buku hipo 12

6
Hipotesis,Tahun ke 5, No 1, Januari - April 2013 57 Pendahuluan utamanya pada saat kebijakan tersebut kurang dike- Era reformasi yang meruntuhkan rezim Orde Ba- hendaki masyarakat, dan tentunya akan menghadapi ru telah merubah situasi kekuasaan dari birokrasi ganjalan dalam implementasinya. yang dominan (birocratic otoritarian) menjadi de- Pelayanan publik di Indonesia masih sangat mokratis. Presiden sebagai pemegang mandat keku- rendah. Demikian salah satu kesimpulan Bank Dunia asaan yang notabene pengendali birokrasi diharapkan yang dilaporkan dalam World Development Report sebagai public service yang transparan dan akuntabel 2004 dan hasil penelitian Governance and De- Reformasi juga mengukuhkan keberadaan tiga sentralization Survey (GDS) 2002. Buruknya pelaya- pilar negara: pemerintah, swasta (pengusaha) dan nan publik memang bukan hal baru, fakta di lapangan masyarakat. Tiga pilar tersebut secara kolaboratif masih banyak menunjukkan hal ini. GDS 2002 mene- menjadi penentu kelangsungan Negara, pemerintah mukan tiga masalah penting yang banyak terjadi di la- dalam menjalankan amanat rakyat perlu bekerjasama pangan dalam penyelenggaraan pelayanan publik, dengan swasta sambil menuntut partisipasi maupun yaitu pertama, besarnya diskriminasi pelayanan. Pe- pengawasan dari masyarakat (baca Widyastuti 2009). nyelenggaraan pelayanan masih amat dipengaruhi Dengan demikian, dominasi pemerintah dapat oleh hubungan per-konco-an, kesamaan afiliasi po- dihindarkan karena adanya penyeimbang dari dua litik, etnis, dan agama. pilar yang lain. Fenomena semacam ini tetap marak walaupun Dalam situasi berimbang (cek and balance) terse- telah diberlakukan UU No. 28 Tahun 1999 tentang Pe- but pemerintah tidak dapat semena-mena atau sepihak nyelenggaraan Negara yang Bersih dari KKN yang se- dalam menyusun serta menerapkan setiap kebijakan cara tegas menyatakan keharusan adanya kesamaan pada masyarakat. DPR maupun pemerintah harus me- pelayanan, bukannya diskriminasi. Kedua, tidak ada- nyelami masyarakat agar dapat menangkap aspirasi nya kepastian biaya dan waktu pelayanan. Ketidak- mereka, sebaliknya masyarakat juga harus berparti- pastian ini sering menjadi penyebab munculnya sipasi dan proaktif pada setiap proses kebijakan. Tan- KKN, sebab para pengguna jasa cenderung memilih pa kesadaran kedua belah pihak sebuah kebijakan da- menyogok dengan biaya tinggi kepada penyelenggara pat menemui jalan terjal pada proses formulasinya, pelayanan untuk mendapatkan kepastian dan kualitas

Upload: deden-marrah-adil

Post on 01-Dec-2015

8 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BUKU HIPO 12

Hipotesis,Tahun ke 5, No 1, Januari - April 2013

57

Pendahuluan utamanya pada saat kebijakan tersebut kurang dike-Era reformasi yang meruntuhkan rezim Orde Ba- hendaki masyarakat, dan tentunya akan menghadapi

ru telah merubah situasi kekuasaan dari birokrasi ganjalan dalam implementasinya.yang dominan (birocratic otoritarian) menjadi de- Pelayanan publik di Indonesia masih sangat mokratis. Presiden sebagai pemegang mandat keku- rendah. Demikian salah satu kesimpulan Bank Dunia asaan yang notabene pengendali birokrasi diharapkan yang dilaporkan dalam World Development Report sebagai public service yang transparan dan akuntabel 2004 dan hasil penelitian Governance and De-

