rumah yaitu rumah orang tua. Pasien tinggal bersama kedua orang tua dan neneknya. Rumah berukuran 7 x 15 m, beratap genteng, berlantai ubin, dan berdinding tembok. Dasar atap terpasang plafon. Kamar tidur berjumlah 2, kamar mandi berjumlah 1, terdapat dapur dan ruang keluarga. Penerangan rumah bersumber listrik dan dan air minum dari PAM. Jarak septic tank dengan rumah sekitar 10 meter. Limbah rumah tangga tersalur di selokan di dalam rumah dengan aliran lancar. Selokan dibersihkan sebulan sekali. Cahaya matahari dapat masuk ke dalam rumah, lampu tidak dinyalakan pada siang hari. Jika jendela dibuka maka udara dalam rumah tidak pengap. Kesan: Keadaan lingkungan rumah dan sanitasi baik, ventilasi dan pencahayaan baik.

f. Riwayat Sosial Ekonomi Ayah pasien bekerja sebagai pegawai PNS, berpenghasilan kurang-lebih Rp.2.500.000,- per bulan. Ibu pasien adalah seorang guru BK berpenghasilan Rp.500.000,- per bulan. Ayah menanggung nafkah 2 orang yaitu 1 orang istri dan 1 orang anak. Biaya pengobatan ditanggung lewat BPJS non-PBI.Kesan: Riwayat sosial ekonomi baik.g. Riwayat Kehamilan dan Pemeriksaan PrenatalIbu memeriksakan kehamilan secara teratur di dokter kebidanan sebulan sekali secara rutin. Ibu pasien mengaku belum dilakukan imunisasi TT. Ibu pasien pernah mengalami batuk pilek selama seminggu namun sembuh dengan pengobatan dokter. Selama memeriksakan kandungan, janin dalam keadaan baik, dan besar kandungan sesuai dengan usia kehamilannya. Riwayat demam, perdarahan, hipertensi, kencing manis, riwayat minum obat tanpa resep dokter dan jamu-jamuan selama hamil disangkal. Selama hamil ibu makan 3x sehari berupa nasi, lauk pauk, sayur dan buah-buahan.Kesan: Perawatan antenatal baik, kualitas dan kuantitas nutrisi selama kehamilan baik.

h. Riwayat Persalinan 1. Tempat kelahiran: RSIA Palaraya2. Penolong persalinan: Dokter SpOG3. Cara persalinan: Pervaginam 4. HPHT/ TP: 18 Februari 2015 / 25 November 20155. Masa gestasi: 29 minggu G1P0A06. Air ketuban: Jernih7. Berat badan lahir: 1350 gram8. Panjang badan lahir: 39 cm9. Lingkar kepala: 28 cm10. Langsung menangis: Ya11. Nilai APGAR: 5-6-712. Plasenta: Lengkap, tidak ada kelainan13. Kelainan bawaan: Tidak adaKesan: Neonatus preterm, BBLSR, lahir pervaginam, asfiksia sedang, observasi infeksi neonatus.

i. Riwayat Pemeliharaan PostnatalPemeliharaan setelah kelahiran belum dapat dievaluasi.

j. Corak Reproduksi IbuIbu P1A0, anak pertama berusia 7 hari (pasien) dengan berat bayi lahir sangat rendah.

k. Riwayat Keluarga Berencana Ibu pasien mengaku saat ini tidak menggunakan kontrasepsi.

l. Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Pertumbuhan Berat badan lahir 1350gr, panjang badan lahir 39cm, lingkar kepala 28 cm Perkembangan Riwayat perkembangan belum dapat dievaluasi.

m. Riwayat Makan dan Minum Anak Riwayat makan dan minum belum dapat dievaluasi.

n. Riwayat Imunisasi Pasien belum pernah diimunisasi sejak lahir karena keadaannya sejak lahir tidak sehat sehingga imunisasi ditunda.Kesan: Belum dilakukan imunisasi dasaro. Silsilah/ Ikhtisar Keturunan

Keterangan: Laki-lakiPerempuan PasienIII. PEMERIKSAAN FISIKPemeriksaan fisik dilakukan pada hari Rabu, tanggal 9 September 2015, pukul 14.30 WIB, di NICU RSU Kardinah.a. Kesan UmumBayi kecil: (+), tampak lemas

Menangis: Kurang kuatKejang(-)

Gerak: Kurang aktifPucat(-)

Retraksi: SubkostalIkterik(+)

Sianosis: (+)

b. Tanda Vital Tekanan darah: Tidak dilakukanNadi : 152 x/menit, regulerLaju nafas : 32 x/menitSuhu : 36.8 C (aksila)SpO2: 98%

c. Data AntropometriBerat badan: 1350 kgPanjang badan: 39 cmLingkar kepala: 34cm

d. KulitInspeksi: Warna kulit merah muda, sedikit ikterik, lanugo (+) menipisPalpasi: Turgor kulit baik

e. Kepala dan wajah Kepala: Mesosefali, lingkar kepala 28 cm: UUB teraba datar, tegang (-), molase (+): Kaput suksedaneum (-), sefal hematom (-): Rambut hitam, tipis, terdistribusi merata, tidak mudah dicabutWajah: Normal, simetrisMata: Mata cekung (-/-), edema palpebra (-/-): Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-): Katarak kongenital (-/-), glaukoma kongenital (-/-)Telinga: Normotia, sekret (-/-), recoil (segera/segera)Hidung : Bentuk normal, deformitas (-), deviasi (-): Napas cuping hidung (+) ringan: Sekret (-/-), darah (-/-)Mulut: Kering (+), sianosis (-), pucat (-), trismus (-): Stomatitis (-), bercak putih di lidah dan mukosa (-): Labioschizis (-), palatoschizis (-)f. Leher: Pendek, pergerakan lemah, tumor (-), tanda trauma (-)g. ToraksParu Inspeksi: Bentuk dada simetris kanan dan kiri: Kulit merah muda, tidak ada efloresensi bermakna: Sternum dan iga normal: Retraksi subcostal (+) ringan: Gerak napas simetris, tidak ada hemithoraks yang tertinggal Palpasi: Simetris, tidak ada hemithoraks yang tertinggal: Areola mammae penuh, benjolan 1-2 mm Perkusi: Pemeriksaan tidak dilakukan Auskultasi: Vesikuler, ronki basah halus (-/-), wheezing (-/-)Jantung Inspeksi: Ictus cordis tidak terlihat Palpasi: Ictus cordis tidak teraba Perkusi: Tidak dilakukan pemeriksaan Auskultasi: S1-S2 reguler, murmur (-), gallop (-)h. Abdomen Inspeksi: Datar, tali pusat terawat: Warna kulit merah muda, pucat (-), ikterik (+) minimal Palpasi: Supel: Hepar dan lien tidak teraba Perkusi: Timpani Auskultasi: Bising usus (+) i. Vertebrae: Spina bifida (-), meningocele (-)j. Urogenital: Laki-laki, testis belum turun sempurna k. Anus dan rectum: Anus (+), diaper rash (-)l. Ekstremitas: Keempat ekstremitas lengkap, simetrisSuperiorInferior