Reformasi juga mengukuhkan keberadaan tiga sentralization Survey (GDS) 2002. Buruknya pelaya-pilar negara: pemerintah, swasta (pengusaha) dan nan publik memang bukan hal baru, fakta di lapangan masyarakat. Tiga pilar tersebut secara kolaboratif masih banyak menunjukkan hal ini. GDS 2002 mene-menjadi penentu kelangsungan Negara, pemerintah mukan tiga masalah penting yang banyak terjadi di la-dalam menjalankan amanat rakyat perlu bekerjasama pangan dalam penyelenggaraan pelayanan publik, dengan swasta sambil menuntut partisipasi maupun yaitu pertama, besarnya diskriminasi pelayanan. Pe-pengawasan dari masyarakat (baca Widyastuti 2009). nyelenggaraan pelayanan masih amat dipengaruhi Dengan demikian, dominasi pemerintah dapat oleh hubungan per-konco-an, kesamaan afiliasi po-dihindarkan karena adanya penyeimbang dari dua litik, etnis, dan agama.pilar yang lain. Fenomena semacam ini tetap marak walaupun

Dalam situasi berimbang (cek and balance) terse- telah diberlakukan UU No. 28 Tahun 1999 tentang Pe-but pemerintah tidak dapat semena-mena atau sepihak nyelenggaraan Negara yang Bersih dari KKN yang se-dalam menyusun serta menerapkan setiap kebijakan cara tegas menyatakan keharusan adanya kesamaan pada masyarakat. DPR maupun pemerintah harus me- pelayanan, bukannya diskriminasi. Kedua, tidak ada-nyelami masyarakat agar dapat menangkap aspirasi nya kepastian biaya dan waktu pelayanan. Ketidak-mereka, sebaliknya masyarakat juga harus berparti- pastian ini sering menjadi penyebab munculnya sipasi dan proaktif pada setiap proses kebijakan. Tan- KKN, sebab para pengguna jasa cenderung memilih pa kesadaran kedua belah pihak sebuah kebijakan da- menyogok dengan biaya tinggi kepada penyelenggara pat menemui jalan terjal pada proses formulasinya, pelayanan untuk mendapatkan kepastian dan kualitas

Page 2: BUKU HIPO 12

Darwis M. Noer Tinri

58

Pendahuluan rakat terhadap pelayanan publik. Ini merupakan kon-Era reformasi yang meruntuhkan rezim Orde Ba- sekuensi logis dari adanya diskriminasi pelayanan

ru telah merubah situasi kekuasaan dari birokrasi dan ketidak pastian tadi.yang dominan (birocratic otoritarian) menjadi de- mokratis. Presiden sebagai pemegang mandat keku- Tinjauan Pustakaasaan yang notabene pengendali birokrasi diharapkan Riyadi Soeprapto (2005) memaparkan secara sebagai public service yang transparan dan akuntabel umum terdapat tiga gugus pemikiran reformasi pela-

Reformasi juga mengukuhkan keberadaan tiga yanan publik sebagai berikut; Pemikiran berbasis pilar negara: pemerintah, swasta (pengusaha) dan konsep Total Quality Politics - TQP (Frederickson, masyarakat. Tiga pilar tersebut secara kolaboratif 1994). Pemikiran ini menekankan perlunya ditegak-menjadi penentu kelangsungan Negara, pemerintah kannya pemerintahan yang berpusat pada warga dalam menjalankan amanat rakyat perlu bekerjasama negara citizen centered government) serta pemerinta-dengan swasta sambil menuntut partisipasi maupun han yang jujur dan adil. Isu sentral yang dikedepankan pengawasan dari masyarakat (baca Widyastuti 2009). dalam pemikiran ini adalah efisiensi dan efektifitas se-Dengan demikian, dominasi pemerintah dapat tiap administrator publik dalam menjalankan fungsi dihindarkan karena adanya penyeimbang dari dua pelayanan publiknya.pilar yang lain.

Dalam situasi berimbang (cek and balance) terse- New Public Administration Movement. but pemerintah tidak dapat semena-mena atau sepihak Esensi dari gerakan new public administration dalam menyusun serta menerapkan setiap kebijakan itu adalah "to democratize bureaucracy by inducing pada masyarakat. DPR maupun pemerintah harus me- officials to be more responsive to the clienteles they nyelami masyarakat agar dapat menangkap aspirasi affected and had to work with" (Riggs, 1997). Dengan mereka, sebaliknya masyarakat juga harus berparti- demikian, ide dasar yang diperhatikan oleh pemikiran sipasi dan proaktif pada setiap proses kebijakan. Tan- ini adalah ditegakkannya prinsip keadilan propor-pa kesadaran kedua belah pihak sebuah kebijakan da- sionsal oleh administrator publik dalam memberikan pat menemui jalan terjal pada proses formulasinya, pelayanan.utamanya pada saat kebijakan tersebut kurang dike- Pemikiran ini menuntut sumber daya yang hendaki masyarakat, dan tentunya akan menghadapi menjadi esensi atau substansi pelayanan masyarakat ganjalan dalam implementasinya. itu sejauh mungkin dapat didistribusikan berdasarkan

Pelayanan publik di Indonesia masih sangat atas kemampuan dan kebutuhan publik yang dilayani rendah. Demikian salah satu kesimpulan Bank Dunia (user), bukan sekedar kebutuhan birokrasi yang yang dilaporkan dalam World Development Report memberikan pelayanan (provider).2004 dan hasil penelitian Governance and De- Reinventing Government Movement.sentralization Survey (GDS) 2002. Buruknya pelaya- Pemikiran ini dinilai oleh banyak kalangan ber-nan publik memang bukan hal baru, fakta di lapangan hasil mengkombinasikan antara Total Quality Ma-masih banyak menunjukkan hal ini. GDS 2002 mene- nagement (TQM) dan Enterpreneurial Management. mukan tiga masalah penting yang banyak terjadi di la- Penelitian ini mengambil konsepsi reformasi pela-pangan dalam penyelenggaraan pelayanan publik, yanan publik berdasarkan Reinventing Government yaitu pertama, besarnya diskriminasi pelayanan. Pe- Movement. Dalam konteks operasional, pemikiran ini nyelenggaraan pelayanan masih amat dipengaruhi kemudian difasilitasi dengan penerapan standar ISO oleh hubungan per-konco-an, kesamaan afiliasi po- 9001 pada proses usaha instansi pelayanan publik.litik, etnis, dan agama. Pelayanan publik adalah pemberian pelayanan

Fenomena semacam ini tetap marak walaupun oleh agen-agen pemerintah melalui pegawainya (Ri-telah diberlakukan UU No. 28 Tahun 1999 tentang Pe- yadi Soeprapto, 2005). Inti dari reformasi birokrasi nyelenggaraan Negara yang Bersih dari KKN yang se- pelayanan publik merupakan sebuah upaya untuk cara tegas menyatakan keharusan adanya kesamaan meningkatkan kinerja pelayanan publik dalam rangka pelayanan, bukannya diskriminasi. Kedua, tidak ada- menghasilkan mutu layanan yang baik. Setidaknya nya kepastian biaya dan waktu pelayanan. Ketidak- terdapat tiga alasan utama mengapa terjadi reformasi pastian ini sering menjadi penyebab munculnya pelayanan publik yaitu (1) lingkungan strategis yang KKN, sebab para pengguna jasa cenderung memilih senantiasa berubah, (2) pergeseran paradigm pe-menyogok dengan biaya tinggi kepada penyelenggara nyelenggaraan, pembangunan dan pelayanan masya-pelayanan untuk mendapatkan kepastian dan kualitas rakat, (3) kondisi masyarakat yang mengalami pelayanan. dinamika (Abdul K. Azhari, 2006).

Dan ketiga, rendahnya tingkat kepuasan masya- Mutu pelayanan publik sendiri dapat dilihat se-

Page 3: BUKU HIPO 12

59

bagai upaya untuk memenuhi kebutuhan mayoritas Transparansi harus dilaksanakan pada seluruh masyarakat yang membutuhkan pelayanan, dengan ti- aspek manajemen pelayanan public, meliputi kebi-ngkat persyaratan yang tinggi, ketersediaan sumber jakan perencanaan, pelaksanakan, pengawasan/pe-daya, dan pada biaya yang rendah (Rauno Vinni, ngendalian dan laporan hasil kinerjanya. Transparansi 2006). Dalam konteks ini mutu pada sektor pelayanan hendaknya dimulai dari proses perencanaan public memiliki tiga kerangka yaitu (1) mutu dalam pengembangan pelayanan public karena sangat Jurnal Standardisasi Vol. 13, No. 2 Tahun 2011: 73 – terkait dengan kepastian berusaha bagi investor baik 83 76 kerangka kepatuhan terhadap norma dan prose- dalam negeri maupun luar negeri serta kepastian dur, (2) mutu dalam kerangka efektivitas, (3) mutu da- pelayanan bagi masyarakat umum yang memerlukan lam kerangka kepuasan pelanggan (Elke Loffler, dan yang berhak atas pelayanan. Data dibawah ini 2002). perlu menjadi perenungan dan perlu ada upaya