Deformitas- /-- /-

Akral dingin- /--/-

Akral sianosis- /-- /-

Ikterik+/+- /-

CRT< 2 detik 80 x/menit

RetraksiTidak ada retraksiRetraksi ringanRetraksi berat

SianosisTidak sianosisSianosis hilang dengan O2Sianosis menetap walaupun diberi O2

Air EntryUdara masukPenurunan ringan udara masukTidak ada udara masuk

MerintihTidak merintihDapat didengar dengan stethoscopeDapat didengar tanpa alat bantu

Down score 2 gangguan pernafasan ringan

5. Bell Squash Score Partus tindakan (SC, vakum, sungsang) Ketuban tidak normal Kelainan bawaan Asfiksia Preterm BBLR Infus tali pusat Riwayat penyakit ibu Riwayat penyakit kehamilan

Bell Squash score 3 observasi neonatal infeksi

6. Gupte ScorePrematuritas3Hasil3-5 Screening NI 5 NI

Cairan amnion berbau busuk2

Ibu demam2

Asfiksia2

Partus lama1

Vagina tidak bersih2

KPD1

Total score5

Kesan : Neonatal Infeksi

V. PEMERIKSAAN PENUNJANG Laboratorium Darah 2 September 2015 jam WIB

PemeriksaanHasilSatuanNilai Rujukan

Leukosit11.1103/ul5.0-20.0

Eritrosit4.5106/ul3.7-6.5

Hemoglobin15.7g/dl14.9-23.7

Hematokrit44.3 ()%47-75

RDW14.8 ()%11.5-14.5

MCV98U84-128

MCH34.7Pcg25-36

MCHC35.4 ()g/dl26-34

Trombosit198103/ul229-553

Glukosa Sewaktu62 ()mg/dl70-160

CRP(-)Negatif

Hitung Jenis

Basofil-0-1

Eosinofil11-5

Netrofil-17-60

Limfosit30.120-70

Monosit19.7()1-11

Laboratorium Darah 4 November 2014 jam 08.47 WIB (NICU)

PemeriksaanHasilSatuanNilai Rujukan

Bilirubin Total10.10mg/dl1.5-12

Bilirubin Direk1.37 ()mg/dl0-0.25

Laboratorium Darah 6 November 2014 jam 08.47 WIB (NICU)

PemeriksaanHasilSatuanNilai Rujukan

Bilirubin Total6.32mg/dl1.5-12

Bilirubin Direk0.56mg/dl0-0.25

Foto Toraks AP 7 November 2015 (Dahlia) Corakan retriculer (+) Sillhoute sign (+) Cor CTR < 0.5Kesan : susp. HMD grade 2

VI. DAFTAR MASALAHDaftar masalah pada kasus ini berdasarkan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Dari hasil anamnesis didapatkan bahwa pasien lahir pada usia kehamilan 29 minggu secara pervaginam. Bayi lahir merintih dengann APGAR skor 5-6-7. Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan berat bayi lahir 1350gram dan panjang 39cm dengan lingkap kepala 28 cm dan air ketuban jernih. Menurut kurna Lubchenko, bayi lahir kurang bulan dan sesuai masa kehamilan. Menurut kurva fenton, panjang badan, berat badan sesuai rata-rata, dengan lingkar kepala mesosefali. Lalu adanya pernafasan yang cepat, retraksi dinding dada, sianosis, merintih menunjukkan adanya gangguan pernafasan. Asfiksia sedang BBLSR Neonatal infeksi Preterm

VII. DIAGNOSIS BANDINGGangguan Pernafasan Faktor Janin Faktor ibu Faktor Plasenta

Bayi berat lahir sangat rendah Prematuritas murni Dismaturitas

Neonatus preterm Bayi sesuai untuk masa kehamilan Bayi kecil untuk masa kehamilan Bayi besar untuk masa kehamilan

Hiperbilirubinemia Fisiologis Non-fisiologis

Observasi infeksi neonatus Infeksi post-natal Infeksi durante natal Infeksi ante-natal

VIII. DIAGNOSIS KERJA a. Neonatus preterm BBLR bayi sesuai masa kehamilanb. Gangguan Pernafasanc. Observasi infeksi neonatus

IX. TATALAKSANA Medikamentosa IVFD D5%-1/4NS 3.5cc/jam Inj Pycin 2 x 75 mg Inj Aminophilin 3x 2 mg Inj Ca Gluconas 1 x 0.3 mg O2 CPAP PEEP 6cmH2O/ FiO2 30%

Non-Medikamentosa Rawat intensif, monitor tanda vital, sesak dan kejang Oksigenasi menggunakan CPAP Nasal Pasang OGT Diet : ASI = 8x2,5-5cc (sonde) Fototerapi 24 jam Edukasi keluarga pasien mengenai penyakit, terapi dan komplikasi yang mungkin terjadi.