Buruknya kinerja pelayanan public ini antara lain mencari strategi jalan keluar sehingga kita dapat me-dikarenakan belum dilaksanakannya transparansi da- ningkatkan kualitas pelayanan, mengejar keterting-lam penyelenggaraan pelayanan public. Oleh karena galan dari Negara lain. Pertanyaannya mengapa perlu itu, pelayanan public harus dilaksanakan secara trans- ada transparansi dalam pelayanan public dan pera-paran oleh setiap unit pelayanan instansi pemerintah ngkat apa saja yang perlu disiapkan untuk mening-karena kualitas kinerja birokrasi pelayanan public me- katkan transpansi pelayanan public.miliki implikasi yang luas dalam mencapai kesejahte- Berdasarkan Keputusan Menpan Nomor: KEP/-raan masyarakat. 26/M.PAN/2/2004 tentang Petunjuk Teknis Transpa-

Perlunya pelayanan publik yang transparan me- ran dan Akuntabilitas dalam penyelenggaraan pela-rupakan salah satu upaya agar masyarakat dapat me- yanan public, dijelaskan bahwa dalam pelaksanaan pe-ngontrol atau mengetahui secara pasti apa yang harus layanan public yang transparan harus mempunyai dilakukan pemerintah sebagai penyelenggara pelaya- acuan dan aturan yang jelas tentang pelayanan bagi se-nan public dan apa yang harus diterima oleh masyara- luruh penyelenggara pelayanan public untuk me-kat sebagai penerima layanan. Bahkan dalam paradig- ningkatkan kualitas transparan dan akuntabilitas pela-ma Ilmu Administrasi yang menjadi arus utama saat yanan yang meliputi pelaksanaan prosedur, persyara-ini yaitu New Public Management atau New Public tan teknis dan administrative, biaya, waktu, akta/janji, Service, masyarakat menempati posisi yang sangat motto pelayanan, lokasi, standar pelayanan, informasi penting bukan saja sebagai penerima pelayanan tetapi serta pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab sebagai pemilik mandat bagi operator layanan dalam penyelenggaraan pelayanan public(pemerintah atau birokrasi).

Selain itu, untuk mewujudkan pelayanan yang Pentingnya Transparansi Pelayanan berkualitas, transparan dan akuntabel antara lain telah Apa yang dimaksud dengan transparansi dalam ditetapkan Keputusan Menpan Nomor 63/KEP/M.- pelayanan public? Konsep transparansi menunjuk PAN/2003 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan pada suatu keadaan dimana segala aspek dari proses Pelayanan Publik. Namun demikian, transparansi ya- penyelenggaraan pelayanan bersifat terbuka dan ng merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan se- dapat diketahui dengan mudah oleh para pengguna cara utuh oleh setiap instansi dan unit pelayanan dan stakeholder yang membutuhkan (2005:242). instansi pemerintah sesuai dengan tugas dan fungsi- Dengan demikian, jika segala aspek proses penye-nya belum juga dapat dilaksanakan secara menye- lenggaraan pelayanan seperti persyaratan, biaya dan luruh. waktu yang diperlukan, cara pelayanan, serta hak dan

Dalam Instruksi Presiden RI Nomor 5 tahun 2003 kewajiban penyelenggara dan pengguna layanan tentang Paket Kebijakan Ekonomi menjelang dan se- dipublikasikan secara terbuka sehingga mudah sudah berakhirnya program kerjasama dengan Inter- diakses dan dipahami oleh public, maka praktek pe-national Monetary Fund (IMF), menginstruksikan nyelenggaraan itu dapat dinilai memiliki tranparansi antara lain kepada Menteri Pendayagunaan Aparatur yang tinggi.Negara untuk melakukan langkah-langkah dalam ra- Merujuk pada konsep diatas, setidak-tidaknya ngka meningkatkan transparansi pelayanan masyara- ada tiga indicator yang dapat digunakan untuk kat, terutama yang mengangkut kepastian prosedur, mengukur transparansi pelayanan. Pertama, adalah waktu dan pembiayaan pelayanan public. Hal ini sa- mengukur tingkat keterbukaan proses penyeleng-ngat perlu dilakukan dalam kerangka menumbuhkan garaan pelayanan public. Penilaian terhadap tingkat iklim usaha. Dalam era globalisasi sekarang ini keterbukaan disini meliputi seluruh proses pelayanan kawasan Asia Tenggara menempati posisi yang public, termasuk didalamnya adalah persyaratan, strategis untuk dapat menjadi tujuan investor asing. biaya dan waktu yang dibutuhkan serta cara