X. PROGNOSIS Quo ad vitam: Dubia ad bonam Quo ad sanationam: Dubia ad bonam Quo ad functionam: Dubia ad bonam

XI. SARAN PEMERIKSAAN Analisa gas darah IT ratioXII. PERJALANAN PENYAKIT2 September 2015Hari perawatan ke-0Saat di UGD02.05

2 September 2015Hari perawatan ke-0Saat di Dahlia06.003 September 2015Hari perawatan ke-1Dahlia06.00

SPB dari RSIA Palaraya dengan asfiksia sedang, Demam (-)Kejang (-) Sesak (+)BAB (-)BAK (-)Pucat (-)Sianosis (+)Ikterik (-)Merintih (+)ASI (-)Refleks hisap (-)Demam (-)Kejang (-) Sesak (+)BAB (-)BAK (-)Pucat (-)Sianosis (-)Ikterik (-)Merintih (+)ASI (-)Refleks hisap (-)Demam (-), Kejang (-) Sesak (-) BAB (-)BAK (-)Pucat (-), Sianosis (-)Ikterik (+)Merintih (-), ASI (-)Refleks hisap (-)

OKU:Menangis kurang kuat/gerak kurang aktif, retraksi (+) subcostalN: 155x/mP : 62x/mS : 36oCBB 1359 gr Kepala: Mesosefali, UUB datar, tegang(-), molase(-)Mata: CA (-/-), SI (-/-)Toraks:SN vesikuler, Rh-/-,Wh-/-S1-S2 reg, M(-), G(-) Retraksi (+) ringanAbdomen: Supel, BU (+) Ekstremitas: dbn

KU: Menangis kurang kuat/gerak kurang aktif, retraksi (+) subcostalN: 132x/mP : 44x/mS : 36.3oCBB 1380 gr Kepala: Mesosefali, UUB datar, tegang(-), molase(-)Mata: CA (-/-), SI (-/-)Toraks: SN vesikuler, Rh-/-,Wh-/-S1-S2 reg, M(-), G(-) Retraksi (+) ringanAbdomen: Supel, BU (+) Ekstremitas: dbnKebutuhan cairan: 1.3 x 80 = 104 cc/hariKU: Menangis kurang kuat/gerak kurang aktif, retraksi (-) subcostalN 140x/mRR 64x/mS 35.8oCBB 1180 gr Kepala:Mesosefali, UUB datar, tegang(-), molase(-)Mata: CA (-/-), SI (-/-)Toraks: SN vesikuler, Rh-/-,Wh-/-S1-S2 reg, M(-), G(-) Retraksi (-)Abdomen: Supel, BU (+) Ekstremitas: dbnKebutuhan cairan : 1.1x100 =110cc/hari

ABBLSR, Asfiksia sedang Obs. neonatal infectionNeonatus pre-term

BBLSRAsfiksia sedangObs. Neonatal infection Neonatus pre-term

BBLRAsfiksia sedangObs. Neonatal infection Neonatus pre-term

PO2 CPAPIVFD D5% 10 tpmInjeksi :-Pycin 2 x 75 mg-Aminophilin 3x 2 mg-Ca Gluconas1 x 0.3 mgO2 CPAPIVFD D5% 7 tpmInjeksi :-Pycin 2 x 75 mg-Aminophilin 3x 2 mg-Ca Gluconas1 x 0.3 mg

Sibital 1x0.3 ml (25-50) k/p

Diet : tundaCek darah rutin dan GDSO2 CPAPIVFD D5% 10 tpmInjeksi :-Pycin 2 x 75 mg-Aminophilin 3x 2 mg-Ca Gluconas1 x 0.3 mg

OGTDiet dicoba ASI : 8x2,5-5cc (sonde)

4 September 2015Hari perawatan ke-2Saat di Dahlia5 September 2015Hari perawatan ke-3Saat di Dahlia6 September 2015Hari perawatan ke-4Dahlia

SDemam (-)Kejang (-) Sesak (-)BAB (-)BAK (-)Pucat (-)Sianosis (-)Ikterik (-)Merintih (+)ASI (-)Refleks hisap (-)Demam (-)Kejang (-) Sesak (+)BAB (-)BAK (-)Pucat (-)Sianosis (-)Ikterik (+)Merintih (-)ASI (-)Refleks hisap (-)Demam (-)Kejang (-) Sesak (+) BAB (-)BAK (-)Pucat (-), Sianosis (-)Ikterik (-)Merintih (-)ASI (-)Refleks hisap (-)

OKU:Menangis kurang kuat/gerak kurang aktif, retraksi (+) subcostalN: 141x/mP : 56X/mS : 35oCBB 1185 gr Kepala: Mesosefali, UUB datar, tegang(-), molase(-)Mata: CA (-/-), SI (-/-)Toraks:SN vesikuler, Rh-/-,Wh-/-S1-S2 reg, M(-), G(-) Retraksi (-)Abdomen: Supel, BU (+) Ekstremitas: dbnKebutuhan cairan: 1.3 x 90 = 99 cc/hari

KU: Menangis kurang kuat/gerak kurang aktif, retraksi (-) subcostalN: 142x/mP : 38x/mS : 36.4oCBB 1180 gr Kepala: Mesosefali, UUB datar, tegang(-), molase(-)Mata: CA (-/-), SI (-/-)Toraks: SN vesikuler, Rh-/-,Wh-/-S1-S2 reg, M(-), G(-) Retraksi (+) ringanAbdomen: Supel, BU (+) Ekstremitas: dbnKebutuhan cairan: 1.1x100 =110cc/hariKU: Menangis kurang kuat/gerak kurang aktif, retraksi (-) subcostalN 140x/mRR 80x/mS 35oCBB 1180 gr Kepala:Mesosefali, UUB datar, tegang(-), molase(-)Mata: CA (-/-), SI (-/-)Toraks: SN vesikuler, Rh-/-,Wh-/-S1-S2 reg, M(-), G(-) Retraksi (-)Abdomen: Supel, BU (+) Ekstremitas: dbnKebutuhan cairan :1.1x100 =110cc/hari

ABBLSR, Asfiksia sedang Obs. neonatal infectionNeonatus pre-term

BBLSRAsfiksia sedangObs. Neonatal infection Neonatus pre-termHiperbilirubinemia

BBLRAsfiksia sedangObs. Neonatal infection Neonatus pre-termHiperbilirubinemia

PO2 CPAPIVFD D5% 7 tpmInjeksi :-Pycin 2 x 75 mg-Aminophilin 3x 2 mg-Ca Gluconas1 x 0.3 mgEXTRA: D10% 2ml/kg

OGTDiet ASI/PASI:8x2.5-5cc (sonde)GDSO2 CPAPIVFD D5% 7 tpmInjeksi :-Pycin 2 x 75 mg-Aminophilin 3x 2 mg-Ca Gluconas1 x 0.3 mg