Hipotesis,Tahun ke 5, No 1, Januari - April 2013

Page 4: BUKU HIPO 12

60

pelayanan. Persyaratan yang harus dipenuhi harus secara cepat.terbuka dan mudah diakses oleh para pengguna. Negara harus dapat memberikan garansi pela-Penyelenggara pelayanan harus berusaha yanan bermutu tinggi jika pertumbuhan dan kese-menjelaskan kepada para pengguna persyaratan yang jahteraan masyarakat ingin tetap dipertahankan harus dipenuhi beserta alasan dipelukannya dalam lingkungan mendunia yang penuh persaingan persyaratan itu dalam proses pelayanan. ini. Indonesia jauh tertinggal dibanding Filipina, Ma-

Indikator kedua dari transparansi menunjuk pada laysia dan Thailand dalam indikatorindikator ga-seberapa mudah peraturan dan prosedur pelayanan bungan kualitas birokrasi, korupsi, dan kondisi sosial dapat dipahami oleh pengguna dan stakeholder yang ekonomi. lain. Maksud dari ‘dipahami’ disini tidak hanya pada Kondisi iklim investasi, kesehatan, dan pendi-yang tersurat tetapi juga yang tersirat dibalik semua dikan saat ini sangat tidak memuaskan, sebagai akibat prosedur dan peraturan itu. Penjelasan mengenai tidak jelasnya dan rendahnya kualitas pelayanan yang persyaratan, prosedur dan biaya serta waktu yang ditawarkan oleh institusi-institusi pemerintahan. diperlukan merupakan hal yang sangat penting bagi Ketidakpastian hukum, khususnya sidang pengadilan pengguna. Jika rasionalitas prosedur dan aturan itu yang berlarut-larut dan penuh praktek korupsi, dapat diketahui dan diterima oleh para pengguna membuat para investor berpaling. Pegawai negeri maka kepatuhan terhadap prosedur dan aturan akan hanya memiliki sedikit insentif untuk memperbaiki mudah diwujudkan. pelayanan. Hal ini, digabung dengan administrasi

Ketiga, adalah kemudahan untuk memperoleh yang berbelit-belit dan ketinggalan jaman, berakibat informasi mengenai berbagai aspek penyelenggaraan pada ketidakpuasan masyarakat.pelayanan public. Semakin mudah pengguna Kondisi kepegawaian dan kebijakan gaji secara memperoleh informasi mengenai berbagai aspek tertulis terlihat transparan.Namun kenyataannya, penyelenggaraan pelayanan public maka semakin terdapat banyak celah dalam sistem penerimaan tinggi transparansi. Pada saat pengguna dengan pegawai , dimana dengan menyogok seseorang dapat mudah memperoleh informasi mengenai biaya dan memperoleh promosi atau bisa diterima sebagai waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pegawai. Sistem penggajian tidak memiliki kriteria pelayanan maka pelayanan public itu dapat dinilai kinerja yang melekat di dalam sistem tersebut. Juga memiliki transparansi yang tinggi. Begitu pula tidak terdapat hukuman atas korupsi dan mutu kinerja dengan informasi mengenai prosedur, persyaratan yang rendah. Sehingga, menjadi pegawai negeri wa-dan cara memperoleh informasi. laupun gajinya kecil tetap merupakan pilihan yang me-

narik, dan tidak terjadi kekurangan peminat untuk po-Strategi Menuju Transparansi Pelayanan sisi-posisi pegawai negeri, serta tidak banyak terjadi ti-Acuan dan aturan tentang pelayanan public juga ngkat perpindahan kerja yang tinggi kecuali karena

untuk memberikan kejelasan bagi seluruh penye- pensiun.lenggara pelayanan public dalam melaksanakan pela- Pegawai negeri sering mencari-cari alasan atas ki-yanan public agar berkualitas sesuai dengan tuntutan nerja yang buruk, absensi, dan praktekpraktek korupsi dan harapan masyarakat. Namun implementasi dari dengan menyatakan bahwa mereka tidak dibayar Keputusan Menpan tersebut belum optimal dija- dengan cukup. Ini merupakan perdebatan panas, lankan. Reformasi pelayanan publik tertinggal di- namun pegawai negeri sesungguhnya telah menerima banding reformasi di berbagai bidang lainnya. Saat ini kenaikan gaji yang cukup tinggi dalam beberapa 4 perubahan perundang-undangan, yaitu Undang- tahun terakhir dan tidak kurang dibanding sektor undang Pemilihan Umum, Undang-undang De- swasta. Tetap saja, ada pandangan umum bahwa sentralisasi,Undang-undang Independensi Hukum, korupsi akan berkurang jika gaji meningkat. serta Undang-undang Anti Korupsi dan Komisi Anti Penelitian internasional menunjukkan bahwa jika Korupsi, semuanya memberikan kemajuan dalam memang tingkat korupsi pegawai negeri tinggi, dan agenda reformasi. sanksi untuk yang tertangkap rendah, peningkatan

Walaupun perundangan pelayanan public tahun gaji yang besar memang dibutuhkan untuk 1999 (UU Nomor 43 Tahun 1999) dan kebijakan mengeliminasi korupsi.desentralisasi lebih dari dua pertiga pegawai negeri Tetapi peningkatan gaji yang relatif kecil tingkat pusat ke tingkat daerah telah dijalankan, jumlahnya, dan tidak dibarengi usaha reformasi struktur dan nilai yang dianut sebagian besar masih lainnya, tidak akan meningkatkan kinerja. Selain tidak berubah. Sistem dan filsafat yang mendasari persoalan gaji, jumlah PNS juga merupakan isu yang pelayanan publik di Indonesia tidak hanya perlu dibahas dalam kaitannya dengan kualitas ketinggalan jaman, tetapi juga menghasilkan kinerja pelayanan publik. Pertanyaan utama adalah bukan dibawah standar dalam masyarakat yang berubah pada apakah jumlah pegawai negeri cukup

Darwis M. Noer Tinri

Page 5: BUKU HIPO 12

61

dibandingkan dengan negara lain atau apakah jumlah pekerjaan untuk posisi-posisi penting dan BKN juga yang sekarang ini sudah cukup. telah mengambil inisiatif reformasi. Sayangnya

Sensus pegawai negeri yang baru-baru ini inisiatif ini tidak dapat melewati batasbatas institusi dilakukan oleh Badan Kepegawaian Negara (BKN) tersebut. Semua pemain memiliki ‘role’, namun tidak menunjukkan bahwa ada urgensi untuk perlu banyak koordinasi dan tidak ada usaha kepemimpinan dilakukan pengkajian ulang yang mendalam dan proaktif untuk inisiatif reformasi yang lebih dalam komplit di dalam sistem. Sensus ini melibatkan 3,6 lagi. Untungnya Pemerintah memiliki alat untuk juta pegawai negeri, tetapi anggaran negara menjalankan proses reformasi. Dasar hukum bagi menunjukan bahwa jumlahnya hanya sedikit kurang pelaksanaan reformasi tersebut tertuang dalam UU dari 4 juta. Dengan kata lain, hampir 400 ribu pegawai 43/1999 dalam fungsi Komisi Layanan Publik negeri yang ada dalam daftar gaji tidak bekerja untuk Nasional yang belum terbentuk.negara. Hasil penelitian ini juga ditunjang oleh hasil Berita di media tentang maraknya pegawai negeri survey lembaga-lembaga kesehatan dan pendidikan yang menerima suap menyebabkan masyarakat yang menunjukkan tingginya tingkat absensi dan kerja meminta reformasi pelayanan publik yang jauh lebih sampingan (Survey WDR 2004). Terlebih lagi, adanya dalam lagi. Namun sejauh ini hanya sedikit indikasi sejumlah staf yang tetap dipertahankan di tingkat pusat bahwa reformasi yang diinginkan ini menjadi dan propinsi walaupun sudah ada desentralisasi prioritas. Beberapa lembaga pemerintah pusat dan berbagai fungsi. Sensus ini juga menunjukkan betapa daerah telah menyiapkan desain ulang kebijakan dan mencemaskannya tingkat pendidikan PNS yang rata- praktek kepegawaian mereka. Mereka menghadapi rata rendah. keadaan sulit karena regulasi pemerintah pusat