OGTDiet dicoba ASI : 8x2,5-5cc (sonde)Fototerapi 24 jamO2 CPAPIVFD D5% 7 tpmInjeksi :-Pycin 2 x 75 mg-Aminophilin 3x 2 mg-Ca Gluconas1 x 0.3 mg

OGTDiet dicoba ASI : 8x2,5-5cc (sonde)

7 September 2015Hari perawatan ke-5Saat di Dahlia8 September 2015Hari perawatan ke-6Saat di Dahlia9 September 2015Hari perawatan ke-7Dahlia

SDemam (-)Kejang (-) Sesak (+)BAB (-)BAK (-)Pucat (-)Sianosis (-)Ikterik (+)Merintih (-)ASI (-)Refleks hisap (-)Demam (-)Kejang (-) Sesak (+)BAB (-)BAK (-)Pucat (-)Sianosis (-)Ikterik (+)Merintih (-)ASI (-)Refleks hisap (-)Demam (-)Kejang (-) Sesak (+) BAB (+)BAK (+)Pucat (-)Sianosis (-)Ikterik (+)Merintih (-)ASI (-)Refleks hisap (+)

OKU:Menangis kurang kuat/gerak kurang aktif, retraksi (+) subcostalN: 135x/mP : 35x/mS : 35oCBB 1140 gr Kepala: Mesosefali, UUB datar, tegang(-), molase(-)Mata: CA (-/-), SI (-/-)Toraks:SN vesikuler, Rh-/-,Wh-/-S1-S2 reg, M(-), G(-) Retraksi (-)Abdomen: Supel, BU (+) Ekstremitas: dbnKebutuhan cairan: 1.1x120 = 132 cc/hariKU: Menangis kurang kuat/gerak kurang aktif, retraksi (+) subcostalN: 160x/mP : 40x/mS : 36.1oCBB 1145 gr Kepala: Mesosefali, UUB datar, tegang(-), molase(-)Mata: CA (-/-), SI (-/-)Toraks: SN vesikuler, Rh-/-,Wh-/-S1-S2 reg, M(-), G(-) Retraksi (+) ringanAbdomen: Supel, BU (+) Ekstremitas: dbnKebutuhan cairan: 1.1 x130 = 143 cc/hariKU: Menangis kurang kuat/gerak kurang aktif, retraksi (-) subcostalN 144x/mRR 40x/mS 36oCBB 1140 gr Kepala:Mesosefali, UUB datar, tegang(-), molase(-)Mata: CA (-/-), SI (-/-)Toraks: SN vesikuler, Rh-/-,Wh-/-S1-S2 reg, M(-), G(-) Retraksi (-)Abdomen: Supel, BU (+) Ekstremitas: dbnKebutuhan cairan :1.1x140 =154cc/hari

ABBLSRAsfiksia sedang Obs. neonatal infectionNeonatus pre-term Hiperbilirubinemia

BBLSRAsfiksia sedangObs. Neonatal infection Neonatus pre-term

BBLRAsfiksia sedangObs. Neonatal infection Neonatus pre-termHiperbilirubinemia

PO2 CPAPIVFD D5% 7 tpmInjeksi :-Pycin 2 x 75 mg-Aminophilin 3x 2 mg-Ca Gluconas1 x 0.3 mgEXTRA: D10% 2ml/kg

OGTDiet ASI/PASI:8x2.5-5cc (sonde)Fototerapi 24 jamO2 CPAPIVFD D5% 7 tpmInjeksi :-Pycin 2 x 75 mg-Aminophilin 3x 2 mg-Ca Gluconas1 x 0.3 mg

OGTDiet dicoba ASI : 8x2,5-5cc (sonde)

O2 CPAPIVFD D5% 7 tpmInjeksi :-Pycin 2 x 75 mg-Aminophilin 3x 2 mg-Ca Gluconas1 x 0.3 mg

OGTDiet dicoba ASI : 8x2,5-5cc (sonde) Fototerapi 24 jam

10 September 2015Hari perawatan ke-8Saat di UGD11 September 2015Hari perawatan ke-9Saat di Dahlia12 September 2015Hari perawatan ke-10Dahlia

SDemam (-)Kejang (-) Sesak (+)BAB (-)BAK (-)Pucat (-)Sianosis (-)Ikterik (+)Merintih (-)ASI (-)Refleks hisap (+)Demam (-)Kejang (-) Sesak (+)BAB (-)BAK (-)Pucat (-)Sianosis (-)Ikterik (+)Merintih (-)ASI (-)Refleks hisap (+)Demam (-)Kejang (-) Sesak (+) BAB (+)BAK (+)Pucat (-)Sianosis (-)Ikterik (+)Merintih (-)ASI (-)Refleks hisap (+)

OKU:Menangis kurang kuat/gerak kurang aktif, retraksi (+) subcostalN: 136x/mP : 48x/mS : 35oCBB 1170 gr Kepala: Mesosefali, UUB datar, tegang(-), molase(-)Mata: CA (-/-), SI (-/-)Toraks:SN vesikuler, Rh-/-,Wh-/-S1-S2 reg, M(-), G(-) Retraksi (-)Abdomen: Supel, BU (+) Ekstremitas: dbnKebutuhan cairan: 1.1 x 150 = 165 cc/hariKU: Menangis kurang kuat/gerak kurang aktif, retraksi (+) subcostalN: 120x/mP : 32x/mS : 36.4oCBB 1160 gr Kepala: Mesosefali, UUB datar, tegang(-), molase(-)Mata: CA (-/-), SI (-/-)Toraks: SN vesikuler, Rh-/-,Wh-/-S1-S2 reg, M(-), G(-) Retraksi (+) ringanAbdomen: Supel, BU (+) Ekstremitas: dbnKebutuhan cairan: 1.1 x130 = 143 cc/hariKU: Menangis kurang kuat/gerak kurang aktif, retraksi (-) subcostalN 120x/mRR 48x/mS 35.1oCBB 1185 gr Kepala:Mesosefali, UUB datar, tegang(-), molase(-)Mata: CA (-/-), SI (-/-)Toraks: SN vesikuler, Rh-/-,Wh-/-S1-S2 reg, M(-), G(-) Retraksi (-)Abdomen: Supel, BU (+) Ekstremitas: dbnKebutuhan cairan :1.1 x 150 = 165 cc/hari

ABBLSRAsfiksia sedang Neonatal infectionNeonatus pre-term BBLSRAsfiksia sedangObs. Neonatal infection Neonatus pre-term

BBLSRAsfiksia sedangObs. Neonatal infection Neonatus pre-term

PO2 CPAPIVFD D5% 7 tpmInjeksi :-Pycin 2 x 75 mg-Aminophilin 3x 2 mg-Ca Gluconas1 x 0.3 mg

OGTDiet ASI/PASI:8x5cc (sonde)

O2 CPAPIVFD D5% 7 tpmInjeksi :-Pycin 2 x 75 mg-Aminophilin 3x 2 mg-Ca Gluconas1 x 0.3 mg -Gentamycin 2 x 5 mg i.v

OGTDiet dicoba ASI : 8x5cc (sonde)

O2 CPAPIVFD D5% 7 tpmInjeksi :-Pycin 2 x 75 mg-Aminophilin 3x 2 mg-Ca Gluconas1 x 0.3 mg

OGTDiet dicoba ASI : 8x5-10cc (sonde) Cek ulang bilirubin

13 September 2015Hari perawatan ke-11Saat di Dahlia

14 September 2015Hari perawatan ke-12Saat di Dahlia

15 September 2015Hari perawatan ke-13Saat di Dahlia

SDemam (-)Kejang (-) Sesak (-)BAB (-)BAK (-)Pucat (-)Sianosis (-)Ikterik (-)Merintih (-)ASI (-)Refleks hisap (+)Demam (-)Kejang (-) Sesak (+)BAB (-)BAK (-)Pucat (-)Sianosis (-)Ikterik (+)Merintih (-)ASI (+)Refleks hisap (+)Demam (-)Kejang (-) Sesak (+) BAB (+)BAK (+)Pucat (-)Sianosis (-)Ikterik (+)Merintih (-)ASI (-)Refleks hisap (+)

OKU:Menangis kurang kuat/gerak kurang aktif, retraksi (-) subcostalN: 128x/mP : 40x/mS : 35.8oCBB 1171 gr Kepala: Mesosefali, UUB datar, tegang(-), molase(-)Mata: CA (-/-), SI (-/-)Toraks:SN vesikuler, Rh-/-,Wh-/-S1-S2 reg, M(-), G(-) Retraksi (-)Abdomen: Supel, BU (+) Ekstremitas: dbnKebutuhan cairan: 1.1x150 =160cc/hariKU: Menangis kurang kuat/gerak kurang aktif, retraksi (-) subcostalN: 120x/mP : 48x/mS : 35.1oCBB 1200 gr Kepala: Mesosefali, UUB datar, tegang(-), molase(-)Mata: CA (-/-), SI (-/-)Toraks: SN vesikuler, Rh-/-,Wh-/-S1-S2 reg, M(-), G(-) Retraksi (-) Abdomen: Supel, BU (+) Ekstremitas: dbnKebutuhan cairan: 1.2 x 150 = 180 cc/hariKU: Menangis kurang kuat/gerak kurang aktif, retraksi (-) subcostalN 128x/mRR 60x/mS 36.5oCBB 1210 gr Kepala:Mesosefali, UUB datar, tegang(-), molase(-)Mata: CA (-/-), SI (-/-)Toraks: SN vesikuler, Rh-/-,Wh-/-S1-S2 reg, M(-), G(-) Retraksi (-)Abdomen: Supel, BU (+) Ekstremitas: dbnKebutuhan cairan :1.1 x 150 = 165 cc/hari

ABBLSRAsfiksia sedang Neonatal infectionNeonatus pre-term BBLSRAsfiksia sedangNeonatal infection Neonatus pre-term

BBLSRAsfiksia sedangNeonatal infection Neonatus pre-term

PO2 CPAPIVFD D5% 7 tpmInjeksi :-Pycin 2 x 75 mg-Aminophilin 3x 2 mg-Ca Gluconas1 x 0.3 mg

OGTDiet ASI/PASI:8x5cc (sonde)O2 CPAPIVFD D5% 7 tpmInjeksi :-Pycin 2 x 75 mg-Aminophilin 3x 2 mg-Ca Gluconas1 x 0.3 mg

OGTDiet dicoba ASI : 8x5-7cc (sonde)O2 CPAPIVFD D5% 7 tpmInjeksi :-Pycin 2 x 75 mg-Aminophilin 3x 2 mg-Ca Gluconas1 x 0.3 mg

OGTDiet dicoba ASI : 8x5-10cc (sonde)

16 September 2015Hari perawatan ke-14Dahlia

17 September 2015Hari perawatan ke-15Dahlia18 September 2015Hari perawatan ke-16Dahlia

SDemam (-)Kejang (-) Sesak (-)BAB (-)BAK (-)Pucat (-)Sianosis (-)Ikterik (+)Merintih (-)ASI (-)Refleks hisap (+)Demam (-)Kejang (-) Sesak (+)BAB (-)BAK (-)Pucat (-)Sianosis (-)Ikterik (+)Merintih (-)ASI (+)Refleks hisap (+)Demam (-)Kejang (-) Sesak (-)BAB (-)BAK (-)Pucat (-)Sianosis (-)Ikterik (+)Merintih (-)ASI (+)Refleks hisap (+)

OKU:Menangis cukup kuat/gerak cukup aktif, retraksi (-) subcostalN: 120x/mP : 48x/mS : 36.3oCBB 1350 gr Kepala: Mesosefali, UUB datar, tegang(-), molase(-)Mata: CA (-/-), SI (-/-)Toraks:SN vesikuler, Rh-/-,Wh-/-S1-S2 reg, M(-), G(-) Retraksi (-)Abdomen: Supel, BU (+) Ekstremitas: dbnKebutuhan cairan: 195.75cc/hari/hariKU: Menangis kuat/gerak aktif, retraksi (-) subcostalN: 120x/mP : 48x/mS : 35.1oCBB 1440 gr Kepala: Mesosefali, UUB datar, tegang(-), molase(-)Mata: CA (-/-), SI (-/-)Toraks: SN vesikuler, Rh-/-,Wh-/-S1-S2 reg, M(-), G(-) Retraksi (-) Abdomen: Supel, BU (+) Ekstremitas: dbnKebutuhan cairan: 1.2 x 150 = 180 cc/hariKU: Menangis kuat/gerak aktif, retraksi (-) subcostalN: 144x/mP : 32x/mS : 36.3oCBB 1350 gr Kepala: Mesosefali, UUB datar, tegang(-), molase(-)Mata: CA (-/-), SI (-/-)Toraks: SN vesikuler, Rh-/-,Wh-/-S1-S2 reg, M(-), G(-) Retraksi (-) Abdomen: Supel, BU (+) Ekstremitas: dbnKebutuhan cairan: 1.2 x 150 = 180 cc/hari