Sensus pegawai negeri ini memberikan dasar menghalangi inisiatif yang ada untuk mengadakan yang kuat untuk menelaah kembali anggaran kepe- reorganisasi kepegawaian. Namun, jika berhasil, gawaian, berbagai posisi dan fungsi kepegawaian, hasilnya memang pantas untuk dinikmatiserta untuk membangun rencana strategis menghadapi Selain landasan peraturan, secara teori peme-berbagai ket idakwajaran yang ada, yang rintah perlu memperhatikan terjadi pegeseran para-memperburuk kondisi anggaran dan berpengaruh digma administrasi negara, dari Traditional public terhadap pelayanan publik. Dibawah Undang-undang administration menuju New public (Jurnal Paradigma Nomor 32 Tahun 2004 pemerintah daerah dapat Vol X. No. 2 Desember 2009) administration., Pada menjalankan pelayanan publik mereka sendiri, namun Traditional Public Adminstrations orientasi tidak jelas sampai dimana suatu konsep nasional administrasi negara, lebih ditekankan kepada Control, pelayanan publik yang ditetapkan dalam Undang- Order, Prediction,, yang sangat terikat kepada political undang Nomor 43 Tahun 1999 dan Peraturan authority, tightening control, to be given and following Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 dapat dijelaskan. the instruction. Pada New Public Manajement,

Ada dua badan yang menggawangi pelayanan administrasi Negara diarahkan kepada alignment publik. Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur creativity and empowering.Negara (Menpan) bertanggung jawab terhadap Pergeseran juga terjadi pada operasionalisasi regulasi yang mengatur administrasi negara. Badan ini administrasi negara oleh pemerintah, untuk penye-menjalankan fungsinya melalui pengumuman lenggaraan tugas dan fungsi menjalankan peme-kebijakan dan surat keputusan menteri yang seringkali rintahan sehari-hari. Dalam rangka pelaksanaan tugas tidak dihiraukan oleh birokrasi lainnya. Badan dan fungsi administrasi negara oleh pemerintah saat Kepegawaian Nasional (BKN) secara formal ber- ini telah mengalami satu proses pergeseran,yaitu tanggungjawab terhadap implementasi perundangan dalam perkembangan konsep Ilmu Administrasi Ne-pelayanan publik dengan mengeluarkan ‘aturan main’ gara terjadi pergeseran titik tekan dari Administration dalam penerimaan, pemecatan dan promosi, dan of public di mana negara sebagai agen tunggal im-meregulasi jumlah pelayanan ini. plementasi fungsi negara/pemerintahan; Admi-

Departemen Keuangan juga memainkan peran nistration for Public yang menekankan fungsi penting, karena alokasi anggarannya menentukan Negara/Pemerintahan yang bertugas dalam Public jumlah ini. Departemen Dalam Negeri juga Service, ke administration by Public yang berorientasi memegang peran penting melalui desentralisasi bahwa public demand are differentiated, dalam arti administrasi dalam pengelolaan pelayanan publik fungsi negara/pemerintah hanyalah sebagai fasilitator, mereka. Nyatanya, institusi pengelola pusat (Menpan katalisator yang bertititik tekan pada putting the dan BKN) mendapat kesulitan untuk dapat didengar di customers in the driver seat.luar Jakarta. Menpan selama beberapa tahun ini telah Di mana determinasi negara/pemerintah tidak lagi merancang sebuah proposal untuk reformasi gaji, merupakan faktor atau aktor utama atau sebagai reformasi sistem klasifikasi kerja dan deskripsi driving force. Pendapat tersebut menegaskan adanya

Hipotesis,Tahun ke 5, No 1, Januari - April 2013

Page 6: BUKU HIPO 12

62

fenomena perubahan besar, dari peran tunggal negara syarakat dalam pendidikan dan pengalaman dalam sebagai penyelenggara pemerintahan, bergeser berhubungan dengan birokrasi yang rendah menjadi fasilitator saja. cenderung membuat mereka malas atau enggan