ABBLSRAsfiksia sedang - perbaikanInfeksi neonatusNeonatus pre-term BBLSRAsfiksia sedang perbaikanInfeksi neonatusNeonatus pre-term

BBLSRAsfiksia sedang perbaikanInfeksi neonatusNeonatus pre-term

PO2 CPAP/O2= 0 Lpm H20=7 lpmIVFD D5% 7 tpmInjeksi :-Pycin 2 x 75 mg-Aminophilin 3x 2 mg-Ca Gluconas1 x 0.3 mg

OGTDiet ASI/PASI:8x5-15cc (sonde)O2 headboxIVFD KaEN 1B 7 cc/jam

Injeksi :-Pycin 2 x 75 mg-Aminophilin 3x 2 mg-Ca Gluconas1 x 0.3 mg

OGTDiet dicoba ASI : 8x10-15cc (sonde)Jaga kehangatanO2 headboxIVFD KaEN 1B 7 cc/jam

Injeksi :-Pycin 2 x 75 mg-Aminophilin 3x 2 mg-Ca Gluconas1 x 0.3 mg

OGTDiet dicoba ASI : 8x10-15cc (sonde)Jaga kehangatan

19 September 2015Hari perawatan ke-14Dahlia

19 September 2015Hari perawatan ke-14DahliaMalam20 September 2015Hari perawatan ke-15Dahlia06:45

SDemam (-)Kejang (-) Sesak (-)BAB (-)BAK (-)Pucat (-)Sianosis (-)Ikterik (+)Merintih (-)ASI (-)Refleks hisap (+)Demam (-)Kejang (-)Sesak (+)BAB (-)BAK (-)Pucat (-)Sianosis (+)Ikterik (+)Merintih (+)ASI (-)Refleks hisap (-)Bayi tampak lemah

OKU:Menangis cukup kuat/gerak cukup aktif, retraksi (-) subcostalN: 128x/mP : 44x/mS : 36.4oCBB 1350 gr Kepala: Mesosefali, UUB datar, tegang(-), molase(-)Mata: CA (-/-), SI (-/-)Toraks:SN vesikuler, Rh-/-,Wh-/-S1-S2 reg, M(-), G(-) Retraksi (-)Abdomen: Supel, BU (+) Ekstremitas: dbnKebutuhan cairan: 195.75cc/hari/hariKU: lemah, sesak, retraksi (+), merintih (+), SpO2 88%N:188x/mP: 65x/mS:36,4%Ku: lemah, gerak (-), pucat (+), sesak (+)

ABBLSRAsfiksia sedang - perbaikanInfeksi neonatusNeonatus pre-term Gagal Nafas

PO2 CPAP/O2= 0 Lpm H20=7 lpmIVFD D5% 7 tpmInjeksi :-Pycin 2 x 75 mg-Aminophilin 3x 2 mg-Ca Gluconas1 x 0.3 mg

OGTDiet ASI/PASI:8x5-15cc (sonde)Adv. Dr Herry,Sp.A- Pasang CPAP FiO2 40%, PEEP 6cmH2O- Diet tunda jsakhsaggO2 ET/Ventilator mode CMVSpO2= 93%N: 158x/m- Infus D51/4NS- Terapi lanjut- Diet tunda- PRC 30cc- Dopamin 1gr, 5 meq/kg/mnt.

14:00 extra lasix 2 mg

TANDA VITAL

BAB IIANALISIS KASUSPasien bayi laki-laki 1 hari, didiagnosis asfiksia sedang, BBLSR, observasi neonatal infeksi, dan neonatus preterm. Dasar diagnosis ditegakkan dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. MasalahInterpretasi

Anamnesis

Bayi baru lahir dengan usia kehamilan 29 minggu. Saat datang keadaan bayi sesak, merintih, retraksi, sianosis, menangis kurang kuat dan gerakan kurang aktif,

Pada kasus ini dapat ditinjau baik dari faktor bayi maupun ibunya. Dari faktor bayi, pada saat pasien lahir pasien menangis tidak kuat atau merintih. Hal ini dapat menandakan adanya gangguan pernapasan pada bayi tersebut. Hal ini juga didukung dengan pasien lahir belum cukup bulan atau preterm atau prematur, yang merupakan risiko besar untuk terjadinya gangguan pernapasan pada bayi baru lahir. Pada bayi lahir yang belum cukup bulan, produksi surfaktan pada paru-paru kurang, tekanan permukaan paru meningkat dan dapat mengakibatkan distress respirasi

PEMERIKSAAN FISIK

Kesan Umum: Menangis kurang kuat, gerak kurang aktif, retraksi (+) subcostal BBL = 1350 gram, PB=39cm Down score didapatkan: 09/09 2 tidak ada gawat nafas Retraksi : Subkostal Sianosis: (+)

Dari pemeriksaan fisik didapatkann berat lahir pasien dibawah 1500gram, yaitu 1350gram. Hal ini disebut BBLSR (berat bayi lahir sangat rendah). Kemudian pada pemeriksaan awal ketika lahir pasien menangis kurang kuat dengan skor APGAR 5-6-7, yaitu asfiksia sedang. Hal ini mungkin disebabkan oleh faktor lahir preterm. Dengan Downe score 2 menunjukkan adanya gangguan pernafasan ringan.Menangis kurang kuat, gerak kurang aktif, sianosis, retraksi (+) menunjukkan respirasi yang tidak adekuat oksigenasi terganggu. Adanya retraksi menunjukkan penggunaan otot napas tambahan yaitu menandakan adanya sesak.

Ikterik (hiperbilirubinemia)Bayi prematurImaturitas hepar ikterik kremer 1-2

Trombositopeni (198x103/ul) Hipoglikemia (65 mg/dL) CRP (-)Kriteria sepsis klinis (minimal dua dari tanda-tanda berikut): Temperatur >38 C atau 200/menit Peningkatan frekuensi apneu/ bradikardia Hiperglikemia >140 mg/dl BE 2 mg/dl I/T ratio >0.2 Leukosit 72jam) yang diperoleh dari lingkungan luar, atau sekitar rumah sakit (nosokomial) bisa lewat udara atau tertular dari orang lain

PATOFISIOLOGIInfeksi pada neonatus dapat melalui beberapa cara. Blanc membaginya dalam 3 golongan, yaitu:a) Infeksi AntenatalKuman mencapai janin melalui sirkulasi ibu ke plasenta. Di sini kuman itu melalui batas plasenta. Selanjutnya infeksi melalui sirkulasi umbilikus dan masuk ke janin. Kuman yang dapat menyerang janin melalui jalan ini ialah : Virus, yaitu rubella, polyomyelitis, covsackie, variola, vaccinia, cytomegalic inclusion Spirokaeta, yaitu treponema palidum ( lues ) Bakteri jarang sekali dapat melalui plasenta kecuali E. Coli dan listeria monocytogenes. Tuberkulosis kongenital dapat terjadi melalui infeksi plasenta. Fokus pada plasenta pecah ke cairan amnion dan akibatnya janin mendapat tuberkulosis melalui inhalasi cairan amnion tersebut.

b) Infeksi PerinatalInfeksi melalui jalan ini lebih sering terjadi daripada cara yang lain. Mikroorganisme dari vagina naik dan masuk ke dalam rongga amnion setelah ketuban pecah. Ketubah pecah lama ( jarak waktu antara pecahnya ketuban dan lahirnya bayi lebih dari 12 jam), mempunyai peranan penting terhadap timbulnya plasentisitas dan amnionitik. Infeksi dapat pula terjadi walaupun ketuban masih utuh misalnya pada partus lama dan seringkali dilakukan manipulasi vagina. Infeksi janin terjadi dengan inhalasi likuor yang septik sehingga terjadi pneumonia kongenital selain itu infeksi dapat menyebabkan septisemia. Infeksi intranatal dapat juga melalui kontak langsung dengan kuman yang berasal dari vagina misalnya blenorea dan oral trush .

c) Infeksi PostnatalInfeksi ini terjadi setelah bayi lahir lengkap. Sebagian besar infeksi yang berakibat fatal terjadi sesudah lahir sebagai akibat kontaminasi pada saat penggunaan alat atau akibat perawatan yang tidak steril atau sebagai akibat infeksi silang. Infeksi pasacanatal ini sebetulnya sebagian besar dapat dicegah. Hal ini penting sekali karena mortalitas sekali karena mortalitas infeksi pascanatal ini sangat tinggi.

DIAGNOSISDiagnosis infeksi perinatal tidak mudah. Biasanya diagnosis dapat ditegakkan dengan observasi yang teliti, anamnesis kehamilan dan persalinan yang teliti dan akhirnya dengan pemeriksaan fisik dan laboratarium.Infeksi lokal pada nonatus cepat sekali menjalar menjadi infeksi umum, sehingga gejala infeksi lokal tidak menonjol lagi. Walaupun demikian diagnosis dini dapat ditegakkan kalau kita cukup waspada terhadap kelainan tingkah laku neonatus yang seringkali merupakan tanda permulaan infeksi umum. Neonatus terutama BBLR yang dapat hidup selama 72 jam pertama dan bayi tersebut tidak menderita penyakit atau kelainan kongenital tertentu, namun tiba-tiba tingkah lakunya berubah, hendaknya harus selalu diingat bahwa kelainan tersebut mungkin sekali disebabkan oleh infeksi. Menegakkan kemungkinan infeksi pada bayi baru lahir sangat penting, terutama pada bayi BBLR, karena infeksi dapat menyebar dengan cepat dan menimbulkan angka kematian yang tinggi. Disamping itu, gejala klinis infeksi pada bayi tidak khas. Adapun gejala yang perlu mendapat perhatian yaitu : Malas minum Bayi tertidur Tampak gelisah Pernapasan cepat Berat badan turun drasti Terjadi muntah dan diare Panas badan bervariasi yaitu dapat meningkat, menurun atau dalam batas normal Pergerakan aktivitas bayi makin menurun Pada pemeriksaan mungkin dijumpai : bayi berwarna kuning, pembesaran hepar, purpura (bercak darah dibawah kulit) dan kejang-kejang Terjadi edema Sklerema

Ada 2 skoring yang digunakan untuk menentukan diagnosis neonatal infeksi :a. Bell Squash score Partus tindakan (SC, forcep, vacum, sungsang) Ketuban tidak normal Kelainan bawaanHasil< 4 observasi NI 4 NI

Asfiksia Preterm BBLR Infeksi tali pusat Riwayat penyakit ibu Riwayat penyakit kehamilan