Untuk meninggalkan paradigma administrasi mengakses informasi karena malu dan khawatir akan klasik dan Reinventing Government atau New Public dipermasalahkan ketika apa yang mereka sampaikan Management, dan beralih ke paradigma New Public ternyata salah atau kurang tepat. Oleh karena itu, Service, administrasi publik harus (a) Melayani warga perlu dilakukan kampanye mengenai hak-hak masyarakat bukan pelanggan (serve citizen, not masyarakat terhadap akses informasi khususnya serta customers); (b) Mengutamakan kepentingan publik pelayanan public pada umumnya. (seek the public interest), (c) Lebih menghargai warga Sinergitas pemerintah,dunia usaha dan masya-negara daripada kewirausahaan (value citizenship rakat selaku pemanfaat senantiasa dibutuhkan dalam over entpreneurship), (d) Berpikir strategis, dan penyelenggaraan pelayanan public yang baik sebagai bertindak demokratis (think strategic, act democ- bagian dari tata kelola pemerintahan yang baik (good ratically), (d) Menyadari bahwa akuntabilitas bukan governace), tentu saja harus dimulai dari political will merupakan suatu yang mudah (recognize that pemerintah. accountability is not simple), (e) Melayani dari pada Sebaik apapun solusi pemecahan masalah mau-mengendalikan (serve rather than steer), (f) Me- pun kebijakan ditempuh, tidaklah berfaedah bila tidak nghargai orang bukannya produktivitas semata (value ditunjang kemauan baik untuk melaksanakannya. Hal people, not just productivity) Paradigma baru pe- itu juga harus diimbangi dengan mempadu-padankan layanan publik (New Public Services Paradigm) lebih keinginan masyarakat untuk berpartisipasi guna men-diarahkan pada ”democracy, pride and citizen”. Lebih dukung penyelenggaraan pelayanan yang baik.lanjut dikatakan bahwa ”Public servants do not

DAFTAR PUSTAKAdeliver customer service, they deliver democracy”. Oleh sebab itu nilai-nilai demokrasi, kewargane-

Ahmad, Zakaria. (2001). Reengineering Public garaan dan pelayanan untuk kepentingan publik seba-Services through ISO 9000. Asian Review of Public gai norma mendasar dalampenyelenggaraan adminis-dministration : 108-119trasi publik.

Azhari, Abdul K. (2006). Capacity Building Birokrasi Daerah yang Berjiwa Wirausaha. Aspirasi. XVI (1): 65-

Simpulan 76Satu loncatan yang telah dilakukan pemerintah, Bappenas, Jakarta ISO 9001 :2008. International

yaitu dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor Standard, Quality Management Systems Requirements 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Chu, Pin-Yu dkk. (2001). ISO 9000 and Public Publik. Dengan berlakunya undang undang itu seti- Organizations in Taiwan: Organizational Differences in

mplementation Practices with Organization Size, daknya akan memaksa setiap lembaga pemerintah un-Unionization and Service Types. Public Organization tuk memberikan informasi yang diperlukan oleh pu-Review: A Global Journal (1): 391–413 blic atau masyarakat tanpa harus diminta atau dipak-

Direktorat Aparatur Negara Bappenas. (2004). Kajian sa. Rencana Tindak Reformasi BirokrasiHarapannya tidak terjadi lagi monopoli keku-

Dwiyanto, Agus (ed), 2005, Mewujudkan Good asaan, menopoli informasi oleh kelompok, golongan,

Governance Melalui Pelayanan Publik, Yogyakarta, atau lembaga manapun. Langkah antisipasi tersebut Gadjah Mada University Press.sesungguhnya telah dilakukan oleh para pihak Kumorotomo, Wahyudi, 2005, Akuntabilitas terutama di sebagian besar pemerintahan daerah di Birokrasi Publik, Sketsa Pada Masa Transisi, Yogyakarta, seluruh Indonesia, dengan mengeluarkan Perda Pustaka Pelajar.Transparansi (dan Partisipasi). Namun kendala yang Syakrani dan Syahriani, 2009, Implentasi Otonomi

Daerah Dalam Perspektif Good Governance,mungkin timbul dalam implementasi Undang-undang Yogjakarta, Pustaka Pelajar. Jurnal PSPK, Edisi 1, diatas adalah keyakinan masyarakat sebagai

Februari 2002.pemanfaat informasi. Tingkat keterbatasan ma-

Darwis M. Noer Tinri