b. Gupte scorePrematuritas3Hasil3-5 Screening NI 5 NI

Cairan amnion berbau busuk2

Ibu demam2

Asfiksia2

Partus lama1

Vagina tidak bersih2

KPD1

KLASIFIKASI DAN TATALAKSANA Infeksi pada neonatus dapat dibagi menurut berat ringannya dalam dua golongan besar, yaitu berat dan infeksi ringan. Infeksi berat ( major infections ) : sepsis neonatal, meningitis, pneumonia, diare epidemik, plelonefritis, osteitis akut, tetanus neonaturum. Infeksi ringan ( minor infection ) : infeksi pada kulit, oftalmia neonaturum, infeksi umbilikus ( omfalitis ), moniliasis.1. Sepsis NeonatorumSepsis neonatorum sering didahului oleh keadaan hamil dan persalinan sebelumnya seperti dan merupakan infeksi berat pada neonatus dengan gejala-gejala sistemik. Faktor risiko : Persalinan (partus) lama Persalinan dengan tindakan Infeksi/febris pd ibu Air ketuban bau, warna hijau KPD lebih dr 18 jam Prematuritas & BBLR Fetal distresTanda & gejala : Reflek hisap lemah Bayi tampak sakit, tidak aktif, dantampaklemah Hipotermia atau hipertermia Merintih Dapat disertai kejang, pucat, atau ikterusPrinsip pengobatan: Pengobatan antibiotika secara empiris dan terapeutik Pemeriksaan laboratorium rutin Biakan darah dan uji resistensi Pemeriksaan lain dapat dilakukan atas indikasi2. Meningitis pada NeonatusTanda dan gejala : Sering didahului atau bersamaan dengan sepsis Kejang UUB menonjol Kaku kudukPengobatan : Gunakan antibiotic yang dapat menembus sawar otak dan diberikan dalam minimal 3 minggu Pungsi lumbal (atas indikasi)3. Sindrom Aspirasi MekoniumSAM terjadi pada intrauterin karena inhalasi mekonium dan sering menyebabkan kematian terutama bayi dengan BBLR karena reflex menelan dan batuk yang belum sempurna. Gejala : Pada waktu lahir ditemukan meconium staining Letargia Malas minum Terjadi serangan apnea (Apneu neonatal) Dicurigai bila ketuban keruhdan bau Rhonki (+)Pengobatan : Laringoskop direct segera setelah lahir bila terdapat meconium staining dan lakukan suction bila terdapat mekonium pada jalan napas Bila setelah di suction rhonki masih (+), pasang ET Bila setelah di suction rhonki (-) dilakan resusitasi Terapi antibiotika secara empiris dan terapeutik Cek darah rutin, BGA, GDS dan foto baby gram4. Tetanus neonatorumEtiologi Perawatan tali pusat yang tidak steril Pembantu persalinan yang tidak sterilGejala Bayi yang semula dapat menetek menjadi sulit menetek karena kejang otot rahang dan faring (tenggorok) Mulut mencucu seperti mulut ikan (trismus) Kekakuan otot menyeluruh (perut keras seperti papan) dan epistotonus Tangan mengepal (boxer hand) Kejang terutama apabila terkena rangsang cahaya, suara dan sentuhan Kadang-kadang disertai sesak napas dan wajah bayi membiruTindakan Segera berikan antikonvulsan dan bawa ke Rumah Sakit (hindari pemberian IM karena dapat merangsang muscular spasm) Pasang O2 saat serangan atau bila ada tanda-tanda hipoksia Pasang IV line dan OGT Pemberian ATS 3000 6000 unit IM Beri penisilin prokain G 200.000 unit / KgBB / 24 jam IV selama 10 hari Rawat tali pusat Observasi dilakukan dengan mengurangi sekecil mungkin terjadinya rangsangan

5. Oftalmia NeonatorumMerupakan infeksi mata yang disebabkan oleh kuman Neisseriagonorrhoeae saat bayi lewat jalan lahir. Dibagi menjadi 3 stadium : Stadium infiltrative Berlangsung 1-3 hari. Palpebra bengkak, hiperemi, blefarospasme, mungkit terdapat pseudomembran Stadium supuratifBerlangsung 2 3 minggu. Gejala tidak begitu hebat, terdapat secret bercampur darah, yang khas secret akan keluar dengan mendadak (muncrat) saat palpebra dibuka Stadium konvalesenBerlangsung 2-3 minggu. Secret jauh berkurang, gejala lain tidak begitu hebat lagi.Penatalaksanaan Bayi harus diisolasi Bersihkan mata dengan larutan garam fisiologis setiap jam disusul dengan pemberian salep mata penisilin Berikan salep mata penisilin setiap jam selama 3 hari Penisilin prokain 50.000 unit/kgbb IM

PENCEGAHAN Prinsip pencegahan infeksi antara lain: Berikan perawatan rutin kepada bayi baru lahir. Pertimbangkan setiap orang ( termasuk bayi dan staf ) berpotensi menularkan infeksi. Cuci tangan atau gunakan pembersih tangan beralkohol. Pakai pakaian pelindung dan sarung tangan. Gunakan teknik aseptik. Pegang instrumen tajam dengan hati hati dan bersihkan dan jika perlu sterilkan atau desinfeksi instrumen dan peralatan. Bersihkan unit perawatan khusus bayi baru lahir secara rutin dan buang sampah. Pisahkan bayi yang menderita infeksi untuk mencegah infeksi nosokomial.3

DAFTAR PUSTAKA1. Hasan R, Alatas H. Perinatologi. Dalam: Ilmu Kesehatan Anak 3; edisi ke-4. Jakarta : FKUI, 1985;1051-7.1. Wiknjosastro H, Saifuddin AB. Bayi Berat Lahir Redah. Dalam: Ilmu Kebidanan; edisi ke-3. Jakarta : yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2002;771-83.2. Arifuddin J, Palada P. BBLR-LBW. Dalam : Perinatologi dan Tumbuh Kembang. Jakarta : FKUI, 2004;9-11.3. Behrman, RE, Kliegman RM. The Fetus and the Neonatal Infant, In : Nelson Textbook of pediatrics; 17 th ed. California: Saunders. 2004; 550-8.4. Saifuddin, AB, Adrianz, G. Masalah Bayi Baru Lahir. Dalam : Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal; edisi ke-1. Jakarta : yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2000;376-8.5. Gomella, TL, Cunningham MD. Management of the Extremely Low Birth Infant During the First Weekof Life. In : Lange Neonatology; 5 th ed. New York : Medical Publishing Division, 2002; 120-31.6. Current : Pediatric Diagnosis and Treatment: Neonatal Intensive Care, page 22-30. Edition 15 Th 2001 Mc Graw Hill Companies.7. Damanik, Sylviati M. Klasifikasi Berat Badan dan Usia Kehamilan.In: Kosim MS, Yunanto A, Dewi R, Sarosa GI, Usman A (editors). Buku Ajar Neonatologi. 1st ed. Jakarta: Balai Penerbit IDAI; 2014.p.11-78. Kosim, MS. Gangguan Napas pada Bayi Baru Lahir. In: Kosim MS, Yunanto A, Dewi R, Sarosa GI, Usman A (editors). Buku Ajar Neonatologi. 1st ed. Jakarta: Balai Penerbit IDAI; 2014.p.126-359. Hermasen CL, Lorah KN. Respiratory Distress in the Newborn. Pennsylvania: American Academy of Family Physicians; 2007. Available at: http://www.aafp.org/afp/2007/1001/p987.pdf Accessed on: June 2015

55